Dokumen tersebut membahas mengenai inisiatif mengimplementasikan knowledge management di PT. Materi dibagi menjadi 4 bagian yang membahas tentang pentingnya mengelola pengetahuan di perusahaan, implementasi knowledge management, contoh perusahaan yang menerapkan, serta relevansi penerapan di perguruan tinggi. Dokumen ini juga menjelaskan proses knowledge management melalui konsep SECI dan Ba.
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Knowledge management untuk unisma
1. Inisiatif Mengimplementasikan Knowledge Management di PT
Haris Budiyono
Seminar : Knowledge Management System, UNISMA, Gedung G, Lt. III,
Jl. Cut Meutia No. 83, 11 November 2010
KPS
Kantor Pengembangan Strategis
2. Materi
• Bagian 1. Membangun Kesadaran atas Kepentingan Mengelola
Pengetahuan di Lingkungan Perusahaan/Organisasi;
• Bagian 2. Memahami Implementasi Knowledge Management di
Lingkungan Perusahaan/Organisasi;
• Bagian 3. Profil Perusahaan/Organisasi di Indonesia yang
Mengimplementasikan Knowledge Management;
• Bagian 4. Relevansi, Model, dan Best Practice Implementasi
Knowledge Management di Perguruan Tinggi.
4. Apakah pengetahuan ?
Dalam epistimologi barat …
Pengetahuan dinyatakan sebagai kebenaran yang diketahui dan
diyakini, dengan kata lain “kebenaran” adalah atribut yang
esensial bagi sebuah pengetahuan.
tetapi
“Tidak ada kebenaran yang seutuhnya; seluruh kebenaran (yang
diyakini) adalah sebagian dari kebenaran (yang sesungguhnya).”
(Whitehead, 1954)
Source: Nonaka, Konno, and Toyama, 1998
5. Informasi dan Pengetahuan
Informasi
Realitas dipotong oleh sebuah
kerangka pandang yang
dibuat dengan tujuan tertentu.
Informasi hanya terkait dengan
bagian realitas yang ada di
dalam kerangka pandang
tersebut.
Pengetahuan
Realitas yang dipandang dari
sebuah sudut pandang tertentu.
Dengan cara mengubah perspektif
(misalnya merubah konteks),
seseorang dapat melihat
perbedaan aspek realitas dan latar
belakangnya.
Source: Nonaka, Konno, and Toyama, 1998
6. Organisasi : Mesin atau Entitas ?
Mesin yang mengolah informasi
Tergantung pada bagaimana
anda membuat sebuah
kerangka untuk memotong
realitas menurut tujuan,
bagaimana anda
memanfaatkan bagian dari
realitas (informasi) secara
efisien, bagaimana anda
mencegah masalah (e.g.,
opportunity cost) yang berasal
dari fakta yang terlihat dari
hanya sebagian realitas.
Entitas yang menghasilkan pengetahuan
Dari sudut mana anda melihat
realitas, bagaimana anda
bekerja dengan pihak lain yang
memiliki gambaran (atas realitas)
yang berbeda untuk
menghasilkan wujud gambaran
utuh dari realitas.
Source: Nonaka, Konno, and Toyama, 1998
7. Apakah pengetahuan (lanjutan) ?
Mengenal karakter pengetahuan :
Context
- spesifik dan berhubungan
Dynamic - terbentuk dalam interaksi sosial
Humanistic - berakar kuat dalam sistem nilai individu
Dengan demikian, pengetahuan diartikan sebagai :
“Sebuah proses dinamis yang mengembangkan keyakinan
pribadi individu terhadap sebuah “kebenaran” dan/atau
melekatkan keterampilan teknis pada diri individu melalui
praktek”.
Source: Nonaka, Konno, and Toyama, 1998
8. Pengetahuan memerlukan Context
Tanpa context yang mempertimbangkan spesifik waktu, tempat, dan
hubungan dengan pihak lain, maka hal disampaikan tidak lebih dari sekedar
informasi.
Informasi
: “Di Jalan Cut Meutia No. 83 Kota Bekasi”.
Explicit Knowledge : “UNISMA terletak di Jalan Cut Meutia No. 83
Kota Bekasi, keluar Pintu Tol Bekasi Timur”.
Tacit Knowledge
: “Saya sudah pernah ke UNISMA, dan
paham benar cara menuju ke sana”.
Artikulasi tacit knowledge : menggambarkan sebuah peta, sehingga orang lain
dapat mencapai Jl. Cut Meutia No. 83 Kota Bekasi (mungkin melalui pelbagai
alternatif rute dan cara).
Source: Nonaka, Konno, and Toyama, 1998, dengan adaptasi contoh
9. Aset Pengetahuan dalam Organisasi/Perusahaan
“Knowledge is the only meaningful resource today.”
Peter Drucker (1993)
Saat ini pengetahuan dipandang sebagai sumberdaya yang paling
penting bagi sebuah perusahaan untuk membentuk keunggulan
bersaing secara berkelanjutan.
