Dokumen membandingkan sistem pendidikan Indonesia dan Finlandia. Sistem pendidikan Finlandia memberikan kemandirian yang lebih besar kepada siswa dan guru. Guru dihargai dan mendapat kebebasan untuk mengembangkan metode mengajar. Tidak ada tekanan akan tes atau evaluasi berlebihan bagi siswa. Hal ini membuat pendidikan Finlandia berhasil dan siswanya merasa nyaman belajar.
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
SistemPendidikanFinlandia
1. 12 Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia
& Finlandia
Kualitas pendidikan di Indonesia yang kini kian memprihatinkan, cukup membuat kita sesak
dada dan tak habis pikir, apa yang salah sebenarnya dengan sistem pendidikan kita.
Mari kita bandingkan dengan Finlandia, negara dengan sistem pendidikan yang jauh lebih baik
dari Indonesia. apa sebenarnya yang berbeda?
1) Finlandia : Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun.
Indonesia : ada playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang
‘menyekolahkan’ anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya
bersosialisasi. Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak DIHARUSKAN sudah
bisa membaca. Ada tes masuknya. Jadi ingat percakapan ibu-ibu di commuter line yang curhat
soal hal ini. Yang stres bukan cuma anaknya. Orang tuanya lebih lagi.
2) Finlandia : sebelum mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan
pekerjaan rumah DAN tidak pernah disuruh mengikuti ujian.
Indonesia : TK pun sekarang sudah punya pekerjaan rumah, meskipun cuma sekedar menebalkan
garis dan menulis angka.
3) Finlandia : hanya ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16
tahun.
Indonesia :like I mentioned before, masuk SD pun ada tesnya. Terutama SD favorit.
4) Finlandia : sekolah tidak membedakan anak yang pintar dan kurang pintar. Seluruhnya
ditempatkan di dalam ruang kelas yang sama.
Indonesia : ada beberapa sekolah yang memberlakukan pembagian kelas berdasarkan tingkat
intelegensia anak. Contoh : peringkat 1-10 masuk ke kelas A, 11-20 kelas B, dst.
5) Finlandia : Kesenjangan antara murid terpintar dan murid paling tidak pintar di Finlandia
adalah yang terkecil di dunia. Artinya, murid paling tidak pintar pun masih terhitung pintar.
Indonesia : kesenjangan begitu terlihat, banyak siswa pintar, yang kurang pun banyak.
6) Finlandia : Setiap guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2
jam per minggu yang didedikasikan untuk ‘professional development’.
Indonesia : para guru di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non
stop. Imagine how tired they are
7) Finlandia : Jumlah guru yang dimiliki oleh Finlandia sama dengan jumlah guru di New York,
namun jumlah murid yang ditangani jauh lebih sedikit.
Indonesia : Jumlah guru dibandingkan murid sangat jauh, dalam 1 kelas biasa terdapat 35 murid,
dan 1 guru.
Finlandia : Seluruh sistem pendidikan didanai oleh negara. Gratis total.
2. Indonesia : meskipun sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih
banyak pungutan2 yg harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang Lab computer, Lab
bahasa, dll.
9) Finlandia : Seluruh guru harus memiliki gelar Master/S2 yang didanai seluruhnya oleh
pemerintah.
Indonesia : guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak ada bantuan
pemerintah kepada semua guru.
10) Finlandia : Kurikulum nasional hanya berlaku umum. Setiap guru (sepertinya) diberikan
kebebasan mengembangkan metode pengajarannya.
Indonesia : Guru WAJIB mengikuti kurikulum dari pemerintah yang HAMPIR setiap 5 tahun
berubah-ubah.
11) Finlandia :yang menjadi guru hanyalah yang merupakan 10 lulusan teratas di universitas.
Indonesia : para lulusan terbaik berprofesi sebagai apa ya? Dokter, pengacara, direktur, investasi
dan saham, pegawai Pajak?
