3. INTERAKSI DALAM BEKERJA
ALAT BAHAN
TENAGA
KERJA
LINGKUNGAN KERJA
PROSES
PROSEDUR KERJA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SPN
3
4. Penyebab dan Akibat Kecelakaan
Kecelakaan adalah Akibat
4
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KETIDAK
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
KERUGIAN
SMK3
5. Definisi
Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
6. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, nyaman, efisien dan produktif
7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan khususnya pada pasal 87 yaitu
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3.
Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012
Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
9. PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PP No.50 Tahun 2012
1. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
1.1. Kepemimpinan dan Komitmen
1.2. Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Initial Review)
1.3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. PERENCANAAN
2.1. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
2.2. Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya
2.3. Tujuan dan Sasaran
2.4. Indikator Kinerja
2.5. Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang Berlangsung
10. 3. PENERAPAN
3.1. Jaminan Kemampuan
3.1.1. Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana
3.1.2. Integrasi
3.1.3. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
3.1.4. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
3.1.5. Pelatihan dan Kompetensi Kerja
3.2. Kegiatan Pendukung
3.2.1. Komunikasi
3.2.2. Pelaporan
3.2.3. Pendokumentasian
3.2.4. Pengendalian Dokumen
3.2.5. Pencatatan dan Manajemen Informasi
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PP No.50 Tahun 2012
11. 3.3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
3.3.1. Identifikasi Sumber Bahaya
3.3.2. Penilaian Risiko
3.3.3. Tindakan Pengendalian
3.3.4. Perancangan (Design) dan Rekayasa
3.3.5 Pengendalian Administratif
3.3.6. Tinjauan Ulang Kontrak
3.3.7. Pembelian
3.3.8. Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana
3.3.9. Prosedur Menghadapi Insiden
3.3.10. Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PP No.50 Tahun 2012
12. 4. PENGUKURAN DAN EVALUASI
4.1. Inspeksi dan Pengujian
4.2. Audit Sistem Manajemen K3
4.3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
5. TINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN
OLEH PIHAK MANAJEMEN
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PP No.50 Tahun 2012
13. 4.2 Kebijakan K3
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan
pengendalian
4.3.2 Peraturan perundangan dan Persyaratan lainnya
4.3.3 Tujuan dan program
4.4 Penerapan dan Operasi
4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggungjawab, akuntabilitas
dan wewenang
4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian
4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi
4.4.3.1 Komunikasi
4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi
4.4.4 Documentation
KLAUSA STANDAR OHSAS 18001:2007
14. 4.4.5 Pengendalian dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.7 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja
4.5.2 Evaluasi kesesuaian
4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian,
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
4.5.3.1 Penyelidikan insiden
4.5.3.2 Ketidaksesuaian, Tindakan perbaikan dan
tindakan pencegahan
4.5.4 Pengendalian catatan
4.5.5 Audit Internal
4.6 Tinjauan Manajemen
KLAUSA STANDAR OHSAS 18001:2007
15. KEGIATAN
PERUSAHAAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
POTENSI BAHAYA
PENILAIAN RISIKO
KONSEKUENSI x KEMUNGKINAN TERJADI
RISIKO TINGGI, SEDANG, KECIL
RISIKO BISA DITERIMA ATAU TIDAK
PENGENDALIAN RISIKO
HIRAKI PENGENDALIAN RISIKO
- ELIMINASI
- SUBTITUSI
- REKAYASA ENJINERING
- PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
- ALAT PELINDUNG DIRI
PENGEMBANGAN SMK3
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO
SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SMK3
16. 1. Komitmen dan Kebijakan
a. Kepemimpinan & Komitmen
Ditinjau ulang secara berkala dan melibatkan
semua pekerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja.
Komitmen K3 diwujudkan dalam :
• Penempatan organisasi K3 pada posisi strategis dalam penetuan
keputusan perusahaan
• Penyediaaan anggaran dan tenaga kerja yang berkualitas
• Penetapan personil yang bertanggung jawab dan mempunyai
kewenangan serta kewajiban yang jelas dalam penanganan K3
• Perencanaan K3
• Penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3
Lima Prinsip Dasar Penerapan
SMK3
17. b. Tinjauan awal K3 (Initial Review)
Merupakan bahan masukan dalam perencanaan dan
pengembangan Sistem Manajemen K3
Tinjauan awal kondisi K3 yang ada di perusahaan :
Identifikasi kondisi yang ada.
