SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
UAS MATA KULIAH : PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN
1. Bagaimana guru itu dididik / dilatih agar menjadi guru profesional dan guru seperti
apa yang disebut guru profesional ? Berikan penjelasan dan berikan contohnya.
2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap profesi guru. Persepsi orang tua terhadap
guru dan bagaimana persepsi siswa terhadap guru? Berikan penjelasan dan berikan
contohnya.
3. Anda memahami manajemen berbasis sekolah, bagaimana MBS dibangun agar benarbenar menjadi sekolah yang mandiri? Bagaimana penjelasan Saudara?
4. Bagaimana sebaiknya perilaku seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya
dengan memperhatikan :
a. Tipe-tipe kepemimpinan, beri penjelasan.
b. Bagaimana kepemimpinan cara Islam, jelaskan.
c. Bagaimana kearifan lokal dalam kepemimpinan, jelaskan.
d. Bagaimana seharusnya bagi seorang pemimpin dalam mengatasi stress.

1
1. Guru dididik/dilatih agar menjadi profesional melalui tahapan-tahapan : perencanaan,
pengorganisasian, pengerakan, pengawasan dan evaluasi guru yang dilakukan secara
berkelanjutan sehingga tercapai profesionalisme guru . Bagaimana guru dididik /
dilatih menjadi profesional adalah melalui Penilaian Kinerja Berkelanjutan (PKB).
Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitas guru. Dengan demikian, guru dapat memelihara,
meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Pembelajaran yang berkualitas
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan atas dasar profil
kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan didukung dengan
hasil evaluasi diri. Apabila hasil penilaian kinerja guru masih berada di bawah standar
kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka guru diwajibkan
untuk mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
diorientasikan sebagai pembinaan dalam pencapaian standar kompetensi guru.
Sementara itu, guru yang hasil penilaian kinerjanya telah mencapai standar
kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan diarahkan kepada pengembangan
kompetensi untuk memenuhi layanan pembelajaran berkualitas dan peningkatan karir
guru.
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk memfasilitasi proses
pembelajaran peserta didik;
Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai tenaga profesional;
Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru;
Meningkatkan citra, harkat, da martabat profesi guru di masyarakat;
Menunjang pengembangan karir guru.

Guru Profesional adalah guru yang memiliki standar kompetensi sebagaimana
ditetapkan dalam Peratran Menteri Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru :
a. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu
mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasi manajemen kurikulum,
mulai dari merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan
mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan,
terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan
pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.

2
b. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang
mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain,
guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu
melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan
guru member teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang
memberikan dorongan/motivasi).
c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang
luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang akan diajarkan serta
penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis,
mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki
pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan.
d. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan
berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman
guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.

2.Persepsi Masyarakat , orang tua dan siswa terhadap profesi guru ;
Persepsi Masyarakat :
Pandangan setiap masyarakat terhadapat sosok seorang guru, akan berbedabeda tergantung, dari mana kita mengambil sudut, dan latar belakang kita sendiri,
yang dipaparkan diatas merupakan pandangan masyarakat modern, dimana
memandang guru memiliki multifungsi untuk mengembangkan kecerdasan anak
mereka, sehingga dalam masyarakat modern ini, banyak orang tua yang lupa akan
pentingnya, pendidikan anak dalam keluarga, namun karena kesibukan mereka,
mereka akan sepenuhnya memberikan kepercayaan terhadap bimbingan seorang
guru dan pendidikan mereka di sekolah.
Penghormatan kepada seorang guru akan berbeda, ketika kita berada di suatu
tempat tertentu, dan di suatu tempat lainnya, ada kelompok yang benar-benar
menghormati profesi ini, ada pula yang bahkan menghinakan nya, hal ini terjadi
karena prilaku guru itu sendiri. Tentu dimana ada akibat pasti ada sebab kenapa
mereka melakukan hal itu, tidak mungkin kan seorang murid mengaacuhkan
seorang guru yang baik hati dan pengertian terhadap muridnya, adanya timbal balik.

3
Seorang guru yang benar-benar mengabdi, maka akan diperlakukan baik oleh
masyarakat, seperti kewajiban kita untuk berniat sebelum berbuat, karena itu akan
menjadi dasar perjalanan kita dan mempengaruhi setiap celah kesempatan. Coba kita
renungkan, apa kah ada seorang guru yang benar-benar ikhlas mengabdi mendapat
perlakuan jelek muridnya dan cemoohan masyarakat sekitar? Tentu tidak kan?!
Bahkan sebalinya, mereka akan dikagumi dan dihormati oleh masyarakat, dan
pandangan masyarakat terhadap guru yang seperti ini pun akan baik dan lebihnya
lagi mendapat kepercayaan lebih dari masyarakat serta menjadi teladan untuk orangorang disekitarnya
Persepsi orang tua siswa :
Di negara kita, guru sangat dihormati oleh masyarakat karena dapat mengajar dan
mendidik generasi penerus. Pada hakekatnya, seorang guru sangat dipercaya oleh
orang tua peserta didik untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada guru. Dalam pandangan masyarakat umum, guru adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat tempat tertentu, baik pada lembaga pendidikan
formal, informal, maupun nonformal.
Persepsi siswa :
Guru ideal adalah merupakan sosok seorang guru yang senantiasa menjadi dambaan
para peserta didik, selalu memberikan keteladanan dan menjadi panutan. Guru ideal
ialah yang menguasai ilmu – ilmunya dengan baik sehingga mampu dalam
mengelola pembelajaran yang bermakna. Dia disukai oleh anak didiknya karena
dalam cara mengajarnya pun mudah dipahami dan menarik. Dia juga terbuka untuk
menerima kritikan dari anak didiknya, karena dari kritikan itulah dia belajar dari
para peserta didiknya. Dari mereka seorang guru bisa mengetahui kekurangan dalam
cara mengajarnya, dan feedback (melakukan umpan balik).

3.Membangun Manajemen Berbasis Sekolah agar menjadi sekolah yang mandiri .
Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU. No. 25 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi terhadap bidangbidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk dalam bidang pendidikan.
Sehingga penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah
desentralisasi.
Pengelolaan pendidikan yang diarahkan pada desentralisasi menuntut partisipasi
masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena itu memerlukan
kesiapan sekolah sebagai ujung tombak operasional pendidikan pada level bawah.
Pendidikan yang selama ini dikelola terpusat (sentral) harus diubah sesuai dengan
perkembangan sistem yang ada yaitu sistem desentraliasi. Otonomi daerah sebagai
kebijakan politik makro akan memberi imbas terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem
pendidikan.

