SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
WANPRESTASI
WANPRESTASI
Adalah suatu keadaan dimana si berutang (debitur)
tidak melakukan apa yang dijanjikannya
Wanprestasi dapat berupa :
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukannya;
2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak
sebagaimana diperjanjikan;
3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
tidak boleh dilakukannya.
SOMASI
 Tata cara menyatakan debitur wanprestasi:
1. Peringatan tertulis dari kreditur kepada
debitur secara resmi melalui Pengadilan
Negeri. (Somasi)
2. Peringatan kreditur kepada debitur tidak
melalui Pengadilan Negeri.
 Isi Peringatan:
1. Teguran kreditur supaya debitur segera
melaksanakan prestasi;
2. Dasar teguran;
3. Tanggal paling lambat untuk memenuhi
 Somasi minimal telah dilakukan sebanyak tiga
kali oleh kreditor atau juru sita.
 Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka
kreditur berhak membawa persoalan itu ke
pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan
memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau
tidak.
 Somasi adalah teguran dari si berpiutang
(kreditur) kepada si berutang (debitur) agar
dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi
perjanjian yang telah disepakati antara
keduanya.
Hukuman akibat wanprestasi dapat berupa :
1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti
rugi);
2. Pembatalan perjanjian;
3. Peralihan resiko;
4. Membayar biaya perkara.
Kapan debitur dinyatakan lalai?
Pasal 1238 menyebutkan:”si berutang adalah lalai bila ia
dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis
itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri
menetapkan bahwa si berutang akan harus dianggap
lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”
Unsur-unsur ganti rugi
1. Biaya, yaitu segala pengeluaran atau
perongkosan yang nyata-nyata sudah
dikeluarkan oleh salah satu pihak.
2. Rugi, yaitu kerugian karena kerusakan
barang-barang kepunyaan kreditur yang
diakibatkan oleh kelalaian si debitur.
3. Bunga, yaitu kerugian yang berupa
kehilangan keuntungan yang sudah
dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.
Pembatasan tuntutan ganti rugi meliputi:
1. Kerugian yang dapat diduga yang merupakan akibat
langsung dari wanprestasi ( pasal 1247, 1248 KUH
Perdata)
2. Bunga moratoir (bunga akibat kelalaian) ditetapkan
sebesar 6%, dihitung sejak dituntutnya ke pengadilan
( pasal 1250 KUHPerdata).
Pembatalan perjanjian
Pembatalan perjanjian harus dimintakan kepada hakim.
Jadi tidak mungkin perjanjian itu batal secara otomatis
pada waktu debitur nyata-nyata melalaikan kewajibannya
( pasal 1266 KUHPerdata)
Peralihan resiko
Resiko dapat dipikulkan kepada pihak yang
melakukan kelalaian, misal dalam jual beli ( Ps
1460), dari pembeli ke penjual.
Debitur yang lalai dapat dituntut ( Ps 1267
KUHPerdata):
1. Pemenuhan perjanjian;
2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;
3. Ganti rugi saja;
4. Pembatalan perjanjian;
5. Pembatalan disertai ganti rugi.
Keadaan memaksa (force majeur)
Unsur-unsur keadaan memaksa pasal 1244 :
“jika ada alasan untuk itu, si berutang harus
dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga
apabila ia tidak dapat membuktikan, bahwa hal
tidak atau tidak pada waktu yang tepat
dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan karena
suatu hal yang tidak terduga pun tidak dapat
dipertanggungjawabkan padanya,kesemuanya itu
pun jika itikad buruk tidaklah ada pada
pihaknya”.
Menurut undang-undang ada tiga unsur yang
harus dipenuhi untuk keadaan memaksa, yaitu :
1. Tidak memenuhi prestasi;
2. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan debitur;
3. Faktor penyebab itu tidak diduga sebelumnya dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur
Teori tentang keadaan memaksa
1.ajaran yang objektif (de objectieve overmachtsleer)
menurut ajaran keadaan memaksa objektif, debitur berada
dalam keadaan memaksa, apabila pemenuhan prestasi itu
tidak mungkin (ada unsur impossibilitas) dilaksanakan
oleh siapapun juga atau oleh setiap orang.
Misalnya : A harus menyerahkan kuda kepada B, kuda di
tengah jalan disambar petir, hingga oleh siapapun juga
penyerahan kuda itu tidak mungkin dilaksanakan
2. Ajaran yang subjektif (de subjectieve overmachtsleer)
atau relatif
Menurut ajaran keadaan memaksa subjektif (relatif)
keadaan memaksa itu ada, apabila debitur masih
mungkin melaksanakan prestasi, tetapi praktis dengan
kesukaran atau pengorbanan yang besar (ada unsur
diffikultas), sehingga dalam keadaan yang demikian itu
kreditur tidak dapat menuntut pelaksanaan prestasi.
Misalnya : seorang penyanyi yang berjanji untuk
mengadakan pertunjukan. Sebelum pertunjukan
diadakan, ia mendengar berita tentang kematian
anaknya hingga sukar bagi debitur untuk melaksanakan
perjanjian itu.
Risiko
Risiko adalah suatu ajaran tentang siapakah
yang harus menanggung ganti rugi apabila
debitur tidak memenuhi prestasi dalam
keadaan force majeur.
1. Risiko pada perjanjian sepihak
Pasal 1237 KUHPerdata dalam perikatan
untuk memberikan sesuatu tertentu, kebendaan
itu semenjak perikatan dilahirkan adalah
tanggungan si berpiutang. Jika si berutang
lalai akan menyerahkannya, maka semenjak
kelalaian, kebendaan adalah atas tanggungan
si berpiutang.
2. Risiko dalam perjanjian timbal balik
Pasal 1545 KUHPerdata apabila sesuatu barang
tertentu yang dijanjikan musnah di luar salah
pemiliknya, maka persetujuan dianggap gugur
dan siapa yang dari pihak telah memenuhi
persetujuan dapat menuntut kembali barang
yang telah diberikannya dalam tukar-menukar.
Pasal 1553 KUHPerdata menyebutkan pula
bahwa selama waktu sewa, barang yang
disewakan sama sekali musnah, karena suatu
kejadian yang tidak disengaja, maka persetujuan
gugur demi hukum.
1. Pembebasan utang
Si berpiutang tidak menghendaki lagi prestasi dari
si berutang dan melepaskan haknya.
2. Musnahnya barang yang terutang
Jika barang tertentu yang menjadi objek perjanjian
musnah, tak dapat lagi diperdagangkan, atau hilang,
hingga tak dapat lagi diketahui apakah barang itu masih
ada, maka hapuslah perikatannya, asal barang tadi
musnah diluar kesalahan si berutang dan sebelum ia
lalai menyerahkannya. Ketentuan ini hanya berlaku
bila risiko mengenai barang dibebankan pada kreditur,
misal dalam perjanjian jual beli atau penghibahan.
3. Batal atau pembatalan
Meminta pembatalan akibat tidak terpenuhinya
syarat subjektif dapat dilakkukan dengan dua cara:
1. Aktif menuntut pembatalan perjanjian di
depan hakim
2. Menunggu sampai digugat di depan hakim
4. Berlakunya syarat batal
Apabila syarat batalnya suatu perikatan terpenuhi
maka hapuslah perikatan tersebut dan berlaku
surut hingga saat lahirnya perjanjian.
5. Lewat waktu
Daluarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu
barang dinamakan daluarsa ‘acquisitive”,
sedangkan daluarsa untuk dibebaskan dari suatu
perikatan (atau suatu tuntutan) dinamakan
daluarsa “extinctif”.
Menurut pasal 1967, maka segala tuntutan hukum,
baik yang bersifat kebendaan, maupun yang
bersifat perseorangan hapus karena daluarsa
dengan lewatnya waktu 30 tahun.
Para Mantan Harus Kena
Wanprestasi Kayaknya
Nih, Karna Pada Ingkar
Janji Terus, Katanya
Gamau Ninggalin Taunya
Dah Sama Yang Lain.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Nuelnuel11
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
DIAN EKA PERMATASARI
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
Zainal Abidin
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
Ica Diennissa
 

