SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
1 
MAKALAH 
Good Governance & Otonomi Daerah 
Mukh. Khanif Ma’ruf 
1323308055
2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh 
tatacara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur 
dengan baik. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi 
dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum 
yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas 
pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. 
Masalah-masalah tersebut juga telah menghambat proses 
pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin 
meningkat, jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan 
menurun, dan bahkan telah menyebabkan munculnya konflik-konflik di 
berbagai daerah yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan negara 
Republik Indonesia. 
Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan masih berlangsungnya 
praktek dan perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan 
yang baik, yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi. 
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah landasan bagi pembuatan 
dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. 
Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol 
masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena 
globalisasi ditandai dengan saling ketergantungan antarbangsa, terutama 
dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi dan aktivitas dunia usaha 
(bisnis).
Kedua perkembangan diatas, baik demokratisasi maupun 
globalisasi, menuntut redefinisi peran pelaku-pelaku penyelenggaraan 
pemerintahan. Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali 
pemerintahan, cepat atau lambat harus mengalami pergeseran peran dari 
posisi yang serba mengatur dan mendikte ke posisi sebagai fasilitator. 
Dunia usaha dan pemilik modal, yang sebelumnya berupaya 
mengurangi otoritas negara yang dinilai cenderung menghambat perluasan 
aktivitas bisnis, harus mulai menyadari pentingnya regulasi yang 
melindungi kepentingan publik. Sebaliknya, masyarakat yang sebelumnya 
ditempatkan sebagai penerima manfaat (beneficiaries), harus mulai 
menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus 
berfungsi sebagai pelaku. 
Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik perlu segera 
dilakukan agar segala permasalahan yang timbul dapat segera dipecahkan 
dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan 
lancar. Disadari, mewujudkan tata pemerintahan yang baik membutuhkan 
waktu yang tidak singkat dan juga upaya yang terus menerus. Disamping 
itu, perlu juga dibangun kesepakatan serta rasa optimis yang tinggi dari 
seluruh komponen bangsa yang melibatkan tiga pilar berbangsa dan 
bernegara, yaitu para aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat 
madani untuk menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka 
mencapai tata pemerintahan yang baik 
3 
B. Rumusan Masalah 
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu: 
1. Bagaimana pengertian good governance dan otonomi daerah? 
2. Bagaimana prinsip good governance dan otonomi daerah? 
3. Bagaimana good governance dalam kerangka otonomi daerah? 
C. Tujuan Penulisan 
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini 
yaitu:
4 
1. Untuk mengetahui pengertian good governance dan otonomi daerah. 
2. Untuk mengetahui prinsip good governance dan otonomi daerah. 
3. Untuk mengetahui good governance dalam kerangka otonomi daerah. 
D. Manfaat Penulisan 
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu : 
1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman 
mengenai pengertian dan prinsip-prinsip good governance maupun 
otonomi daerah. 
2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan 
makalah.
5 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Good Governance 
1. Pengertian Good Governance 
Pengertian Good Governance dari segi administrasi pembangunan, 
good governance didefinisikan sebagai sebuah kerangka kelembagaan 
secara keseluruhan yang mana warganya diperbolehkan untuk 
berinteraksi dan bertransaksi secara bebas, pada tingkat perbedaan, 
untuk memenuhi aspirasi politik, ekonomi dan sosial. 
Pada dasarnya, pemerintahan yang baik memiliki tiga aspek: 
1. Kemampuan warga negara untuk mengekspresikan pandangan dan 
akses pengambilan keputusan secara bebas. 
2. Kapasitas instansi pemerintah (baik politik dan birokrasi) untuk 
menerjemahkan pandangan-pandangan ini ke dalam rencana yang 
realistis dan menerapkannya secara efektif biaya. 
3. Kemampuan warga Negara dan lembaga-lembaga untuk 
membandingkan apa yang telah diminta dengan apa yang telah 
direncanakan, dan membandingkan apa yang telah direncanakan 
dengan apa yang telah dilaksanakan. 
Sedangkan dari segi teori pembangunan, good governance diartikan 
sebagai berikut: 
Politik dan birokrasi yang menyediakan lingkungan Macra-ekonomi 
yang memungkinkan untuk investasi dan pertumbuhan, yang 
mengejar kebijakan distribusi dan ekuitas terkait, yang membuat 
intervensi kewirausahaan dimana diperlukan praktek prinsip-prinsip
manajemen yang jujur dan efisien. Sebuah kepemimpinan politik 
berkomitmen dan imajinatif disertai dengan birokrasi yang efisien dan 
akuntabel, tampaknya menjadi kunci untuk pembentukan pemerintahan 
yang baik di suatu negara. 
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good governance 
mensyaratkan adanya hubungan yang harmonis antara negara (state), 
masyarakat (civil siciety) dan pasar (market). 
Jika mengacu pada World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan 
sektor publik (public sector) adalah menciptakan good governance. 
Pengertian good governance adalah kepemerintahan yang baik, 
menurut UNDP (United Nation Develepment Program) dapat diartikan 
sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid 
dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan 
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, 
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, 