12) Finlandia : Status guru di masyarakat setara dengan status pengacara dan dokter. Katanya,
kalau masuk ruang kelas di Finlandia, trus murid-muridnya ditanya, Siapa yang bercita-cita jadi
guru? Seperempat nya akan mengangkat tangan.
Indonesia : Status guru ( apalagi non-pns) masih sering diremehkan, & dianggap pekerjaan yang
kurang mencukupi kebutuhan hidup.
(FB Padepokan Guru Indonesia/aar)
Mengapa Finlandia Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Di
Dunia
Bimbel Masuk UI ESQ Bimbel Smartplus – Mengejutkan. Ternyata negara yang paling oke tata
kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat
pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia.
Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu,
dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya
Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.
Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati
oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui
berbagai kesempatan-kesempatan penting.
Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya
untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.
Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara
ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan
nasionalnya.
Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah
melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi
ujian nasional layaknya ditanah air.
Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena
setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.
Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-
target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan
setiap pelajar.
3. Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh
signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor
pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas.
Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang
sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa
yang akan datang.
Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu
dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya.
Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan
dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan?
Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk
dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri
ini.
Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong?
Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang
memadai.
Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia
begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru.
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi
guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan
sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah
pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada
masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang
sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah
yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung
mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi
dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom,
kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
4. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi
yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak
komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi
tidak menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia
sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa
yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial
tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang
guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual
bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama,
masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR
siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita
mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika
mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan
melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat
guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun
1961 melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan
sistem pendidikan yang berlalu di gerakan pramuka.
Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota
pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk di uji.
Disamping itu, setiap 32 orang anggota pramuka dibina oleh 3 orang pembina secara terus
menerus. Akan tetapi sistem pendidikan kepanduan ditanah air ini tidak mendapat respon yang
positif ditanah air.
Buktinya kendati berhasil melahirkan kader-kader bangsa yang mandiri, negara ternyata tidak
berani mengalokasikan dana BOS yang ada pada setiap sekolah untuk sepersekian persen wajib
dipergunakan untuk mengelola gerakan pramuka di gugus depan.
Pendidikan nasional kita yang masih sarat dengan kepentingan politik kepala daerah menjadikan
potret pendidikan begitu semraut. Pelaksanaan UN yang jelas lebih banyak mudharatnya
daripada manfaatnya selalu dipertahankan untuk alasan yang tidak jelas.
Bahkan ironisnya lagi, UN telah mengajarkan bangsa ini bagaimana berlaku curang dan menipu.
Gilanya lagi peserta UN dikawal dan diamati setiap detik melalui layar CCTV.
Seperti teroriskan. Cara-cara gila ini begitu dibangga-banggakan oleh pemerintah bahkan
institusi pendidikan sendiri. Padahal metode ini punya dampak physicologi bagi para pelajar
dimana UN benar-benar menjadi beban berat.
Jadi jangan heran bila di Nias pada hari pertama UN ada siswa yang meninggal dunia begitu
menerima lembar soal ujian.
Finlandia tidak pernah membebani muridnya untuk hal-hal yang kurang bermutu atau
mengurangi ke-kreativitasan seorang anak setelah meninggalkan rumah sekolah.
Maka, tugas tugas (PR), les tambahan dan bimbingan ini dan itu nyaris tidak pernah ada di
Finlandia. Bagaimana dengan tanah air? Tekanan yang begitu berat sangat terasa apalagi
menjelang ujian nasional.
5. Setiap murid selalu diberi les tambahan yang berlebihan, pelajar di wajibkan mengikuti Tryout
hampir tiap bulan dengan alasan untuk mengukur kemampuan siswa.
Dirumah disuguhi lagi dengan tugas-tugas berat bahkan ada lagi menu les tambahan yang
ditawarkan padahal nuansa bisnisnya lebih terasa daripada urgensinya bagi peserta didik. Repot
bukan?
