1. Kelompok 5 (X4)
Anggraeni Minarti Liefanny (03)
Ni Made Inten Kusuma Dewi (16)
A. A. Ksanthi Paramitha (18)
Nisa Kironim Baroroh (22)
SMA NEGERI 1 TABANAN
2. Tahun Ajaran 2011/2012
Sejarah Perkembangan Sosiologi
Dulu para ilmuwan berusaha menemukan suatu sistem pengetahuan yang mampu
menjelaskan adanya hubungan antarmanusia dan perilaku sosial budaya melalui kehidupan
bermasyarakat. Di Etiopia pertama kali terjadi pemikiran terhadap konsep masyarakat yang
melahirkan ilmu sosiologi. Hal ini didorong karena semakin berkembangnya perhatian pada
masyarakat dan perubahannya, khususnya masyarakat Eropa.
Beberapa peristiwa besar yang mengisi lahirnya sosiologi:
I. Revolusi Prancis (Revolusi Politik)
Pada masa Revolusi Prancis terjadi perubahan masyarakat yang sangat luar biasa
baik dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya. Semangat liberalisme muncul
disegala bidang. Dan lambat laun pembagian masyarakat terhapus dan mendapat hak
yang sama dalam hukum. Auguste Comte dan Emile Durkheim termasuk tokoh-tokoh
yang pola pikirnya dipengaruhi oleh Revolusi Prancis.
II. Revolusi Industri (Revolusi Ekonomi)
Revolusi industri terjadi pada abad ke-18. Akibat dari revolusi ini
berkembangnya kapitalisme perdagangan, mekanisme proses dalam pabrik,
terciptanya unit-unit produksi yang luas, terbentuknya kelas buruh dan terjadinya
urbanisasi. Struktur masyarakat berubah dengan adanya kelas majikan dan buruh.
Perekonomian dikuasai oleh kelas majikan sedangkan kelas buruh melemah dan
akhirnya kelas buruh membentuk perserikatan. Menurut Auguste Comte Perubahan
demikian menimbulkan dampak negative akibat dari revolusi. Pada tahun 1893 istilah
sosiologi muncul pertama kali pada keterangan sebuah paragraf dalam pelajaran ke-47
course de la Philosophie karya Auguste Comte. Sebelumnya Comte menyebut ilmu
pengetahuan tersebut sebagai fisika sosial. Namun Adolphe Quetelet telah
menggunakan istilah tersebut pada studi barunya tentang statistic kependudukan.
Tujuan sosiologi yang diharapkan adalah untuk menemukan hukum-hukum
masyarakat dan menerapkan pengetahuan itu demi kepentingan pemerintah yang baik.
1. Perkembangan Sosiologi di Negara-Negara Barat
Pembagian tahap-tahap perkembangan sosiologi dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
A. Masa Sebelum Auguste Comte.
a) Socrates
2
3. Socrates lahir tahun 470 SM dan meninggal tahun 399 SM. Ia anak dari
seorang pematung. Ajaran Socrates yang penting yaitu mengenai ditekankannya
logika sebagai dasar dari semua tabiat yang baik. Kebijakan adalah sesuatu yang
dapat dicapai dengan kecerdasan manusia. Socrates menganjurkan agar kita
membangun masyarakat tersebut berlandaskan ilmu pengetahuan ilmiah.
b) Plato
Plato adalah murid dari Socrates yang lahir tahun 429 SM dan meninggal
tahun 347 SM. Setelah Socrates meninggal, Plato mengembara berbagai negeri
seperti Mesir, Asia Minor, Sisilia, dan Halia. Pada tahun 387 SM ia kembali ke
Athena dan mendirikan sekolah yang diberi nama Academia. Dan akhirnya
Academia menjadi Universitas pertama di Eropa. Karya Plato yang terkenal
berjudul The Republic dan The Law. Ajaran Plato tentang masyarakat menerangkan
bahwa masyarakat pada dasarnya merupakan perluasan individu. Karena individu
memiliki 3 sifat. 3 sifat itu adalah nafsu atau perasaan, semangat atau kehendak,
dan kecerdasan atau akal. Plato membedakan adanya 3 lapisan atau kelas sosial
masyarakat yaitu:
• Nafsu dan persaan yaitu kelas buruh.