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political 
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. 
2. Urgensi dan Prinsip-prinsip Good governance 
a. Urgensi 
Dari uraian diatas disimpulkan arti penting atau keurgensian dari 
Good Governance di Indonesia yaitu: 
a. Memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Masih 
banyaknya korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan 
negara di Indonesia memicu munculnya reformasi dengan salah 
satu isu reformasi yang fundamental yaitu recovery economy 
dari unsur KKN dengan cara menjalankan Good Governance di 
Indonesia. 
b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang 
selama ini bobrok dan digerogoti unsur KKN, sehingga 
6
terwujud suatu pemerintahan yang bersih yang sesuai dengan 
keinginan warga negara Indonesia. 
c. Pelayanan publik. Salah satu pokok tugas pemerintah adalah 
memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada 
masyarakat. Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan 
kepada pemerintah tetapi juga kepada sektor swasta guna 
memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat. Agus 
Dwiyanto mengemukakan pendapatnya bahwa “pelayanan 
publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan 
dan penerapan Good Governance di Indonesia”. 
d. Pelaksanaan Otonomi Daerah. Kebijakan otonomi daerah 
merupakan harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus 
kekhawatiran akan kegagalan proses tersebut. Alasan lain 
adalah masih belum optimalnya pelayanan birokrasi 
pemerintahan dan juga sektor swasta dalam memenuhi 
kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi sebab utama 
mengapa Good Governance mendapat relevansinya di 
Indonesia. 
e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara Indonesia menganut 
paham Demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. 
Good Governance mampu mereflesikan nilai-nilai demokrasi 
karena dalam konsep Good Governance pada dasarnya 
menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga negara, baik 
ditingkat pusat maupun daerah, sektor swasta dan masyarakat 
madani. 
f. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat 
utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai 
tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. 
g. Pengelolaan pemerintah yang bersih dan berwibawa yang 
dirumuskan bersama oleh pemerintah dan komponen 
masyarakat madani. 
7
Sesuai dengan penjelasan diatas, maka pemerintahan yang baik itu 
adalah pemerintahan yang baik dalam ukuran proses maupun hasil-hasilnya. 
Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika pembangunan 
itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita 
kesejahteraan dan kemakmuran sebagai basis model dari 
pemerintahan. Pemerintahan itu dapat dikatakan baik, jika 
produktif dan memperlihatkan hasil indikator dengan kemampuan 
ekonomi rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun 
dalam daya beli, kesejahteraan spiritualisnya terus meningkat 
dengan indikator rasa aman, tenang, dan bahagia serta sense of 
nationality yang baik. 
8 
b. Prinsip-prinsip Good Governance: 
1. Akuntabilitas: meningkatkan akuntabilitas para pengambil 
keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan 
masyarakat. 
2. Pengawasan: meningkatkan upaya pengawasan terhadap 
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan 
mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas. 
3. Daya tangkap: meningkatkan kepekaan para penyelenggara 
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali. 
4. Profesionalisme: meningkatkan kemampuan dan moral 
penyelenggaraan pemerintah agar mampu memberi pelayanan 
yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau. 
5. Efisiensi & Efektivitas: menjadi pelayanan kepada masyarakat 
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara 
optimal dan bertanggung jawab. 
6. Transparansi: menciptakan kepercayaan timbal-balik antara 
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan 
menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.
7. Kesetaraan: memberi peluang yang sama bagi setiap anggota 
9 
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. 
8. Wawasan ke Depan: membangun daerah berdasarkan visi dan 
strategis yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh 
proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan 
ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan daerahnya. 
9. Partisipasi: mendorong setiap warga untuk mempergunakan 
hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan 
keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik 
secara langsung maupun tidak langsung. 
10. Penegakan hukum: mewujudkan penegakan hukum yang adil 
bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM 
dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. 
B. Otonomi Daerah 
1. Pengertian Otonomi Daerah 
Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah 
Daerah pada pasal 1 ayat (5), otonomi daerah adalah hak, wewenang, 
dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan 
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan 
peraturan perundang-undang. 
Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan 
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang 
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan 
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri 
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republuk 
Indonesia (UU No.32 Tahun 2004 pasal 1 ayat (6). 
Secara etimologi kata otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” 
yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti beraturan, jadi otonomi
daerah dapat diartikan mengatur sendiri. Secara resmi otonomi daerah 
dilaksanakan sejak 1 Januari 2001. 
2. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah 
Pelaksanaan otonomi daerah harus: 
a. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, 
10 
pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah. 
b. Didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. 
c. Sesuai dengan konstitusi. 
