Makalah ini membahas tentang keterkaitan antara IPA, teknologi, dan masyarakat. IPA didefinisikan sebagai ilmu yang diperoleh melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen. Pendidikan IPA bertujuan membentuk sikap ilmiah siswa dan penguasaan konsep-konsep IPA. Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh secara aktif dan dinamis melalui metode ilmiah. Makalah ini juga membahas hubungan
1. Makalah Dasar-Dasar Pendidikan MIPA
KETERKAITAN MIPA, TEKNOLOGI, DAN
MASYARAKAT
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Kimia Dik A 2010
Kelompok I :
Eli Yusnita
Herry Purwanto Panjaitan
Khairatun Nisa Manik
Tridarno Purba
Tukma Sari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Sumatera Utara
2012
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu konsep pembelajaran tentang alam dan
mempunyai hubungan yang sangat luas yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi,
karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang
mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil
penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia
pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia yang merupakan bagian dari Negara-negara
berkembang dan Negara-negara maju. Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju
dan telah terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan
tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya.
Pendidikan IPA di Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk
memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Sains penting dan menjadi tolak ukur
kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia yang sangat kurang atau masih sangatlah minim ini
yang menyebabkan Dirinya tidak mampu menciptakan suatu teknologi sendiri dari hasil
pemikiran atau tingkat kekreativan maupun kecerdasannya. Sehingga, inilah yang menjadi
pendorong utama, teknologi yang di konsumsi oleh masyarakat Indonesia berasal dari Luar
Negaranya. Maka dari itu, perlu adanya suatu pendidikan maupun bimbingan yang mampu
mengolah sumber daya manusia di Indonesia menjadi Sumber Daya Manusia yang berguna,
kreatif, dan cerdas.
Gerakan reformasi dalam pembelajaran sains dan teknologi di sekolah, tiada lain
menjadikan warga negara melek akan sains dan teknologi (scientific and technological literacy)
sebagaimana apa yang dilakukan dan telah dimulai dalam dua dekade terakhir oleh negara-
negara maju. Perkembangan Iptek yang semakin pesat perlu perhatian oleh guru dan peserta
didik. Dalam hal ini peserta didik perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami, dan
menguasai Iptek dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Persiapan seawal mungkin
sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan yang semakin meningkat.
Berbagai tantangan muncul, antara lain menyangkut peningkatan kualitas hidup, pemerataan
hasil pembangunan, partisipasi masyarakat, dan kemampuan untuk mengembangkan sumber
daya manusia.
Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di
masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Saat ini, Iptek sudah mengalami peningkatan, namun pembelajaran masih didominasi
dengan penggunaan metode ceramah atau metode yang masih konvensional yang kegiatannya
lebih berpusat pada guru (teacher centered). Dalam hal ini tentu saja aktivitas siswa dapat
dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting
sehingga siswa cenderung dituntut untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh guru tanpa
usaha untuk membuktikan kebenarannya.
Dalam proses pembelajaran guru hanya menjelaskan IPA sebatas produk (yang sudah
ada) dan sedikit proses tanpa pembuktian. Salah satu alasan yang menyebabkan adalah
banyaknya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Padahal, dalam membahas IPA tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih
penting adalah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum. Oleh
karena itu, metode, pendekatan dan alat peraga/praktikum sebagai alat media pendidikan untuk
menjelaskan IPA sangat diperlukan. Tujuan pembelajaran secara umum adalah agar siswa
memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan
tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentangproses alam sekitar, mampu
menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan
teknologi untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu cara untuk dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas, guru dalam
mengajar dapat menggunakan beberapa metode dan pendekatan. Dalam hal ini, salah satu
pendekatan yang sesuai dengan perkembangan Iptek adalah pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM), karena pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam
pembelajaran dan dapat menampilkan peranan sains dan teknologi di dalam kehidupan
masyarakat. Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan menyajikan pengaruh IPA dan
Teknologi terhadap pengaruhnya kepada masyarakat, sehingga kita tidak terlalu mengagungkan
yang namanya IPTEK dan Teknologi, dan kita juga bisa juga memilah apa-apa yang positif
didalamnya tanpa harus mengabaikan segalanya.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan-rumusan permasalahan mengenai materi makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengertian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan IPA, dan Sains, serta
kaitan antara IPA terhadap Teknologi?
