SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
The Eyewitness
Saksi Mata
The past 24 hours have been disturbing, terrifying, wonderful. It started
with an order from Caiaphas the High Priest, Caiaphas the puppet of Rome,
Caiaphas whom I serve. "Malchus do this! Malchus do that!" And of course I
must do as I am told. I am the puppet of a puppet, here to carry out his dirty
work. And this was the dirtiest job I had ever been given.
My orders were to pass on the High Priest's instructions to the captain of
the temple guard, go with him and his men to seize Jesus, and take Him to
the judgment hall. We'd done this sort of thing before when we'd arrested
other rogue teachers, but this time something in me resisted my orders.
24 jam terakhir telah mengganggu, menakutkan, luar biasa. Dimulai
dengan perintah dari Kayafas sang imam besar, Kayafas boneka Roma,
Kayafas yang saya layani. “Malkhus, lakukan ini! Malkhus, lakukan itu!”
Dan tentu saja, saya harus melakukan apa yang diperintahkan. Saya
boneka si boneka, di sini untuk melakukan pekerjaan kotornya. Dan ini
adalah pekerjaan paling kotor yang pernah diberikan kepada saya.
Perintah saya adalah menyampaikan
instruksi imam besar kepada kapten
penjaga bait kudus, pergi
bersamanya dan orang-orangnya
untuk menangkap Yesus, dan
membawa Dia ke ruang pengadilan.
Kami telah melakukan hal semacam
ini sebelumnya ketika kami
menangkap guru sesat lainnya,
tetapi kali ini ada sesuatu dalam
diri saya yang menolak perintah itu.
Months earlier I had heard
Jesus speak, and I tell you, no
other man spoke like He did!
"Love your enemies. Do good
to them that hate you." Now
that is a message you don't
hear often! With everyone else
it's "an eye for an eye." The
zealots want their country back.
The religious fanatics want their
religion back. The crooked
merchants who have been out-
cheated want their money
back. It seems everyone wants
revenge. Jesus was different.
Beberapa bulan sebelumnya saya sudah
mendengar Yesus berbicara, dan
percayalah, tidak ada orang lain yang
berbicara seperti Dia! “Kasihilah
musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang
yang membenci kamu.” Nah, itu adalah
pesan yang jarang Anda dengar! Orang-
orang lain mengatakan “mata ganti
mata”. Orang-orang fanatik ingin negara
mereka kembali. Orang-orang beragama
yang fanatik menginginkan agama
mereka kembali. Pedagang curang yang
telah ditipu menginginkan uangnya
kembali. Sepertinya semua orang ingin
balas dendam. Yesus berbeda.
Caiaphas wanted us to arrest
Jesus in the dead of night
because he was afraid there
would be a riot if the common
people were around to see it.
Jesus had done many miracles,
and most people loved Him. In
fact, the crowd had called for
Him to be their king upon His
entry into the city just a couple
of days before.
The idea was to find Jesus in the
garden where He went to pray,
take Him by surprise, and arrest
Him before He could escape. But
when we got there, it was like He
knew we were coming for Him
and was waiting. Judas Iscariot
did what he'd been paid to do
and pointed out Jesus from the
group of a dozen men. What a
way to betray his leader—with a
kiss!
Kayafas ingin kami menangkap Yesus di
tengah malam karena dia takut akan
terjadi kerusuhan jika masyarakat
umum di sekitar situ akan melihatnya.
Yesus telah melakukan banyak mujizat,
dan kebanyakan orang mengasihi Dia.
Sebenarnya, orang banyak memanggil
Dia raja mereka saat Dia masuk ke kota
beberapa hari yang lalu.
Idenya adalah untuk menemui Yesus di
taman tempat Dia berdoa,
mengejutkan Dia, dan menangkap Dia
sebelum Dia dapat melarikan diri.
Tetapi ketika kami sampai di sana,
sepertinya Dia sudah tahu kami akan
datang untuk Dia dan sedang
menunggu. Yudas Iskariot melakukan
apa yang harus dia lakukan dan
menunjuk Yesus dari sekelompok laki-
laki yang berjumlah duabelas itu.
Bukan main, cara mengkhianati
pemimpinnya—dengan ciuman!
We could have saved the
temple treasury the 30 pieces
of silver that the chief priests
paid Judas, because before we
could say or do anything, Jesus
asked us, "Who are you looking
for?"
"Jesus of Nazareth," I
answered.
"I am He," Jesus said. His
presence was so overpowering
that all of us who had come to
arrest Him fell to the ground.
"Who are you looking for?"
Jesus asked again.
"Jesus of Nazareth," I repeated
as I struggled to my feet.
"I have told you that I am the
one you are looking for, so let
these others go," He said,
pointing to His disciples.
Sebenarnya kami bisa menghemat uang
bendahara bait kudus 30 keping perak
yang dibayar oleh imam-imam kepala
kepada Yudas, karena sebelum kami
dapat mengatakan atau melakukan apa
pun, Yesus bertanya kepada kami, “Siapa
yang kamu cari?”
“Yesus dari Nazaret,” jawab saya.
“Akulah Dia,” kata Yesus. Kehadirannya
begitu kuat sehingga kami semua yang
datang untuk menangkap-Nya jatuh ke