4
Dengan adanya kebijakan tersebut maka pengelolaan pendidikan dilakukan secara otonom
yaitu dengan model manajemen berbasis sekolah atau school based management.
Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi
pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu,
efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat
setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Untuk menjadikan sekolah agar mandiri, diperlukan :
a. Memantapkan komitmen dan meningkatkan kinerja kepala sekolah dan segenap
jajaran pimpinan sekolah (Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas).
b. Meningkatkan dan memantapkan visi bersama dalam rangka memajukan sekolah.
c. Membangun kolegialitas di antara para guru dan pembina peserta didik dalam
berbagai aktivitas kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler.
d. Menetapkan ekspektasi tinggi bagi peserta didik dengan tetap memperhatikan
potensi dan kondisinya.
e. Meningkatkan kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia secara terus
menerus sehingga dapat menjamin profesionalisme kinerjanya.
f. Menetapkan dan mengembangkan program pengajaran pengayaan dan remedial
secara dinamis dan kontekstual.
g. Menciptakan lingkungan sosial dan fisik yang kondusif bagi terselenggaranya
aktivitas pendidikan baik di kelas maupun di lingkungan sekolah.
h. Mendorong keterlibatan yang lebih fungsional dari komite sekolah dan orangtua
untuk mendukung terselenggaranya program menuju Sekolah Kategori Mandiri.
i. Membangun kultur sekolah yang lebih sehat bagi terselenggaranya proses
pendidikan yang bermutu
j. Membangun jaringan dengan berbagai stakeholders dan pihak lain yang terkait
dengan upaya Sekolah Kategori Mandiri.
k. Mengupayakan dana pendidikan yang mencukupi dari berbagai sumber yang halal
dan tak mengikat dengan menggunakannya secara efisien, transfaran dan
akuntabel.
l. Mengadakan, memelihara, dan meanfaatkan fasilitas pendidikan yang memenuhi
standar nasional, sehingga dapat mendukung proses pendidikan secara optimal.
m. Mendorong semua guru dan siswa untuk menghasilkan karya-karya inovatif.
n. Melakukan pendalian mutu secara internaldan eksternal, sehingga dapat
memberikan jaminan akuntabilitas bagi publik.
o. Membangun image Sekolah secara sehat yang dilandasi dengan kesadaran kolektif.

5
4. Perilaku Pemimpin :
a.

Tipe – tipe kepemimpinan :
1.

2.

3.

4.

Model Otokratis, disini seorang kepala sekolah menentukan sendirikebijakan
sekolah dan menugaskannya kepda staf tanpa berkonsultasi dengan mereka,
kepala sekolah mengarahkan secara rinci dan harus dilaksanakan tanpa
pertanyaan. Dengan model kepemimpinan ini seorang kepala sekolah biasanya
selalu percaya diri, tahu persis apa yang harus dilakukan dan memiliki sumber
pengaruh yang cukup untuk menggerakkan orang-orangnya. Namun model ini
biasanya selalu mengekang staf baik tata laksana maupun dewan guru.
Model Permisif, kepala sekolah beranggapan bahwa semua orang pada prinsipnya
terlahir bertanggungjawab dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kewajibannya. Kepala sekolah membiarkan stafnya untuk melakukan
pekerjaannya sendiri tapi jika digunakan tanpa aturan akan timbul ketidak
seimbanagan yang tidak kondusif di sekolah tersebut. Sisi baiknya setiap staf
dipacu untuk berinisiatif dan berkarya sendiri tanpa campur tangan kepala
sekolah. Namun hal ini tidak semua benar dan hanya berlaku bagi guru yang
berpengalaman dan profesional.
Model Partisipatif, kepala sekolah selalu melibatkan stafnya dalam memutuskan
suatu perencanaan, semua keputusan telah dimusyawarahkan terlebih dahulu
bahkan siswapun diajak turut serta. Kebaikan dari sifat ini, jika terjadi kegagalan
bukan sepenuhnya ditanggung pimpinan, naumun ditanggung bersama, namun
sistem ini agak lama dan tidak cepat. Bahkan dalam satu masalah bisa saja tidak
dapat dioputuskan.
Model Situasional, seorang kepala sekolah dalam model ini, harus melihat situasi
dan kondisi waktu sebuah keputusan harus diambil. Model i ni dapat dikataakan
memadukan dari model-model sebelumnya. Jika diterapkan pada kondisi yang
tepat maka dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja keras untuk mencapau
suatu tujua

b. Kepemimpinan Pendidikan cara Islam :
Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Islam
Berbicara masalah pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur
Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara.
Rasulullah merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena
dalam diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan.
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah dikaruniai
empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Sidiq berarti jujur dalam
perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dipercaya dalam menjaga tanggung
jawab, Tablig berarti menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan
fathonah berarti cerdas dalam mengelola masyarakat.

6
Sidiq/Jujur
Kejujuran adalah lawan dari dusta dan ia memiliki arti kecocokan sesuatu sebagaimana
dengan fakta. Di antaranya yaitu kata “rajulun shaduq (sangat jujur)”, yang lebih
mendalam maknanya daripada shadiq (jujur).Al-mushaddiq yakni orang yang
membenarkan setiap ucapanmu, sedang ash-shiddiq ialah orang yang terus menerus
membenarkan ucapan orang, dan bisa juga orang yang selalu membuktikan ucapannya
dengan perbuatan.
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Masyarakat akan menaruh
respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan juga terbukti memiliki kwalitas
kejujuran yang tinggi. Pemimpin yang memiliki prinsip kejujuran akan menjadi
tumpuan harapan para pengikutnya. Mereka sangat sadar bahwa kualitas
kepemimpinannya ditentukan seberapa jauh dirinya memperoleh kepercayaan dari
pengikutnya.Seorang pemimpin yang sidiq atau bahasa lainnya honest akan mudah
diterima di hati masyarakat, sebaliknya pemimpin yang tidak jujur atau khianat akan
dibenci oleh rakyatnya. Kejujuran seorang pemimpin dinilai dari perkaataan dan
sikapnya. Sikap pemimpin yang jujur adalah manifestasi dari perkaatannya, dan
perkatannya merupakan cerminan dari hatinya.
Jujur merupakan karakter yang sangat terpuji, oleh karena itu sebagian besar sahabat
tidak pernah coba-coba melakukan kedustaan baik pada masa jahiliyah maupun setelah
masuk Islam. Kejujuran merupakan cirrikeimanan, sebagaimana pula dusta adalah ciri
kemunafikan, maka barang siapajujur dia akan beruntung.”
Amanah/Terpercaya
Amanah merupakan kwalitas wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan
memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat
yang telah diserahkan di atas pundaknya. Kepercayaan maskarakat berupa penyerahan
segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk
kemaslahatan bersama.
Terjadinya banyak kasus korupsi di negara kita, merupakan bukti nyata bahwa bangsa
Indonesia miskin pemimpin yang amanah. Para pemimpin dari mulai tingkat desa
sampai negara telah terbiasa mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan cara
memanfaatkan jabatan sebagai jalan pintas untuk memperkaya diri. Pemimpin
semacam ini sebenarnya tidak layak disebut sebagai pemimpin, mereka merupakan para
perampok yang berkedok.
Mengenai nilai amanah, ciri orang yang memiliki sifat tersebut.
Dia bertindak berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang
Membangun kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas
(kemurnia/kejujuran)
Berani mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang
lain
Berpegang kepada prinsip secara teguh, walaupun resikonya tidak disukai serta
memiliki komitmen dan menepati janji
Bertangung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisir dan cermat
dalam bekerja.
7
Amanah erat kaitanya dengan janggung jawab. Pemimpin yang amanah adalah
pemimpin yang bertangggung jawab. Dalam perspektif Islam pemimpin bukanlah raja
yang harus selalu dilayani dan diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi
pemimpin sebagai seorang pembantu yang harus merelakan waktu. Tenaga dan pikiran
untuk melayani rakyatnya. Pemimpin dituntut untuk melepaskan sifat individualis yang
hanya mementingkan diri sendiri. Ketika menjadi pemimpin maka dia adalah kakitangan rakyat yang senantiasa harus melakukan segala macam pekerjaan untuk
kemakmuran dan keamanan rakyatnya.
Tablig/Komunikatif
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang harus dimiliki oleh
pemimpi sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang bisa digerakkan
dan dipindah-pindah sesuai dengan kemauannya sendiri, tetapi pemimpin berhadapan
dengan rakyat manusia yang memiliki beragam kecenderungan. Oleh karena itu
komunikasi merupakan kunci terjainnya hubungan yang baik antara pemimpin dan
rakyat.
Pemimpin dituntut untuk membuka diri kepada rakyatnya, sehingga mendapat simpati
dan Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya
menyatakan kebenaran meskipun konsekwensinya berat. Tablig juga dapat diartikan
sebagai akuntabel, atau terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan dengan sikap
keterbukaan (transparansi) dala kaitannya dengan cara kita mempertanggungkawabkan
sesuatu di hadapan orang lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian melekat dari
kredibilitas. Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita miliki, bertambah besar
tabungan kredibilitas sebagai hasil dari setoran kepercayaan orang-orang kepada kita.
Fathonah/Cerdas
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga
memiliki kepercayaan diri. Kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam
memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Pemimpin yang
cerdas tidak mudah frustasi menghadapai problema, karena dengan kecerdasannya dia
akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah
berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat
waktu.
Kecerdasan pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi
pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk terus melaju di atas roda
kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya
dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan
juga pencipta.