2. Apakah Defenisi dari Sains Teknologi Masyarakat?
3. Jenis-jenis pengetahuan apa saja yang berkembang dalam masyarakat?
4. Bagaimana peranan IPA dan Teknologi dalam masyarakat?
5. Apa saja dampak IPA dan Teknologi terhadap masyarakat?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Pengertian IPA, Pendidikan IPA, dan sains, serta kaitan antara IPA terhadap
teknologi
4. 2. Mengetahui Defenisi dari Sains Teknologi Masyarakat
3. Mengetahui jenis-jenis pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat
4. Mengetahui peranan IPA dan Teknologi dalam masyarakat
5. Mengetahui dampak IPA dan Teknologi dalam masyarakat
D. Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat yang diharapkan yang dapat kita dipetik dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mahasiswa Mengetahui Pengertian IPA, Pendidikan IPA, dan sains, serta kaitanantara
IPA terhadap teknologi
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat
3. Mahasiswa mengetahui Defenisi dari Sains Teknologi Masyarakat
4. Mahasiswa mengetahui peranan IPA dan Teknologi dalam masyarakat
5. Mahasiswa mengetahui dampak IPA dan Teknologi dalam masyarakat
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPA, Pendidikan IPA, dan Sains
1. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta
persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan
alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu aspek Fisika,
aspek Biologi dan aspek Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda
tak hidup. Pada aspek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup
serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik
yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
2. Pendidikan IPA
Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk
tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.
Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “usaha untuk menggunakan tingkah
laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik
terhadap IPA serta menguasai materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA”.
Sedangkan Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu pegetahuan social
yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara
disiplin ilmu yang bersifat produktif”.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu
usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan
langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga
siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.
Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa
terutama yang ada memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta
dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap
bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti
teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan
ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu
alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan
proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya pendidikan IPA saat ini belum
dapat menerapkannya.
Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang ada sekarang ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan
IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap
ilmiah dari peserta didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar
menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.
3. Sains
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23)
merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-
hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode
dan berlaku secara universal”. Sains timbul dari rasa ingin tahu melalui pengamatan dan
pengalaman yang dilakukan dan menghasilkan sebuah pengetahuan. Pengetahuan ini kemudian
akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan ketika pengetahuan tersebut bersifat kumulatif, logis,
objektif, metodik, sistematik dan general yang kemudian timbullah yang namanya IPA/ Sains.
B. Interaksi Sains-Teknologi-Masyarakat
1. Sains dan teknologi memiliki hubungan Simbiosis
Artinya teknologi (teknolog) menerapkan sains untuk menghasilkan produk-produk teknologi
baru, instrument baru, dan teknik-teknik yang baru bermanfaat.
2. Teknologi dan Sains memiliki hubungan tidak pernah terpisah
Tanpa ilmu = Tidak lahir teknologi.
Tanpa teknologi = Ilmu sulit berkembang.
3. Masyarakat melahirkan teknologi dan sains
Manusia tercipta sebagai makhluk yang paling sempurna
yang mampu melahirkanperkembangan sains dan teknologi. Jadi sains dan teknologi tidak akan
lahir, jika manusia tidak ada.
C. Keterkaitan antara MIPA dan Teknologi
Soedijarto mengemukakan bahwa dalam menghadapi abad ke-21 ada tiga indikator utama
dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu :
1) Kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan,
2) Kemampuan untuk meningkatkan kualtas kehidupan, baik dalam segi social budaya, dalam
segi politik, segi ekonomi, maupun dalam segi fisik biologis, dan
7. 3) Kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik adalah
adanya perubahan masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan arahnya, namun, yang
pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yang salah
satunya teknologi.
Nana Syaodih S mengemukakan bahwa sebenarnya sejak zaman dahulu teknologi sudah
ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dahulu
memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Anglin mendefenisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta
pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast
dan Rosenweig menyatakan teknologi is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan
Iskandar Alisyahbana merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi yaitu cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra, dan otak manusia.
Dari pengertian diatas tampak bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari adanya
teknologi. Artinya, teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada
cirri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Pada abad ke-IV, antara pendidikan MIPA dan Teknologi dulunya tidak dikaitkan, dalam
artian berdiri sendiri, dimana pendidikan MIPA hanyalah MIPA tanpa teknologi, dan teknologi
hanyalah teknologi tanpa MIPA. Tetapi sekarang MIPA itu dikaitkan dengan teknologi artinya
bahwa MIPA itu bagaimana diterapkan atau dikaitkan dengan teknologi. Sedangkan society,
masyarakat tidak lagi dari kebutuhan IPA dan teknologi itu sendiri.
Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) atau biasa juga di Indonesia disebut
dengan Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) mulai berkembang pada
dasarwarsa 70-an, sebagai reaksi dari pola pengajaran sains post-Sputnik. Titik penekanan dari
pola ini adalah mengembangkan hubungan antara pengetahuan ilmiah siswa dengan pengalaman
keseharian mereka. Paling tidak terdapat beberapa konteks dalam pedekatan STM ini. Konteks
konteks tersebut adalah sebagai berikut :
1. Interaksi sehari-hari siswa dengan dunia sekitarnya
Suatu pengetahuan ilmiah yang luas akan memperkaya kehidupan individu, juga
membuat berbagai pengalaman untuk diinterpretasi pada tahap yang berbeda. Pengembaraan di
kebun atau hutan misalnya, akan memperoleh suatu pengalaman yang lain bila si
pengembara/siswa tersebut memiliki pengetahuan biologi dan geologi. Berhubungan dengan hal
ini juga adalah ketika pengetahuan ilmiah digunakan dalam menyelesaikan masalah praktis yang
bisa muncul kapan saja di sekitar rumah tangga, seperti memperbaiki mainan atau peralatan
listrik yang rusak.
