SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 132
Baixar para ler offline
Dwi H Santoso
insanmandiricendekia

BOSQUE
OTORITER
Dwi H Santoso
BOSQUE
OTORITER
Dwi H Santoso

insanmandiricendekia
Bosque Otoriter
Penulis: Dwi H Santoso
Cover : Image by drobotdean from Freepik
ISBN: 978-623-6996-14-0 (PDF)
Penerbit:
PT Insan Mandiri Cendekia
Redaksi:
Gedung Palma One lantai 7 Suite 709
Jl. Rasuna Said Kav X2 Kuningan
Jakarta Selatan 12950
Telp : (021) 522 8094
Cetakan Pertama, Mei 2021
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk dan dengan cara apa pun
tanpa ijin dari penulis.
Kepemimpinan adalah bukan sekedar untuk
mencapai tujuan
Akan tetapi bagaimana proses pencapaiannya
adalah yang paling utama
(Dwi H Santoso)
Kepemimpinan sangat menentukan perjalanan suatu organisasi
bisnis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi
kepemimpinan adalah bukan semata soal mencapai tujuan, sebab
sejatinya tujuan dapat dicapai dengan berbagai jalan. Termasuk juga
melalui jalan yang mengabaikan pencapaian tujuan individual pihak yang
berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi bisnis tersebut
Permasalahan ini lah yang akan menjadi pembahasan dalam buku
ini, dimana Kepemimpinan memiliki banyak wajah. Termasuk juga wajah
keterpaksaan dalam kepemimpinan otoriter. Bagaimana gaya
kepemimpinan otoriter ini berjalan dan bagaimana pengaruhnya terhadap
para pihak, serta bagaimana membuatnya lebih baik, hal inilah yang akan
diurai dalam buku kecil ini
Semoga dapat bermanfaat dan apa yang dicari pembaca dapat
ditemukan di buku ini
Bogor, Mei 2021
Dwi H Santoso
Kata Pengantar
iii
iv
Daftar Isi
Gaya & Karakter Kepemimpinan ………. 1
Gaya Kepemimpinan Otokratis ………. 21
Otokratis atau Otoriter ? ………. 43
Bagaimana Menghadapi Bos Otoriter ………. 67
Bagaimana Bos Otoriter (Berusaha) Berubah ? ………. 88
Daftar Pustaka
Profil Penulis
1
1. GAYA & KARAKTER KEPEMIMPINAN
Bosque otoriter … !
Sepertinya keluhan ini sering sekali kita dengar di lingkungan kerja.
Bisa dari kolega kita dalam berbagai level, rekanan bisnis, atau bahkan
justru dari diri kita sendiri. Semuanya dengan ekspresi yang hampir sama :
gelisah..kesal..gemas..marah..bahkan terkadang dengan diiringi emosi
jiwa yang meluapi. Pola pikir pun selalu terbawa ke arah negatif plus plus
pakai sambel extra pedasss ….
www.freepik.com
https://unsplash.com/@honeypoppet
2
Alasan yang dikemukakan bisa bermacam macam, kenapa mereka
menyebut bos nya sebagai otoriter itu. Misalnya :
✓ Bos ku itu nggak pernah mau dengar pendapat kami semua anggota
tim nya. Semua diputuskan menurut pendapatnya sendiri, yang nggak
jarang juga banyak kurang tepat nya. Lah .. kalau beri perintah juga
singkat saja, kurang jelas. Giliran kita mau tanya biar lebih jelas, malah
dijawab : “lha, kalian memang nggak bisa mikir sendiri gimana
menjalankannya? Atau apa apa mesti saya juga yang mesti mikirinnya
?? Tapi giliran kita dianggap salah mengerjakannya, habis kita
diomelin di ruangannya. Padahal sih menurut kita sudah benar
mengerjakannya, tapi kita nggak pernah diberi kesempatan untuk
menjelaskannya. Ruweet ... ruweet ... ruweet .. 
✓ Kalau bos ku kebetulan owner perusahaan. Kerjaannya marah marah
melulu. Kita kerja bener aja masih bisa dimarahin dia. Ada salah di sini
lah, di situlah .. padahal sebagian besar sudah bener lah. Ada salah
salah sedikit sih wajar kan. Tapi dia maunya semua perfecto ..
sempurna. Lha, dia saja belum tentu menyuruh mengerjakannya
secara jelas, seringkali juga dia tidak memberikan arahan yang jelas
maunya seperti apa. Tapi pas kita tidak mengerjakan sesuai
keinginannya yang tidak diungkapkan itu, kita juga yang disalahkan.
Bayangkan kalau kita bener benar melakukan kesalahan? Bukannya
diberi arahan bagaimana menjalankannya secara benar, malah kita
yang akan dimarahinya habis habisan ... Huufff 
3
- Lha kalo bos ku beda lagi. Kalau kasih perintah sih jelas, detail
maunya apa. Tapi menurutku sih terlalu detial, sampai hal hal yang
kita sudah tahu saja dia ulang ulangi lagi kata katanya seolah olah kita
ini orang yang nggak tahu apa apa. Tapi itu belum seberapa ... Yang
paling pusing justru pada saat pelaksanaannya. Tiap hari kita ditanya
ngerjain apa saja, nggak jarang dia nongkrongin di meja kita untuk
memastikan kita kerjanya sesuai maunya dia atau tidak. Dianggapnya
salah sedikit saja, langsung kita diomelin. Kalaupun dia lagi sibuk,
tetep aja dia chat WA menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan.
Hari libur saja kalau pas dia lagi pengen tanya, langsung ada di chat
WA atau bahkan telpon. Pokonya cerewet dan bawel banget lah.
Giliran kita kerja bener, dia nggak ada komentar, tapi giliran kita kerja
dianggap salah habis kita di omelin. Gimana kita bisa kerja tenang
kalau begini?? Sebelll ... 
- Dan masih banyak lagi cerita cerita senada dan seirama ..
www.freepik.com
4
Tapi apakah memang sebesar itu masalahnya? Dan pertanyaan
yang paling mendasarnya, apakah memang tindakan bos itu sudah
termasuk dalam kategori otoriter, atau justru malah kita yang terlalu
bawa perasaan alias baper dalam menanggapinya? Untuk dapat
menjawab semua pertanyaan itu, kita perlu kembali pada pemahaman
mengenai definisi tentang bos alias kepemimpinan itu sendiri
Secara umum kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer
George dapat didefinisikan sebagai berikut :
Proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang
lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai
tujuan kelompok atau organisasi.
www.freepik.com
5
Dari definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa dalam kepemimpinan
terdapat beberapa unsur sebagai berikut :
1. Proses
Ini berarti kepemimpinan adalah suatu rangkaian kegiatan/tindakan,
bukan hanya satu tindakan saja. Sehingga penilaian atas suatu
kepemimpinan adalah berdasarkan pada akumulasi tindakan yang
dilakukan individu pemimpin
2. Individu
Kepemimpinan juga mengarah pada seorang individu, sehingga jika kita
menilai suatu kepemimpinan, akan mengarah pada penilaian terhadap
seorang individu
3. Mengarahkan dan mempengaruhi
Kepemimpinan juga berarti tindakan terhadap sekelompok orang lainnya
dengan tujuan agar mereka dapat bertindak atau melakukan suatu
kegiatan sesuai dengan keinginan seorang individu yang memimpin tadi
4. Mencapai tujuan
Upaya individu pemimpin untuk mengarahkan dan mempengaruhi
sekelompok orang seperti tersebut diatas pasti mempunyai tujuan
tertentu yang akan dicapai. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan individu
pemimpin tu sendiri ataupun tujuan bersama yang telah ditetapkan
sebelumnya.
6
Nah, setelah memahami 4 unsur dari definsi kepemimpinan seperti
tersebut di atas, mungkin kita sudah bisa sedikit mengira ngira, dimana
kira kira posisi bos yang disebut otoriter tadi berada. Tentunya ini masih
gambaran yang cukup samar samar, secara 4 unsur kepemimpinan di atas
tadi pun mempunyai berbagai ragam bentuk yang akan mempengaruhi
gaya kepemimpinannya
Gaya kepemimpinan, apa lagi itu? Secara umum, gaya
kepemimpinan (leadership style) adalah :
Pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh
seorang pemimpin dalam mengarahkan orang yang dipimpinnya.
Karena selalu – atau setidaknya sering – dilakukan, maka segala perilaku
dan tindakan itu kemudian menjadi ciri khas dari individu pemimpin
tersebut dalam memimpin sekelompok orang lainnya.
www.freepik.com
2. Bisnis akan kah Berubah ?
7
Dan jika ciri khas dari setiap individu pemimpin yang ada didunia ini
diidentifikasi dan dikelompokkan, maka setidaknya terdapat 3 kategori
utama dari gaya kepemimpinan menurut seorang psikolog terkenal
bernama Kurt Lewin:
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan tertua yang ada
di muka bumi ini. Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan gaya
kepemimpinan ini mulai diterapkan. Sangat mungkin gaya kepemimpinan
ini sudah mengiringi sepanjang sejarah perjalanan umat manusia, karena
sifatnya yang dapat diterapkan pada berbagai ukuran kelompok/organisasi
di berbagai tingkat peradaban manusia.
Gaya kepemimpinan Otokratis ini mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
✓ Pengambilan keputusan terpusat pada pemimpin tanpa
mempertimbangkan saran dan pendapat dari anggota kelompoknya
✓ Anggota kelompok harus selalu mengikuti keputusan pemimpin
✓ Pengambilan keputusan dilakukan dengan cepat
✓ Pemimpin otokratis umumnya adalah yang paling mempunyai
kemampuan dan keahlian yang diperlukan dibandingkan anggota
kelompoknya
8
Tentu bukan tanpa alasan mengapa gaya kepemimpinan ini
(sempat) populer di terapkan oleh banyak pemimpin terhadap kelompok
orang yang dipimpinnya. Terlepas dari berbagai persepsi negatif
terhadap gaya kepemimpinan ini, dalam banyak kasus gaya
kepemimpinan otokratis memang efektif dalam keadaan seperti :
✓ Keadaan atau situasi kritis yang memerlukan pengambilan
keputusan secara cepat
✓ Anggota kelompok tidak mempunyai kemampuan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
✓ Terdapat tenggat waktu yang ketat yang harus ditepati, seperti pada
jasa konstruksi dan manufaktur
Disamping keuntungan kecepatan dalam pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan ini juga memiliki beberapa hal hal yang bersifat negatif.
Seperti :
✓ Perasaan tidak bahagia dan tidak terdapat kedekatan dari anggota
kelompok karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan
✓ Menghambat munculnya kreativitas dan ide ide dari anggota
kelompok tersebut
✓ Sangat tergantung pada kehadiran pemimpin dalam setiap
pengambilan keputusan
✓ Dapat terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin
9
Hal inilah yang kemudian memunculkan alternatif gaya
kepemimpinan lain yang menjadi kebalikan dari gaya kepemimpinan
otokratis ini, yaitu yang dikenal sebagai gaya kepemimpinan demokratis
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Adanya beberapa dampak negatif dari penerapan gaya
kepemimpinan otokratis yang dalam banyak kasus sering menimbulkan
konflik dalam sekelompok orang atau bahkan organisasi, pada
perkembangannya menimbulkan kesadaran akan perlunya perubahan
pada gaya kepemimpinan ini yang sebelumnya banyak diterapkan.
Kesadaran yang mulai berkembang pesat pada tahun 1900 an yang
umumnya tumbuh dikalangan anggota kelompok yang sudah merasa
bahwa gaya kepemimpinan otokratik sudah harus diakhiri. Intinya mereka
menginginkan adanya gaya kepemimpinan yang lebih melibatkan
partisipasi dari seluruh anggota kelompok dan tidak hanya berdasar dari
keputusan individu pemimpinnya saja. Secara umum perbaikan yang
dituntut adalah :
✓ Pembagian dan distribusi kewenangan dan tanggung jawab diantara
pemimpin dan anggota kelompok
✓ Memperkuat peran anggota kelompok
✓ Proses pembuatan keputusan dengan bantuan dari anggota kelompok
10
Dan ternyata keinginan ini kemudian juga muncul pada diri
individu pemimpin yang saat itu menerapkan gaya kepemimpinan
otokratik. Dan dimulailah gerakan pembaruan pada gaya kepemimpinan
pada kelompok masyarakat, organisasi, dan bahkan pada tingkat negara
Dari perbaikan yang dilakukan ini, secara gradual kemudian
membentuk suatu gaya kepemimpinan yang baru yang sangat berbeda
dengan gaya kepemimpinan otokratik yang telah lebih dulu ada. Gaya
kepemimpinan yang menekankan pada partisipasi luas dan aktif dari
semua anggota kelompok ini kemudian secara luas menjadi semakin
diterima dan diterapkan dalam berbagai kelompok dan organisasi.
Dalam banyak kasus, gaya kepemimpinan ini memang dapat menjadi
solusi dari berbagai efek negatif gaya kepemimpinan otokratif
Adapun gaya kepemimpinan demokratis ini mempunyai ciri ciri sebagai
berikut :
✓ Kekuasaan pemimpin tidak mutlak
✓ Komunikasi yang baik
✓ Pengawas di kedua belah pihak
✓ Pemimpin dan anggota kelompok mempunyai tanggung bersama
atas tercapainya tujuan
✓ Adanya keleluasaan berpendapat bagi anggota kelompok
11
Walaupun umum nya banyak hal hal yang bersifat positif pada gaya
kepemimpinan ini, akan tetapi masih terdapat beberapa hal yang bersifat
negatif yang bisa saja terjadi, seperti :
✓ Pemimpin bisa saja menjadi tergantung pada keahlian dan
pengalaman dari anggota kelompoknya
✓ Proses pengambilan keputusan dapat menjadi lebih lama karena
proses pelibatan semua anggota kelompoknya
✓ Pemimpin bisa merasa terbebani tantangan untuk mengawasi
keahlian dari anggota kelompoknya
www.freepik.com
panofeed.com
IGNITE!
12
Karekter yang diperlukan pemimpin dengan gaya kepemimpinan
demokratik adalah :
✓ Egaliter
✓ Berpikiran terbuka
✓ Adaptif
✓ Keterikatan
✓ Role model
✓ Berfikiran kedepan
✓ Orientasi tim
✓ Pembangun konsensus
Secara umum, karakter pemimpin seperti tersebut di atas relatif
berkebalikan dengan karakter pemimpin dengan gaya kepemimpinan
otokratis, terutama untuk individu pemimpin yang memang secara
“alami” telah memiliki karakteristik otokratis ini bahkan sejak ia belum
menjadi pemimpin. Karenanya untuk individu seperti ini akan sulit untuk
merubah karakternya yang sudah terbentuk tersebut menjadi karakter
yang diperlukan untuk melakukan gaya kepemimpinan demokratis.
Akan tetapi, situasi ini bisa berbeda untuk pemimpin dengan
karakter gaya kepemimpinan otokratis yang tidak terlalu kuat. Umumnya
ini terjadi pada pemimpin yang tumbuh pada kelompok dan organisasi
yang memang memerlukan gaya kepemimpinan yang otokratis, seperti
dalam organisasi bisnis dalam bidang manufacturing atau konstruksi yang
memerlukan perhatian khusus pada pencapaian tenggat waktu (dateline)
yang sangat ketat agar semua proses yang berkesinambungan dapat
terkoordinasi dengan baik, atau juga pada organisasi yang dalam
kegiatannya sering mengalami situasi krisis.
13
Contoh :
Pada individu pemimpin, katakanlah bernama Hardi, yang pada organisasi
bisnis yang awalnya memimpin tim atau kelompok di bidang produksi di
pabrik, dan kemudian dipindahkan memimpin tim atau kelompok
dibidang penjualan (sales) pada organisasi bisnis yang menjual produknya
secara bussines to bussines ke perusahaan lain. Pertimbangan manajemen
puncak untuk melakukan mutasi ini adalah dengan pertimbangan bahwa
keahlian teknis yang dimilikinya dapat dipergunakan untuk mendukung
kegiatan penjualan ke perusahaan lain yang memerlukan penjelasan
spesifikasi teknis yang detail
Pada saat memimpin tim produksi di pabrik, gaya kepemimpinan yang
diterapkan adalah gaya kepemimpinan otokratis karena pada umumnya
proses produksi adalah proses yang berurutan dan berkesinambungan,
yang masing masing mempunyai tenggat waktu yang ketat. Hal ini
disebabkan, setiap keterlambatan pada satu bagian produksi, akan
berpengaruh pada jadwal di bagian produksi selanjutnya. Hal ini tentu
terlepas dari karakter Hardi yang sebenarnya cenderung pada gaya
kepemimpinan demokratis. Sejalan dengan perjalanan waktu, karakter
pada gaya kepemimpinan otokratis pada akhirnya“tertanam” dan
beberapa menjadi pola yang dipergunakan Hardi dalam menjalankan
kepemimpinannya
14
Pada saat dipindahkan untuk memimpin tim sales yang relatif lebih
memerlukan partisipasi dan ide ide dari semua anggota tim, Hardi perlu
menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan demokratis agar yang lebih
dapat mengakomodir hal tersebut. Tentunya perlu menyesuaikan diri
dengan mulai menerapkan karakter karakter kepemimpinan demokratis,
serta meninggalkan karakter kepemimpinan otokratis yang bertentangan
dengan hal tersebut. Ini tentu memerlukan proses penyesuaian dan
waktu, walaupun mungkin beberapa karakter kepemimpinan demokratis
sebenarnya adalah karakter asli nya. Dan sejalan dengan perjalanan
waktu, pada akhirnya Hardi dapat menyesuaikan diri dengan gaya
kepemimpinan demokratis. Walaupun demikian, pada situasi tertentu
dapat saja beberapa karakter kepemimpinan otokratis dapat saja muncul
kembali. Misalnya pada saat terdapat tenggat waktu untuk pengajuan
tender yang waktunya sangat ketat, bisa saja Hardi menentukan jadwal
persiapan untuk mengikuti tender tanpa melibatkan tim nya, untuk
memastikan semuanya dapat berjalan lancar dan tepat waktu
www.freepik.com
15
3. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Walaupun gaya kepemimpinan democratis saat ini dipandang
sebagai pendekatan kepemimpinan yang cukup ideal untuk mengelola
kelompok/organisasi, akan tetapi untuk beberapa kelompok/organisasi
masih dianggap belum dapat mengakomodir secara tepat untuk
diterapkan. Pengambilan keputusan yang mensyaratkan adanya
partisipasi aktif dari semua anggota tim, seringkali menyebabkan
prosesnya menjadi cukup lama. Itupun keputusan akhir tetap berada
pada individu pemimpin, dan tidak semua ide dan gagasan yang
muncul akan dimasukkan sebagai bagian dari keputusan
Hal hal yang diangap sebagai kelemahan inilah yang kemudian
mendorong beberapa kelompok dan organisasi mencari gaya
