Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi rumah sakit, termasuk pengertian, komponen, dan pengelolaan rekam medis pasien sebagai salah satu subsistem penting dalam sistem informasi rumah sakit.
2. Dapat menjelaskan konsep dasar SIRS,
data klinik dan rekam medis
Dapat menjelaskan manfaat dan
pentingnya data klinik dan rekam medik
dalam menunjang Yankes
Dapat mengetahui sistem pencacatan dan
pelaporan RS di Indonesia
Dapat menjelaskan konsep dasar SIMPUS
Dapat menjelaskan mekanisme
pencatatan dan pelaporan SIMPUS
3. Desain sistem komputer yang komplek
untuk menolong komunikasi dan
mengatur informasi yang dibutuhkan
dari sebuah rumah sakit.
SIR diaplikasikan untuk perijinan,
catatan medis, akuntansi, kantor,
perawatan, laboratorium, radiologi,
farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan
makan, personel dan gaji.
4. Sistem informasi rumah sakit adalah
suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengelolaan data,
penyajian informasi, analisa dan
penyimpulaninformasi serta
penyampaian informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
5. (1) Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi,
(2) Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis,
(3) Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup
sistem,
(4) Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat
intregritas sistem informasi itu sendiri,
(5) Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat
bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan
sistem tersebut,
(6)Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan
pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik),
(7) Informasi telah menjadi aset organisasi
(8) Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan
strukturhirarkis yang mudah dipahami.
6.
7. a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan
layanan kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas
tenaga medis maupun tenaga administratif rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi
keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan
prasarana yang ada di dalam rumah sakit tersebut, termasuk
peralatan medis, persediaan obat-obatan dan bahan habis
pakai lainnya.
f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas
yang ada didalam rumah sakit tersebut, termasuk pengelolaan
data untuk perencaan jangka panjang, jangka pendek,
pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.
8. 1. Modul Rawat Jalan, yang mengelola
data-data dan aktivitas layanan medis
rawat jalan.
2. Modul Rawat Inap, yang mengelola
data-data dan aktivitas layanan medis
rawat inap.
3. Modul Layanan Penunjang Medis,
termasuk didalamnya tindakan medis,
pemeriksaan laboratorium,dsb.
9.
10. 1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem
Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu.
2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh
arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem
yang terpadu.
3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam
proses perencanaan maupun pengambilan keputusan
operasional pada berbagai tingkatan.
4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya guna
dan hasil guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang
dikembangkan.
5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa
datang.
11. 6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan
terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus
diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of
return) dalam waktu yang relative singkat.
7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian
sedini mungkin.
8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan
keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria
dan prioritas.
9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh
petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap
teknologi komputer (user friendly).
10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal
mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan
pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan
sistem yang baru.
11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai
dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS.
12. 1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat
pemeriksaan atau pengawasan (auditable) maupun dalam hal
pertanggung-jawaban penggunaan dana (accountable) oleh
unit-unit yang ada di lingkungan rumah sakit.
2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah
dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3. Terbentunya suatu sistem informasi yang dapat
memberikandukungan akan informasi yang relevan, akurat dan
tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna seluruh unit organisasi
dengan menekan pemborosan.
5. Terjaminnya konsistensi data.
6. Orientasi ke masa depan
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar
dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai Rancangan Global SIRS.
13. 1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
SIRS,
2. Penyusunan Rancangan Global SIRS.
3. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
4. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi
yang sangat spesifik,
5. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi,
pemilihan dan pengadaanperangkat keras
maupun perangkat lunak pendukung.
6. Operasionalisasi dan Pemantapan
14. Dalam pelayanan kedokteran di tempat
praktek maupun di Rumah Sakit yang
standar, dokter membuat catatan
mengenai berbagai informasi mengenai
pasien tersebut dalam suatu berkas yang
dikenal sebagai Status, Rekam Medis,
Rekam Kesehatan atau Medical Record.
15. 1. Definisi Rekam Medis Menurut Edna K Huffman:
Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa,
apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana
pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama
dirawat atau menjalani pengobatan.
