1. HAKIKAT MANUSIA DAN
KEHIDUPAN MENURUT ISLAM
Yunior Abdul Qodir 2202010225
Muhamad Abdul Hakim Balfas 2202010340
Muhammad Sholahuddin Fachry 2202010421
Arya Rio Listanto 2202010436
2. Perjalanan Hidup Manusia
dari Alam Ruh
hingga Hari Akhirat
• Alam Ruh
Allah SWT. mengambil perjanjian dan kesaksian dari
calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di
dalam arwah. Di sebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf,
7:172 yang artinya;
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan Kami), kami menjadi
saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-oarang yang lemah terhadap
ini (Keesaan Tuhan)”.
3. • Alam Rahim
Penciptaan manusia dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-
Mu’minun 23: 12, 13 & 14 yang artinya;
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) tanah. Kemudin kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudin air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, pencipta yang
paling baik”.
4. • Alam Dunia
Manusia dilahirkan kedunia dalam keadaan fitrah, suci,
bersih seperti kertas putih yang belum di coret-coret.
Setelah akil balig pendidikan dan lingkungannya yang
akan mewarnai kehidupannya. Kejadian ini dijelaskan
dalam beberapa surah Al-Qur’an. Contohnya Al-Qur’an
surah Al-Hajj 22: 5, Al-Imran 3:28, An Nahl 16:42, Al-Isra
17:70.
Perjalanan manusia di dunia bagaikan air jernih yang
mengalir, dicemari sampah-sampah kemudian air ini
menjadi keruh dan kotor. Jadi semua perilaku dan sifat
manusia itu akan baik oleh dirinya dan akan buruk oleh
sifatnya sendiri.
5. • Alam Barzakh
Alam Barzakh adalah taman dari taman–taman surga atau lembah dari
lembah-lembah neraka. Dialam ini manusia tinggal sendiri, yang akan
menemani adalah amal perbuatan yang pernah diperbuat selama didunia.
Jika, seseorang yang menjadi penghuni surga akan dibukakan pintu
untuknya surga setiap pagi dan sore (dia akan merasakan hawa surga).
Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka akan dibukakan untuknya setiap
pagi dan sore (dia aka merasakan hawa panasnya neraka).
Dialam kubur manusia yang beriman itu dapat dengan mudah menjawab
pertanyaan oleh Malaikat Munkar Nakir yaitu;
1) Siapa Tuhanmu ?
2) Apa agamamu ?
3) Apa kitab pedomanmu ?
4) Siapa yang mengajarimu? Dsb.
6. • Alam Akhirat
Pada fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir
adalah sebagian mereka masuk surga dan sebagian
masuk neraka. Surga tempat orang-orang bertakwa dan
neraka tempat orang-orang kafir. Kedua tempat tersebut
sekarang sudah ada dan disediakan. Bahkan, surga sudah
rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan
sebaik-baiknya. Nerakapun sudah rindu dengan
penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan
neraka. Al-Qur’an dan Hadis telah menceritakan surga
dan neraka secara detail. Penyebutan ini agar menjadi
pelajaran bagi kehidupan manusia tentang persinggahan
akhir yang akan mereka alami.
7. Ragam Orientasi
Hidup Manusia
• Kehidupan dunia merupakan kehidupan sementara
dan kehidupan akherat adalah kehidupan abadi.
Kehidupan sementara harus sejalan dengan
kehidupan abadi. Jika tidak, maka akan terjadi
ketidak seimbangan dalam menjalani kehidupan ini.
Seorang Muslim senantiasa dituntut untuk mengisi
dan memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-
baiknya. Seorang muslim hendaknya memiliki
orientasi hidup yang jelas, yang paling tidak
meliputi tiga hal:
8. 1. Orientasi kemanfaatan (kemaslahatan)
Manusia yang baik adalah manusia yang bisa memberi kemanfaatan
(kemaslahatan) yang sebesar-besarnya bagi orang lain. Oleh karena
itu, segala potensi yang kita miliki harus kita gunakan untuk
memberi kemanfaatan kebaikan yang sebesar-besarnya, bila ini
yang dilakukan manusia, maka banyak persoalan bisa kita pecahkan
dan banyak kemajuan yang bisa kita capai. Namun, yang amat kita
sayangkan adalah banyak manusia yang belum bisa memberi
kemanfaatan kepada orang lain, bahkan dirinya sendiri saja
bermasalah. Oleh karena itu, segala bentuk kesia-siaan akan
ditinggalkan oleh setiap mukmin yang ingin meraih keberuntungan
dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Allah SWT. berfirman:
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya. Dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna”. (QS. Al-Mu’minun, 23:1-3)
9. 2. Orientasi kepedulian
Sebagai muslim yang beriman sudah pastinya hurus memiliki rasa kepedulian.