d. Lebih meningkatkan kemandirian daerah. 
e. Lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif di daerah. 
3. Konsep Dasar Otonomi Daerah 
Dalam penjelasan undang-undang nomor 22 tahun 1999 
dinyatakan bahwa kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan 
daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup 
kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di 
bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter 
dan fiscal, serta agama. Keleluasan otonomi juga mencakup pula 
kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan pemerintahan 
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, pengadilan dan 
evaluasi. Selanjutnya di sebutkan pula bahwa otonomi yang 
bertanggung jawab sebagai konsekuensi pemberian hak dan wewenang 
kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus di pikul 
oleh daerah dalam pemberian tujuan pemberian otonomi, berupa 
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semangkin banyak. 
Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang No. 22 tahun 1999 
tersebut dapat di simpulkan bahwa dengan otonomi daerah telah di 
berikan kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk 
menyelenggarakan pemerintahan. Kewenangan tersebut semestinya di 
pergunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan 
masyrakat. Hal ini juga di katakan oleh Mubyarto bahwa “pada 
hakikatnya otonomi daerah adalah penyerahan wewenang segala
urusan pemerintah ke kabupaten/kota, sehingga diharapkan pemerintah 
kabupaten atau kota dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat 
( lebih lancar, lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah)”. Meskipun 
dengan di berlakukannya undang-undang nomor 32 dan undang-undang 
nomor 33 tahun 2004 sebagian kewenangan tersebut di tarik 
lagi, akan tetapi tanggung jawab dan kewenangan pemerintah daerah 
tetap masih sangat besar dalam kaitannya dengan penyelenggaraan 
pelayanan publik. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa secara 
teoritis pelaksanaan otonomi daerah akan dapat mengangkat kuwalitas 
publik karena; 
1. Otonomi daerah akan memperpendek tingkatan atau jenjang hirarki 
pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan dapat di 
lakukan secara lebih cepat. 
2. Otonomi daerah akan memperbesar kewenangan dan keleluasaan 
daerah sehingga pemerintah daerah kabupaten atau kota dapat 
merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih 
sesuai dengan kebutuhan daerah dan tuntutan masyrakat. 
3. Otonomi derah akan memperdekat penyelenggaraan pemerintahan 
dengan konstetuennya sehingga penyelenggara pemerintahan dapat 
merespon tututan masyarakat secara lebih cepat. 
4. Kedekatan dengan konstetuen tersebut juga akan meningkat 
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah, karena masyrakat lebih 
dekat dan memiliki akses yang lebih besar untuk mengontrol 
jalannya pemeritahan. 
Berdasarkan dari ketentuan undang-undang nomor 22 tahun 1999 
sebagimana yang telah di jelaskan diatas mengenai otonomi daerah ini 
dimana dari penjelasan secara teori cukup baik dan dapat memberikan 
manfaat yang sangat luar biasa kepada masyrakat. Tetapi dapat kita 
lihat sendiri bahkan dapat kita rasakan dengan adanya otonomi daerah 
banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi didalam pelaksanaan 
penyelenggraan pemerintahan. Seperti yang sering terjadi dilingkungan 
11
pemerintahan yang tugasnya memberikan pelayanan kepada 
masyarakat kebanyakan tidak sesuai dengan apa yang telah tercantum 
atau yang telah ditetapkan didalam undang-undang. Hal ini di 
karenakan bahwa setiap pemerintah daerah di berikan kekuasaan 
penuh oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan pogram-pogram 
pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh pemerintah pusat dengan 
ketentuan yang telah ditetapkan. Tetapi dari apa yang di harapkan 
dengan adanya otonomi daerah ini maka pemerintah daerah tidak dapat 
melaksanakan pogram-pogram yang telah dibuat oleh pemerintah 
sehingga apa yang di rencanakan oleh pemerintah tidak dapat tercapai 
dengan maksimal. Menurut saya hal ini terjadi karena kurangnya peran 
dari pemerintah pusat untuk mengawasi kinerja yang di lakukan oleh 
setiap intansi pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya karena 
dengan alasan bahwa intansi-intansi penmerintah daerah sudah di 
berikan wewenang untuk mengurusnya masing-masing. Sehingga, 
pemerintah daerah dengan leluasa untuk melaksanakan tugasnya. 
Bahkan kecil sekali kemungkinan pengawasan yang di lakukan dari 
pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah apalagi terhadap intansi-intansi 
12 
pemerintah daerah yang berada jauh di pedalaman. 
4. Good Governance dalam kerangka Otonomi Daerah 
Dari segi pemunculannya, adanya lembaga pemerintah daerah 
merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip desentralisasi. 
Sebagai suatu prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan 
pemerintah modern, desentralisasi menjanjikan banyak hal bagi 
kemanfaatan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat ditingkat lokal. 
Dalam telaah konseptual, desentralisasi umumnya dipahami bersisi 
ganda, yakni: meningkatkan efisiensi dan efektifitas administrasi 
pemerintahan nasional dan mengaktualisasikan representasi lokalitas. 
Satu hal yang nyata dari aspek desentralisasi itu adalah keinginan 
untuk mendekatkan pemerintah kepada masyarakat. Dengan perkataan
lain dapat dikemukakan bahwa desentralisasi akan memungkinkan 
terselenggaranya pemerintahan yang demokratis dari parsitipatif. 
Dalam konteks makna demikian itu, desentralisasi pada dasarnya 
akan berfokus pada persoalan pelaksanaan dan pengembangan otonomi 
daerah, yakni sampai seberapa jauh suatu pemerintah dan masyarakat 
daerah dapat memenuhi aspirasi mereka berdasarkan prakarsa dan 
kegiatan pengelolaan oleh mereka sendiri. Melalui pemahaman bahwa 
desentralisasi merupakan upaya mengelola suatu kondisi daerah yang 
bervariasi baik dalam lingkup maupun dalam derajatnya, maka 
