Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
1. LAPORAN PRAKTIKUM
Proses Produksi
Disusun Oleh :
Endang Saefullah
41615320079
Asisten Laboratorium :
1. Rio Reinhard
2. Ricky Setiawan
3. Muwahid Adli Lutfi
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
BEKASI
2017
2. I
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
karunia dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Praktikum Proses Produksi”,
yang telah dilaksanakan di kampus Universitas Mercu Buana meruya, yang mana
ini adalah salah satu tugas praktik yang diberikan oleh Dosen Proses Produksi Bpk.
Sakti Aji Lesmana, MMSI.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan praktikum ini penulis dibantu
oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Sakti Aji Lesmana, MMSI selaku Dosen Proses Produksi,
2. Para Asisten Laboratorium,
3. Rekan mahasiswa,
4. Universitas Mercu Buana - Meruya.
Bekasi, 21 Mei 2017
Penyusun
3. II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................II
BAB I – Pengerjaan Mesin Bubut
Latar Belakang ........................................................................................1
Tujuan .....................................................................................................1
Manfaat ...................................................................................................2
Landasan Teori........................................................................................2
Tugas.......................................................................................................4
BAB II – Pengerjaan Kerja Bangku
Latar Belakang ........................................................................................18
Landasan Teori........................................................................................19
Tugas.......................................................................................................23
BAB III – Las Listrik
Latar Belakang ........................................................................................27
Sasaran ....................................................................................................28
Maksud Tujuan .......................................................................................28
Landasan Teori........................................................................................28
Tugas.......................................................................................................36
4. III
BAB IV – Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan .............................................................................................43
Saran........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................IV
5. 1
BAB I
Pengerjaan Mesin Bubut
1. Latar Belakang
Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil
baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba
canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik industri.
Pada umumnya setiap mahasiswa teknik industri harus dapat memahami
serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Di
dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam
proses membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum
mesin bubut.
Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar
setiap mahasiswa teknik industri mempunyai keahlian yang dapat
diandalkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mesin bubut ialah :
1) Untuk melatih kemampuan mahasiswa teknik industri dalam
mengoperasikan mesin bubut.
2) Agar setiap mahasiswa teknik industri dapat mengetahui komponen–
komponen dan fungsi dari mesin bubut.
3) Agar setiap mahasiswa teknik industri dapat mengetahui proses dan
langkah- langkah pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin
bubut
4) Agar setiap mahasiswa teknik industri dapat mengetahui dari jenis-jenis
alat dan bahan yang digunakan dalam parktikum mesin bubut.
6. 2
5) Agar setiap mahasiswa teknik industri tebiasa dalam pembuatan setiap
laporan.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum pengerjaan mesin bubut adalah :
1) Setiap mahasiswa teknik industri dapat mengoperasikan mesin bubut
dengan baik.
2) Setiap mahasiswa teknik industri dapat mengetahui cara kerja dari mesin
bubut.
3) Setiap mahasiswa teknik industri mampu berkreatifitas sesuai dengan
keahliannya.
4) Setiap mahaiswa teknik industri mampu menciptakan rasa tanggung
jawab dan kekompakan dalam tim.
5) Setiap mahasisiwa teknik industri agar bisa lebih disiplin dan tepat waktu
dalam setiap pembuatan laporan.
4. Landasan Teori
a) Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang
memproduksi bentuk silindris yang mana prinsip kerjannya gerak
makan dilakukan oleh pahat dan gerak potong dilakukan benda
kerja, pahat bergerak translasi, benda kerja bergerak dengan
berputar. Meskipun mesin ini terutama disesuaikan untuk pekerjaan
silindris, tetapi dapat juga digunakan untuk pembubutan permukaan
rata, berikut adalah gambar mesin bubut yang ada pada model
sekarang.
Ukuran dari mesin ini diukur dari jarak senter kepala tetap
sampai kesenter kepala lepas. Ini merupakan jarak terpanjang dari
benda kerja yang bisa dibubut. Dan tergantung pula pada tinggi atau
jarak dari ujung senter ke permukaan alas mesin (bed) yakni sebagai
setengah diameter benda kerja yang dapat dikerjakan
7. 3
Gambar 4.a.1 Mesin Bubut Standar
b) Penggolongan Pembubut
a. Pembubutan Kecepatan
Pembubutan kecepatan yang paling sederhana dari
segala pembubutan, terdiri dari atas bangku, kepala tetap,
ekor tetap dan peluncur yang dapat disetel untuk mendukung
pahat. Biasanya digerakkan oleh moor kecepatan variable
yang dipasangkan ke dalam kepala tetap. Pembubutan
kecepatan terutama digunakan dalam pembubutan kayu,
memberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan
lebih lanjut pada pembubut mesin, dan dalam pemusingan
logam.
Pengerjaan kayu
Pemusingan logam
Pemolesan
b. Pembubutan Mesin
Yang membedakan dari pembubut kecepatan adalah
mempunyai ciri tambahan untuk mengendalikan kecepatan
spindle dan untuk menyangga dan mengendalikan hantaran
dari pahat pemotong tetap.