8
c. Konsepsi Kepemimpinan Transformasional :
Dari beberapa pengertian, kepemimpinan transformasional merupakan gaya
kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh
bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai
tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga
muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah
situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur,
memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang
transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai
lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan
transformasional dapat dilihat dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan
bawahan sehingga melihat tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar
kepentingan pribadinya.
Kepemimpinan transformasional secara khusus berhubungan dengan gagasan
perbaikan. Bass menegaskan bahwa kepemimpinan transformasional akan tampak
apabila
seorang
pemimpin
itu
mempunyai
kemampuan
untuk:
1) Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan
mereka dari beberapa perspektif baru.
2) Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
3) Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan
potensial yang lebih tinggi.
4) Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya
masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari
pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan
dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko,
percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan
untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang
pemimpin yang visioner.
kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah transformasional
berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah
sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transgformasional
harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Sumber daya dimaksud bias berupa SDM, Fasilitas, dana, dan factor eksternal
organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf,
bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa.
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan oleh Burn
yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di
mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi
yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran
dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral
9
seperti kemerdekaan, keadilan, dan bukan didasarkan atas emosi kemanusiaan,
keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.
Tingkat sejauhmana seorang pemimpin disebut transformasional terutama diukur
dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikut. Para
pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan,
kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada pememimpin tersebut, dan mereka
termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap
mereka.
Adapun, karakteristik kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut:
a.

b.

c.

d.

Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin
transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk
bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan
melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai
pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan
yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin
transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh
bawahannya.
Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong
bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu
membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan.
Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi
dan memotivasi bawahannya.
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang
mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan
cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk
menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah.
Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong
(menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif.
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin
transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan
melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu
melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta
memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu
memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan
memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.

10
d. Kearifan Lokal dalam Kepemimpinan :
1. Sifat Kepemimpinan Budaya Sunda
Seorang pemimpin Sunda harus memiliki etos/ watak/ karakter
Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter
Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener
(benar), singer (terampil), dan pinter (pandai/ cerdas)
Seorang pemimpin Sunda harus “ati-ati, surti, weruh, sadurung
pinara” yang bila diartikan pemimpin itu harus hati-hati, bijaksana,
dan melihat ke depan apayang mungkin terjadi (forecasting)
merupakan pedoman dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.
Beberapaperilaku yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah
sebagai berikut:
 Handap asor, yang artinya rendah hati dan tidak sombong
 Ulah getas harupateun, jangan terburu-buru dalam mengambil
keputusan atau tindakan.
 Landing kandungan, laer aisan, leuleus jeujeur liat tali, yang
artinya fleksibel dalam bertindak.
 Nete taraje, nincak hambalan, yang artinya bekerja secara
sistematis.
 Jangan seperti monyet (kera) menunjukan watak serakah, jangan
seperti keledai (malas).
 Harus berparilaku seperti nyiruan (lebah), artinya jangan senang
yang kotor-kotor, sebab lebah selalu hinggap di tempat yang bersih
seperti bunga yang diambilsrinya yang kemudian menjadi madu
yang sangat bermanfaat bagi manusia. Hal ini menginagtkan
bahwa pemimpin harus banyak member manfaat bagi orang lain.
2. Sifat Kepemimpinan Budaya Minang
Falsafah kepemimpinan :
Adat Basanding Syara, Syara Basandi Kitabullah artinya adat harus
berdasarkan agama, dan agama harus berdasarkan kitab Allah.
Organisasi luar dan kepemimpinan dalam mengelola rumah makan dengan
berfalsafah pada budaya orang Minang dahulu yaitu: adat basanding sara,
sara basanding kitabullah yang artinya adat harus berdasarkan agama dan
agama harus berdasarkan kitab Allah (Al-qur’an). Pemimpin rumah makan
padang selalu memperhatikan keluarga seperti falsafah “anak dipangku,
kemenakan dibimbing, Bandai taulan dipatenggangkan” yang artinya
anggota keluarga serta kerabat dipersilahkan bekerja di restoran padang
dengan harus berperilaku jujur, menjalankan syariat agama islam, Serta
mau belajar secara bertahap dari mulai tukang cuci piring sampai, pegang
khas. Sampai menjadi pemilik warung atau kedai. Pegawai yang sudah
cukup berpengalaman di persilahkan untuk membuka usaha warung nasi di
tempat lain dengan di bantu modal dan di bimbing oleh majikan atau
seniornya. Pemilik restoran atau pemimpin tidak merasa tersaingi bila
mantan anak buahnya berhasil dalam mengembangkan usaha rumah makan.

11
3. Sifat Kepemimpinan Budaya Jawa
Konsep Kepemimpinan Jawa hasthabrata muncul dalam cerita pewayangan
Jawa dengan lakon 'Iwahyu Makutharama' yang mengisahkan tentang
pemberian wejangan (fatwa) seorang Pandita bernama Wiswamitra yang
ditujukan kepada Sri Rama yang akan dinobatkan menjadi raja menggantikan
ayahandanya. Ajaran hasthabrata tersebut selalu dipedomani untuk dijadikan
fatwa terhadapputra mahkota yang akan dinobatkan menjadi raja-raja Jawa.
Hasthabrata terdiri dari kata hastha yang berarti delapan dan kata brata yang
berarti sifat baik.
a. Brata yang pertama adalah SURYA yang berarti matahari. Sifat
menerangi yang dimiliki oleh matahari dalam bahasa jawa dimaknai
sebagai 'gawe pepadang marang ruwet rentenging liyan' yang berarti
harus mampu membantu mengatasi kesulitan atau memecahkan
problem-problem yang dihadapi oleh anak buahnya.
b. Brata yang kedua adalah BAWANA yang berarti bumi. Bumi
diibaratkan sebagai ibu pertiwi. Sebagai ibu pertiwi, bumi memiliki
peran sebagai ibu, yang memiliki sifat keibuan, yang harus memelihara
dan menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk yang
hidup di bumi. Implementasinya adalah kalau sanggup menjadi
pemimpin harus mampu mengayomidan melindungi anak buahnya.
c. Brata yang ketiga adalah CANDRA yang berarti bulan.
Implementasinya
bagi
pemimpin ialah pemimpin
dalam
memperlakukan anak buahnya harus dilandasi oleh aspek-aspek sosioemosional. Pemimpin harus memperhatikan harkat dan mertabat
pengikutnya sebagai sesama. Terhadap pengikutnya harus
menghormati sebagai sesama manusia. Dalam konsep Jawa hal ini
disebut 'nguwongke'.
d. Brata keempat adalah KARTIKA yang berarti bintang. Bintang dapat
menggambarkan dambaan cita-cita, tumpuan harapan, sumber
inspirasi. Seorang pemimpin harus memiliki cita-cita yang tinggi,
berpandangan jauh kedepan, pemberi arah, sumber inspirasi, dan
tumpuan harapan.
e. Brata yang kelima adalah TIRTA yang berarti air. Seorang pemimpin
harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
siapapun termasuk pengikutnya (adaptif). Air selalu mengalir ke
bawah, artinya pemimpin harus memperhatikan potensi, kebutuhan dan
kepentingan pengikutnya, bukan mengikuti kebutuhan atasannya.
f. Brata yang keenam adalah MARUTA, yang berarti angin. Secara alami
angin memiliki sifat menyejukkan, angin membuat segar bagi orang
yang kepanasan. Angin sifatnya sangat lembut. Seorang pemimpin
harus bisa membuat suasana kepemimpinan sejuk, harmonis, dan
menyegarkan.
g. Brata yang ketujuh adalah DAHANA, yang berarti api. Secara alami,
api memiliki sifat panas, dan dapat membakar. Seorang pemimpim
memiliki sifat pembakar semangat, pengobar semangat, dan memiliki
peran sebagai motivator dan inovator bagi pengikutnya.