penyelenggaraan desentralisasi berlangsung di atas berbagai prinsip: 
a. Prinsip pendemokrasian, yakni mealui desentralisasi akan dapat 
dibangun suatu kehidupan pemerintahan yang demokratis. Bahwa 
sesungguhnya penyelenggaraan desentralisasi hanya dapat 
berlangsung dimulai dalam kehidupan pemerintahan yang 
demokratis. 
b. Prinsip keanekaragaman, desentralisasi pada dasarnya merupakan 
perwujudan pengakuan akan adanya keadaan daerah yang berbeda. 
Melalui desentralisasi, keadaan yang berbeda-beda, dapat dikelola 
dengan responsive, efisien dan efektif. 
c. Prinsip subsidaritas. Melalui desentralisasi diharapkan akan 
terwujud kesempatan pemerintah dan masyarakat pada tingkat 
lokal untuk mengambil prakarsa utama dan pertama, dalam 
membuat kebijakan dan program sesuai dengan keutuhan keadaan 
dan potensi yang mereka miliki. 
Otonomi daerah disatu sisi memberi kesempatan yang sangat besar 
kepada pemerintah dan masyarakat daerah untuk mempunyai 
kewenangan mengatur dan melayani pemenuh kebutuhan mereka 
dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun 
demikian, sejumlah kewenangan yang diberikan oleh pemerintah 
13
nasional itu tidak secara otomatis berarti segera terwujudnya 
kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat daerah. Untuk dapat 
bermakna positif bagi masyarakat daerah, otonomi daerah 
mensyaratkan terbentuknya suatu kondisi kondusif terlebih dahulu, 
atau paling tidak, diwujudkan seiring dengan implementasi otonomi 
daerah tersebut. 
Good Governance dalam kaitannya dengan otonomi daerah yaitu 
Good Governance sebagai faktor kunci dalam otonomi daerah karena 
penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya betul-betul akan 
terealisasi dengan baik, apabila dilaksanakan dengan prinsip-prinsip 
Good Governance. Desentralisai dalam penyelenggaraan pemerintah 
yang baik (Good Governance) dan pembangunan regional menjadi 
topik utama di United Nations Centre of Regional Development 
(UNCRD) sejak pertemuan Nagoya tahun 1981. Hal tersebut diikuti 
dengan perhatian yang lebih mendalam terhadap berbagai pandangan 
dan pengalaman negara-negara dalam medesain dan 
mengimplementasikan program-program pembangunan. Berbagai 
literatur tentang desentralisasi sebagaimana dikemukakan oleh Walter 
O. Oyugi memberikan penekanan bahwa desentralisasi merupakan 
prasyarat bagi terciptanya Good Governance. Dasar asumsinya adalah 
bahwa Good Governance menyangkut situasi dimana terdapat 
pembagian kekuasaan (power sharing) antara pusat dan daerah dalam 
proses pengambilan keputusan. Pemerintah lokal sebagai salah satu 
bentuk desentralisai memberikan kontribusi bagi local self-government, 
dengan asumsi bahwa local self-government juga 
memiliki makna tersebut. Alasan lainnya adalah bahwa pemerintah 
lokal akan memelihara berbagai penerimaan masyarakat (grassroot) 
terhadap demokrasi. 
Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah, dari 
sentralisasi ke desentralisasi, dari terpusatnya kekuasaan pada 
14
pemerintah dan pemerintah daerah (eksekutif) ke power sharing antara 
eksekutif dan legislatif daerah, harus ditindak lanjuti dengan perubahan 
manajemen pemerintahan daerah. Dari sisi manajemen pemerintahan 
daerah harus terjadi perubahan nilai yang semula menganut proses 
manajemen yang berorientasi kepada kepentingan internal organisasi 
pemerintah ke kepentingan eksternal, disertai dengan peningkatan 
pelayanan dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan pemerintah ke 
masyarakat. 
Dalam rangka membangun Good Governance di daerah 
prinsip-prinsip fundamental yang menopang tegaknya Good 
Governance harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa terkecuali, 
penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya akan betul-betul 
terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan dengan memakai prinsip-prinsip 
Good Governance. Bahkan sebenarya otonomi daerah dengan 
berbagai seluk beluknya seperti apa yang telah dijelaskan telah 
memberi ruang yang lebih kondusif bagi terciptanya Good 
Governance. 
15
16 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, 
yaitu: 
1. Pengertian Good Governance dari segi pembangunan, didefinisikan 
sebagai sebuah kerangka kelembagaan secara keseluruhan yang mana 
warganya diperbolehkan untuk berinteraksi dan bertransaksi secara 
bebas, pada tingkat perbedaan, untuk memenuhi aspirasi politik, 
ekonomi dan sosial. 
2. Prinsip-prinsip Good Governance: akuntabilitas, pengawasan, daya 
tangkap, profesionalisme, efisiensi & efektifitas, transparansi, 
kesetaraan, wawasan ke depan, partisipasi, dan penegakan hukum. 
3. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah 
Daerah pada pasal 1 ayat (5), otonomi daerah adalah hak, wewenang, 
dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan 
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan 
peraturan perundang-undang. 
4. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah: 1) Dilaksanakan dengan 
memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi 
dan keanekaragaman daerah. 2) Didasarkan pada otonomi luas, nyata, 
dan bertanggung jawab. 3) Sesuai dengan konstitusi. 4) Lebih 
meningkatkan kemandirian daerah. 5) Lebih meningkatkan peranan 
dan fungsi badan legislatif di daerah.
17 
B. Saran 
Adapun Saran dari kelompok kami sehubungan dengan bahasan makalah 
ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali 
dan mengkaji lebih dalam tentang Good Governance dan Otonomi Daerah. 
DAFTAR PUSTAKA 
Saronji Dahlan, Asy’ari. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan, untuk SMP kelas 
IX. Jakarta: Penerbit Erlangga. 
Tim Abdi Guru. 2004. Kewarganegaraan, untuk SMP kelas IX. Klaten: Penerbit 
Prestasi Agung Pratama. 
knkg-indonesia. 
com/home/index.php/option=com_content&view=article&id=93:10- 
prinsip-good-governance&catid=1:latest-news&itemid=18 
http://cadasmaranataardi.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-otonomi-daerah. 
html 
Ohitsujiza.wordpress.com/2009/02/23/good-governance/