Identifikasi sumber bahaya
Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan
perundangan dan standar K3.
Membandingkan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor
lain yang lebih baik.
Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan,
kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya
yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Menilai efisiensi dan efektifitas sumberdaya yang disediakan.
1. Komitmen dan Kebijakan
18. c. Kebijakan K3
− Pernyataan tertulis yang
ditandatangani oleh
pengusaha dan atau
pengurus
− Memuat keseluruhan visi
dan tinjauan perusahaan,
komitmen dan tekad
melaksanakan keselamatan
dan kesehatan kerja,
− Kerangka dan program
kerja perusahaan.
1. Komitmen dan Kebijakan
19. Kebijakan K3
Komitmen untuk:
Mencegah terjadinya Kecelakaan Kerja
Mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Mematuhi Peraturan dan Persyaratan K3
19
20. Jun-23
PT Surveyor Indonesia
20
KEBIJAKAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PT. SERASI INDAH
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam produksi tekstil, PT Serasi Indah
menyadari bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari setiap kegiatan perusahaan dan menjadi tanggung jawab
seluruh tingkat organisasi.
PT Serasi Indah akan senantiasa berusaha mencapai tingkat tertinggi dalam unjuk
K3 dengan komitmen untuk perbaikan berkelanjutan, mencegah cidera dan penyakit
akibat kerja, memenuhi peraturan perundangan serta persyaratan K3 yang relevan.
Untuk menerapkan dan mewujudkan kebijakan ini PT Serasi Indah menyediakan
sumberdaya dan fasilitas yang dibutuhkan serta meningkatkan kepedulian K3 pada
semua karyawan.
Bandung, 22 Nopember 2013
Arli Wirawan
Direktur Utama
21. Mempertimbangkan hasil identifikasi
bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko
Mengetahui peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya
sesuai dengan kegiatan perusahaan
Tujuan dan Sasaran dalam perencanaan
harus dapat diukur.
2. Perencanaan
22. a. Jaminan Kemampuan
1) Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana
Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 yang efektif dibutuhkan beberapa
hal-hal sebagai berikut :
Menyediakan sumber daya (personel, sarana dan dana)
Melakukan identifikasi kompetensi kerja
Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi keselamatan
dan kesehatan kerja secara efektif.
2) Integrasi.
Perusahaan dapat mengintegrasikan Sistem Manajemen K3 kedalam
sistem manajemen perusahaan yang ada.
3. Penerapan
23. 3) Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Tanggung jawab pimpinan :
Memastikan bahwa SMK3 telah diterapkan.
Tanggung jawab pengurus :
menerapkan dan mengembangkan SMK3.
4) Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran
konsultasi dengan melibatkan tenaga kerja
maupun pihak lain yang terkait.
Tenaga kerja harus memahami serta
mendukung tujuan dan sasaran SMK3.
3. Penerapan
24. 5) Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Prosedur untuk melakukan identifikasi
standar kompetensi kerja dan penerapannya
melalui program pelatihan harus tersedia.
Standar kompetensi kerja keselamatan dan
kesehatan kerja dapat dikembangkan
dengan:
Menggunakan standar kompetensi kerja
yang ada.
Memeriksa uraian tugas dan jabatan.
Menganalisis tugas kerja.
Menganalisis hasil inspeksi dan audit.
Meninjau ulang laporan insiden.
3. Penerapan
25. b. Kegiatan Pendukung
1) Komunikasi
Harus ada prosedur yang berisi hal-hal berikut :
Mengkomunikasikan hasil dan sistem
manajemen, pemantauan, audit dan tinjauan
ulang manajemen pada semua pihak dalam
perusahaan.
Melakukan identifikasi dan menerima informasi
K3 yang terkait dari luar perusahaan.
Menjamin bahwa informasi yang terkait
dikomunikasikan kepada orang-orang di luar
perusahaan yang terkait.
2) Pelaporan
Prosedur pelaporan harus ditetapkan untuk
menjamin bahwa Sistem Manajemen K3 dipantau
untuk peningkatan kinerja dan kinerjanya
ditingkatkan.
3. Penerapan
26. 3) Pendokumentasian
Tujuan :
Menyatukan secara sistematik
kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
Menguraikan sarana pencapaian
tujuan dan sasaran K3.
Mendokumentasikan peranan,
tanggung jawab dan prosedur.
Memberikan arahan mengenai
dokumen yang terkait dan
menguraikan unsur-unsur lain dari
sistem manajemen perusahaan.
