1. GIZI SEIMBANG & PROTEIN UNTUK
PENCEGAHAN MASALAH GIZI ANAK
SEKOLAH
DINAS KESEHATAN KAB. SIDOARJO
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
2. GAMBARAN PERMASALAHAN PADA
ANAK USIA SEKOLAH
1. GSHS 2015; 2. SDKI 2017; 3. Riskesdas 2018; 4. SNPHAR 2018; 5. BNN 2019; 6. GYTS 2019; 7. SUSENAS 2019; 8. PUSKAPA-BPS-Unicef 2020; 9. http:covid19.go.id; 10.
Kristiana Siste,er.Al, 2020; 11. SDT 2014
3
29,3% usia 5 – 12 tahun dan
48,1% usia 13 – 18 tahun
memiliki Angka Kecukupan
Protein <80%11
6.8% kurus; 16.9% pendek;
10.8%
gemuk (usia 5-12 tahun)3
29,7% usia 5 – 12 tahun dan
52,5% usia 13 – 18 tahun
memiliki Angka kecukupan
Energi <70%11
50,4 % usia 10-14 th konsumsi
makanan manis; 31,4 %
konsumsi makanan asin; 11%
konsumsi makanan instan;
78% konsumsi makanan
berpenyedap3
4,8% usia 13-15 th Obesitas
6.8% kurus; 18.5% pendek;
11.2% gemuk (usia 13-15 tahun)
3
32% usia 15 -24 th
Anemia, 65% tidak
sarapan, 6.7% kurus;
22.4% pendek; 9.5%
gemuk (usia 16-18 tahun) 3
1,4% usia 5-9 th, 2,1
%
usia 10 – 14 th, 3,3%
usia 15-24 th sikat
gigi sesuai waktu
yang dianjurkan 3
67,3% usia 5-9 th,
55,6 %
usia 10 – 14 th, 51,9%
usia 15-24 th
bermasalah gigi
dan mulut 3
43% usia 10-14 th
tidak cuci tangan
dengan benar3
64,4 % usia 10-14 th
kurang aktifitas fisik
3
14,20 persen anak
usia 0- 17 th tinggal
di rumah tangga
kumuh7
5.14% anak SMP
dan SMA merasa
pernah ingin
bunuh diri 1
62% anak usia
13-17 th pernah
mengalami
kekerasan
sepanjang
hidupnya4
6.2% usia 15-24 th
mengalami depresi 3
10% usia 15-24
th gangguan
mental dan
emosional 3
• Prevalensi adiksi
internet
pd remaja: 19,3% 10
• 10% usia 15 – 24 th
memiliki gangguan
Mental Emosional
3
7% wanita usia 15-19
telah melahirkan anak
pertama2
putri
pada
putri
pada
putri
pada
6.32% remaja
hamil pertama
usia ≤16 tahun7
16.47% remaja
hamil pertama
usia 17-18 tahun7
23.26% remaja
hamil pertama
usia 19-20 tahun7
3.8% kasus HIV dan
4.1% AIDS pada usia 5-
19 tahun 3
228.049 (0,62%) usia 10
– 17 th sudah kawin7
Gizi Kebersihan diri dan
aktifitas fisik
Kesehatan
Reproduksi
Kesehatan Mental
Emosional
NAPZA dan
Keselamatan di
jalan raya
9.1% usia 10-18 th
pernah merokok6
0.3% usia 10-14 th dan
3.7% usia 15-19 th
pernah konsumsi
alkohol dalam 1 bulan
terakhir3
18.8% usia 13-15 th
pengguna rokok 6
76.6% usia 13-15 th
dapat membeli rokok
dari toko, penjual di
pinggir jalan, kios6
3.2% kalangan pelajar
dan mahasiswa di
Indonesia
menggunakan
NAPZA5
58,2% usia 5 – 14
tahun dan 16,1% usia
15 – 24 th tidak
menggunakan helm
saat mengendarai atau
membonceng motor3
4. Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan
4
Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan terhadap kualitas SDM
Source:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank
Group
• www.GlobalNutritionSeries.org
Perkembangan Otak
Anak Stunting
Perkembangan Otak
Anak Sehat
Gagal tumbuh
Hambatan
perkembangan
kognitif
Menurunkan
produktivitas
Gangguan
metabolik pada
usia dewasa
Berat Lahir Rendah, kecil,
pendek, kurus
Berpengaruh pada prestasi
sekolah dan keberhasilan
pendidikan
Menurunkan produktivitas
pada usia dewasa
Meningkatkan risiko penyakit
tidak menular (diabetes, stroke,
penyakit jantung, kanker, dll)
1.
2.
3.
4.