Namun, hal ini sudah lama disadari bahwa jika guru ingin siswanya mampu melakukan
aplikasi pengetahuan ilmiah, maka latihan yang diberikan untuk hal itu harus lebih banyak.
Untuk kebanyakan siswa, hal ini tidak datang secara alami, dan pengetahuan serta keterampilan
8. yang dipelajari di kelas sains biasanya disimpan dalam “kotak ingatan” yang berbeda dengan
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Cakupan yang lebih luas antara sains melalui teknologi terhadap masyarakat
Dengan tujuan ini pengajaran sains bergerak keluar dari sekedar pengajaran sains di
kelas. Berbagai materi mulai dari dampak pencemaran udara terhadap lingkungan seperti efek
rumah kaca yang berlanjut ke hujan asam, pemanasan global dan perubahan iklim dipelajari di
kelas sains. Ruang lingkup STM lebih luas dari sekedar komponen sains dari hal tersebut, namun
ke segala hal detil yang mempengaruhi kelangsungan hidup umat manusia secara keseluruhan.
Pada pola ini pemahaman sains harus benar-benar dipahami dan ini melibatkan pengajaran sains
pada tahapan yang lebih tinggi. Sehingga hal ini akan memberikan tantangan yang berarti bagi
guru sains di kelas untuk menyesuaikan diri terhadap pembahasan permasalahan yang diulas
dengan taraf pengetahuan siswa.
Pembahasan berbagai permasalahan STM akan membawa kepada pemahaman hal apa
yang perlu dilakukan untuk menangani atau mencegah hal tersebut terjadi serta faktor apa saja
yang terlibat atau tidak terhadap masalah tersebut membawa berbagai pengetahuan dan
kepercayaan di luar pengajaran sains, dan hal nilah yang harusnya diintregrasikan dalam
pengetahuan ilmiah. Para siswa diharapkan untuk dapat mulai melihat bahwa walaupun
pengetahuan ilmiah berada di belakang permasalahan tersebut namun hal itu tidaklah cukup,
diharapkan siswa melakukan tindakan bijak sebagai anggota masyarakat dalam memelihara
kelestarian alam. Sehingga siswa belajar menyadari beberapa hal keterbatasan dalam sains yang
merupakan bekal berarti bagi kehidupannya.
3. Pendekatan sikap dan nilai ilmiah
Pendekatan ini dapat dilakukan dalam dua penekanan yang berbeda. Yang pertama
melibatkan usaha untuk mengembangkan berbagai sikap tersebut yang dilihat sebagai sifat-sifat
ilmuwan yang bila dikembangkan akan membantu siswa menyelesaikan persoalan sejenis seperti
halnya ilmuwan menyelesaikannya.
Beberapa sikap tersebut diantaranya adalah:
a. Mengetahui butuhnya bukti sebelum membuat klaim pengetahuan
b. Mengetahui butuhnya berhati-hati ketika melakukan interpretasi pada hasil
percobaan/pengamatan
c. Kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi lain yang juga masuk akal
d. Kemauan untuk melakukan aktivitas percobaan secara hati-hati
e. Kemauan untuk mengecek bukti dan interpretasinya
f. Mengakui keterbatasan penyelidikan secara ilmiah
Penekanan yang kedua adalah mengembangkan sikap-sikap khusus terhadap alam sekitar,
mata pelajaran selain sains ataupun dasar untuk karir masa depan seperti halnya sikap terhadap
sains. Berbagai sikap tersebut seperti:
a) Rasa ingin tahu tentang alam fisik dan biologis dan bagaimana hal itu bekerja
b) Kesadaran bahwa sains dapat menyumbangkan hal untuk mengatasi masalah individu
ataupun global
9. c) Suatu antusiasme terhadap pengetahuan ilmiah dan metodanya
d) Suatu pengakuan bahwa sains adalah aktivitas manusia bukan sesuatu yang mekanis
e) Suatu pengakuan pentingnya pemahaman ilmiah dalam dunia yang modern
f) Suatu kenyataan bahwa pengetahuan ilmiah bisa digunakan untuk maksud baik maupun jahat
g) Suatu pemahaman hubungan antara sains dan bentuk aktivitas manusia lainnya
h) Suatu pengakuan bahwa pengetahuan dan pemahaman sains berbeda dengan yang dilakukan
sehari-hari
Berbagai sikap di atas secara jelas berhubungan dengan sains, dan akan berpotensi terus
berkembang khususnya ketika siswa terlibat dalam pelajaran sains di sekolah. Namun, terdapat
juga sikap-sikap positif lainnya yang mana seorang guru sains dapat juga meneguhkan dan
memperkuatnya seperti rasa tanggung jawab, kesediaan untuk bekerja sama, toleransi, rasa
percaya diri, menghargai orang lain, kebebasan, dapat dipercaya dan kejujuran intelektual.