“Esensi pengetahuan sebagai sebuah aset adalah esensi pengetahuan
tersebut tidak tersedia untuk diperjualbelikan. Pengetahuan tersebut
seyogyanya dikembangkan dan digunakan secara internal, dalam
upaya meningkatkan nilai tambah yang diperoleh”
David Teece (1998)
10. Dua tipe pengetahuan
Tacit Knowledge
Explicit Knowledge
• Pengetahuan : bersifat
• Pengetahuan bersifat
objektif and rasional yang
dapat diekspresikan
dengan kata, kalimat,
angka, atau formula
(bebas konteks)
subjektif dan berdasarkan
pengalaman yang tidak dapat
diekspresikan dengan kata,
kalimat, angka, atau rumus
• Kecakapan kognitif
–
–
–
–
keyakinan
imajinasi
intuisi
model mental
• Kecakapan teknis
– keahlian (tangan)
– cara mengerjakan
–
–
–
–
Pendekatan teoritis
Pemecahan masalah
Buku petunjuk
Database (knowledge
base)
Source: Nonaka (1991), Nonaka, Byosiere, and Konno (1994)
11. Context adalah wujud dari interaksi
Context tidak dapat didefinisikan. Context adalah wujud
dari interaksi (Ueno, 2000).
Kunci untuk memahami context adalah interaksi. Hal ini
tidak timbul dari pemikiran seseorang. Contexts
didesiminasikan dan dikembangkan melalui interaksi, dan
beberapa contexts saling melengkapi satu sama lain.
Context
Interaksi
12. Tacit dan Explicit Knowledge
“Kekuatan industri manufaktur Jepang terletak pada
teknologi (berdasarkan) tacit knowledge.
Dengan kemajuan dan penggunaan Information
Technology (IT), tacit knowledge dikonversikan
menjadi explicit knowledge.
Namun demikian, kami tetap mengembangkan tacit
knowledge. Untuk mengembangkan desain mobil
baru, kami perlu mengembangkan orang.”
Hiroshi Okuda, the Chairman of Toyota
13. Tacit dan Explicit Knowledge
Sebuah perusahaan yang tidak mampu mengembangkan
tacit knowledge tertentu dan berkualitas, ia tak akan
mampu bertahan hanya dengan mengandalkan/meramu
explicit knowledge melalui outsourcing.
Sebuah perusahaan perlu mengenali sebaran tacit
knowledge yang ada pada diri para pekerja, melakukan
sintesis antar tacit dan explicit knowledge, dan melibatkan
knowledge dalam aktivitas kunci (penting) bagi organisasi
untuk secara terus menerus melakukan inovasi.
14. Empat Kategori Aset Pengetahuan Dalam Sebuah Organisasi
Aset itu bukan hanya intellectual capital dalam bentuk hak paten,
tetapi juga pelbagai pengetahuan, termasuk pelbagai tacit knowledge
yang dimiliki organisasi :
Experiential Knowledge Assets
Shared tacit knowledge
• Skills and know-how of individuals
• Care, love, trust, and security
• Energy, passion, and tension
Conceptual Knowledge Assets
Explicit knowledge articulated through images,
symbols, and language
• Product concepts
• Design
• Brand equity
Routine Knowledge Assets
Systemic Knowledge Assets
Tacit knowledge routinized and embedded
in actions and practices
Systematized and packaged explicit
knowledge
• Know-how in daily operations
• Organizational routines
• Organizational culture
• Documents, specifications, manuals
• Database
• Patents and licenses
Source: Nonaka, Konno, and Toyama, 1998
15. Bagaimana seorang pemimpin mengelola tacit knowledge pada organisasinya ?
SECI
Sharing and creating tacit
knowledge through direct
experience
Articulating tacit
knowledge through
dialogue and reflection
Tacit
Socialization
Externalization
Tacit
Explicit
Internalization
Combination
Learning and acquiring
new tacit knowledge in
practice
Explicit
Systemizing and applying
explicit knowledge and
information
Source: Nonaka (1991), Nonaka, Byosiere, and Konno (1994)
16. Proses Sosialisasi
1. Menangkap tacit knowledge dari luar lingkungan perusahaan
Proses untuk memperoleh pengetahuan/informasi melalui interaksi langsung
dengan para pemasok dan pelanggan.
2. Menangkap tacit knowledge dari dalam perusahaan
Proses untuk memperoleh pengetahuan/informasi melalui pengalaman ruang lingkup
kerja di dalam perusahaan dan pengumpulan informasi aktual yang tersedia.
3. Akumulasi tacit knowledge
Proses akumulasi dan pembentukan sistem atas pengetahuan/informasi yang diperoleh
ke dalam diri seseorang.
4. Diseminasi tacit knowledge
Proses transfer pemikiran atau imajinasi seseorang secara langsung kepada rekan kerja atau
bawahan.