Mais procurados (20)

Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
 
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Tanggung renteng
Tanggung rentengTanggung renteng
Tanggung renteng
 
Soal lomba gabungan
Soal lomba gabunganSoal lomba gabungan
Soal lomba gabungan
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
pernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminanpernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminan
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGHAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
 
Legal Opinion
Legal Opinion Legal Opinion
Legal Opinion
 
HUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHAHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 

Semelhante a WANPRESTASI.ppt

Definisi perikatan
Definisi perikatanDefinisi perikatan
Definisi perikatan
ghuvrani
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakai
Ega Jalaludin
 
Kn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnya
Kn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnyaKn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnya
Kn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnya
Alief Yuliana
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminan
amanda lubis
 

Semelhante a WANPRESTASI.ppt (20)

Fe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjianFe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjian
 
Definisi perikatan
Definisi perikatanDefinisi perikatan
Definisi perikatan
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
force majeur dan cidera janji
force majeur dan cidera janjiforce majeur dan cidera janji
force majeur dan cidera janji
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakai
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
Keadaan hukum
Keadaan hukumKeadaan hukum
Keadaan hukum
 
JAMINAN PERORANGAN.pptx
JAMINAN PERORANGAN.pptxJAMINAN PERORANGAN.pptx
JAMINAN PERORANGAN.pptx
 
kuh perdata hukum perikatan
kuh perdata hukum perikatankuh perdata hukum perikatan
kuh perdata hukum perikatan
 
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesiaHukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt
 
Kn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnya
Kn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnyaKn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnya
Kn 508 slide_force_majeure_dan_akibat-akibat_hukumnya
 
Tugas CISG
Tugas CISGTugas CISG
Tugas CISG
 
Unconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.pptUnconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.ppt
 
Materi uk3
Materi uk3Materi uk3
Materi uk3
 
hukum perjanjian
hukum perjanjianhukum perjanjian
hukum perjanjian
 
Jaminan perorangan
Jaminan peroranganJaminan perorangan
Jaminan perorangan
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminan
 
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITJAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
 
Pailit
PailitPailit
Pailit
 

Último

Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
serlinhae5
 

Último (6)

Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdfLaporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
 
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
 
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJAPOLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
 