• Semangat atau kehendak yaitu militer.
• Akal dan kecerdasan yaitu kelas penguasa.
c) Aristoteles
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM dan meninggal tahun 322 SM. Ibunya
seorang ahli kesehatan Raja Amyntas II (Kakek Alexander Agung). Aristoteles
adalah murid Plato. Pada akhirnya Aristoteles menjadi guru Alexander Agung, raja
Macedonia. Aristoteles mendirikan perpustakaan dan museum pertama di Yunani.
Karya Aristoteles yang terkenal adalah The Politics dan The Nicomactiean Ethics.
Ajaran Aristoteles tentang masyarakat terdapat dalam buku The Politics.
Dikatakannya bahwa kelompok manusia yang dasar dan esensial ialah
penegelompokan antara pria dan wanita untuk memperoleh keturunan dan asosiasi
antara penguasa dengan yang dikuasai. Aristoteles menyatakan 3 macam bentuk
pemerintahan dilihat dari segi jumlah pemegang kekuasaan yaitu:
• Pemerintahan oleh seseorang jika baik disebut monarki, jika buruk disebut
tirani.
3
4. • Pemerintahan oleh sejumlah orang jika baik disebut sebagai aristokrasi, jika
buruk disebut oligarki
• Pemerintahan oleh banyak orang jika baik maupun buruk disebut demokrasi.
B. Masa Auguste Comte.
Auguste Comte lahir pada tanggal 17 Januari 1798 di Montpellier, Prancis.
Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Walaupun comte yang memunculkan istilah
sosiologi, namun istilah tersebut dipopulerkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya
yang berjudul Principle of Sosilogy. Sejak Auguste Comte metode positif (yaitu
menggunakan pendekatan ilmu alam) dipakai sebagai panutan para ahli sosilogi
kemudian. Dalam pengertian tradisional metode positif yang digunakan oleh Comte
selalu disebut sebagai ilmu pendekatan alam. Bahkan menurut Comte, sosiologi
memang merupakan ilmu fisika sosial. Latar belakang Comte menggunakan
pendekatan ilmu alam dan menyebut sosiologi sebagai ilmu fisika sosial dalam rangka
menciptakan sosiologi sebagai ilmu yang mandiri dan lepas dari campur baur filsafat
dan psikologi pada zamannya.
C. Masa Setelah Auguste Comte.
Perkembangan sosiologi dari abad XIX kea bad XX sangat pesat.
Perkembangannya ditandai dengan munculnya berbagai aliran berpikir yang sangat
bervariasi. Diantaranya yaitu:
1) Ekologisme, tokohnya Amos H. Hanley, O. Dudley Duncam dan Leo F. Schnore.
2) Demografisme, tokohnya N. B. Ryder.
3) Psikologisme dan materialisme, tokohnya George C. Homans.
4) Teknologisme, tokohnya William Fielding Ogburn.
5) Strukturalisme fungsional, tokohnya Robbert K. Merton, Talcott Parsons.
6) Strukturalisme pertukaran, tokohnya Peter M. Blau
7) Srukturalisme konflik, tokohnya Ralf Dahrendorf, Pierre L. Van den Bergh,
Lewis Coser.
8) Interaksionisme simbolik, tokohnya Goerge Hebert Mead.
9) Atomisme sosial, tokohnya John Finley Scott.
2. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
4
5. Pengetahuan sosiologi pada dasarnya sudah ada dan berkembang di Indonesia sejak
zaman dahulu. Dapat dilihat dari ajaran para pujangga ataupun tokoh bangsa Indonesia
yang memasukkan unsur-unsur sosiologi. Contohnya ajaran Wulang Reh yang diberikan
oleh Paduka Mangkunegoro IV yang memasukkan unsur hubungan manusia pada
berbagai golongan yang berbeda. Selanjutnya konsep sosiologi berupa kepemimpinan
dan kekeluargaan dipraktekkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai peletak dasar
pendidikan nasional Indonesia dalam proses pendidikan nasional Indonesia dalam proses
pendidikan di Taman Siswa. Sosiologi sebagai ilmu yang mandiri baru diperkenalkan
secara formal di Indonesia oleh B. Ccrieke, seorang guru besar sosiologi dari Belanda
digunakan untuk alat bantu pendidikan hukum di Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtsshogeshool) yang didirikan di Jakarta tahun 1924. Namun mata kuliah itu
ditiadakan karena dianggap tidak penting.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, sosiologi mengalami perkembangan ynag
signifikan. Tokoh yang pertama kali mengajarkan sosiologi menggunakan bahasa
Indonesi adalah Soenario Kolopaking pada tahu 1948 di Akademi Ilmu Politik Jogjakarta
(Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM). Akhirnya sosiologi mulai mendapat perhatian
dari kalangan akademisi Indonesia. Terlebih lagi semakin terbukanya masyarakat
Indonesia untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, banyak pelajar Indonesia yang
mendalami ilmu sosiologi lalu mengajarkannya di Indonesia. Buku sosilogi dalam
bahasa Indonesia diterbitkan pertama kali oleh Djody Gondokusuma. Dengan judul
“Sosiologi Indonesia”. Buku ini sangat membantu para pelajar dan masyarakat. Akhirnya
muncul berbagai buku sosiologi yang dibuat oleh orang Indonesia sendiri atau
terjemahan asing. Dan munculnya berbagai fakultas ilmu sosial dan politik sehingga
semakin mempercepat perkembangan sosiologi di Indonesia. Beberapa tokoh sosiologi
Indonesia generasi tua yaitu Selo Soemardjan, Soelaeman Soenardi dan Soenario
Kolopaking. Selain itu ada juga beberapa sosiolog lain seperti Soerjono Soekanto, H. W.
Bachtiar, Arief Budiman, Lukman Soetrisno, Nasikun K. J. Veeger dan sebagainya.
5
6. Pengetahuan sosiologi pada dasarnya sudah ada dan berkembang di Indonesia sejak
zaman dahulu. Dapat dilihat dari ajaran para pujangga ataupun tokoh bangsa Indonesia
yang memasukkan unsur-unsur sosiologi. Contohnya ajaran Wulang Reh yang diberikan
oleh Paduka Mangkunegoro IV yang memasukkan unsur hubungan manusia pada
berbagai golongan yang berbeda. Selanjutnya konsep sosiologi berupa kepemimpinan
dan kekeluargaan dipraktekkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai peletak dasar
pendidikan nasional Indonesia dalam proses pendidikan nasional Indonesia dalam proses
pendidikan di Taman Siswa. Sosiologi sebagai ilmu yang mandiri baru diperkenalkan
secara formal di Indonesia oleh B. Ccrieke, seorang guru besar sosiologi dari Belanda
digunakan untuk alat bantu pendidikan hukum di Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtsshogeshool) yang didirikan di Jakarta tahun 1924. Namun mata kuliah itu
ditiadakan karena dianggap tidak penting.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, sosiologi mengalami perkembangan ynag
signifikan. Tokoh yang pertama kali mengajarkan sosiologi menggunakan bahasa
Indonesi adalah Soenario Kolopaking pada tahu 1948 di Akademi Ilmu Politik Jogjakarta
(Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM). Akhirnya sosiologi mulai mendapat perhatian
dari kalangan akademisi Indonesia. Terlebih lagi semakin terbukanya masyarakat
Indonesia untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, banyak pelajar Indonesia yang
mendalami ilmu sosiologi lalu mengajarkannya di Indonesia. Buku sosilogi dalam
bahasa Indonesia diterbitkan pertama kali oleh Djody Gondokusuma. Dengan judul
“Sosiologi Indonesia”. Buku ini sangat membantu para pelajar dan masyarakat. Akhirnya
muncul berbagai buku sosiologi yang dibuat oleh orang Indonesia sendiri atau
terjemahan asing. Dan munculnya berbagai fakultas ilmu sosial dan politik sehingga
semakin mempercepat perkembangan sosiologi di Indonesia. Beberapa tokoh sosiologi
Indonesia generasi tua yaitu Selo Soemardjan, Soelaeman Soenardi dan Soenario
Kolopaking. Selain itu ada juga beberapa sosiolog lain seperti Soerjono Soekanto, H. W.
Bachtiar, Arief Budiman, Lukman Soetrisno, Nasikun K. J. Veeger dan sebagainya.
5