Source: Nonaka (1991), Nonaka, Byosiere, and Konno (1994)
17. Proses Eksternalisasi
5. Artikulasi tacit knowledge
Proses mengekspresikan pemikiran atau imajinasi seseorang
dalam bentuk kata-kata, konsep, atau dialog, dengan
menggunakan metode deduktif/induktif dan abduktif (e.g.
metaphor/analogy).
6. Mentranslasikan tacit knowledge menjadi explicit knowledge
Proses “translasi” tacit knowledge dari pelanggan, pekerja,
pemasok, atau para ahli ke dalam bentuk yang dipersiapkan untuk
mudah dipahami.
Source: Nonaka (1991), Nonaka, Byosiere, and Konno (1994)
18. Proses Kombinasi
7. Menangkap dan mengintegrasikan explicit knowledge yang baru
Proses mengumpulkan explicit knowledge dari dalam dan luar
perusahaan dan mengkombinasikannya.
8. Diseminasi explicit knowledge
Proses transfer explicit knowledge secara langsung melalui
presentasi atau pertemuan.
9. Editing explicit knowledge
Proses editing explicit knowledge hingga lebih mudah dipahami dan
digunakan (e.g. dokumen-dokumen seperti perencanaan, laporan,
survey pasar, dll.)
Source: Nonaka (1991), Nonaka, Byosiere, and Konno (1994)
19. Proses Internalisasi
10. Mengejawantahkan explicit knowledge melalui tindakan dan kerja
Proses internalisasi explicit knowledge (e.g. on-the-job training), dalam rangka
mengaktualisasikan konsep atau metode tentang strategi, taktik, inovasi, atau
pengembangan.
11. Mengejawantahkan explicit knowledge melalui simulasi atau
eksperimen
Proses pembelajaran konsep atau metode dengan situasi virtual.
Source: Nonaka (1991), Nonaka, Byosiere, and Konno (1994)
20. Konversi pengetahuan :
Dari Tacit Knowledge menjadi Explicit Knowledge
Tacit Knowledge
Explicit Knowledge
Methods
• Dialogue
• Observation
• Keyword Elicitation (Montage)
• Motion Capturing
• Video Taping (VTR)
• Metaphor, Analogy, Model
• Cases, Stories, Anecdotes
• Onomatopoeia
• Pictures, Images
Conditions to Consider
• Incentives
• Commitments
• Care, Love, Trust, and Security
• Expressive Power
• Improvisation
• Appropriateness of Expression Form
Source: Nonaka, Akutsu and Toyama, 1998
21. Ba: Saling berbagi context untuk pembentukan
pengetahuan
Ba adalah tempat dimana seseorang saling berbagi context
dengan pihak lain untuk menghasilkan pemahaman/pengertian
(termasuk memperbaharui context).
Para peserta memahami contexts yang berasal dari pihak lain
dan dirinya sendiri, selanjutnya melalui interaksi, melakukan
perubahan atas contexts yang sudah ada.
Ba dapat berwujud :
• Physical - Office, Dispersed business space, Knowledge-affording architecture
• Virtual - E-mail, Teleconference
• Mental - Shared experiences, ideas, ideals
Source: Nonaka, Akutsu and Toyama, 1998
22. Ba bagaikan gelembung yang bergerak
Pelbagai Ba terbentuk,
beberapa di antaranya
menghilang dengan cepat.
Ba berhubungan satu
sama lain.
Beberapa
membentuk Ba yang
lebih luas.
Source: Nonaka, Akutsu and Toyama, 1998
24. Ba merupakan wahana berbagi context
secara dinamis
Knowledge
Individual
Context
Individual
Context
Shared Context
Ba
Saling berbagi context secara individual terjadi pada Ba, dan
selanjutnya meluas melalui pelbagai interaksi
Source: Nonaka, Akutsu and Toyama, 1998
25. 4 Macam Ba
Tipe interaksi
Individual
Kolektif
Originating Ba
Dialoguing Ba
Face-to-face
Media
Virtual
Exercising Ba
Systemizing Ba
Source: Nonaka, Toyama and Konno, 1999
26. Kepentingan Mengelola Pengetahuan Berkembang
Bagaikan Spiral
Current knowledge management:
limited context through IT focus
Multi-contextual IT- support
in organizations:
analog & digital spiral
Originating ba
Dialoguing ba
Exercising ba
Systemizing ba
Database; E-commerce
Quick Response
Internet/Intra-/Extranet
Yellow Pages
Electronic Agents
Cyber Communities
Enterprise Systems
Data Mining
High bandwidth communication; Integrated
Services Digital Network (ISDN); Personal
Communications systems (PCS); VSAT
(Very Small Aperture Satellites); Browsers;
Creativity Support Systems; CSCW etc.
