2. A. Ketentuan Ajaran Islam tentang
Zakat dan Hikmahnya
Pengertian dan Kedudukan Zakat.
Macam-macam Zakat
Hukum Zakat Hasil Usaha yang
Zakatnya tidak Ditetapkan Nas.
Masalah Zakat dan Utang
Para Kelompok Penerima Zakat
Hikmah Zakat
3. a. Pengertian Zakat
Syariat Islam telah
mewajibkan kepada para
pengikutnya yang telah
memiliki harta kekayaan
dan sudah memiliki
standar wajib zakat, untuk
mengeluarkan zakatnya,
sebab zakat merupakan
salah satu penggerak
sektor perekonomian.
Apabila kesadaran
berzakat dalam masyarakat
tinggi, maka perekonomian
dalam masyarakat tersebut
akan maju lebih cepat.
Pengertian Zakat dari
Segi Bahasa dan
Menurut Istilah
Dari segi bahasa, zakat berasal
dari kata “zakā” yang berarti
menumbuhkan, menyucikan,
dan memberikan berkah.
Menurut istilah syarak, zakat
adalah mengeluarkan sejumlah
harta tertentu untuk diberikan
kepada orang yang berhak
menerimanya dengna syaratsyarat yang telah ditentukan
oleh syariat Islam.
4. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infak,
Sedekah, dan Pajak
b. Kedudukan Zakat
Zakat merupakan salah satu
rukun Islam yang ke lima, sehingga bagi
orang Islam yang memiliki harta dan telah
mencapai batas tertentu (nisab), maka
hukumnya wajib mengeluarkan zakatnya.
Menurut pendapat yang kuat zakat ini
mulai disyariatkan pada tahun kedua
setelah Nabi saw. hijrah. Perintah zakat
dalam Al-Qur’an sering disebutkan
setelah perintah salat. Misalnya, QS. AlBaqarah ayat 43 yang artinya:
“ Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat,
dan rukuklah beserta orang-orang yang
rukuk”
Karena bayar zakat ini wajib,
maka orang Islam yang menolak
membayar zakat akan dimasukkan ke
neraka. Dalam hadis Nabi saw. disebutkan
:
“Orang yang tidak mau membayar zakat
itu pada hari kiamat (berada) di dalam
neraka” (HR. Tabrani)
Persamaannya :
• Mengeluarkan sebagian harta benda sebagai bentuk
ketaatan seseorang terhadap agamanya dan atau
negaranya.
Perbadaannya:
• Dasar hukum zakat dan infak-sedekah adalah Al-Qur’an
dan hadis, sedangkan pajak dasar hukumnya adalah UU
Pemerintah.
• Status hukum zakat dan pajak adalah wajib, sedangkan
infak-sedekah adalah sunah.
• Tujuan zakat adalah membersihkan jiwa dan harta serta
pemerataan ekonomi, tujuan infak-sedekah adalah
membersihkan jiwa dan harta serta membangun sosial
keagamaan dan kemasyarakatan, sedangkan tujuan pajak
adalah demi kelangsungan pembangunan.
• Sasaran zakat adalah 8 kelompok yang sudah ditentukan
oleh Al-Qur’an, sasaran infak-sedekah adalah bebabs (tidak
dibatasi) baik untuk konsumtif maupun fisik, sedangkan
sasaran pajak adalah yang telah ditentukan Pemerintah
dalam RAPBN/RAPBN
• Waktu pembayaran zakat ditentukan (haul), pajak
ditentukan pemerintah, sedang infak-sedekah tidak ada
batasan.
• Batasan pembayaran zakat ditentukan (nisab), pajak
ditentukan pemerintah (PP), sedang infak-sedekah bebas,
tidak ada batasan
5. Syarat-syarat Wajib Zakat Fitrah
a. Zakat Fitrah
Layaknya pakaian, jiwa dan harta kita
harus dibersihkan secara berkala dari
dosa-dosa kecil yang telah menumpuk.
Salah satunya dengan cara membayar
zakat .
Zakat fitrah (jiwa)adalah zakat yang wajib
dikeluarkan oleh setiap orang Islam pada
bulan Ramadhan , di awal bulan
Ramadhan disebut ta’jil ( waktu yang
paling utama setelah matahari tenggelam
di akhir ramadhan hingga menjelang salat
Idul Fitri) yang berfungsi untuk
membersihkan jiwa.
