SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
DEFINISI dalam CPOB
1. Akurasi
Tingkat kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran
atau analisis.
2. Bahan Awal
Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat.
3. Bahan Baku
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak
berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut
masih terdapat di dalam produk ruahan.
4. Bahan Biologi
Semua mikroba, meliputi mikroba hasil rekayasa biogenetika, biakan sel dan endoparasit
baik yang bersifat patogen maupun tidak.
5. Bahan Pengemas
Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan
produk jadi.
6. Bets
Sejumlah produk obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam
satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah
homogenitasnya.
7. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur dan memastikan obat diproduksi dan
mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaan produk disamping persyaratan
lainnya.
8. Contoh Representatif
Contoh yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan yang
diambil contohnya.
9. Daerah Bersih
Daerah produksi dengan pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran
partikulat dan mikrobiologi pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstaiksi dan penggunaan
daerah ini ditetapkan sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan
tertahannya cemaranke dalam daerah.
10. Daerah Terkendali
Daerah yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan
pengendalian terhadap masuknya cemaran yang akan mengakibatkan munculnya mikroba
secara tidak sengaja. Pasokan
udara yang mendekati standar lingkungan kelas III atau yang lebih baik adalah tepat di
daerah ini. Tingkat pengendalian lingkungan yang dilakukan hendaklah memperhitungkan
sifat organisme yang digunakan dalam proses. Sekurangkurangnya daerah ini hendaklah
dipertahankan bertekanan negatif terhadap lingkungan luar langsung dan memungkinkan
penghilangan cemaran dari udara sekitar meskipun dalam jumlah sedikit
11. Daerah Terkurung
Daerah yang dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara dan dikonstruksi serta
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan cemaran bahan biologi yang berasal
dari dalam daerah ke lingkungan luar.
12. Diluluskan
Status bahan atau produk yang diijinkan untuk digunakan pada pengolahan, pengemasan
atau distribusi.
13. Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diijinkan untuk digunakan dalam pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
14. Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berhubungan dengan pembuatan obat.
15. Gas Cair
Gas yang tetap dalam keadaan cair di dalam tabung pada suhu dan tekanan normal saat
pengisian yang normal.
16. Hasil Nyata
Jumlah yang sebenarnya dihasilkan pada setiap tahap produksi suatu produk obat tertentu
dari sejumlah bahan awal yang dipakai.
17. Hasil Standar
Jumlah yang telah dibakukan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap
produksi suatu produk obat tertentu.
18. Basil Teoritis
Jumlah yang dihasilkan pada tiap tahap pembuatan produk tertentu, dihitung berdasarkan
jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau kesalahan selama
pembuatan.
19. Kalibrasi
Serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah
alat atau sistem ukur, atau yang direpresentasikan dari pengukuran bahan, dan
membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar.
20. Karantina
Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu
menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau dapat digunakan untuk
pengolahan, pengemasan atau distribusi.
21. Kontaminasi Silang
Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produklain.
22. Kurungan Primer
Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar
langsung. Sistem ini menggunakan wadah atau tanki tertutup atau lemari aman biologi dan
prosedur untuk keamanan kerja.
23. Kurungan Sekunder
Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar
langsung atau ke daerah kerja lain. Sistem ini meliputi penggunaan ruang kerja yang
dilengkapi pengendali udara dengan rancangan khusus, ruang penyangga udara dan/atau alat
untuk mensterilkan yang digunakan sebagai sarana bagi pengeluaran bahan dari ruang kerja
dan prosedur kerja yang aman. Dalam banyak hal penggunaan sistem ini menambah
efektivitas dari suatu sistem kurungan primer.
24. Lo t
Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang
telah ditetapkan. Apabila suatu produk obat diproduksi dengan proses terus menerus, lot
berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan jumlah
sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam
batas yang telah ditetapkan.
25. Lot Benih Induk
Biakan satu mikroorganisme dari satu ruahan yang dipindahkan sedemikian rupa ke dalam
wadah-wadah dalam suatu operasi tunggal untuk memastikan homogenitasnya, mencagah
kontaminasi dan memastikan stabilitasnya. Sebuah Lot Benih Induk dalam bentuk cairan
lazimnya disimpan pada suhu -70°C atau kurang. Lot Benih Induk yang dikeringkan melalui
pembekuan ('freeze dried') disimpan pada suhu yang ditetapkan untuk-memastikan
stabilitasnya.
26. Lot Benih Kerja
Biakan mikroba yang berasal dari Lot Benih Induk dan dimaksudkan untuk penggunaan
dalam produksi rutin. Lot Benih Kerja didistribusikan dalam wadah-wadah dan disimpan
seperti halnya dengan Lot Benih Induk.
27. Manifold
Peralatan berbentuk pipa yang dirancang khusus sehingga memungkinkan satu atau lebih
wadah gas dapat diisi secara serempak dari satu sumber.
28. Nomor Bets
Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan
tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap
pembuatan bets tersebut, termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi.
29. Nomor Lot
Penandaan yang terdiri dari huruf atau angka tertentu atau gabungan keduanya, yang
merupakan tanda pengenal suatu lot, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat
lengkap pembuatan lot tersebut termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi.
30. Obat
Tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat. ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk
digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit. kelainan
fisik atau gejala-gejalanyapada manusia atau hewan: atau (2) dalam pemulihan, perbaikan
atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan.
31. Obat Jadi
Suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.
32. Obat Kembalian
Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur.
33. Pemasok Terpilih
Pemasok yang telah lama dikenal dan dipercaya memasok bahan awal yang selalu
memenuhi spesifikasi serta bahan tersebut diterima dalam keadaan utuh dan dalam kemasan
yang tepat. Pemasok Terpilih ditetapkan juga berdasarkan hasil Penilaian Terhadap
Pemasok.
34. Pemastian Mutu
Seluruh pengaturan yang dikemas dalam suatu sistem dalam rangka memastikan bahwa
produk yang dihasilkan memiliki mutu yang telah ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.
35. Pembuatan
Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat yang meliputi produksi dan
pengawasan mutu mulai dari pengadaan bahan awal, proses pengolahan, pengemasan
sampai obat jadi untuk distribusi.
36. Pemulihan
Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi
kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses produksi.
37. Pengawasan Mutu
Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin
agar produk obat senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan, kemurnian dan
karakteristik lain yang telah ditetapkan.
38. Pengemasan
Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan obat
jadi. Catatan : Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari
pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam
kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir.
39. Pengolahan ,
Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai menghasilkan
produk ruahan.
40. Pengolahan Ulang
Pengerjaan kembali seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas pada
suatu langkah tertentu dari proses produksi agar kualitasnya dapat diterima sesudah melalui
satu atau lebih proses tambahan.
41. Pengawasan Selama Proses
Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan selama proses pembuatan
obat, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan.
42. Spesifikasi Bahan
Pemerian suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat-sifat
kimia, fisik dan biologi jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang
diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numerik.
43. Stabilitas
Kemampuan produk untuk mempertahankan sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan biofarmasi
sebelum batas daluwarsa.
44. Sterilisasi
Inaktifasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang
dilakukan dengan cara yang sesuai.
45. Tabung(gas)
Tabung yang dirancang khusus untuk penyimpanan gas pada tekanan tinggi.
46. Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu bets atau lot tertentu masih
memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan.
47. Tanggal Pembuatan
Tanggal yang menunjukkan selesainya proses pembuatan suatu bets tertentu.
48. Validasi
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur,
kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan
pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 