Systemizing ba
Source: Nonaka, Reinmoeller, and Toyama, forthcoming
28. Pengertian Knowledge Management
(http://en.wikipedia/wiki/knowledge_management)
• Knowledge Management (KM) comprises a range of strategies and
practices used in an organization to identify, create, represent, distribute,
and enable adoption of insights and experiences. Such insights and
experiences comprise knowledge, either embodied in individuals or
embedded in organizational processes or practice.
• An established discipline since 1991 (Nonaka 1991). KM includes courses
taught in the fields of business administration, information system,
management, and library and information sciences (Alavi & Leidner, 1999)
More recently, other fields have started contributing to KM research; these
include information and media, computer science, public health, and public
policy.
29. Implementasi KM di Lingkungan Perusahaan/Organisasi
(http://en.wikipedia/wiki/knowledge_management)
• Many large companies and non-profit organizations have resources
dedicated to internal KM efforts, often as a part of their business strategy,
information technology, or human resources management departments
(Addicott, McGivern & Ferlie 2006). Several consulting companies also
exist that provide strategy and advice regarding KM to these organizations.
• Knowledge Management efforts typically focus on organizational objectives
such as improved performance, competitive advantage, innovation, the
sharing of lesson learned, integration and continous improvement of the
organization. KM efforts overlap with organizational learning, and may be
distinguished from that by a greater focus on the management of
knowledge as a strategic asset and a focus on encouraging the sharing of
knowledge.
30. Manfaat Knowledge Management
(http://en.wikipedia/wiki/knowledge_management)
KM efforts can help individuals and groups :
• to share valuable organizational insights,
• to reduce redundant work,
• to avoid reinventing the wheel per se,
• to reduce training time for new employees,
• to retain intelectual capital as employees turnover
organization, and
• to adapt to changing environments and markets
(McAdam & McCreedy, 2000) (Thompson & Walsham, 2004).
in an
31. Perbedaan Perspektif dalam Memahami
Teori dan Implementasi Knowledge Management
(http://en.wikipedia/wiki/knowledge_management)
Dengan semakin berkembangnya KM sebagai sebuah disiplin ilmu,
para akademisi berdebat tentang teori dan praktek KM, sehingga
menimbulkan perspektif yang berbeda tentang KM :
• Techno-centric with a focus on technology, ideally those that
enhance knowledge sharing and creation.
• Organizational with a focus on how an organization can be
designed to facilitate knowledge processes best.
• Ecological with a focus on the interaction of people, identity,
knowledge, and environmental factors as a complex adaptive
system akin to a natural ecosystem.
32. Terdapat sejumlah pemahaman/penafsiran yang keliru tentang KM :
Ikujiro Nonaka (2007)
Professor Emeritus, Hitotsubashi University Graduate School of International Corporate Strategy, Xerox Distinguished
Faculty Scholar, UC Berkeley, First Distinguished Drucker Scholar in Residence
at the Drucker School and Institute Claremont Graduate University
•
•
•
•
•
“Knowledge management is… something to do with information technology (IT).”
Seventy-eight percent of IT systems projects fail. Information technology can help, but
it is the human factor that makes the difference.
“Knowledge management is… about product innovation.” Innovation must happen in
the entire operation of an organization, such as planning, financing, procurement,
marketing, process innovation and service.
“Knowledge management is… something that makes us efficient.” Fifty to seventy five
percent of knowledge re-engineering projects fail. It is not just about efficiency (or
exploitation of existing knowledge,) but also about effectiveness (or exploration of
new knowledge.)
“Knowledge management is… a large-scale operation.” It can start small. It requires
creativity and persistence, rather than large amounts of capital.
“Knowledge management is… the responsibility of ‘smart people’.” How we get
everyone’s commitment to share his or her own knowledge and create new
knowledge is the key to success. In 82 percent of the cases where knowledge
management fails, the reason is organizational resistance.
33. This five-step KM process is concerned with five key steps:
Asian Productivity Organization :
Knowledge Management Tools and Techniques Manual (2010)
•
•
•
•
•
Identifying the knowledge
Creating knowledge
Storing knowledge
Sharing knowledge
Applying knowledge
34. 20 ESSENTIAL KM METHODS and TOOLS
Asian Productivity Organization :
Knowledge Management Tools and Techniques Manual (2010)
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Non–IT Methods and Tools
Brainstorming
Learning and Idea Capture
Peer Assist
Learning Reviews
After Action Review
Storytelling
Collaborative Physical Workspace
APO Knowledge Management Assessment
Tool
9. Knowledge Café
10. Community of Practice
11. Taxonomy
•
IT Methods and Tools
12. Document Libraries leading to a Document
Management System
13. Knowledge Bases (Wikis, etc.)
14. Blogs
15. Social Network Services
16. Voice and Voice-over-Internet Protocol
(VOIP)
17. Advanced Search Tools
18. Building Knowledge Clusters
19. Expert Locator
20. Collaborative Virtual Workspaces
35. Sejarah knowledge management
Rory L. Chase
Managing Director, Teleos (2007)
Knowledge management, as a business practice, began about 15 years ago (1992)
in the United States. At that point in time the rapid introduction of IT, together with
globalization and workforce issues, prompted a number of American companies to
think long and hard about how they could successfully compete at the global level.