2. Definisi Rekam Medis Menurut Permenkes No.
749a/Menkes!Per/XII/1989:
Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan
dokumen mengenai identitas pasien, basil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lainnya yang diterima pasien pada sarana
kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
16. 3. Definisi Rekam Medis Menurut Gemala Hatta
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang
kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya,
termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan
saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.
4. Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 Menurut
Waters dan Murphy :
Rekam Medis adalah Kompendium (ikhtisar) yang berisi
informasi tentang keadaan pasien selama
perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”.
17. Catatan keadaan tubuh dan
kesehatan, termasuk data tentang
identitas dan data medis seorang
pasien.
1. Data medis atau data klinis
2. Data sosiologis atau data
non klinis
18. 1. Data medis atau data klinis:
segala data tentang riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta
hasilnya, laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan
laboratorium, ronsen dsb.
Data-data ini merupakan data yang bersifat rahasia
(confidential) sebingga tidak dapat dibuka kepada
pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan
kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan
atau perundang-undangan yang memaksa
dibukanya informasi tersebut.
19. 2. Data sosiologis atau data non-medis:
Segala data lain yang tidak berkaitan
langsung dengan data medis, seperti
data identitas, data sosial ekonomi,
alamat dsb.
Data ini oleh sebagian orang dianggap
bukan rahasia, tetapi menurut sebagian
lainnya merupakan data yang juga
bersifat rahasia (confidensial).
20. Departemen Kesehatan mengatur tata cara
penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu
peraturan menteri kesehatan agar jelas
rambu-rambunya, yaitu berupa Permenkes
No.749a1Menkes/Per/XII/1989.
21. I. Rekam Medis harus segera dibuat dan
dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima
pelayanan (pasal 4). Hal ini dimaksudkan agar
data yang dicatat masih original dan tidak ada
yang terlupakan karena adanya tenggang
waktu.
2. Setiap pencatatan Rekam Medis harus
dibubuhi nama dan tanda tangan petugas
pelayanan kesehatan. Hal ini diperlukan untuk
memudahkan sistim pertanggung-jawaban atas
pencatatan tersebut (pasal 5).
22. Pada prinsipnya isi Rekam Medis adalah
milik pasien, sedangkan berkas Rekam
Medis (secara fisik) adalah milik Rumah
Sakit atau institusi kesehatan
Pasal 10 Permenkes No. 749a menyatakan
bahwa berkas rekam medis itu merupakan
milik sarana pelayanan kesehatan, yang
harus disimpan sekurang-kurangnya untuk
jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal
terakhir pasien berobat.
23. 1. Sebagai dasar pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan pasien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam
perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya
pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan
statistik kesehatan.
24. 1. Adminstratlve value: Rekam medis merupakan
rekaman data adminitratif pelayanan kesehatan.
2. Legal value: Rekam medis dapat.dijadikan bahan
pembuktian di pengadilan
3. Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar
untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang
harus dibayar oleh pasien
4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan
bahan untuk penelitian dalam lapangan
kedokteran, keperawatan dan kesehatan.
5. Education value: Data-data dalam Rekam Medis
dapat bahan pengajaran dan pendidikan
mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga
kesehatan lainnya.
25. Dikembangkan sejak tahun 1972, dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri
Kesehatan nomor 651/XI-AU/PK/72
Disempurnakan kembali sebagai revisi
ketiga dengan surat keputusan menteri
kesehatan RI No 691 A /Menkes/SK/XII/84
26. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Pencatatan :
a. Catatan Kolektif :
Buku register ini merupakan sumber
utama data kegiatan rumah sakit.
b. Catatan Individual :
Rekam Medis, dokumentasi segala
tindakan medik yang diberikan kepada
seorang pasien.
27. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
2. Pengolahan Data Medis
Sebelum dilakukan pengolahan, berkas-berkas
rekam medis tersebut diteliti
kelengkapannya baik isi maupun jumlahnya.