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
 

WANPRESTASI.ppt

  • 2. WANPRESTASI Adalah suatu keadaan dimana si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang dijanjikannya Wanprestasi dapat berupa : 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; 2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan; 3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat; 4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
  • 3. SOMASI  Tata cara menyatakan debitur wanprestasi: 1. Peringatan tertulis dari kreditur kepada debitur secara resmi melalui Pengadilan Negeri. (Somasi) 2. Peringatan kreditur kepada debitur tidak melalui Pengadilan Negeri.  Isi Peringatan: 1. Teguran kreditur supaya debitur segera melaksanakan prestasi; 2. Dasar teguran; 3. Tanggal paling lambat untuk memenuhi
  • 4.  Somasi minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditor atau juru sita.  Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur berhak membawa persoalan itu ke pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau tidak.  Somasi adalah teguran dari si berpiutang (kreditur) kepada si berutang (debitur) agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara keduanya.
  • 5. Hukuman akibat wanprestasi dapat berupa : 1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi); 2. Pembatalan perjanjian; 3. Peralihan resiko; 4. Membayar biaya perkara. Kapan debitur dinyatakan lalai? Pasal 1238 menyebutkan:”si berutang adalah lalai bila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri menetapkan bahwa si berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”
  • 6. Unsur-unsur ganti rugi 1. Biaya, yaitu segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak. 2. Rugi, yaitu kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian si debitur. 3. Bunga, yaitu kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.
  • 7. Pembatasan tuntutan ganti rugi meliputi: 1. Kerugian yang dapat diduga yang merupakan akibat langsung dari wanprestasi ( pasal 1247, 1248 KUH Perdata) 2. Bunga moratoir (bunga akibat kelalaian) ditetapkan sebesar 6%, dihitung sejak dituntutnya ke pengadilan ( pasal 1250 KUHPerdata). Pembatalan perjanjian Pembatalan perjanjian harus dimintakan kepada hakim. Jadi tidak mungkin perjanjian itu batal secara otomatis pada waktu debitur nyata-nyata melalaikan kewajibannya ( pasal 1266 KUHPerdata)
  • 8. Peralihan resiko Resiko dapat dipikulkan kepada pihak yang melakukan kelalaian, misal dalam jual beli ( Ps 1460), dari pembeli ke penjual. Debitur yang lalai dapat dituntut ( Ps 1267 KUHPerdata): 1. Pemenuhan perjanjian; 2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi; 3. Ganti rugi saja; 4. Pembatalan perjanjian; 5. Pembatalan disertai ganti rugi.
  • 9. Keadaan memaksa (force majeur) Unsur-unsur keadaan memaksa pasal 1244 : “jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga apabila ia tidak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan karena suatu hal yang tidak terduga pun tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya,kesemuanya itu pun jika itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya”.
  • 10. Menurut undang-undang ada tiga unsur yang harus dipenuhi untuk keadaan memaksa, yaitu : 1. Tidak memenuhi prestasi; 2. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan debitur; 3. Faktor penyebab itu tidak diduga sebelumnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur Teori tentang keadaan memaksa 1.ajaran yang objektif (de objectieve overmachtsleer) menurut ajaran keadaan memaksa objektif, debitur berada dalam keadaan memaksa, apabila pemenuhan prestasi itu tidak mungkin (ada unsur impossibilitas) dilaksanakan oleh siapapun juga atau oleh setiap orang.
  • 11. Misalnya : A harus menyerahkan kuda kepada B, kuda di tengah jalan disambar petir, hingga oleh siapapun juga penyerahan kuda itu tidak mungkin dilaksanakan 2. Ajaran yang subjektif (de subjectieve overmachtsleer) atau relatif Menurut ajaran keadaan memaksa subjektif (relatif) keadaan memaksa itu ada, apabila debitur masih mungkin melaksanakan prestasi, tetapi praktis dengan kesukaran atau pengorbanan yang besar (ada unsur diffikultas), sehingga dalam keadaan yang demikian itu kreditur tidak dapat menuntut pelaksanaan prestasi. Misalnya : seorang penyanyi yang berjanji untuk mengadakan pertunjukan. Sebelum pertunjukan diadakan, ia mendengar berita tentang kematian anaknya hingga sukar bagi debitur untuk melaksanakan perjanjian itu.
  • 12. Risiko Risiko adalah suatu ajaran tentang siapakah yang harus menanggung ganti rugi apabila debitur tidak memenuhi prestasi dalam keadaan force majeur. 1. Risiko pada perjanjian sepihak Pasal 1237 KUHPerdata dalam perikatan untuk memberikan sesuatu tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan adalah tanggungan si berpiutang. Jika si berutang lalai akan menyerahkannya, maka semenjak kelalaian, kebendaan adalah atas tanggungan si berpiutang.
  • 13. 2. Risiko dalam perjanjian timbal balik Pasal 1545 KUHPerdata apabila sesuatu barang tertentu yang dijanjikan musnah di luar salah pemiliknya, maka persetujuan dianggap gugur dan siapa yang dari pihak telah memenuhi persetujuan dapat menuntut kembali barang yang telah diberikannya dalam tukar-menukar. Pasal 1553 KUHPerdata menyebutkan pula bahwa selama waktu sewa, barang yang disewakan sama sekali musnah, karena suatu kejadian yang tidak disengaja, maka persetujuan gugur demi hukum.
  • 14. 1. Pembebasan utang Si berpiutang tidak menghendaki lagi prestasi dari si berutang dan melepaskan haknya. 2. Musnahnya barang yang terutang Jika barang tertentu yang menjadi objek perjanjian musnah, tak dapat lagi diperdagangkan, atau hilang, hingga tak dapat lagi diketahui apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatannya, asal barang tadi musnah diluar kesalahan si berutang dan sebelum ia lalai menyerahkannya. Ketentuan ini hanya berlaku bila risiko mengenai barang dibebankan pada kreditur, misal dalam perjanjian jual beli atau penghibahan.
  • 15. 3. Batal atau pembatalan Meminta pembatalan akibat tidak terpenuhinya syarat subjektif dapat dilakkukan dengan dua cara: 1. Aktif menuntut pembatalan perjanjian di depan hakim 2. Menunggu sampai digugat di depan hakim 4. Berlakunya syarat batal Apabila syarat batalnya suatu perikatan terpenuhi maka hapuslah perikatan tersebut dan berlaku surut hingga saat lahirnya perjanjian.
  • 16. 5. Lewat waktu Daluarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu barang dinamakan daluarsa ‘acquisitive”, sedangkan daluarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan (atau suatu tuntutan) dinamakan daluarsa “extinctif”. Menurut pasal 1967, maka segala tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan, maupun yang bersifat perseorangan hapus karena daluarsa dengan lewatnya waktu 30 tahun.
  • 17. Para Mantan Harus Kena Wanprestasi Kayaknya Nih, Karna Pada Ingkar Janji Terus, Katanya Gamau Ninggalin Taunya Dah Sama Yang Lain.