1. Percakapan tentang golput meningkat setelah debat pertama pilpres 2019, khususnya di kalangan pendukung Jokowi. 2. Banyak pendukung Ahok merasa tidak yakin dengan Jokowi namun juga tidak mendukung Prabowo. 3. Jika gagasan golput mereka meluas, suara Jokowi bisa berkurang signifikan.
1. Pasca Debat Pertama:
Perdebatan ‘Golput’ di
Tengah Cluster 01
Galau dengan Jokowi, Ogah dengan Prabowo
Periode Data:
23 Desember 2018 - 22 Januari 2019
2. Executive Summary
• Drone Emprit menggunakan kata kunci ‘golput’ untuk menangkap percakapan sejak awal
penentuan pasangan capres-cawapres. Untuk analisis ini, hanya data 30 hari terakhir yang
ditampilkan. Dan analisis terkait debat hanya menggunakan data 7 hari terakhir (15-21
Januari).
• Sejak debat pertama pilpres 2019 dilakukan (17 Januari), percakapan tentang golput mulai
naik volumenya, khususnya di media sosial. Dan tren-nya terus naik hingga laporan ini
dibuat.
• Netizen banyak bercakap tentang golput biasanya pada hari Minggu dan Senin. Tingkat
interaksi mereka cukup tinggi (6.06 interaksi per twit), yang mengindikasikan akun yang
terlibat adalah real.
• Peta SNA memperlihatkan bahwa percakapan ‘golput’ ini hanya terjadi dalam cluster kubu
01. Hal ini menunjukkan adanya kegalauan, perdebatan, dan dinamika pendapat di antara
pendukung 01 terkait gagasan untuk ‘golput’.
• Dari peta top hashtags, tampak bahwa percakapan ‘golput’ ini terkait dengan pendukung
Ahok dan pendukung Jokowi. Hal ini didukung oleh top most retweeted status di Twitter
yang berisi dinamika percakapan antara pendukung keduanya.
• Media Online yang mengangkat isu ‘golput’ menempatkan Ahok sebagai tokoh sentral.
Cluster artikel tentang Ahok paling tinggi. Kemudian cluster tentang Debat juga tinggi,
menandakan debat pertama telah melahirkan keinginan golput yang tinggi.
3. Insight
• Debat pertama Pilpres 2019 gagal meyakinkan calon pemilih mengambang, terbukti dengan
langsung naiknya percakapan tentang golput sejak debat pertama dilakukan.
• Sebagian pendukung Ahok khususnya, menjadi semakin tidak yakin dengan Jokowi. Namun
mereka juga tidak mau memilih atau mendekat ke Prabowo. Jika gagasan golput mereka
meluas dan diterima oleh calon pemilih yang kritis, suara Jokowi bisa berkurang cukup
signifikan.
• Prihatin atas kondisi di atas, ada upaya besar dari pendukung Jokowi untuk meyakinkan
mereka yang ingin golput agar menggunakan hak pilihnya. Prinsip yang ditawarkan adalah
“pilih yang teraman buat Indonesia dari yang terburuk.”
• Kubu 02 belum bisa bergembira akan mendapat tambahan suara, karena mereka yang galau
dengan Jokowi, cenderung tidak mau memilih Prabowo. Strategi yang selama ini dilakukan
dengan lebih banyak menyerang Jokowi tapi miskin gagasan sendiri, terbukti tidak bisa
menarik perhatian mereka yang ingin golput.
• Kubu 02 harus menawarkan gagasan dan program yang membuat kaum golputer ini yakin
bahwa Prabowo dan tim-nya memiliki kemampuan dan gagasan besar buat Indonesia. Jika
tidak, ya wassalam.