Rekapitulasi dari sensus harian diolah untuk
menyiapkan laporan yang menyangkut
kegiatan rumah sakit, sedangkan formulir-formulir
rekam medis diolah untuk
menyiapkan laporan yang menyangkut
morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 1994).
28. 3. Penyusunan dan Analisis Data
Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa
adanya dan belum memberikan gambaran makna
daripada keadaan tersebut.
Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola
keadaan sesuatu sehingga dapat memberikan suatu
informasi yang dapat dipakai sebagai bahan tindak lanjut
oleh pengambil keputusan.
29. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Data kegiatan rumah sakit (RL.1)
2. Data kegiatan morbiditas rumah sakit
(RL.2)
3. Data inventarisasi (data dasar) rumah
sakit (RL 3),
4. Data ketenagaan rumah sakit (RL 4)
5. Data peralatan rumah sakit (RL5)
30. Data kegiatan rumah sakit (RL.1)
(setiap triwulan)
Formulir rekapitulasi yang mencakup
berbagai kegiatan rumah sakit seperti rawat
inap, rawat jalan, pelayanan instalasi rawat
darurat, kegiatan bedah dan non bedah,
pelayanan kesehatan gigi, kegiatan
radiologi, pengujian kesehatan, rehabilitasi
medik, latihan kerja, pelayanan kesehatan
jiwa, kegiatan transfusi darah, kegiatan
pengujian kesehatan, kegiatan farmasi rumah
sakit, kegiatan pemeriksaan laboratorium
klinik, kegiatan rujukan, kegiatan keluarga
berencana.
31. 1. Kegiatan morbiditas individual pasien rawat inap
yang meliputi :
› Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup: jati
diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, diagnosis,
penyebab luar cedera dan keracunan, operasi atau tindakan
keadaan keluar rumah sakit dan sebagainya.
› Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya
mencakup : jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar,
cara melahirkan, diagnotis utama, masa getasi, operasi atau
tindakan. Keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan,
paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.
› Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya
mencakup : tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal
lahir bayi, berat lahir, keadaan lahir, diagnosis utama, dan
keadaan keluar rumah sakit.
32. 2. Rekapitulasi data keadaan morbiditas
rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan RL2a1
untuk laporan survailans terpadu) memuat
data kompilasi penyakit atau morbiditas
pasien rawat inap yang dikelompokkan
menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi
internasional penyakit ke sepuluh. Untuk
masing-masing kelompok penyakit berisi
informasi mengenai jumlah pasien keluar
menurut golongan umur dan menurut seks,
serta jumlah pasien keluar mati.
33. 3. Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran
RL2a1 yang memuat informasi tentang penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
4. Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat
jalan di rumah sakit (RL2b, dan RL 2b1), memuat data
kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan
yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar
klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk
masing-masing kelompok penyakit berisi informasi
mengenai jumlah kasus baru menurut golongan
umur dan menurut seks serta jumlah kunjungan.
34. Data identitas rumah sakit,
surat ijin penyelenggaraan,
direktur rumah sakit, fasilitas
kesehatan gigi, fasilitas
tempat tidur, fasilitas unit
rawat jalan.
35. Informasi rekapitulasi data jumlah
tenaga yang bekerja di rumah sakit
menurut kualifikasi pendidikan dan
status kepegawaian, dan RL 4a yang
merupakan data individual
ketenagaan rumah sakit memuat data
pribadi, data pekerjaan, pendidikan
lanjut, pengalaman kerja, latihan
jabatan dan status kepegawaian.
36. Informasi rekapitulasi data jumlah
peralatan medik yang ada di rumah
sakit menurut sumber pengadaan dan
keadaannya, dan RL5a yang
merupakan data individual peralatan
medik di rumah sakit, memuat nama
atau jenis alat, tipe atau model,
kapasitas dan sebagainya (Ditjen
Yan.Med, 1992).
37. Pelaporan rumah sakit merupakan
suatu alat organisasi yang bertujuan
untuk dapat menghasilkan laporan
secara cepat, tepat dan akurat.