Menunjukkan bahwa unsur-unsur
Sistem Manajemen K3 yang sesuai
untuk perusahaan telah diterapkan.
3. Penerapan
27. 4) Pengendalian Dokumen
Perusahaan harus menjamin bahwa
dokumen:
Dapat diidentifikasi
Ditinjau ulang secara berkala dan
direvisi sesuai kebutuhan
Disetujui oleh personel yang
berwenang sebelum diterbitkan
Update, dokumen baru tersedia
ditempat kerja yang dianggap perlu.
Semua dokumen yang telah tidak
berlaku harus dimusnahkan
Mudah ditemukan dan dipahami.
3. Penerapan
28. 5) Pencatatan dan Manajemen Informasi
Pencatatan mencakup:
Persyaratan ekstenal/peraturan perundangan dan
internal/indikator kinerja K3
Izin kerja
Risiko dan sumber bahaya yang meliputi alat kerja dan
peralatan lainnya, bahan-bahan dan sebagainya, lingkungan
kerja, sifat pekerjaan, cara kerja dan proses produksi
Kegiatan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan
Pemantauan data
Rincian insiden, keluhan dan tindak lanjut
Identifikasi produk termasuk komposisinya
Informasi mengenai pemasok dan kontraktor
Audit dan peninjauan ulang Sistem Manajemen K3
3. Penerapan
29. c. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian risiko
1) Identifikasi Sumber Bahaya dilakukan dengan
mempertimbangkan:
− Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan
potensi bahaya.
− Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
mungkin dapat terjadi.
2) Penilaian Risiko
3. Penerapan
30. 3) Tindakan Pengendalian
4) Perancangan (Design) dan Rekayasa
5) Pengendalian Administratif
Dibuat oleh personel yang memiliki kompetensi kerja
dengan melibatkan para pelaksana.
Membuat prosedur dan instruksi kerja dengan
mempertimbangkan aspek K3 pada setiap tahapan
Mendokumentasikan dan meninjau ulang secara berkala
jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku
yang digunakan
6) Tinjauan Ulang Kontrak
Meninjau ulang kontrak pengadaan barang dan jasa untuk
menjamin terpenuhinya persyaratan K3 yang ditentukan.
3. Penerapan
31. 7) Pembelian
Sistem pembelian barang dan jasa:
⁻ Terintegrasi dengan penanganan pencegahan
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
⁻ Dapat menjamin terpenuhinya persyaratan
K3.
Perusahaan wajib menjelaskan kepada semua
pihak yang akan menggunakan barang dan jasa
tersebut mengenai identifikasi, penilaian dan
pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
3. Penerapan
32. 8) Prosedur Menghadapi Keadaan
Darurat atau Bencana :
Memiliki prosedur untuk
menghadapi keadaan darurat
atau bencana yang diuji secara
berkala oleh personel yang
berkompeten
Mengkoordinasikan dengan
instansi terkait untuk instalasi
yang mempunyai bahaya besar
3. Penerapan
33. 10) Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat
Membuat prosedur rencana pemulihan keadaan
darurat ke kondisi normal secara cepat
Membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami
trauma.
9) Prosedur Menghadapi Insiden
• Penyediaan fasilitas P3K
dengan jumlah yang cukup dan
sesuai.
• Proses perawatan lanjutan.
3. Penerapan
34. Memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen K3
dengan cara menganalisa dan mengevaluasi
sehingga mencapai keberhasilan atau untuk
melakukan identifikasi tindakan perbaikan.
4. Pengukuran dan Evaluasi
35. a) Inspeksi dan Pengujian
Pengujian dan pemantauan secara umum meliputi:
Personel harus mempunyai pengalaman dan
keahlian.
Catatan inspeksi, pengujian dan pemantauan
yang sedang berlangsung dipelihara dan
tersedia bagi personel terkait
Peralatan dan metode pengujian yang
memadai dandigunakan untuk menjamin
dipenuhinya standar K3
Tindakan perbaikan dilakukan segera saat
ditemukan ketidaksesuaian.
Menyelidiki hasil temuan inti permasalahan
dari suatu insiden.
Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau
ulang.
4. Pengukuran dan Evaluasi
36. b) Audit Sistem Manajemen K3
Dilakukan secara berkala, sistematik dan
independen
Frekuensi audit ditentukan berdasarkan tinjauan
ulang hasil audit sebelumnya dan hasil
identifikasi sumber bahaya.
Hasil audit digunakan oleh pengurus dalam
proses tinjauan ulang manajemen.