tanah.
“Siapakah yang kamu cari?” Yesus
bertanya lagi.
“Yesus dari Nazaret,” saya mengulangi
sambil berusaha keras untuk bangkit
berdiri.
“Telah Kukatakan kepadamu Akulah Dia,
jadi biarkanlah mereka ini pergi,” kata-
Nya, sambil menunjuk kepada murid-
murid-Nya.
But one of them—the one
they call Peter—didn't want to
leave without a fight. He drew
a sword and swung. I dodged
and thought he had missed,
but then I felt a sharp pain and
blood gushed from the side of
my head. My ear was gone! I
dropped to my knees and
clutched the wound, trying in
vain to stem the flow of blood.
My clothes became a red-
soaked mess and I began to
lose consciousness.
Tapi salah satu dari mereka—yang
mereka panggil Petrus—tidak mau pergi
tanpa perlawanan. Dia menghunus
pedang dan mengayunkannya. Saya
mengelak dan mengira pukulannya
meleset, tapi kemudian saya merasakan
sakit yang menusuk dan darah
menyembur dari sisi kepalaku. Telinga
saya hilang! Saya menjatuhkan diri
berlutut dan menutupi lukanya,
berusaha dengan sia-sia untuk
membendung aliran darah. Pakaian saya
basah kuyup oleh darah dan saya mulai
kehilangan kesadaran.
Suddenly a brilliant light
engulfed me. Someone called
my name. It was Jesus,
kneeling over me and covering
my wound with His hand. I
felt a warm tingle. The pain
stopped. Jesus' eyes were full
of love. He didn't say a word,
but I knew then that He was
my friend, not my enemy.
"Put that sword away," Jesus
said, turning to Peter. "He who
lives by the sword will die by
the sword."
I think some of the guards
were as surprised as I was that
Jesus could have enough love
to heal His enemies. Some
may even have wondered, like
I did, if He really was the Son
of God. Not the captain of the
temple guard, though. He
jerked Jesus to His feet, and a
moment later they were all
gone. Alone in the garden, I
thought about the miracle
that had just taken place. My
ear was restored perfectly
whole, but my blood-soaked
robe and skin were proof that
something amazing had
happened. How could the
others have dismissed that
miracle so quickly?
Tiba-tiba cahaya terang menyelimuti saya.
Seseorang memanggil nama saya. Itu
adalah Yesus, berlutut menaungi saya dan
menutupi luka saya dengan tangan-Nya.
Saya merasakan sesuatu yang hangat. Rasa
sakit berhenti. Mata Yesus penuh kasih.
Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun,
tetapi saya kemudian tahu bahwa Dia
adalah teman saya, bukan musuh saya.
Saya juga tahu bahwa saya akan baik-baik
saja—tetapi apa yang akan terjadi pada
Yesus? Saya telah berperan dalam
penangkapan-Nya, dan sekarang saya
menyesalinya. “Sarungkan pedangmu itu,”
Yesus berkata, berpaling kepada Petrus.
“Barangsiapa hidup dengan pedang akan
mati oleh pedang.”
Saya rasa beberapa penjaga sama
terkejutnya seperti saya bahwa Yesus
dapat memiliki cukup kasih untuk
menyembuhkan musuh-musuh-Nya.
Beberapa bahkan mungkin bertanya-tanya,
seperti saya, apakah Dia benar-benar Anak
Allah. Tetapi tidak demikian dengan kapten
bait kudus. Dia tidak pernah meragukan
perintahnya. Dia menyentakkan Yesus
untuk berdiri, dan sesaat kemudian
mereka semua pergi. Sendirian di taman,
saya merenungkan keajaiban yang baru
saja terjadi. Telinga saya pulih sempurna,
tetapi jubah dan kulit saya yang
berlumuran darah adalah bukti bahwa
sesuatu yang luar biasa telah terjadi.
Bagaimana mungkin yang lain menolak
keajaiban itu begitu cepat?
Back home, as I washed the
caked blood from my face and
arms and changed clothes, I
couldn't shake the thought that
I had just been an accomplice
to a horrendous crime.
I ran to the High Priest's palace
to see what would happen to
Jesus, and found the place
filled with people. "Where is
He?" I asked one of the guards.
"The trial has begun. Caiaphas
is already convinced that this
Jesus fellow is guilty of
blasphemy. He will pass
judgment quickly. Jesus doesn't
have a chance," the guard
answered.
I kept feeling my ear. There was
no pain, no damage. I ran my
fingers over the spot, but
couldn't even feel a scar. How
could that be?
Setibanya di rumah, ketika mencuci darah
yang mengering di wajah dan lengan saya
dan berganti pakaian, saya tidak dapat
menghilangkan pikiran bahwa saya baru
saja menjadi kaki tangan kejahatan yang
mengerikan.
Saya berlari ke istana imam besar untuk
melihat apa yang akan terjadi pada Yesus,
dan mendapati tempat itu penuh dengan
orang. Berita penangkapan Yesus
menyebar dengan cepat. “Di mana Dia?”
tanya saya kepada salah seorang penjaga.
“Sidang sudah dimulai. Kayafas sudah
yakin bahwa orang Yesus ini bersalah
karena menghujat. Dia akan menghakimi
dengan cepat. Yesus tidak punya
kesempatan,” jawab penjaga itu tanpa
basa-basi.
Saya terus meraba-raba telinga saya. Tidak
ada rasa sakit, tidak ada kerusakan. Saya
meraba-raba di tempat luka itu, tetapi
bahkan tidak bisa merasakan ada bekas
luka. Bagaimana bisa?
Then that thought came back,