12
h. Brata yang kedelapan adalah SAMODRA, yang berarti lautan atau
samudra. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan dalam,
seluas dan sedalam samudra. Samudra juga bersifat menampung
seluruh air dan benda-benda yang mengalir kearah laut. Seorang
pemimpin harus memiliki sifat menampung semua kebutuhan,
kepentingan, dan isi hati dari pengikutnya, serta pemimpin harus
bersifat aspiratif.
Dalam teori kepemimpinan yang lain ada beberapa filsafat lagi yang banyak
dipakai, agar setiap pemimpin (Khususnya dari Jawa) memiliki sikap yang
tenang dan wibawa agar masyarakatnya dapat hidup tenang dalam
menjalankan aktifitasnya seperti falsafah :
1. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada artinya pemimpin
harus mawas diri, selalu ingat dan waspada.
2. Andap asor artinya merendahkan diri.
3. Tumindak kantbi duga lan prayoga artinya bila bertindak harus di
pikirkan dan di pertimbangkan
4. Mandur kebencikan artinya selalu menanam kebaikan.
5. Wedi ing luput wedi ing bener artinya takut berbuat salah dan
berani berbuat bener.
6. Ojo lali piwulang kang becik artinya jangan suka membuat
perselisihan.
7. Ojo aja seneng gawe gendra artinya jangan suka membuat
perselisihan.
8. Ojo emberu aleman artinya jangan ingin di puji-puji
9. Ojo selingkub artinya tidak berbuat serong dan tidak jujur.
10. Ojo seneng maido artinya jangan suka membantah.
11. Ojo dadi wong pinter kablinger artinya jangan sampai menjadi
orang pandai yang salah jalan.
12. Ojo dumeb artinya jangan mentang-mentang kuasa.
13. Ojo bosenan artinya jangan menjadi pembosan.
14. Ojo degsura artinya jangan kurang ajar.
15. Ojo seneng royal artinya jangan menjadi pemboros.
16. Ojo nyenyamab wong tua artinya jangan menghina orang tua.
17. Ojo pisan nacat inglian artinya jangan mencela orang lain.
18. Ojo gawe serilung atining lian artinya jangan menyakiti hati orang
lain .
19. Ojo gelek mengasub artinya jangan mencari musuh .
20. Ojo mung rumangsa bias, nangis ora bias rumangsa artinya jangan
hanya merasa pandai tapi tidak pandai merasa.

13
4. Sifat Kepemimpinan Budaya Aceh
Suku aceh adalah salah satu yang memperkenakan criteria untuk
kepemimpinan . Menurut suku aceh , pemimpin itu harus menekankan sifatsifat 5 P , dalam rangka pengambilan keputusan , yaitu : peusiap ( persiapan )
pengumpulan data dan perbandingan , peubanding ( telaahan dan pembahasan )
, peunilai ( mengadakan penilaian ) , peutunyok , ( memohon petunjuk pada
allah S.W.T .), dan peupatah ( mengambil keputusan ).
Dari conto-conto tersebut di atas, dapat di jelaskan bahwa yang dapat
menunjukan cirri-ciri seorang pemimpin yaitu , telah memiliki pembawaan dan
sifat-sifat yang mendukung bagi seorang pemimpin sifat-sifat itu sebagian bisa
di pelajari dan di peroleh dalam kehidupan. Sedangkan kebahagiaan memang
telah ada sejak lahir . kebenaran tentang teori itu , dalam kaitannya ada
hubungan antara sifat-sifat seseorang dengan kapasitas kepemimpinannya
secara efektif dan sistematis , selalu di pertanyakan oleh para sarjana yang
menekuni bidang kepemimpinan.

14

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakatPeranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakatDWC
 
Program kerja irm
Program kerja irmProgram kerja irm
Program kerja irmArry Arie
 
Upaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruUpaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruelyfitriyana
 
4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam Pendidikan4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam PendidikanArthur Jupong
 
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang GuruEmpat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang GuruZaza Arifin
 
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Mohd Shirazi
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbabdul roup
 
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna  Handayana 2 A  Pendidikan  EkonomiHanna  Handayana 2 A  Pendidikan  Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomiamoxizty
 
Peranan guru sekolah rendah
Peranan guru sekolah rendahPeranan guru sekolah rendah
Peranan guru sekolah rendahaflah jamaluddin
 
Peranan guru disekolah
Peranan guru disekolahPeranan guru disekolah
Peranan guru disekolahiskawia
 
pelayanan dan pengembangan diri siswa
pelayanan dan pengembangan diri siswa pelayanan dan pengembangan diri siswa
pelayanan dan pengembangan diri siswa Shiltima Wiska
 
Makalah layanan pendukung instruksional
Makalah  layanan pendukung instruksional Makalah  layanan pendukung instruksional
Makalah layanan pendukung instruksional rudinofindra1
 
STANDAR KOMPETENSI GURU
STANDAR KOMPETENSI GURUSTANDAR KOMPETENSI GURU
STANDAR KOMPETENSI GURUguestc6f390
 
Program implementasi ppk 17 18
Program implementasi ppk 17 18Program implementasi ppk 17 18
Program implementasi ppk 17 18Gus Fendi
 

Mais procurados (19)

Kompetensi guru
Kompetensi guruKompetensi guru
Kompetensi guru
 
Peranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakatPeranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakat
 
Program kerja irm
Program kerja irmProgram kerja irm
Program kerja irm
 
Upaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruUpaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guru
 
4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam Pendidikan4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam Pendidikan
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
 
BK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan PeminatanBK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan Peminatan
 
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang GuruEmpat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
 
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna  Handayana 2 A  Pendidikan  EkonomiHanna  Handayana 2 A  Pendidikan  Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
 
Cara Belajar Siswa Aktif
Cara Belajar Siswa AktifCara Belajar Siswa Aktif
Cara Belajar Siswa Aktif
 
Peranan guru sekolah rendah
Peranan guru sekolah rendahPeranan guru sekolah rendah
Peranan guru sekolah rendah
 
Peranan guru disekolah
Peranan guru disekolahPeranan guru disekolah
Peranan guru disekolah
 
pelayanan dan pengembangan diri siswa
pelayanan dan pengembangan diri siswa pelayanan dan pengembangan diri siswa
pelayanan dan pengembangan diri siswa
 