Mais procurados (20)

Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Cpob produksi
Cpob   produksiCpob   produksi
Cpob produksi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 

Semelhante a Definisi dalam CPOB 2006

cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasihanifael
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validationIndana Mufidah
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptAntonoYadi
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriMeilanyAstining
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2fahri mey
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
 
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptxsitiquraniati1
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 

Semelhante a Definisi dalam CPOB 2006 (20)

Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validation
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
 
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices IndustriPenerapan Good Manufacturing Practices Industri
Penerapan Good Manufacturing Practices Industri
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
TUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptxTUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptx
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
 
2805211 (1).ppt
2805211 (1).ppt2805211 (1).ppt
2805211 (1).ppt
 
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
 
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptxCPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
 
GMP.ppt
GMP.pptGMP.ppt
GMP.ppt
 
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Sanitasi Penyimpanan
Sanitasi PenyimpananSanitasi Penyimpanan
Sanitasi Penyimpanan
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Último (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

Definisi dalam CPOB 2006

  • 1. DEFINISI dalam CPOB 1. Akurasi Tingkat kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran atau analisis. 2. Bahan Awal Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat. 3. Bahan Baku Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan. 4. Bahan Biologi Semua mikroba, meliputi mikroba hasil rekayasa biogenetika, biakan sel dan endoparasit baik yang bersifat patogen maupun tidak. 5. Bahan Pengemas Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi. 6. Bets Sejumlah produk obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah homogenitasnya. 7. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur dan memastikan obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaan produk disamping persyaratan lainnya. 8. Contoh Representatif Contoh yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan yang diambil contohnya. 9. Daerah Bersih Daerah produksi dengan pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran partikulat dan mikrobiologi pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstaiksi dan penggunaan daerah ini ditetapkan sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan tertahannya cemaranke dalam daerah. 10. Daerah Terkendali Daerah yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan pengendalian terhadap masuknya cemaran yang akan mengakibatkan munculnya mikroba secara tidak sengaja. Pasokan udara yang mendekati standar lingkungan kelas III atau yang lebih baik adalah tepat di daerah ini. Tingkat pengendalian lingkungan yang dilakukan hendaklah memperhitungkan sifat organisme yang digunakan dalam proses. Sekurangkurangnya daerah ini hendaklah dipertahankan bertekanan negatif terhadap lingkungan luar langsung dan memungkinkan penghilangan cemaran dari udara sekitar meskipun dalam jumlah sedikit 11. Daerah Terkurung Daerah yang dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara dan dikonstruksi serta dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan cemaran bahan biologi yang berasal dari dalam daerah ke lingkungan luar.
  • 2. 12. Diluluskan Status bahan atau produk yang diijinkan untuk digunakan pada pengolahan, pengemasan atau distribusi. 13. Ditolak Status bahan atau produk yang tidak diijinkan untuk digunakan dalam pengolahan, pengemasan atau distribusi. 14. Dokumentasi Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berhubungan dengan pembuatan obat. 15. Gas Cair Gas yang tetap dalam keadaan cair di dalam tabung pada suhu dan tekanan normal saat pengisian yang normal. 16. Hasil Nyata Jumlah yang sebenarnya dihasilkan pada setiap tahap produksi suatu produk obat tertentu dari sejumlah bahan awal yang dipakai. 17. Hasil Standar Jumlah yang telah dibakukan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap produksi suatu produk obat tertentu. 18. Basil Teoritis Jumlah yang dihasilkan pada tiap tahap pembuatan produk tertentu, dihitung berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau kesalahan selama pembuatan. 19. Kalibrasi Serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau yang direpresentasikan dari pengukuran bahan, dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar. 20. Karantina Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau dapat digunakan untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi. 21. Kontaminasi Silang Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produklain. 