Zaman batu tua (Paleolitikum) dicirikan oleh alat-alat batu yang dibuat secara kasar tanpa diasah. Manusia pada zaman ini hidup sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Terdapat dua kebudayaan utama yaitu Kebudayaan Pacitan yang ditemukan di Pacitan dan memproduksi kapak genggam, serta Kebudayaan Ngandong yang meninggalkan alat-alat dari tulang dan batu di daerah Ngandong.
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
Sejarah paleolitikum
1.
2.
3. Paleolithikum berasal dari kata “
Palaeo “ artinya tua, dan “Lithos” yang
artinya batu, sehingga zaman ini disebut
zaman batu tua.
4. Bidang Sosial Bidang ekonomi
CIRI-CIRI CIRI-CIRI
Bidang kepercayaan Bidang kebudayaan
CIRI-CIRI CIRI-CIRI
5. Ciri-Ciri
Hidup berkelompok, yang terdiri dari 20-30
orang
Sudah ada pembagian kerja antara laki-
laki dan wanita
Hidupnya masih Nomaden (Berpindah-pindah
tempat)
6. Ciri-Ciri
•Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana.
•Hidupnya tergantung pada alam
•Hidup Berburu penangkap ikan, dan pengumpul
bahan makanan seperti buah-buahan, umbi-
umbian, dan bahan makanan lainnya, menjadi
sebuah kebiasaan sehari-hari mereka, berusaha
mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya
7. Ciri-Ciri
Animisme dan Dinamisme
Menyakini adana hubungan antara orang
yang telah meninggal dengan yang masih
hidup
Kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan
alam dan penguburan mayat
8. Ciri-Ciri
Alat-alat yang terbuat dari batu yang masih
kasar, yaitu :
Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu
Chalcedon
9. Sudah ada pembagian kerja antara laki-
laki dan wanita, yaitu :
• Wanita bertugas meramu untuk di jadikan
makanan (meramu tanam-tanaman) dan
mengasuh anak
• Laki-laki melakukan pekerjaan kasar
seperti berburu binatang
Kehidupan manusia ini nomaden (hidupnya
berpindah-pindah), mereka tinggal di padang
rumput, goa, dan dekat dengan sumber air
(sungai, laut, pantai dll) karena sumber air
tersebut berfungsi sebagai :
• Sumber air minum
• Sumber makanan
• Sarana transportasi
10.
11. Gambar
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tersebut adalah:
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya
disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak,
tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara
menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara
memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa
adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali
umbi, memotong, dan menguliti binatang.
2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan
sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus.
Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat),
lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling
banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von
Koenigswald disebut kebudayan pacitan.
Kembali
13. 3. Alat-alat dari tulang binatang atau
tanduk rusa
Kembali
Salah satu alat peninggalan zaman
paleolithikum yaitu alat dari tulang
binatang. Alat-alat dari tulang ini
termasuk hasil kebudayaan Ngandong.
Kebanyakan alat dari tulang ini berupa
alat penusuk (belati) dan ujung tombak
bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah
untuk mengorek ubi dan keladi dari
dalam tanah. Selain itu alat ini juga
biasa digunakan sebagai alat untuk
menangkap ikan.
14. 4. Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat
dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk
hasil kebudayaan Ngandong sama seperti
alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan
alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan
ubi dan buah-buahan.
Kembali
15. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan
Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi
kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu
dan kapak genggam di daerah Pacitan. Kapak genggam itu
berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih
dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para
ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak.
Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat
(Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari
tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung
tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu
di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan
yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan
banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang
terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan
Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada
dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah
dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi
Selatan)
16. Zaman batu tua (Paleolotokum) adalah suatu
periode ketika peralatan manusia secara dominan
terbut dari batu walaupun ada pula alat-alat
penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu
ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari
kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas
sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat
yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana)
karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup
saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-
kira 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman
paleolithikum ini, alat-alat yang mereka hasilkan
masih sangat kasar.
17. Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian
sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan
secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari
sudut mata pencariannya periode ini disebut masa
berburu dan meramu makanan tingkat sederhana.
Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus
Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus
Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini
ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.
Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
Kebudayaan Pacitan pada tahun 1935, Von Koenigswald
menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah
Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak
ini dikerjaan dengan cara masih sangat kasar. Para ahli
menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama
chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di
Pacitan, alat-alat dari zaman Paleplithikum ini temukan di
daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).