These pioneering companies included Hewlett-Packard, IBM, Ernst & Young, Arthur
Andersen and Buckman Laboratories.
Unlike many business strategies which originated from academic or consulting
activities, knowledge management was a business-driven activity. By the mid 1990s,
knowledge management concepts had spread to Europe, where companies such as
British Petroleum and Siemens also became pioneers in creating knowledge strategies
to align with their business strategies. By the late 1990s, knowledge management
had arrived in Asia. Japanese companies and companies such as the Samsung
Group adopted formal knowledge strategies to enable them to compete at a global
level. Over the past 15 years we have seen this business-led management strategy
spread across industries and across the world.
36. Dirk Ramhorst
Siemens IT Solutions and Services Germany, Former Chief Knowledge Officer Siemens
Business Services (2007)
37. Making Knowledge Management Part of the Strategy
Dirk Ramhorst
Siemens IT Solutions and Services Germany, Former Chief Knowledge Officer Siemens
Business Services (2007)
38. Knowledge Management dan Strategi E-Bisnis
Teknologi
Informasi
Knowledge
Management
Strategi
E-Bisnis
Kreativitas dan
Inovasi
Sumber : Yogesh Maholtra, Knowledge Management for E-Business Performance: Advancing Information Strategy to “Internet Time”, Information
Strategy, The Executive’s Journal, Volume 16 (4), 2000.
39. The Trend of Economic Generations:
From Assets to Knowledge
Generation
Resources
Productivity Focus
Agriculture
Land and Labor
Quantum of Production
Industry
Man – Machine - Material
Efficiency
Information
Technology
Effectiveness
Knowledge
The Human Brain
Innovation
41. Dunamis Organization Services – as an organizer for MAKE Award in Indonesia - has announced 11 companies as
the winners of “2007 Indonesian MAKE Award”, since they reached the minimum point 550 of the total 800.
11 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study :
Astra International, Bank Indonesia, Bank Niaga, Binus University, ITB, Medco E&P Indonesia,
Telkom Indonesia, Unilever Indonesia, United Tractors, WIKA, dan XL.
October 25, 2007
UNISMA, HE INSTITUTION
IN D O N E S IA
41
42. Since Astra International, Unilever Indonesia, and XL (Excelcomindo Pratama) have the
highest point among the winners at national level and they automatically were
representatives for Indonesian to join
“2007 Asian MAKE Award”, South Korea, October 2007.
October 25, 2007
UNISMA, HE INSTITUTION
IN D O N E S IA
42
43. Institutionalize knowledge management
Expand and Support
Discover and Conduct Pilots
Explore and Experiment
Enter and Advocate
Consciousness
Desire
Unconsciousness
Interest
Awareness
Quality Assurance
Unit
Interest Group
of KM
Marketing and
New Student Enrollment
Unit
Framework of Knowledge Management Implementation at UNISMA
October 25, 2007
UNISMA, HE INSTITUTION
IN D O N E S IA
43
44. MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise) Award
• MAKE Study pertama kali diadakan Tahun 1998 oleh Teleos yang
bekerjasama dengan KNOW Network. Teleos adalah sebuah
badan penelitian mandiri di bidang KM dan intellectual capital. The
KNOW Network adalah sebuah komunitas organisasi seluruh dunia
berbasis internet yang berdedikasi menggapai kinerja superior
melalui benchmarking, networking dan best practice knowledge
sharing.
• Pada tahun 1999, Studi “MAKE” berkembang lebih lanjut dengan
adanya MAKE Amerika Utara dan MAKE Eropa, hingga MAKE Asia
di tahun 2000. Lalu, sejak 2002, Jepang juga menyelenggarakan
MAKE. Tahun 2005, Indonesia dan India menyelenggarakan
“MAKE Award” pertama kali (Suryajaya, 2006).
45. 8 (delapan) dimensi kinerja KM penilaian dan penghargaan
“MAKE Award”
1. Perwujudan budaya di lingkungan organisasi yang memperlakukan pengetahuan (internal)
organisasi sebagai aset yang didayagunakan sebagai penghela kemajuan dan kesejahteraan
organisasi (creating an enterprise knowledge-driven culture);
2. Pengembangan para pekerja berbasis pengetahuan melalui kepeloporan dan kepemimpinan
pada tingkatan manajemen organisasi puncak dan pimpinan senior lainnya (developing
knowledge workers through senior management leadership);
3. Pemecahan masalah yang dihadapi organisasi dan penyampaian layanan/produk berbasis
pengetahuan (delivering knowledge-based products/services/solutions);
4. Maksimasi pembentukan modal intelektual organisasi (maximizing enterprise intellectual capital);
5. Penciptaan iklim di lingkungan organisasi yang bernuansa kolaboratif untuk berbagi
pengetahuan (creating an environment for collaborative knowledge sharing);
6. Perwujudan organisasi pembelajar (creating a learning organization);
7. Penyampaian nilai (pada layanan/jasa/produk) berbasis pengetahuan yang diperoleh dari
pelanggan sendiri dan tentang pelanggan itu sendiri (delivering value based on customer
knowledge);
8. Transformasi nilai-nilai yang dibangun dan diperoleh dari pengalaman/pengembangan
organisasi berbasis pengetahuan kepada masyarakat (transforming enterprise knowledge into
shareholder (or societal) value).