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Perubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikPerubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikSylvia Marselis
 
Peran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneterPeran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneterZerevans DeSauza
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...Researcher Syndicate68
 
Variabel kebijakan pemerintah
Variabel kebijakan pemerintahVariabel kebijakan pemerintah
Variabel kebijakan pemerintahnurul khaiva
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMSiti Sahati
 
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...Niken Dwi Dayanti
 
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyaTransmission Music Group
 
Konsep Reinventing Government Kelompok 1
Konsep Reinventing Government Kelompok 1Konsep Reinventing Government Kelompok 1
Konsep Reinventing Government Kelompok 1Putri Yulia
 
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutKetimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutDadang Solihin
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikbedhess
 

Mais procurados (20)

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Perubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikPerubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflik
 
Teori governance
Teori governanceTeori governance
Teori governance
 
Peran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneterPeran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneter
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 
Variabel kebijakan pemerintah
Variabel kebijakan pemerintahVariabel kebijakan pemerintah
Variabel kebijakan pemerintah
 
Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasiReformasi birokrasi
Reformasi birokrasi
 
Inovasi Kepemerintahan Digital
Inovasi Kepemerintahan DigitalInovasi Kepemerintahan Digital
Inovasi Kepemerintahan Digital
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
 
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
 
Konsep Reinventing Government Kelompok 1
Konsep Reinventing Government Kelompok 1Konsep Reinventing Government Kelompok 1
Konsep Reinventing Government Kelompok 1
 
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutKetimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politik
 

Destaque

Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...
Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...
Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...Dadang Solihin
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governanceNaniisrina A
 
Tugas evaluasi kinerja semester 8
Tugas evaluasi kinerja semester 8Tugas evaluasi kinerja semester 8
Tugas evaluasi kinerja semester 8Nardi Gewong
 
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan ImplementasiKepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan ImplementasiDadang Solihin
 
Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan NegaraAkuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan NegaraDadang Solihin
 
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikUU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikM. ALI AMIRUDDIN
 
good governance (2012)
good governance (2012)good governance (2012)
good governance (2012)suher lambang
 
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai PolitikPresentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai PolitikM Ungang
 
Makalah good governance
Makalah good governanceMakalah good governance
Makalah good governanceKhuzain Achmed
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahSilvia Ellen
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHRAMASYAFARADI
 

Destaque (20)

Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...
Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...
Penerapan Good Governance di Sektor Publik untuk Meningkatkan Akuntabilitas K...
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governance
 
Good government (kel 10)
Good government (kel 10)Good government (kel 10)
Good government (kel 10)
 
Tugas evaluasi kinerja semester 8
Tugas evaluasi kinerja semester 8Tugas evaluasi kinerja semester 8
Tugas evaluasi kinerja semester 8
 
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan ImplementasiKepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi
 
Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan NegaraAkuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
 
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikUU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
 
good governance (2012)
good governance (2012)good governance (2012)
good governance (2012)
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai PolitikPresentase UU No. 2  Tahun 2011 tentang Partai Politik
Presentase UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Makalah good governance
Makalah good governanceMakalah good governance
Makalah good governance
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
 

Semelhante a Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceMuhammad Iqbal Dhanarto
 
B g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraB g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraIsantiMM90
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaMahardhika WiJaya
 
Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666Ardi88
 
11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx
11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx
11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptxUmmuFaizah7
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...murianda
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Eka Yulianto
 
1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx
1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx
1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptxsaptofs2
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance hanDian Oktavia
 
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...basrizal82
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Asep Muhamad Ferdiana
 
Pengetahuan good governance
Pengetahuan good governancePengetahuan good governance
Pengetahuan good governancenovychalimi
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadiMea Meong
 

Semelhante a Good goveernance & otonomi daerah Semester 2 (20)

Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
 
Good clean governance-libre
Good clean governance-libreGood clean governance-libre
Good clean governance-libre
 
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
 
B g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraB g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti Chandra
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
 
ppt birokrasi.ppt
ppt birokrasi.pptppt birokrasi.ppt
ppt birokrasi.ppt
 
Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666
 
11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx
11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx
11Tata_Kelola_Pemerintahan_Yang_Baik_Dan_Bersih_Lusia_Herni_P.MTK_1 (1).pptx
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
 
1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx
1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx
1_TKMRP1_Tata Kelola_net.pptx
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance han
 
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
 
Government dan Manajemen
Government dan Manajemen Government dan Manajemen
Government dan Manajemen
 
Pengetahuan good governance
Pengetahuan good governancePengetahuan good governance
Pengetahuan good governance
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Último (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Good goveernance & otonomi daerah Semester 2