Penggerak Puli Kerucut Bertingkat
Penggerak Roda Gigi Tangan
Penggerak Kecepatan Variabel
8. 4
c. Pembubut Bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut
kecil yang dipasangkan pada bangku kerja. Dalam disainnya
mempunyai cirri yang sama dengan pembubut kecepatan
atau pembubut mesin dan hanya berbeda dalam ukuran dan
pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil, dan
mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 25 mm
pada plat muka.
d. Pembubut Ruang Perkakas
Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala
perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan perkakas
yang teliti, merupakan pembubut kepala beroda tiga yang
digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindel yang
jangkaunya sangat luas.
e. Pembubut Kegunaan Khusus
f. Pembubut Turet
Vertikal,
Horizontal,
Otomatis.
c) Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian mesin bubut dapat dibagi menjadi beberapa
bagian diantaranya sebagai berikut :
a. Kepala Tetap
Kepala tetap berfungsi untuk menempatkan cak atau
pencekam benda kerja.
Gambar 4.c.a.1 Kepala Tetap Mesin Bubut
9. 5
b. Kepala Lepas
Untuk memegang atau sebagai tempat senter
tetep,senter putar,senter drill.
Gambar 4.c.b.1 Kepala Lepas Mesin Bubut
c. Eretan
Untuk sebagai tempat atau kedudukan dari mata
pahat dan penggerak mata pahat dalam saat proses
pemakanan benda kerja.
Gambar 4.c.c.1 Eretan Mesin Bubut
d. Landasan (bed)
Kerangka utama mesin, yang diatasnya terdapat
eretan serta kepala lepas. Adapun alur dari landasan ini
berbentuk V; datar atau rata.
Gambar 4.c.d.1 Landasan / kerangka mesin
10. 6
d) Proses yang Biasanya Dilakukan Mesin Bubut
Gambar 4.d.d.1 Proses Kerja Mesin Bubut
a. Pembubutan Tepi (fecing)
Pengerjaan Benda Kerja terhadap tepi penampangnya atau
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
b. Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis
sumbunya. Baik pengerjaan tepi maupun pengerjaan
silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus terletak senter
terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses
pemotongan pada mesin bubut.
c. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
d. Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut :
Dengan memutar compound rest
Dengan menggeser sumbu tail stock
Dengan menggunakan taper attachment.
e. Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi
bentuk yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir
(thread gauge). Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu
11. 7
ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-
ulir standar.
f. Drilling membuat lubang awal pada benda kerja
g. Boring memperbesar lubang pada benda kerja.
h. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti
pada pegangan tang,obeng agar tidak licin.
i. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini
dilakukan untuk hasil pembubutan dalam atau pengeboran di
atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan
kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan
dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara
reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala
lepas.
Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas
didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda
kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer
digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek
dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses
penghalusan dinding lubang.
e) Jenis-jenis mesin bubut
Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu :
a. Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan
ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana.
Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang
berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku
dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin
12. 8
bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan
gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
Gambar 4.e.a.1 Mesin Bubut Ringan
b. Mesin bubut sedang (medium lathe)
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan
penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini
digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan
lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
Gambar 4.e.a.2 Mesin Bubut Sedang
c. Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar
daripada yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini
merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut
pada umumnya.
d. Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan
untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar,
bahan roda gigi dan lainnya.
13. 9
f) Jenis Mesin Bubut berdasarkan prinsip
a. Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan
yang paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja
dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan bantuan
chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu
pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat
ditumpu dengan center lain.
b. Mesin Bubut Sabuk
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi yang digerakkan
sabuk atau puli pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros
ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang
berbentuk ulir.
c. Mesin bubut vertical turning and boring milling
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda
kerja yang dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak
dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-
batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang
telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat
mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.
d. Mesin bubut facing lathe
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut
benda kerja berbentuk piringan yang besar. Benda-benda
kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar yang dapat
disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak
terdapat kepala lepas.
14. 10
e. Mesin Bubut Turret
Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama
menyesuaikan terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja”
dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator
yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku
cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin
memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil
waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali
beberapa suku cadang yang dimensinya sama.
Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah
bahwa pahat untuk operasi berurutan dapat disetting dalam
kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang sesuai.
Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk
mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali
sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk
mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat
diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan
kembali.
f. Mesin bubut Turret Jenis Sadel Mempunyai turret yang
dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak maju
mundur dengan turret
g. Mesin bubut turret vertical
Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip
Freis pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik
pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas
pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal,
dengan turret yang dipasangkan di atas rel penyilang sebagai
tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping yang
dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang
pahat.
Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau
kepala samping mempunyai perangkat penghenti masing-
15. 11
masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam
daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti
bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan
mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan
pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang
diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan
pekerjaan pencekaman.
g) Penggerak Mesin Bubut
Untuk mengoperasikannya atau menggerakkannya mesin
bubut Bubut memiliki banyak bagian yang bergerak, semua dengan
fungsi khusus. Spindle berputar di kedua arah. Tailstok atau kepala
lepas dapat diposisikan sepanjang lintasan bed.
Eretan juga bergerak sepanjang lintasan bed. Eretan atas
bergerak tegak lurus terhadap lintasan bed. Eretan melintang bisa di
sesuaikan hingga membentuk sudut tertentu . poros transportir dan
poros otomatis juga berputar dan disediakan untuk fungsi otomatis
tertentu.