Sedangkan orang-orang yang paling
utama diberi zakat adalah kelompok fakir
miskin atau kelompok orang yang sangat
butuh untuk memenuhi keperluannya di
hari raya Idul Fitri.
• Muslim (laki-laki, perempuan, besar,
kecil, merdeka, ataupun budak).
• Memiliki kelebihan makanan bagi diri
dan keluarganya pada malam dan siang
di hari raya Idul Fitri.
• Berkesempatan hidup di bulan
Ramadhan dan di awal bulan Syawal
Bentuk Zakat Fitrah
• Zakat fitrah berupa makanan pokok
pada setiap daerah masing-masing
dengan ukuran 1ṣā’ (3,1 liter atau 2,5
kg).
• Dapat diganti uang seharga bahan
makanan pokok tersebut untuk lebih
memudahkan dan memenuhi
kebutuhan fakir miskin dalam
memenuhi keperluannya di hari raya
Idul Fitri
6. b. Zakat Mal
Zakat Binatang Ternak
Mal Hasil Pertanian
Emas, Perak dan Uang
Harta Perdagangan
Hasil Penambangan
Harta Terpendam-Harta Karun
7. Mayoritas ulama sepakat bahwa unta, sapi, kerbau,
dan kambing atau domba yang telah mencapai umur
satu tahun wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun
ketentuan aturan zakatnya adalah sebagai berikut.
• Zakat unta:
• 5-9 unta-1 ekor kambing >2 th
• 10-14unta-2 ekor kambing >2 th
• 15-19unta-3 ekor kambing >2 th
• 20-24unta-4 ekor kambing >2 th
• 25-35unta-1 ekor anak unta betina>1 th
• 36-45unta-1 ekor anak unta betina>2 th
• 46-60unta-1 ekor anak unta betina >3 th
• 61-75unta-1 ekor anak unta betina>4 th
• 76-90unta-2 ekor anak unta betina>2th
• 91-120unta- 2ekor anak unta betina>3th
• 120unta-3ekor anak unta betina >2th
Keterangan:
Kewajiban beriikutnya, setelah 121 ekor, setiap 40
ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina berumur 2
tahun. Tiap 50 ekor, zakatnya anak unta betina
berumur 3 tahun. Maka apabila ada 130 ekor unta,
wajib mengeluarkan zakat 2 ejor unta betina berumur
2tahun dan 1 berumur 3 tahun.
Binatang Ternak
• Zakat Sapi/Kerbau :
• 30-39sapi/kerbau-1ekor anak sapi/kerbau betina>1th
• 40-59sapi/kerbau-1ekor anak sapi/kerbau betina>2th
• 60-69sapi/kerbau-2ekor anak sapi/kerbau betina>1th
• 70sapi/kerbau-2 ekor anak sapi/kerbau betina>2th
Keterangan:
Hitungan selanjutnya, untuk setiap 30 ekor sapi/kerbau
zakatnya 1 ekor anak sapi/kerbau berumur 1 tahun. Dan
setiap 40 ekor sapi/kerbau zakatnya anak sapi/kerbau
yang telah berumur 2 tahun.
• Zakat Kambing/Domba :
• 40-120 kambing/domba-1 ekor kambing betina>2th
• 121-200 kambing/domba- 2 ekor kambing betina >2th
• 201-300 kambing/domba-3 ekor kambing betina >2th
Keterangan :
Hitungan berikutnya setiap kambing yang dimiliki
bertambah 100 ekor, maka zakatnya 1 ekor kambing
betina berumur 2 tahun.
8. Hasil Pertanian
Hasil pertanian yang berupa bij-bijian misalnya padi, jagung,
gandum, dan sejenisnya yang biasa dijadikan sebagai makanan
pokok, hukumnya wajib dikeluarkan zakatnya setiap kali panen
tanpa harus menunggu satu tahun. Jadi, misalnya petani di hasil
panen sawahnya mencapai satu nisab, yaitu 300ṣā’ atau seberat
gabah 14 kuintal, atau berat bersih setelah digiling adalah 10
waṣaq , maka wajib hukumnya mengeluarkan zakat. Apabila
pengairan padi tersebut mengeluarkan biaya, maka zakat yang
harus dibayar oleh petani itu adalah 5%. Akan tetapi apabila
sistem pengairan sawah tanpa mengeluarkan biaya, zakatnya
10%
9. Emas, Perak dan Uang
Emas dan perak yang wajib di zakatkan adalah yang berbentuk batangan.