  • 1. 1 MAKALAH Good Governance & Otonomi Daerah Mukh. Khanif Ma’ruf 1323308055
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh tatacara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Masalah-masalah tersebut juga telah menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin meningkat, jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan telah menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan masih berlangsungnya praktek dan perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan yang baik, yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah landasan bagi pembuatan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan saling ketergantungan antarbangsa, terutama dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi dan aktivitas dunia usaha (bisnis).
  • 3. Kedua perkembangan diatas, baik demokratisasi maupun globalisasi, menuntut redefinisi peran pelaku-pelaku penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali pemerintahan, cepat atau lambat harus mengalami pergeseran peran dari posisi yang serba mengatur dan mendikte ke posisi sebagai fasilitator. Dunia usaha dan pemilik modal, yang sebelumnya berupaya mengurangi otoritas negara yang dinilai cenderung menghambat perluasan aktivitas bisnis, harus mulai menyadari pentingnya regulasi yang melindungi kepentingan publik. Sebaliknya, masyarakat yang sebelumnya ditempatkan sebagai penerima manfaat (beneficiaries), harus mulai menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus berfungsi sebagai pelaku. Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik perlu segera dilakukan agar segala permasalahan yang timbul dapat segera dipecahkan dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Disadari, mewujudkan tata pemerintahan yang baik membutuhkan waktu yang tidak singkat dan juga upaya yang terus menerus. Disamping itu, perlu juga dibangun kesepakatan serta rasa optimis yang tinggi dari seluruh komponen bangsa yang melibatkan tiga pilar berbangsa dan bernegara, yaitu para aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat madani untuk menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka mencapai tata pemerintahan yang baik 3 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pengertian good governance dan otonomi daerah? 2. Bagaimana prinsip good governance dan otonomi daerah? 3. Bagaimana good governance dalam kerangka otonomi daerah? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
  • 4. 4 1. Untuk mengetahui pengertian good governance dan otonomi daerah. 2. Untuk mengetahui prinsip good governance dan otonomi daerah. 3. Untuk mengetahui good governance dalam kerangka otonomi daerah. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai pengertian dan prinsip-prinsip good governance maupun otonomi daerah. 2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Good Governance 1. Pengertian Good Governance Pengertian Good Governance dari segi administrasi pembangunan, good governance didefinisikan sebagai sebuah kerangka kelembagaan secara keseluruhan yang mana warganya diperbolehkan untuk berinteraksi dan bertransaksi secara bebas, pada tingkat perbedaan, untuk memenuhi aspirasi politik, ekonomi dan sosial. Pada dasarnya, pemerintahan yang baik memiliki tiga aspek: 1. Kemampuan warga negara untuk mengekspresikan pandangan dan akses pengambilan keputusan secara bebas. 2. Kapasitas instansi pemerintah (baik politik dan birokrasi) untuk menerjemahkan pandangan-pandangan ini ke dalam rencana yang realistis dan menerapkannya secara efektif biaya. 3. Kemampuan warga Negara dan lembaga-lembaga untuk membandingkan apa yang telah diminta dengan apa yang telah direncanakan, dan membandingkan apa yang telah direncanakan dengan apa yang telah dilaksanakan. Sedangkan dari segi teori pembangunan, good governance diartikan sebagai berikut: Politik dan birokrasi yang menyediakan lingkungan Macra-ekonomi yang memungkinkan untuk investasi dan pertumbuhan, yang mengejar kebijakan distribusi dan ekuitas terkait, yang membuat intervensi kewirausahaan dimana diperlukan praktek prinsip-prinsip
  • 6. manajemen yang jujur dan efisien. Sebuah kepemimpinan politik berkomitmen dan imajinatif disertai dengan birokrasi yang efisien dan akuntabel, tampaknya menjadi kunci untuk pembentukan pemerintahan yang baik di suatu negara. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good governance mensyaratkan adanya hubungan yang harmonis antara negara (state), masyarakat (civil siciety) dan pasar (market). Jika mengacu pada World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik (public sector) adalah menciptakan good governance. Pengertian good governance adalah kepemerintahan yang baik, menurut UNDP (United Nation Develepment Program) dapat diartikan sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. 2. Urgensi dan Prinsip-prinsip Good governance a. Urgensi Dari uraian diatas disimpulkan arti penting atau keurgensian dari Good Governance di Indonesia yaitu: a. Memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Masih banyaknya korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia memicu munculnya reformasi dengan salah satu isu reformasi yang fundamental yaitu recovery economy dari unsur KKN dengan cara menjalankan Good Governance di Indonesia. b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini bobrok dan digerogoti unsur KKN, sehingga 6
  • 7. terwujud suatu pemerintahan yang bersih yang sesuai dengan keinginan warga negara Indonesia. c. Pelayanan publik. Salah satu pokok tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada masyarakat. Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan kepada pemerintah tetapi juga kepada sektor swasta guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat. Agus Dwiyanto mengemukakan pendapatnya bahwa “pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan Good Governance di Indonesia”. d. Pelaksanaan Otonomi Daerah. Kebijakan otonomi daerah merupakan harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan kegagalan proses tersebut. Alasan lain adalah masih belum optimalnya pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor swasta dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi sebab utama mengapa Good Governance mendapat relevansinya di Indonesia. e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara Indonesia menganut paham Demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Good Governance mampu mereflesikan nilai-nilai demokrasi karena dalam konsep Good Governance pada dasarnya menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga negara, baik ditingkat pusat maupun daerah, sektor swasta dan masyarakat madani. f. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. g. Pengelolaan pemerintah yang bersih dan berwibawa yang dirumuskan bersama oleh pemerintah dan komponen masyarakat madani. 7