even stronger than before. I'm
responsible for this! I felt like I
was the one on trial. He healed
me. He showed me love and
mercy. Now He is surrounded
by wolves crying for His blood.
What have I done?
I followed as Jesus was taken to
stand trial before Pontius Pilate,
the Roman governor. Jesus'
accusers were a bit like we
were in the garden—nearly
bowled over every time He
spoke. They knew Jesus was no
ordinary man.
Kemudian pikiran itu muncul kembali,
bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
Saya bertanggung jawab untuk ini!
Saya merasa seperti saya yang diadili.
Dia menyembuhkan saya. Dia
menunjukkan kasih dan belas kasih
kepada saya. Sekarang Dia dikelilingi
oleh serigala yang haus akan darah-
Nya. Apa yang telah saya lakukan?
Saya mengikuti saat Yesus diadili di
hadapan Pontius Pilatus, gubernur
Romawi. Para penuduh Yesus agak
seperti kami ketika berada di taman —
hampir terpesona setiap kali Dia
berbicara. Mereka tahu bahwa Yesus
bukanlah manusia biasa.
"I find no fault in Him at all,"
Pilate declared after his
interrogation. But when he
saw that the crowd had been
incited by the priests to
demand Jesus' execution and
was about to riot,
he called for a basin of water
and washed his hands, saying,
"I am innocent of the blood of
this just Man. If you want Him
crucified, you see to it!"
Then Pilate handed Jesus over
to be crucified, and the whole
garrison of Roman soldiers
gathered around Jesus. They
dressed Him in a scarlet robe
and put a crown of thorns on
His head. They spit on Him and
mocked Him. "Hail, King of the
Jews!" Then they put His own
clothes back on Him and led
Him away to be crucified.
“Aku tidak mendapati kesalahan apapun
pada-Nya,” kata Pilatus setelah
interogasinya. Tetapi ketika dia melihat
bahwa orang banyak telah dihasut oleh
para imam untuk menuntut eksekusi
Yesus dan akan membuat kerusuhan,
maka dia meminta baskom berisi air dan
mencuci tangannya, berkata, “Aku tidak
bersalah terhadap darah orang ini. Jika
kamu ingin agar Dia disalibkan; itu
urusan kamu sendiri!”
Kemudian Pilatus menyerahkan Yesus
untuk disalibkan, dan seluruh garnisun
tentara Romawi berkumpul di sekeliling
Yesus. Mereka mendandani-Nya dengan
jubah ungu dan mengenakan mahkota
duri di kepala-Nya. Mereka meludahi
Dia dan mengolok-olok Dia. “Salam, hai
raja orang Yahudi!” Kemudian mereka
mengenakan kembali pakaian-Nya
sendiri dan membawa-Nya pergi untuk
disalibkan.
I was pushed along by the crowd
as it surged through the narrow
streets of Jerusalem until we
came to the hill called Golgotha,
just outside of the city. By the
time I pushed my way to the
front of the crowd, the soldiers
had already nailed Jesus to a
cross and hoisted Him up to die
like a common criminal. His face
and body were splattered with
blood, like mine had been in the
garden.
In my mind I traveled back
several months, to when I had
heard Him tell a crowd, "I have
come to seek and save the lost."
Saya terdorong oleh kerumunan orang
yang menerobos jalan-jalan sempit di
Yerusalem sampai kami tiba di bukit
yang disebut Golgota—“tempat
tengkorak”—tepat di luar kota. Pada
saat saya menerobos ke depan orang
banyak, para prajurit telah memaku
Yesus di kayu salib dan mendirikan salib
di mana Yesus berada untuk mati
seperti penjahat biasa. Wajah dan
tubuhnya berlumuran darah, seperti
darah saya di taman.
Pikiran saya berlari kembali ke beberapa
bulan, ketika saya mendengar Dia
mengatakan kepada orang banyak, “Aku
datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang.”
Even though I was sure He
wouldn't be able to hear me
over the noise of the crowd
that had gathered to watch
Him die, I told Him, "I am lost,
Jesus. Forgive me for what I
did!"
Then He looked straight at me
with the same love in His eyes
that I had seen in the garden. I
knew I was forgiven. It had
been a miracle when He healed
my ear, but an even greater
miracle when He healed my
heart.
Now I know what I must do. I
must find some way to serve
my new Master out of love and
gratitude.
Art by www.Distantshores.org; used under CC-SA license. Dramatization based on Matthew 26:36-46; 27:1-
38; John 18:1-12. Text courtesy of Activated! Magazine. Featured on www.freekidstories.org
Meskipun saya yakin Dia tidak akan
dapat mendengar saya di antara
kebisingan kerumunan yang berkumpul
untuk menyaksikan Dia mati, saya
berseru kepada-Nya, “Aku tersesat,
Yesus. Maafkan aku atas apa yang telah
kulakukan!”
Kemudian Dia menatap langsung ke arah
saya dengan kasih yang sama di mata-
Nya yang telah saya lihat di taman. Saya
tahu saya telah diampuni. Adalah sebuah
mujizat ketika Yesus menyembuhkan
telinga saya, tetapi adalah mujizat yang
lebih besar lagi ketika Yesus
menyembuhkan hati saya.
Sekarang saya tahu apa yang harus saya
lakukan. Saya harus mencari jalan untuk
melayani Tuan saya yang baru karena
kasih dan rasa syukur.