Makalah layanan pendukung instruksional
Makalah  layanan pendukung instruksional Makalah  layanan pendukung instruksional
Makalah layanan pendukung instruksional
 
STANDAR KOMPETENSI GURU
STANDAR KOMPETENSI GURUSTANDAR KOMPETENSI GURU
STANDAR KOMPETENSI GURU
 
Program implementasi ppk 17 18
Program implementasi ppk 17 18Program implementasi ppk 17 18
Program implementasi ppk 17 18
 

Semelhante a SistemPendidikan

Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guruCara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_gurumacilpecil
 
Kania tugas kurikulum
Kania tugas kurikulumKania tugas kurikulum
Kania tugas kurikulumKania Yuliana
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptZOLKEPLEBINIBRAHIMIP1
 
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.docREVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.docDelianaDeliana6
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptZOLKEPLEBINIBRAHIMIP1
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptxDedeSolehudin4
 
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdfkoneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdfssuser2ba3c9
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikanTika Adhitya
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualGigyh Ardians
 
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdfKISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdfAryJuan1
 
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdfKISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdfAryJuan1
 
Kepribadian guru
Kepribadian guru Kepribadian guru
Kepribadian guru Ida Nana
 

Semelhante a SistemPendidikan (20)

Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guruCara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
 
Kania tugas kurikulum
Kania tugas kurikulumKania tugas kurikulum
Kania tugas kurikulum
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
 
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.docREVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
 
Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesional
 
Tugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan tanggung jawab guruTugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan tanggung jawab guru
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Peran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidikPeran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidik
 
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 3.3.pptx
 
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdfkoneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
koneksiantarmateri3-230711211238-f97edc33.pdf
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstektual
 
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdfKISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
 
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdfKISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf
 
Kepribadian guru
Kepribadian guru Kepribadian guru
Kepribadian guru
 

Mais de ISTAFIANI AMBARWATI

ppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdf
ppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdfppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdf
ppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdfISTAFIANI AMBARWATI
 
Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018
Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018
Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018ISTAFIANI AMBARWATI
 
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)ISTAFIANI AMBARWATI
 
04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok
04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok
04.3 juknis smk final 2014.02.28 okISTAFIANI AMBARWATI
 
04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke
04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke
04.3 instrumen smk 2014.02.28 okeISTAFIANI AMBARWATI
 
Fungsi tombol tambahan pada keyboard manage your time in typing
Fungsi tombol tambahan pada keyboard   manage your time in  typingFungsi tombol tambahan pada keyboard   manage your time in  typing
Fungsi tombol tambahan pada keyboard manage your time in typingISTAFIANI AMBARWATI
 
Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014
Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014
Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014ISTAFIANI AMBARWATI
 
Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014
Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014
Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014ISTAFIANI AMBARWATI
 
C2.1.2. silabus otomatisasi perkantoran
C2.1.2. silabus otomatisasi perkantoranC2.1.2. silabus otomatisasi perkantoran
C2.1.2. silabus otomatisasi perkantoranISTAFIANI AMBARWATI
 
Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001
Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001
Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001ISTAFIANI AMBARWATI
 

Mais de ISTAFIANI AMBARWATI (20)

ppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdf
ppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdfppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdf
ppdb 2022-2023 Brosur pdf 500 kb.pdf
 
Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018
Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018
Latihan soal USBN Bahasa Inggris SMK th 2018
 
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
Pdf buku guru kelas x (11 april 2014)
 
Bg bahasa inggris 11
Bg bahasa inggris 11Bg bahasa inggris 11
Bg bahasa inggris 11
 
04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok
04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok
04.3 juknis smk final 2014.02.28 ok
 
04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke
04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke
04.3 instrumen smk 2014.02.28 oke
 
Fungsi tombol tambahan pada keyboard manage your time in typing
Fungsi tombol tambahan pada keyboard   manage your time in  typingFungsi tombol tambahan pada keyboard   manage your time in  typing
Fungsi tombol tambahan pada keyboard manage your time in typing
 
Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014
Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014
Kisi kisi-un-smp-smasmk-plb-tahun-2013-2014
 
Struktur kurikulum penjualan
Struktur kurikulum penjualanStruktur kurikulum penjualan
Struktur kurikulum penjualan
 
Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014
Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014
Pos un-tahun-pelajaran-2013-2014
 
Ki & kd simulasi digital
Ki & kd simulasi digitalKi & kd simulasi digital
Ki & kd simulasi digital
 
Silabus akuntansi keuangan
Silabus akuntansi keuanganSilabus akuntansi keuangan
Silabus akuntansi keuangan
 
C3 silabus administrasi pajak
C3 silabus administrasi pajakC3 silabus administrasi pajak
C3 silabus administrasi pajak
 
C2.1.2. silabus otomatisasi perkantoran
C2.1.2. silabus otomatisasi perkantoranC2.1.2. silabus otomatisasi perkantoran
C2.1.2. silabus otomatisasi perkantoran
 
10 matematika buku_guru
10 matematika buku_guru10 matematika buku_guru
10 matematika buku_guru
 
Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001
Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001
Taxonomy bloom's revisi anderson & krathwohl's 2001
 
10 bahasa indonesia buku_guru
10 bahasa indonesia buku_guru10 bahasa indonesia buku_guru
10 bahasa indonesia buku_guru
 
Kode etik-guru-indonesia
Kode etik-guru-indonesiaKode etik-guru-indonesia
Kode etik-guru-indonesia
 