  • 8. Sesuai dengan penjelasan diatas, maka pemerintahan yang baik itu adalah pemerintahan yang baik dalam ukuran proses maupun hasil-hasilnya. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita kesejahteraan dan kemakmuran sebagai basis model dari pemerintahan. Pemerintahan itu dapat dikatakan baik, jika produktif dan memperlihatkan hasil indikator dengan kemampuan ekonomi rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun dalam daya beli, kesejahteraan spiritualisnya terus meningkat dengan indikator rasa aman, tenang, dan bahagia serta sense of nationality yang baik. 8 b. Prinsip-prinsip Good Governance: 1. Akuntabilitas: meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat. 2. Pengawasan: meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas. 3. Daya tangkap: meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali. 4. Profesionalisme: meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintah agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau. 5. Efisiensi & Efektivitas: menjadi pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab. 6. Transparansi: menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.
  • 9. 7. Kesetaraan: memberi peluang yang sama bagi setiap anggota 9 masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. 8. Wawasan ke Depan: membangun daerah berdasarkan visi dan strategis yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan daerahnya. 9. Partisipasi: mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. 10. Penegakan hukum: mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. B. Otonomi Daerah 1. Pengertian Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat (5), otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undang. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republuk Indonesia (UU No.32 Tahun 2004 pasal 1 ayat (6). Secara etimologi kata otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti beraturan, jadi otonomi
  • 10. daerah dapat diartikan mengatur sendiri. Secara resmi otonomi daerah dilaksanakan sejak 1 Januari 2001. 2. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah Pelaksanaan otonomi daerah harus: a. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, 10 pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah. b. Didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. c. Sesuai dengan konstitusi. d. Lebih meningkatkan kemandirian daerah. e. Lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif di daerah. 3. Konsep Dasar Otonomi Daerah Dalam penjelasan undang-undang nomor 22 tahun 1999 dinyatakan bahwa kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiscal, serta agama. Keleluasan otonomi juga mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, pengadilan dan evaluasi. Selanjutnya di sebutkan pula bahwa otonomi yang bertanggung jawab sebagai konsekuensi pemberian hak dan wewenang kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus di pikul oleh daerah dalam pemberian tujuan pemberian otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semangkin banyak. Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang No. 22 tahun 1999 tersebut dapat di simpulkan bahwa dengan otonomi daerah telah di berikan kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan. Kewenangan tersebut semestinya di pergunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyrakat. Hal ini juga di katakan oleh Mubyarto bahwa “pada hakikatnya otonomi daerah adalah penyerahan wewenang segala
  • 11. urusan pemerintah ke kabupaten/kota, sehingga diharapkan pemerintah kabupaten atau kota dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat ( lebih lancar, lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah)”. Meskipun dengan di berlakukannya undang-undang nomor 32 dan undang-undang nomor 33 tahun 2004 sebagian kewenangan tersebut di tarik lagi, akan tetapi tanggung jawab dan kewenangan pemerintah daerah tetap masih sangat besar dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa secara teoritis pelaksanaan otonomi daerah akan dapat mengangkat kuwalitas publik karena; 1. Otonomi daerah akan memperpendek tingkatan atau jenjang hirarki pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan dapat di lakukan secara lebih cepat. 2. Otonomi daerah akan memperbesar kewenangan dan keleluasaan daerah sehingga pemerintah daerah kabupaten atau kota dapat merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah dan tuntutan masyrakat. 3. Otonomi derah akan memperdekat penyelenggaraan pemerintahan dengan konstetuennya sehingga penyelenggara pemerintahan dapat merespon tututan masyarakat secara lebih cepat. 4. Kedekatan dengan konstetuen tersebut juga akan meningkat akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah, karena masyrakat lebih dekat dan memiliki akses yang lebih besar untuk mengontrol jalannya pemeritahan. Berdasarkan dari ketentuan undang-undang nomor 22 tahun 1999 sebagimana yang telah di jelaskan diatas mengenai otonomi daerah ini dimana dari penjelasan secara teori cukup baik dan dapat memberikan manfaat yang sangat luar biasa kepada masyrakat. Tetapi dapat kita lihat sendiri bahkan dapat kita rasakan dengan adanya otonomi daerah banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi didalam pelaksanaan penyelenggraan pemerintahan. Seperti yang sering terjadi dilingkungan 11
  • 12. pemerintahan yang tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat kebanyakan tidak sesuai dengan apa yang telah tercantum atau yang telah ditetapkan didalam undang-undang. Hal ini di karenakan bahwa setiap pemerintah daerah di berikan kekuasaan penuh oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan pogram-pogram pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh pemerintah pusat dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Tetapi dari apa yang di harapkan dengan adanya otonomi daerah ini maka pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan pogram-pogram yang telah dibuat oleh pemerintah sehingga apa yang di rencanakan oleh pemerintah tidak dapat tercapai dengan maksimal. Menurut saya hal ini terjadi karena kurangnya peran dari pemerintah pusat untuk mengawasi kinerja yang di lakukan oleh setiap intansi pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya karena dengan alasan bahwa intansi-intansi penmerintah daerah sudah di berikan wewenang untuk mengurusnya masing-masing. Sehingga, pemerintah daerah dengan leluasa untuk melaksanakan tugasnya. Bahkan kecil sekali kemungkinan pengawasan yang di lakukan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah apalagi terhadap intansi-intansi 12 pemerintah daerah yang berada jauh di pedalaman. 4. Good Governance dalam kerangka Otonomi Daerah Dari segi pemunculannya, adanya lembaga pemerintah daerah merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip desentralisasi. Sebagai suatu prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan pemerintah modern, desentralisasi menjanjikan banyak hal bagi kemanfaatan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat ditingkat lokal. Dalam telaah konseptual, desentralisasi umumnya dipahami bersisi ganda, yakni: meningkatkan efisiensi dan efektifitas administrasi pemerintahan nasional dan mengaktualisasikan representasi lokalitas. Satu hal yang nyata dari aspek desentralisasi itu adalah keinginan untuk mendekatkan pemerintah kepada masyarakat. Dengan perkataan