Sedangkan yang digunakan untuk perhiasan hukumnya tidak wajib. Dalam
hal ini para ulama berbeda pendapat. Imam Syafi’I tidak mewajibkan zakat
untuk perhiasan. Abu Hanifah mewajibkannya. Sedang Imam Malik
mewajibkan apabila perhiasan itu disimpan dan hanya digunakan sewaktuwaktu.
Perhitungan:
• Emas simpanan 1 tahun seberat 20 Miṣqal = ± 91,92 gram, wajib zakat
2,5% setiap tahun
• Perak simpanan 1 tahun seberat 200 dirham = ± 624 gram, wajib zakat
2,5% setiap tahun
• Uang, surat-surat berharga (cek, giro, deposito) yang jumlahnya sudah
mencapai satu nisab (seharga 91,92 gram emas), maka wajib hukumnya
mengeluarkan zakat 2.5% setiap tahunnya, sebagai mana yang berlaku
pada aturan zakat emas dan perak.
10. Harta Perdagangan
Berdagang wajib membayar zakat setelah satu
tahun berjalan. Modal mauoun keuntungannya
dikurangi hutang (bila ada) telah mencapai satu
nisab (sebesar nisab emas senilai 91,92 gram
harga emas), wajib hukumnya mengeluarkan
zakat sebesar 2,5 %. Apabila dalam harta
tersebut (modal+keuntungan-hutang) jumlanya
belum mencapai satu nisab, maka harta itu
belum wajib dizakati.
11. Hasil Penambangan
Bila hasil tambang yang terkumpul
telah mencapai satu nisab, (senilai
emas seberat 91,92 gram) maka wajib
langsung dizakati , tanpa harus
menunggu satu tahun.
12. Harta
Terpendam/Harta
Karun
Apabila harta karun berupa, emas, perak,
atau barang-barang berharga lainnya
jumlahnya telah mencapai satu nisab
sebesar nisab emas (91,92 gram), maka
wajib hukumnya mengeluarkan zakat saat
itu juga 20%, dan setiap tahun zakatnya
2,5%.
13. Hukum Zakat Hasil Usaha yang
Zakatnya tidak Ditetapkan Nas.
Hukum Hasil Zakat
Perkebunan
Zakat Profesi (Gaji
dan Upah)
Zakat Industri,
Saham, dan Lainnya
14. Hukum Hasil Zakat
Perkebunan
Menurut para fuqaha, yang harus dizakati ada 4
yaitu gandum, kurma, sya’ir (juwawut), dan
kismis (anggur kering)
Terdapat perbedaan pendapat pada penilaian
sebab wajibnya, yaitu apakah wajib karena
zatnya sendiri atau karena illat-nya (yang
terkandung)
15. Zakat Profesi (Gaji
dan Upah)
Jika penghasilan sesorang telah melebihi
kebutuhan pokok hidupnya dan
keluarganya, sedang masih ada sisa 1
nisab, yakni senilai harga 93,6 gr emas dan
telah genap1 tahun, wajib dikeluarkan
zakatnya
16. Zakat Industri, Saham,
dan Lainnya
Hasil industri, saham, dan sejenisnya wajib
dizakati dengan mengeluarkan 2,5% setiap
tahunnya seperti zakat perdagangan
Ada juga yang menyamakan dengan nisab
dan zakat hasil pertambangan. Sehingga
tidak perlu menunggu 1 tahun ntuk
mengeluarkan zakatnya apabila telah
mencapai nisab
17. Masalah Zakat dan
Utang
Berhutang.
Hanafi : punya utang, tetapi harta yang ada diluar utang itu kurang dari satu nisab.
Maliki
: utangnya lebih banyak dari harta yang dimiliknya.
Hanbali : utang untuk mendamaikan orang lain. Utang untuk keperluan dirinya.
Syafi’I
: utang untuk mendamaikan orang lain meskipun kaya, utang untuk
keperluan dirinya sendiri, dan utang untuk , menjamin utang orang lain.
