Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pembelajaran modul 2.2 membahas pentingnya penerapan pembelajaran sosial dan emosional di sekolah yang meliputi lima kompetensi yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan bertanggung jawab serta dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
JURNAL DWIMINGGUAN MODUL 2.2.docx
1. JURNAL DWIMINGGUAN MODUL 2.2
CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN CIANJUR
Fasilitator: Bambang Effendi
Pengajar Praktik: Hertin Nopianti
CGP: Erni Wardhani
Pada pembelajaran modul 2.2 (pembelajaran sosial dan emosional) sama dengan
modul-modul sebelumnya yaitu dengan alur MERDEKA yang dimulai dari mulai
dari diri. Mulai dari alur pertama alur mulai dari diri menjawab beberapa
pertanyaan di LMS sebagai refleksi individu selama menjadi seorang pendidik
tentunya telah mdnapatkan banyak pengalaman yang mengarah pada
pembelajaran sosial dan emosional. Selama menjadi pendidik, saya tentu pernah
mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan,
kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu saya
bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Setelah itu memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep, pada alur eksplorasi
konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang
disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk
menganalisis lima kasus yang disediakan dan saling menuliskan komentar pada
forum diskusi daring. Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi yang dibagi
menjadi dua sesi, ruang kolaborasi ini dipandu oleh fasilitator Bapak Lalu Muhzar.
Ruang kolaborasi sesi pertama dimulai dengan refleksi materi pada eksplorasi
konsep sejauh mana pemahaman calon guru penggrak pada materi tentang
pembelajaran sosial dan emosional. Kemudian kesepakatan kelas dalam
pembelajaran dan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang telah dibagi yaitu
mendiskusikan bagaimana pengimplementasian pembelajaran sosial dan
emosional di sekolah. Dilanjutkan dengan ruang kolaborasi sesi kedua yaitu kami
calon guru penggerak melakukan presentasi hasil diskusi kelompok.
Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual yaitu calon guru penggerak
diminta untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional,
saya membuat RPP pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dalam
kurikulum akademik hal ini karena tanpa disadari sebetulnya sebagai pendidik
sudah menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran
hanya belum terarah dengan pembelajaran sosial dan emosional yang didapatkan
dalam pendidikan guru penggerak ini diharapkan penerapan pembelajaran sosial
dan emosional yang diberikan kepada murid lebih terarah lagi dan tepat sasaran
agar keterampilan kompetensi sosial dan emosional murid dapat meningkat.
Selanjutnya alur yang kelima adalah eloborasi pemahaman bersama instruktur
yaitu Bapak Suhud Rois, pada alur ini calon guru penggerak mendapat penguatan
tentang materi pembelajaran sosial dan emosional. Selanjutnya alur yang keenam
adalah koneksi antar materi mengaitkan materi pembelajaran sosial dan
emosional dengan materi yang telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur
terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. Pada aksi nyata ini calon guru
penggerak tidak diminta mengunggah tugas pada LMS akan tetapi
menampilkannya kepada pengajar praktik pada pendampingan individu keempat.
2. Perasaan (Feelings): apa yang muncul saat proses pembelajaran
Bagi saya mengikuti pendidikan guru penggerak ini sangat beruntung dan
bersyukur karena ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan. Seperti pada modul 2.2 ini
pembelajaran sosial dan emosional awalnya sebelum mempelajari modul ini saya
berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional ini akan tumbuh pada murid
seiring dengan tingkat kedewasaan pada dirinya. Saya menerapkan pembelajaran
sosial dan emosional ini sebelum mempelajari modul ini dengan memberikan
motivasi kepada murid, mendengarkan dan memberikan solusi atas permasalahan
yang mereka hadapi, dan berempati kepada murid-murid saya. Ternyata hal-hal
yang saya terapkan belum sepenuhnya tepat. Saya merasa masih banyak
kekurangan pada diri saya dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional
ini. Untuk itu saya berharap saya dapat menerapkan pembelajaran sosial
emosional ini baik secara eksplisit maupun secara terintegrasi dalam kurikulum
sekolah. Hal yang saya tidak sadari juga sebetulnya ada juga yang sudah
diterapkan dalam pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran
yaitu seperti keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab dalam pembelajaran secara berkelompok.