kepemimpinan yang lebih tepat bagi mereka yang diharapkan dapat :
- Lebih cepat dalam pengambilan keputusan
- Lebih banyak pendapat anggota tim yang dapat terakomodir
- Proses kreatif dan inovatif dalam berjalan dalam waktu yang lebih
cepat
- Pemimpin dapat lebih fokus pada hal yang yang bersifat konseptual
dan stratejik
Dengan gaya kepemimpinan seperti ciri seperti tersebut di atas,
diharapkan tujuan kelompok dapat dicapai dengan baik dengan peran
terbesar datang dari anggota kelompok dengan keterlibatan pemimpin
secara terbatas. Ini berarti pemimpin mendelegasikan sebagian besar
kewenangan kepada anggota kelompoknya, dan “hanya” menyisahkan
16
Gaya kepemimpinan ini mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
✓ Memberikan otonomi yang luas kepada anggota tim untuk
melaksanakan semua kegiatannya dalam rangka pencapaian tujuan
kelompok yang sudah ditetapkan
✓ Pemimpin hanya memberikan arahan dan petunjuk secara garis besar
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut
✓ Pengawasan dilakukan secara minimal
✓ Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh anggota kelompok dengan ide
dan gagasan hampir seluruhnya berasal dari masing masing anggota
kelompok
✓ Struktur dalam kelompok atau organisasi, relatif sederhana
kewenangan untuk memberikan petunjuk dan arahan di awal kegiatan
dan juga monitoring yang tidak bersifat day to day dan hanya
“seperlunya” saja. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang kemudian
menjadi pola baku ini kemudian lebih dikenal sebagai gaya kepemimpinan
delegatif atau sering disebut juga sebagai laissez-faire
www.freepik.com
www.freepik.com
www.freepik.com
17
Karena munculnya gaya kepemimpinan ini adalah untuk menjadi alternatif
dari 2 gaya kepemimpinan yang sudah ada sebelumnya, maka bagi
kelompok atau organisasi yang menjalankannya mendapatkan
keuntungan sebagai berikut :
✓ Akuntabilitas
Anggota kelompok lebih bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan dan menganggapnya sebagai pencapaian
keberhasilannya
✓ Lingkungan yang baik untuk kreativitas
Karena anggota kelompok diberikan otonomi yang luas untuk
menerapkan ide dan gagasannya, maka ini menjadikan
lingkungan kerja yang baik untuk tumbuhnya kreativitas dari
anggota tim
✓ Kenyamanan
Karena anggota tim diberikan kepercayaan penuh atas tugas
diberikan kepadanya, maka tingkat kenyamanan anggota
kelompok juga tinggi
✓ Lingkungan yang relax
Karena struktur dan aturan dalam kelompok relative
terbatas/tidak ada, maka tekanan pada anggota kelompok relatif
kecil
18
Walaupun terdapat banyak kelebihan, gaya kepemimpinan ini juga
memiliki beberapa kelemahan :
✓ Kerancuan kepemimpinan
Jika kewenangan yang diberikan ke anggota kelompok terlalu
besar, dapat menimbulkan ketidakseimbangan kewenangan
dalam kelompok
✓ Kesenjangan struktur
Pemimpin dihadapkan pada dilema antara keseimbangan yang
tepat antara mempunyai struktur yang ketat atau tanpa
struktur untuk menjamin keberhasilan pencapaian tujuan
✓ Kesenjangan dukungan
Dalam gaya kepemimpinan ini mungkin saja terdapat anggota
kelompok yang tidak mendapatkan dukungan yang cukup
untuk melakukan tugasnya. Ini adalah tantangan pemimpin
untuk menjamin adanya dukungan pada seluruh anggota
kelompok
✓ Tidak untuk anggota kelompok dengan kompetensi kurang
Untuk dapat berhasil, setiap anggota kelompok harus
mempunyai kompetensi yang tinggi dan merata. Jika terdapat
beberapa anggota kelompok dengan kompetensi kurang, maka
akan sulit untuk menjalankan gaya kepemimpinan ini
19
Dengan segala keunggulan dan kekurangannya seperti tersebut di
atas, gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan secara efektif pada
beberapa kategori kelompok atau organisasi, seperti :
✓ Organisasi teknologi
Seperti pada pengembangan gadget yang dibentuk beberapa
tim pengembangan yang bersifat otonom
✓ Kuliner
Seperti adanya tim kuliner yang dikoordinasikan oleh seorang
chef yang mempunyai kewenangan otonom yang diberikan oleh
pemimpin restoran
✓ Entertainment
Organisasi produksi film yang mempunyai beberapa tim produksi
untuk memproduksi film yang berbeda beda yang masing
masing mempunyai kekuasaan otonom yang diberikan pimpinan
organisasi tersebut
Jika dibandingkan dengan gaya kepemimpinan otokratis, gaya
kepemimpinan delegatif ini memang berbeda secara total. Pemimpin
dengan gaya kepemimpinan otokratis akan sangat kesulitan jika harus
menerapkan gaya kepemimpinan ini. Bahkan untuk pemimpin dengan
gaya kepemimpinan demokartis sekalipun, perlu melakukan banyak
penyesuaian untuk menerapkannya. Antara lain hal ini disebabkan
pemimpin harus “rela” untuk melepaskan kewenangannya dalam setiap
pengambilan keputusan, yang mana ini adalah salah satu ciri utama dari
gaya kepemimpinan demokratis, apalagi untuk gaya kepemimpinan
otokratis.
20
Nah, setelah memahami mengenai berbagai gaya kepemimpinan
yang utama dan juga karakter dari individu pemimpin untuk masing
masing gaya kepemimpinan itu, barulah kita dapat menilai kira kira bos
kita tadi termasuk di kategori yang mana. Jangan jangan, hanya karena
sedikit pemarah saja, bos kita yang sebenarnya menganut gaya
kepemimpinan demokratis atau bahkan delegatif itu, kita sebut sebagai
bos yang otoriter. Jadinya kita salah mengantisipasi setiap langkah dan
kebijakan bos kita tersebut karena pandangan yang salah tadi
Akan tetapi jika kita benar yakin melalui pengamatan dan analisa
yang mendalam menggunakan informasi mengenai gaya kepemimpinan
tadi, bahwa bos kita memang memiliki karakter karakter yang mengarah
pada gaya kepemimpinan otokratis, barulah kita boleh menduganya
demikian. Tentunya sebagai anggota kelompok hal yang bisa kita lakukan
adalah bagaimana mengantisipasi gaya kepemimpinan bos kita yang
otokratis tersebut tetap dapat mendukung peran kita dalam terlibat
dalam pencapaian tujuan kelompok/organisasi yang telah ditetapkan.
Tentunya dengan tetap dalam kondisi yang membuat kita dan anggota tim
lain tetap merasa cukup nyaman dan bekerja efektif dan efisien dalam
kesatuan kelompok atau organisasi tersebut.
Dan untuk mencapai tujuan tersebut kita perlu untuk
mengeksplorasi lebih dalam lagi mengenai mengenai gaya kepemimpinan
otokratis yang sebelumnya secara prinsip sudah kita bahas. Untuk itu,
jangan lewatkan pembahasan pada chapter chapter selanjutnya dalam
buku ini
Foto oleh Pixabay dari Pexels
2. GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS
Nah, dari pembahasan sebelumnya mengenai gaya kepemimpinan
Otokratis, tentunya kita sudah cukup jelas bahwa gaya kepemimpinan ini
tidak identik hanya dengan penampilan bos yang galak, mau menangnya
sendiri, tidak mau mendengar saran dari anggota tim, dan sederet
tindakan bos lainnya yang secara umum dianggap mempunyai pengertian
yang negatif. Gaya kepemimpinan ini jauh lebih luas pengertian dan
implementasinya daripada sekedar hal hal tersebut. Bahkan dalam
beberapa keadaan, gaya kepemimpinan ini dapat memberikan hasil yang
paling efektif dalam pencapaian tujuan kelompok atau organisasi
dibandingkan gaya kepemimpinan lainnya. Tentunya syarat dan ketentuan
berlaku ☺
21
www.freepik.com
22
Seperti telah dibahas sebelumnya, gaya kepemipinan ini memiliki
beberapa ciri utama seperti :
✓ Visi pemimpin adalah terbaik untuk kelompok atau organisasi. Tidak
ada visi anggota kelompok
✓ Pemimpin mengambarkan visi, tujuan, dan tugas secara detail. Disini
tidak ada toleransi untuk penyimpangan
✓ Pemimpin memberikan instruksi yang jelas mengenai apa yang ingin
dicapai, kapan untuk dilakukan, dan bagaimana untuk melakukannya
✓ Pemimpin berorientasi hasil dan tugas
✓ Pemimpin mengontrol semua keputusan dan tidak bisa dibantah
✓ Pemimpin membuat keputusan berdasarkan ide dan penilaiannya
sendiri
✓ Pemimpin hanya sedikit menerima saran dan inisiatif dari anggota
kelompok
✓ Pemimpin mengawasi secara ketat anggota kelompoknya dan
menggunakan kekuatan/power seperti sangsi dan hukuman untuk
memastikan ketaatan pada tujuan yang telah ditetapkan
Merujuk pada karakteristik tersebut, secara singkat gaya
kepemimpinan otokratis ini dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang menempatkan seorang pemimpin mengontrol semua
keputusan dan hanya sedikit gagasan datang dari anggota kelompok
gambarkeren.pro
23
Dengan gaya kepemimpinan yang sentralistik seperti ini, diharapkan
akan diperoleh keuntungan sebagai berikut :
✓ Pengambilan keputusan dapat lebih cepat
Hal ini disebabkan pengambilan keputusan dilakukan oleh
individu pemimpin tanpa melibatkan saran anggota tim,
sehingga tidak memerlukan proses yang panjang
✓ Visi yang jelas untuk semua anggota kelompok
Dengan adanya hanya visi pemimpin yang disampaikan secara
detail dan jelas, maka semua anggota kelompok atau organisasi
dapat mempunyai 1 visi yang sama untuk mencapai tujuan
✓ Semua anggota kelompok mengetahui apa yang diharapkan dari
mereka
Karena pemimpin telah mendefinisikan tugas pada semua
anggota kelompok dan kemudian menyampaikan secara jelas
kepada mereka, maka semua anggota kelompok sangat jelas apa
yang diharapkan oleh pemimpin ke masing masing anggota
kelompok tadi
✓ Pemimpin cenderung mempunyai power dan pendirian yang kuat
dalam negoisasi, karena pemimpin relatif mengetahui segala hal
terkait dengan kelompok atau organisasi tersebut
Walaupun mempunyai cukup banyak keuntungan seperti tersebut
diatas, karena sifat kepemipinannya yang sangat terpusat pada individu
pemimpin maka terdapat pula kekurangan gaya kepemimpinan yang
umumnya terkait dengan hal tersebut, yaitu :
-
✓ Menimbukan demotivasi pada anggota kelompok, terutama jika
anggota kelompok mempunyai keahlian dan pengalaman yang baik
sehingga sebenarnya dapat berkontribusi dalam pengambilan
keputusan
✓ Ketergantungan tinggi pada pemimpin, karena semua keputusan
harus diambil oleh pemimpin dan ketidakhadirannya pada suatu
waktu dapat menganggu proses pengambilan keputusan tersebut
✓ Kurangnya rasa memiliki dari anggota kelompok terhadap kelompok
atau organisasi tersebut, karena mereka tidak merasa mempunyai
kontribusi terhadap perkembangan kelompok atau organisasi dan
hanya sekedar menjalankan perintah saja
✓ Kurangnya rasa percaya (trust), karena gaya kepemimpinan ini tidak
meletakkan kepercayaan sebagai prioritas dalam hubungan
kerjasama, dan interaksi tidak untuk mempertahankan hubungan
jangka panjang. Hal ini akan menurunkan moral kerja dan mempunyai
dampak yang merugikan pada keterikatan antar anggota kelompok
24
www.freepik.com
Adanya beberapa kekurangan yang cukup signifikan ini secara
langsung mempengaruhi efektifitas pengelolaan kelompok atau organisasi
ini, gaya manajemen otokratis saat ini memang cenderung berjalan efektif
hanya untuk beberapa bidang kelompok dan organisasi yang
mensyaratkan :
✓ Pengambilan keputusan yang cepat
✓ Kontrol atas tenggat waktu (dateline) yang sangat ketat
✓ Situasi krisis
Dengan karakteristik seperti di atas, terdapat beberapa organisasi
atau situasi yang akan sangat efektif jika menerapkan gaya kepemimpinan
ini seperti :
✓ Konstruksi
✓ Manufaktur
✓ Kesehatan / Rumah Sakit
✓ Situasi perubahan atau krisis
25
www.freepik.com
26
Dan pada organisasi atau kelompok seperti tersebut di atas, untuk
meminimalisir dampak negatif dari gaya kepemimpinan otokratis,
terdapat beberapa kondisi yang diperlukan agar proses pencapaian tujuan
dapat berjalan secara efektif, seperti pemimpin perlu melakukan :
✓ Aktif mendengar
Walaupun keputusan tetap diambil dari ide dan gagasan pemimpin,
pemimpin tetap perlu untuk lebih aktif mendengar pendapat anggota
kelompoknya. Terlepas seberapa banyak hal tersebut di akomodasi oleh
pemimpin, tapi upaya ini dapat lebih meningkatkan rasa keterikatan
anggota kelompok dengan pemimpinnya
✓ Memperjelas komunikasI
Meskipun semua perintah dan aturan datang dari pemimpin, agar
dipastikan anggota kelompok mendapatkan informasinya secara tepat dan
tidak bias
✓ Selalu respek
Respek terhadap anggota kelompok harus selalu dilakukan, dan dilakukan
secara berimbang agar tidak ada anggota kelompok yang merasa
diperlakukan berbeda dengan yang lainnya
✓ Adil
Pemimpin harus memperlakukan semua anggota kelompok secara adil,
dan semua kebijakan berlaku sama untuk semua anggota kelompok
Dengan melakukan semua hal tersebut di atas, diharapkan efektivitas
penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini dapat dioptimalkan dengan
dampak negatif yang minimal, sehingga tujuan kelompok atau organisasi
sesuai yang diarahkan oleh individu pemimpin dapat tercapai dengan
baik.
27
Dengan melakukan semua hal tersebut di atas, diharapkan
efektivitas penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini dapat
dioptimalkan dengan dampak negatif yang minimal, sehingga tujuan
kelompok atau organisasi sesuai yang diarahkan oleh individu pemimpin
dapat tercapai dengan baik.
Walaupun demikian, untuk jenis kelompok dan organisasi lain di
luar konstruksi, manufaktur, kesehatan, dan yang sedang dalam situasi
krisis, akan lebih baik untuk menerapkan gaya kepemimpinan lain,
khususnya gaya kepemimpinan demokratis yang menitikberatkan
partisipasi dari seluruh anggota kelompok. Apalagi pada era digitalisasi
seperti saat ini dimana informasi dapat terdistribusi secara luas, cepat,
dan terbuka, sehingga informasi tidak lagi didominasi oleh individu
pemimpin saja. Adanya distribusi informasi dan pengetahuan ini
kemudian menimbulkan harapan dari anggota kelompok dan organisasi
untuk lebih didengar dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Khususnya hal ini terjadi pada sektor publik seperti organisasi politik dan
pemerintahan, organisasi sosial dan kemasyarakatan, organisasi
pendidikan, dan lain sebagainya
Dalam intensitas yang lebih kecil, perkembangan inipun juga mulai
banyak diterapkan pada organisasi bisnis. Apalagi dalam situasi
persaingan bisnis yang semakin lama semakin ketat, termasuk dengan
sedang terjadinya pergeseran bisnis dari format bisnis konvensional
(offline) menuju format bisnis digital (online). Hal ini menyebabkan inovasi
dan kreatifitas menjadi kunci penentu memenangkan persaingan, hal
mana yang hanya akan secara efektif didapatkan dengan gaya
kepemimpinan yang demokratis.
28
Walaupun demikian, saat ini masih banyak kelompok atau
organisasi bisnis yang masih menerapkan gaya kepemimpinan yang
otokratis terlebih lagi jika kepemilikannya dipegang oleh satu orang yang
juga berfungsi sebagai pemimpin. Dalam kondisi seperti ini, terdapat
kecenderungan penerapan gaya kepemimpinan ini. Tapi apakah dalam
situasi ini, selalu akan berdampak negatif bagi organisasi dan anggota nya,
atau ada prasyarat prasyarat tertentu yang masih dapat menjamin
keberhasilan pencapaian tujuannya?
kita melihat kembali pada karakteristik gaya kepemimpinan
otokratis, terdapat hal hal prinsip yang harus ada untuk menjadikan gaya
kepemimpinan ini disebut otokratis :
✓ Hanya ada visi pemimpin
✓ Visi disampaikan secara detail
✓ Arahan diberikan secara jelas kepada semua anggota kelompok
✓ Semua keputusan diambil oleh individu pemimpin
Selain hal hal tersebut, untuk lebih memastikan keefektifannya
sekaligus mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, seorang
pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokratis juga diharapkan
mempunyai karakter karakter sebagai berikut :
✓ Aktif mendengar
✓ Memperjelas komunikasi
✓ Selalu respek
✓ Adil
Dengan kombinasi karakter seperti inilah diharapkan gaya
kepemimpinan tetap dapat efektif diterapkan pada bidang bidang yang
secara “alami’ memang sudah sejalan dengan gaya kepeminpinan ini,
dan masih cukup efektif jika diterapkan pada kelompok atau organisasi
di luar itu. Termasuk juga, dalam batas batas tertentu, pada organisasi
bisnis. Kalimat “dalam batas batas tertentu” tersebut bermakna bahwa
dengan situasi persaingan bisnis yang semakin meningkat pada era
digital seperti telah dijelaskan sebelumnya, gaya kepemimpinan
otokratis sebenarnya sudah kurang tepat lagi diterapkan secara mutlak
Pertanyaanya adalah mengapa gaya kepeminpinan otokratis yang
masih banyak diterapkan di organisasi bisnis saat ini, secara umum
dipandang secara negatif dan lebih terlihat berbagai kelemahan
dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya ? Mengapa kebanyakan
anggota organisasi bisnis cenderung menganggap gaya manajemen ini
menjadi “public enemy” alias musuh bersama
29
www.freepik.com
30
Masalahnya sepertinya tidak terletak pada gaya kepemimpinan
otokratis itu sendiri, karena terbukti gaya kepemimpinan ini masih dapat
berjalan efektif di beberapa jenis organisasi bisnis, khususnya pada
organisasi bisnis yang secara “alami” memerlukan gaya kepemimpinan ini.
Lantas di mana letak permasalahan yang sebenarnya?
Mungkin kita bisa pergunakan satu logika sederhana saja. Jika suatu