Apabila uang yang diutangkan kepada orang lain, zakatnya akan dibayarkan setelah
utangnya dikembalikan. Tahun-tahun saat sedang diutangkan tidak termasuk
dizakatkan.
Adapun harta yang telah bercampur dengan harta utang, hendaknya hartanya
dikurangi jumlah hutangnya, jika sisa hartanya melebihi nisab, maka hukumnya wajib
untuk dizakatkan.
18. Para Kelompok Penerima
Zakat
Orang-orang yang
berhak menerima
zakat telah ditentukan
oleh Allah swt. pada
QS. At-Taubah ayat 60.
namun ada beberapa
perbedaan
pemahaman para
ulama dalam
memberikan
penjelasannya.
Orang-orang yang Berhak
Menerima Zakat.
• Fakir
• Miskin
• Amil
• Mualaf
• Hamba Sahaya
• Berutang
• Sabilillah
• Musafir
19. Miskin
• Hanafi : tidak punya sesuatu apapun.
• Maliki : tidak punys sesuatu apapun.
• Hanbali : hsnys punys setengah dari
kebutuhannya tetapi tidak mencukupi.
• Syafi’I : hanya punya setengah dari
keperluannya, tetapi tidak mencukupi
kebutuhannya.
20. Fakir
• Hanafi : mempunyai harta urang dari 1 nisab
atau punya 1 nisab, tetapi habis untuk
kebutuhannya.
• Maliki : punya harta , tidak cukup untuk
kebutuhan 1 tahun.
• Hanbali : tidak punya harta, atau hanya punya
setengah dari kebutuhannya.
• Syafi’I : tidak punya harta dan usaha atau
hanya punya setengah dari kebutuhannya dan
tidak ada yang menanggung nafkahnya.
21. Amil
• Hanafi : orang yang diangkat untuk
mengambil, dan mengurus zakat.
• Maliki : pengurus zakat yang adil dan
mengetahui tentang masalah zakat.
• Hanbali : pengelola zakat.
• Syafi’I : pengelola zakat yang tidak dapat
bayaran selain dari zakat.
22. Mualaf
• Hanafi : tidak diberi zakat sejak khalifah
pertama.
• Maliki : orang yang baru masuk Islam atau
yang diharapkan masuk Islam.
• Hanbali : orang yang berpengaruh, atau
diharapkan masuk Islam atau keislamannya
bertambah kuat.
• Syafi’I : orang yang belum kuat imannya atau
punya pengaruh dan mungkin masuk Islam, atau
orang yang dapat melindungi dari kejahatan
orang kafir atau yang menolak menerima zakat.
23. Hamba Sahaya
• Hanafi : diberi kesempatan oleh tuannya untuk
menebus dirinya dengan uang atau harta lain.
• Maliki : hamba miskin dibeli dengan uang
zakat untuk dimerdekakan.
• Hanbali : diberi kesempatan oleh tuannya untuk
menebus dirinya dengan uang, diberi zakat untuk
sebatas penebusan.
• Syafi’i
: diberi kesempatan oleh tuannya untuk
menebus dirinya dengan uang, diberi zakat untuk
sebatas penebusan.
24. Berutang
• Hanafi : punya utang, tetapi harta yang ada
diluar utang itu kurang dari satu nisab.
• Maliki : utangnya lebih banyak dari harta yang
dimiliknya.
• Hanbali : utang untuk mendamaikan orang lain.
Utang untuk keperluan dirinya.
• Syafi’I : utang untuk mendamaikan orang lain
meskipun kaya, utang untuk keperluan dirinya
sendiri, dan utang untuk , menjamin utang orang
lain.
25. Sabilillah
• Hanafi : bala tentara yang ikut berperang
karena Allah.
• Maliki : bala tentara, mata-mata, dan harus
untuk keperluan perang.
• Hanbali : bala tentara yang tidak
mendapatkan gaji dari pemerintah.
• Syafi’I : bala tentara yang tidak
mendapatkan gaji dari pemerintah.
26. Musafir
• Hanafi : kehabisan bekal dalam perjalanan.
• Maliki : kehabisan bekal dalam perjalanan,
dan perlu ongkos untuk pulang.
• Hanbali : adapun perjalanannya bukan untuk
maksiat.