Dengan mempelajari modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional saya
semakin memahami bahwa keterampilan sosial dan emosional murid pun perlu
dilatih agar mereka siap dalam kehidupan ke depannya. Baik itu dalam kesadaran
diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional ini
adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas
sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga
kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar
dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri),
menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan
menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan
mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat
keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan
Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya
1. Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang penting untuk
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional
ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh
komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan
tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar
dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri),
menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan
menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan
mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat
3. keputusan yang bertanggung jawab hal ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab.
2. Lima kompetensi dalam pemebalajaran sosial dan emosional diantaranya
kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-
nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri sendiri dalam
berbgai situasi dan konteks kehidupan, manajemen diri yaitu kemampuan untuk
mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi
dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, kesadaran sosial yaitu kemampuan
untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain
termasuk mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda,
keterampilan berelasi yaitu membangun dan mempertahankan hubungan-
hubungan yang sehat dan suportif, dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab yaitu kemampuan mengambil pilihan-pilihan yang
membangun berdasarkan kepedulian, dan perilaku untuk mencapai
kesejahteraan psikologis atau well being.
3. Lima kompetensi sosial dan emosional ini berhubungan erat dengan enam
dimensi profil pelajar Pancasila, yang merupakan nilai kebajikan yang menjadi
tujuan dari kurikulum Pendidikan.
4. Lima kompetensi sosial dan emosional ini diharapkan dapat menghasilkan
murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsive, proaktif,
mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial
budaya, dan humaniora semuanya selaras dengan standar kompetensi lulusan
dan standar isi dalanm satandar nasional Pendidikan.
5. Dasar penguatan dari 5 KSE adalah mindfulness (kesadaran penuh),
kesadaran penuh ini di mana kita mengarahkan sepenuhnya perhatian terhadap
kegiatan yang dilakukan.
6. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran penuh
adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensati
pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai kemudian lanjutkan
kembali aktivitas yang akan dilakukan.
7. Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan menciptakan
kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being.
8. Implementasi pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan dengan
pembelajaran secara eksplisit dan terintegrasi dalam kurikulum ademik
9. Pembelajaran sosial dan emosional dapat dilaksanakan dengan baik jika
dilaksanakan secara kolaboratif yaitu di dalam kelas, sekolah, dan juga dalam
keluarga serta komunitas.
4. 10. Pembelajaran sosial dan emosional pada pendidik dan tenaga
kependidikan dapat diperkuat dengan menjadi teladan, belajar, dam
berkolaborasi.
Perubahan (Future):
Setelah pembelajaran pada modul ini penerapan dan perubahan yang ingin saya
lakukan adalah
1. Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran baik
secara eksplisit maupun terintegrasi dalam kurikulum akademik maupun iklim dan
budaya sekolah.
2. Menginformasikan kepada warga sekolah tentang pembelajaran sosial dan
emosional serta berkolaborasi kepada orang tua agar pembelajaran sosial dan
emosional ini dapat terlaksana dengan optimal.
3. Dengan mempelajari modul ini dan melakukan penerapan pembelajaran
sosial dan emosional saya berharap dapat melakukan perubahan positif pada
manajemen diri saya yang masih kurang dan dalam pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab yang terkadang saya masih sulit untuk mengambil keputusan
dan mempertimbangkan segala resiko dari keputuasan yang diambil.
4. Dalam penguatan pembelajaran sosial dan emosional selaku pendidik saya
berharap dapat menjadi teladan dan contoh baik bagi murid maupun bagi
lingkungan.