4. Pengukuran dan Evaluasi
37. c) Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan
Mendokumentasikan semua
hasil temuan dari pelaksanaan
pemantauan, audit dan
tinjauan ulang SMK3 untuk
identifikasi tindakan
perbaikan dan pencegahan
Pihak manajemen menjamin
pelaksanaannya secara
sistematik dan efektif.
4. Pengukuran dan Evaluasi
38. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.
Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3.
Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen
K3.
5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan
oleh Pihak Manajemen
39. Jun-23
39
No Manual & Prosedur SMK3
1 Manual SMK3
2 Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilian Risiko dan Penetapan Pengedalian Risiko
3 Prosedur Identifikasi Peraturan dan Persyaran K3
4 Prosedur Komunikasi, Partisipasi & Konsultasi Potensi Bahaya
5 Prosedur Pengadaan Barang/Jasa
6 Prosedur Pemeliharaan Alat Kerja dan Kalibrasi Alat
7 Prosedur Kerja Aman dan Penggunaan Alat Pelindung Diri
8 Prosedur Penanganan Bahan Kimia Berbahaya
9 Prosedur/Instruksi Kerja Pengoperasian Alat dengan Cara yang Aman
10 Prosedur LOTO (Log Out Tag Out)
11 Prosedur Inspeksi Tempat Kerja
12 Prosedur Pemeliharaan Kesehatan
13 Prosedur Pelaporan P2K3
14 Prosedur Investigasi Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
15 Prosedur Kesiapsiagaan, Penangganan dan Pemulihan Keadaan Darurat
16 Prosedur Pengenalan K3 untuk Pengawai Baru, Tamu dan Mitra Kerja
17 Prosedur Pelatihan Peningkatan Kepedulian dan Kompetensi K3
18 Prosedur Pengendalian Dokumen
19 Prosedur Pengendalian Rekaman
20 Prosedur Audit Internal
21 Prosedur Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
22 Prosedur Rapat P2K3 dan Tinjauan Manajemen
23 Prosedur Penyerahan/Pengemasan Produk Yang Aman
Contoh
Dokumen
SMK3
41. Penyebab dan Akibat Kecelakaan
Kecelakaan adalah Akibat
41
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KETIDAK
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
KERUGIAN
Inspeksi K3
Audit SMK3
43. AUDIT SMK3
Audit SMK3
Pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan kriteria
yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu
hasil kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di
perusahaan
43
44. Kriteria Audit SMK3
1. PP50/2012 Lampiran
II Pedoman Penilaian
Penerapan SMK3
(166 Kriteria)
2. Peraturan
Perundangan &
Persyaratan K3
3. Kebijakan K3
4. Prosedur/IK
Kebijakan K3
Dokumen SMK3
Program K3
Sesuai
Tidak Sesuai
PP 50/2012 Lampiran I
Pedoman Penerapan SMK3
Rekaman/Arsip
Pelaksanaan di Lapangan
Penerapan SMK3
Skema Audit
44
46. ISO 19011:2011
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Istilah dan Definisi
4. Prinsip Audit
5. Pengelolaan Program Audit
6. Pelaksanaan Audit
6.1 Permulaan Audit (Initiating audit)
6.2 Pelaksanaan Tinjauan Dokumen
6.3 Persiapan On site Audit
6.4 Pelaksanaan On site Audit
6.5 Penyiapan,pengesahan & penyampaian laporan
6.6 Penyelesaian Audit
6.7 Pelaksanaan Tindak Lanjut Audit
7. Kompetensi dan Evaluasi Auditor
46
47. Istilah dan Definisi
Audit : Proses yang sistematik, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
melakukan evaluasi secara objektif untuk menentukan
kesesuaiannya terhadap kriteria audit.
Kriteria Audit : Kebijakan,
persyaratan atau prosedur yang
dijadikan sebagai referensi
Temuan Audit : Hasil evaluasi terhadap
bukti audit yang terkumpul dan
dibandingkan terhadap kriteria audit.
Kesimpulan Audit : Hasil dari suatu
audit yang disampaikan oleh tim audit
setelah mempertimbangkan tujuan
audit dan seluruh temuan audit.
47
48. Istilah dan Definisi
Program Audit: satu atau lebih audit yang
direncanakan dalam jangka waktu tertentu
dan untuk tujuan tertentu
Rencana Audit : Uraian mengenai aktifitas
dan pengaturan pelaksanaan audit
Lingkup Audit: jangkauan dan
batas pelaksanaan audit.
Kompetensi: kemampuan seseorang yang
ditunjukkan melalui pengetahuan dan ketrampilan
untuk mencapai hasil yang diharapkan
Bukti audit: Rekaman, pernyataan, fakta atau informasi lain
yang relevan dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi
48
49. Istilah dan Definisi
Klien Audit: organisasi atau orang yang
memerintahkan pelaksanaan audit
Auditee: organisasi yang di audit
Auditor: orang yang memiliki kompetensi untuk
mengaudit
Tenaga Ahli: Orang yang memberikan pengetahuan
atau keahlian khusus kepada tim audit
Tim audit: Satu auditor atau lebih yang melaksanakan audit yang
bila dibutuhkan dapat didukung oleh tenaga ahli.
49
50. Integritas :
• Jujur, rajin dan bertanggung jawab dalam melakukan audit
• observe & comply dengan legal requirements
• Kompeten, adil/ tidak memihak/ tidak berprasangka
• Peka terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi proses audit
Pengungkapan secara objektif (fair):
Temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit
harus menggambarkan kegiatan yang diaudit secara
jujur dan akurat.
Profesional: (kesungguhan & ketepatan penilaian audit)
Kegiatan yang dilaksanakan auditor harus sesuai dengan tugas yang
dibebankan kepada mereka oleh klien audit dan pihak terkait lainnya.
Prinsip yang berhubungan dengan auditor:
PRINSIP AUDIT
50
51. Independen:
Auditor harus tidak terkait dengan
aktifitas yang diaudit dan bebas dari
prasangka dan konflik kepentingan
Pendekatan berdasarkan Bukti:
Bukti audit dapat diverifikasi .
Pengambilan sampel yang sesuai
sangat terkait dengan kepercayaan
terhadap kesimpulan audit.
Kerahasiaan -keamanan informasi
Penggunaan dan perlindungan informasi
Penanganan untuk kerahasiaan informasi
PRINSIP AUDIT
51
52. Audit Preparation On Site Audit Post Audit
Initiating the audit
• appointing audit team leader
• defining audit objectives,
scope & criteria
• Selecting audit team
• Initial contact with auditee
• determining the feasibility of
the audit
Preparing audit activities
• preparing document review
• preparing audit plan
• assigning work to the audit
team
• preparing work documents
Opening Meeting
Closing Meeting
Preparing audit conclusion
Auditing Process
• document review while
conducting the audit
• Communicating during audit
• Assigning roles &
responsibilities of guides &
observers
• collecting & verifying
information
• Generating audit findings
Preparing, approving and
distributing audit report
Completing the audit
• retaining document
• finalizing audit
Conducting audit follow up
Kegiatan Audit
52
56. ◐ Fokus terhadap bidang yang diaudit
◐ Prioritas terhadap area / proses kritikal
◐ Acuan dalam melaksanakan audit (memory)
◐ Sarana informasi pada auditor
◐ Meminimasi audit berulang (redundance)
◐ Menghemat waktu & usaha
◐ Referensi dalam membuat laporan audit
Keuntungan Checklist
56
57. PELAKSANAAN ON-SITE Audit
Opening Meeting
Memperkenalkan tim
Tujuan, lingkup dan kriteria audit
Jadwal audit
Metode dan prosedur audit
Rantai komunikasi formal
Sumber daya dan fasilitas yang dibutuhkan
Kerahasiaan
Alat keselamatan kerja yang relevan untuk tim audit
Pemandu
Tingkatan non-confomances
57
58. Metode mengumpulkan informasi
Wawancara 5W + 1H + 1S
Observasi Kegiatan
Pemeriksaan Dokumen
SUMBER
INFORMASI
PENGUMPULAN
VERIFIKASI
EVALUASI THD
KRITERIA
KESIMPULAN
AUDIT
Informasi
Bukti Audit
Temuan Audit
PELAKSANAAN ON-SITE
Audit
58
59. Sumber-sumber informasi
Wawancara dengan karyawan
Pengamatan kegiatan dan kondisi lingkungan
Dokumentasi
Rekaman hasil inspeksi, hasil pengukuran, risalah rapat, laporan audit
Rangkuman data, analisis dan indikator kerja
Database, website, sumber lainnya
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
59
60. Dokumen yang perlu ditinjau:
Manual
Procedure
Instuksi Kerja
External Document, termasuk persyaratan pelanggan, peraturan
perundang-undangan terkait
Notulen rapat dan Laporan P2K3
Laporan audit sebelumnya
Kemajuan program K3
TNA dan pelaksanaan pelatihan K3
Hasil inspeksi dan pemeliharaan alat
Hasil medical check up
60
61. Gaya Bertanya
Open Question
– Pertanyaan bersifat umum
– Jawaban bukan “YA” atau “TIDAK”
Extended Question
– Pertanyan timbul dari pertanyaan
auditee
Closed Question
– Mengkonfirmasi jawaban auditee
– Memastikan tidak terjadi kesalahpahaman antara
auditor dan auditi
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
61
62. TIPS OBSERVASI
Lakukan observasi pada aktifitas kunci atau yang bersifat kritis
Berikan perhatian pada kondisi khusus, misal: kerusakan sarana
prasarana, materi training yang tidak lengkap, lingkungan kerja
yang tidak terawat, dll.
Siapkan apa saja yang akan di lihat di lapangan, misal: pencetakan
sertifikat, riwayat pemeliharaan sarana, dll
Lakukan pada jam kerja
Minta petugas untuk memperagakan pekerjaannya
Siapkan catatan
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
62
63. Trace Forward
Penelusuran dari input ke output untuk
mengetahui bagaimana output dihasilkan,
misalnya: menelusuri proses penyediaan tenaga
kerja mulai dari konfirmasi job order, rekrutmen,
penempatan, dan sebagaianya.
Trace Backward
Penelusuran dari output ke unput untuk
mengetahui bagaimana output terjadi dari
input yang ada
misalnya: menelusuri customer complaint mulai dari
proses pengiriman, inspeksi akhir, produksi,
penerimaan raw material, dsb
Combination
Audit TRAIL
PELAKSANAAN ON-SITE
Audit
63
65. Bukti Objectif (Objective evidence)
Hasil wawancara
Observasi terhadap aktifitas dan lingkungan atau kondisi kerja
disekitarnya
Dokumen (contoh: kebijakan, sasaran, rencana, prosedur,
instruksi, spesifikasi, gambar, kontrak, order, dll).
Ringkasan data, analisa, ukuran dan indikator kinerja
Buktidasar sampling yang terkait
Laporan dari customer feedback, laporan eksternal,
peringkat rekanan.
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
65
66. Mencatat hasil audit
Tanggal audit
Area/Department yang di audit
Nomor referensi dokumen
Kriteria yang terkait
Uraian proses yang diaudit
Judul dan dokumen yang diaudit
Observasi
Temuan Audit
Conformity
Non Conformity
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
66
67. Temuan Audit
Non Conformity :
Ketidaksesuaian terhadap standard
atau Peraturan terhadap sistem yang telah
ditetapkan, misalnya: kebijakan K3,
tujuan/sasaran K3, manual K3,
prosedur, IK, dan lainnya.
Observasi : bukan kategori NC,
merupakan saran perbaikan yang
direkomendasikan auditor berdasarkan
pengalamannya
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
67
68. Melaporkan Non-Conformity
PProblem LLocation OObjective Evidence RReference
EXAMPLE:
No evidence for SMK3 Internal Audit implementation
in PT. XYZ
as required by procedure EP-XYZ-001
P
L
R
O
PELAKSANAAN ON-SITE Audit
68
69. KATEGORI TEMUAN
MENURUT PP50/2012
Kategori Kritikal
Temuan yang mengakibatkan fatality/kematian
Kategori Mayor
a) tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
b) tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3; dan
c) terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di beberapa
lokasi
Kategori Minor
Ketidakkonsitenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan
perundang-undangan, standar, pedoman dan acuan lainnya
Jun-23
69
71. CLOSING MEETING
Temuan audit dan kesimpulan audit
Waktu untuk menyerahkan rencana tindakan
koreksi
Dihadiri oleh auditee dan klien audit
Hambatan-hambatan yang ditemui selama audit
Membicarakan setiap perbedaan pendapat mengenai temuan
audit/kesimpulan audit yang harus diselesaikan
Identifikasi prioritas (ranking) untuk tindak lanjut
(mengkategorikan ketidaksesuaian jika diperlukan,
misalnya : major, minor, observasi)
Rekomendasi perbaikan
PELAKSANAAN ON-SITE
Audit
71
72. LAMPIRAN II PP 50 TAHUN 2012
PEDOMAN PENILAIN PENERAPAN SMK3
1 Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
2 Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3
3 Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak
4 Pengendalian Dokumen
5 Pembelian dan Pengendalian Produk
6 Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
7 Standar Pemantauan
8 Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
9 Pengelolaan Material dan Perpindahannya
10 Pengumpulan dan Penggunaan Data
11 Pemeriksaan SMK3
12 Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan
72
73. 1. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
1. Kebijakan K3
Kebijakan K3 telah ditandatangani
Melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja
Komunikasikan ke seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan
Kebijakan khusus
Ditinjau berkala
2. Tanggung Jawab & Wewenang Untuk Bertindak
Tanggung jawab dan wewenang telah ditetapkan
Penanggungjawab K3: petugas P3K, Pemadam, Dokter, AK3U
Penanggungjawab kinerja K3 dan pelaksanan SMK3
Saran saran dari para ahli K3
Kinerja K3 dalam laporan tahunan
3. Tinjauan Ulang & Evaluasi
Tinjauan penerapan SMK3
Perencanaan tindakan manajemen
4. Keterlibatan dan konsultansi dengan Tenaga Kerja
P2K3 yang disahkan
Rapat bulanan P2K3
73
74. 2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3
1. Rencana Strategi K3
Prosedur identifikasi bahaya
Hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko
Program dan sasaran K3 dan dasar pertimbangan membuatnya
Penyedian sumber daya
2. Manual SMK3
Manual SMK3
Mudah didapat
3. Peraturan Perundangan dan Persyaratan lain dibidang
K3
Prosedur identifikasi peraturan
Menyebarkan informasi peraturan dan persyaratan K3
Menjadikan acuan dalam prosedur atau instruksi kerja
4. Informasi K3
Penyebaran informasi K3
74
75. 3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak
1. Pengendalian Perancangan
Pengedalian ririsko K3 sejak tahap perancangan
Petugas yang menyetujui rancangan
2. Peninjauan kontrak
Pengendalian risiko K3 saat pengadaan barang dan jasa
Subkontraktor dapat memenuhi persyaratan K3 (CSMS)
75
76. 4. Pengendalian Dokumen
1. Persetujuan, Pengeluaran, dan Pengendalian Dokumen
Prosedur pengendalian dokumen: persetujuan, tanggal terbit & revisi
Dokumen terkendali dan kadaluarsa
2. Perubahan dan Modifikasi Dokumen
Cara menyetujui perubahan
Alasan terjadinya revisi
Daftar dan status dokumen
76
77. 5. Pembelian dan Pengendalian Produk
1. Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa
Prosedur pembelian barang dan jasa
Spesifikasi memperhatikan K3 dalam membeli barang dan jasa
Kebutuhan pelatihan atau APD
Persyaratan K3 dalam seleksi
2. Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Telah Dibeli
Periksa sesuai speksifikasi
3. Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok
Pelanggan
Identifikasi bahaya dan nilai risiko dari barang/jasa sebelum digunakan
4. Kemampuan Telusur Produk
Produk mudah ditelusur, nomor batch
77
78. 6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
1. Sistem Kerja
Hasil identifikasi bahaya dan bentuk pengedaliannya
Peraturan dan persyaratan K3 yang diacu
Izin kerja
Alat pelindung diri dipelihara dan sesuai standar
Evaluasi pengendalian risiko
2. Pengawasan
Pengawasan untuk pekerjaan berisiko tinggi
Ikut dalam penyelidikan kecelakaan dan PAK
Ikut dalam proses konsultasi
3. Seleksi dan Penempatan Personil
Persyaratan penempatan
Penugasan berdasarkan kemampuan
78
79. 6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
4. Area Terbatas
Area izin masuk
Fasilitas sesuai standar
Pemasangan rambu-rambu K3
5. Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perubahan Sarana Produksi
Jadwal pemeriksaan dan pemeliharaan alat produksi: boiler, crane, forklift
Arsip perubahan sarana
Sertifikat peralatan
Petugas yang kompeten
Penandaan alat yang rusak
Lock Out Tag Out
Penangggungjawab alat sudah aman digunakan
6. Pelayanan
Memenuhi persyaratan K3 dari klien
79
80. 6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
7. Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat
Potensi keadaan darurat
Alat dan sarana penangganan: dipelihara, diperiksa, penempatan
Tim tanggap darurat terlatih
Simulasi keadaan darurat
8. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Alat dan petugas P3K
9. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat
Cara pemulihan kondisi tenaga kerja dan sarana yang rusak setelah kejadian
80
81. 7. Standar Pemantauan
1. Pemeriksaan Bahaya
Inspeksi tempat kerja , daftar periksa dan jadwalnya
Masukkan dari hasil pemeriksaan
Tindakan perbaikan
2. Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja
Hasil pengukuran kebisingan, zat kimia, kualitas udara ruangan
Faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
Pertugas yang memantau
3. Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian
Kalibrasi alat
Petugas yang mengkalibrasi
4. Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja
MCU
Pelayanan kesehatan
81
82. 8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
1. Pelaporan Bahaya
Pelaporan bahaya K3
2. Pelaporan Kecelakaan
Kecelakaan/PAK di laporkan
3. Pemeriksaan dan pengkajian Kecelakaan
Personil yang memeriksa dan pengkajian kecelakaan
Sebab akibat serta rekomendasi
Pelaksanaan tindakan perbaikan
4. Penanganan Masalah
82
83. 9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya
1. Penanganan Secara Manual dan Mekanis
Identifikasi potensi bahaya dari pengelolaan material & perpindahan
Penangganan risikonya
Upaya mencegah kerusahan, kebocoran, tumpahan bahan
2. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan
Prosedur penyimpanan & perpindahan
Pengedalian bahan yang rusak atau kadaluarsa
3. Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)
Prosedur penyimpanan BKB
MSDS material safety data sheet
Pemberian label, rambu peringatan
Petugas telah dapat pelatihan
83
84. 10. Pengumpulan dan Penggunaan Data
1. Catatan K3
Prosedur pengedalian rekaman
Peraturan perundangan, standar di tempat yang mudah didapat
Kerahasian
Arsip kompensasi kecelakaan atau rehabilitas kesehatan
2. Data dan Laporan K3
Analisis data
Laporan kinerja K3 disebarkan
84
86. 12. Pengembangan Ketrampilan dan
Kemampuan
1. Strategi Pelatihan
TNA, rencana pelatihan, bukti pelatihan, progam pelatihan ditinjau
2. Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia
Manajemen eksekutif dan penyelia yang ikut pelatihan K3
3. Pelatihan Bagi Tenaga Kerja
Pelatihan kepedulian K3 untuk seluruh tenaga kerja
Pelatihan penyegaran
4. Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk Pengunjung
dan Kontraktor
Taklimat K3 atau safety induction
5. Pelatihan Keahlian Khusus
Pelatihan yang berlisensi : SIO, dokter hiperkes
86
87. PERHITUNGAN TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN
Presentasi pemenuhan dihitung :
Jumlah Kriteria yang terpenuhi + kriteria yang tidak belaku X 100%
Jumlah kriteria yang harus dipenuhi
Jumlah Kriteria yang harus dipenuhi
Tingkat Awal : 64 Kriteria
Tingkat Transisi : 122 Kriteria
Tingkat Lanjutan : 166 Kriteria
• Tidak Berlaku (Not Applicable/NA) adalah kriteria yang tidak dapat diterapkan karena memang dalam
lingkup SMK3 yang diterapkan tidak bisa menerapkan kriteria tersebut.
Pemenuhan Kriteria
87
% Pencapaian Pemenuhan
85% - 100% Memuaskan
60% - 84% Baik
0% - 59% Kurang
Tingkat Pencapaian Penerapan
88. PERMINT
AAN TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
Prosedur / Proses / Lokasi :
No. LKS : Tanggal :
URAIAN KETIDAKSESUAIAN
(Diisi oleh Auditor)
Refrensi & No. Kriteria yang Tidaksesuai :
Nama & Ttd Auditor / Tgl : Nama & Ttd Auditee / Tgl :
HASILPENYELIDIKAN AKARPENYEBABMASALAH
(Diisi oleh Auditi/ Penanggungjawab proses)
RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN / PENCEGAHAN
(Diisi oleh Auditi/ Penanggungjawab proses)
Target Tanggal Penyelesaian: Nama & TTd Penanggungjawab - Bagian :
VERIFIKASI TINDAKAN PERBAIKAN
(Diisi oleh Auditor atau Personil yang melakukan Verifikasi Tindakan Perbaikan)
oSesuai (Closed) Catatan:
oTidak Sesuai (Open)
Tanggal Verifikasi / Closing : Nama & Ttd Auditor / Verifikator:
*) Coret yang tidak perlu
MAJOR / MINOR / OBSERVASI *)
LAPORAN KETIDAK SESUAIAN
(LKS)
Auditor
Auditi
Auditor/
Verifikator
88