Contohnya, kita membantu terhadap kesulitan hidup yang dialami orang lain dan
kita akan berusaha menjadi bagian dari solusinya. Maksudnya yaitu apabila ada
orang yang sedang kesulitan kita membantunya agar kesulitan yang dialaminya
dapat terselesaikan dengan cepat. Inilah kebajikan yang harus kita tunjukkan
dalam kehidupan nyata sebagaimana firman Allah SWT:
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memer dekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa”. (QS. Al-Baqarah, 2:177)
10. 3. Orientasi kedisiplinan
Seorang Muslim senantiasa dituntut untuk disiplin dalam
melaksanakan nilai-nilai kebenaran yang datang dari
Allah SWT. dan telah dibimbing dengan diturunkannya Al-
Qur’an sebagai petunjuknya sehingga bisa membedakan
mana jalan hidup yang benar dan mana yang salah, Allah
SWT. berfirman:
”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-
Baqarah, 2:185)
11. Tujuan dan Fungsi
Penciptaan Manusia
1. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah sebagai abdi kepada Allah dan
khalifah di bumi. “ Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepadaKu”. (Adh-Dhariyat, 51:56)
Tanggung jawab sebagai abdi merupakan suatu tanggung jawab
individu atau fardhu’ain. Meliputi kepada kemestian untuk
memahami lapangan akidah dan tauhid, syariat dan akhlak.
Pengabdian manusia pada Allah lebih mencerminkan manusia agar
terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik.
Oleh karena itu pengabdian manusia harus dilakukan secara ikhlas
karena Allah SWT. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) Agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah Agama
yang lurus”. (Bayinnah, 98:5)
12. 2. Fungsi Penciptaan Manusia
Fungsi penciptaan manusia adalah sebagai khalifah yang telah
ditetapkan Allah SWT. diantaranya adalah:
• Pertama adalah belajar (surat An-naml, 27: 15-16 dan Al-
Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama
surat Al-Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
• Kedua adalah mengajarkan ilmu (Al-Baqoroh, 2: 31-39);
Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk
mengajarkannya kepada manusia lain. Hal ini yang dimaksud
dengan ilmu Allah adalah Al-Qu’ran dan juga Al Bayan.
• Ketiga adalah membudayakan ilmu (Al-Mukmin : 35 ); Ilmu
yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan
kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya
sendiri dahulu agar membudaya.
13. Hidup Sukses dalam
Pandangan Al-Qur’an
• Pada umumnya masyarakat memahami arti kesuksesan identik
dengan pencapaian cita-cita, harapan serta keinginan. Simpelnya
Kata sukses berarti pencapaian keberhasilan atau keberuntungan
atas wujud nyata dari apa-apa yang dicita-citakan.
• “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman), dan dia ingat nama tuhannya, lalu dia
sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat lebih baik dan kekal”. (QS.
A'Alaa, 87: 14 - 17)
• Lantas bagaimana makna “Sukses Menurut Al-qur’an?”. Dalam Al-
qu’ran kata sukses terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat
dan al-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti kemenangan,
kelestarian, kekekalan, keberuntungan dan kebertahanan hidup.
An-najaat berarti keselamatan atau keterhindaran dari bencana
serta kegagalan dan terhalaunya hambatan. Adapun al-fauz
berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik.
14. Dalam Al-qur’an yang berkaitan dengan al-falaah, hampir rata-
rata menjelaskan dan menerangkan 5 hal tersebut di bawah
ini:
• Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit dan
memperburuk keadaan diri (An-najaat),
• Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak,
baik dan sentosa (Al-falaah),
• Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),
• Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-
fauz wa an-najaat),
• Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya
dikenang secara positif sepanjang sejarah, mendapatkan
kehidupan damai (kekal) di dunia dan kehidupan akhirat.
15. 10 Cara Hidup Sukses Dalam Islam
1) Niatkan Maka Kau Akan Mendapatkan (HR Bukhari
Muslim)
2) Mendo’akan Saudara (HR Muslim)
3) Memiliki Ilmunya (Imam Syafi’i)
4) Berubahlah (QS Ar-Ra’d:11)
5) Silaturahim (HR Imam Bazar, Imam Hakim)
6) Berdo’a (QS Al-Baqarah:186)
7) Tawakal (HR Tirmidzi)
8) Shadaqah (QS Al-Baqarah:261)
9) Bersyukur (QS Ibrahim:7)
10) Bertakwa (QS At-Talaq:2-3)