46. 6 (kunci) penting untuk menerapkan KM pada perusahaan/organisasi
Menurut Rory L. Chase (2007) terdapat 6 (kunci) penting untuk
menerapkan KM pada perusahaan/organisasi, yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Senior management leadership – especially from the CEO
Clear business vision
Formal corporate knowledge strategy
Alignment of business strategy with formal knowledge strategy
Focus on innovation and new product development
Management of enterprise intellectual capital growth
48. Implementasi KM di PT
•
•
•
•
•
PT memiliki peluang yang cerah untuk mengaplikasikan KM dalam rangka mendukung setiap
kegiatan (akademik dan atau manajemen) dalam mencapai misinya.
KM selayaknya tidak dianggap sebagai hal yang mengancam PT sebagai sebuah konsep baru
yang radikal, semestinya KM dianggap sebagai faktor penggerak baru dalam menjalankan misi
kelembagaannya (Kidwel dkk., 2001).
Persoalannya adalah ruang lingkup dan bentuk penerapan KM yang begitu luas, sehingga sulit
dipahami bagaimana aplikasi KM untuk lingkungan kelembagaan pendidikan (Thorn, 2001).
ERIC digest menawarkan konsep dasar sebagai potensi penerapan KM pada PT, sebagai contoh
KM di PT dapat didayagunakan (sebagaimana yang telah sukses di perusahaan) / dalam
membangun kolaborasi, organizational learning, best practices, workflow, intellectual property
management, document management; customer-centric focus, dan penggunaan data secara
efektif. Inisiatif implementasi program KM bisa saja termasuk mengembangkan portal dengan
menggunakan web untuk memperluas jangkauan komunikasi antar unit di lingkungan lembaga
dan mengarahkan kiat promosi layanan dan produk kelembagaan PT dimaksud kepada
pelanggannya atau kelembagaan stakeholders lainnya (Roberts-Witt, 1999; Ruber, 2000).
Internet juga bisa digunakan oleh sebuah tim kolaborasi (team collaboration) dan pokja
(groupware); natural language queries of data; sharing information on best practices; dan
anytime/anywhere online learning (Delio, 1999; Sherman, 2000).
Knowledge Management for Higher Education ERIC DIGEST
John H. Milam, Jr., Ph.D., Research Associate Professor, Curry School of Education
University of Virginia
49. Implementasi KM di Perguruan Tinggi (PT)
Bagi sebuah PT yang secara tekun menggarap program KM, maka sejumlah manfaat kelak dapat
peroleh manajemen PT, yakni :
• Material pembelajaran semakin mudah dan semakin banyak yang dapat diakses, sehingga
meningkatkan student retention dan graduation rates;
• Terbantunya manajemen PT dengan didayagunakannya sumberdaya teknologi, dimana PT
umumnya dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumberdaya pekerja administrasinya;
• Meningkatkan kinerja layanan atau bahkan dapat menciptakan bentuk layanan baru yang
berbasis web;
• Manajemen PT dapat bekerja lebih efektif dalam membuat analisis cost effective dengan bantuan
teknologi, sehingga kemampuannya meningkat dalam meraih daya tarik dan promosi
penerimaan mahasiswa baru;
• Transformasi bentuk transaction-based systems yang dilakukan selama ini, sehingga konsep
traksaksinya akan menghasilkan tidak hanya sekedar data, tetapi mampu memberikan keluaran
yang lebih tinggi derajatnya, yakni informasi dan pengetahuan bagi manajemen;
• Manajemen PT dapat meraih kesempatan untuk memperluas layanan dan promosinya,
menjangkau skala provinsi, nasional, bahkan regional dan global, untuk memenuhi harapan
mahasiswanya kapan pun dan dimana pun.
Knowledge Management for Higher Education ERIC DIGEST
John H. Milam, Jr., Ph.D., Research Associate Professor, Curry School of Education
University of Virginia
50. Model KM APTEKINDO
(Asosisasi Pendidikan Teknik dan Kejuruan Indonesia)
•
Sistem KM terbangun atas 4 (empat) pilar utama, yakni teknologi, aktivitas,
interface, dan berbagai komponen.
