MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Be&GG, Evarianna F Pasaribu, Hapzi Ali, Ethics and Business, Audit and Internal Control, Universitas Mercu Buana, 2017
1. Business Ethics & GG
Ethical decision making: Audit dan Internal Control
Evarianna F Pasaribu
Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
Agar kepercayaan public solid pada suatu perusahaan maka perusahaan tersebut
dituntut untuk dapat menerapkan GCG dalam pengelolaan perusahaan terutama dalam
hal transparansi dan akuntabilitas. Transparansi artinya informasi yang diberikan
adalah merupakan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, artinya
adanya keterbukaan. Sedangkan akuntabilitas merupakan perwujudan dari
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan dalam perusahaan.
Transparansi dan akuntabilitas memiliki keterkaitan dalam upaya mewujudkan GCG.
Bila transparansi dan akuntabilitas telah terpenuhi maka Good Corporate
Governance (GCG) akan dapat dicapai. Untuk dapat mewujudkan hal ini maka perlu
ada pembenahan dalam perusahaan tersebut. Audit merupakan salah satu alat untuk
pembenahan tersebut.
Audit merupakan suatu kegiatan pemeriksaan pengelolaan perusahaan untuk menilai
apakah ada kesesuaian dan ketidaksesuaian dari pengelolaan perusahaan dengan
cara mengumpulkan bukti saat audit. Tujuan akhir dari pelaksanaan audit adalah untuk
menghasilkan laporan audit yang dapat digunakan oleh para pemakai laporan audit
yang berkepentingan.
Dari hasil audit, dapat dilihat apakah perusahaan memiliki penyimpangan misalnya
adanya penyelewengan-penyelewengan terutama dalam hal pengelolaan keuangan.
Penyelewengan yang ditemukan saat audit, dilakukan usaha perbaikan untuk
mengurangi dan bahkan menghilagkan penyelewenagan tersebut. Setelah perbaikan
dilakukan maka untuk menjaga agar kondisi tetap sesuai maka perlu adanya internal
control dalam perusahaan tersebut dimana internal control dilaksanakan secara efektif,
dalam hal ini peran dari sistem pengawasan pengelolaan keuangan perlu ditegakkan,
yaitu perlu penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang benar dan tegas.
2. Suatu perusahaan dengan SPI yang kuat maka setidaknya penyimpangan
penyimpangan dalm pengelolaan keuangan dapat diminimumkan. Pihak yang dianggap
berperan dalam penegakan SPI ini adalah internal auditor.
Internal auditor adalah profesi dari akuntan yang bekerja dalam perusahaan dengan
maksud menambah nilai tambah (value added) bagi manajemen perusahaan (Sawyer,
2005: 3).
Internal auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi operasional perusahaan agar
dapat berjalan secara efisien dan efektif dengan cara melakukan audit keuangan dan
audit ketaatan dari operasional perusahaan. Auditor bertanggungjawab kepada
manajemen. Artinya internal auditor bertanggung jawab terhadap semua kebijakan-
kebijakan perusahaan dalam pengelolaan perusahaan agar dapat berjalan efektif dan
sesuai kebijakan yang dibuat.
Dengan demikian, dengan audit dan internal control maka dapat memastikan
implementasi Business ethics dan GCG disuatu perusahaan berjalan baik.
Hal ini benar bila keberhasilan pengimplementasian perbaikan dari hasil hasil audit
audit dan implementasi Internal audit yang benar dilakukan. Maka akan secara
langsung mempengaruhi business ethics daan GCG. Artinya audit dan internal control
adalah tools untuk teraplikasinya business ethics dan GCG di perusahaan. Maka
disitulah letak hubungan antara audit/internal control dan business ethics and GCG.
Sebagai contoh dari suatu sistem internal control adalah yang ada di PT. BV. Audit dan internal
control menjadi suatu hal yang krusial dalam pengeloalaan perusahaan. Artinya audit dan
internal control menjadi suatu tool yang sangat diperlukan bahkan penentu terhadap performa
pengelolaan perusahaan alam hal ini laboratorium.
Untuk menjaga agar pengelolaan perusahaan/laboratorium dapat sesuai dengan tujuan dari
perusahaan yaitu pengelolaan yang mengarah kepada performa optimal maka diperlukan tool
sebagai penjamin agar pengelolaan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. Berbagai audit
dilakuakan untuk menjamin agar kualitas perusahaan sesuai dengan yang ditetapkan. Audit yang
dilakukan adalah audit dari badan independen , audit dari kantor pusat dan internal lab itu
sendiri. Ketiga kombinasi ini adalah merupakan upaya untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Audit
3. Audit oleh badan Independen.
Audit ini dilakukan untuk melihat kesesuaian pengelolaan perusahaan dari badan independen.