Mais conteúdo relacionado

Mais de FreeChildrenStories

十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf
十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf
十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdfFreeChildrenStories
 
十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf
十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf
十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdfFreeChildrenStories
 
十二柱石 - 第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf
十二柱石 -  第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf十二柱石 -  第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf
十二柱石 - 第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdfFreeChildrenStories
 
十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf
十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf
十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdfFreeChildrenStories
 
Mukjizat Menangkap Ikan - Buku Mewarnai
Mukjizat Menangkap Ikan - Buku MewarnaiMukjizat Menangkap Ikan - Buku Mewarnai
Mukjizat Menangkap Ikan - Buku MewarnaiFreeChildrenStories
 
耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人
耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人 耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人
耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人 FreeChildrenStories
 
耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人
耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人
耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人FreeChildrenStories
 
Kisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang Baik
Kisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang BaikKisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang Baik
Kisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang BaikFreeChildrenStories
 
十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf
十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf
十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdfFreeChildrenStories
 
十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf
十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf
十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdfFreeChildrenStories
 
上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子
上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子
上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子FreeChildrenStories
 
上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子
上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子
上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子FreeChildrenStories
 

Mais de FreeChildrenStories (20)

十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf
十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf
十二基石 – 第四課(上)- 對於年幼的孩 - 聆聽天堂的聲音.pdf
 
