2.
INTRODU
CTION
Before Starting My
Presentation
Kelompok 3
-Chairul Imam Wahyudi
-Fahmi Ade Sudarto
-Feryka Puri Mdani
-Muh. Hafidzh Rifqiyannur
-Muh.Hilmy.Thoriq.YR
X Mipa 2
SMAN 10 Samarinda
3. ASAL MULA PEMIMPIN KERAJAAN BANTEN
Pemimpin Kerajaan Banten pertama adalah
Sultan Hasanuddin yang memerintah pada
tahun 1522-1570
Maulana Yusuf (1570-1580)
Maulana Muhammad (1585-1596)
4. ASAL MULA KEJAAN KERAJAAN BANTEN
Kerajaan Banten mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa (1651-1682)
Banten juga melakukan monopoli Lada di Lampung yang menjadi
perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga Banten
menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang
dengan pesat, yang dibantu orang Inggris,Denmark dan Tionghoa,
Banten berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Cina
dan Jepang
5. FAKTOR PENYEBAB KERAJAAN BANTEN
MENJADI KERAJAAN BESAR
Lokasi pelabuhan Banten strategis karena terletak di teluk Banten
dan terlindungi oleh pulau panjang. Sehingga pelabuhan Banten
menjadi pelabuhan yang sangat besar karena memenuhi syarat
sebagai pelabuhan perdagangan maupun sebagai benteng
pertahanan dari serangan laut.
Letak geografis Banten di tepi selat Sunda, sehingga menjadikan
banten bukan hanya pelabuhan transit melainkan menjadi
Pelabuhan Eksportir komoditas keberbagai daerah baik didalam
daerah penjajahan Belanda maupun ke Eropa.
Banten adalah salah satu daerah penghasil Lada terbesar,
dimana komoditas tersebut adalah komoditas yang bernilai tinggi
terutama di daratan eropa.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga menjadikan
banten menjadi alternative pusat perdagangan di Asia tenggara.
6. KEHIDUPAN SOSIAL KESULTANAN BANTEN
Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa
selain Kerajaan Demak, Kasepuhan Cirebon, Giri Kedaton, dan
Mataram Islam. Kehidupan sosial rakyat Banten berlandaskan ajaran-
ajaran yang berlaku dalam agama Islam. Pada masa pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa, kehidupan sosial masyarakat Banten semakin
meningkat dengan pesat karena sultan memperhatikan kesejahteraan
rakyatnya. Usaha yang ditempuh oleh Sultan Ageng Tirtayasa adalah
menerapkan sistem perdagangan bebas dan mengusir VOC dari
Batavia.
Menurut catatan sejarah Banten, Sultan Banten termasuk keturunan
Nabi Muhammad SAW sehingga agama Islam benar-benar menjadi
pedoman hidup rakyat. Meskipun agama Islam mempengaruhi sebagian
besar kehidupan Kesultanan Banten, namun penduduk Banten telah
menjalankan praktek toleransi terhadap keberadaan pemeluk agama
lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di
pelabuhan Banten pada tahun 1673.
7. KEHIDUPAN BUDAYA KESULTANAN BANTEN
Masyarakat yang berada pada wilayah Kesultanan Banten terdiri dari beragam
etnis yang ada di Nusantara, antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis,
Makassar, dan Bali. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap
perkembangan budaya di Banten dengan tetap berdasarkan aturan agama
Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina akibat
perang Fujian tahun 1676, serta keberadaan pedagang India dan Arab yang
berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Dalam bidang seni bangunan Banten meninggalkan seni bangunan Masjid
Agung Banten yang dibangun pada abad ke-16. Selain itu, Kerajaan Banten
memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang
dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama
Islam. Sejumlah peninggalan bersejarah di Banten saat ini dikembangkan
menjadi tempat wisata sejarah yang banyak menarik kunjungan wisatawan dari
dalam dan luar negeri.