– Aktivitas : Web browsing, computer based collaboration, searching, dan data
mining;
– Interface : Web-base application, mailing list, web forum, dan customer service
application;
– Komponen : Data base, web platform, data management tools, messaging
engine, search engine, web service, document management, dan interference
engine.
– Teknologi : RDBMS (Relational Data Base Management System), client server,
web service, dan artificial intelegence/expert system (AI/ES).
http://y2n.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/02/implementasi-knowledge-management.pdf
Implementasi Knowledge Management pada APTEKINDO, Pembentukan Sharing
Culture antar Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Indonesia1)
Yuyun Estriyanto, MT2), Taufiq Lilo Adi Sucipto, MT3)
1) Disampaikan dalam Konvensi Nasional IV APTEKINDO, 3-6 Juni 2008
52. Model KM Perpustakaan UGM
•
•
•
•
•
Perpustakaan dapat dimaksimalkan peranannya dalam pengembangan mutu sumber daya
organisasi pendidikan seperti universitas. Begitu pula dalam lingkungan Universitas Gadjah
Mada sebagai universitas berkompeten lebih memperhatikan perpustakaan lebih dari sekedar
tambang pengetahuan, namun juga sebagai tempat pengembangan ideologi pengetahuan yang
berkelanjutan.
Knowledge management tidak dapat diterapkan secara terpisah dengan aktivitas operasional
dan teknologi informasi, karena ketiganya saling berkaitan dan mendukung dalam upaya
penciptaan institusi yang berwawasan pengetahuan.
Knowledge management yang terintegrasi dengan sistem informasi pendidikan akan
meningkatkan Universitas Gadjah Mada mengembangkan mahasiswa untuk mengelola berbagai
pengetahuan yang diperoleh dan selanjutnya dapat digunakan dalam lingkungan pendidikan
secara keseluruhan.
Penerapan teknologi berbasis web menjadi faktor penting dalam penerapan knowledge
management dan sistem informasi perpustakaan yang menghasilkan jaringan perpustakaan
(perpustakaan digital).
Universitas Gadjah Mada telah berhasil menjadikan sumber daya manusia sebagai penentu
berkembangnya budaya belajar sehingga penggunaan knowledge dapat dilakukan dengan
cepat seiring dengan kebutuhan informasi dan pengetahuan.
http://duniaperpustakaan.com/2010/03/08/knowledge-management-bagi-sistem-informasi-perpustakaan-universitasgadjah-mada/
56. Best Practice KM di PT
(Case KM Implementation in HE : The Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Thailand)
•
•
•
•
The Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University (hereinafter referred to as
“Siriraj”), consists of two main institutions—the Siriraj Hospital and the medical
school, approximately 11,000 and 3,500 employees, respectively.
Siriraj hospital, named after HRH Prince Siriraj Kakutabhundu, the beloved son of
King Chulalongkorn (King Rama V), who died of dysentery, was commissioned in
1888 by the King in memory of his son and out of his strong desire to establish a
hospital for the well-being of the Thai people.
The medical school was founded in 1900 as part of the hospital in response to the
shortage of physicians and demands for better medical care. After over a century, the
faculty has developed into one of the leading medical facilities, widely acclaimed for
its medical services, medical education, and research.
Specifically, Siriraj Hospital is now recognized as one of the largest hospitals in
Southeast Asia, with more than 1.5 million outpatients and 70,000 admissions per
year.
57. KM Implementation
in The Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Thailand
• Knowledge management (KM) came into the picture in 2002, during the
second period, after Siriraj Hospital received its hospital accreditation (HA).
It was among the first public hospitals to be were accredited. The hospital
accreditation standard is an integrated patient focused management
standard that helps hospitals to systematically and continuously improve
health care quality as well as personnel and organizational capabilities,
learning, and effectiveness.
• It was decided in 2003 to participate in a pilot project on the
implementation of Knowledge Management, 2 with the primary aims of
learning about KM, building up institutional capacity through KM
implementation methodology, and determining whether KM can be used as
a means to enhance the quality of patient care and, in the long term, result
in performance excellence.
58. Faculty Commitee
Dean
12 Deputy Deans
Office of The Dean
Academic Department
Siriraj Hospital
(Hospital Director)
11 Divisions
28 Departments
10 offices & 19 Departments
Organizational Chart The Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University
63. Lokasi “Timbunan Pengetahuan” pada Sebuah
Perusahaan/Organisasi
•
•
•
•
42 % di pikiran (otak) karyawan;
26 % di dokumen kertas;
20 % di dokumen elektronik;
12% knowledge base elektronik.
Data ini menceritakan bahwa porsi knowledge yang paling besar (42%) tersimpan dalam
otak saja. Knowledge semacam ini disebut dengan tacit knowledge, yaitu pengetahuan
yang tersembunyi. Sedangkan materialisasi knowledge berbentuk dokumen kertas (26%),
dokumen elektronik (20%) dan benda elektronik berbasis knowledge (12%). Potensi tacit
knowledge tersebut harus digali untuk kemudian dieksplisitkan untuk kemudian diorganisir
bersama komponen knowledge yang lain supaya bisa di-trasfer kepada orang lain.
