Laporan ini mendeskripsikan serangkaian percobaan untuk menentukan koefisien gesekan statis dan kinetis. Koefisien gesekan statis ditentukan dengan mengukur sudut dimana balok kayu mulai bergerak di bidang miring dan menggunakan hubungan tanθ=fs/N. Koefisien gesekan kinetis diukur dengan mengamati gerakan balok yang digerakkan oleh beban di bidang miring. Hasilnya menunjukkan koefisien gesekan statis berk
1. Rahmawati Th. Diamanti
Laporan praktikum
Koefisien Gesekan
Disusun oleh :
Nama : Rahmawati Theofani Diamanti
Nim : 09312405
Jurusan : Fisika
Kelas : 1b
Kelompok : Empat
Tgl melakukan percobaan : 09 november 2009
FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2009
2. Rahmawati Th. Diamanti
TUJUAN PERCOBAAN
~ Menentukan koefisien gesekan statis
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Balok kayu dua buah
2. Benang secukupnya
3. Anak timbangan (beban) 1 set
4. Mistar 1 buah
5. Katrol 1 buah
6. Papan luncur 1 buah
7. batu secukupnya
TEORI SINGKAT
Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain, maka masing-masing
benda akan melakukan gaya gesekan satu terhadap yang lain. Gaya gesekan secara otomatis melawan
arah gerak benda. Sekalipun tidak ada gerak relatifnya, mungkin saja terdapat gesekan antara
permukaan.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut gaya
gesekan statik. Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya
gesekan kinetik. Jika fs menyatakan gaya gesekan statik maksimum, maka :
s =
Dengan s adalah koefisien gesekan statik dan N adalah gaya normal. Jika fk menyatakan besar
gaya gesekan kinetik, maka :
k =
Dengan k adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila kita menggunakan bidang miring maka besarnya koefisien gesekan statik dapat dinyatakan
dengan persamaan :
s = tg
LANGKAH – LANGKAH PERCOBAAN
1. Untuk pengukuran koefisien gesekan statis pada bidang datar
a. Atur papan luncur dengan posisi mendatar ( = 0o
)
b. Letakkan balok kayu diatas bidang tersebut
c. Dengan perlahan-lahan sudut diperbesar sampai saat balok akan mulai bergerak.
Catatlah harga
d. Ulangi percoban diatas sebanyak 3 kali
e. Lakukan percobaan yang sama untuk permukaan balok yang berbeda.
2. Untuk penentuan koefisien gesekan statis pada bidang datar
a. Gantungkan beban dimana beban tersebut belum membuat balok bergerak
b. Tambahkan beban sedikit-sedikit sampai balok mulai akan bergerak. Catatlah massa
beban penyebab balok bergerak
c. Timbanglah massa balok
d. Diatas balok ditambahkan beban dan lakukan langkah 2c
e. Ulangi langkah 2a s/d 2b untuk permukaan balok yang berbeda.
3. Untuk penentuan koefisien gesekan kinetik pqada bidan miring
a. Aturlah balok dan gantungkan beban
b. Aturlah sudut (kemiringan bidang) sehingga tan = 0,25
c. Dengan beban yang dapat menggerakkan balok, lakukan pengukuran percepatan balok
pada jarak dan waktu tertentu (diukur s dan t)
3. Rahmawati Th. Diamanti
HASIL PENGAMATAN
Dik: massa balok = 93,2 gr = 0.0932 kg
~ Percobaan 1
Permukaan Bawah tg = h/L
L1= 80 cm = 0,8 m h1= 47 cm = 0,47 m tg 1= 0,587
L2= 83 cm = 0,83 m h2= 43,5 cm = 0,435 m tg 2= 0,524
L3= 73 cm = 0,73 m h3= 58 cm = 0,58 m tg 3= 0,794
Permukaan Atas
L1= 64,5 cm = 0,645 m h1= 65 cm = 0,65 m tg 1= 1,007
L2= 77,5 cm = 0,775 m h2= 47 cm = 0,47 m tg 2= 0,6
L3= 76 cm = 0,76 m h3= 50 cm = 0,5 m tg 3= 0,65
~ Percobaan 2
Tanpa beban penambah
a. Permukaan Bawah b. permukaan Atas
Massa beban 1 = 49,8 gr = 0,0498 kg Massa beban 1 = 70 gr = 0,07 kg