Kekurangan gizi tidak saja membuat stunting, tetapi
juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit, dan
menurunkan produktivitas
5. KARAKTERISTIK ANAK USIA SEKOLAH dan REMAJA
USIA 7-19 Th
Pertumbuhan relatif
lebih lambat dari
balita yaitu 1.8-3.1
kg/tahun, saat remaja
meningkat pesat
Nafsu makan tinggi
6. KARAKTERISTIK ANAK USIA SEKOLAH dan REMAJA
Aktivitas fisik &
olahraga tinggi
Mengidolakan
teman dan guru
Mempelajari
tentang makanan
& gizi di sekolah
7. Masalah Makan Anak Usia Sekolah,
MENYUKAI SNACK
DAN JAJAN
• PEMILIHAN
SNACK DAN
MAKANAN
JAJANAN TIDAK
BERGIZI
SEIMBANG DAN
TIDAK AMAN
MAKAN SAMBIL
BERAKTIVITAS
• MAKAN SAMBIL
NONTON, ATAU
BER MAIN
GADGET
MENGANGGU
ASUPAN
8. Masalah Makan Anak Usia Sekolah
TIDAK SARAPAN
• Manfaat sarapan :
Memberi gizi dan
energi, Membantu
anak-anak lebih
fokus pada
pelajaran di
sekolah, dan
meningkatkan
semangat belajar,
mencegah sakit
perut & pusing
• 20%-25% kebutuhan
energi sehari bagi
anak & remaja (300-
500 Kalori).
TIDAK MENYUKAI SAYURAN
& MAKANAN CAMPURAN
• Sayuran
dibutuhkan
untuk
sumber
serat,
vitamin &
mineral
MENYUKAI MAKANAN DAN
MINUMAN YANG MANIS
• Kontribusi
gula perhari
adalah 24-
25% dari
energi total
(+50 g/hr)
• Contoh :
minuman
manis, soft
drink, kue
10. Apa itu Stunting?
Stunting adalah gangguan
perkembangan pada anak
yang disebabkan oleh gizi
buruk, infeksi yang berulang,
dan simulasi psikososial yang
tidak memadai.(WHO)
Kondisi gagal
pertumbuhan pada
anak (pertumbuhan
tubuh dan otak)
akibat kekurangan
gizi dalam waktu
yang lama.
(Kemenkes)
Stunting adalah kekurangan gizi
pada bayi di 1000 hari pertama
kehidupan yang berlangsung
lama dan menyebabkan
terhambatnya perkembangan
otak dan tumbuh kembang
anak. (BKKBN)
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak yang disebabkan oleh
kekurangan gizi dan infeksi yang berulang dalam JANGKA
WAKTU LAMA
11. KURANG ENERGI KRONIK (KEK)
PADA REMATRI
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein)
yang berlangsung lama/kronik
2
12. AKIBAT KEK
Gangguan:
Pertumbuhan dan perkembangan fisik (termasuk sistem reporoduksi)
Sistem kekebalan tubuh
Meningkatkan risiko kematian pada anak sekolah dan remaja.
Kesempatan untuk berprestasi bagi anak sekolah dan remaja menjadi
menurun.
Produktifitas kerja bagi remaja yang sudah bekerja menjadi menurun.
Kehamilan remaja !Kehamilan remaja KEK !!:
• Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan janin yang
dikandungnya.
• Saat melahirkan dapat menyebabkan terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) (berisiko stunting dan PTM) dan cacat bawaan.
• KEK biasanya disertai anemia yang akan meningkatkan keguguran,
perdarahan saat melahirkan, bayi lahir mati, kematian neonatal
13. PENCEGAHAN KEK
Mengonsumsi makanan beraneka ragam dan cukup
mengandung kalori dan protein
Deteksi dini
risiko KEK
dengan
mengukur
lingkar lengan
atas
menggunakan
pita LiLA atau
mengukur IMT
Memantau
berat badan
secara teratur
setiap bulan
sekali
Konseling dan
edukasi gizi
seimbang
Menerapkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat (PHBS)
Untuk mencegah terjadinya KEK dapat dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut:
Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk
meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-anak atau remaja yang
tidak terlalu suka makan.
14. OBESITAS
Kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak berlebihan
dengan ambang batas IMT/U>2 Standar Devisiasi
3
Penyebab Faktor Lingkungan dan Genetik
15. AKIBAT OBESITAS
Pada anak sekolah, kejadian obesitas merupakan masalah
yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa dan
merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit
metabolik dan degeneratif serta penyakit kardiovaskuler,
diabetes mellitus, kanker, osteoartritis, dan lain lain.
Obesitas juga dapat mengakibatkan berbagai masalah
kesehatan yang sangat merugikan kualitas hidup anak
seperti gangguan pertumbuhan tungkai kaki,
gangguan tidur, sleep apnea (henti napas sesaat) dan
gangguan pernapasan lain.