Delphi Group.
Sumber : Anonim. Knowledge Management, a Practicioner’s Perspective.
• http://www.prasanna.org/KnowledgeManagement-101.ppt, akses tanggal 25 Mei 2008.
64. 4 (EMPAT) SIKAP KEPEDULIAN
1.
Ketidakpedulian secara total.
(emangnya gue pikirin)
2.
Ada kepedulian, hanya sekedar kritik.
(k r i d o)
3.
Kepedulian cukup tinggi, namun semangat lemah.
(peduli tanpa tanggung jawab)
4.
Kepedulian dengan penuh tanggung jawab.
(fastabiqul khairat)
68. Knowledge Management System (KM System)
• Knowledge Management System (KM System) refers to a (generally IT
based) system for managing knowledge in organizations for supporting
creation, capture, storage and dissemination of information. It can comprise
a part (neither necessary or sufficient) of a Knowledge Management
initiative.
• The idea of a KM system is to enable employees to have ready access to the
organization's documented base of facts, sources of information, and
solutions. For example a typical claim justifying the creation of a KM system
might run something like this: an engineer could know the metallurgical
composition of an alloy that reduces sound in gear systems. Sharing this
information organization wide can lead to more effective engine design and
it could also lead to ideas for new or improved equipment.
69. Dialog
•
Pak Ketua YPI :
–
–
–
•
Pak Aos :
–
–
–
–
–
–
•
Dejavu
Mental
Action plan
Sudah melakukan banyak, kenapa sih nggak maju-maju, ada apa sih di UNISMA
Bisa hilang, bisa menghilang, bisa dipakai orang/organisasi lain
Bagaimana menjadi sistem ?
Dosen baru, langsung dilepas mengajar di kelas
Perlu “Kawah candradimuka”
“Dokumentasi” perlu dibuat KM nya
Pak Sabenih :
–
–
Kesadaran, sebagi contoh melaporkan setelah pelatihan. Bagaimana membangun kesadaran ?
Redundant work, dalam akreditasi. Bagaimana memulai kesenjangan antara TK dan EK;
70. Dialog
•
Pak Ketua KKM :
–
–
–
–
–
–
–
•
Pak Warek II:
–
–
–
–
–
–
–
•
Momen baru, revitalisasi, perubahan paradigma,
Perlu komitmen, perlu kolosal, pimpinan jangan separo-paro,
Sebagai contoh KM, setiap unit bisa/perlu jadi provider info tertentu
Bagaimana di UNISMA untuk KM penerapannya ?, mau pilot project ttt dulu atau seluruh unit ?
Untuk memulai perlu jargon , perlu kantor perubahan ?
Perlu juga dibudayakan menghargai karya orang , termasuk PS nya
Buku ajar (orang vs lembaga)
Belum terlambat
Harapannya semua orang bisa tergugah,
Kepercayaan penuh (?) Perlu menjadi teladan
Karyawan – Dosen
Perlunya monitoring
Evaluasi
Total football
Bu Is Zunaini (Dekan FP) :
–
–
–
Kepenghargaan (tanggap dari karya), untuk ngurus mau nanya ke siapa ke orang atau ke unit kerja, contoh lain
Sepadan
Kesadaran
BI
71. Studi Kasus Pengembangan KMS
No
Kegiatan
(pilot
projects)
Langkah-Langkah
Pengetahuan yang
akan
dikembangkan
Metode/Alat KM
Nilai tambah bagi
pelanggan/
stakeholders
1
Peningkatan
layanan
“Simpatik “
Dikembangkan untuk 3 MK yang akan
dijadikan contoh simpatik
Pengetahuan akan
diperoleh dalam 2
(dua) bentuk, yakni :
Brainstrorming,
collaboration, IT
based
Bagi stakeholders
dosen : dapat
pengetahuan tata cara
membuat simpatik
MK
Dibentuk 3 pokja pengembangan MK
yang disimpatikkan
Pokja bekerja membuat format apa
saja yang sebaiknya dibuat pada
simpatik , isi, tayangan, dan untuk
interaksinya dengan mahasiswa
Pokja mengembangkan simpatik MK
dimaksud
Pokja melakukan ujicoba simpatik MK
dimaksud kepada mahasiswa
Pokja mempresentasikan hasil kerja
kepada Warek 1
Warek 1 memberikan apresiasi dan
menarapkan format serupa kepada
kelompok dosen lainnya
Pokja simpatik MK tetap bekerja
mengelola KM Simpatik MK
dimaksud
Pengetahun tentang
cara
mengembangkan
MK yang
disimpatikkan
Pengetahuan dalam
mengembangkan
bahan ajar yang
terus menerus
dilakukan
Bagi mahasiswa :
mendapatkan layanan
PBM yang lebih
efektif, lebih advance,
lebih up-dated