十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf
十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf
十二柱石 - 第四课(上)- 对于年幼的孩子 - 聆听天国的声音.pdf
 
十二柱石 - 第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf
十二柱石 -  第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf十二柱石 -  第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf
十二柱石 - 第三课 (下)- 对于年幼的孩子 - 祷告与赞美.pdf
 
十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf
十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf
十二基石 – 第三課 (下)- 對於年幼的孩 - 禱告與讚美.pdf
 
捕魚神蹟 - 著色書
捕魚神蹟 - 著色書 捕魚神蹟 - 著色書
捕魚神蹟 - 著色書
 
Mukjizat Menangkap Ikan - Buku Mewarnai
Mukjizat Menangkap Ikan - Buku MewarnaiMukjizat Menangkap Ikan - Buku Mewarnai
Mukjizat Menangkap Ikan - Buku Mewarnai
 
奇迹捕鱼 - 着色书
奇迹捕鱼 - 着色书 奇迹捕鱼 - 着色书
奇迹捕鱼 - 着色书
 
صيد السمك
صيد السمك صيد السمك
صيد السمك
 
奇迹捕鱼
奇迹捕鱼 奇迹捕鱼
奇迹捕鱼
 
Mukjizat Menangkap Ikan
Mukjizat Menangkap Ikan Mukjizat Menangkap Ikan
Mukjizat Menangkap Ikan
 
捕魚神蹟
捕魚神蹟 捕魚神蹟
捕魚神蹟
 
耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人
耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人 耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人
耶穌的比喻 - 好撒瑪利亞人
 
耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人
耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人
耶稣讲的故事 - 好撒玛利亚人
 
Kisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang Baik
Kisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang BaikKisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang Baik
Kisah Yang Yesus Ceritakan: Orang Samaria yang Baik
 
十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf
十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf
十二柱石- 第一课(下)- 对于年幼的孩子 - 背诵经文.pdf
 
十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf
十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf
十二基石- 第一課(下)對於年幼的孩子 - 背誦經文.pdf
 
上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子
上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子
上帝的话语 - 十二柱石第一课对于年幼的孩子
 
上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子
上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子
上帝的話語 - 十二基石第一課(上)- 对于年幼的孩子
 
Majikan yang Berbelas kasih
Majikan yang Berbelas kasihMajikan yang Berbelas kasih
Majikan yang Berbelas kasih
 
寡婦與法官的比喻
寡婦與法官的比喻 寡婦與法官的比喻
寡婦與法官的比喻
 

Último

Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKURTernyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKURSmpPGRI6AminJaya
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 

Último (14)

Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKURTernyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 