Pengembangan sikap-sikap ini biasanya merupakan konsekwensi tidak langsung dari seluruh
pengalaman di sekolah maupun di dunia luar. Tidak seorang gurupun atau sekumpulan kegiatan
yang akan bertanggung jawab terhadap sikap siswa terhadap sains. Penelitian dalam pendidikan
misalnya, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh hidden curriculum dibanding isi materi
kurikulum terhadap cara pandang siswa terhadap dirinya, guru, sekolah maupun proses
pendidikan. Namun, walaupun perubahan sikap adalah hal yang lambat dibanding pertambahan
pengetahuan dan pengurukannya juga sulit dilakukan, hal ini tidak menjadikan bahwa hal itu
tidak perlu dilakukan.
Pendekatan sifat alamiah dari sains adalah pendekatan yang membawa berbagai implikasi
yang terkesan rumit baik bagi siswa maupun guru. Siswa yang belajar di kelas yang paling tidak
mendapat tiga mata pelajaran sains (biologi, fisika dan kimia) akan berhadapan dengan beragam
guru sains yang juga beragam sikap dan pandangannya tentang sains. Hal ini berpotensi untuk
menimbulkan kebingungan siswa, sudut pandang guru yang mana yang memang lebih tepat?
Cara yang lebih baik adalah dengan mengakui adanya keberagaman pandangan tentang sains dan
kesulitannya mencari suatu konsensus, untuk kemudian mendiskusikan kekuatan dan kelemahan
berbagai pandangan tersebut. Salah satu cara yang telah diterapkan adalah dengan pendekatan
sejarah dan filsafat sains (History and Philosophy of Science) yaitu dimana siswa terlibat dalam
mempelajari dan menganalisis sebab-sebab historis dimana prestasi sains berlangsung.
Nampak bahwa sains dan teknologi memiliki titik mulai berbeda. Kegiatan sains (saintis)
diawali dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang dunia
kealaman (natural), sedangkan kegiatan teknologi (teknolog) diawali dari masalah-masalah yang
sedang dihadapi manusia dalam berinterkasi dengan lingkungan/alam.
Keduanya berinteraksi terutama pada dua hal, yaitu penerapan metode inquiry dan
penerapan metode pemecahan masalah, proses eksplanasi fenomena alam, dan proses
penyelesaian masalah yang dihadapi manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan / alam.
10. D. Sains Teknologi Masyarakat
1. Sejarah timbulnya STS (Sains Teknology Society)
ST didirikan tahun 1979, bertujuan untuk mengembangkan Sains dan Teknologi sebagai
bagian dari pendidikan umum masyarakat setiap Negara. Yang kemudian muncullah sebuah
organisasi internasional baru yaitu SE yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan sains
diseluruh dunia dengan cara menukar-menukar informasi dalam pertemuan-pertemuan ilmiah,
penerbit newsletter, buku pegangan bagi para sains dan lain-lain. Meskipun ICASE tidak
mencantumkan “Teknologi“ dalam nama organisasinya karena didirikan sejak tahun 1973,namun
kegiatan dan penelitiannya dalam bidang sains dan teknologi. Pada symposium ke-7 dinegeri
belanda ICASE berubah nama menjadi IOSTE, dengan harapan terjadinya inovasi dalam
pendidikan sains didunia dengan jalan memilih dan mengefektifkan strategi pembelajaran
melalui pengalaman.
Adanya dampak negatif dari teknologi mengakibatkan timbulnya usaha-usaha untuk
menanggulangi dan memperbaikinya dengan konsep-konsep ilmiah yang dimilikinya. Maka dari
itu pada pertemuan IOSTE sebelumnya disarankan agar pendidikan sains dan teknologi yang
disajikan menggunakan “topik” dan “unit” yang menyatakan bahwa dilkasanakannya Science-
technology-society atau pendekatan STS dalam pendidikan sains. Hingga pada suatu ketika ada
yang mengusulkan untuk menggantinya dengan STSE atau Science-Teknology-Enviroment
(STE). Ada yang berpendapat agar pendidikan sains technology dinyatakan dengan pendidikan
lingkungan atau pendidikan saja dengan alasan, pada saat ini pendidikan sains tidak dapat lagi
disajikan tanpa dikaitkan dengan teknologi untuk kebutuhan masayarakat. Apapun namanya,
yang penting adanya perubahan pandangan para guru dan adanya keinginan untuk mengubah
atau memodifikasi pembelajarannya sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat membangun
dan membentuk pengetahuannya mengenai konsep-konsep tertentu melalui berbagai kegiatan
yang dirancang guru. Dan yang paling penting adalah mengembangkan kemampuan intelektual
anak sehingga dapat berfikir kritis dan menanggapi permasalahan baik didalam maupun diluar
sekolah “ Dikutip dari clipping service Anna Poedjiadi, FMIPA-IKIP Bandung ”
2. STM (Sains Teknologi Masyarakat) / STS (Sains Teknology Society)
Pendidikan sains dengan pendekatan STM adalah suatu bentuk pembelajaran yang tidak
hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada
peran sains dan teknologi di dalam kehidupan masyarakat untuk memecahkan isu-isu di
dalamnya. Belajar IPA melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada kaitannya dengan IPA dan
Teknologi dirasakan lebih dekat dan belajar IPA melalui isu-isu masyarakat yang ada kaitannya
dengan IPA dan Teknologi dirasakan lebih punya arti dibandingkan dengan konsep-konsep dan
teori IPA itu sendiri.
