Ini merupakan presentasi fisika mengenai tsunami, yaitu pengertian/definisi, asal usul nama tsunami, syarat terjadinya tsunami, tanda-tandanya, penyebab, megatsunami, cara mengurangi efek tsunami, dan hubungan antara peristiwa tsunami dgn fisika. Pokoknya, segalanya ttg TSUNAMI.
Semoga bermanfaat :))
2. Asal Usul Istilah “Tsunami”
Istilah “Tsunami” berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti
"pelabuhan", dan nami berarti "gelombang", jadi Tsunami adalah
"gelombang pelabuhan". Istilah ini pertama kali muncul di kalangan
nelayan Jepang. Karena pada saat berada di tengah laut, panjang
gelombang tsunami sangat rendah sehingga para nelayan tidak
merasakan adanya gelombang ini. Namun setibanya di
pelabuhan, mereka mendapati wilayah di sekitar pelabuhan tersebut
rusak parah. Itulah sebabnya mereka menyimpulkan bahwa gelombang
tsunami hanya timbul di wilayah sekitar pelabuhan, bukandi tengah
lautan yang dalam.
3. Tsunami juga selalu dianggap sebagai gelombang air
pasang, karena tsunami dan gelombang pasang sama-sama
menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan. Namun
sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan
peristiwa pasang surut air laut. Untuk menghindari pemahaman yang
salah, Ahli oseanografi menggunakan istilah ”Gelombang Laut
Seismik (Seismic Sea Wave)” untuk menyebut tsunami, yang secara
ilmiah lebih akurat.
4. Pengertian Tsunami
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang disebabkan
oleh macam-macam gangguan di dasar samudra. Gelombang Tsunami
bergerak sangat cepat dengan ketinggian yang rendah di tengah lautan
yang dalam sehingga tidak kelihatan ketika masih berada jauh, Namun
begitu mencapai tepi (wilayah dangkal), gelombang ini bergerak
melambat tetapi juga semakin tinggi.
5. Tsunami di Indonesia
Berdasarkan Katalog gempa (1629-2002) di Indonesia pernah
terjadi Tsunami sebanyak 109 kali, yakni 1 kali akibat tanah longsor
(landslide), 9 kali akibat gunung berapi (vulkanik) dan 98 kali akibat
gempa bumi tektonik.
6. Megatsunami
Megatsunami adalah tsunami dengan ketinggian lebih dari 100
meter. Menurut para ahli geologi, megatsunami disebabkan oleh tanah
longsor yang sangat besar seperti runtuhnya sebuah pulau, letusan
gunung berapi seperti letusan Gunung Krakatau, atau tumbukan
sebuah meteor besar, tetapi tidak disebabkan oleh gempa bumi kecuali
jika menghasilkan tanah longsor.
Megatsunami dapat naik hingga ratusan meter, dengan kecepatan
890 kilometer per jam, dan dapat menerjang daratan sejauh 20 km.
Di tengah lautan dalam, megatsunami hampir tidak dapat
dirasakan. Permukaan laut hanya naik vertikal sekitar satu
meter, dengan wilayah yang sangat luas hingga ratusan kilometer. Saat
tsunami mencapai laut dangkal, gelombangnya hanya terlihat sekitar
30 cm. Namun, ketika mencapai daratan, gelombang tsunami meninggi
secara drastis.
7. Megatsunami dalam sejarah
– Tahun 1792, Letusan gunung Aso di Jepang membuat bagian
gunungnya jatuh ke laut, menyebabkan tsunami setinggi 100 meter.
– Tahun 1958, Longsor besar menyebabkan tsunami setinggi 524
meter di teluk Lituya.
– Tahun 1963, Longsor diatas bendungan Vajont menyebabkan
tsunami setinggi 250 meter dan membunuh sekitar 2000 orang.
– Tahun 1980, Letusan gunung St. Helens di Amerika Serikat
menyebabkan longsor dan membuat Tsunami setinggi 260 meter.
8. Megatsunami prasejarah
– 65 juta tahun yang lalu, Saat tumbukan meteorit yang membentuk
kawah Chicxulub, menyebabkan tsunami setinggi 3 kilometer.
– 35 juta tahun yang lalu, Tumbukan meteorit di teluk Chesepeake
menyebabkan megatsunami yang berulang- ulang.
– Selain itu juga terjadi di sekitar British Columbia, gunung Etna di
Sisilia, di laut Norwegia, di kepulauan Réunion, di sebelah timur
Madagascar, dan di kepulauan Hawaii.
9. Potensi ancaman megatsunami
– Tenggelamnya suatu pulau yang terkena imbas tsunami
– Korban jiwa yang sangat besar
– Kerugian harta benda yang besar
– Punahnya kehidupan
10. Kecepatan Tsunami
Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer
per jam di lautan dalam dan dapat melanda daratan dengan ketinggian
gelombang mencapai 30 m lebih.
Magnitudo Tsunami yang terjadi
di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5
skala Imamura, dengan tinggi
gelombang maksimum yang
mencapai pantai berkisar antara 4 -
24 meter dan jangkauan gelombang
ke daratan berkisar antara 50 sampai
200 meter dari garis pantai.
12. Tanda-Tanda Terjadinya Tsunami
• Air laut yang surut secara tiba-tiba
• Bau asin yang sangat menyengat
• Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang
sangat keras
• Batas horizon antara lautan dan langit tidak terlihat jelas (seperti
terlihat mendung)
• Merasakan terjadinya gempa
• Biasanya akan muncul gelembung-gelembung gas pada permukaan
air dan membuat pantai terlihat seperti mendidih
13. Tsunami terjadi jika :
• Gempa bumi dengan pusat gempa berada di dasar laut berkekuatan
gempa > 7.0 SR
• Kedalaman gempa kurang dari 60 - 70 km
• Terjadi deformasi vertikal dasar laut
• Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
• Jenis patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush
fault)
15. Gempa bumi (Tektonik)
Gempa bumi Tektonik disebabkan karena adanya pergeseran
lempeng bumi. Gempa bumi ini dapat menimbulkan gelombang yang
cukup besar (Tsunami), tergantung dari kekuatan gempa dan besarnya
area patahan yang terjadi. Jenis patahan yang menimbulkan tsunami
adalah Patahan turun (Normal fault) dan Patahan naik (Thrush fault).
