2. Pengertian
Di dalam literatur fiqih, lelang dikenal
dengan istilah
Muzayadah sendiri berasal dari kata ziyadah
yang artinya bertambah. Muzayadah
berarti saling menambahi
5. Artinya
Dari Anas bin Malik ra bahwa ada seorang lelaki Anshar yang datang menemui
Nabi saw dan dia meminta sesuatu kepada Nabi saw. Nabi saw bertanya
kepadanya,”Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu
menjawab,”Ada. Dua potong kain, yang satu dikenakan dan yang lain untuk
alas duduk, serta cangkir untuk meminum air.” Nabi saw berkata,”Kalau
begitu, bawalah kedua barang itu kepadaku.” Lelaki itu datang membawanya.
Nabi saw bertanya, ”Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah seorang
sahabat beliau menjawab,”Saya mau membelinya dengan harga satu dirham.”
Nabi saw bertanya lagi,”Ada yang mau membelinya dengan harga lebih mahal?”
Nabi saw menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang
sahabat beliau berkata,”Aku mau membelinya dengan harga dua dirham.” Maka
Nabi saw memberikan dua barang itu kepadanya dan beliau mengambil uang
dua dirham itu dan memberikannya kepada lelaki Anshar tersebut.
(HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa`i, dan at-Tirmidzi)
7. Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah Saw melarang
seseorang di antara kalian membeli sesuatu yang sedang
dibeli oleh saudaranya hingga dia meninggalkannya,
kecuali rampasan perang dan waris.
8. Pendapatnya
Ibnu Sirin, Al-Hasan Al-Basri, Al-Auza`i, Ishaq bin
Rahawaih, memakruhkannya juga, bila yang dilelang
itu bukan rampasan perang atau harta warisan.
Maksudnya, kalau harta rampasan perang atau
warisan itu hukumnya boleh. Sedangkan selain
keduanya, hukumnya tidak boleh atau makruh.
9. Panduan Islam dalam Lelang
1) Transaksi dilakukan oleh pihak yang cakap hukum atas dasar
saling sukarela (‘an taradhin),
2) Objek lelang dan tender harus halal dan bermanfaat,
3) Kepemilikan penuh pada barang atau jasa yang dijual,
4) Kejelasan dan transparansi barang/jasa yang dilelang atau
ditenderkan tanpa adanya manipulasi seperti window dressing
atau lainnya.
5) Kesanggupan penyerahan barang dari penjual,
6) Kejelasan dan kepastian harga yang disepakati tanpa berpotensi
menimbulkan perselisihan.
7) Tidak menggunakan cara yang menjurus kepada kolusi dan suap
10. Praktek Penawaran Sesuati yang sudah
ditawar orang lain
Pertama, bila terdapat pernyataan eksplisit dari penjual persetujuan harga dari salah satu
penawar, maka tidak diperkenankan bagi orang lain untuk menawarnya tanpa seizin penawar
yang disetujui tawarannya.
Kedua, bila tidak ada indikasi persetujuan maupun penolakan tawaran dari penjual, maka tidak
ada larangan syariat bagi orang lain untuk menawarnya maupun menaikkan tawaran pertama.
Kasus ini dianalogikan dari hadits Fathimah binti Qais ketika melaporkan kepada Nabi bahwa
Mu’awiyah dan Abu Jahm telah meminangnya, maka karena tidak ada indikasi persetujuan
darinya terhadap pinangan tersebut, beliau menawarkan padanya untuk menikah dengan
Usamah bin Zaid.
Ketiga, bila ada indikasi persetujuan dari penjual terhadap suatu penawaran meskipun tidak
dinyatakan secara eksplisit, maka menurut Ibnu Qudamah tetap tidak diperkenankan untuk
ditawar orang lain. Adapun mengenai tender pada substansinya tidak jauh berbeda
ketentuan hukumnya dari lelang karena sama-sama penawaran suatu barang/jasa untuk
mendapatkan harga yang dikehendaki dengan kondisi barang/jasa sebagaimana diminati.
11. Kesimpulan
a. Praktek lelang boleh, karena nabi juga mempraktekkan
b. Tujuan lelang berbeda-beda
c. Penentuan harga saat lelang bukan termasuk tas’ir karena tidak
mempengaruhi kestabilan pasar
d. Segala bentuk rekayasa curang untuk mengeruk keuntungan tidak
sah dalam praktik lelang maupun tender dikategorikan para ulama
dalam praktik najasy (komplotan/trik kotor tender dan lelang) yang
diharamkan Nabi SAW
12.
13. Referensi
Al-Jawi, Muhammad Shiddiq. Konsultasi Islam. Anda Bertanya, Kami
Menjawab dan Anda Puas. jual beli lelang, diakses tanggal 30 Oktober
2010
Ika puspita, dkk. Tas’ir dan Ihtikar.Makalah Fiqh Muamalah, disampaikan
tanggal 26 oktober 2010
Ma’usuah Al- Hadits Syarif”, Global Islamic Sofware Company, 1991-1997.
Sarwat, Ahmad . Hukum lelang. “Kitab seri : Fiqh kehidupan”. Diakses
tanggal 30 oktober 2010.
Utomo, Setiawan Budi. Hukum Lelang dan Tender .Modal Online.com.
diakses tanggal 3 november 2010.
14. Terima Kasih Atas Perhatiannya, mohon maaf bila ada
perkataan yang kurang berkenan
15. Pertanyaan???
• Landasan hukumnya
• Ada larangan untuk membeli disaat
yang lain.
• Hadits tentang lelang prawan.