22. Kurungan Primer Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar langsung. Sistem ini menggunakan wadah atau tanki tertutup atau lemari aman biologi dan prosedur untuk keamanan kerja. 23. Kurungan Sekunder Sistem pengurungan yang mencegah terlepasnya suatu bahan biologi ke lingkungan luar langsung atau ke daerah kerja lain. Sistem ini meliputi penggunaan ruang kerja yang dilengkapi pengendali udara dengan rancangan khusus, ruang penyangga udara dan/atau alat untuk mensterilkan yang digunakan sebagai sarana bagi pengeluaran bahan dari ruang kerja dan prosedur kerja yang aman. Dalam banyak hal penggunaan sistem ini menambah efektivitas dari suatu sistem kurungan primer. 24. Lo t Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan. Apabila suatu produk obat diproduksi dengan proses terus menerus, lot berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan.
  • 3. 25. Lot Benih Induk Biakan satu mikroorganisme dari satu ruahan yang dipindahkan sedemikian rupa ke dalam wadah-wadah dalam suatu operasi tunggal untuk memastikan homogenitasnya, mencagah kontaminasi dan memastikan stabilitasnya. Sebuah Lot Benih Induk dalam bentuk cairan lazimnya disimpan pada suhu -70°C atau kurang. Lot Benih Induk yang dikeringkan melalui pembekuan ('freeze dried') disimpan pada suhu yang ditetapkan untuk-memastikan stabilitasnya. 26. Lot Benih Kerja Biakan mikroba yang berasal dari Lot Benih Induk dan dimaksudkan untuk penggunaan dalam produksi rutin. Lot Benih Kerja didistribusikan dalam wadah-wadah dan disimpan seperti halnya dengan Lot Benih Induk. 27. Manifold Peralatan berbentuk pipa yang dirancang khusus sehingga memungkinkan satu atau lebih wadah gas dapat diisi secara serempak dari satu sumber. 28. Nomor Bets Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan bets tersebut, termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi. 29. Nomor Lot Penandaan yang terdiri dari huruf atau angka tertentu atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu lot, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan lot tersebut termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi. 30. Obat Tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat. ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit. kelainan fisik atau gejala-gejalanyapada manusia atau hewan: atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. 31. Obat Jadi Suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan. 32. Obat Kembalian Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur. 33. Pemasok Terpilih Pemasok yang telah lama dikenal dan dipercaya memasok bahan awal yang selalu memenuhi spesifikasi serta bahan tersebut diterima dalam keadaan utuh dan dalam kemasan yang tepat. Pemasok Terpilih ditetapkan juga berdasarkan hasil Penilaian Terhadap Pemasok. 34. Pemastian Mutu Seluruh pengaturan yang dikemas dalam suatu sistem dalam rangka memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki mutu yang telah ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya. 35. Pembuatan Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat yang meliputi produksi dan pengawasan mutu mulai dari pengadaan bahan awal, proses pengolahan, pengemasan sampai obat jadi untuk distribusi. 36. Pemulihan Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses produksi.
  • 4. 37. Pengawasan Mutu Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk obat senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan, kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan. 38. Pengemasan Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan obat jadi. Catatan : Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir. 39. Pengolahan , Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai menghasilkan produk ruahan. 40. Pengolahan Ulang Pengerjaan kembali seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas pada suatu langkah tertentu dari proses produksi agar kualitasnya dapat diterima sesudah melalui satu atau lebih proses tambahan. 41. Pengawasan Selama Proses Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan selama proses pembuatan obat, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan. 42. Spesifikasi Bahan Pemerian suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat-sifat kimia, fisik dan biologi jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numerik. 43. Stabilitas Kemampuan produk untuk mempertahankan sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan biofarmasi sebelum batas daluwarsa. 44. Sterilisasi Inaktifasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang dilakukan dengan cara yang sesuai. 45. Tabung(gas) Tabung yang dirancang khusus untuk penyimpanan gas pada tekanan tinggi. 46. Tanggal Daluwarsa Tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu bets atau lot tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan. 47. Tanggal Pembuatan Tanggal yang menunjukkan selesainya proses pembuatan suatu bets tertentu. 48. Validasi Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.