16. PENCEGAHAN OBESITAS
Mengonsumsi buah dan sayur > 5 porsi per
hari
Membatasi menonton TV, bermain
komputer, game/playstation < 2 jam sehari
Tidak menyediakan TV di kamar anak
Mengurangi makanan dan minuman manis
Mengurangi makanan berlemak dan
gorengan
Mengurangi makan di luar
Membiasakan makan pagi dan membawa
makanan bekal ke sekolah
17. Lanjutan Pencegahan Obesitas
Membiasakan makan bersama keluarga
minimal 1 kali sehari
Makan makanan sesuai dengan waktunya
Meningkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari
Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya
hidup untuk pencegahan gizi lebih
Membiasakan menimbang berat badan secara
teratur
Target penurunan BB yang sehat.
18. ANEMIA
Suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Anemia di masyarakat juga dikenal sebagai kurang darah.
Tanda-tanda fisik jika anemia:
5 L Letih, Lemah, Lesu, Lelah dan Lalai disertai dengan keluhan
pusing dan mata berkunang-kunang
secara laboratorik kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari batas
normal
4
Rekomendasi WHO tentang pengelompokkan Anemia
(g/dL) berdasarkan umur:
Populasi Tidak Anemia Anemia
Ringan Sedang Berat
Anak 5-11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12-14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
WUS tidak hamil 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
19. PENYEBAB ANEMIA
(1) Pada umumnya masyarakat Indonesia termasuk remaja putri lebih
banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya
sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
(2) Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
(3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,
khususnya melalui feses.
(4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ±
1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-
laki.
20. PENCEGAHAN ANEMIA
Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 1
tablet/minggu setiap bulannya
(SE Nomor HK.03.03/V/0595/2016 ditetapkan tanggal
20 Juni 2016)
mengonsumsi bahan makanan sehari-hari yang mengandung tinggi zat
besi baik berasal dari hewani seperti hati sapi, hati ayam, daging, ikan,
telur dan lain lain. Sumber zat besi dari tumbuh-tumbuhan (nabati)
adalah kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah kering, sayuran
hijau. Namun karena sukar diserap, diperlukan jumlah yang sangat
banyak untuk memenuhi sumber zat besi tersebut. Dianjurkan bila
mengonsumsi makanan kaya zat besi, makanlah bersama dengan
bahan makanan kaya vitamin C atau buah-buahan
21. BAHAYA ANEMIA
Anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada waktu proses
persalinan.
Menghambat tumbuh kembang, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan
keadaan berisiko tinggi. Perempuan yang menderita anemia berpotensi melahirkan
bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg).
Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
Menurunnya kebugaran tubuh
Menurunnya konsentrasi belajar
Menurunnya kemampuan tubuh
22. Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keaneka
ragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih
dan memantau berat badan secara teratur dalam
rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi.
PENGERTIAN
23. PRINSIP GIZI SEIMBANG
4 PILAR
1
• Mengonsumsi Makanan yang
beraneka ragam
2
• Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
3
• Melakukan Aktivitas Fisik
4
• Memantau Berat Badan (BB) Secara
Teratur untuk Mempertahankan BB
Normal
24. Mengapa?
• Tidak ada satu jenispun pangan yang
mempunyai kandungan zat gizi yang
lengkap kecuali ASI untuk bayi 0-6 bulan.
• Beragam saja tidak cukup, tetapi juga :
– Proporsi seimbang sesuai kebutuhan
tubuh
– Dalam jumlah yang cukup
(moderate), tidak banyak dan tidak
sedikit
– Dilakukan secara teratur
Pilar 1
Mengon-
sumsi
pangan
beraneka
ragam
26. Mengapa?
• Untuk menyeimbangkan antara
asupan dan penggunaan zat
gizi utama sumber Energi
• Aktivitas fisik memperlancar
sistem peredaran darah dan
pemanfaatan zat gizi di dalam
tubuh (metabolisme)
Pilar 3
Melakukan
Aktivitas
Fisik
(termasuk
OR)
27. Mengapa?
• Untuk mengetahui apakah
telah terjadi keseimbangan
penggunaan zat gizi di dalam
tubuh
Pilar 4
Memantau BB
untuk
Mempertahan
kan Berat
Badan Normal
Bagaimana cara menentukan :
1. Untuk orang dewasa: Ukur Indeks Massa Tubuh (IMT)
yaitu : (Berat Badan dalam kg) dibagi (Tinggi Badan dlm meter)2
, Normal bila berada dalam rentang : 18.5-25
2. Untuk anak balita: Gunakan Kartu Menuju Sehat (KMS)
3. Untuk anak usia sekolah : IMT/Umur Gunakan Tabel sesuai
Permenkes No.2 Th. 2020 Tentang Standart Antropometri Anak
28. 1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan BB normal
PESAN UMUM PGS
31. Hati ayam juga mengandung kolin, lemak, dan protein yang penting untuk
perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Apabila ini dikonsumsi dalam
jumlah yang tepat, maka akan mendukung tumbuh kembang otak dan
kecerdasan bayi. Perlu diketahui, bayi berusia 6-11 bulan membutuhkan 125
miligram kolin setiap harinya.