Gambar 4.g.1 Gerakan Mesin Bubut
16. 12
h) Pengoperasian Mesin
Pada umumnya tuas untuk start dan stop pada mesin bubut
sekarang ada di sisi kanan dan di gerakkan oleh sebuah as/sumbu
(lihat gambar). Untuk memutar mesin berlawanan arah jarum jam
tarik tuas sedikit kekanan lalu keatas.
Untuk menghentikannya, tarik kembali ke bawah. Begitu jg
sebaliknya,untuk membuat putaran ke arah jarum jam,tarik tuas
sedikit kekanan(untuk lepas dari kunciannya) lalu kebawah.
Umumnya mesin yang memiliki kaki meja menyatu(tidak ditaruh di
meja) memiliki pedal rem. Pedal ini bisa digunakan untuk
mematikan mesin seketika,sehingga menjamin keamanan.
Gambar 4.g.1 Gerakan Mesin Bubut
i) Pengaturan Kecepatan
Untuk menyesuaikan dengan berbagai jenis bahan, toleransi
dan untuk menghasilkan permukaan akhir yang baik, RPM spindle
harus dipilih. Pemiilihan kecepatan spindle dilakukan dengan
memanipulasi tuas yang tepat. Kecepatan dihitung dengan rumus.
Hal ini penting bagi operator untuk mengetahui tenaga kuda motor
bubut untuk memilih kecepatan dan feed dalam batas mesin.
17. 13
Hampir setiap mesin bubut menggunakan metoda yang sama
untuk menetapkan kecepatan spindle. Pertama Anda harus
menemukan kecepatan spindle membaca di mesin. Sekarang pilih
RPM dari yang tersedia. Seperti dengan kecepatan spindle, tingkat
pemakanan yang benar juga harus dihitung. Tingkat Feed dapat
diatur dengan menempatkan panel pengaturan (indeks piring) pada
mesin bubut.
RPM yang benar adalah dihitung dari kecepatan potong yang
dikenal (CS) dalam Feet Per Minute (FPM). CRS tergantung pada
material. Rumusnya adalah RPM = (CSx4) / diameter. CS Khas
untuk aluminium adalah 250 dan untuk baja ringan itu adalah 80.
Oleh karena itu 6 " diameter batang baja ringan harus dibalik di
(80x4) / 6 = 53 RPM.
Tingkat pakan yang benar dalam inci Per Revolusi (HKI)
dihitung dari chipload. Chipload adalah jumlah cutter dimakamkan
ke bagian dan bervariasi dari alat untuk alat. R.S.
Jangan bingung makan "kecepatan" dengan feed "rate". Feed
rate adalah jumlah alat bergerak untuk setiap revolusi kumparan.
Jika kumparan berubah sangat lambat kecepatan alat pakan akan
lambat. Jika kumparan berubah sangat cepat kecepatan alat pakan
akan sangat cepat. Dalam kedua kasus tingkat pakan alat adalah
identik. R.S.
Gambar 4.i.1 Pengatur kecepatan dan pemakanan
18. 14
j) Eretan (Carriage) datau Pembawa
Eretan adalah kombinasi dari 5 bagian utama; eretan
bawah(apron), saddle, Eretan atas, Eretan melintang dan rumah
pisau. Kegunaan dari semuanya adalah untuk memegang pisau
bubut dan menggerakkannya dalam proses pemakanan ke arah yang
diperlukan.
Apron adalah bagian depan kereta eretan. Ini adalah pelat
penutup atau casting dimana di dalamnya terdapat kopling,gigi dan
tuas gigi. Eretan ini memiliki tombol autofeed sejajar poros (gambar
kiri atas),otofeed melintang (kiri bawah) dan sebuah tuas otomatis
drat.(gambar kanan)
Gambar 4.j.1 Eretan dan Apron
k) Jenis Pahat Bubut
Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut
menuntut kita untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut
yang umum dipakai. Gambar berikut menjelaskan bentuk pahat
bubut dan bentuk benda kerja yang di hasilkan. Bagian pahat yang
bertanda bintang adalah pahat kanan,artinya melakukan pemakanan
dari kanan ke kiri.
19. 15
Gambar 4.j.1 Macam-macam bentuk pahat bubut
Berdasarkan bentuknya,pahat bubut diatas dari kiri ke
kanan adalah:
a. Pahat Sisi Kanan
b. Pahat Pinggul/Champer Kanan
c. Pahat Sisi/Permukaan Kanan
d. Pahat Sisi/Permukaan Kanan(Lebih Besar)
e. Pahat Ulir Segitiga Kanan
f. Pahat Alur
g. Pahat Alur Segitiga(Kanan Kiri)
h. Paht Ulir Segitiga Kiri
i. Pahat Sisi Kiri
j. Pahat Pinggul Kiri
k. Pahat Alur Lebar
l. Selain diagram tersebut,kita sudah membahas pahat
potong/pahat alur disini, dan juga pahat bubut dalam
disini.
Berdasarkan bahan pembuatnya, ada dua macam
pahat bubut yang umum dipakai,yakni pahat HSS
dan carbide/tungsten carbide.
Putaran mesin pada waktu membubut tergantung dari
diameter bahan dan kecepatan memotong, sedangkan
kecepatan potong tergantung dari kekerasan bahan.