Kriteria yang dituntut dalam audit oleh badan independen adalah berdasarkan standar
internasional. Ketidaksesuaian yang ditemukan disampaikan kepada top manajemen di lokasi
perusahaan dan juga ke kantor pusat. Tindakan perbaikan perlu dilakukan dan tindakan
pencegahan harus didapatkan agar terjadinya ketidaksesuaian terhadap standar perusahaan tidak
terulang atau terjadi lagi. Tindakan pencegahan harus selalu diikuti dalam pengelolaan
perusahaan untuk menjamin tidak terjadinya ketidaksesuaian yang sama.
Audit oleh kantor pusat
Audit oleh kantor pusat dibuat berkala dengan interval yang lebih sering dari audit independen.
Pada audit ini perusahaan menetapkan criteria criteria yang harus dimiliki oleh semua kantor
cabang dengan maksud agar konsistensi perusahaan dimanapun kantor cabang dapat
dipertahankan dan juga dengan audit dari kantor pusat maka performa perusahaan dimanapun
kantor cabang berada. Ketidaksesuaian dengan kriterima diperbaiki agar kondisi yang diinginkan
terwujud.
Usaha untuk menjamin agar tidak terjadinya ketidaksesuaian yang disebabkan karena tidak
diikutinya tindakan pencegahan yang telah ditetapkan maka diperlukan internal control dalam
perusahaan. Internal control ini dilakukan oleh internal auditor yaitu auditor yang berasal dari
dalam perusahaan bukan dari independen auditor.
Internal control/ Internal audit
Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian internal dalam suatu
organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian
internal lainnya. Menurut Hiro Tugiman (2006 : 11) adalah : “ Internal auditing adalah suatu
fungsi penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilaksanakan”.
Menurut Robert Tampubolon dalam bukunya “ Risk and system-Based Internal Auditing” (2005
: 1) bahwa : “fungsi audit intern lebih berfungsi sebagai mata dan telingga manajemen, karena
manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan
4. dilaksanakan secara menyimpang”. Sedangkan tujuan pelaksanaan audit internal adalah
membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung
jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai
analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan
yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan
pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
Ruang lingkup audit internal yaitu menilai keefektifan sistem pengendalian internal,
pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki
organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
Internal control yang dilakukan adalah secara berkala. Intervalnya dibuat lebih sering dari pada
audit dari kantor pusat. Hal ini dimaksudkan agar perusahan dapat mencapai performa kerja yang
baik secara otomatis bukan karena adanya audit dari auditor independen atau auditor dari kantor
pusat. Perusahaan membuat perencanaan, pengorganisasian dan melaksanakan internal audit
sedikitnya satu tahun sekali. Internal audit ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
apakah elemen elemen system mutu ( termasuk pengendalian pengujian mutu) terlaksana dan
memenuhi persyaratan ISO 17025:2005.
Selain dari interval yang telah ditentukan, audit internal dapat pula dilaksanakan atas permintaa
dari pihak manajemen. Audit dilaksanakan oleh seorang auditor yang ditunjuk olej perusahaan.
Jika hasil audit menampilkan adanya keraguan pada efektifitas kegiatan laboratorium atau pada
kebenaran atau keabsahan pada hasil uji maka laboratorium harus melakukan tindakan
perbaikan.
Customer dapat diinformasikan jika ternyata hasil pengujian telah terpengaruh oleh keraguan
seperti diatas. Bidang kegiatan yang diaudit, hasil temuan audit, tindakan perbaikan yang
direkam, sisimpan dan dipelihara.
Tindak lanjut kegiatan audit dapat dilaksanakan untuk membuktikan dan merekam penerapan
dan efektivitas tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.
Usaha tambahan dalam internal control perusahaan adalah dengan penerapan weekly audit (audit
mingguan) dari tiap tiap divisi dalam perusahan. Auditor dipilih oleh perusahaan dengan
diberikannya pelatihan pelatihan sehingga auditor mampu menjaga disivinya untuk menjaga
kriteria kriteria yang perusahaan inginkan.
5. Dengan demikian audit dan internal control dapat menjadi katalis pencapaian kinerja perusahaan
dan juga dapat menjadi pemandu keterserasian antara pengelolaan perusahaan yang telah
ditetapkan.
Daftar pustaka :
1. Robert Tampubolon ,“ Risk and system-Based Internal Auditing” , 2005
2. Hapzi Ali, modul perkuliahan BE and GCG, universitas mercubuana, audit dan control
internal, 2017
3. Hiro Tugiman, internal auditing, 2006
4. Quality manual PT. BV, edisi 22, 2017