Massa beban 2 = 53,5 gr = 0,0535 kg Massa beban 2 = 70,5 gr = 0,0705 kg
Massa beban 3 = 70,5 gr = 0,07 kg Massa beban 3 = 60 gr = 0,06 kg
Ada beban penambah
m beban penambah = 28,3 gr = 0,0283 kg
m balok + m beban penambah = 121,5 gr = 0,1215 kg
a. Permukaan Bawah b. permukaan Atas
Massa beban 1 = 70,5 gr = 0,0705 kg Massa beban 1 = 68,8 gr = 0,0688 kg
Massa beban 2 = 45 gr = 0,045 kg Massa beban 2 = 60,5 gr = 0,0605 kg
Massa beban 3 = 60,5 gr = 0,0605 kg Massa beban 3 = 72,2 gr = 0,0722 kg
~ Percobaan 3
h = 10 cm = 0,1 m
L = 40 cm = 0,4 m
tg = 0,25
Massa beban 1 = 78 gr = 0,078 kg s1= 30 cm = 0,3 m t1= 1,06 s
Massa beban 2 = 81 gr = 0,081 kg s2= 40 cm = 0,4 m t2= 1,09 s
Massa beban 3 = 84 gr = 0,084 kg s3= 50 cm = 0,5 m t3= 1,13 s
PENGOLAHAN DATA
a. Menentukan koefisien gesekan statik berdasarkan percobaan 1
s = tg
Permukaan bawah
s1= tg 1 s1= tg 2 s1= tg 3
= 0,587 = 0,524 = 0,794
= = = = = 0,635
Permukaan atas
s1= tg 1 s1= tg 2 s1= tg 3
= 1,007 = 0,6 = 0,65
= = = = = 0,75
b. Menentukan koefisien gesekan statik berdasarkan percobaan 2
T – W = 0 T –fs = 0 N = mbalok g
T = W T = fs
T = mbeban g mbeban g = fs
4. Rahmawati Th. Diamanti
Tanpa beban penambah
a. Permukaan bawah
fs1 = mbeban1 g fs2 = mbeban2 g fs3 = mbeban3 g
= 0,0498 10 = 0,0535 10 = 0,07 10
= 0,498 N = 0,535 N = 0,7 N
N = mbalok g
= 0.0932 10
= 0,932 N/m
s=
s1 = s1= s1 =
= 0,53 = 0,57 = 0,75
= = = = = 0,61
b. Permukaan atas
fs1 = mbeban1 g fs2 = mbeban2 g fs3 = mbeban3 g
= 0,07 10 = 0,0705 10 = 0,06 10
= 0,7 N = 0,705 N = 0,6 N
s1 = s2 = s3 =
= 0,75 = 0,756 = 0,64
= = = = = 0,71
Ada beban penambah
a. Permukaan bawah
fs1 = mbeban1 g fs2 = mbeban2 g fs3 = mbeban3 g
= 0,0705 10 = 0,045 10 = 0,0605 10
= 0,705 N = 0,45 N = 0.605 N
N = mbeban+beban penambah g
= 0,1215 10
= 1,215 N/m
s1 = s2 = s3 =
= 0,58 0,37 = 0,49
= = = = = 0,48
b. Permukaan atas
fs1 = mbeban1 g fs2 = mbeban2 g fs3 = mbeban3 g
= 0,0688 10 = 0,0605 10 = 0,0722 10
= 0,688 N = 0,605 N = 0,722 N
s1 = s2 = s3 =
= 0,56 = 0,49 = 0,59
= = = = = 0,54
c. Perbandingan hasil pengamatan antara percobaan 1 dan percobaan 2
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan 1 dan percobaan 2, bias dilihat bahwa nilai
koefisien gesekan statis pada percobaan 1 lebih besar dari percobaa 2. Karena pada percobaan 2
terdapat beban penambah sedangkan pada percobaan 1 tidak menggunakan beban penambah
sehingga koefisien gesekan statis pada percobaan 1 lebih kecil dibandingkan percobaan 2.
5. Rahmawati Th. Diamanti
d. Menentukan koefisien gesekan kinetis pada percobaan 3
Dik : h = 10 cm = 0,1 m m2 = massa beban
L = 40 cm = 0,4 m m1 = massa balok
tg = 0,25, = 14o
Massa beban 1 = 78 gr = 0,078 kg s1= 30 cm = 0,3 m t1= 1,06 s
Massa beban 2 = 81 gr = 0,081 kg s2= 40 cm = 0,4 m t2= 1,09 s
Massa beban 3 = 84 gr = 0,084 kg s3= 50 cm = 0,5 m t3= 1,13 s
Dit : k . . . ?
Penye :
a1 = -fk1 + Wbalok = mbeban a k1 =
a1 = -fk1 = mbebana - Wbalok k1 =
a1 = 0,533 m/s -fk1 = 0,078 . 0,533 – 0,0932 . 10 k1 = 0,95
-fk1 = 0,041 – 0,932
-fk1 = -0,89
fk1 = 0,89 N
a2 = -fk2 = mbebana – Wbalok k2 =
= -fk2 = 0,081 . 0,673 – 0,932 k2 =
= 0,673 m/s -fk2 = 0,054 – 0,932 k2 = 0,93
-fk2 = -0,87
-fk2 = 0,87 N
a3 = -fk3 = mbebana – Wbalok k3 =
= -fk3 = 0,084 . 0,78 – 0,932 k3 =
= 0,78 m/s -fk3 = 0,065 – 0,932 k3 = 0,92
-fk3 = -0,86
fk3 = 0.86 N
= = = = = 0,93
e. KESIMPULAN
Dari percobaan, dapat disimpulkan bahwa semakin berat benda maka semakin kecil besar koefisien
gesekan statis. Sebaliknya semakin ringan berat balok semakin besar koefisien gesekan statis.