Alhasil, pelajar tanah air lahir dan besar tanpa pernah mempergunakan otaknya untuk
berkreativitas. Generasi muda pun besar penuh dengan tekanan. Jadi jangan heran, walaupun
lulus UN 100 persen ternyata persentasi lulus SMPTN berbanding terbalik dengan kelulusan
UN.
Inilah setidaknya potret pendidikan kita dewasa ini. Indonesia jatuh kepada tingkat kekhawatiran
yang terlalu berlebihan. Alih-alih untuk mencerdaskan bangsa tetapi cara-cara yang dilakukan
justru mengantarkan bangsa ini kelembah kehancuran.
Oleh karena itu kita perlu berbenah. Mengembalikan sistem pendidikan kezaman dahulu kala
(seperti cerita orangtua kita) dimana setiap anak dan orangtua begitu menghormati guru perlu
kita lakukan.
Guru harus diberi otoritas penuh untuk mengatur kurikulumnya sendiri. Setiap anak juga tidak
dibebani dengan tugas ini dan itu. Bahkan birokrasi pendidikan kita yang berbelit-belit perlahan-
lahan harus dikurangi.
Wajib belajar 12 tahun mutlak harus dilakukan tentunya dengan biaya gratis. Tidak hanya itu
wajar 12 tahun itu harus dengan satu izajah saja yaitu izajah SMA.
Sedangkan untuk SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan izajah mengingat tuntutan dunia kerja
saat ini pun izajah dua jenjang pendidikan ini tidak begitu diperlukan.
Oleh karena itu, perpindahan dari tingkat SD ke SMP cukuplah dengan nilai rapor begitu juga
dari SMP ke SMA.
Maka evaluasi belajar secara nasional hanya dilakukan dijenjang SMA ketika yang bersangkutan
akan melanjut keperguruan tinggi atau merambah dunia kerja.
Menggratiskan pendidikan dinegara ini bukanlah hal yang mustahil. Bukankah 40 persen APBN
kita mark-up dan 30 persennya dikorupsi.
Jadi andai pengelolaan keuangan negara kita ditata dengan baik maka tidak mustahil dimasa-
masa yang akan datang biaya pendidikan kita yang saat ini ditampung 20 persen dalam APBN
kedepannya akan meningkat menjadi 50 persen.
Bila sudah demikian, bukankah pendidikan kita sudah bisa digratiskan.
Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia,
diantaranya :
6. 1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 Thn. ( Bandingkan dengan para
orangtua di Indonesia justru bangga anaknya sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan
dengan beben pembelajaran yang berat.)
2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.
3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada
sistem pendidikan kita , Murid SD sampai stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan
seabreg Ujian, Padahal terkadang anak sering tidak diajar ).
The children are not measured at all for the first six years of their education.
4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16
Tahun. ( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di SMP dan SMA, Ditambah UN, bukan saja
membuat Lembaga pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan
Minat,)
5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti
akhirnya RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta
kasta baru dalam dunia pendidikan.
6.Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan per siswa
mengungguli Amerika Serikat.
7. 30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka
sekolah.
8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi.Dan tertinggi di erofa
7. 9. Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata
10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam
setiap kelas.
.Science classes are capped at 16 students so that they may perform practical experiments in
every class.
11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA.bahkan17,5 peresen lebih tinggi dari AS .
12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah pergi ke sekolah kejuruan.
13.Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27
menit di Amerika Serikat.
43 percent of Finnish high-school students go to vocational schools.
14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu
untuk “pengembangan profesional.”
Teachers only spend 4 hours a day in the classroom, and take 2 hours a week for “professional
development.”
15. Finlandia memiliki jumlah guru sebanyak di New York City, namun siswa jauh lebih
sedikit. Dengan perbandingan 600.000 siswa di finlandia dengan 1,1 juta di NYC.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Bimbel Masuk UI ESQ Bimbel Smartplus
- See more at: http://esqsmartplus.com/mengapa-finlandia-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-
di-dunia/#sthash.QpE2OX7P.dpuf