38. A. Laporan intern rumah sakit , Yaitu laporan yang dibuat sebagai masukan
untuk menyusun konsep Rancangan Dasar Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
Indikasi laporan adalah :
1. Sensus harian, meliputi
a) Pasien masuk rumah sakit
b) Pasien keluar rumah sakit
c) Pasien meninggal di rumah sakit
d) Lamanya pasien dirawat
e) Hari perawatan
2. Prosentase pemakaian TT
3. Kegiatan persalinan
4. Kegiatan pembedahan dan tindakan medis lainnya
5. Kegiatan rawat jalan penunjang
39. B. Pelaporan ekstern rumah sakit, Yaitu pelaporan yang wajib dibuat oleh rumah
sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku, ditunjukkan kepada Departemen
Kesehatan RI, Kanwil Depkes RI (sekarang , Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten/kota
Pelaporan yang dibuat sesuai kebutuhan Depkes RI, meliputi :
1. Data Kegiatan Rumah Sakit (RL 1)
2. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL 2a)
3. Data Keadaan Morbiditas penyakit Khusus Pasien Rawat Inap (RL 2a1)
4. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL 2b)
5. Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan (RL 2b1)
6. Data individual Morbiditas Pasien Rawat Inap
a)Pasien Umum (RL 2.1)
b)Pasien Obstetrik (RL 2.2)
c)Pasien baru lahir/lahir mati (RL 2.3)
7. Data Inventaris Rumah Sakit (RL3)
8. Data Keadaan ketenagaan RS (RL 4)
9. Data individual Ketenagaan RS (RL 4a)
10. Data Peralatan Rumah Sakit (RL 5)
40. 1. (RL 1) dibuat setiap tribulan berdasarkan
catatan harian yang dikompilasi setiap bulan
2. (RL 2 a) dilaporkan setahun sekali
3. (RL 2 b) dilaporkan setahun sekali
4. (RL 2 a1) dilaporkan setiap bulan
5. (RL 2 a2) dilaporkan setiap bulan
6. (RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem
sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap bulan :
Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember khusus
ke DepKes RI
7. (RL 3) dilaporkan setahun sekali
8. (RL4), (RL 4a), (RL 5) dilaporkan setahun sekali
41. Laporan kegiatan rumah sakit (RL 1) dibuat rangkap 6
yang asli dikirim ke Dir jen. Yan Med Bagian Informasi
Yanmed rumah sakit Depkes RI dan tembusan
ditunjukan ke :
1. Ka Kanwil Dep Kes RI(sudah likuidasi)
2. Ka Din Kes Propinsi
3. Ka Din Kes Kabupaten
4. Direktur Rumah Sakit
5. Pertinggal (Arsip)
Laporan (RL 2 s/d RL 5) cukup dibuat rangkap 2
yang asli dikirim ke Dir Jen Yan Med Dep Kes RI dan
tembusannya untuk Arsip rumah sakit
42. (RL 1) dibuat setiap tribulan berdasarkan
catatan harian yang dikompilasi setiap
bulan
(RL 2 a) dilaporkan setahun sekali
(RL 2 b) dilaporkan setahun sekali
(RL 2 a1) dilaporkan setiap bulan
(RL 2 a2) dilaporkan setiap bulan
(RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem
sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap bulan :
Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember
khusus ke DepKes RI
(RL 3) dilaporkan setahun sekali
43. 1. Untuk pelaporan bulanan / tribulan dikirim ke instansi
Departemen Kesehatan paling lambat tanggal 15 pada
bulan berikutnya.
2. Untuk laporan tahunan dikirim setiap tanggal 15 Januari
pada tahun berikutnya.
3. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, maka
pengumpulan data laporan dari masing-masing unit
terkait ditetapkan paling lambat setiap tanggal 5 pada
bulan berikutnya.