6054 kst-pemasaran
6054 kst-pemasaran6054 kst-pemasaran
6054 kst-pemasaran
 
6054 ksp-pemasaran
6054 ksp-pemasaran6054 ksp-pemasaran
6054 ksp-pemasaran
 

SistemPendidikan

  • 1. UAS MATA KULIAH : PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN 1. Bagaimana guru itu dididik / dilatih agar menjadi guru profesional dan guru seperti apa yang disebut guru profesional ? Berikan penjelasan dan berikan contohnya. 2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap profesi guru. Persepsi orang tua terhadap guru dan bagaimana persepsi siswa terhadap guru? Berikan penjelasan dan berikan contohnya. 3. Anda memahami manajemen berbasis sekolah, bagaimana MBS dibangun agar benarbenar menjadi sekolah yang mandiri? Bagaimana penjelasan Saudara? 4. Bagaimana sebaiknya perilaku seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan : a. Tipe-tipe kepemimpinan, beri penjelasan. b. Bagaimana kepemimpinan cara Islam, jelaskan. c. Bagaimana kearifan lokal dalam kepemimpinan, jelaskan. d. Bagaimana seharusnya bagi seorang pemimpin dalam mengatasi stress. 1
  • 2. 1. Guru dididik/dilatih agar menjadi profesional melalui tahapan-tahapan : perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, pengawasan dan evaluasi guru yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga tercapai profesionalisme guru . Bagaimana guru dididik / dilatih menjadi profesional adalah melalui Penilaian Kinerja Berkelanjutan (PKB). Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil penilaian kinerja guru masih berada di bawah standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka guru diwajibkan untuk mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan yang diorientasikan sebagai pembinaan dalam pencapaian standar kompetensi guru. Sementara itu, guru yang hasil penilaian kinerjanya telah mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan diarahkan kepada pengembangan kompetensi untuk memenuhi layanan pembelajaran berkualitas dan peningkatan karir guru. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik; Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional; Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru; Meningkatkan citra, harkat, da martabat profesi guru di masyarakat; Menunjang pengembangan karir guru. Guru Profesional adalah guru yang memiliki standar kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Peratran Menteri Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru : a. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasi manajemen kurikulum, mulai dari merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna. 2
  • 3. b. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan guru member teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan dorongan/motivasi). c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan. d. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas. 2.Persepsi Masyarakat , orang tua dan siswa terhadap profesi guru ; Persepsi Masyarakat : Pandangan setiap masyarakat terhadapat sosok seorang guru, akan berbedabeda tergantung, dari mana kita mengambil sudut, dan latar belakang kita sendiri, yang dipaparkan diatas merupakan pandangan masyarakat modern, dimana memandang guru memiliki multifungsi untuk mengembangkan kecerdasan anak mereka, sehingga dalam masyarakat modern ini, banyak orang tua yang lupa akan pentingnya, pendidikan anak dalam keluarga, namun karena kesibukan mereka, mereka akan sepenuhnya memberikan kepercayaan terhadap bimbingan seorang guru dan pendidikan mereka di sekolah. Penghormatan kepada seorang guru akan berbeda, ketika kita berada di suatu tempat tertentu, dan di suatu tempat lainnya, ada kelompok yang benar-benar menghormati profesi ini, ada pula yang bahkan menghinakan nya, hal ini terjadi karena prilaku guru itu sendiri. Tentu dimana ada akibat pasti ada sebab kenapa mereka melakukan hal itu, tidak mungkin kan seorang murid mengaacuhkan seorang guru yang baik hati dan pengertian terhadap muridnya, adanya timbal balik. 3
  • 4. Seorang guru yang benar-benar mengabdi, maka akan diperlakukan baik oleh masyarakat, seperti kewajiban kita untuk berniat sebelum berbuat, karena itu akan menjadi dasar perjalanan kita dan mempengaruhi setiap celah kesempatan. Coba kita renungkan, apa kah ada seorang guru yang benar-benar ikhlas mengabdi mendapat perlakuan jelek muridnya dan cemoohan masyarakat sekitar? Tentu tidak kan?! Bahkan sebalinya, mereka akan dikagumi dan dihormati oleh masyarakat, dan pandangan masyarakat terhadap guru yang seperti ini pun akan baik dan lebihnya lagi mendapat kepercayaan lebih dari masyarakat serta menjadi teladan untuk orangorang disekitarnya Persepsi orang tua siswa : Di negara kita, guru sangat dihormati oleh masyarakat karena dapat mengajar dan mendidik generasi penerus. Pada hakekatnya, seorang guru sangat dipercaya oleh orang tua peserta didik untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Dalam pandangan masyarakat umum, guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tempat tertentu, baik pada lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Persepsi siswa : Guru ideal adalah merupakan sosok seorang guru yang senantiasa menjadi dambaan para peserta didik, selalu memberikan keteladanan dan menjadi panutan. Guru ideal ialah yang menguasai ilmu – ilmunya dengan baik sehingga mampu dalam mengelola pembelajaran yang bermakna. Dia disukai oleh anak didiknya karena dalam cara mengajarnya pun mudah dipahami dan menarik. Dia juga terbuka untuk menerima kritikan dari anak didiknya, karena dari kritikan itulah dia belajar dari para peserta didiknya. Dari mereka seorang guru bisa mengetahui kekurangan dalam cara mengajarnya, dan feedback (melakukan umpan balik). 3.Membangun Manajemen Berbasis Sekolah agar menjadi sekolah yang mandiri . Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU. No. 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi terhadap bidangbidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah desentralisasi. Pengelolaan pendidikan yang diarahkan pada desentralisasi menuntut partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena itu memerlukan kesiapan sekolah sebagai ujung tombak operasional pendidikan pada level bawah. Pendidikan yang selama ini dikelola terpusat (sentral) harus diubah sesuai dengan perkembangan sistem yang ada yaitu sistem desentraliasi. Otonomi daerah sebagai kebijakan politik makro akan memberi imbas terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan. 4
  • 5. Dengan adanya kebijakan tersebut maka pengelolaan pendidikan dilakukan secara otonom yaitu dengan model manajemen berbasis sekolah atau school based management. Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah. Untuk menjadikan sekolah agar mandiri, diperlukan : a. Memantapkan komitmen dan meningkatkan kinerja kepala sekolah dan segenap jajaran pimpinan sekolah (Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas). b. Meningkatkan dan memantapkan visi bersama dalam rangka memajukan sekolah. c. Membangun kolegialitas di antara para guru dan pembina peserta didik dalam berbagai aktivitas kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler. d. Menetapkan ekspektasi tinggi bagi peserta didik dengan tetap memperhatikan potensi dan kondisinya. e. Meningkatkan kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia secara terus menerus sehingga dapat menjamin profesionalisme kinerjanya. f. Menetapkan dan mengembangkan program pengajaran pengayaan dan remedial secara dinamis dan kontekstual. g. Menciptakan lingkungan sosial dan fisik yang kondusif bagi terselenggaranya aktivitas pendidikan baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. h. Mendorong keterlibatan yang lebih fungsional dari komite sekolah dan orangtua untuk mendukung terselenggaranya program menuju Sekolah Kategori Mandiri. i. Membangun kultur sekolah yang lebih sehat bagi terselenggaranya proses pendidikan yang bermutu j. Membangun jaringan dengan berbagai stakeholders dan pihak lain yang terkait dengan upaya Sekolah Kategori Mandiri. k. Mengupayakan dana pendidikan yang mencukupi dari berbagai sumber yang halal dan tak mengikat dengan menggunakannya secara efisien, transfaran dan akuntabel. l. Mengadakan, memelihara, dan meanfaatkan fasilitas pendidikan yang memenuhi standar nasional, sehingga dapat mendukung proses pendidikan secara optimal. m. Mendorong semua guru dan siswa untuk menghasilkan karya-karya inovatif. n. Melakukan pendalian mutu secara internaldan eksternal, sehingga dapat memberikan jaminan akuntabilitas bagi publik. o. Membangun image Sekolah secara sehat yang dilandasi dengan kesadaran kolektif. 5
  • 6. 4. Perilaku Pemimpin : a. Tipe – tipe kepemimpinan : 1. 2. 3. 4. Model Otokratis, disini seorang kepala sekolah menentukan sendirikebijakan sekolah dan menugaskannya kepda staf tanpa berkonsultasi dengan mereka, kepala sekolah mengarahkan secara rinci dan harus dilaksanakan tanpa pertanyaan. Dengan model kepemimpinan ini seorang kepala sekolah biasanya selalu percaya diri, tahu persis apa yang harus dilakukan dan memiliki sumber pengaruh yang cukup untuk menggerakkan orang-orangnya. Namun model ini biasanya selalu mengekang staf baik tata laksana maupun dewan guru. Model Permisif, kepala sekolah beranggapan bahwa semua orang pada prinsipnya terlahir bertanggungjawab dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kewajibannya. Kepala sekolah membiarkan stafnya untuk melakukan pekerjaannya sendiri tapi jika digunakan tanpa aturan akan timbul ketidak seimbanagan yang tidak kondusif di sekolah tersebut. Sisi baiknya setiap staf dipacu untuk berinisiatif dan berkarya sendiri tanpa campur tangan kepala sekolah. Namun hal ini tidak semua benar dan hanya berlaku bagi guru yang berpengalaman dan profesional. Model Partisipatif, kepala sekolah selalu melibatkan stafnya dalam memutuskan suatu perencanaan, semua keputusan telah dimusyawarahkan terlebih dahulu bahkan siswapun diajak turut serta. Kebaikan dari sifat ini, jika terjadi kegagalan bukan sepenuhnya ditanggung pimpinan, naumun ditanggung bersama, namun sistem ini agak lama dan tidak cepat. Bahkan dalam satu masalah bisa saja tidak dapat dioputuskan. Model Situasional, seorang kepala sekolah dalam model ini, harus melihat situasi dan kondisi waktu sebuah keputusan harus diambil. Model i ni dapat dikataakan memadukan dari model-model sebelumnya. Jika diterapkan pada kondisi yang tepat maka dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja keras untuk mencapau suatu tujua b. Kepemimpinan Pendidikan cara Islam : Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Islam Berbicara masalah pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Sidiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dipercaya dalam menjaga tanggung jawab, Tablig berarti menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan fathonah berarti cerdas dalam mengelola masyarakat. 6
  • 7. Sidiq/Jujur Kejujuran adalah lawan dari dusta dan ia memiliki arti kecocokan sesuatu sebagaimana dengan fakta. Di antaranya yaitu kata “rajulun shaduq (sangat jujur)”, yang lebih mendalam maknanya daripada shadiq (jujur).Al-mushaddiq yakni orang yang membenarkan setiap ucapanmu, sedang ash-shiddiq ialah orang yang terus menerus membenarkan ucapan orang, dan bisa juga orang yang selalu membuktikan ucapannya dengan perbuatan. Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Masyarakat akan menaruh respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan juga terbukti memiliki kwalitas kejujuran yang tinggi. Pemimpin yang memiliki prinsip kejujuran akan menjadi tumpuan harapan para pengikutnya. Mereka sangat sadar bahwa kualitas kepemimpinannya ditentukan seberapa jauh dirinya memperoleh kepercayaan dari pengikutnya.Seorang pemimpin yang sidiq atau bahasa lainnya honest akan mudah diterima di hati masyarakat, sebaliknya pemimpin yang tidak jujur atau khianat akan dibenci oleh rakyatnya. Kejujuran seorang pemimpin dinilai dari perkaataan dan sikapnya. Sikap pemimpin yang jujur adalah manifestasi dari perkaatannya, dan perkatannya merupakan cerminan dari hatinya. Jujur merupakan karakter yang sangat terpuji, oleh karena itu sebagian besar sahabat tidak pernah coba-coba melakukan kedustaan baik pada masa jahiliyah maupun setelah masuk Islam. Kejujuran merupakan cirrikeimanan, sebagaimana pula dusta adalah ciri kemunafikan, maka barang siapajujur dia akan beruntung.” Amanah/Terpercaya Amanah merupakan kwalitas wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya. Kepercayaan maskarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama. Terjadinya banyak kasus korupsi di negara kita, merupakan bukti nyata bahwa bangsa Indonesia miskin pemimpin yang amanah. Para pemimpin dari mulai tingkat desa sampai negara telah terbiasa mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan jabatan sebagai jalan pintas untuk memperkaya diri. Pemimpin semacam ini sebenarnya tidak layak disebut sebagai pemimpin, mereka merupakan para perampok yang berkedok. Mengenai nilai amanah, ciri orang yang memiliki sifat tersebut. Dia bertindak berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang Membangun kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas (kemurnia/kejujuran) Berani mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain Berpegang kepada prinsip secara teguh, walaupun resikonya tidak disukai serta memiliki komitmen dan menepati janji Bertangung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisir dan cermat dalam bekerja. 7
  • 8. Amanah erat kaitanya dengan janggung jawab. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang bertangggung jawab. Dalam perspektif Islam pemimpin bukanlah raja yang harus selalu dilayani dan diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi pemimpin sebagai seorang pembantu yang harus merelakan waktu. Tenaga dan pikiran untuk melayani rakyatnya. Pemimpin dituntut untuk melepaskan sifat individualis yang hanya mementingkan diri sendiri. Ketika menjadi pemimpin maka dia adalah kakitangan rakyat yang senantiasa harus melakukan segala macam pekerjaan untuk kemakmuran dan keamanan rakyatnya. Tablig/Komunikatif Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang harus dimiliki oleh pemimpi sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang bisa digerakkan dan dipindah-pindah sesuai dengan kemauannya sendiri, tetapi pemimpin berhadapan dengan rakyat manusia yang memiliki beragam kecenderungan. Oleh karena itu komunikasi merupakan kunci terjainnya hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat. Pemimpin dituntut untuk membuka diri kepada rakyatnya, sehingga mendapat simpati dan Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran meskipun konsekwensinya berat. Tablig juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan dengan sikap keterbukaan (transparansi) dala kaitannya dengan cara kita mempertanggungkawabkan sesuatu di hadapan orang lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian melekat dari kredibilitas. Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita miliki, bertambah besar tabungan kredibilitas sebagai hasil dari setoran kepercayaan orang-orang kepada kita. Fathonah/Cerdas Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga memiliki kepercayaan diri. Kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Pemimpin yang cerdas tidak mudah frustasi menghadapai problema, karena dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat waktu. Kecerdasan pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk terus melaju di atas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta. 8
  • 9. c. Konsepsi Kepemimpinan Transformasional : Dari beberapa pengertian, kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi. Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Kepemimpinan transformasional secara khusus berhubungan dengan gagasan perbaikan. Bass menegaskan bahwa kepemimpinan transformasional akan tampak apabila seorang pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk: 1) Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru. 2) Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya. 3) Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan potensial yang lebih tinggi. 4) Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko, percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang visioner. kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transgformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bias berupa SDM, Fasilitas, dana, dan factor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa. Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan oleh Burn yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral 9
  • 10. seperti kemerdekaan, keadilan, dan bukan didasarkan atas emosi kemanusiaan, keserakahan, kecemburuan, atau kebencian. Tingkat sejauhmana seorang pemimpin disebut transformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada pememimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka. Adapun, karakteristik kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut: a. b. c. d. Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya. Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya. Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif. Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan. 10
  • 11. d. Kearifan Lokal dalam Kepemimpinan : 1. Sifat Kepemimpinan Budaya Sunda Seorang pemimpin Sunda harus memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (terampil), dan pinter (pandai/ cerdas) Seorang pemimpin Sunda harus “ati-ati, surti, weruh, sadurung pinara” yang bila diartikan pemimpin itu harus hati-hati, bijaksana, dan melihat ke depan apayang mungkin terjadi (forecasting) merupakan pedoman dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Beberapaperilaku yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah sebagai berikut:  Handap asor, yang artinya rendah hati dan tidak sombong  Ulah getas harupateun, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau tindakan.  Landing kandungan, laer aisan, leuleus jeujeur liat tali, yang artinya fleksibel dalam bertindak.  Nete taraje, nincak hambalan, yang artinya bekerja secara sistematis.  Jangan seperti monyet (kera) menunjukan watak serakah, jangan seperti keledai (malas).  Harus berparilaku seperti nyiruan (lebah), artinya jangan senang yang kotor-kotor, sebab lebah selalu hinggap di tempat yang bersih seperti bunga yang diambilsrinya yang kemudian menjadi madu yang sangat bermanfaat bagi manusia. Hal ini menginagtkan bahwa pemimpin harus banyak member manfaat bagi orang lain. 2. Sifat Kepemimpinan Budaya Minang Falsafah kepemimpinan : Adat Basanding Syara, Syara Basandi Kitabullah artinya adat harus berdasarkan agama, dan agama harus berdasarkan kitab Allah. Organisasi luar dan kepemimpinan dalam mengelola rumah makan dengan berfalsafah pada budaya orang Minang dahulu yaitu: adat basanding sara, sara basanding kitabullah yang artinya adat harus berdasarkan agama dan agama harus berdasarkan kitab Allah (Al-qur’an). Pemimpin rumah makan padang selalu memperhatikan keluarga seperti falsafah “anak dipangku, kemenakan dibimbing, Bandai taulan dipatenggangkan” yang artinya anggota keluarga serta kerabat dipersilahkan bekerja di restoran padang dengan harus berperilaku jujur, menjalankan syariat agama islam, Serta mau belajar secara bertahap dari mulai tukang cuci piring sampai, pegang khas. Sampai menjadi pemilik warung atau kedai. Pegawai yang sudah cukup berpengalaman di persilahkan untuk membuka usaha warung nasi di tempat lain dengan di bantu modal dan di bimbing oleh majikan atau seniornya. Pemilik restoran atau pemimpin tidak merasa tersaingi bila mantan anak buahnya berhasil dalam mengembangkan usaha rumah makan. 11
  • 12. 3. Sifat Kepemimpinan Budaya Jawa Konsep Kepemimpinan Jawa hasthabrata muncul dalam cerita pewayangan Jawa dengan lakon 'Iwahyu Makutharama' yang mengisahkan tentang pemberian wejangan (fatwa) seorang Pandita bernama Wiswamitra yang ditujukan kepada Sri Rama yang akan dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahandanya. Ajaran hasthabrata tersebut selalu dipedomani untuk dijadikan fatwa terhadapputra mahkota yang akan dinobatkan menjadi raja-raja Jawa. Hasthabrata terdiri dari kata hastha yang berarti delapan dan kata brata yang berarti sifat baik. a. Brata yang pertama adalah SURYA yang berarti matahari. Sifat menerangi yang dimiliki oleh matahari dalam bahasa jawa dimaknai sebagai 'gawe pepadang marang ruwet rentenging liyan' yang berarti harus mampu membantu mengatasi kesulitan atau memecahkan problem-problem yang dihadapi oleh anak buahnya. b. Brata yang kedua adalah BAWANA yang berarti bumi. Bumi diibaratkan sebagai ibu pertiwi. Sebagai ibu pertiwi, bumi memiliki peran sebagai ibu, yang memiliki sifat keibuan, yang harus memelihara dan menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk yang hidup di bumi. Implementasinya adalah kalau sanggup menjadi pemimpin harus mampu mengayomidan melindungi anak buahnya. c. Brata yang ketiga adalah CANDRA yang berarti bulan. Implementasinya bagi pemimpin ialah pemimpin dalam memperlakukan anak buahnya harus dilandasi oleh aspek-aspek sosioemosional. Pemimpin harus memperhatikan harkat dan mertabat pengikutnya sebagai sesama. Terhadap pengikutnya harus menghormati sebagai sesama manusia. Dalam konsep Jawa hal ini disebut 'nguwongke'. d. Brata keempat adalah KARTIKA yang berarti bintang. Bintang dapat menggambarkan dambaan cita-cita, tumpuan harapan, sumber inspirasi. Seorang pemimpin harus memiliki cita-cita yang tinggi, berpandangan jauh kedepan, pemberi arah, sumber inspirasi, dan tumpuan harapan. e. Brata yang kelima adalah TIRTA yang berarti air. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan siapapun termasuk pengikutnya (adaptif). Air selalu mengalir ke bawah, artinya pemimpin harus memperhatikan potensi, kebutuhan dan kepentingan pengikutnya, bukan mengikuti kebutuhan atasannya. f. Brata yang keenam adalah MARUTA, yang berarti angin. Secara alami angin memiliki sifat menyejukkan, angin membuat segar bagi orang yang kepanasan. Angin sifatnya sangat lembut. Seorang pemimpin harus bisa membuat suasana kepemimpinan sejuk, harmonis, dan menyegarkan. g. Brata yang ketujuh adalah DAHANA, yang berarti api. Secara alami, api memiliki sifat panas, dan dapat membakar. Seorang pemimpim memiliki sifat pembakar semangat, pengobar semangat, dan memiliki peran sebagai motivator dan inovator bagi pengikutnya. 12
  • 13. h. Brata yang kedelapan adalah SAMODRA, yang berarti lautan atau samudra. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam samudra. Samudra juga bersifat menampung seluruh air dan benda-benda yang mengalir kearah laut. Seorang pemimpin harus memiliki sifat menampung semua kebutuhan, kepentingan, dan isi hati dari pengikutnya, serta pemimpin harus bersifat aspiratif. Dalam teori kepemimpinan yang lain ada beberapa filsafat lagi yang banyak dipakai, agar setiap pemimpin (Khususnya dari Jawa) memiliki sikap yang tenang dan wibawa agar masyarakatnya dapat hidup tenang dalam menjalankan aktifitasnya seperti falsafah : 1. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada artinya pemimpin harus mawas diri, selalu ingat dan waspada. 2. Andap asor artinya merendahkan diri. 3. Tumindak kantbi duga lan prayoga artinya bila bertindak harus di pikirkan dan di pertimbangkan 4. Mandur kebencikan artinya selalu menanam kebaikan. 5. Wedi ing luput wedi ing bener artinya takut berbuat salah dan berani berbuat bener. 6. Ojo lali piwulang kang becik artinya jangan suka membuat perselisihan. 7. Ojo aja seneng gawe gendra artinya jangan suka membuat perselisihan. 8. Ojo emberu aleman artinya jangan ingin di puji-puji 9. Ojo selingkub artinya tidak berbuat serong dan tidak jujur. 10. Ojo seneng maido artinya jangan suka membantah. 11. Ojo dadi wong pinter kablinger artinya jangan sampai menjadi orang pandai yang salah jalan. 12. Ojo dumeb artinya jangan mentang-mentang kuasa. 13. Ojo bosenan artinya jangan menjadi pembosan. 14. Ojo degsura artinya jangan kurang ajar. 15. Ojo seneng royal artinya jangan menjadi pemboros. 16. Ojo nyenyamab wong tua artinya jangan menghina orang tua. 17. Ojo pisan nacat inglian artinya jangan mencela orang lain. 18. Ojo gawe serilung atining lian artinya jangan menyakiti hati orang lain . 19. Ojo gelek mengasub artinya jangan mencari musuh . 20. Ojo mung rumangsa bias, nangis ora bias rumangsa artinya jangan hanya merasa pandai tapi tidak pandai merasa. 13
  • 14. 4. Sifat Kepemimpinan Budaya Aceh Suku aceh adalah salah satu yang memperkenakan criteria untuk kepemimpinan . Menurut suku aceh , pemimpin itu harus menekankan sifatsifat 5 P , dalam rangka pengambilan keputusan , yaitu : peusiap ( persiapan ) pengumpulan data dan perbandingan , peubanding ( telaahan dan pembahasan ) , peunilai ( mengadakan penilaian ) , peutunyok , ( memohon petunjuk pada allah S.W.T .), dan peupatah ( mengambil keputusan ). Dari conto-conto tersebut di atas, dapat di jelaskan bahwa yang dapat menunjukan cirri-ciri seorang pemimpin yaitu , telah memiliki pembawaan dan sifat-sifat yang mendukung bagi seorang pemimpin sifat-sifat itu sebagian bisa di pelajari dan di peroleh dalam kehidupan. Sedangkan kebahagiaan memang telah ada sejak lahir . kebenaran tentang teori itu , dalam kaitannya ada hubungan antara sifat-sifat seseorang dengan kapasitas kepemimpinannya secara efektif dan sistematis , selalu di pertanyakan oleh para sarjana yang menekuni bidang kepemimpinan. 14