  • 13. lain dapat dikemukakan bahwa desentralisasi akan memungkinkan terselenggaranya pemerintahan yang demokratis dari parsitipatif. Dalam konteks makna demikian itu, desentralisasi pada dasarnya akan berfokus pada persoalan pelaksanaan dan pengembangan otonomi daerah, yakni sampai seberapa jauh suatu pemerintah dan masyarakat daerah dapat memenuhi aspirasi mereka berdasarkan prakarsa dan kegiatan pengelolaan oleh mereka sendiri. Melalui pemahaman bahwa desentralisasi merupakan upaya mengelola suatu kondisi daerah yang bervariasi baik dalam lingkup maupun dalam derajatnya, maka penyelenggaraan desentralisasi berlangsung di atas berbagai prinsip: a. Prinsip pendemokrasian, yakni mealui desentralisasi akan dapat dibangun suatu kehidupan pemerintahan yang demokratis. Bahwa sesungguhnya penyelenggaraan desentralisasi hanya dapat berlangsung dimulai dalam kehidupan pemerintahan yang demokratis. b. Prinsip keanekaragaman, desentralisasi pada dasarnya merupakan perwujudan pengakuan akan adanya keadaan daerah yang berbeda. Melalui desentralisasi, keadaan yang berbeda-beda, dapat dikelola dengan responsive, efisien dan efektif. c. Prinsip subsidaritas. Melalui desentralisasi diharapkan akan terwujud kesempatan pemerintah dan masyarakat pada tingkat lokal untuk mengambil prakarsa utama dan pertama, dalam membuat kebijakan dan program sesuai dengan keutuhan keadaan dan potensi yang mereka miliki. Otonomi daerah disatu sisi memberi kesempatan yang sangat besar kepada pemerintah dan masyarakat daerah untuk mempunyai kewenangan mengatur dan melayani pemenuh kebutuhan mereka dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun demikian, sejumlah kewenangan yang diberikan oleh pemerintah 13
  • 14. nasional itu tidak secara otomatis berarti segera terwujudnya kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat daerah. Untuk dapat bermakna positif bagi masyarakat daerah, otonomi daerah mensyaratkan terbentuknya suatu kondisi kondusif terlebih dahulu, atau paling tidak, diwujudkan seiring dengan implementasi otonomi daerah tersebut. Good Governance dalam kaitannya dengan otonomi daerah yaitu Good Governance sebagai faktor kunci dalam otonomi daerah karena penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya betul-betul akan terealisasi dengan baik, apabila dilaksanakan dengan prinsip-prinsip Good Governance. Desentralisai dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) dan pembangunan regional menjadi topik utama di United Nations Centre of Regional Development (UNCRD) sejak pertemuan Nagoya tahun 1981. Hal tersebut diikuti dengan perhatian yang lebih mendalam terhadap berbagai pandangan dan pengalaman negara-negara dalam medesain dan mengimplementasikan program-program pembangunan. Berbagai literatur tentang desentralisasi sebagaimana dikemukakan oleh Walter O. Oyugi memberikan penekanan bahwa desentralisasi merupakan prasyarat bagi terciptanya Good Governance. Dasar asumsinya adalah bahwa Good Governance menyangkut situasi dimana terdapat pembagian kekuasaan (power sharing) antara pusat dan daerah dalam proses pengambilan keputusan. Pemerintah lokal sebagai salah satu bentuk desentralisai memberikan kontribusi bagi local self-government, dengan asumsi bahwa local self-government juga memiliki makna tersebut. Alasan lainnya adalah bahwa pemerintah lokal akan memelihara berbagai penerimaan masyarakat (grassroot) terhadap demokrasi. Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah, dari sentralisasi ke desentralisasi, dari terpusatnya kekuasaan pada 14
  • 15. pemerintah dan pemerintah daerah (eksekutif) ke power sharing antara eksekutif dan legislatif daerah, harus ditindak lanjuti dengan perubahan manajemen pemerintahan daerah. Dari sisi manajemen pemerintahan daerah harus terjadi perubahan nilai yang semula menganut proses manajemen yang berorientasi kepada kepentingan internal organisasi pemerintah ke kepentingan eksternal, disertai dengan peningkatan pelayanan dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan pemerintah ke masyarakat. Dalam rangka membangun Good Governance di daerah prinsip-prinsip fundamental yang menopang tegaknya Good Governance harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa terkecuali, penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya akan betul-betul terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan dengan memakai prinsip-prinsip Good Governance. Bahkan sebenarya otonomi daerah dengan berbagai seluk beluknya seperti apa yang telah dijelaskan telah memberi ruang yang lebih kondusif bagi terciptanya Good Governance. 15
  • 16. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Pengertian Good Governance dari segi pembangunan, didefinisikan sebagai sebuah kerangka kelembagaan secara keseluruhan yang mana warganya diperbolehkan untuk berinteraksi dan bertransaksi secara bebas, pada tingkat perbedaan, untuk memenuhi aspirasi politik, ekonomi dan sosial. 2. Prinsip-prinsip Good Governance: akuntabilitas, pengawasan, daya tangkap, profesionalisme, efisiensi & efektifitas, transparansi, kesetaraan, wawasan ke depan, partisipasi, dan penegakan hukum. 3. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat (5), otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undang. 4. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah: 1) Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah. 2) Didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. 3) Sesuai dengan konstitusi. 4) Lebih meningkatkan kemandirian daerah. 5) Lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif di daerah.
  • 17. 17 B. Saran Adapun Saran dari kelompok kami sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang Good Governance dan Otonomi Daerah. DAFTAR PUSTAKA Saronji Dahlan, Asy’ari. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan, untuk SMP kelas IX. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tim Abdi Guru. 2004. Kewarganegaraan, untuk SMP kelas IX. Klaten: Penerbit Prestasi Agung Pratama. knkg-indonesia. com/home/index.php/option=com_content&view=article&id=93:10- prinsip-good-governance&catid=1:latest-news&itemid=18 http://cadasmaranataardi.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-otonomi-daerah. html Ohitsujiza.wordpress.com/2009/02/23/good-governance/