4. Khusus untuk pengumpulan data individual morbiditas
pasien rawat inap sampling tanggal 1 s/d 10 sesuai bulan
pelaporan, formulir dilampirkan dalam berkas RM setelah
disi oleh dokter yang merawat sekurang-kurangnya :
a) Diagnosa
b) Sebabkematian bila pasien meninggal
c) Nama dan tanda tangan dokter
44. Menurut Depkes RI (1991) Evaluasi adalah proses
penilaian pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dalam menilai efektifitas suatu
rencana.
Tujuan evaluasi dapat juga berguna sebagai :
A. Alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan
program dan perencanaan program yang akan datang.
B. Alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya.
C. Alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang
sedang berjalan.
D. Alat untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih
baik dari pada suatu program.
45. Pencatatan (recording) dan pelaporan
(reporting) berpedoman kepada sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP).
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan
upaya pelayanan kesehatan di puskesmas
termasuk puskesmas pembantu, yang
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981.
46. Agar semua hasil kegiatan puskesmas (di
dalam dan di luar gedung) dapat dicatat
serta dilaporkan ke jenjang selanjutnya
sesuai dengan kebutuhan secara benar,
berkala, dan teratur, guna menunjang
pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
47. 1. Memudahkan dalam mengelola informasi
kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan
Kabu/kota
2. Memudahkan dalam memperoleh data
untuk perencanaan dalam
rangka pengembangan tenaga
kesehatan
3. Memudahkan dalam melakukan
pembinaan tenaga kesehatan
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi
hasil
48. Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan,
meliputi jenis data yang dikumpulkan,dicatat,
dan dilaporkan puskesmas. Jenis data
tersebut mencakup :
Umum dan demografi
Sarana fisik
Ketenagaan
Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di
luar gedung
49. Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut
family folder adalah himpunan kartu-kartu individu
suatu keluarga yang memperoleh pelayanan
kesehatan dipuskesmas
Pengguna :
Diutamakan pada anggota keluarga yang
mengidap salah satu penyakit atau kondisi,
misalnya penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko
tinggi yaitu ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko
tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK).
50. Kartu rawat jalan
Kartu rawat jalan atau lebih
dikenal dengan kartu rekam
medik pasien merupakan alat
untuk mencatat identitas dan
status pasien rawat jalan yang
berkunjung ke puskesmas.
51. Kartu indeks penyakit
Kartu indeks penyakit
merupakan alat bantu untuk
mencatat identitas pasien,
riwayat, dan perkembangan
penyakit.
Kartu indeks penyakit
diperuntukan khusus penderita
penyakit TBC paru dan kusta.
52. Kartu ibu merupakan alat
bantu untuk mengetahui
identitas, status kesehatan,
dan riwayat kehamilan
sampai kelahiran.
53. Kartu anak
Kartu anak adalah alat bantu
untuk mencatat identitas, status
kesehatan, pelayanan preventif-promotif-
kuratif-rehabilitatif yang
diberikan kepada balita dan
anak prasekolah.
54. KMS balita, anak sekolah
Alat bantu untuk
mencatat identitas,
pelayanan, dan
pertumbuhan yang
telah diperoleh balita
dan anak sekolah.
55. KMS ibu hamil
Alat untuk mengetahui
identitas dan mencatat
perkembangan
kesehatan ibu hamil dan
pelayanan kesehatan
yang diterima ibu hamil.
56. KMS usia lanjut
KMs usia lanjut merupakan alat
untuk mencatat kesehatan usia
lanjut secara pribadi baik fisik
maupun psikososial, dan
digunakan untuk memantau
kesehatan, deteksin dini penyakit,
dan evaluasi kemajuan
kesehatan usia lanjut.
57. Register
Register merupakan formulir
untuk mencatat atau
merekap data kegiatan
didalam dan di luar
gedung puskesmas, yang
telah dicatat di kartu dan
catatan lainnya.
58. Nomor indeks pengunjung puskesmas
Rawat jalan
Register kunjungan
Register rawat inap
Register KIA dan KB
Register kohort ibu dan balita
Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi
Register penimbangan batita
Register imunisasi
Register gizi
Register kapsul beryodium
Register anak sekolah
Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan
penyakit.
59. Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar
gedung.
Di dalam gedung, loket memegang peranan
penting bagi seorang pasien yang berkunjung
pertama kali atau yang melakukan kunjungan
ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal,
kemudian pasien disalurkan pada unit pelayanan
yang akan dituju.
Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam
register dengan pelayanan yang diterima.
60. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral
Pembinaan Kesehatan masyarakat
No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas
menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan
Januari sampai dengan Desember dalam tahun
yang sama.
Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di
puskesmas.
61. 1. Laporan Bulanan
Data Kesakitan (LB 1)
Data obat-obatan (LB 2)
Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi termasuk
pengamatan penyakit menular (LB 3)
62. Bentuk laporan sentinel.
Laporan bulan sentinel (LB 1S)
Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA). dan diare, menurut umur dan status imunisasi.
Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjuk yaitu
satu puskesmas dari setiap kab/kota dengan periode laporan bulan
serta dilaporkan ke dinas kesehatan kab/kota, Dinas kesehatan provinsi
dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).
Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan
penyakit akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan
bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan
63. Laporan tahunan meliputi :
Data dasar puskesmas (LT-1)
Data kepegawaian (LT-2)
Data peralatan (LT-3)
64. Laporan dikirimkan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kab/kota ,
Dinas Kesehatan Provinsi serta Pusat (Ditjen BUK) dalam bentuk
rekapitulasi dari laporan SP2TP.
1. Laporan Triwulan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB2
3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB3
4. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB4
2. Laporan Tahunan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-2
3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-3
65. Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan
yang dimaksud
Laporan ini diberikan kepada
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kementrian Kesehatan RI Cq Ditjen BUK
66. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling lambat
akhir bulan Februari di tahun berikutnya
dan diberikan kepada
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kementrian Kesehatan RI Cq Ditjen BUK
67. Tingkat puskesmas
1. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa
disampaikan ke pelaksana kegiatan di puskesmas
2. Pelaksana pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik didalam
maupun diluar gedung serta laporan yang diterima dari
puskesmas pembantu dan bidan di desa.
3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir
laporan sebanyak dua rangkap, untuk disampaikan kepada
koordinator SP2TP
4. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan
untuk tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja kegiatan.
68. Tingkat Kabupaten/Kota
1. Pengolahan data SP2TP di kab/kota menggunakan
perangkat lunak yang ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan
2. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas
kesehatan kab/kota disampaikan kepada pelaksana
SP2TP untuk direkapitulasi / entri data.
3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan
sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis ke
puskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat kinerja
program.
4. Hasil rekapitulasi data setiap 3 bualn dibuta dalam
rangkap 3 (dalam bentuk soft file) untuk, dikirimkan ke
dinas kesehatan Dati I, kanwil depkes Provinsi dan
Deoartemen Kesehatan.
69. Tingkat Provinsi
1. Pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP
di provinsi mempergunakan perangkat
lunak sama dengan kab/kota
2. Laporan dari dinkes kab/kota, diterima oleh
dinas kesehatan provinsi dalam bentuk soft
file dikompilasi / direkapitulasi.
3.Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelola
program tingkat provinsi untuk diolah dan
dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut,
bimbingan dan pengendalian.
70. Tingkat Pusat
Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen BUK
paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya
triwulan tersebut disampaikan kepada
pengelola program terkait dan Pusat Data
Kesehatan untuk dianalisis dan
dimanfaatkan sebagai umpan balik,
kemudian dikirimkan ke Dinkes Provinsi.
71.
72. 1. Jelaskan konsep dasar SIRS, data klinik dan
rekam medis!
2. Jelaskan manfaat dan pentingnya data klinik
dan rekam medik dalam menunjang Yankes!
3. Jelaskan sistem pencacatan dan pelaporan
RS di Indonesia!
4. Jelaskan konsep dasar SIMPUS!
5. Jelaskan mekanisme pencatatan dan
pelaporan SIMPUS!
Selamat bekerja....