• Syafi’I :kehabisan bekal dalam perjalanan,
dan perlu ongkos untuk pulang.adapun
perjalanannya bukan untuk maksiat.
27. Hikmah Zakat
• Menyempurnakan keislaman seorang hamba
• Bukti kejujuran keimanan pengeluar zakat (muzakki)
• Membersihkan akhlak pemberi zakat dan
menyelamatkannya dari sifat bakhil menuju sifat
dermawan
• Melapangkan dada
• Menjadi mukmin yang sempurna
• Salah satu penyebab masuk surga
• Menjadikan masyarakat muslim seakan satu
keluarga
• Menutup rasa gejolak pada diri pribadi para fakir
28. •
•
•
•
•
•
Penyuci harta
Satu sebab turunnya kebaikan-kebaikan
Meredakan kemarahan Allah swt
Mencegah akhlak yang buruk
Zakat akan menghapus dosa dan kesalahan
Mencegah kriminalitas yang berkaitan dengan
harta
• Menyelamatkan dari panasnya hari kiamat
• Sarana manusia mengenal batasan-batasan
dari Allah dan syariat-syariat-Nya
30. Undang-undang No.
38 tahun 1999
Pada tanggal 23 September 1999 telah disahkan
Undang-Undang Pengelolaan Zakat yaitu UU No.
38 tahun 1999 yang terdiri dari 10 Bab dan 25
Pasal
31. Keputusan Menteri Agama RI
No.581 tahun 1999
Isi pokok dari Keputusan Menteri Agama RI
No. 581 tahun 1999 adalah bahwa
pengelolaan zakat dapat dlakukan oleh
Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil
Zakat (LAZ) yang berfungsi mengumpulkan,
mendistribusikan, dan mendayagunakan
zakat sesuai tuntnan syariat Islam
32. Pola Penerapan Ketentuan Zakat
menurut Ketentuan Perundangundangan.
Jenis Harta dan batas besarnya terkena zakat
Cara pengumpulan zakat
Contoh perhitungan zakat
33. Jenis Harta dan batas besarnya terkena
zakat
• Tetumbuhan
: zakat seukuran nisab padi (1.481 kg
gabah/815kg beras), 5% atau 10% (bila pengairan sulit) setiap
panen.
• Emas & Perak
: zakat senilai 91,92 gr emas murni, 2,5%
tiap tahun. (kecuali Perak, dan perhiasan/perabotan zakat
senilai 642gr emas perak)
• Perusahaan, Perdagangan Pendapatan Jasa : zakat senilai
91,92 gram emas murni , dengan kadar 2,5% tiap tahun
• Binatang Ternak , Tambang dan Harta Terpendam, serta Zakat
Fitrah sesuai dengan yang sudah dibahas sebelumnya.
34. Cara Pengumpulan Zakat
a. Melalui BAZ atau LAZ
b. Muzaki melakukan penghitungan sendiri
hartanya dan zakatnya berdasarkan hukum
agama
c. BAZ dan LAZ membantu muzaki
d. Zakat yang dibayarkan kpada BAZ atau LAZ
adalah keuntungan setelah dikurangi dari
wajib pajak
35. Contoh Perhitungan Zakat
• Zakat Perdagangan
Misal: modal Rp5000.000,- dengan keuntungan
Rp15.000.000,-. Jika harga emas 1 gr = Rp200.000,
sehingga 91,92 x Rp200.000 = Rp18.384.000,-karena
sudah melebihi satu nisab, maka zakat yang harus
dibayarkan adalah 2.5% x Rp20.000.000,- = Rp500.000,• Zakat Profesi (sebagai Guru)
Misal: gaji Rp2.500.000,-/bulan, jadi setahun
Rp30.000.000,-. Jika nisabnya misal Rp18.384.000,- maka
zakat yang harus dibayarkan adalah 2.5% x
Rp30.000.000,- = Rp750.000,- adapun tiap bulannya
membayar zakat Rp62.500,-
36. Team Creator :
Anisa Jasmine , Aulia Fatmawati , Ciciek Farcha Alief Nurfida ,
Faatihah Abwabarrizqi , Rosyidatun Nisa’
ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA,
KAMI MENGUCAPKAN
SEKIAN DAN TERIMAKASIH.