11. Salah satu alasan dari pengajaran pengajaran STM ini yaitu untuk membantu siswa dalam
mengembangkan pengetahuan, skill, yang secara efektif memberikan respon aktif terhadap issue
sains dan teknologi.
3. Tujuan Sains Teknology Society (STS)
1. Untuk keperluan pribadi (prinsip IPA harus diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari misalnya dalam dunia kesehatan,gizi dan lain-lainnya).
2. Issue sosial, dengan adanya STS ini masyarakat mampu dengan mudah
memahami IPA
3. Adanya beberapa profesi atau karier yang banyak berkaitan dengan IPA .
4. Akademis atau Disiplin Ilmu, banyaknya warga yang melek / tidak paham
terhadap sains dan teknologi, yang dapat dicirikan sebagai berikut :
a) Mempunyai pengetahuan yang luas (Sains dan Teknologi)
b) Skill (keterampilan proses), mampu bertindak ilmiah
c) Belajar terus menerus (meskipun tidak disekolah)
d) Faham keterbatasan sains dan teknologi
5. Program STS dapat menyiapkan siswa dalam menggunakan sains untuk
memperbaiki kehidupannya dan sebagai penghalang atas pertambahan teknologi dunia
6. Program STS menyiapkan siswa dalam mengembangkan sains dengan penuh
tanggung jawab dengan sains dan teknologi oriented issues.
7. Program STS membuat kita lebih mengenal pokok pengetahuan dalam sains dan
teknologi sehingga siswa dapat deal with STS issue.
8. Program STS menyiapkam siswa untuk lebih aktif dan berpengalaman dalam
membuat keputusan dan memberikan keuntungan untuk memilih karier terhadap sains
dan teknologi.
E. Domain Program/Pendekatan Teknologi
Ada enam Domain utama teknologi untuk pengajaran dan penilaian, yaitu :
1. Domain Konsep
2. Domain Proses
3. Domain Kreativitas
4. Domain Sikap
5. Domain Aplikasi
6. Domain Keterkaitan
Domain Konsep meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum (prinsip-prinsip), serta teori
dan hipotesis yang digunakan oleh para saintis.
Domain proses meliputi aspek-aspek yang berhubungan bagaimana cara saintis berpikir
dan bekerja, misalnya observasi, ekplanasi, pengorganisasian data, dan pembuatan grafik dan
sebagainya.
12. Domain kreativitas meliputi visualisasi-produksi gambaran mental, pengkombinasian
objek dan ide atau gagasan dalam cara baru, memberikan ekplanasi terhadap objek dan
peristiwa-peristiwa yang dijumpai dan sebagainya.
Domain Sikap meliputi pengembangan sikap positif terhadap guru-guru dan pelajaran
sains disekolah, kepercayaan diri, motivasi, kepekaan, daya tanggap, dan rasa kasih sayang
terhadap manusia.
Domain Aplikasi dan keterkaitan meliputi melihat / menunjukkan contoh konsep-konsep
ilmiah dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan konsep sains dan keterampilan pada masalah
teknologi sehari-hari.
F. Jenis-jenis Pengetahuan
Ilmu sains dan teknologi timbul dimulai dengan adanya pengetahuan-pengetahuan yang
timbul dari manusia terdahulu yang kemudian dapat digolongkan atas 4 pengetahuan yaitu :
1. Pengetahuan Tahayul atau Mithos
Mithos adalah suatu penjelasan atas fakta yang tidak ada kebenarannya, hanya diduga
dan dipercaya begitu saja. Semua suku bangsa pada zaman dahulu mempunyai mithos dan
legenda. Legenda adalah cerita rakyat yang berdasarkan mithos.
Contohnya, pada zaman dahulu orang percaya pelangi adalah tangga bidadari yang turun
mandi, bunyi burung hantu adalah tanda munculnya bencana, kaisar Jepang adalah keturunan
dewa matahari. Rakyat percaya dan menerima mithos karena keterbatasan-keterbatasan
kemampuan pikiran manusia pada saat itu dan dorongan ingin tahunya sudah terpenuhi. Manusia
tidak sanggup menjelaskan secara benar dan ilmiah tentang segala sesuatu yang diamatinya maka
muncullah penjelasan yang bersifat tahayul.
2. Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dengan
pengamatan panca-indera dan penalaran akal budi disusun secara sistematis untuk menjeaskan
fakta yang sedang dihadapi, yang merangsang panca-indera dan pikiran manusia. Pengetahuan
ilmiah dapat dibagi lagi seperti berikut ini.
a) Fakta, objektif, benar
b) Pengetahuan ilmiah
c) Tafsiran, fakta, benar, objektif
d) Salah, subjektif
Manusia berhadapan dengan fakta alam semesta, makhluk hidup atau benda mati.
Kemudian menjelaskan fakta itu atau memberi tafsiran pada fakta yang dihadapinya. Penjelasan
fakta yang sesuai dengan kenyataan merupakan fakta objektif yang tidak dapat dibantah lagi.
Misalnya hukum Archimedes, bahwa benda padat yang tercelup dalam fluida, berkurang
beratnya sebesar zat fluida yang dipindahkannya.
Suatu teori pengetahuan adakalanya hanya bersifat tentatif artinya suatu teori
pengetahuan pada suatu ketika gugur karena ditemukan fakta yang tidak mendukung teori
tersebut. Berabad-abad lamanya manusia menganut pendapat Aristoteles tentang peredaran
13. matahari dan planet-planet bahwa mataharilah yang beredar mengelilingi bumi. Pendapat itu
menjadi gugur setelah Copernicus pada abad 16 menemukan bahwa bumilah yang beredar
mengelilingi matahari. Menarik kesimpulan yang terlalu jauh atau membuat ekstrapolasi yang
terlalu jauh dari beberapa buah fakta saja mengandung resiko tentang kebenaran ilmiah,
kemungkinan benar, kemungkinan salah.
3. Pengetahuan Super-natural
Pengetahuan super-natural adalah pengetahuan yang tidak termasuk pada tahayul dan
pengetahuan ilmiah, namun mempunyai fakta. Pengetahuan super-natural tidak dapat dijangkau
dengan panca-indera maupun akal budi, sifatnya transrasional (di luar jangkauan akal budi).
Karena itu pengetahuan ini tidak ditanggapi dengan akal budi dan bukan objek pengetahuan
ilmiah dan IPA, tetapi masalah percaya, ditanggapi dengan iman, believe it or not yang sifatnya
sangat pribadi dan menyangkut hah-hak asasi manusia.
4.Pengetahuan Ilmiah Semu (Pseudo Science)
Pengetahuan ilmiah semu adalah pengetahuan yang berdasarkan fakta ilmiah tetapi
dicampur dengan kepercayaan dan hal-hal yang bersifat super-natural. Bangsa Babelonia (daerah
Irak sekarang) kira-kira 2500 SM menyembuhkan penyakit disamping obat juga menggunakan
mantera. Bangsa Babelonia juga ahli dalam ilmu perbintangan dan memberikan nama pada rasi
bintang menurut nama binatang seperti Leo, Scorpio, Pisces dan sebagainya.
Berdasarkan kedudukan binatang itu mereka meramal nasib seseorang dihubungkan
dengan hari dan bulan kelahirannya. Ilmu perbintangan yang dihubungkan dengan kepercayaan
ramalan nasib disebut astrologi. Astrologi bukan pengetahuan ilmiah melainkan pseudo science.
IPA memanfaatkan hukum-hukum alam untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia bukannya
alam seperti bintang-bintang di langit yang menentukan kehidupan dan nasib manusia. Manusia,
kalau menghadapi hal-hal yang berada diluar kemampuannya, maka manusia memerlukan iman
atau agama. Sebaliknya menghadapi hal-hal yang berada di dalam jangkauan kemampuannya,
manusia memerlukan rasio atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dapat dipelajari dan
dilatih. Dengan kata lain, iman dan rasio, agama dan IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi)
selalu berjalan bersama-sama mengiringi kehidupan manusia.
Makin maju taraf pemikiran dan kebudayaan manusia, wilayah rasio dan IPTEK lebih
dominan dengan kemungkinan masih percaya kepada hal-hal yang bersifat super-natural. Rasio
dan iman, IPTEK dan agama berjalan bersama-sama walaupun IPTEK sudah semakin maju.
Dalam hal ini tepat sekali seperti yang dikatakan oleh Einstein “ Science without religion is
blind”, ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta. “Religion without science is limp”, agama
tanpa imu pengetahuan adalah lumpuh.
Kemungkinan lain dengan semakin majunya taraf pemikiran dan kebudayaan, manusia
tidak percaya lagi kepada hal-hal yang bersifat super-natural, tidak percaya kepada ajaran agama.
Mereka hanya mengandalkan solusi dari IPTEK untuk mengatasi masalah kehidupan manusia
seperti yana dikatakan Lenin : Sebagai konsekuensi ilmiah, agama harus ditumpas dengan
kekerasan. Sayang Lenin tidak menyaksikan runtuhnya USSR yang dibangunnya dan tidak
menyaksikan patungnya diruntuhkan oleh rakyatnya sendiri yang menderita akibat filsafatnya
yang menyesatkan.