Untuk mengebor putaran ditentukan dari diameter
bornya. Angka untuk kecepatan potong dicari dari
table. Dengan mempergunakan rumus :
n = 4Cs
20. 16
D Cs = Kecepatan potong, dapat dilihat
dalam table (ft/men)
D = Diameter bahan dalan inchi
n = Putaran mesin (rpm)
Tabel penyayatan dapat pula dicari dengan rumus :
Kecepatan memotong juga dapat ditentukan dengan
rumus :
n = Putaran mesin (rpm)
Cs = Kecepatan potong (m/menit)
D = Diameter benda kerja dalam meter
5. Tugas
l) Dalam Tugas Praktikum Proses Produksi, Mahasiswa ditugaskan
untuk membubut. Yang semula besi berukuran 19 cm dibubut
menjadi ukuran 17 cm dan sesuai tugas yang digambarkan seperti
dibawah ini :
a) Cara pengerjaan :
i. Memasang benda kerja (besi) pada chuck, dikencangkan
dandiperiksa apakah tidak goyang saat mesin dijalankan.
21. 17
ii. Menyalakan mesin bubut, kemudian benda kerja
berdiameter 19 mm dibubut sepanjang 100 mm dan sedalam
4 mm hingga mendapatkan ukuran 15 mm.
iii. Ulangi langkah 2 namun bubut benda kerja berdiameter 15
mm bubut sepanjang 20 mm dan sedalam 3 mm hingga
medapat ukuran 12 mm,
iv. Buka benda kerja kemudian pasang kembali namun
kebalikan dari pekerjaan 1. Periksa apakah tidak goyang saat
mesin dijalankan,
v. Nyalakan mesin bubut, kemudian bendakerja yang
berdiameter 19 mm dibubut sepanjang 100 mm dan bubut
sedalam 2 mm hingga mendapatkan ukuran 17 mm,
vi. Buat ulir pada ujung benda kerja berdiameter 12 mm.
2) Jelaskan bagaimana cara pemasangan Benda Kerja berbentuk kotak
pada mesin bubut, agar benda itu center untuk dilakukan
pengeboran?
b) Cara pemasangan sama dengan pemasangan benda berbentuk
silindris, hanya saja pencekam dengan chuck yang digunakan
adalah Four Jaw Chuck (cekam rahang 4)
3) Sebutkan Sifat-sifat baja potong cepat (HSS)?
c) Sifat-sifat Baja Potong cepat (HSS) :
Tahan aus yang cukup baik hingga suhu 650o
C
Ulet, dan kekerasan relative tinggi,
Dan mengandung Fe=18% , Wolfram & Chrome 5.5%
dengan tambahan Vanadium, Molibdenum, dan Kobalt.
22. 18
BAB II
Kerja Bangku
1. Latar Belakang
Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang harus
dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual bagi seseorang yang
berkecimpung dalam bidang teknik mesin. Pekerjaan kerja bangku
melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan
dilakukan di bangku kerja.
Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan
alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang
memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal
ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik kerja bangku. Kunci
kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian dalam
bekerja, karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita waktu
yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada
waktu sekarang.
Ada berbagai macam jenis pekerjaan yang tergolong dalam
kompetensi kerja bangku. Masing-masing pekerjaan tersebut memiliki
tujuan tersendiri. Sebagai contoh anda ingin memotong baja, maka anda
harus menggergajinya. Sehingga proses penggergajian bertujuan untuk
memotong benda padat.
2. Kelebihan Kerja Bangku
Kerja bangku memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Hemat energi.
Dapat dilakukan di mana saja tanpa harus memikirkan sumber listrik
atau infrastruktur listrik.
Dapat menjangkau posisi-posisi yang sulit.
Biaya pengerjaan murah.
23. 19
Lebih ramah lingkungan.
3. Kelemahan Kerja Bangku
Kerja bangku memiliki beberapa kelemahan antara lain:
Waktu pengerjaan lambat.
Kurang produktif.
Butuh sumber daya manusia yang terampil untuk menghasilkan produk
yang bagus.
4. Landasan Teori
Kerja bangku adalah proses pengerjaan yang dilakukan dengan
tenaga manusia. Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang
terampil dalam melakukan kerja bangku, perlu adanya pendidikan dan
latihan rutin. Pada disiplin ilmu manufaktur kompetensi kerja bangku
diberikan di awal pembelajaran.
Pada saat praktikum mahasiswa mengerjakan beberapa proses Kerja
Bangku seperti diatas yakni : Mengikir, Menggergaji, Menggambar, dan
mengukur. Oleh karena itu maka mahasiswa diharuskan menguasai 4 teknik
kerja bangku tersebut. Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori dan
teknik dalam pengerjaan Kerja Bangku tersebut :
a) Mengikir
Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga
benda tersebut mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan.
Sayatan-sayatan pada pekerjaan ini sangatlah lembut. Untuk
mengurangi dimensi baja dengan cara dikikir, membutuhkan waktu
yang cukup lama. Jenis pengerjaan ini dilakukan dengan alat yang
disebut sebagai kikir (dalam Bahasa Inggris, kikir adalah file).
24. 20
Gambar 1.a. Mengikir
b) Memahat
Memahat adalah kegiatan mengurangi volume atau menyayat
suatu benda padat secara drastis. Proses pemahatan dilakukan
dengan alat yang disebut sebagai pahat (chisel). Selain untuk
menyayat, pemahatan juga digunakan untuk memotong benda padat
(misalnya untuk memotong baut berkarat yang susah dilepas).
Gambar 1.b. Memahat
c) Menggergaji
Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat.
Penggergajian dilakukan dengan perkakas yang disebut sebagai
gergaji (saw). Pada material kayu, penggergajian dilakukan dengan
handsaw. Sedangkan pada material logam, penggergajian dilakukan
dengan hacksaw.
25. 21
Gambar 1.b. Menggergaji Besi
d) Menggambar
Menggambar adalah kegiatan memberi tanda atau menggores
suatu bentuk pada benda kerja. Kegiatan ini selalu dilakukan
sebelum anda memotong suatu benda. Alat yang dapat digunakan
untuk menggambar antara lain: penggores, penitik, mistar, pensil,
kapur, dll.
Gambar 1.d. Kegiatan Memberikan Tanda Pada Benda Kerja
(Bangku)
26. 22
5. Tugas
a) Pada saat praktikum, Mahasiswa ditugaskan untuk membuat ulir
dengan menggunakan tap dan snei. Dan juga mengikir benda kerja
setelah dilakukan pemesinan bubut. Dengan langkah kerja yang ada
pada landasan teori. Jelaskan cara kerjanya !
Jawab :
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih
dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu (lebih kecil dari ukuran
bautnya). Penentuan diameter lubang bor untuk Tap ditentukan dengan
rumus:
D = D’– K
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).
Contoh :
Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5
mm
Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″
= 5/16 “
Setelah dibor kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor
persing di mana kedalamannya mengikuti standar cemper mur.
Bentuk standar mur dan baut untuk bermacam-macan jenis
sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan
dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.
27. 23
Contoh urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10 x 1,5
Sebagai berikut :
01) Buatlah lubang dengan bor pada benda kerja dengan diameter 8,5
mm.
02) Gunakan bor persing untuk membuat camfer pada lubang tadi.
03) Ambil mata Tap M10 x 1,5 dan pasangkan pada tangkainya.
04) Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama, yaitu Tap
no.1 (Intermediate Tap), kemudian dilanjutkan dengan Tap no. 2
(Tapper Tap) untuk pembentukan ulir,dan terakhir Tap no. 3
(Botoming Tap) dipergunakan untuk penyelesaian/finishing.
05) Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada Tap, kemudian
pastikan bahwa Tap benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja.
Putar Tap secara perlahan searah jarum jam. Pemutaran Tap
hendaknya dilakukan ±270° maju searah jarum jam, kemudian
diputar mundur ±90° berlawanan arah jarum jam dengan tujuan
untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan
putar lagi ±270° maju searah jarum jam dan mundur lagi ±90°
berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.
06) Lakukan ceking ulir agar ulir yang dibuat sesuai baut yang akan
digunakan.
Gambar. 1.a. urutan pembuatan tap dan senai.
28. 24
b) Pertanyaan
Jelaskan definisi dari Kerja Bangku dan mengapa disebut
demikian ?
Jawab :
Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang
harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara
manual bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang
teknik mesin. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan
pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan
dilakukan di bangku kerja.
Disebut kerja bangku karena dilakukan dengan alat manual
dengan tangan dibangku kerja.
Sebutkan jenis kikir yang anda ketahui beserta gambar dan
fungsinya ?
Jawab :
Menurut tingkat kekasaran :
1) Kikir Kasar
Kikir kasar digunakan untuk pekerjaan awal
2) Kikir Sedang
Kikir sedang digunakan untuk pekerjaan
penyelesaian
3) Kikir Halus
Kikir halus untuk pekerjaan akhir atau penyelesaian
Menurut penampangnya kikir dibedakan atas :
Kikir Blok/Rata
29. 25
Kikir segitiga
Kikir Bulat
Kikir Setengah bulat
Bagaimana cara menggergaji yang benar? Jelaskan alasanya
Jawab :
Untuk pemotongan yang tidak presisi, awal penggergajian
dapat langsung dengan gergaji itu sendiri. Adapun cara
memotong dengan gergaji tangan sebagai berikut.
Membuat Alur
Tinggi mulut catok/ragum sama seperti pada waktu
mengikir, bagian yang digergaji harus sedekat
mungkin dengan mulut catok/ ragum. Pada
permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu
jari A. Namun untuk pemotongan yang dianggap
presisi B, sebelum digergaji benda kerja harus
ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai
jalan awal penggergajian.
30. 26
Gambar 2.a Teknik menggergaji
Awal Penggergajian
Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji,
menyudut ± 30° , selanjutnya gergajilah bagian sisi
terlebih dahulu yang lambat laun sudutnya makin
kecil.
Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat
dengan mulut catok/ragum.
Gambar 2.b Sikap badan saat menggergaji
Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar
sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji
harus diputar 90°
Sebuah benda kerja berbentuk bulat ø 17 mm akan dibor
degnan ø 6 mm, bila putaran mesin 150 rpm, dengan umpan
0.2 mm / putaran. Tentukan waktu memesin / waktu yang
dibutuhkan?
31. 27
BAB III
Pengerjaan Las Listrik
1. Latar Belakang
Di zaman era globalisasi ini, persaingan di dunia industri sangatlah
ketat sehingga menuntut kita untuk menjadi sosok individu yang
berkompeten. Universitas merupakan salah satu wadah yang memiliki
tujuan untuk mendidik menuju hal tesebut. Dalam prosesnya Universitas
menyediakan aplikasi-aplikasi yang dapat membantu meningkatkan
keterampilan para mahasiswa, salah satu aplikasi yang disediakan adalah
praktikum Proses Produksi. Tujuan dan harapan dari Universitas Mercu
Buana yaitu, menciptakan lulusan-lulusan yang berkompeten, tidak hanya
mengerti teori semata kan tetapi juga memahami pratek kerja langsung ke
lapangan.
Salah satu dari praktikum di labor bengkel mekanik yaitu adalah
pratikum LAS LISTRIK. LAS LISTRIK adalah suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber
panas.
Penyambungan logam sudah ada sejak 5000 th yang lalu, orang
sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua
buah logam tersebut sampai suhu kritis. Kemudian keduanya ditumpangkan
dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat.
Api pemanasnya untuk penyambungan diperoleh dari pembakaran
kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakkan logam sampai
suhu kritis. Tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam
pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan bervariasi.
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi
khususnya di bidang penyambungan logam yang sekarang ini telah
ditemukan dan digunakan seperti mesin las listrik bertenaga motor dan
32. 28
listrik yang praktis, efektif dan efisien sehingga bisa mempercepat kerja dan
meringankan kerja karyawan
2. Sasaran
Sasaran dari pembuatan Laporan ini adalah semua sector dimana
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercu Buana yang telah
menyelesaikan Praktik Proses Produksi. Dengan sasaran utama adalah
mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam kegiatan praktik di
bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik dan las gas.
3. Maksud Tujuan
1) Mahasiswa mengerti memahami dan dapat mengoperasikan mesin las
listrik.
2) Mahasiswa mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya.
3) Mahasiswa dapat melakukan kerja secara efisien :
4) Ketepatan waktu (dikerjakan yang terlebih utama)
5) Ketelitian ukuran
6) Ketelitian dalam pengelasan
7) Mahasiswa harus memahami bagaimana posisi yang tepat pada saat
melakukan pengelasan dengan baik.
4. Landasan Teori
Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan
las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Pada pengelasan dengan
las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik yang timbul dari
menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian
dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga
terbentuk sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai
55000 C.Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi
dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet.
33. 29
Gambar 4.1 Proses pengerjaan las listrik
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau
logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan
sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda
dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan
penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks
dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya,
antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas
langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan
fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah
terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan
komersil.
1) Pembagian Las Listrik
Las listrik dapat digolongkan menjadi :
(a) Las listrik dengan Elektroda Logam misalnya :
34. 30
(i) Las listrik submerged
Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan
dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk yang
digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar (udara
bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las
listrik lainnya. Las ini umumnya otomatis atau semi
otomatis. Las busur listrik mempunyai 2 jenis yaitu :
a) Las listrik AC (menggunakan arus searah sebagai
sumber listrik)
b) Las listrik DC (menggunakan arus listrik bolak-balik
sebagai sumber listrik)
(ii) Las listrik Elektroda berselaput
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan
dasar (plat) akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian
dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan
menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat
las, dan daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah
udara luar.
(iii)Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG
Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur
yang terjadi antara elektroda dan bahan dasar merupakan
sumber panas bentuk pengelasan. Untuk melindungi hasil
pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium
atau campuran gas tersebut.
(iv)Las listrik MIG
Las listrik MIG adalah juga las busur listrik di¬mana panas
yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda
dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik. Elektrodanya
adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan
oleh motorl listrik. Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur
35. 31
sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan
nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang
dialirkan dari botol gas malalui selang gas.
Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk
pengelasan Aluminium dan baja tahan karat. Proses
pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau
otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara
manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana
seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatis.
2) Macam-macam Elektroda
(a) Elektroda Hydrogen rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang
rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat
bebas dari porositas. Elektroda inidipakai untuk pengelasan
yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,misalnya
untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami
tekanan. Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E
7015, E 7016 dan E 7018.
(b) Elektroda untuk besi tuang
(c) Elektroda Baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang
akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak
dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda
ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk
mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai
mesin las AC atau DC kutub terbalik.
(d) Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila
hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel
dapat dipakai dalam segala posisi pengelasan. Las yang
36. 32
dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus
bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik.
(e) Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari
elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang
menghasilkan busur stabil.
(f) Elektroda Untuk Alumunium
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat
dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang
sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan
dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-
ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan mesin las.
(g) Elektroda untuk pelapis keras
(h) Elektroda Tahan kikisan
Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang
diisi denganserbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan
diameter 3,25 mm - 6,5 mmdipakai peda pesawat las AC atau
DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis
keras permukaan pada sisi potong yang tipis.
(i) Elektroda Tahan pukulan
Elektroda ini dapat dipakai pada mesin las AC atau DC kutub
terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan
palu.
(j) Elektroda Tahan keausan
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang
mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai
untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan
katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
37. 33
2) Jenis Pengkutuban Elektroda
(a) Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada
terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif.
Pengkutuban langsung sering disebut sebagai sirkuit las
listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
Gambar 2.a Pengkutuban lansung
(b) Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada
terminal positif dan kabel massa dipasang pada ter¬minal
negatif. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik
dengan elektroda positif (DC+).
Gambar 2.b Pengkutuban lansung
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada
penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan
meng¬hasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada
pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus
bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
38. 34
3) Macam-macam gerakan elektroda
(a) Gerakan arah turun
Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini
dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
(b) Gerakan ayunan elektroda
Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki Gerakan elektroda.
(i) Melingkar
(ii) Zig-zag
(iii)Trapesium
4) Mengatur tegangan
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur
nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan
pembakar.Bila busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan
turun menjadi 20 – 40 Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja
disesuikan dengan diameter elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan
kerja 20 – 30 Volt. Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.
39. 35
5) Mengatur Ampere
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis
elektroda dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar
handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang
terdapat pada mesin las. Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat
dilihat pada table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai
berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc
.
No Tipe logam dan tebal
(inchi)
Diameter
elektroda
(inchi)
Kuat arus
(ampere)
1. Pelat logam tipis
(Outer sheet metal,
etc; sampai tebal 7/64
inchi)
1/16
5/64
3/32
10 – 30
25 – 45
40 – 70
2. Baja lunak tipis
(Struktur bodi dalam,
dsbnya, tebal 7/64
sampai 3/16 inchi)
1/8
5/32
3/16
50 – 130
90 – 180
130 – 230
3. Baja lunak tebal
(Rangka, dsbnya,
tebal 3/16 sampai
5/16 inchi)
1/8
5/32
3/16
¼
60 – 120
90 – 160
120 – 200
190 – 300
40. 36
5. Tugas
i) Dalam tugas saat Praktikum Proses Produksi, Mahasiswa ditugaskan
untuk mengelas 2 potongan besi hingga menjadi 1 bagian dengan
menggunakan Las listrik, jelaskan cara kerjanya !
Jawaban
(1) Peralatan dan Bahan
Dalam melakukan pengelasan ada beberapa peralatan yang sering
digunakan dalam pekerjaan las listrik diantaranya adalah sebagai
berikut:
Kabel las
Kabel elektroda (menghubungkan pesawat dengan elektroda)
Kabel masa (menghubungkan pesawat dengan benda kerja)
Kabel tenaga (menghubungkan pesawat dengan sumber tenaga)
Pemegang Elektroda
Palu las
Sikat kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
o membersihkan benda kerja yang akan dilas
o membersihkan terak las yang sudah tepat dari jalur las oleh
pukulan palu
o las.
o Klem masa
o Penjepit
o Elektroda las
o Meja kerja las
2) Langkah Kerja :
i. Pastikan semua peralatan dan benda kerja siap untuk di
gunakan,
ii. Kemudian bentuk plat besi yang disediakan mengguakan
gerinda tangan hingga membentuk sudut 30o,
41. 37
iii. Begitu juga dengan plat besi yang satunya lagi , lakukan
seperti hal yang sama,
iv. Kemudian satukan kedua plat besi tersebut seperti seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 2.iv 2 buah plat besi
v. Setelah itu, nyalakan mesin las terlebih dahulu ke kontak arus
listrik,
vi. Pasang elektroda pada pemegang elektroda dan klem massa
letakkan pada pemegang (dudukan) benda kerja,
vii. Kemudian atur arus yang di gunakan sesuai dengan tebal plat
dan jenis elektroda yang kita pakai,
viii. Lalu letakkan benda kerja di atas meja kerja,
ix. Posisikan badan agar berada posisi yang pas agar nyaman
saat mengelas,
x. Selanjutnya lakukan pengelasan dengan memberikan jarak
sebesar diameter elektroda pada kedua plat tersebut,
xi. Setelah melakukan pengelasan, bersihkan terak yang masih
menempel agar tidak terjadi kerusakan dalam pengelasan
selanjutnya,
xii. Kemudian dinginkan beberapa saat,
xiii. Setelah dingin, lakukan kembali pengelasan hingga tiga kali
sehingga kedua plat besi benar-benar menyambung dengan
sempurna.
42. 38
xiv. Setelah semua pengelasan selesai, bersihkan benda kerja
dengan mengguakan sikat,
xv. Kemudian bersihkan semua peralatan kerja dan kembalikan
lagi semuanya dalam kondisi normal agar dalam pengelasan
selanjutnya dapat dilakukan dengan baik.
Gambar 2.xv. Gambar hasil kerja
i) Pertanyaan :
(1) Sebutkan metode / cara pengelasan dalam mengelas suatu benda
kerja?
Jawaban
Pengelasan Busur Nyala Logam Terlindung (SMAW)
(SMAW) Pengelasan Busur Nyala Terbenam (SAW)
Pengelasan Busur Nyala Logam Gas (GMAW)
Pengelasan Busur Nyala Berinti Fluks (FCAW)
Pengelasan-Terak Listrik (ESW)
Pengelasan Stud.
(2) Gambarkan skema susunan peralatan las listrik dan berikan
keterangan masing-masing fungsi pada alat-alat !
Jawaban
43. 39
Daftar Peralatan Las Listrik :
Mesin Las
Gambar Tugas. Mesin Las
i. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)
Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang
dihubungkan dengan jala PLN atau dengan pembangkit
listrik, motor disel, atau motor bensin.
Kapasitas trafo biasanya 200 sampai 500 ampere.
Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari pesawat
trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi
menurut pabrik yang mengeluarkan pesawat las trafo ini.
Gambar memperlihatkan salah satu jenis pesawat las
transformator AC.
ii. Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator
rectifier, pembangkit listrik motor disel atau motor bensin,
maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan oleh
motor listrik digerakkan oleh motor listrik (motor
generator).
iii. Pesawat Las AC-DC
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat
las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan pesawat ini
44. 40
akn lebih banyak kemungkinan pemakainya karena arus
yang keluar dapat searah maupun bolak-balik (AC-DC).
Pesawat las jenis ini mialnya tranformator rectifier
maupun pembangkit listrik motor diesel.
a) Alat bantu las :
o Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin
dan dibungkus dengan karet isolasi. Yang disebut
kabel las ada tiga macam
o Pemegang elektroda
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan
pemegang elektroda. Ini terdiri dari mulut penjepit
dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).
o Palu Las
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan
mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan
memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
45. 41
Gunakanlah kaca mata terng pada waktu
poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada
mata.
o Sikat Kawat
Digunakan untuk :
a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas,
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari
jalur las oleh pukulan palu las
o Klem Massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke
benda kerja. Terbuat dari bahan yang menghantar
dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi
dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda
kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih
dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
46. 42
o Penjepit
Ini digunakan untuk memegang atau memindahkan
benda kerja yang masih panas sehabis pengelasan.
o Elektroda
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur
mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun
kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada
kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau
celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5
sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai
450 mm.
(3) Bagaimana pengaruh las AC/DC terhadap busur listrik?
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar
akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput
elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas
yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah
Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar.
47. 43
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a) Pengerjaan Mesin Bubut
Setiap mahasiswa teknik industri dapat mengoperasikan mesin bubut
dengan baik.
Setiap mahasiswa teknik industri dapat mengetahui cara kerja dari
mesin bubut.
Setiap mahasiswa teknik industri mampu berkreatifitas sesuai dengan
keahliannya.
Setiap mahaiswa teknik industri mampu menciptakan rasa tanggung
jawab dan kekompakan dalam tim.
Setiap mahasisiwa teknik industri agar bisa lebih disiplin dan tepat
waktu dalam setiap pembuatan laporan.
b) Kerja Bangku
Praktikum Proses Produksi melatih mahasiswa Teknik Industri
dalam ketelitian dimana dalam hal ini adalah mengukur kerataan sisi
dari sebuah benda, kesikuan dan juga dimensi dari benda, serta tepat
waktu dimana dalam hal ini adalah para mahasiswa harus bisa
menyelesaikan atau membuat benda kerja sesuai dengan waktu yang
telah diberikan oleh dosen mata kuliah Praktik Proses Produksi
Setiap mahasiswa teknik industri dapat mengetahui cara kerja dari
Kerja Bangku
48. 44
c) Las Listrik
Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan
ampere listrik pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar,
Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda
kerja,
Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila
penyetelan arus kurang pas.
Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las.
Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan
dalam waktu yang tidak cepat.
Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan
hasil las, jika cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu
kecepatan saat mengelas harus stbil dan benar.
Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan
pengertiannya, alat-alat yang digunakan posisi pengelasan, tingkat
kesulitan las listrik, dan keselamatan kerja yang semestinya.
2. Saran
a) Pengerjaan Mesin Bubut
Dalam praktikum mesin bubut semua mahasiswa dapat mengikut
dengan baik semua proses pengerjaan Tugas Kelompok berupa Palu
besi, akan tetapi dapat dilihat kurangnya pemerataan kemampuan di
seluruh mahasiswa dalam pengoperasian mesin bubut, alangkah
baiknya apabila dilakukan latihan lebih lanjut.
b) Kerja Bangku
Dalam Praktikum kerja bangku sebaiknya peralatan APD (alat
pelindung diri) selalu dipakai mengingat bahayanya apabila tidak
memakai APD
c) Las Listrik
Bekerjalah dengan hati-hati dan serius, karena pabila kita bermin-main
dapat menyebabkankecelakaan baik bagi diri sendiri dan lingkungan
49. 45
kerja. Aturlah arus mesin las dengan baik agar mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Jika ditemukan kendala saat pengerjaan, seperti :
1. Ujung elektroda menempel pada benda kerja,
2. Terlalu cepat menggeser elektroda sehingga tembusannya dangkal,
3. Tidak memakai topeng las dan sarung tangan sehingga mata perih.
Maka hal yang harus dilakukan untuk solusinya adalah :
1. Supaya elektroda tidak menempel pada benda kerja diposisikan
agar ujung elektroda tidak terlalu dekat,
2. Tidak terlalu segera memindahkan elektroda saat melakukan alur,
agar hasilnya bagus,
3. Pakailah topeng atau kacamata las saat kerja las.
50. IV
Daftar Pustaka
A.Gatot Bintoro. 2000. Dasar-Dasar Pengerjaan Las. Yogjakarta: Kanisius.
Eko Winarno, S.Pd. 2016. Teknik Menggunakan Perkakas Tangan (Kerja
Bangku). Yogjakarta: Deepublish.
Wikipedia Indonesia. 2017. Mesin Bubut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut,
Diakses Pada : 14 Juni 2017.