Saksi Mata

  • 1. The Eyewitness Saksi Mata The past 24 hours have been disturbing, terrifying, wonderful. It started with an order from Caiaphas the High Priest, Caiaphas the puppet of Rome, Caiaphas whom I serve. "Malchus do this! Malchus do that!" And of course I must do as I am told. I am the puppet of a puppet, here to carry out his dirty work. And this was the dirtiest job I had ever been given. My orders were to pass on the High Priest's instructions to the captain of the temple guard, go with him and his men to seize Jesus, and take Him to the judgment hall. We'd done this sort of thing before when we'd arrested other rogue teachers, but this time something in me resisted my orders. 24 jam terakhir telah mengganggu, menakutkan, luar biasa. Dimulai dengan perintah dari Kayafas sang imam besar, Kayafas boneka Roma, Kayafas yang saya layani. “Malkhus, lakukan ini! Malkhus, lakukan itu!” Dan tentu saja, saya harus melakukan apa yang diperintahkan. Saya boneka si boneka, di sini untuk melakukan pekerjaan kotornya. Dan ini adalah pekerjaan paling kotor yang pernah diberikan kepada saya. Perintah saya adalah menyampaikan instruksi imam besar kepada kapten penjaga bait kudus, pergi bersamanya dan orang-orangnya untuk menangkap Yesus, dan membawa Dia ke ruang pengadilan. Kami telah melakukan hal semacam ini sebelumnya ketika kami menangkap guru sesat lainnya, tetapi kali ini ada sesuatu dalam diri saya yang menolak perintah itu.
  • 2. Months earlier I had heard Jesus speak, and I tell you, no other man spoke like He did! "Love your enemies. Do good to them that hate you." Now that is a message you don't hear often! With everyone else it's "an eye for an eye." The zealots want their country back. The religious fanatics want their religion back. The crooked merchants who have been out- cheated want their money back. It seems everyone wants revenge. Jesus was different. Beberapa bulan sebelumnya saya sudah mendengar Yesus berbicara, dan percayalah, tidak ada orang lain yang berbicara seperti Dia! “Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” Nah, itu adalah pesan yang jarang Anda dengar! Orang- orang lain mengatakan “mata ganti mata”. Orang-orang fanatik ingin negara mereka kembali. Orang-orang beragama yang fanatik menginginkan agama mereka kembali. Pedagang curang yang telah ditipu menginginkan uangnya kembali. Sepertinya semua orang ingin balas dendam. Yesus berbeda.
  • 3. Caiaphas wanted us to arrest Jesus in the dead of night because he was afraid there would be a riot if the common people were around to see it. Jesus had done many miracles, and most people loved Him. In fact, the crowd had called for Him to be their king upon His entry into the city just a couple of days before. The idea was to find Jesus in the garden where He went to pray, take Him by surprise, and arrest Him before He could escape. But when we got there, it was like He knew we were coming for Him and was waiting. Judas Iscariot did what he'd been paid to do and pointed out Jesus from the group of a dozen men. What a way to betray his leader—with a kiss! Kayafas ingin kami menangkap Yesus di tengah malam karena dia takut akan terjadi kerusuhan jika masyarakat umum di sekitar situ akan melihatnya. Yesus telah melakukan banyak mujizat, dan kebanyakan orang mengasihi Dia. Sebenarnya, orang banyak memanggil Dia raja mereka saat Dia masuk ke kota beberapa hari yang lalu. Idenya adalah untuk menemui Yesus di taman tempat Dia berdoa, mengejutkan Dia, dan menangkap Dia sebelum Dia dapat melarikan diri. Tetapi ketika kami sampai di sana, sepertinya Dia sudah tahu kami akan datang untuk Dia dan sedang menunggu. Yudas Iskariot melakukan apa yang harus dia lakukan dan menunjuk Yesus dari sekelompok laki- laki yang berjumlah duabelas itu. Bukan main, cara mengkhianati pemimpinnya—dengan ciuman!
  • 4. We could have saved the temple treasury the 30 pieces of silver that the chief priests paid Judas, because before we could say or do anything, Jesus asked us, "Who are you looking for?" "Jesus of Nazareth," I answered. "I am He," Jesus said. His presence was so overpowering that all of us who had come to arrest Him fell to the ground. "Who are you looking for?" Jesus asked again. "Jesus of Nazareth," I repeated as I struggled to my feet. "I have told you that I am the one you are looking for, so let these others go," He said, pointing to His disciples. Sebenarnya kami bisa menghemat uang bendahara bait kudus 30 keping perak yang dibayar oleh imam-imam kepala kepada Yudas, karena sebelum kami dapat mengatakan atau melakukan apa pun, Yesus bertanya kepada kami, “Siapa yang kamu cari?” “Yesus dari Nazaret,” jawab saya. “Akulah Dia,” kata Yesus. Kehadirannya begitu kuat sehingga kami semua yang datang untuk menangkap-Nya jatuh ke tanah. “Siapakah yang kamu cari?” Yesus bertanya lagi. “Yesus dari Nazaret,” saya mengulangi sambil berusaha keras untuk bangkit berdiri. “Telah Kukatakan kepadamu Akulah Dia, jadi biarkanlah mereka ini pergi,” kata- Nya, sambil menunjuk kepada murid- murid-Nya.