sistem dapat berjalan dengan baik pada satu lingkungan dan situasi, akan
tetapi tidak dapat berjalan baik pada lingkungan dan situasi yang lain,
maka terdapat beberapa kemungkinan penyebabnya :
1. Jika orang yang menjalankan sistem dalam 2 lingkungan berbeda
tersebut adalah orang yang berbeda, masalahnya terletak pada
orang yang menjalankan sistem tersebut
2. Jika orang yang menjalankan sistem dalam 2 lingkungan berbeda
tersebut adalah orang yang sama, masalahnya terdapat pada
lingkungan yang berbeda tersebut
Dari 2 kemungkinan tersebut di atas dengan menggunakan logika tersebut
di atas, jika dikaitkan dengan penerapan gaya kepemimpinan otokratis,
maka tumbuhnya persepsi secara umum bahwa gaya kepemimpinan ini
jauh lebih banyak kekurangan daripada kelebihannya ini, juga terdapat 2
kemungkinan :
31
1. Terdapat organisasi bisnis yang tepat untuk diterapkan gaya
kepemimpinan otokratis tapi ada juga organisasi yang tidak tepat
untuk diterapkan
Untuk kemungkinan pertama ini, mungkin dasar logikanya relatif lemah.
Karena sebelum gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan
delegatif berkembang, sebagian besar organisasi bisnis juga menerapkan
gaya kepemimpinan otokratis dan terbukti banyak organisasi bisnis yang
dapat berkembang baik dalam kurun waktu yang sangat lama. Ini berarti
gaya kepemimpinan ini seharusnya saat ini juga masih diterapkan pada
banyak organisasi bisnis, walaupun efektifitasnya sudah mengalami
penurunan dibandingkan masa masa sebelumnya
2. Permasalahan terletak pada individu yang menjalankan, apakah
dapat menjalankan sesuai secara benar sesuai dengan konsep gaya
kepemimpinan otokratis dan ada yang tidak dapat menjalankannya
secara benar
Kemungkinan kedua ini relatif lebih kuat dasar logikanya. Walaupun
menerapkan konsep gaya kepemimpinan yang sama, antara seorang
individu pemimpin dengan individu pemimpin lainnya sangat mungkin
terdapat perbedaan dalam menerapkannya. Ada yang dapat
menerapkannya sesuai dengan konsep yang benar, dan ada pula yang
menerapkannya berbeda cukup jauh dari konsep gaya kepemimpinan
otokratis. Perbedaan inilah yang kemudian menghasilkan dampak yang
berbeda, termasuk pula dampak yang dirasakan anggota organisasi bisnis
(karyawan)
31
31
Berdasarkan logika tersebut di atas, maka kemungkinan terbesar
terjadinya penyimpangan pelaksanaan konsep gaya kepemimpinan
otokratis terdapat pada masing masing individu pemimpin yang
menjalankan gaya kepemimpinan ini. Untuk lebih memahami hal ini,
berikut contoh penerapan gaya kepemimpinan otokratis oleh 2 orang
individu pemimpin jika mengacu pada karakteristik gaya kepemimpinan
ini. Untuk lebih memperjelas pemahaman, perbandingan ini akan dibuat
cukup ekstrem di antara 2 pemimpin tersebut.
Sebutlah saja ke dua pimpinan di kedua organisasi tersebut bernama A
dan B.
32
q
www.freepik.com
33
3
Pemimpin A
✓ Visi pemimpin dibangun atas dasar kompetensi dan keahlian
pemimpin yang menyeluruh mengenai semua hal dalam aktivitas
organisasi bisnis. Hal ini membuat visi yang dibangun tersebut selalu
berdasarkan pada realita dan lebih bersifat permanen sehingga tidak
mudah berubah ketika menghadapi situasi yang diluar perkiraan
✓ Visi pemimpin disampaikan secara detail kepada semua anggota
organisasi dengan berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk
harapan yang diinginkan terhadap mereka sesuai dengan tingkat dan
bidang tugas masing masing
✓ Arahan tugas dan kewajiban untuk semua anggota organisasi bisnis
disampaikan secara langsung ke masing masing anggota (secara
sendiri sendiri atau perkelompok), dan diberikan secara jelas dan
terperinci, sehingga masing masing anggota kelompok tahu secara
pasti apa yang diharapkan dari mereka
✓ Walaupun semua keputusan diambil oleh individu pemimpin, tapi
pemimpin masih mau mendengarkan gagasan dan ide yang
disampaikan anggota organisasi. Pemimpin tidak secara nyata
menolak atau mematahkannya jika dianggap tidak sesuai, walaupun
bisa jadi gagasan dan ide tersebut tidak akan menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan
34
3
✓ Pemimpin menunjukkan respek terhadap anggota organisasi bisnis
termasuk ketika mereka sedang menyampaikan ide dan gagasannya
✓ Pemimpin mempunyai kontrol emosi yang baik, sehingga
kekuasaannya yang terpusat tidak menjadikannya bertindak yang
dapat dianggap memberikan tekanan (pressure) yang kurang tepat
dan proporsional untuk anggota organisasi bisnis nya
www.freepik.com
35
5
Pemimpin B :
✓ Pemimpin kurang mempunyai kompetensi yang menyeluruh terhadap
semua aktivitas organisasi bisnis. Sebagai akibatnya, visi yang
dibangun lebih didominasi oleh aktivitas aktivitas yang dikuasai
pemimpin saja, sedangkan hal hal yang kurang dikuasai cenderung
kurang terakomodasi. Hal ini menyebabkan visi menjadi kurang kuat,
dan ada kecenderungan berubah ubah tergantung dengan perubahan
keadaan atau justru karena pertimbangan pribadi (judgement) dari
pemimpin
✓ Pemimpin tidak menyampaikan visi secara detail dan jelas kepada
semua anggota organisasi. Visi hanya disampaikan sebagian dengan
asumsi bahwa lainnya harusnya dapat dipahami sendiri oleh anggota
organisasi. Atau kalaupun disampaikan secara detail, hanya
disampaikan ke sebagian anggota organisasi saja, terutama untuk hal
hal yang ia kuasai
✓ Penyampaian arahan tugas dan kewajiban kepada seluruh anggota
organisasi kurang disampaikan secara jelas dan terperinci, sehingga
terdapat anggota organisasi yang kurang mengetahui mengenai apa
yang diharapkan dari dirinya. Kalaupun dilakukan secara jelas dan
detail, hanya dilakukan secara parsial pada sebagian kelompok
anggota organisasinya saja
✓ Pemimpin relatif kurang menjalin komunikasi dengan anggota
kelompoknya, dan kurang bisa mendengar gagasan dan ide dari
anggota kelompoknya. Kalaupun hal tersebut dilakukan, pemimpin
cenderung untuk mengabaikannya secara langsung
✓ Pemimpin kurang respek terhadap anggota organisasi, termasuk
ketika anggota organisasi tersebut sedang mengajukan gagasan atau
ide nya kepada pemimpin tersebut
✓ Kontrol emosi pemimpin kurang baik, sehingga tekanan (pressure)
terhadap anggota kelompok cukup tinggi. Kadang bertindak kurang
proporsional karena dorongan kekuasaan yang relatif tak terbatas itu.
35
5
www.freepik.com
37
7
Dari cara 2 orang pemimpin tadi menerapkan gaya kepemimpinan
otokratis dengan jalan yang sangat berbeda ini, tentunya dampak yang
timbul akan sangat berbeda.
1. Pemimpin A
✓ Walaupun gagasan dan ide dari anggota organisasi sebagian besar
tetap tidak terakomodasi dalam pengambilan keputusan, akan tetapi
dengan visi detail dan sangat terarah membuat ada kepercayaan
anggota organisasi terhadap visi yang disampaikan. Selanjutnya hal ini
akan menumbuhkan rasa keyakinan untuk dapat menjalankan setiap
tugas yang mengacu pada visi tersebut
✓ Tugas dan kewajiban yang disampaikan secara jelas, menjadikan
semua anggota kelompok dapat menjalankan tugas sesuai dengan
yang diharapkan tanpa adanya kesalahpahaman dalam
menjalankannya. Ini tentunya akan sangat mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan dan juga tingkat stress anggota kelompok
✓ Sikap respek dan juga menjaga komunikasi dari individu pemimpin
terutama dalam proses penyampaian gagasan dan ide, dapat
mengurangi sikap demotivasi dan ketidakpercayaan anggota
organisasi sebagai akibat pengambilan keputusan yang terpusat pada
pemimpin
✓ Kontrol emosi yang baik dari pemimpin juga dapat mengurangi
ketegangan (stressfull) dari anggota organisasi dan juga rasa
demotivasi dalam menjalankan tugas dibawah gaya kepemimpinan
otokratis
✓ Pada akhirnya, walaupun mungkin tidak sepenuhnya, anggota
organisasi masih dapat menerima gaya kepemimpinan otokratis ini
dan fokus menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya
38
7
2. Pemimpin B
✓ Visi yang kurang jelas dan komprehensif akan mengurangi rasa
kepercayaan anggota organisasi terhadap tujuan yang ditetapkan oleh
pemimpin. Apalagi visi ini cenderung berubah ubah berdasarkan
situasi, yang akan makin meningkatkan tingkat demotivasi anggota
organisasi bisnis tersebut
✓ Kekurangjelasan mengenai detail tugas yang harus dikerjakan oleh
anggota organisasi bisnis tersebut yang diberikan oleh pemimpin,
akan meningkatkan tingkat tekanan (pressure) karena sangat mungkin
terjadi kesalahpahaman yang dapat berakibat negatif terhadap
anggota organisasi seperti adanya sangsi tertentu. Pada akhirnya ini
akan meningkatkan pula tingkat stress dan demotivasi dari anggota
organisasi
✓ Hampir tidak adanya keputusan yang diambil dengan setidaknya
mendengarkan gagasan dan ide dari anggota kelompok, dan juga
sikap kurang respek terhadap gagasan dan ide tersebut dari
pemimpin, juga berpengaruh pada meningkatnya rasa
ketidakpercayaan dan demotivasi dari anggota kelompok
✓ Kontrol emosi yang kurang baik dari individu pemimpin, akan semakin
memperparah tingkat stress, ketidakpercayaan, dan demotivasi pada
anggota organisasi yang sudah ada
39
7
✓ Pada akhirnya, penerapan gaya kepemimpinan otokratis oleh
pemimpin B yang relatif jauh “menyimpang” dari konsep yang
sebenarnya, hanya akan membentuk anggota organisasi dengan
tingkat stress, rasa tidak percaya (untrust), dan tingkat demotivasi
yang tinggi. Pada kondisi ini, anggota organisasi cenderung akan
hanya “sekedar’ menjalankan tugas yang diberikan padanya tanpa
dorongan yang tinggi untuk memberikan hasil yang baik
Dari pembahasan di atas kita mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai perbedaan dampak dari 2 cara penerapan gaya kepemimpinan
otokratis yang berbeda.
Dan ketika kita menilai bos kita yang memang menerapkan gaya
kepemimpinan otokratis pun, untuk dapat menilai apakah bos kita
tersebut menjalankan gaya kepemimpinan ini secara “obyektif” atau
“subyektif”, kita dapat mengacu pada konsep dari gaya kepemimpinan
otokratis dan bagaimana bos kita menjalankannya.
Jika bos kita menjalankannya masih sesuai dengan konsep dan rule
yang berlaku untuk gaya kepemimpinan ini, mungkin kita masih belum
bisa langsung mengatakan bos kita tersebut otoriter. Bisa jadi bos kita
tersebut sebenarnya lebih cenderung ke gaya kepeminpinan demokratis,
akan tetapi karena jenis bisnis dan situasi bisnis mengharuskannya untuk
menerapkan gaya kepemimpinan otokratis, hal itulah yang akhirnya
diterapkannya. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana dia bertindak dalam
gaya kepemimpinan ini. Jika dia melakukan hal hal untuk mengurangi
dampak negatif dari penerapan gaya kepemimpinan otokratis, seperti :
40
7
✓ Aktif mendengar
✓ Memperjelas komunikasi
✓ Selalu respek
✓ Adil
Maka sangat mungkin bahwa bos kita tersebut bukanlah seorang otoriter.
Ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi :
1. Bisa jadi dia memang “dipaksa” harus menjadi seorang otokratis
karena tuntutan organisasi, atau ada kelemahan kelemahan
organisasi seperti kelemahan kompetensi anggota organisasi, yang
harus diantisipasi dengan gaya kepemimpinan ini.
2. Dan walaupun misalnya tidak ada tuntutan organisasi atau situasi
yang memaksa bos kita untuk menerapkan gaya kepemimpinan
otokratis, akan tetapi tetap gaya kepemimpinan yang diterapkan
adalah gaya kepemimpinan ini, tidak pula lantas kita bisa sebut bos
kita tersebut otoriter. Bisa jadi dia memang karakternya mengarah
pada gaya kepemimpinan otokratis, sehingga walaupun bukan
sesuatu yang harus dilakukan, kepemimpinannya banyak
menerapkan konsep konsep kepemimpinan ini. Akan tetapi karena
menyadari bahwa gaya kepemimpinannya memiiki beberapa
kelemahan yang juga berdampak pada anggota organisasinya, maka
dia melakukan hal hal untuk dapat mengurangi dampak negatif ini.
Dalam hal ini dia lebih tepat disebut sebagai seorang yang otokratis
daripada seorang yang otoriter
41
3. Jika seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan
otokratis dalam organisasi atau situasi yang memang
mengharuskannya menjalankannya gaya kepemimpinan ini, akan
tetapi dalam penerapannya banyak “menyimpang” dari konsep
konsep gaya kepemimpinan otokratis (seperti contoh pemimpin B)
serta tidak ada upaya untuk mengurangi dampak negatifnya kepada
anggota organisasi, maka ada kemungkinan memang dia adalah
seorang otoriter. Sikap otoriter ini bisa jadi terjadi sebagai sesuatu
yang “tidak direncanakan”. Seorang pemimpin yang pada awalnya
diharuskan bertindak dengan gaya kepemimpinan otokratis, lama
kelamaan karena sudah terbiasa menjalankan gaya kepemimpinan ini
dimana kekuasaan terpusat pada dirinya, pada akhirnya terjadi
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) berupa penyimpangan
dari konsep konsep gaya kepemimpinan otokratis seperti
penyimpangan yang dilakukan pemimpin B. Penyimpangan inilah
yang kemudian menjadikannya seorang otoriter
4. Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratis
dalam organisasi yang sebenarnya tidak memerlukan gaya
kepemimpinan ini dan menerapkan gaya kepemimpinan ini sesuai
dengan konsep konsepnya, serta berusaha untuk meminimalisir
dampak negatifnya, sangat mungkin hanya akan menjadi pemimpin
yang otokratis dan tidak akan menjadi pemimpin yang otoriter.
Penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini bisa jadi karena :
- Karakter yang bersangkutan cenderung ke arah otokratis, sehingga
cenderung menerapkan gaya kepemimpinan otokratis
42
✓ Mempunyai pendapat subyektif bahwa gaya kepemimpinan yang
tepat diterapkan adalah gaya kepemimpinan otokratis, walaupun
kondisi obyektif sebenarnya tidak demikian
5. Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratis
walaupun organisasi tersebut tidak memerlukan gaya kepemimpinan
ini, dan tidak menjalankannya sesuai konsep konsep gaya
kepemimpinan ini secara benar. Kepemimpinan otoriter ini
cenderung terjadi secara sengaja karena penyimpangan ini pun relatif
terjadi secara sengaja dilakukannya dan terjadi sejak awal bukan
karena terjadi setelah berjalannya waktu karena factor
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Ini terjadi lebih karena
karakter dan perilaku dari pemimpin yang memang dekat dengan
sifat otoriter yang didukung dengan adanya kesempatan untuk
memegang kekuasaan terpusat pada suatu organisasi. Pemimpin
seperti inilah yang cenderung untuk menjadi pemimpin yang sering
disebut sebagai bos yang otoriter oleh anggota kelompok atau
organisasinya
Dari kelima tipe pemimpin yang bergaya kepemimpinan otokratis
tersebut, timbul pertanyaan. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan
pemimpin otokratis dan pemimpin otoriter itu sih? Apa perbedaan dan
juga dampaknya pada masing masig anggota kelompok atau
organisasinya? Serta bagaimana pula mereka mengantisipasinya?
Semuanya akan dijawab pada pembahasan pada chapter berikutnya
43
3. OTOKRATIS ATAU OTORITER ?
Dari pembahasan pada chapter sebelumnya, kita sudah mengetahui
bahwa gaya kepemimpinan otokratis, walaupun memusatkan kekuasaan
dan pengambilan keputusan pada seorang pemimpin, tidak selalu akan
menjadikan seorang pemimpin tersebut menjadi seorang yang umum
disebut sebagai otoriter itu. Telah dijelaskan pula bagaimana perbedaan
penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini yang menjadikan pemimpin
dalam 2 tipe pemimpin, yaitu pemimpin otokratis dan pemimpin yang
otoriter.
Walaupun secara gramatikal terlihat hampir sama, sebenarnya
terdapat perbedaan yang sangat signifikan diantara keduanya, yaitu :
www.freepik.com
44
1. Penerapan konsep Gaya Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin otokratis cenderung menerapkan konsep konsep gaya
kepemimpinan otokratis secara benar dan masih berupaya untuk
mengurangi dampak negatif terhadap anggota kelompoknya.
Sebaliknya pada pemimpin otoriter, cenderung mengabaikan
penerapan konsep konsep gaya kepemimpinan otokratis secara
benar juga tidak ada upaya serius untuk mengurangi dampak
negatif penerapannya terhadap anggota kelompoknya
2. Arahan dari Pemimpin
Pemimpin otokratis mengarahkan anggota kelompoknya dengan
contoh dan menginspirasikan kemajuan menuju pada tujuan
bersama. Pemimpin ini biasa mengatakan “Come with me” atau
“mari bersama saya”
Pemimpin otoriter, mengandalkan pada perintah dan
memerintahkan kesesuaian tanpa pertanyaan. Pemimpin ini biasa
mengatakan “Do what I tell you” atau “Lakukan apa yang saya
katakan kepadamu”
3. Arti Sukses
Pemimpin otokratis memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang
perlu dibagi oleh tim. Ini berarti bahwa kesuksesan adalah sesuatu
yang dihasilkan dari kerja bersama dan anggota tim juga perlu
untuk merasakannya
Pemimpin otoriter memandang kesuksesan sebagai sebuah
bendungan bagi diri pemimpin itu sendiri. Ini berarti bahwa
kesuksesan itu dipandang sebagai hasil dari usaha pemimpin dan
bukan sesuatu hal yang perlu dibagikan