14. G. Peranan IPA dan Teknologi Terhadap Masyarakat
Hal ini terlihat bahwa teknologi memiliki peranan yang penting dalam mendukung
pembelajaran apalagi dalam bidang matematika yaitu misalnya :
1. Tempat penekaan dugaan siswa dan dan pengujian dugaan
Teknologi memudahkan hal ini karena memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai
perhitungan cepat menggunakan kalkulator sehingga akan menghemat waktu. Siswa dengan
demikian dapat memeriksa perhitungan dengan cepat dan akurat sehingga memungkinkan
mereka untuk memeriksa dan mengeksplorasi validitas dugaan mereka.
2. Sebagai Fasilitas
Untuk memfasilitasi siswa membangun ide-ide atau konsep-konsep yang lebih maju dan
sebagainya.
3. Sebagai Sarana Pendidikan
Sains dan teknologi merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan
kreatifitas termasuk mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah (problem
solving). Seperti halnya, teknologi membantu kita menghitung sesuatu yang rumit yang kita
tidak sanggup, begitu pula kita dengan mudah mengetahui dan bahkan mendapatkan informasi-
informasi tentang keadaan dunia maupun hal-hal yang baru.
4. Sebagai Alat Untuk Memasuki Berbagai Bidang Profesi
Pengetahuan dan keterampilan ilmu sains dan teknologi memungkinkan kita dapat memasuki
berbagai bidang profesi, namun demikian tanpa dibarengi dengan pengembangan kreativitas
pribadi maka keterampilan itu sendiri menjadi tidak berarti dan tidak menjamin dengan
sendirinya masa depan yang cerah atau adanya pengembangan karir pribadi yang pasti.
H. Dampak IPA dan Teknologi terhadap Masyarakat
Disamping IPTEK memberi sumbangan positif bagi kehidupan manusia, IPTEK juga
membawa akibat negatif, antara lain sebagai berikut :
1. Kerusakan lingkungan hidup
Pada gelombang kedua, masa industri sampai sekarang kemajuan IPTEK mendorong
manusia menguras sumber daya alam. Akibatnya hutan semakin berkurang, air tercemar, udara
menjadi kotor, lapisan ozon menjadi tipis. Pola pembangunan yang dijalankan adalah human
oriented technology yaitu teknologi yang berpusat pada kepentingan manusia saja tanpa
menghiraukan lingkungan dan makhluk lain. Dewasa ini air bersih semakin langka karena
tercemar oleh zat-zat kimia, sehingga ikanpun sulit untuk hidup. Agar keseimbangan kehidupan
tetap terpelihara, maka penggunaan teknologi dalam pembangunan harus menggunakan pola life-
oriented technology yaitu penggunaan teknologi yang memperhatikan lingkungan, baik
lingkungan biotik maupun abiotik.
2. Interaksi social
15. Pada gelombang agraria hubungan antara manusia dengan manusia lainnya diwarnai
dengan hubungan kekeluargaan, tata krama, semangat gotong royong dan lebih banyak waktu
yang dipakai untuk berkomunikasi antar pribadi. Masyarakat industri mempunyai corak yang
lain, pembangunan di kota mengakibatkan urbanisasi yang menimbulkan masalah sosial manusia
menjadi individualis, pergaulan dan nilai berubah, nilai lama ditinggalkan dan mengikuti nilai
baru yang belum tentu benar.
3. Manusia menjadi bagian dari mesin
Manusia menciptakan teknologi untuk kepentingan manusia sendiri guna meningkatkan
mutu dan jumah produksi. Untuk itu diperlukan peralatan yang canggih dan rumit yang bekerja
secara cepat dan tepat. Dalan keadaan ini manusia hanya menjadi satu bagian dari mesin yang
bekerja secara mekanis dan rutin tanpa pribadi.
4. Pengaruh teori evolusi Darwin
Struggle for existance adalah perjuangan makhluk hidup untuk mempertahankan
hidupnya. Perjuangan untuk hidup ini semakin berat apabila spesies populasinya bertambah.
Inheritance of variations adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan hanya individu yang sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup.
Survival of the fittest menyatakan bahwa individu yang kuatlah yang dapat bertahan hidup.
Teori Darwin telah mengilhami beberapa ilmuwan salah satunya Karl Marx yang pada
waktu yang sama sedang menulis bukunya yang terkenal Das kapital. Buku itu tidak dapat
dilanjutkan, karena Karl Marx sendiri mengalami jalan buntu meneruskan jalan pikirnya supaya
masuk akal. Setelah membaca buku Darwin, Karl Marx dapat melanjutkan buah pikirnya tentang
perjuangan antar kelas masyarakat.