  • 5. But one of them—the one they call Peter—didn't want to leave without a fight. He drew a sword and swung. I dodged and thought he had missed, but then I felt a sharp pain and blood gushed from the side of my head. My ear was gone! I dropped to my knees and clutched the wound, trying in vain to stem the flow of blood. My clothes became a red- soaked mess and I began to lose consciousness. Tapi salah satu dari mereka—yang mereka panggil Petrus—tidak mau pergi tanpa perlawanan. Dia menghunus pedang dan mengayunkannya. Saya mengelak dan mengira pukulannya meleset, tapi kemudian saya merasakan sakit yang menusuk dan darah menyembur dari sisi kepalaku. Telinga saya hilang! Saya menjatuhkan diri berlutut dan menutupi lukanya, berusaha dengan sia-sia untuk membendung aliran darah. Pakaian saya basah kuyup oleh darah dan saya mulai kehilangan kesadaran.
  • 6. Suddenly a brilliant light engulfed me. Someone called my name. It was Jesus, kneeling over me and covering my wound with His hand. I felt a warm tingle. The pain stopped. Jesus' eyes were full of love. He didn't say a word, but I knew then that He was my friend, not my enemy. "Put that sword away," Jesus said, turning to Peter. "He who lives by the sword will die by the sword." I think some of the guards were as surprised as I was that Jesus could have enough love to heal His enemies. Some may even have wondered, like I did, if He really was the Son of God. Not the captain of the temple guard, though. He jerked Jesus to His feet, and a moment later they were all gone. Alone in the garden, I thought about the miracle that had just taken place. My ear was restored perfectly whole, but my blood-soaked robe and skin were proof that something amazing had happened. How could the others have dismissed that miracle so quickly? Tiba-tiba cahaya terang menyelimuti saya. Seseorang memanggil nama saya. Itu adalah Yesus, berlutut menaungi saya dan menutupi luka saya dengan tangan-Nya. Saya merasakan sesuatu yang hangat. Rasa sakit berhenti. Mata Yesus penuh kasih. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi saya kemudian tahu bahwa Dia adalah teman saya, bukan musuh saya. Saya juga tahu bahwa saya akan baik-baik saja—tetapi apa yang akan terjadi pada Yesus? Saya telah berperan dalam penangkapan-Nya, dan sekarang saya menyesalinya. “Sarungkan pedangmu itu,” Yesus berkata, berpaling kepada Petrus. “Barangsiapa hidup dengan pedang akan mati oleh pedang.” Saya rasa beberapa penjaga sama terkejutnya seperti saya bahwa Yesus dapat memiliki cukup kasih untuk menyembuhkan musuh-musuh-Nya. Beberapa bahkan mungkin bertanya-tanya, seperti saya, apakah Dia benar-benar Anak Allah. Tetapi tidak demikian dengan kapten bait kudus. Dia tidak pernah meragukan perintahnya. Dia menyentakkan Yesus untuk berdiri, dan sesaat kemudian mereka semua pergi. Sendirian di taman, saya merenungkan keajaiban yang baru saja terjadi. Telinga saya pulih sempurna, tetapi jubah dan kulit saya yang berlumuran darah adalah bukti bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Bagaimana mungkin yang lain menolak keajaiban itu begitu cepat?
  • 7. Back home, as I washed the caked blood from my face and arms and changed clothes, I couldn't shake the thought that I had just been an accomplice to a horrendous crime. I ran to the High Priest's palace to see what would happen to Jesus, and found the place filled with people. "Where is He?" I asked one of the guards. "The trial has begun. Caiaphas is already convinced that this Jesus fellow is guilty of blasphemy. He will pass judgment quickly. Jesus doesn't have a chance," the guard answered. I kept feeling my ear. There was no pain, no damage. I ran my fingers over the spot, but couldn't even feel a scar. How could that be? Setibanya di rumah, ketika mencuci darah yang mengering di wajah dan lengan saya dan berganti pakaian, saya tidak dapat menghilangkan pikiran bahwa saya baru saja menjadi kaki tangan kejahatan yang mengerikan. Saya berlari ke istana imam besar untuk melihat apa yang akan terjadi pada Yesus, dan mendapati tempat itu penuh dengan orang. Berita penangkapan Yesus menyebar dengan cepat. “Di mana Dia?” tanya saya kepada salah seorang penjaga. “Sidang sudah dimulai. Kayafas sudah yakin bahwa orang Yesus ini bersalah karena menghujat. Dia akan menghakimi dengan cepat. Yesus tidak punya kesempatan,” jawab penjaga itu tanpa basa-basi. Saya terus meraba-raba telinga saya. Tidak ada rasa sakit, tidak ada kerusakan. Saya meraba-raba di tempat luka itu, tetapi bahkan tidak bisa merasakan ada bekas luka. Bagaimana bisa?