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah
bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya.
Kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut
subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini sangat efektif untuk
menghasilkan gelombang tsunami dimana Lempeng Samudera slip di
bawah Lempeng Kontinen. Proses ini disebut juga dengan subduksi.
16.
17. Gunung Berapi (Vulkanik)
Tsunami juga disebabkan oleh Gunung Berapi aktif yang berada di
dasar laut. Ketika Gunung Berapi meletus, letusan vulkaniknya yang cukup
besar membuat kolom air naik dan menimbulkan tsunami.
Gelombang tsunami tersebut terbentuk akibat perpindahan massa air
yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk
mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan.
Besar kecilnya tsunami yang
terjadi, tergantung dari besar kecilnya letusan
gunung api tersebut. Di Indonesia, yang paling
terkenal adalah letusan Gunung Krakatau (1883)
18. Tanah Longsor
Land Slide/ Tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh cukup
besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya
tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar.
Proses terjadinya : Awalnya, hanya
terjadi gempa horizontal di dasar laut dengan
energi gempa yang besar. Kemudian hal ini
dapat meruntuhkan tebing/bukit di laut, yang
dengan sendirinya gerakan dari runtuhan
adalah tegak lurus dengan permukaan laut.
Sehingga keadaan bukit/tebing laut sudah
labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah
bisa menimbulkan tanah longsor dan
akhirnya terjadi tsunami.
Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun
1976 dan di Padang tahun 1980.
19. Benda Langit
Tsunami tidak hanya disebabkan oleh semua hal yang berasal dari
dalam laut, namun ada juga penyebab yang berasal dari atas atau luar
laut. Penyebab yang berasal dari atas umumnya berupa hempasan
meteor atau benda langit yang jatuh dan masuk ke laut dengan tingkat
benturan yang keras sehingga menimbulkan gelombang besar.
Walaupun ukuran meteornya
kecil, jika kecepatannya tinggi bisa
menimbulkan benturan yang kuat
sehingga terjadi gelombang yang
sangat besar atau Tsunami. Namun
tsunami yang disebabkan oleh meteor
maupun benda langit yang
lain, sangat jarang sekali terjadi.
20.
21. Cara Mengurangi Efek Tsunami
Beberapa negara yang sering dilanda tsunami seperti
Jepang, membangun Tsunami Wall yaitu bangunan tembok setinggi 4.5
meter untuk menahan laju gelombang tsunami pada saat gelombang tersebut
mendekati daerah pantai.
Cara lain adalah membangun pintu-pintu banjir atau parit yang cukup
besar dan lebar yang berfungsi membelokkan air yang datang akibat tsunami.
Cara alamiah adalah menanam pohon bakau (mangrove) di sekitar garis
pantai yang terbukti mampu menahan laju tsunami seperti kasus di
pemukiman Naluvedapathy di daerah India Tamil yang mengalami kerusakan
tidak begitu parah akibat tsunami tahun 2004 yang terjadi di Sumatera Utara
– Aceh (kepulauan Andaman).
Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan apabila tanda-tanda tsunami
dapat kita lihat sehingga besar kemungkinan daerah kita terkena tsunami?
Yang penting dalam melakukan tindakan penyelamatan adalah tetap tenang
dan tidak panik sehingga memungkinkan kita untuk tetap berfikir rasional.
Setelah itu carilah daerah yang tinggi dimana gelombang tsunami tidak akan
mampu menjangkau daerah tersebut seperti daerah perbukitan.
22. Hubungan antara Tsunami dengan
Fisika
Peristiwa Gelombang Tsunami bisa dijelaskan menggunakan Fisika
yaitu penjalaran gelombang secara transversal atau Tegak lurus dengan
arah rambatannya.
Ketinggian gelombang tsunami sangat dipengaruhi oleh panjang
gelombang. Sebuah tsunami memiliki panjang gelombang ratusan
km, berperilaku sebagai gelombang air-dangkal yaitu sebuah gelombang
ketika perbandingan kedalaman air dengan panjang
gelombangnya, lebih kecil dari 0,05.
Rumus kecepatan gelombang air-dangkal adalah :
v =√(g.d)
• g (Percepatan gravitasi)
• d (Kedalaman air)
• v (Kecepatan gelombang air-dangkal)
23. Namun, energi yang dikandung gelombang tidaklah berkurang
banyak. Ini sesuai hubungan laju energi yang hilang (energi loss rate)
yaitu “gelombang berjalan berbanding terbalik dengan panjang
gelombangnya”, dengan kata lain “semakin besar panjang gelombangnya
maka semakin sedikit energi yang hilang”, sehingga energi yang
dikandung tsunami bisa dianggap konstan.
Karena energinya konstan, berkurangnya kecepatan akan membuat
ketinggian gelombang (amplitudo) bertambah. Ilmuwan mencatat dengan
kecepatan 1.000 km/jam menuju pantai, tinggi gelombang bisa
mengalami kenaikan sampai 30 meter.
Teori lain juga menjelaskan bahwa semakin dangkal lautnya, maka
gelombang akan melambat dan meninggi. Hal ini dikarenakan bagian
depan gelombang melambat dan terdorong oleh bagian belakang
gelombang sehingga meninggi.