5. Rekayasa genetika
Bayi tabung memerlukan beberapa buah pemikiran dan pertimbangan mengenai voetus
yang hidup di dalam tabung. Pada waktu pembuahan terjadi, di dalam tabung hidup lebih dari
satu voetus. dari sekian voetus yang hidup hanya satu voetus dimasukkan ke dalam rahim
sedangkan voetus yang lainnya dibunuh. Masalahnya disini adalah voetus disejajarkan dengan
benih hewan sedangkan menurut para ahli, voetus merupakan satu pribadi benih manusia.
Walaupun hal ini memberikan hal positif bagi yang membutuhkan misalnya dengan
terbentuknya anak melalui tabung tersebut akan tetapi terkadang terjadi masalah-masalah bahkan
penyakit baru baik itu bagi anak maupun ibu yang mengandung.
6. Meningkatkan tingkat kemalasan
Adanya ledakan teknologi yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dan
pengembangan sumber daya manusia membuat sebagian manusia lupa dan mulai bermalas-
malasan. Dengan teknologi, membosankan perhitungan yang mudah dilakukan atau hal-hal yang
sebenarnya kita telah mengetahuinya. Secara tidak langsung kita telah diperbudak atau bahkan
bisa dikatakan bahwa kita merupakan bagian dari hal tersebut, yang bisa membuat pemikiran kita
menjadi tumpul akibat kekurang-asahan kita dalam melatih ingatan dan pemikiran kita.
Kita sudah melihat IPTEK sangat membantu manusia untuk memudahkan dan
meningkatkan mutu kehidupan manusia. Tetapi pada sisi lain kita juga melihat keuntungan pada
satu pihak, menimbulkan kerugian pada sisi lain. IPTEK tidak berdiri sendiri, IPTEK tidak bebas
16. nilai tetapi IPTEK berhadapan dengan masalah etika tentang yang baik dan benar, tentang yang
boleh dan tidak boleh.
17. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari
hasil eksperimen atau hasil observasi yang bersifat umum sehingga akan terus
disempurnakan.
2. Pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk
pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti
teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai
menemukan ilmu dan teori baru.
3. Pengetahuan ini kemudian akan menjadi sebuah ilmu pengetahuan ketika
pengetahuan tersebut bersifat kumulatif, logis, objektif, metodik, sistematik dan general
yang kemudian timbullah yang namanya IPA/ Sains.
4. Jenis-jenis Pengetahuan terdiri atas Pengetahuan Tahayul atau Mithos,
Pengetahuan ilmiah, Pengetahuan Super-natural, Pengetahuan Ilmiah Semu (Pseudo
Science).
5. Peranan IPA dan Teknologi Terhadap Masyarakat antara lain : Tempat penekaan
dugaan siswa dan dan pengujian dugaan, Sebagai Fasilitas, Sebagai Sarana Pendidikan,
Sebagai Alat Untuk Memasuki Berbagai Bidang Profesi .
6. Dampak IPA dan Teknologi terhadap masyarakat adalah membuat kita selalu
bergantung terhadap teknologi. Segala sesuatu yang kita kerjakan selalu mengharapkan
bantuan teknologi untuk prosesnya. Sehingga kita ini dapat diibaratkan sebagai mesin
yang dikendalikan oleh Teknologi.
B. Saran
Manusia sebagai pencetus adanya Teknologi di dunia ini. Disebabkan karena inteligensi
yang dimilikinya tersebut. Sebagai manusia yang berilmu, sebaiknya kita menggunakan ilmu
yang kita peroleh dari kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Janganlah kita dikendalikan oleh
teknologi yang diciptakan oleh sesama manusia sendiri. Sebaiknya kita memanfaatkan
pengetahuan tersebut dalam mempermudah urusan kita, dan juga memanfaatkan teknologi yang
kita ciptakan di jalan yang benar.
18. DAFTAR PUSTAKA
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, present, and Future. Englewod : Libraries
Unlimited.
Anonim a, 2011. Meningkatkan Teknologi Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa.
http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/methods/technlgy/te800.htm. Diakses pada tanggal 12
September 2012.
Anonim b, 2011. Practical Kerangka Integrasi Teknologi dalam Pendidikan
Matematika.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.recsam.edu.my/rndpdf/R%26D%2520Research%2520Papers/Technology
%2520Integration%2520in%2520Mathematics%2520Education.pdf.
Diakses tanggal 12 September 2012.
Anonim c, 2011. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Proses
Pembelajaran Ipa Biologi Materi Ekosistem Terhadap Penguasaan.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.aace.org/pubs/jcmst/v14n3.html. Diakses tanggal 12 September 2012.
Anonim d, 2011. Mengemas Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pengajaran Sekolah.
izzatinkamala.files.wordpress.com/ ... /pengertian-dan-perkembangan-ipa.doc –. Diakses tanggal
12 September 2012.
Hassard, Jack. Minds On Science. Georgia Satte University. Happer Collins Publishers.
Kast, Fremont E. James dan Resenweig. 1962. Science Technology and Management. New
York : Mc. Grill Book.
Uno, Hamzah. 2010. Profesi Keguruan. Jakarta : Bumi Aksara.