https://id.openrice.com
45
Dari perbedaan di atas, kita baru bisa benar benar mengidentifikasikan
bos kita, apakah hanya “sekedar” otokratik atau memang benar benar
otoriter. Dan jika dari pengidentifikasian ini ternyata bos kita benar benar
seorang otoriter, barulah kita dapat menyusun langkah langkah lebih
lanjut untuk mengantisipasinya.
Tapi sebelum kita bergerak lebih jauh untuk langkah langkah
antisipasi tersebut, ada baiknya kita perlu mengetahui dulu beberapa
contoh penerapan gaya kepemimpinan otoriter ini. Walaupun secara
umum pada penerapannya, gaya kepemimpinan otoriter ini kebanyakan
dilakukan dengan cara intimidasi.
Pada tipe pemimpin otoriter ini, pemimpin mempunyai aggapan
bahwa cara untuk dapat menggerakkan orang untuk melakukan tindakan
yang diinginkan adalah melalui pemaksaan dan intimidasi. Tipe pemimpin
ini memimpin anggota kelompok atau organisasinya dengan
menggunakan standar yang tinggi, walau seringkali standar yang
ditetapkan adalah berdasarkan opini dan pemikiriannya sendiri, yang bisa
jadi tidak sesuai dengan pendapat yang berlaku umum pada kelompok
atau organisasi lainnya.
Tipe pemimpin otoriter ini bisa dibilang adalah tipe pemimpin otoriter
yang paling utama dan boleh dibilang yang paling sering terjadi dalam
kepemimpinan otoriter
46
Ciri ciri yang biasa terdapat pada tipe pemimpin otoriter seperti ini
biasanya adalah :
1. Memiliki ego yang tinggi
✓ Pemimpin dengan sifat seperti ini cenderung untuk selalu
menganggap bahwa pendapatnya adalah yang benar, dan
mengganggap pendapat orang lain itu salah setidaknya tidak sebaik
pendapatnya. Akibatnya, pemimpin ini sangat sulit untuk menerima
saran dari orang lain, apalagi jika datang dari anggota kelompok atau
organisasinya. Di dalam kelompok atau organisasinya, dia hanya
menggunakan pendapatnya saja tanpa sama sekali menggunakan
saran lain walaupun hanya sedikit
✓ Pemimpin dengan ego yang tinggi ini juga selalu menginginkan
mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, tanpa memperdulikan
keuntungan orang lain. Bahkan cenderung tidak perduli jika
keuntungannya tersebut didapat dengan merugikan orang lai
✓ Sifat ego ini juga cenderung untuk melemparkan setiap masalah dan
kesalahan kepada orang lain, dan sama sekali tidak mau untuk
dipersalahkan walaupun sebenarnya dia juga mempunyai andil dalam
masalah dan kesalahan tersebut. Misalnya karena tidak diberikannya
arahan yang jelas dan benar kepada anggota kelompok atau
organisasinya
✓ Karenanya, pemimpin ini cenderung untuk tidak menghargai hasil
kerja orang lain, karena yang dilihatnya pada orang lain hanyalah
kesalahannya saja
47
2. Tidak atau kurang percaya terhadap anggota kelompok nya
✓ Ciri utama lainnya dari pemimpin otoriter tipe ini adalah tidak percaya
pada anggota kelompok/organisasinya. Kalaupun ada, hanya sedikit
sekali. Hal ini antara lain didasari karena merasa bahwa hanya dirilah
yang tahu mengenai organisasi dan bagaimana organisasi tersebut
harus dijalankan. Karenanya, anggota organisasi cukup hanya
menjalankan keputusan, dan pemimpin tidak merasa perlu memiliki
kepercayaan terhadap terhadap mereka.
✓ Dan ketika ini sudah menjadi pola dan masuk ke alam bawah sadar
pemimpin, maka hal ini akan terbawa tidak saja pada
ketidakpercayaan terhadap pendapat anggota organisasi saja, akan
tetapi juga pada rasa tidak percaya bahwa mereka dapat bekerja
dengan baik. Oleh karenanya, perlu diberikan pengawasan yang ketat
dan disertai dengan pemaksaan dan bahkan ancaman agar mereka
dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin.
www.freepik.com
48
3. Sangat percaya pemaksaan adalah cara terbaik menggerakkan
orang
✓ Karena pemimpin otoriter selalu merasa dirinyalah yang benar dan
anggota organisasinya selalu salah, maka dia beranggapan bahwa
semua keputusannya harus dijalankan tanpa ada bantahan. Untuk
memastikan hal tersebut berlaku secara efektif, maka dia akan
memilih cara pemaksaan agar hal tersebut dapat dijalankan.
✓ Pemaksaan itu dilakukan dalam berbagai tingkatan dimulai dari
perintah sampai dengan ancaman agar anggota organisasi dapat
patuh sepenuhnya. Ancaman itu dilakukan dengan menggunakan
mekanisme hukuman (punishment) dari yang paling ringan sampai
dengan yang paling berat berdasarkan kesalahan yang dilakukan
anggota organisasi, atas dasar pertimbangan subyektif pemimpin
tersebut
✓ Karena keinginan agar semua keputusan tersebut dapat dijalankan,
dalam melakukan pemaksaan tersebut seringkali tidak
memperhatikan kepentingan dan perasaan anggota organisasinya.
Jika dipandang perlu dapat dilakukan tekanan (pressure) seperti
melalui intonasi suara, ekspresi wajah, sampai dengan gerak tubuh
yang semuanya mengarah pada ancaman agar melakukan sesuatu
Dalam prakteknya, sangat banyak variasi penerapan tipe kepemimpinan
otoriter intimidatif seperti tersebut di atas. Beberapa diantaranya,
berdasarkan praktek nyata yang terjadi pada organisasi bisnis, di
contohkan sebagai berikut :
49
1. Seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan manufaktur bernama
Rudi dengan latar belakang bidang Keuangan di beberapa
perusahaan sebelumnya, menerapkan gaya kepemimpinan otoriter
yang intimidatif
Secara bisnis, manufactur memang memerlukan kepemimpinan
otokratis pada Divisi produksi, akan tetapi untuk bagian lainnya seperti
Divisi sales dan marketing lebih tepat jika diterapkan gaya kepemimpian
demokratis. Akan tetapi Rudi menerapkan gaya kepemimpinan otoriter
pada semua Divisi dan ia terlibat pada setiap Divisi tidak hanya pada hal
hal yang bersifat strategic, akan tetapi juga hal yang bersifat implementasi
Di sisi lain, Rudi kurang menguasai bidang di luar Keuangan,
sehingga visi yang disampaikan ke semua divisi tidak komprehensif
walaupun Rudi merasa bahwa visi tersebut sudah cukup untuk dapat
mensinergikan semua Divisi dalam perusahaan. Pada kenyataannya,
semua Kepala Divisi dan jajarannya melihat visi yang disampaikan
tersebut belum dapat menjawab tantangan perusahaan yang saat itu
memerlukan koordinasi yang lebih baik dalam era persaingan pasar yang
semakin ketat dan perkembangan teknologi yang semakin cepat
Disisi lain, karena kompetensi Rudi diluar bidang Keuangan relatif
kurang memadai yang ditambah dengan keenggananya untuk bertanya
pada setiap Divisi, menyebabkan arahan yang diberikan ke Divisi dan sub
Divisi non Keuangan menjadi kurang detail dan jelas. Hal ini kemudian
menimbulkan kebingungan dalam setiap Divisi tersebut. Pada akhirnya,
setiap Divisi melakukan penafsiran dan intreprestasi masing masing
terhadap visi dan arahan kerja berdasarkan visi yang kurang jelas tadi
50
Hal ini kemudian diperparah lagi dengan arahan dan tugas yang
diberikan sering mengalami perubahan dan terkadang malah
bertentangan dengan arahan sebelumnya. Sebagai akibatnya, project dan
prioritas setiap divisi dan sub divisi pun juga berubah ubah mengikuti
arahan Rudi yang sering berubah tersebut.
Dampak dari hal ini sangat besar bagi perusahaan. Koordinasi antar
divisi yang sebelumnya sudah berjalan cukup baik yang dengan adanya
tantangan lingkungan bisnis yang berkembang memerlukan peningkatan
lebih baik lagi, karena keadaan ini malah menjadi lebih tersendat. Hal ini
disebabkan masing masing divisi lebih fokus pada masalah internal akibat
visi dan arahan yang kurang jelas dan mengalami banyak perubahan di
pertengahan jalan tersebut. Hal ini kemudian mendorong masing masing
divisi untuk agak mengabaikan beberapa hal terkait dengan koordinasi
antar divisi, karena dianggap kurang prioritas.
Tidak saja pada koordinasi antara divisi saja yang mengalami
hambatan, pada koordinasi antar sub divisi pada divisi yang sama pun juga
mengalami gangguan. Hal ini karena masing masing sub divisi juga
mengalami kebingungan akibat ketidakjelasan visi dan arahan dari X. Juga
karena banyaknya perubahan arahan dan prioritas di setiap sub divisi,
yang pada akhirnya mereka mengandalkan arahan kepala Divisi untuk
mencari solusi atas setiap permasalahan yang ada di sub divisi nya.
Padahal kepala divisi pun juga tidak secara jelas menangkap arahan X
akibat kekurangpahamannya pada permasalahan yang ada di setiap Divisi
51
Pada akhirnya hal tersebut menyebabkan performa kerja dari setiap
divisi mengalami penurunan, yang kemudian oleh Rudi hal ini dinilai
karena setiap Divisi tidak mengikuti visi dan arahan yang telah diberikan
sebelumnya. Solusi atas masalah ini kemudian diambil sendiri oleh Rudi
dengan sedikit melibatkan peran kepala divisi. Rudi menganggap setiap
divisi tidak berhasil menangkap dengan baik untuk visi dan arahan yang
telah diberikan.
Untuk memastikan bahwa visi dan arahannya ditangkap dengan
baik oleh setiap divisi, kemudian Rudi melakukan kembali sosialisasi visi
dan pemberian arahan ulang untuk tugas tugas divisi dan sub divisi. Rudi
juga melakukan pelatihan terkait dengan perencanaan pemecahan
masalah (problem solving) untuk level manajer ke atas, dengan anggapan
mereka belum mampu (capable) untuk melakukannya. Tentunya semua
dilakukan dengan tekanan (pressure) tinggi agar mereka kali ini dapat
menangkap apa yang diinginkan Rudi dengan baik
Pada kesempatan itu pula, Rudi menyampaikan ancamannya akan
adanya hukuman (punishment) yang akan diberikan jika hal yang dianggap
gagal tersebut terjadi kembali.
Semua hal tersebut di atas, pada akhirnya menimbulkan dampak
negatif yang sangat besar pada organisasi perusahaan secara
keseluruhan, seperti :
52
✓ Setiap anggota organisasi dalam berbagai level sibuk
menginteprestasi arahan dan perintah dari Rudi. Beban interprestasi
yang paling besar terdapat pada kepala sub divisi (kepala
departemen) karena harus menginterprestasi kerjanya sendiri dan tim
nya (Manager. Assistant Manager, Supervisor, dan staff). Untuk itu
Kepala Sub Divisi banyak berkonsultasi dengan Kepala Divisi yang
dianggap lebih banyak berinteraksi dengan Rudi. Akan tetapi karena
arahan dari X juga relatif kurang detail dan jelas, Kepala Divisi sendiri
juga tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai hal hal yang
perlu diketahui oleh para kepala sub divisi nya. Walaupun para kepala
divisi sudah menanyakannya langsung ke Rudi, tetap saja Rudi tidak
dapat memberikannya secara jelas. Sebagai akibatnya masing masing
kepala divisi berusaha menafsirkan sendiri visi dan arahan dari X ke
setiap kepala sub divisi untuk dijalankan. Karena hal ini, koordinasi
antar divisi tidak berjalan baik karena penafsiran setiap kepala divisi
banyak yang tidak sejalan satu sama lain sehingga sulit untuk dapat
tercapainya sebuah sinergi yang efektif
www.freepik.com
Set your life on
fire. Seek those
who fan your
flames
- Rumi
53
✓ Ancaman berupa sangsi dan hukuman dari Rudi ternyata benar benar
dijalankan pada anggota organisasi bisnis yang dianggap paling tidak
dapat mengikuti arahan Rudi. Selain untuk memberikan hukuman
pada yang bersangkutan, hal ini juga dilakukan untuk memberikan
shock therapy pada anggota organisasi lainnya agar dapat bekerja
benar sesuai dengan yang diinginkan oleh Rudi. Diterapkan berbagai
tingkatan hukuman sesuai “kesalahan” berdasarkan kriteria dari Rudi.
Dari berupa teguran lisan, teguran tertulis, bahkan ada sampai
dengan surat peringatan dan bahkan beberapa mengalami
pemberhentian kerja. Semua ini ditujukan untuk memberikan
“perhatian” semua anggota organisasi, baik yang sudah lama bekerja
dan terutama untuk yang relatif masih baru, agar dapat mengikuti
arahan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Rudi.Yang terjadi
bukannya sesuai yang diharapkan oleh Rudi, akan tetapi karena
suasana kerja sudah sangat tidak nyaman tersebut justru mendorong
banyak anggota organisasi, terutama yang sangat potensial,
memutuskan untuk mencari peluang kerja di organisasi bisnis lain.
Pada akhirnya hal ini meningkatkan turn over karyawan, terutama
justru pada karyawan yang termasuk dalam kriteria terbaik
✓ Karena visi dan arahan Rudi yang menjadi panduan bagi semua
aktivitas organisasi binis tersebut, ketidakjelasan dan kekurang
detailannya, serta kecenderungan untuk berubah ubah sesuai
keinginan Rudi. menyebabkan arah perusahaan juga menjadi kurang
terarah dan berubah ubah pula. Sementara di sisi lain, persaingan
dalam industri semakin ketat sebagai akibat pekembangan teknologi
✓ yang semakin cepat, dan memerlukan antisipasi yang cepat dan tepat.
Pada akhirnya, kondisi dan situasi organisasi bisnis dibawah gaya
kepemimpinan otoriter Rudi, membuat organisasi bisnis ini menjadi
relatif lambat dalam merespons tingkat persaingan yang semakin
meningkat tersebut. Setiap rencana antisipasi yang memerlukan
koordinasi dan sinergi yang baik dari semua divisi, tidak berjalan
sesuai rencana karena setiap divisi mempunyai penafsiran sendiri
sendiri terhadap rencana tersebut. Hal ini diperparah lagi ketika
masing masing divisi cenderung mencari “situasi aman” untuk
divisinya masing masing tanpa memperhatikan kepentingan divisi
lainnya. Sebagai konsekuensinya, rencana antisipasi tersebut menjadi
lambat dalam pelaksanaannya dan gagal mengantisipasi
perkembangan yang terjadi didalam industry
54
www.freepik.com
Quitters
Campers
55
“The
best
view
comes
after
the
hardest
climb”
-unknown
2. Seorang pemilik perusahaan distribusi nasional untuk produk impor
bernama Herry.
Sebelumnya perusahaan miliknya menangani distribusi untuk
tingkat lokal (daerah) dari produk sejenis dari merek yang berbedayang
adalah pemimpin pasar (market leader) untuk kategori produk yang sama.
Kemudian perusahaannya dipercaya oleh merek impor yang baru masuk
pasar Indonesia untuk menangani penjualan di seluruh wilayah Indonesia.
Kompetensi Herry sendiri lebih pada bidang operasional dan keuangan,
mengingat hal tersebutlah yang lebih diperlukan dalam perusahaan
distribusi yang bersifat lokal
Dalam menjalankan perusahaannya, Y menggunakan gaya
kepemimpinan otoriter. Tidak hanya karena pertimbangan skala
perusahaan yang belum begitu besar dan struktur organisasi yang masih
relatif sederhana, akan tetapi karena perusahaan memerlukan kecepatan
untuk memperluas area penjualan di seluruh Indonesia pada saat merek
yang didistribusikannya belum dikenal oleh pasar.
Walaupun demikian, alasan yang paling utama adalah karena
memang pada dasarnya karakter Herry adalah seorang yang cenderung
otoriter. Karakternya yang memiliki ego yang tinggi, serta kontrol emosi
yang kurang baik dan mudah berubah berdasarkan sasana hati (mood)
yang dirasakannya pada suatu waktu, memang cenderung
mengarahkannya pada gaya kepemimpinan yang otoriter. Apalagi dengan
kompetensi dan pengalamannya yang tinggi dibidang distribusi,
menjadikannya seorang yang dianggap paling ahli di organisasi bisnisnya.
56
Sebagai seorang dengan gaya kepemimpinan otokratik yang otoriter,
Herry menerapkan semua prinsip prinsip gaya kepemimpinan ini, seperti :
✓ Semua keputusan diambil sendiri oleh Herry
✓ Walaupun karyawanya bisa mengajukan pendapat atau bahkan
proposal kegiatan, akan tetapi sepanjang itu berbeda dengan
keinginan Herry, maka yang diputuskan adalah berdasarkan keinginan
Herry saja
✓ Herry memberikan visi kepada semua karyawan, serta memberikan
arahan dan tugas kepada setiap karyawan
Sampai disini, kita mungkin masih bisa mengatakan bahwa Herry adalah
seorang pemimpin yang otokratis dan bukan atau belum menjadi seorang
pemimpin yang otoriter. Memang belum semua informasi mengenai Herry
diberikan. Selain prinsip gaya kepemimpinan otokrasi seperti tersebut di
atas, Herry juga menerapkan hal hal sebagai berikut :
✓ Herry memang sangat menguasai operasional distribusi dan
keuangan, akan tetapi lebih pada tingkat lokal. Akan tetapi, ketika
level organisasi bisnis melebar menjadi tingkat nasional yang jauh
lebih luas, tingkat kompleksitasnya juga berbeda karena karakter tiap
tiap wilayah distribusi juga berbeda. Sebagai distributor nasional,
perusahaan milik Herry tersebut juga perlu menangani aktivitas di
bidang sales dan marketing yang jauh lebih kompleks daripada
sebelumnya. Disini Herry perlu untuk lebih terbuka dengan pendapat
dan gagasan dari karyawannya terutama yang memang ahli dibidang
bidang tersebut. Pada tahap ini Herry memang cukup terbuka untuk
mengajak bicara para karyawannya yang ahli dibidangnya tersebut.
57
- Akan tetapi, Herry hanya akan mengambil ide karyawannya yang
masih sesuai dengan pendapatnya sendiri, dan mengabaikan
pendapat yang tidak sesuai dengan pemikirannya walaupun
sebenarnya pendapat tersebut sangat baik untuk diterapkannya.
Akibatnya, keputusan yang diambil Herry seringkali tidak
komprehensif karena hanya menggabungkan idenya sendiri sebagai
kontributor dasar keputusan utama, dengan beberapa pendapat
karyawannya yang dia anggap masih sejalan dengan pemikirannya.
Bahkan kadang keputusannya terlihat sekedar “tambal sulam” saja
dan bukan keputusan yang akurat dan tepat sasaran
✓ Dalam memberikan Visi mengenai apa yang hendak dicapai
perusahaannya, Herry tidak memberikannya sebagai gambaran yang
utuh dan lengkap kepada karyawannya. Herry hanya memberikannya
secara garis besarnya saja, itupun hanya sebagian saja. Hal ini
dikarenakan YHerrymemang belum mempunyai visi yang jelas
mengenai perusahaan yang kini berskala nasional tersebut. Apalagi
untuk bidang bidang yang relatif belum begitu dikuasai Herry seperti
sales & marketing. Akibatnya, karyawannya relatif tidak mengetahui
arah perkembangan perusahaan seperti yang dipikirkan Herry dan
juga peran optimal apa yang bisa mereka berikan dari visi tersebut
Photo by chuttersnap on Unsplash 58
✓ Dalam pemberian arahan dan tugas yang perlu dilakukan oleh
karyawannya, Herry juga sering tidak menyampaikannya secara jelas
dan detail. Informasi hanya diberikan gambaran umum saja dan
karenanya cenderung dapat menjadi multi interpretasi / multi tafsir.
Bahkan ketika ada karyawan yang “berani ‘ menanyakan detail arahan
dan tugas tersebut, jawaban yang diberikan Y juga cenderung masih
kurang detail. Apalagi untuk karyawan yang lebih memilih untuk
menafsirkannya sendiri karena tidak berani menanyakannya lagi
karena khawatir pada kondisi emosi Hery yang pada suatu waktu
sedang dalam “mood” yang tidak baik. Sebagai akibatnya,
pemahaman karyawan sangat mungkin berbeda dengan yang
dimaksudkan oleh Herry, yang bisa menjadi masalah pada saatnya.
Jika ini terjadi, maka Herry akan merasa bahwa kesalahan berada
sepenuhnya pada karyawan tersebut
www.freepik.com
59
✓ Herry juga sering berubah ubah dalam pengambilan keputusan. Hal
yang telah diputuskan sebelumnya bisa kemudian diubah lagi pada
waktu yang berbeda. Hal ini selain disebabkan karena ini kurang
jelasnya visi yang dipunyai Herry sehingga masih memungkinkan
untuk diubah ubah dan disesuaikan. Ini memang juga menjadi salah
satu karakter uttama dari Herry. Karakter ini sangat membingungkan
karyawannya karena banyak perubahan pada :
o Visi yang sudah di sosialisasikan, dapat berubah sebagian pada
pertengahan jalan
o Rencana kerja yang sudah disetujui dapat berubah ketika
rencana kerja tersebut akan di realisasikan
o Program kerja yang sudah berjalan, dapat berubah pada
pertengahan jalan
o Hasil pekerjaan yang sudah disetujui perencanaannya, dapat
diminta direvisi ketika setelah selesai dilaksanakan sesuai
rencana
o Perubahan perubahan lain untuk detail teknis kerja yang akan
atau sudah berjalan
✓ Dengan seringnya terjadinya perubahan ini menyebabkan karyawan
yang sebelumnya juga tidak mendapatkan arahan yang jelas ini akan
semakin tidak mempunyai kepastian dalam menjalankan pekerjaan
sesuai keputusan dari Y. Secara langsung ini berpengaruh pada
semangat dan kepercayaan karyawan terhadap tugas yang diberikan.
Sebagai akibatnya hasil dari pekerjaan tersebut oleh Herry sering
dianggap tidak benar. Karena tingginya ego dari Herry yang
60
- tidak pernah mau menyadari bahwa dia juga mempunyai andil dalam
kesalahan tersebut, semua kesalahan dibebankan kepada
karyawannya
✓ Dalam menghadapi hal yang dianggap salah tersebut, sesuai dengan
karakternya yang cenderung kurang dapat mengontrol emosinya,
Herry sering melakukan tekanan (pressure) dan intimidasi terhadap
karyawannya. Intensitasinya memang berbeda beda dimulai dengan
teguran ringan, pernyataan tajam sampai dengan pernyataan sangat
keras yang diiringi dengan luapan emosi. Hal ini tergantung pada
besar kecilnya anggapan kesalahan, dan juga suasana hati (mood)
Herry pada saat itu. Yang jelas, situasi ini membuat suasana kerja
menjadi sangat tidak nyaman karena setiap karyawan selalu merasa
dalam keadaan tertekan dan takut dianggap melakukan kesalahan.
Bahkan pada sebagian besar karyawan, terutama yang banyak
berinteraksi dengan Y, terdapat perasaan tenang jika Y tidak sedang
berada di dekat mereka
Melihat dari beberapa karakter seperti tersebut diatas, barulah kita
dapat menyimpulkan bahwa Y adalah seorang pemimpin dengan gaya
kepemimpinan otokrasi yang otoriter. Dan sebagaimana pada organisasi
bisnis dengan gaya kepemimpinan otoriter lainnya, terdapat banyak
dampak negatif dari penerapannya,
✓ Ketidakjelasan menangkap visi dan arahan tugas yang disampaikan
oleh Herry. Karena struktur organisasi relatif sederhana, dimana
terdapat beberapa manager dari beberapa bagian yang langsung
melapor kepada Herry, dan kemudian para manager tersebut
meneruskan arahan dari Herry kepada tim nya yang terdiri dari junior
manager, supervisor, dan staff tersebut, maka kebingungan terutama
terjadi pada para manager. Walaupun mereka mempunyai akses
komunikasi langsung dan dapat menanyakan hal yang belum jelas
tersebut ke Herry, akan tetapi karena jawaban yang diberikan Herry
pun seringkali tetap memberikan visi dan arahan yang tetap tidak atau
kurang jelas. Dan kemudian meminta agar hal tersebut dijalankan saja
tanpa terlalu banyak bertanya. Akhirnya para manajer memutuskan
untuk menafsirkannya sendiri hal hal yang masih belum jelas tersebut
dan meneruskannya kepada anggota timnya
61
www.freepik.com
62
✓ Walaupun intreprestasi para manajer tadi kemudian di konfirmasikan
lagi kepada Herry dan tidak ada ketidaksetujuan dari Herry, ini bukan
jaminan bahwa arahan dan tugas tadi dapat dijalankan seperti apa
yang telah disampaikan dan terlihat seperti disetujui oleh Herry
tersebut. Dalam perjalanan waktu, sangat mungkin bahwa Herry
merubah apa yang sudah disetujuinya tersebut. Bisa jadi karena pada
saat disampaikan manajer, Herry tidak terlalu memikirkan dan
menganalisa apa yang disetujuinya tersebut. Ia hanya mendasarkan
pada pertimbangan saat itu saja atau memang Herry berubah pikiran
karena adanya input atau informasi lain yang diterimanya dalam
perjalanan waktu. Kondisi ini memberikan ketidakpastian dalam
pelaksanaan pekerjaan bagi karyawan dalam berbagai level.
Walaupun mereka melakukan pekerjaan yang diperintahkan, akan
tetapi mereka melakukannya tidak dengan sepenuh hati karena ada
kekhawatiran bahwa apa yang mereka kerjakan akan mengalami
perubahan di tengah jalan, atau bahkan setelah pekerjaan itu selesai
dikerjakan. Sebagai akibatnya hasil pekerjaan seringkali tidak optimal
karena faktor demotivasi itu. Apalagi jika ternyata memang hasil kerja
mereka tersebut mengalami perubahan atas permintaan Y, baik
ditengah perjalanan atau setelah selesai dikerjakan
-
63
✓ Karena sudah terbiasa dengan pola mengikuti saja apa keputusan
Herry tanpa bisa mengajukan gagasan dan ide yang lebih baik walau
mungkin tidak sesuai dengan keinginan Herry, maka para manajer dan
anggota timnya juga lebih kepada menunggu perintah Herry untuk
melakukan apa yang perlu dikerjakan. Kalaupun diminta untuk
mengusulkan gagasan atau ide, hal tersebut diberikan sekedarnya saja
karena mengetahui pada akhirnya bahwa gagasn dan ide Herry lah
yang ingin dijalankan. Bahkan tidak jarang, gagasan dan ide yang
disampaikan para manajer sudah disesuaikan dengan pola pikir Herry
berdasarkan pengalaman pengalaman sebelumnya, tanpa
memperhatikan apakah gagasan atau ide adalah yang pling tepat atau
tidak. Yang terpenting adalah gagasan atau ide akan besar peluangnya
untuk diterima. Pada akhirnya, semua keputusan di perusahaan
tersebut datang dari pemikiran Herry yang banyak sebenarnya kurang
sesuai dengan tantangan yang dihadapai perusahaan untuk
memperluas jaringan distribusi ke seluruh Indonesia dan juga
memperkenalkan merek dari produk yang didistribusikannya tersebut
ke target konsumennya
https://unsplash.com/@cwmonty
64
✓ Pada akhirnya, kombinasi antara ketidakjelasan visi dan arahan tugas,
ketidakpastian arahan karena seringnya terjadi perubahan rencana,
serta keputusan yang hanya mengandalkan satu pemikiran saja
sehingga kurang kreatif dan kurang sesuai dengan tantangan yang
dihadapi perusahaan, menghasilkan produktivitas kerja yang kurang
baik. Banyak project yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai yang
ditetapkan, bahkan beberapa tugas tidak dapat terselesaikan.
Kalaupun dapat diselesaikan, banyak hasilnya yang kurang optimal
dan bahkan terdapat kesan “asal jadi”
✓ Keadaan ini membuat Herry menjadi tidak senang. Dalam pandangan
Y, semua ini terjadi karena apa yang telah disampaikan dan diarahkan
tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh karyawannya. Dan untuk
membuat karyawannya tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan yang diinginkannya, Herry pun memberikan tekanan
(pressure) dan intimidasi kepada mereka. Dalam setiap evaluasi yang
dilakukan terhadap pelaksanaan tugas, Herry selalu memberikan
tekanan (pressure) yang keras terhadap karyawannya yang dianggap
kurang perform tersebut. Umumnya diberikan perkataan yang tajam
dan keras. Bahkan ketika suasanan hatinya (mood) nya sedang kurang
baik, dapat disertai dengan intonasi suara yang tinggi serta gesture
tubuh dan mimik muka yang intimidatif. Dalam situasi ini, karyawan
cenderung untuk mengaku “salah” dan mengikuti arahan dan bahkan
perubahan yang diberikan Herry, walaupun sebenarnya arahan
tersebut kurang tepat atau bahkan dapat memberikan hasil yang lebih
tidak baik daripada hasil sebelumnya
65
✓ Walaupun Herry tidak pernah secara eksplisit menyatakan akan
terdapat hukuman dan sangsi atas performa kerja yang tidak baik
sebagai akibat tidak mengikuti visi dan arahan yang telah
diberikannya, akan tetapi ia tidak dapat menyembunyikan emosi,
gesture tubuh, serta mimik muka pada karyawannya yang dianggap
sering melakukan “kesalahan”. Hubungan dengan karyawan tersebut
menjadi tidak baik, terutama ketika suasana hati (mood)nya sedang
tidak baik. Walaupun tidak secara langsung terdapat sangsi dan
hukuman, akan tetapi bentuk “hukuman” ini banyak membuat
karyawannya menjadi tidak nyaman. Dan pada akhirnya, akumulasi
dan ketidaknyamanan akibat berbagai situasi yang terbentuk karena
gaya kepemimpinan otoriter ini menyebabkan tingginya angka turn
over (keluar masuk) karyawan di perusahaan tersebut, termasuk
karyawan yang sangat potensial
Demikian contoh contoh penerapan gaya kepemimpinan otoriter
yang umum disertai dengan kegiatan yang intimidatif dengan berbagai
macam jenisnya itu. Dan walaupun 2 contoh di atas dilakukan oleh
manajemen puncak, hal ini tidak berarti bahwa gaya kepemimpinan ini
hanya dapat berlaku pada tingkatan posisi ini saja.
Pada prakteknya, gaya kepemimpinan ini bisa dilakukan oleh setiap
tingkatan dalam organisasi bisnis, dari manajemen puncak sampai dengan
level supervisor dan team leader, sepanjang yang bersangkutan
mempunyai anggota tim atau sering disebut sebagai anak buah itu.
Hanya memang dampak yang terbesar terjadi jika yang
melakukannya adalah manajemen puncak, sebab pada level ini visi dari
suatu organisasi bisnis ditetapkan dan kemudian disampaikan kepada
semua anggota organisasi bisnis. Sedangkan untuk level dibawahnya,
lebih kepada meneruskan penyampaian visi dari manajemen puncak
kepada anggota tim nya. Walaupun demikian, dampak dari level dibawah
manajemen puncak jika menerapkan gaya kepemimpinan otoriter juga
besar, terutama terkait dengan pemberian arahan dan tugas serta
pengawasan kepada anggota timnya. Dampak negatif yang terjadi pada 2
contoh gaya kepemimpinan otoriter pada manajemen puncak seperti
tersebut di atas pun, dapat terjadi pada level pemimpin di bawah
manajemen puncak ini
Oleh sebab itu, antisipasi anggota organisasi bisnis terhadap penerapan
gaya kepemipinan otoriter ini juga perlu dilakukan oleh setiap level dalam
organisasi bisnis tersebut. Karena pada level manapun gaya
kepemimpinan otoriter ini diterapkan, kemungkinan besar mereka pun
akan terkena dampaknya. Bagaimana hal tersebut dilakukan, inilah yang
akan menjadi pembahasan dalam chapter selanjutnya
66
4. Bagaimana menghadapi bos otoriter ?
Kita tidak dalam situasi untuk dapat memilih siapa pemimpin kita!
Ini adalah pernyataan yang tidak berlebihan, terlebih lagi pada organisasi
bisnis dimana biasanya pemimpin sudah bersifat given. Sangat jarang
anggota tim dapat memilih pemimpinnya. Jika anda sedang beruntung,
anda mungkin bisa mendapatkan tipe bos yang enak untuk diajak diskusi,
mau menerima masukan anda dan bahkan menggunakannya dalam
pengambilan keputusan, atau dapat menyampaikan arahan tugas yang
jelas dan detail serta selalu support dalam implementasinya.
67
www.freepik.com
68
Akan tetapi situasi tidak selalu berpihak pada anda. Pada situasi lain
bisa saja anda mendapatkan bos yang tidak mau menerima pendapat
anda dan hanya menginginkan anda untuk mengikuti perintahnya, tidak
menyampaikan arahan secara jelas dan rinci, dan cenderung
tempramental dan egois. Ya, seorang bos yang otoriter! Anda tentu tidak
dapat mengelak dan menghindarinya. Anda harus menghadapinya,
bagaimanapun itu caranya. Tentunya dengan cara yang tepat
www.freepik.com
Cara yang tepat? Sejujurnya memang tidak benar benar ada cara
yang tepat, karena setiap bos otoriter juga memiliki keunikannya sendiri
sendiri dan tidak bisa dihadapi dengan cara yang sama. Walaupun
demikian, tetap ada cara yang bersifat umum yang bisa diterapkan untuk
menghadapi berbagai bos otoriter dengan keunikannya masing masing
itu.
Tentu anda tidak bisa terlalu berharap bos otoriter anda itu akan
berubah karakternya lewat cara cara ini. Karena : Anda tidak akan dapat
merubah karakter bos anda! Andalah yang perlu menyesuaikan diri
dalam menghadapinya. Setidaknya ini akan membuat anda merasa lebih
nyaman dari sebelumnya. Akan lebih baik jika bisa membuat anda dapat
bekerja lebih efektif.
69
www.freepik.com
70
Sebenarnya tidak ada cara cara yang bersifat baku, akan tetapi secara
umum dapat dilakukan langkah langkah antisipasi sebagai berikut :
1. Cobalah untuk mengetahui alasan bos anda menerapkan gaya
kepemimpinan otoriter
Ada banyak alasan seorang pemimpin memilih untuk menerapkan gaya
kepemimpinan otoriter. Dari pembahasan pada chapter chapter
sebelumnya sudah dijelaskan beberapa alasan penerapan gaya
kepemimpinan ini sebagai berikut :
✓ Jenis perusahaan termasuk dalam industri dengan tuntutan jadwal
dengan dateline yang sangat ketat, seperti industry konstruksi,
manufaktur, dan juga layanan kesehatan
✓ Perusahaan sedang berada dalam situasi perubahan yang besar atau
sedang berada dalam situasi krisis
✓ Perusahaan tidak berada dalam 2 situasi seperti tersebut di atas, akan
tetapi pemimpin memilih menerapkan gaya kepemimpinan otoriter
dengan alasan :
o Tidak yakin anggota tim nya akan dapat bekerja dengan baik
jika tidak diawasi dengan ketat, antara lain karena
ketidakyakinan atas kemampuan dan motivasi kerja mereka
o Pemimpin merasa tidak aman (insecure) atas perkembangan
perusahaan atau posisi nya
o Karakternya memang condong ke arah gaya kepemimpinan
otoriter, atau justru ini adalah karakter yang sebenarnya
71
Dengan memahami alasan bos kita menerapkan gaya
kepemimpinan otokratis yang cenderung otoriter seperti tersebut di atas
kita dapat menentukan strategi dan cara yang paling tepat untuk
mengantisipasinya.
Jika bos kita menerapkannya karena jenis industry atau perusahaan
sedang berada dalam situasi krisis, masih ada kemungkinan bahwa
karakter dasar bos kita sebenarnya bukan seorang otoriter. Demikian juga
jika masalahnya pada ketidakpercayaan terhadap anggota organisasi
bisnisnya atau karena dia sedang merasa dalam situasi yang tidak aman.
Seiring waktu, sangat mungkin bos kita tersebut akan mengurangi gaya
kepemimpinan otoriter nya, jika situasinya diangapnya sudah mendukung
www.freepik.com
72
Dalam situasi ini, terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan, seperti :
✓ Mengetahui lebih jauh karakter bos kita tersebut berdasarkan gaya
kepemimpinan yang ada. Bisa jadi ternyata dia sebenarnya lebih
cenderung ke gaya kepemimpinan yang lain seperti demokratik.
Hanya mungkin situasilah yang membuatnya “berubah” untuk
sementara
✓ Jika kita telah mengetahui hal tersebut, kita dapat menunjukkan
empati terhadapnya dengan memberikan dukungan langsung ataupun
tidak langsung, misalnya dengan :
o Tetap menunjukkan kinerja yang baik
o Selalu bersikap baik dan respek kepadanya walaupun ia sedang
berada dalam kondisi yang tidak dapat merespon sikap kita
tersebut dengan cukup baik
o Tetap memberikan pendapat, gagasan, atau ide yang sebaik
baiknya jika memang kita diminta
o Menjaga kepercayaannya kepada kita
o Dan lain sebagainya
Semua itu kita lakukan agar hubungan kita dengan bos kita tersebut tetap
berjalan baik walaupun mungkin terkesan “bertepuk sebelah tangan”
untuk sementara waktu, sehingga pada saat situasi sudah kembali
kondusif dan bos kita juga sudah kembali pada karakter dasarnya yang
sebenarnya, kita tetap mendapatkan respek yang baik darinya
Permasalahnnya memang jika yang terjadi adalah bahwa penerapan gaya
kepemimpinan otoriter ini memang adalah menjadi karakter dasar bos
kita ini. Peluang untuk terjadinya perubahan relatif kecil kemungkinannya,
, walaupun bukan berarti tidak mungkin. Untuk situasi yang seperti ini
memang kita perlu menerapkan strategi dan cara cara yang lebih
komprehensif lagi dibandingkan dengan situasi yang lainnya. Hal hal yang
dapat dilakukan antara lain seperti pada point point selanjutnya dari
pembahasan ini seperti tersebut dibawah
73
www.freepik.com
74
2. Jangan terbawa perasaan
Bos yang otoriter umumnya kurang dapat memahami perasaan
orang lain, terlebih kepada anggota organisasi bisnisnya. Karakter ini
sangat mungkin sudah terbawa sejak masa kecilnya sehingga sudah
sangat mengakar dalam dirinya, yang akan lebih diperparah lagi jika yang
bersangkutan memiliki ego yang tinggi sehingga memang tidak ada
keinginan untuk bisa memahami orang lain, apalagi sampai tahapan untuk
ber-empati terhadap perasaan dan apa yang dirasakan oleh orang lain
Perwujudan dari karakter ini bisa beragam seperti :
✓ Berbicara dengan perkataan yang menyakitkan hati, misalnya ketika
sedang mengkritik anggota organisasi bisnisnya
✓ Memarahi anggota organisasi bisnisnya dengan intonasi suara yang
tingggi, serta gesture tubuh dan mimik wajah yang emosional dan
imitidatif
✓ Mengeluarkan perkataan bernada ancaman ringan sampai berat
terkait pekerjaan tanpa memperhatikan kondisi dan perasaan anggota
organisasi bisnisnya
✓ Menegur keras anggota organisasinya di depan orang banyak
✓ Memberikan arahan ke anggota organisasi bisnisnya dengan
membandingkan satu dengan yang lainnya dan menyampaikannya
dengan perkataan yang tidak membuat nyaman semua pihak
✓ Dan lain sebagainya
75
Bagaimanapun cara bos kita melakukannya, dampaknya tetap
sama. Kita bisa terbawa perasaan alias baper. Bisa diwujudkan dengan
rasa tidak nyaman, rasa tersinggung, rasa sakit hati, bahkan bisa sampai
tahapan stress baik ringan ataupun berat. Apapun itu, apa yang dilakukan
bos kita yang otoriter kita tersebut bisa membekas kedalam hati kita,
sedikit atau banyak
Dan jika ini terus berakumulasi semakin dalam, dampaknya
terhadap diri kita akan sangat besar, seperti proses berikut :
- Rasa tidak nyaman ketika berinteraksi langsung dengan bos kita
tersebut
- Seringkali disertai rasa takut yang berlebihan ketika harus
menyampaikan sesuatu kepada bos kita, terutama untuk hal hal
terkait dengan tugas yang kita harus lakukan
- Pada akhirnya, sebisa mungkin kita berusaha menghindar untuk
berinteraksi dengannya
- Peningkatan kadar stress terutama pada saat baru saja mendapat
teguran dari bos, bahkan untuk teguran yang relatif masih ringan
sekalipun
- Jika hal ini berlangsung terus, pada akhirnya akan menumbuhkan
rasa tidak nyaman ketika sedang berada di kantor, terutama jika bos
kita sedang berada di tempat yang sama
- Puncaknya adalah perasaan yang tidak betah di kantor dan mulai
terpikir untuk pindah ke perusahaan lain
76
www.freepik.com
Proses tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
panjang, akan tetapi juga dapat dalam proses yang singkat, tergantung
tingkat kebaperan kita. Tapi akibatnya tetap sama, akan berpengaruh
pada performa kerja kita dan serta motivasi kita dalam mengerjakan
segala tugas yang diberikan kepada kita. Pada akhirnya juga
mempengaruhi penilaian bos kita terhadap kita. Dalam kondisi kita
bekerja baik saja kita bisa dinilai atas subyektifitas bos kita tersebut,
apalagi dalam kondisi kita yang sedang dalam performa kurang baik
tersebut. Akibatnya respek bos kita akan menjadi semakin menurun
kepada kita dan mungkin akan mempersulit posisi kita di kantor
Karena itu, satu satunya jalan untuk menghindari hal ini hanya satu
: berusaha untuk tidak membawa perasaan kita terhadap sikap bos kita
yang tidak menyenangkan tersebut. Mudah? Tentu tidak, bahkan bisa jadi
sangat sulit, terutama untuk individu yang sudah terbiasa membawa
perasaannya dalam merespon tindakan orang lain terhadapnya.
https://unsplash.com/@cwmonty
77
Mungkin beberapa tips berikut dapat membantu :
✓ Untuk setiap input dan komentar yang keluar dari bos anda, cobalah
untuk fokus pada hal hal yang memang terkait dengan tugas dan
pekerjaan yang sedang dibahas pada saat itu. Abaikan hal hal diluar
hal tersebut seperti perkataan keras atau cenderung kasar dari bos
anda yang menyertainya. Juga pendapat pendapat yang kurang logis
dan tidak terkait dengan pembicaraan
Contohnya jika bos anda sedang membahas mengenai angka
penjualan untuk periode tertentu yang menjadi tanggung jawab
anda untuk pencapaiannya, fokus saja pada angka dan analisa
penjualan yang anda presentasikan dan apa komentar bos anda
terkait dengan hal tersebut. Jangan dengarkan dan masukkan
kedalam hati kata kata pedas di luar konteks tersebut, misalnya
mengomentari format presentasi anda yang dianggap kurang
professional walaupun sebenarnya anda sudah menggunakan
format yang baku. Itu hanya sekedar ungkapan kekesalan bos
anda saja dan sama sekali tidak terkait dengan analisa dan
pencapaian penjualan anda.
✓ Usahakan selalu berfikir positif bahwa kritik dan komentar keras atau
bahkan kasar dari bos anda adalah upaya untuk melakukan perbaikan
terhadap tugas anda. Persoalan dia menyampaikannya tidak secara
proporsional dan cenderung berlebihan, itu adalah masalahnya
sendiri yang tidak bisa mengontrol dan egois, sehingga anda tidak
perlu harus terlalu memikirkannya
78
✓ Usahakan anda menguasai sekali hal hal yang dibahas, sehingga
kalaupun bos anda menyalahkan anda secara tidak proporsional, anda
mempunyai argument yang kuat untuk meluruskan pemahamannya
tersebut. Tentunya hal tersebut harus disampaikan secara baik dan
menghindari konfrontasi. Kalaupun bos anda tetap menyelahkan
anda, setidaknya anda mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwa
anda tidak salah sehingga tidak perlu mengambil hati terhadap apa
yang dikatakannya tersebut
✓ Segera lupakan atas tindakan bos anda yang tidak menyenangkan
tersebut. Antara lain dengan tidak mengungkit ungkit lagi pengalaman
tidak enak tersebut pada kesempatan lain. Misalnya saat anda sedang
memperbincangkan tentang bos anda tersebut dengan kolega anda.
Dengan melakukan hal ini harapannya anda akan lebih cepat
melupakan hal hal tersebut
✓ Selalu menjaga sikap sabar dalam menghadapi bos kita tersebut.
Memang ini lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan, tapi tetap
harus diupayakan. Misalnya, jika anda adalah sesorang yang cukup
relijius, anda dapat berpegang bahwa kesabaran adalah hal yang
diperintahkan agama dan akan menghasilkan hal yang baik, dan setiap
perbuatan buruk akan ada balasannya. Dengan keyakinan seperti ini,
akan mempermudah anda dalam menerima perlakukan tidak
proporsional dari bos anda tersebut
79
3. Selalu berusaha menunjukkan prestasi kerja
Anda harus selalu menunjukkan prestasi kerja yang baik walaupun
berada dalam tekanan bos otoriter. Dengan prestasi kerja yang baik
tersebut, bos anda menjadi kekurangan “alasan” untuk
menyalahkan anda. Anda pun dapat memiliki argument yang kuat
dalam setiap pembicaraan anda dengannya mengenai pekerjaan
anda. Harapannya, tindakan kurang proporsional dari bos anda
terkait karakternya yang egois dan merasa dirinya selalu benar
sendiri, dapat berkurang. Memang tidak akan hilang, tapi ini
setidaknya bisa meringankan tekanan terhadap anda
4. Berani mengambil sikap
Walaupun menghadapi bos yang otoriter, anda harus berusaha
untuk dapat menyampaikan pendapat, gagasan, ataupun ide terkait
dengan pekerjaan anda. Anda tidak perlu harus terlalu memikirkan
bahwa hal tersebut akan diterima oleh bos anda. Hanya hanya
cukup sebanyak mungkin menyampaikannya pada setiap
kesempatan yang
Dengan melakukan hal tersebut, setidaknya bos anda akan melihat
anda adalah orang yang memiliki sikap, dan tetap selalu berusaha
untuk menyampikannya ke bos anda, walaupun kemungkinan besar
tidak akan mendapatkan persetujuan. Harapannya, secara perlahan
akan muncul respek dia terhadap anda, yang pada akhirnya akan
dapat merubah sikapnya kepada anda lebih baik dari sebelumnya
80
Tentunya hal ini perlu disampaikan dengan cara yang baik dan
sopan, serta selalu memperhatikan situasi dan kondisi bos anda.
Misalnya, pendapat kita tersebut disampaikan kepada bos yang
adalah manajemen puncak pada saat perusahaan dalam situasi
yang baik seperti tidak ada masalah dalam pencapaian target
pejualan perusahaan
Selain itu juga memperhatikan suasana hati (mood) nya. Jangan
sampai anda menyampaikan gagasan anda pada saat bos anda
tersebut sedang dalam keadaan emosi, terlepas apakah karena
persoalan perusahaan atau persoalan pribadinya
5. Tetap bersikap baik
Sering kali karena sikap bos yang selalu menyebalkan atau malah
“menakutkan”, kita menanggapinya dengan sikap kurang baik. Bisa
dengan raut muka yang kaku atau justru dengan raut muka kurang
nyaman dan terlihat sedikit panik. Hal ini bisa terjadi secara
disengaja walaupun biasanya terjadi secara refleks sebagai
perwujudan dari perasaan hati anda terhadap bos otoriter tersebut
Walaupun anda sudah berusaha keras untuk menyembunyikannya
dalam dalam pada lubuk hati yang paling dalam, sedikit banyak hal
tersebut tetap dapat dirasakan dan terlihat oleh bos anda. Sebagai
pribadi yang egois, tentu tidak bisa diharapkan bos anda akan
menyadari bahwa hal tersebut adalah akibat perilaku nya sebagai
bos yang membuat anggota organisasi bisnisnya (karyawan) merasa
tidak nyaman
Justru bos anda akan berfikir bahwa Anda lah yang tidak
menunjukkan respek yang baik terhadap dia. Dan sebagai
balasannya, bos anda akan bersikap lebih tidak respek terhadap
anda. Dampaknya tentu akan berat, secara kekuasaan terpusat
padanya dan dia dapat menggunakannya untuk hal hal yang
membuat anda semakin tidak nyaman
Karenanya, anda tetap harus menunjukkan sikap baik dan respek
terhadapnya, sebagaimanapun perlakuannya terhadap anda
Berat? Sudah pasti. Tapi hal tersebut tetap perlu anda lakukan.
Pusatkan saja fokus anda pada manfaat jika anda tetap bersikap
baik padanya, dan demikian pula jika sebaliknya. Termasuk juga
harapan bahwa jika anda dapat konsisten menjalankannya, lambat
lain sikap bos otoriter terhadap anda akan berubah ke arah yang
lebih baik
81
www.freepik.com
82
6. Temukan strategi komunikasi yang tepat
Kenali cara bos anda dalam berkomunikasi dengan orang lain, dan
aturlah strategi anda dalam berkomunikasi dengannya.
Pahami kapan waktu yang terbaik untuk berkomunikasi dengannya,
karakternya, juga minat dan kesukaannya. Sehingga anda dapat
“menyelipkan” topik pembicaraan yang dia sukai di sela sela
pembicaraan tentang tugas dan pekerjaan.
Bos yang otoriter umumnya juga suka dipuji. Karenanya sesekali di
sela sela pembicaraan tentang tugas dan pekerjaan, pujilan ide atau
pencapaian yang ia peroleh. Tentunya ini dilakukan sekali kali saja
dan tidak merupakan kebiasaan yang sering dilakukan. Walaupun
mungkin bos anda tersebut senang menerimanya, tapi bisa jadi ini
akan menimbulkan persepsi kurang baik di kalangan rekan rekan
kerja terhadap anda. Anda bisa dianggap melakukan pujian itu
hanya untuk mengambil hati bos anda saja
7. Mantapkan tujuan dalam bekerja
Idealnya motivasi anda dalam bekerja seharusnya mempunyai
beberapa tujuan yang sudah anda tetapkan dari awal. Jika mengacu
pada teori klasik hierarki kebutuhan yang dibuat oleh Abraham
Maslow, maka tujuan dalam bekerja tersebut dapat didefinisikan
sebagai berikut:
83
✓ Kebutuhan Fisiologis
Merupakan kebutuhan yang paling dasar (kebutuhan primer)
yang meliputi kebutuhan makan, minum, sandang, pangan, dan
papan (rumah)
Dalam kaitannya dengan tujuan dalam bekerja, maka bekerja
dapat dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan penghasilan
guna memenuhi kebutuhan tersebut
✓ Kebutuhan rasa aman
Yaitu kebutuhan akan adanya rasa aman baik yang bersifat fisik
dan psikis
Jika dikaitkan dengan tujuan bekerja, dengan adanya kepastian
penghasilan dan jaminan lain terkait dimilikinya pekerjaan,
orang akan merasa aman dan tenang terkait dengan harapan
akan masa depan yang baik untuk diri dan keluarganya
✓ Kebutuhan sosialisasi
Sebagai mahluk sosial, manusia mempunyai kecenderungan
untuk menjalin pertemanan dan bahkan persahabatan dengan
manusia lain. Seseorang akan senang jika diterima oleh manusia
lainnya
Terkait dengan tujuan manusia bekerja juga untuk memenuhi
kebutuhan ini, dimana dalam lingkungan kerja seseorang
mempunyai peluang yang seluas luasnya untuk menjalin
sosialisasi dengan orang lain
-
84
✓ Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan ini pada dasarnya adalah meliputi faktor-faktor
internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor-
faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
Kebutuhan penghargaan atau disebut juga kebutuhan harga diri
merupakan hak untuk memperoleh dan kewajiban untuk meraih
atau mempertahankan pengakuan dari orang lain
Jika dikaitkan dengan tujuan dalam bekerja, melalui bekerja
seseorang bisa mendapatkan penghargaan dan pujian dari apa
yang sudah dikerjakannya
✓ Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang
menempati posisi tertinggi dari hierarki Maslow. Kebutuhan ini
mencakup kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada
pada diri sendiri, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan
diri, serta kebutuhan untuk menjadi orang yang lebih baik.
Tujuan akhir yang diharapkan adalah kuatnya rasa percaya diri
dan kepuasaan batin pada diri seseorang
Jika dikaitkan dengan perlakuan bos yang otoriter, terutama jika
yang bersangkutan berada dalam posisi manajemen puncak, dampak dari
perlakuannya terhadap karyawan lebih pada terganggunya kebutuhan
akan pengakuan dan kebutuhan aktualisasi diri
85
Sedangkan untuk kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan sosial relatif tidak
terlalu terdampak
Karenanya, karyawan dapat fokus pada pencapaian 3 kebutuhan
tersebut untuk membuatnya tetap bermotivasi untuk dapat bekerja
dengan baik, tanpa terlalu memperdulikan perilaku negatif dari bos yang
otoriter tersebut
www.freepik.com
8. Pertimbangkan untuk Resign
Walaupun cara ke 8 ini termasuk dalam cara antisipasi menghadapi bos
yang otoriter, cara ini adalah benar benar harus dijadikan sebagai
alternatif terakhir setelah ke 7 cara lainnya telah sungguh sungguh
dilakukan. Anda harus benar benar dalam memastikannya
Akan tetapi, jika anda benar benar sudah merasa tidak ada jalan keluar
lagi untuk mengatasi permasalahan ini, apa boleh buat, keputusan untuk
mengundurkan diri (resign) dapat anda lakukan
Akan tetapi, sebelum anda benar benar melangkahkan kaki ke luar kantor
anda, terdapat beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan sebelumnya:
✓ Pastikan langkah tersebut diambil saat anda tidak dalam keadaan
emosional, sehingga keputusan yang diambil juga lebih obyektif dan
menyeluruh memikirkan semua konsekuensi yang mungkin terjadi
kedepannya
✓ Pastikan anda telah mempunyai tujuan melangkah yang tepat, seperti
mendapatkan pekerjaan baru atau membangun bisnis yang prospektif
✓ Jika anda mendapatkan pekerjaan baru, anda harus memastikan
bahwa situasi di kantor saat ini tidak akan terjadi di kantor baru. Anda
bisa mencari tahu gaya kepemimpinan bos langsung anda dan juga big
bos di kantor tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengamati karakternya pada saat mewawancarai anda, atau dengan
bertanya pada teman atau orang lainnya yang kebetulan bekerja di
kantor tersebut. Jangan sampai anda “lepas dari mulut singa, masuk
ke mulut buaya”
87
Demikianlah cara cara untuk mengantisipasi perilaku bos yang
otoriter yang menimbulkan banyak dampak negatif terhadap anggota tim
atau karyawannya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tidak ada cara
cara yang tepat untuk mengantisipasi perilaku bos yang otoriter ini. Tapi
setidaknya cara cara layak untuk dicoba pada saat anda harus menghadapi
bos seperti ini
Pertanyaannya kemudian, apakah bos dengan gaya kepimpinan
yang otoriter ini masih dapat berubah walaupun mungkin tidak 180
derajat menjadi bos yang demokratis? Setidaknya berubah menjadi
“sedikit” lebih baik lah?
Prinsipnya, manusia itu (masih) mungkin untuk berubah. Tentunya
tidak dengan semudah membalikkan telapak tangan, apalagi untuk bos
yang otoriter. Tentunya harus ada kesadaran dari dalam dirinya untuk
berubah. Ditambah lagi dia harus melakukan beberapa langkah sebelum
dia dapat merubah dirinya
Apa yang harus dilakukannya, dan bagaimana dia melakukannya?
Inilah yang akan menjadi pembahasan pada chapter selanjut nya
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS
BOSQUE OTOKRATIS

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a BOSQUE OTOKRATIS

8 modal utama seorang pemimpin sukses
8 modal utama seorang pemimpin sukses8 modal utama seorang pemimpin sukses
8 modal utama seorang pemimpin suksesSamsu Rijal
 
7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui
7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui
7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temuiDenbaguse Ngarso
 
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdfMOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdfArlyManafe
 
Bang pim pertemuan 5 2016 2017
Bang pim pertemuan 5 2016 2017Bang pim pertemuan 5 2016 2017
Bang pim pertemuan 5 2016 2017Mohamad Noor
 
Manajemen menurut saya dan para ahli
Manajemen menurut saya dan para ahliManajemen menurut saya dan para ahli
Manajemen menurut saya dan para ahliIrvan Malvinas
 
Motivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan BerkesanMotivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan BerkesanZafarul_Irshard
 
Anisah faradilah 1961166 sdm wps office
Anisah faradilah 1961166 sdm  wps officeAnisah faradilah 1961166 sdm  wps office
Anisah faradilah 1961166 sdm wps officeAnisahFaradilah
 
Gaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm wps office
Gaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm  wps officeGaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm  wps office
Gaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm wps officeAnisahFaradilah
 
Pentingnya kepemimpinan
Pentingnya kepemimpinanPentingnya kepemimpinan
Pentingnya kepemimpinanAbi Muhlies
 
KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptx
KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptxKEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptx
KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptxNoerMohammad
 
Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUNWaspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUNAhmad Madu
 
10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektifFreddy Indra
 

Semelhante a BOSQUE OTOKRATIS (20)

8 modal utama seorang pemimpin sukses
8 modal utama seorang pemimpin sukses8 modal utama seorang pemimpin sukses
8 modal utama seorang pemimpin sukses
 
Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui
7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui
7 jenis gaya kepemimpinan dalam organisasi yang sering kita temui
 
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdfMOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN.pdf
 
Team_Work_dan_Leadership_ppt.ppt
Team_Work_dan_Leadership_ppt.pptTeam_Work_dan_Leadership_ppt.ppt
Team_Work_dan_Leadership_ppt.ppt
 
Bang pim pertemuan 5 2016 2017
Bang pim pertemuan 5 2016 2017Bang pim pertemuan 5 2016 2017
Bang pim pertemuan 5 2016 2017
 
Manajemen menurut saya dan para ahli
Manajemen menurut saya dan para ahliManajemen menurut saya dan para ahli
Manajemen menurut saya dan para ahli
 
Motivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan BerkesanMotivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan Berkesan
 
Anisah faradilah 1961166 sdm wps office
Anisah faradilah 1961166 sdm  wps officeAnisah faradilah 1961166 sdm  wps office
Anisah faradilah 1961166 sdm wps office
 
Gaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm wps office
Gaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm  wps officeGaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm  wps office
Gaya kepemimpinan thd kinerja karyawan pengembangan sdm wps office
 
Pentingnya kepemimpinan
Pentingnya kepemimpinanPentingnya kepemimpinan
Pentingnya kepemimpinan
 
Tugas2kepemimpinan2 120708082401-phpapp01
Tugas2kepemimpinan2 120708082401-phpapp01Tugas2kepemimpinan2 120708082401-phpapp01
Tugas2kepemimpinan2 120708082401-phpapp01
 
KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptx
KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptxKEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptx
KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN.pptx
 
Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUNWaspada Dengan Pemimpin BERACUN
Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
 
kepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasikepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasi
 
Latih logika-diktat-2
Latih logika-diktat-2Latih logika-diktat-2
Latih logika-diktat-2
 
10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif10.kepemimpinan yang effektif
10.kepemimpinan yang effektif
 
79450553 karakteristik-seorang-pemimpin
79450553 karakteristik-seorang-pemimpin79450553 karakteristik-seorang-pemimpin
79450553 karakteristik-seorang-pemimpin
 
79450553 karakteristik-seorang-pemimpin
79450553 karakteristik-seorang-pemimpin79450553 karakteristik-seorang-pemimpin
79450553 karakteristik-seorang-pemimpin
 

Mais de Dwi Hertyanto Santoso

Novel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H SantosoNovel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Novel - Setengah Abad by Dwi H Santoso
Novel - Setengah Abad by Dwi H SantosoNovel - Setengah Abad by Dwi H Santoso
Novel - Setengah Abad by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Novel - Semua Demi Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Semua Demi Cinta by Dwi H SantosoNovel - Semua Demi Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Semua Demi Cinta by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Novel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H Santoso
Novel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H SantosoNovel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H Santoso
Novel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Buku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif by Dwi H Santoso
Buku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif  by Dwi H SantosoBuku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif  by Dwi H Santoso
Buku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Buku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H Santoso
Buku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H SantosoBuku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H Santoso
Buku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H SantosoNovel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H SantosoDwi Hertyanto Santoso
 
Marketing saat Krisis : Dampak & Solusi
Marketing saat Krisis : Dampak & SolusiMarketing saat Krisis : Dampak & Solusi
Marketing saat Krisis : Dampak & SolusiDwi Hertyanto Santoso
 
Kembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKM
Kembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKMKembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKM
Kembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKMDwi Hertyanto Santoso
 
Marketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati Badai
Marketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati BadaiMarketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati Badai
Marketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati BadaiDwi Hertyanto Santoso
 

Mais de Dwi Hertyanto Santoso (12)

Branding Mistakes - Final.pdf
Branding Mistakes - Final.pdfBranding Mistakes - Final.pdf
Branding Mistakes - Final.pdf
 
Novel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H SantosoNovel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Merawat Takdir Cinta by Dwi H Santoso
 
Novel - Setengah Abad by Dwi H Santoso
Novel - Setengah Abad by Dwi H SantosoNovel - Setengah Abad by Dwi H Santoso
Novel - Setengah Abad by Dwi H Santoso
 
Novel - Semua Demi Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Semua Demi Cinta by Dwi H SantosoNovel - Semua Demi Cinta by Dwi H Santoso
Novel - Semua Demi Cinta by Dwi H Santoso
 
Novel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H Santoso
Novel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H SantosoNovel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H Santoso
Novel - Semua Bisa Kena : Kisah Penyintas Serangan Jantung by Dwi H Santoso
 
Buku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif by Dwi H Santoso
Buku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif  by Dwi H SantosoBuku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif  by Dwi H Santoso
Buku - Trade & Shopper Marketing : Sebuah Perspektif by Dwi H Santoso
 
Buku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H Santoso
Buku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H SantosoBuku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H Santoso
Buku - #BFNBC Branding For Non Branding Company by Dwi H Santoso
 
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H SantosoNovel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
 
Rasa yang tertinggal
Rasa yang tertinggalRasa yang tertinggal
Rasa yang tertinggal
 
Marketing saat Krisis : Dampak & Solusi
Marketing saat Krisis : Dampak & SolusiMarketing saat Krisis : Dampak & Solusi
Marketing saat Krisis : Dampak & Solusi
 
Kembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKM
Kembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKMKembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKM
Kembangkan Layar Arungi Asa : Strategi MArketing untuk UMKM
 
Marketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati Badai
Marketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati BadaiMarketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati Badai
Marketing di New Normal : Strategi & Taktik Melewati Badai
 

BOSQUE OTOKRATIS

  • 2.
  • 4. Bosque Otoriter Penulis: Dwi H Santoso Cover : Image by drobotdean from Freepik ISBN: 978-623-6996-14-0 (PDF) Penerbit: PT Insan Mandiri Cendekia Redaksi: Gedung Palma One lantai 7 Suite 709 Jl. Rasuna Said Kav X2 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Telp : (021) 522 8094 Cetakan Pertama, Mei 2021 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun tanpa ijin dari penulis.
  • 5. Kepemimpinan adalah bukan sekedar untuk mencapai tujuan Akan tetapi bagaimana proses pencapaiannya adalah yang paling utama (Dwi H Santoso)
  • 6. Kepemimpinan sangat menentukan perjalanan suatu organisasi bisnis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi kepemimpinan adalah bukan semata soal mencapai tujuan, sebab sejatinya tujuan dapat dicapai dengan berbagai jalan. Termasuk juga melalui jalan yang mengabaikan pencapaian tujuan individual pihak yang berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi bisnis tersebut Permasalahan ini lah yang akan menjadi pembahasan dalam buku ini, dimana Kepemimpinan memiliki banyak wajah. Termasuk juga wajah keterpaksaan dalam kepemimpinan otoriter. Bagaimana gaya kepemimpinan otoriter ini berjalan dan bagaimana pengaruhnya terhadap para pihak, serta bagaimana membuatnya lebih baik, hal inilah yang akan diurai dalam buku kecil ini Semoga dapat bermanfaat dan apa yang dicari pembaca dapat ditemukan di buku ini Bogor, Mei 2021 Dwi H Santoso Kata Pengantar iii
  • 7. iv Daftar Isi Gaya & Karakter Kepemimpinan ………. 1 Gaya Kepemimpinan Otokratis ………. 21 Otokratis atau Otoriter ? ………. 43 Bagaimana Menghadapi Bos Otoriter ………. 67 Bagaimana Bos Otoriter (Berusaha) Berubah ? ………. 88 Daftar Pustaka Profil Penulis
  • 8.
  • 9. 1 1. GAYA & KARAKTER KEPEMIMPINAN Bosque otoriter … ! Sepertinya keluhan ini sering sekali kita dengar di lingkungan kerja. Bisa dari kolega kita dalam berbagai level, rekanan bisnis, atau bahkan justru dari diri kita sendiri. Semuanya dengan ekspresi yang hampir sama : gelisah..kesal..gemas..marah..bahkan terkadang dengan diiringi emosi jiwa yang meluapi. Pola pikir pun selalu terbawa ke arah negatif plus plus pakai sambel extra pedasss …. www.freepik.com
  • 10. https://unsplash.com/@honeypoppet 2 Alasan yang dikemukakan bisa bermacam macam, kenapa mereka menyebut bos nya sebagai otoriter itu. Misalnya : ✓ Bos ku itu nggak pernah mau dengar pendapat kami semua anggota tim nya. Semua diputuskan menurut pendapatnya sendiri, yang nggak jarang juga banyak kurang tepat nya. Lah .. kalau beri perintah juga singkat saja, kurang jelas. Giliran kita mau tanya biar lebih jelas, malah dijawab : “lha, kalian memang nggak bisa mikir sendiri gimana menjalankannya? Atau apa apa mesti saya juga yang mesti mikirinnya ?? Tapi giliran kita dianggap salah mengerjakannya, habis kita diomelin di ruangannya. Padahal sih menurut kita sudah benar mengerjakannya, tapi kita nggak pernah diberi kesempatan untuk menjelaskannya. Ruweet ... ruweet ... ruweet ..  ✓ Kalau bos ku kebetulan owner perusahaan. Kerjaannya marah marah melulu. Kita kerja bener aja masih bisa dimarahin dia. Ada salah di sini lah, di situlah .. padahal sebagian besar sudah bener lah. Ada salah salah sedikit sih wajar kan. Tapi dia maunya semua perfecto .. sempurna. Lha, dia saja belum tentu menyuruh mengerjakannya secara jelas, seringkali juga dia tidak memberikan arahan yang jelas maunya seperti apa. Tapi pas kita tidak mengerjakan sesuai keinginannya yang tidak diungkapkan itu, kita juga yang disalahkan. Bayangkan kalau kita bener benar melakukan kesalahan? Bukannya diberi arahan bagaimana menjalankannya secara benar, malah kita yang akan dimarahinya habis habisan ... Huufff 
  • 11. 3 - Lha kalo bos ku beda lagi. Kalau kasih perintah sih jelas, detail maunya apa. Tapi menurutku sih terlalu detial, sampai hal hal yang kita sudah tahu saja dia ulang ulangi lagi kata katanya seolah olah kita ini orang yang nggak tahu apa apa. Tapi itu belum seberapa ... Yang paling pusing justru pada saat pelaksanaannya. Tiap hari kita ditanya ngerjain apa saja, nggak jarang dia nongkrongin di meja kita untuk memastikan kita kerjanya sesuai maunya dia atau tidak. Dianggapnya salah sedikit saja, langsung kita diomelin. Kalaupun dia lagi sibuk, tetep aja dia chat WA menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Hari libur saja kalau pas dia lagi pengen tanya, langsung ada di chat WA atau bahkan telpon. Pokonya cerewet dan bawel banget lah. Giliran kita kerja bener, dia nggak ada komentar, tapi giliran kita kerja dianggap salah habis kita di omelin. Gimana kita bisa kerja tenang kalau begini?? Sebelll ...  - Dan masih banyak lagi cerita cerita senada dan seirama .. www.freepik.com
  • 12. 4 Tapi apakah memang sebesar itu masalahnya? Dan pertanyaan yang paling mendasarnya, apakah memang tindakan bos itu sudah termasuk dalam kategori otoriter, atau justru malah kita yang terlalu bawa perasaan alias baper dalam menanggapinya? Untuk dapat menjawab semua pertanyaan itu, kita perlu kembali pada pemahaman mengenai definisi tentang bos alias kepemimpinan itu sendiri Secara umum kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer George dapat didefinisikan sebagai berikut : Proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi. www.freepik.com
  • 13. 5 Dari definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa dalam kepemimpinan terdapat beberapa unsur sebagai berikut : 1. Proses Ini berarti kepemimpinan adalah suatu rangkaian kegiatan/tindakan, bukan hanya satu tindakan saja. Sehingga penilaian atas suatu kepemimpinan adalah berdasarkan pada akumulasi tindakan yang dilakukan individu pemimpin 2. Individu Kepemimpinan juga mengarah pada seorang individu, sehingga jika kita menilai suatu kepemimpinan, akan mengarah pada penilaian terhadap seorang individu 3. Mengarahkan dan mempengaruhi Kepemimpinan juga berarti tindakan terhadap sekelompok orang lainnya dengan tujuan agar mereka dapat bertindak atau melakukan suatu kegiatan sesuai dengan keinginan seorang individu yang memimpin tadi 4. Mencapai tujuan Upaya individu pemimpin untuk mengarahkan dan mempengaruhi sekelompok orang seperti tersebut diatas pasti mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan individu pemimpin tu sendiri ataupun tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • 14. 6 Nah, setelah memahami 4 unsur dari definsi kepemimpinan seperti tersebut di atas, mungkin kita sudah bisa sedikit mengira ngira, dimana kira kira posisi bos yang disebut otoriter tadi berada. Tentunya ini masih gambaran yang cukup samar samar, secara 4 unsur kepemimpinan di atas tadi pun mempunyai berbagai ragam bentuk yang akan mempengaruhi gaya kepemimpinannya Gaya kepemimpinan, apa lagi itu? Secara umum, gaya kepemimpinan (leadership style) adalah : Pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan orang yang dipimpinnya. Karena selalu – atau setidaknya sering – dilakukan, maka segala perilaku dan tindakan itu kemudian menjadi ciri khas dari individu pemimpin tersebut dalam memimpin sekelompok orang lainnya. www.freepik.com
  • 15. 2. Bisnis akan kah Berubah ? 7 Dan jika ciri khas dari setiap individu pemimpin yang ada didunia ini diidentifikasi dan dikelompokkan, maka setidaknya terdapat 3 kategori utama dari gaya kepemimpinan menurut seorang psikolog terkenal bernama Kurt Lewin: 1. Gaya Kepemimpinan Otokratis Gaya kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan tertua yang ada di muka bumi ini. Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan gaya kepemimpinan ini mulai diterapkan. Sangat mungkin gaya kepemimpinan ini sudah mengiringi sepanjang sejarah perjalanan umat manusia, karena sifatnya yang dapat diterapkan pada berbagai ukuran kelompok/organisasi di berbagai tingkat peradaban manusia. Gaya kepemimpinan Otokratis ini mempunyai ciri ciri sebagai berikut : ✓ Pengambilan keputusan terpusat pada pemimpin tanpa mempertimbangkan saran dan pendapat dari anggota kelompoknya ✓ Anggota kelompok harus selalu mengikuti keputusan pemimpin ✓ Pengambilan keputusan dilakukan dengan cepat ✓ Pemimpin otokratis umumnya adalah yang paling mempunyai kemampuan dan keahlian yang diperlukan dibandingkan anggota kelompoknya
  • 16. 8 Tentu bukan tanpa alasan mengapa gaya kepemimpinan ini (sempat) populer di terapkan oleh banyak pemimpin terhadap kelompok orang yang dipimpinnya. Terlepas dari berbagai persepsi negatif terhadap gaya kepemimpinan ini, dalam banyak kasus gaya kepemimpinan otokratis memang efektif dalam keadaan seperti : ✓ Keadaan atau situasi kritis yang memerlukan pengambilan keputusan secara cepat ✓ Anggota kelompok tidak mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ✓ Terdapat tenggat waktu yang ketat yang harus ditepati, seperti pada jasa konstruksi dan manufaktur Disamping keuntungan kecepatan dalam pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan ini juga memiliki beberapa hal hal yang bersifat negatif. Seperti : ✓ Perasaan tidak bahagia dan tidak terdapat kedekatan dari anggota kelompok karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan ✓ Menghambat munculnya kreativitas dan ide ide dari anggota kelompok tersebut ✓ Sangat tergantung pada kehadiran pemimpin dalam setiap pengambilan keputusan ✓ Dapat terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin
  • 17. 9 Hal inilah yang kemudian memunculkan alternatif gaya kepemimpinan lain yang menjadi kebalikan dari gaya kepemimpinan otokratis ini, yaitu yang dikenal sebagai gaya kepemimpinan demokratis 2. Gaya Kepemimpinan Demokratis Adanya beberapa dampak negatif dari penerapan gaya kepemimpinan otokratis yang dalam banyak kasus sering menimbulkan konflik dalam sekelompok orang atau bahkan organisasi, pada perkembangannya menimbulkan kesadaran akan perlunya perubahan pada gaya kepemimpinan ini yang sebelumnya banyak diterapkan. Kesadaran yang mulai berkembang pesat pada tahun 1900 an yang umumnya tumbuh dikalangan anggota kelompok yang sudah merasa bahwa gaya kepemimpinan otokratik sudah harus diakhiri. Intinya mereka menginginkan adanya gaya kepemimpinan yang lebih melibatkan partisipasi dari seluruh anggota kelompok dan tidak hanya berdasar dari keputusan individu pemimpinnya saja. Secara umum perbaikan yang dituntut adalah : ✓ Pembagian dan distribusi kewenangan dan tanggung jawab diantara pemimpin dan anggota kelompok ✓ Memperkuat peran anggota kelompok ✓ Proses pembuatan keputusan dengan bantuan dari anggota kelompok
  • 18. 10 Dan ternyata keinginan ini kemudian juga muncul pada diri individu pemimpin yang saat itu menerapkan gaya kepemimpinan otokratik. Dan dimulailah gerakan pembaruan pada gaya kepemimpinan pada kelompok masyarakat, organisasi, dan bahkan pada tingkat negara Dari perbaikan yang dilakukan ini, secara gradual kemudian membentuk suatu gaya kepemimpinan yang baru yang sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan otokratik yang telah lebih dulu ada. Gaya kepemimpinan yang menekankan pada partisipasi luas dan aktif dari semua anggota kelompok ini kemudian secara luas menjadi semakin diterima dan diterapkan dalam berbagai kelompok dan organisasi. Dalam banyak kasus, gaya kepemimpinan ini memang dapat menjadi solusi dari berbagai efek negatif gaya kepemimpinan otokratif Adapun gaya kepemimpinan demokratis ini mempunyai ciri ciri sebagai berikut : ✓ Kekuasaan pemimpin tidak mutlak ✓ Komunikasi yang baik ✓ Pengawas di kedua belah pihak ✓ Pemimpin dan anggota kelompok mempunyai tanggung bersama atas tercapainya tujuan ✓ Adanya keleluasaan berpendapat bagi anggota kelompok
  • 19. 11 Walaupun umum nya banyak hal hal yang bersifat positif pada gaya kepemimpinan ini, akan tetapi masih terdapat beberapa hal yang bersifat negatif yang bisa saja terjadi, seperti : ✓ Pemimpin bisa saja menjadi tergantung pada keahlian dan pengalaman dari anggota kelompoknya ✓ Proses pengambilan keputusan dapat menjadi lebih lama karena proses pelibatan semua anggota kelompoknya ✓ Pemimpin bisa merasa terbebani tantangan untuk mengawasi keahlian dari anggota kelompoknya www.freepik.com
  • 20. panofeed.com IGNITE! 12 Karekter yang diperlukan pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratik adalah : ✓ Egaliter ✓ Berpikiran terbuka ✓ Adaptif ✓ Keterikatan ✓ Role model ✓ Berfikiran kedepan ✓ Orientasi tim ✓ Pembangun konsensus Secara umum, karakter pemimpin seperti tersebut di atas relatif berkebalikan dengan karakter pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokratis, terutama untuk individu pemimpin yang memang secara “alami” telah memiliki karakteristik otokratis ini bahkan sejak ia belum menjadi pemimpin. Karenanya untuk individu seperti ini akan sulit untuk merubah karakternya yang sudah terbentuk tersebut menjadi karakter yang diperlukan untuk melakukan gaya kepemimpinan demokratis. