SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
MAKALAH ANATOMI 
TENTANG 
MUSKULOSKELETAL 
Disusun oleh : 
1. Febri Amalia 141540134270030 
2. Wika Agustin 141540134770080 
3. Sely Mizholla 141540134620065 
4. Nur Kholifah 131540128160059 
5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 
6. Nur Eisah 141540134520055 
Kelas : 1A 
Prodi : D3 Kebidanan 
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 
TAHUN AJARAN 2014/2015 
i
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena 
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika 
Kesehatan yang berjudul “MUSKULOSKELETAL” dengan tepat waktu tanpa 
halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan 
informasi kepada pembaca tentang radioaktif, energi radiasi, radiasi pengion dan 
efek biologis serta terapi radiasi. 
Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan 
sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis 
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena 
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan 
makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi 
ilmu yang bermanfaat. 
ii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. 
Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap 
melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas 
sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam 
satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan, 
berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan 
segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak 
yaitu sistem muskuloskeletal. 
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam 
maupun dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui 
mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. 
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang 
menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan 
otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang 
berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang. 
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, 
sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga 
mampu menggerakan tulang. 
B. Tujuan Penulisan 
1. Tujuan Umum 
Membantu mahasiswa memahami tentang anatomi fisiologi sistem 
muskuloskeletal tubuh manusia. 
2. Tujuan Khusus 
a. Mengetahui pengertian muskuloskeletal. 
b. Memahami tentang otot (muskular) 
c. Memahami tentang sistem rangka (skeletal) 
d. Mengetahui kelainan pada sistem muskuloskeletal
2 
C. Sistematika Penulisan 
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Pengertian 
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata 
Skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot 
tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh 
adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang 
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Osteologi. 
B. ( Muskulus / Muscle 
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah 
energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk 
menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. 
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga 
mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu 
untuk berkontraksi. 
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan 
protein tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh 
istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian 
besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan 
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. 
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari : 
1. Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. 
Fungsi fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, 
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat 
peredaran darah dan saraf. 
2. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung. 
3. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari 
jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, 
tendon dibedakan sebagai berikut.
a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak 
berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. 
b. Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak 
4 
ketika otot berkontraksi. 
C. Fungsi Sistem Otot 
1. Pergerakan 
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut 
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. 
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur 
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada 
dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. 
3. Produksi panas 
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk 
mepertahankan suhu tubuh normal. 
D. Ciri-Ciri Sistem Otot 
Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang 
berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. 
Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot 
memiliki 3 karakter, yaitu: 
1. Kontrakstilitas, yaitu serabut otot berkontraksi dan menegang, otot 
menjadi lebih pendek dari ukuran semula. 
2. Ekstensibilitas, yaitu serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang 
melebihi panjang otot saat rileks (memanjang). 
3. Elastisitas, yaitu serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah 
berkontraksi atau meregang.
5 
E. Jenis-Jenis Otot 
1. Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi: 
a. Otot Rangka (Otot Lurik) 
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas 
perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat 
pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat 
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk 
sel yang panjang seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki 
banyak inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut 
otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar 
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. 
b. Otot Polo 
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja 
secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga 
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada 
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem 
sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban. 
Struktur Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot 
seperti silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel 
ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh 
darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan 
mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin. 
c. Otot Jantung 
Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai 
struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada 
jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung 
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Memilki 
banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar 
antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
2. Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi : 
a. Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya bertolak 
belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan. Contohnya: 
1) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya 
6 
otot bisep dan otot trisep. 
2) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas), 
misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah. 
b. Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling 
mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya 
pronator teres dan pronator kuadrus. (Marieb & Mallat 2001) 
c. Berdasarkan letaknya, otot dapat ditemukan diberbagai daerah 
bagian tubuh dengan nama-nama otot tertentu, dapat dilihat pada 
gambar berikut. 
3. Mekanisme Kontraksi Otot 
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron 
dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori 
kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini menyatakan 
bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel 
otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin. 
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling 
menggelincir satu sama lain, sehingga sarkomer pun juga memendek. 
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut 
asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai 
membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini 
menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang 
bergerak. 
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen 
diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP 
(adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin 
difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + 
energi. Energienergi ini semua digunakan untuk kontraksi otot. 
7 
4. Rangka (skeletal) 
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, 
dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan 
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. 
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. 
Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak 
akan terjadi tanpa tulang. 
a. Fungsi Rangka 
1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen- ligamen, 
otot, jaringan lunak dan organ. 
2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow 
marrow) 
3) Produksi sel darah (red marrow) 
4) Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan 
lunak. 
5) Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat 
bergerak karena adanya persendian. 
b. Jenis Tulang 
1) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu: 
a) Tulang Rawan (kartilago) 
Ada 3 macam tulang rawan, yaitu: 
(1) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung 
tulang pipa. 
(2) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan 
(tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula. 
(3) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, 
epiglotis dan faring.
8 
b) Tulang Sejati (osteon) 
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai 
sistem rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa 
(periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi 
rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. 
Secara mikroskopis tulang terdiri dari : 
c) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh 
darah, aliran limfe 
d) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris 
e) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan 
yang mengandung sel tulang) 
f) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi 
makanan sampai ke osteon) 
2) Berdasarkan matriksnya, yaitu: 
a) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan 
rapat. 
b) Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga. 
3) Berdasarkan bentuknya, yaitu: 
a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran 
panjangnya terbesar. Contohnya os humerus dan os femur. 
b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya 
pendek. Contohnya tulang yang terdapat pada pangkal kaki, 
pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang. 
c) Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. 
Contohnya os scapula (tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk. 
d) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan 
bentuk yang tak tentu. Contohnya os vertebrae (tulang 
belakang). 
e) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os 
maxilla.
9 
c. Sel – Sel Penyusun Tulang 
1) Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan 
osteosit dan mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan 
fosfat ke dalam matriks tulang. 
2) Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan 
untuk pertukaran kimiawi melaui tulang yang padat 
3) Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan 
matriks tulang. 
d. Organisasi Sistem Rangk 
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk 
suatu kerangka tubuh. Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai 
berikut. 
e. Rangka Aksia 
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis 
panjang tubuh dan melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada. 
1) Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 
tulang kranial dan 14 tulang fasial. 
 Tulang kranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari: 
Tulang baji (sfenoid) : 1 buah 
Tulang tapis (etmoid) : 1 buah 
Tulang pelipis (temporal) : 2 buah 
Tulang dahi (frontal) : 1 buah 
Tulang ubun-ubun (parietal) : 2 buah 
Tulang kepala belakang (oksipital) : 1 buah 
 Tulang fasial membentuk wajah, terdiri dari: 
Tulang rahang atas (maksila) : 2 buah 
Tulang rahang bawah (mandibula) : 2 buah 
Tulang pipi (zigomatikus) : 2 buah 
Tulang langit- langit (palatinum) : 2 buah
Tulang hidung (nasale) : 2 buah 
Tulang mata (lakrimalis) : 2 buah 
Tulang pangkal lidah (Konka inferor) : 1 buah 
2) Tulang Pendengaran (Auditory), terdiri dari: 
Tulang martil (maleus) : 2 buah 
Tulang landasan (inkus) : 2 buah 
Tulang sanggurdi (stapes) : 2 buah 
3) Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara 
laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot 
mulut dan lidah. : 1 buah 
4) Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan 
memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan 
gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang belakang 
berjumlah 26 buah yang terdiri dari 
Tulang leher (servikal) : 7 buah 
Tulang punggung (dorsalis) : 12 buah 
Tulang pinggang (lumbal) : 5 buah 
Tulang kelangkang (sakrum) : 1 buah 
Tulang ekor (koksigea) 4 ruas berfusi menjadi satu : 1 buah 
5) Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan 
tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting 
yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung. Tulang rusuk 
juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri 
dari : 
Tulang Rusuk Sejati (costae vera) : 7 pasang 
Tulang Rusuk Palsu (costae spuria) : 3 pasang 
Rusuk Melayang (costae fliktuantes) : 2 pasang 
6) Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk 
pipih, antara lain: 
Tulang hulu (manubrium) : 1 buah 
Tulang badan (gladiolus) : 1 buah 
10
Tulang bahu pedang (sifoid) : 1 buah 
(ketiganya bergabung menjadi satu buah tulang dada) 
11 
f. Rangka Apendikular 
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari 
tulang-tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan 
bawah terdiri atas 126 tulang. 
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan 
dan kaki. Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu : 
1) Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota 
gerak atas. 
a) Tulang bahu, terdiri atas dua bagian: 
Tulang belikat (skapula) : 2 buah 
Tulang selangka (klavikula) : 2 buah 
b) Tulang anggota gerak atas, terdiri dari: 
Tulang lengan atas (humerus) : 2 buah 
Tulang hasta (ulna) : 2 buah 
Tulang pengumpil (radius) : 2 buah 
Tulang pergelangan tangan (karpal) : 16 buah 
(8 pada tiap tangan) 
Tulang tapak tangan (metakarpal) : 10 buah 
(5 pada tiap tangan) 
Tulang jari-jari (phalanges) : 28 buah 
(2 kali 14 ruas jari) 
2) Ektremitas Bawah, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang 
anggota gerak bawah. 
a) Tulang panggul (pelvis), terdiri atas tiga bagian: 
Tulang usus (ileum) : 2 buah 
Tulang duduk (iskhium) : 2 buah 
Tulang kemaluan (pubis) : 2 buah
b) Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari: 
Tulang paha (femur) : 2 buah 
Tulang tempurung lutut (patela) : 2 buah 
Tulang betis (fibula) : 2 buah 
Tulang kering (tibia) : 2 buah 
Tulang pergelangan kaki (tarsal) : 14 buah 
(7 pada tiap kaki) 
Tulang tapak kaki (metatarsal) : 10 buah 
(5 pada tiap kaki) 
Tulang jari kaki (phalanges) : 28 buah 
(2 kali 14 ruas jari) 
12 
F. Pembentukan Tulang 
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 
minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang 
pertama kali terbentuk adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari 
jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel 
pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan. 
Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses 
pembentukannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi 
suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem 
Havers. 
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan 
menjadi matriks tulang. Kelak didalam senyawa protein ini terdapat pula 
kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut 
osifikasi. 
G. Hubungan Antar Tulan 
Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat 
bergerak, diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Sendi yang 
menyusun kerangka manusia terdapat di beberapa tempat
Terdapat tiga jenis hubungan antartulang, yaitu: 
1. Sinartrosis 
Sinartrosis disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara 
dua tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak 
memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai 
pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut 
sutura/suture. 
13 
2. Amfiartosi 
Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan 
antara dua tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini 
dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang 
belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang. 
3. Diartosi 
Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara 
dua tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. 
Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian 
terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi 
sebagai pelumas sendi. 
Diartosis dapat dibedakan menjadi: 
a. Sendi Engsel 
Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan 
gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. 
Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan 
antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut. 
b. Sendi Putar 
Sendi putar yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan 
salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. 
Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. 
Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
14 
c. Sendi Pelana/Sendi Sellari 
Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan 
gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. 
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. 
Pelvis virilis. 
d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid 
Sendi Kondiloid yaitu hubungan antar tulang yang 
memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke 
kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. 
Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu 
lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius 
dengan Os. Carpal. 
e. Sendi Peluru 
Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan 
gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. 
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. 
Pelvis virilis. 
f. Sendi Luncur 
Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan 
gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang 
serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat terjadi pada 
hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara pergelangan 
tangan dan tulang pengumpil. 
H. Kelainan Pada Sistem Muskuloskeletal 
Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi sistem 
muskuloskeletal adalah sebagai berikut. 
1. Fraktura /patah tulang 
Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang 
akibat mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan 
untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan semula
secepat mungkin. Pada kasus patah tulang, untuk menyambungkannya 
ditambahkan pen atau platina. Setelah tulang mengalami pertumbuhan dan 
menyatu, pen/platina akan diambil kembali. 
15 
2. Fisura/retak tulang 
Fisura yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang. 
3. Gangguan yang Terjadi pada Tulang Belakang 
Gangguan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah, 
kelainan ini antara lain seperti berikut. 
a) b) c) 
a. Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang melengkung ke depan. 
b. Kifosis, adalah keadaan tulang belakang melengkung ke belakang, 
sehingga badan terlihat bongkok. 
c. Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri 
atau kanan. 
4. Osteoporosis 
Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh 
dan keropos. Ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam 
tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka kadar kalsium 
akan berkurang sedikit demi sedikit. 
5. Rakhitis 
Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal 
ini disebabkan dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini 
berfungsi untuk mengabsorpsi fosfor dan berperan dalam metabolisme 
kalsium. Penderita ini disarankan banyak mengkonsumsi telur, susu, dan 
minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita disarankan berjemur 
di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu 
pembentukan vitamin D dalam tubuh. 
6. Kram 
Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang. 
Keadaan ini antara lain disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot 
secara terus menerus.
16 
7. Hipertropi 
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini 
disebabkan karena otot sering dilatih bekerja dan berolahraga. Hipertrofi 
otot ini sering dimiliki oleh atlet binaragawan. 
8. Atrofi 
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini 
disebabkan karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian 
latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik tertentu.
BAB III 
PENUTUP 
17 
A. Kesimpulan 
Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang 
meliputi sistem gerak yang terdiri dari otot dan tulang. Otot merupakan organ 
tubuh yang mempunyai kemampuan berkontraksi untuk menggerakkan 
rangka. Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan 
tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan 
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. 
Otot merupakan alat gerak pasif dan memiliki karakteristik, antara lain 
kontraktibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Berdasarkan perlekatannya, 
otot terdiri atas origo dan insersi. Jenis-jenis otot antara lain yaitu otot lurik, 
otot polos, dan otot jantung. 
Tulang dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler. 
Skeleton aksial terdiri atas tulang-tulang tengkorak, ruas tulang belakang, 
tulang iga atau rusuk, dan tulang dada, sedangkan skeleton apendikuler terdiri 
atas tulang pinggul, bahu, lengan, telapak tangan, tungkai dan telapak kaki. 
Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu tulang rawan dan 
tulang sejati. Tulang sejati, dilihat dari matriksnya terdiri atas tulang kompak 
dan tulang spons. Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3, yaitu 
tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Hubungan antartulang disebut 
persendian atau artikulasi. Sendi dibedakan menjadi 3, yaitu amfiartrosis, 
sinartrosis, dan diartrosis. 
B. Saran 
1. Pentingnya pengetahuan mengenai sistem muskuloskeletal sehingga 
diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang anatomi 
fisiologi sistem muskuloskeletal. 
2. Dari berbagai teori anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tentang 
berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan sistem tersebut
diharapkan mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan 
tepat. 
3. Dengan memahami anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal, mahasiswa 
diharapkan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik. 
18
DAFTAR PUSTAKA 
Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit 
19 
Erlangga. 
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku 
Kedokteran EGC 
Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby. 
Philadelphia. 
http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang, 10/12/2014, 13.42 WIB.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
indri yetti
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
basil_miaw
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Wulan Yulian
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumen
Rozyainun
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
zulindarisma
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Viodeta Viodeta
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Yandrawati S.KM
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
Yesi Tika
 

Mais procurados (20)

PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumen
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
ppt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiappt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusia
 
Makalah biooptik
Makalah biooptikMakalah biooptik
Makalah biooptik
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Makalah Kardiovaskuler
Makalah KardiovaskulerMakalah Kardiovaskuler
Makalah Kardiovaskuler
 
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 

Semelhante a Makalah tentang anatomi muskuloskeletal

Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
Warnet Raha
 
Td20103 tugasan 1 jenry saiparudin
Td20103 tugasan 1 jenry saiparudinTd20103 tugasan 1 jenry saiparudin
Td20103 tugasan 1 jenry saiparudin
Jenry Saiparudin
 
Sistemotot 130327030933-phpapp01
Sistemotot 130327030933-phpapp01Sistemotot 130327030933-phpapp01
Sistemotot 130327030933-phpapp01
Nik Shafiq
 

Semelhante a Makalah tentang anatomi muskuloskeletal (20)

Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaAnatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
 
Sistem gerak aktif
Sistem gerak aktif Sistem gerak aktif
Sistem gerak aktif
 
Makalah tentang Otot Manusia
Makalah tentang Otot ManusiaMakalah tentang Otot Manusia
Makalah tentang Otot Manusia
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Fix otot
Fix ototFix otot
Fix otot
 
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdfMuskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
 
Sistem MUSKULOSKELETAL.pptx
Sistem MUSKULOSKELETAL.pptxSistem MUSKULOSKELETAL.pptx
Sistem MUSKULOSKELETAL.pptx
 
Bio otot ppt
Bio otot pptBio otot ppt
Bio otot ppt
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptxPRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptx
 
Bab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdf
Bab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdfBab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdf
Bab 6 - Anatomi & Fisiologi (2).pdf
 
Sistem Otot
Sistem OtotSistem Otot
Sistem Otot
 
Td20103 tugasan 1 jenry saiparudin
Td20103 tugasan 1 jenry saiparudinTd20103 tugasan 1 jenry saiparudin
Td20103 tugasan 1 jenry saiparudin
 
Faal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletalFaal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletal
 
Sistem rangka
Sistem rangkaSistem rangka
Sistem rangka
 
Makala otot
Makala ototMakala otot
Makala otot
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
Anfis tuma
Anfis tumaAnfis tuma
Anfis tuma
 
_Muskuloskeletal_.pdf
_Muskuloskeletal_.pdf_Muskuloskeletal_.pdf
_Muskuloskeletal_.pdf
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)
 
Sistemotot 130327030933-phpapp01
Sistemotot 130327030933-phpapp01Sistemotot 130327030933-phpapp01
Sistemotot 130327030933-phpapp01
 

Mais de Sentra Komputer dan Foto Copy

Mais de Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Makalah tentang anatomi muskuloskeletal

  • 1. MAKALAH ANATOMI TENTANG MUSKULOSKELETAL Disusun oleh : 1. Febri Amalia 141540134270030 2. Wika Agustin 141540134770080 3. Sely Mizholla 141540134620065 4. Nur Kholifah 131540128160059 5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 6. Nur Eisah 141540134520055 Kelas : 1A Prodi : D3 Kebidanan STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/2015 i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika Kesehatan yang berjudul “MUSKULOSKELETAL” dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca tentang radioaktif, energi radiasi, radiasi pengion dan efek biologis serta terapi radiasi. Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi ilmu yang bermanfaat. ii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan, berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal. Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Membantu mahasiswa memahami tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tubuh manusia. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengertian muskuloskeletal. b. Memahami tentang otot (muskular) c. Memahami tentang sistem rangka (skeletal) d. Mengetahui kelainan pada sistem muskuloskeletal
  • 4. 2 C. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Pengertian Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Osteologi. B. ( Muskulus / Muscle Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari : 1. Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf. 2. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung. 3. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut.
  • 6. a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. b. Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak 4 ketika otot berkontraksi. C. Fungsi Sistem Otot 1. Pergerakan Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. 2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. 3. Produksi panas Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal. D. Ciri-Ciri Sistem Otot Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu: 1. Kontrakstilitas, yaitu serabut otot berkontraksi dan menegang, otot menjadi lebih pendek dari ukuran semula. 2. Ekstensibilitas, yaitu serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks (memanjang). 3. Elastisitas, yaitu serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
  • 7. 5 E. Jenis-Jenis Otot 1. Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi: a. Otot Rangka (Otot Lurik) Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk sel yang panjang seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki banyak inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. b. Otot Polo Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban. Struktur Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot seperti silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin. c. Otot Jantung Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
  • 8. 2. Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi : a. Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan. Contohnya: 1) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya 6 otot bisep dan otot trisep. 2) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah. b. Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus. (Marieb & Mallat 2001) c. Berdasarkan letaknya, otot dapat ditemukan diberbagai daerah bagian tubuh dengan nama-nama otot tertentu, dapat dilihat pada gambar berikut. 3. Mekanisme Kontraksi Otot Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin. Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama lain, sehingga sarkomer pun juga memendek. Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak. Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
  • 9. monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi. Energienergi ini semua digunakan untuk kontraksi otot. 7 4. Rangka (skeletal) Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang. a. Fungsi Rangka 1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen- ligamen, otot, jaringan lunak dan organ. 2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) 3) Produksi sel darah (red marrow) 4) Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak. 5) Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya persendian. b. Jenis Tulang 1) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu: a) Tulang Rawan (kartilago) Ada 3 macam tulang rawan, yaitu: (1) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa. (2) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula. (3) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.
  • 10. 8 b) Tulang Sejati (osteon) Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. Secara mikroskopis tulang terdiri dari : c) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe d) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris e) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang mengandung sel tulang) f) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon) 2) Berdasarkan matriksnya, yaitu: a) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat. b) Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga. 3) Berdasarkan bentuknya, yaitu: a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya os humerus dan os femur. b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya tulang yang terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang. c) Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula (tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk. d) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya os vertebrae (tulang belakang). e) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.
  • 11. 9 c. Sel – Sel Penyusun Tulang 1) Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. 2) Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi melaui tulang yang padat 3) Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matriks tulang. d. Organisasi Sistem Rangk Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu kerangka tubuh. Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai berikut. e. Rangka Aksia Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada. 1) Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial.  Tulang kranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari: Tulang baji (sfenoid) : 1 buah Tulang tapis (etmoid) : 1 buah Tulang pelipis (temporal) : 2 buah Tulang dahi (frontal) : 1 buah Tulang ubun-ubun (parietal) : 2 buah Tulang kepala belakang (oksipital) : 1 buah  Tulang fasial membentuk wajah, terdiri dari: Tulang rahang atas (maksila) : 2 buah Tulang rahang bawah (mandibula) : 2 buah Tulang pipi (zigomatikus) : 2 buah Tulang langit- langit (palatinum) : 2 buah
  • 12. Tulang hidung (nasale) : 2 buah Tulang mata (lakrimalis) : 2 buah Tulang pangkal lidah (Konka inferor) : 1 buah 2) Tulang Pendengaran (Auditory), terdiri dari: Tulang martil (maleus) : 2 buah Tulang landasan (inkus) : 2 buah Tulang sanggurdi (stapes) : 2 buah 3) Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah. : 1 buah 4) Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang belakang berjumlah 26 buah yang terdiri dari Tulang leher (servikal) : 7 buah Tulang punggung (dorsalis) : 12 buah Tulang pinggang (lumbal) : 5 buah Tulang kelangkang (sakrum) : 1 buah Tulang ekor (koksigea) 4 ruas berfusi menjadi satu : 1 buah 5) Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri dari : Tulang Rusuk Sejati (costae vera) : 7 pasang Tulang Rusuk Palsu (costae spuria) : 3 pasang Rusuk Melayang (costae fliktuantes) : 2 pasang 6) Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk pipih, antara lain: Tulang hulu (manubrium) : 1 buah Tulang badan (gladiolus) : 1 buah 10
  • 13. Tulang bahu pedang (sifoid) : 1 buah (ketiganya bergabung menjadi satu buah tulang dada) 11 f. Rangka Apendikular Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang. Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan kaki. Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu : 1) Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota gerak atas. a) Tulang bahu, terdiri atas dua bagian: Tulang belikat (skapula) : 2 buah Tulang selangka (klavikula) : 2 buah b) Tulang anggota gerak atas, terdiri dari: Tulang lengan atas (humerus) : 2 buah Tulang hasta (ulna) : 2 buah Tulang pengumpil (radius) : 2 buah Tulang pergelangan tangan (karpal) : 16 buah (8 pada tiap tangan) Tulang tapak tangan (metakarpal) : 10 buah (5 pada tiap tangan) Tulang jari-jari (phalanges) : 28 buah (2 kali 14 ruas jari) 2) Ektremitas Bawah, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang anggota gerak bawah. a) Tulang panggul (pelvis), terdiri atas tiga bagian: Tulang usus (ileum) : 2 buah Tulang duduk (iskhium) : 2 buah Tulang kemaluan (pubis) : 2 buah
  • 14. b) Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari: Tulang paha (femur) : 2 buah Tulang tempurung lutut (patela) : 2 buah Tulang betis (fibula) : 2 buah Tulang kering (tibia) : 2 buah Tulang pergelangan kaki (tarsal) : 14 buah (7 pada tiap kaki) Tulang tapak kaki (metatarsal) : 10 buah (5 pada tiap kaki) Tulang jari kaki (phalanges) : 28 buah (2 kali 14 ruas jari) 12 F. Pembentukan Tulang Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan. Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses pembentukannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers. Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak didalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut osifikasi. G. Hubungan Antar Tulan Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Sendi yang menyusun kerangka manusia terdapat di beberapa tempat
  • 15. Terdapat tiga jenis hubungan antartulang, yaitu: 1. Sinartrosis Sinartrosis disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture. 13 2. Amfiartosi Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang. 3. Diartosi Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara dua tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas sendi. Diartosis dapat dibedakan menjadi: a. Sendi Engsel Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut. b. Sendi Putar Sendi putar yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
  • 16. 14 c. Sendi Pelana/Sendi Sellari Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis. d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid Sendi Kondiloid yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal. e. Sendi Peluru Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis. f. Sendi Luncur Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat terjadi pada hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil. H. Kelainan Pada Sistem Muskuloskeletal Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut. 1. Fraktura /patah tulang Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang akibat mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan semula
  • 17. secepat mungkin. Pada kasus patah tulang, untuk menyambungkannya ditambahkan pen atau platina. Setelah tulang mengalami pertumbuhan dan menyatu, pen/platina akan diambil kembali. 15 2. Fisura/retak tulang Fisura yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang. 3. Gangguan yang Terjadi pada Tulang Belakang Gangguan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah, kelainan ini antara lain seperti berikut. a) b) c) a. Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang melengkung ke depan. b. Kifosis, adalah keadaan tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga badan terlihat bongkok. c. Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan. 4. Osteoporosis Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh dan keropos. Ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka kadar kalsium akan berkurang sedikit demi sedikit. 5. Rakhitis Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal ini disebabkan dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi untuk mengabsorpsi fosfor dan berperan dalam metabolisme kalsium. Penderita ini disarankan banyak mengkonsumsi telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita disarankan berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. 6. Kram Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot secara terus menerus.
  • 18. 16 7. Hipertropi Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena otot sering dilatih bekerja dan berolahraga. Hipertrofi otot ini sering dimiliki oleh atlet binaragawan. 8. Atrofi Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik tertentu.
  • 19. BAB III PENUTUP 17 A. Kesimpulan Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang meliputi sistem gerak yang terdiri dari otot dan tulang. Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan berkontraksi untuk menggerakkan rangka. Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Otot merupakan alat gerak pasif dan memiliki karakteristik, antara lain kontraktibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Berdasarkan perlekatannya, otot terdiri atas origo dan insersi. Jenis-jenis otot antara lain yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Tulang dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler. Skeleton aksial terdiri atas tulang-tulang tengkorak, ruas tulang belakang, tulang iga atau rusuk, dan tulang dada, sedangkan skeleton apendikuler terdiri atas tulang pinggul, bahu, lengan, telapak tangan, tungkai dan telapak kaki. Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu tulang rawan dan tulang sejati. Tulang sejati, dilihat dari matriksnya terdiri atas tulang kompak dan tulang spons. Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Hubungan antartulang disebut persendian atau artikulasi. Sendi dibedakan menjadi 3, yaitu amfiartrosis, sinartrosis, dan diartrosis. B. Saran 1. Pentingnya pengetahuan mengenai sistem muskuloskeletal sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal. 2. Dari berbagai teori anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tentang berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan sistem tersebut
  • 20. diharapkan mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepat. 3. Dengan memahami anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik. 18
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit 19 Erlangga. Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby. Philadelphia. http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang, 10/12/2014, 13.42 WIB.