Yuk, coba
pahami…
33. Apa Saja Manfaat Daging Sapi?
• Protein dalam daging sapi berfungsi
untuk menambah massa otot,
sementara fosfor untuk menjaga
kepadatan gigi dan tulang. Ini akan
membuat fisik anak tumbuh dengan
kuat.
• Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
karena adanya zat besi dan zinc
• Zinc dan zat besi yang terkandung di
dalam daging sapi dapat mencegah
anak terserang anemia
• Untuk perkembangan otak berkat
adanya kandungan zat besi, vitamin B6
dan B12
• Sumber energi bagi tubuh karena
34. TELUR, pilihan terbaik kalau ga
ada daging sapi atau ayam,
apalagi SUSU… • Kandungan zat
gizi yang
sempurna untuk
fungsi otak,
jantung, hati dan
masa kehamilan
• Zat gizi
“choline/B4”
dalam telur
merangsang
pembentukan
asetil-kolin dalam
tubuh yang
menentukan
performa otak
dalam berpikir,
35. Telur mencegah
stunting, kok
bisa…?
• Dalam ilmu gizi, TELUR disebut sebagai sumber PROTEIN
HEWANI terbaik & terlengkap KENAPA??
• TELUR, mengandung asam amino esensial
• TELUR mengenyangkan tetapi tidak memicu kegemukan
• TELUR, sudah bisa dikonsumsi sejak bayi usia 6 bulan,
sebagai bagian dari MP-ASI
• TELUR, bisa dibuat menjadi beragam lauk ataupun snack
yang nikmat
• TELUR, dibanding sumber protein lain jauh lebih murah,
mudah diperoleh dan bisa disimpan di suhu ruang
36. IKAN apa baik …??
• Sumber protein TERBAIK, untuk tumbuh kembang
(mencegah anak pendek), mencegah kegemukan
karena ikan rendah kolesterol, membantu produksi
hormone tubuh dan sebagai sumber iodium
• IKAN, menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung
• IKAN, meningkatkan kecerdasan otak dan
penglihatan pada tumbuh kembang anak
• IKAN, dapat mencegah kepikunan dan penuaan dini,
dimana jaringan otak yang berwarna abu-abu adalah
jaringan fungsional terpenting:
• Memuat sel saraf yang memproses informasi
• Menyimpan ingatan
• Meregulasi emosi dan ingatan
• IKAN, mengandung omega-3 yang terbukti sebagai
anti-depresan
• IKAN, sumber vitamin D terbanyak
• IKAN, menurunkan risiko penyakit autoimun pada
anak
• IKAN, memperbaiki kualitas tidur
37. • Kandungan protein ikan lebih tinggi dari protein
serealia di kacang-kacangan, setara dengan
telur
• Mengandung berbagai asam amino lebih lengkap
makanan lain, salah satunya taurin, sangat
pertumbuhan sel otak balita.
• Asam lemak ikan merupakan asam lemak essensial
dan tergabung dalam kelompok asam lemak omega
dalam menurunkan kolesterol dalam darah dan
pertumbuhan sel-sel otak
• Vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan
bermanfaat mencegah kebutaan pada anak
• Zat besi yang muda diserap membantu mencegah
terjadinya anemia.
• Iodium untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kecerdasan
38. IKAN LELE murah,
mudah didapat namun
dapat mencegah
Stunting, benarkah..?
• Kandungan proteinnya diyakini dapat membantu tumbuh kembang
janin, termasuk mencegah stunting. Ikan lele juga mengandung 40%
asupan vitamin B12 yang diperlukan tubuh
• Lele dalam ukuran rata-rata, misalnya, mengandung sekitar 26 g
protein. Ini artinya dengan makan ikan lele, ibu hamil sudah bisa
memenuhi 25% asupan protein yang direkomendasikan selama
kehamilan
• Ikan lele juga merupakan sumber yang baik untuk mineral dan
vitamin seperti Thiamin, Niacin, dan Selenium yang baik untuk
menjaga kesehatan, termasuk meningkatkan sistem imun tubuh
• Ikan lele memiliki kandungan asam lemak omega-3, termasuk EPA
(eikosapentaenoat) dan DHA (asam docosahexaenoic) yang baik
untuk jantung, kekebalan tubuh
• Kandungan fosfor ikan lele juga melimpah lho 168 mg/100 gram.
Bersama dengan vitamin D dan kalsium, fosfor membangun fondasi
gigi dan tulang yang sehat bagi balita