  • 8. Then that thought came back, even stronger than before. I'm responsible for this! I felt like I was the one on trial. He healed me. He showed me love and mercy. Now He is surrounded by wolves crying for His blood. What have I done? I followed as Jesus was taken to stand trial before Pontius Pilate, the Roman governor. Jesus' accusers were a bit like we were in the garden—nearly bowled over every time He spoke. They knew Jesus was no ordinary man. Kemudian pikiran itu muncul kembali, bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Saya bertanggung jawab untuk ini! Saya merasa seperti saya yang diadili. Dia menyembuhkan saya. Dia menunjukkan kasih dan belas kasih kepada saya. Sekarang Dia dikelilingi oleh serigala yang haus akan darah- Nya. Apa yang telah saya lakukan? Saya mengikuti saat Yesus diadili di hadapan Pontius Pilatus, gubernur Romawi. Para penuduh Yesus agak seperti kami ketika berada di taman — hampir terpesona setiap kali Dia berbicara. Mereka tahu bahwa Yesus bukanlah manusia biasa.
  • 9. "I find no fault in Him at all," Pilate declared after his interrogation. But when he saw that the crowd had been incited by the priests to demand Jesus' execution and was about to riot, he called for a basin of water and washed his hands, saying, "I am innocent of the blood of this just Man. If you want Him crucified, you see to it!" Then Pilate handed Jesus over to be crucified, and the whole garrison of Roman soldiers gathered around Jesus. They dressed Him in a scarlet robe and put a crown of thorns on His head. They spit on Him and mocked Him. "Hail, King of the Jews!" Then they put His own clothes back on Him and led Him away to be crucified. “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya,” kata Pilatus setelah interogasinya. Tetapi ketika dia melihat bahwa orang banyak telah dihasut oleh para imam untuk menuntut eksekusi Yesus dan akan membuat kerusuhan, maka dia meminta baskom berisi air dan mencuci tangannya, berkata, “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini. Jika kamu ingin agar Dia disalibkan; itu urusan kamu sendiri!” Kemudian Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan, dan seluruh garnisun tentara Romawi berkumpul di sekeliling Yesus. Mereka mendandani-Nya dengan jubah ungu dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya. Mereka meludahi Dia dan mengolok-olok Dia. “Salam, hai raja orang Yahudi!” Kemudian mereka mengenakan kembali pakaian-Nya sendiri dan membawa-Nya pergi untuk disalibkan.
  • 10. I was pushed along by the crowd as it surged through the narrow streets of Jerusalem until we came to the hill called Golgotha, just outside of the city. By the time I pushed my way to the front of the crowd, the soldiers had already nailed Jesus to a cross and hoisted Him up to die like a common criminal. His face and body were splattered with blood, like mine had been in the garden. In my mind I traveled back several months, to when I had heard Him tell a crowd, "I have come to seek and save the lost." Saya terdorong oleh kerumunan orang yang menerobos jalan-jalan sempit di Yerusalem sampai kami tiba di bukit yang disebut Golgota—“tempat tengkorak”—tepat di luar kota. Pada saat saya menerobos ke depan orang banyak, para prajurit telah memaku Yesus di kayu salib dan mendirikan salib di mana Yesus berada untuk mati seperti penjahat biasa. Wajah dan tubuhnya berlumuran darah, seperti darah saya di taman. Pikiran saya berlari kembali ke beberapa bulan, ketika saya mendengar Dia mengatakan kepada orang banyak, “Aku datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
  • 11. Even though I was sure He wouldn't be able to hear me over the noise of the crowd that had gathered to watch Him die, I told Him, "I am lost, Jesus. Forgive me for what I did!" Then He looked straight at me with the same love in His eyes that I had seen in the garden. I knew I was forgiven. It had been a miracle when He healed my ear, but an even greater miracle when He healed my heart. Now I know what I must do. I must find some way to serve my new Master out of love and gratitude. Art by www.Distantshores.org; used under CC-SA license. Dramatization based on Matthew 26:36-46; 27:1- 38; John 18:1-12. Text courtesy of Activated! Magazine. Featured on www.freekidstories.org Meskipun saya yakin Dia tidak akan dapat mendengar saya di antara kebisingan kerumunan yang berkumpul untuk menyaksikan Dia mati, saya berseru kepada-Nya, “Aku tersesat, Yesus. Maafkan aku atas apa yang telah kulakukan!” Kemudian Dia menatap langsung ke arah saya dengan kasih yang sama di mata- Nya yang telah saya lihat di taman. Saya tahu saya telah diampuni. Adalah sebuah mujizat ketika Yesus menyembuhkan telinga saya, tetapi adalah mujizat yang lebih besar lagi ketika Yesus menyembuhkan hati saya. Sekarang saya tahu apa yang harus saya lakukan. Saya harus mencari jalan untuk melayani Tuan saya yang baru karena kasih dan rasa syukur.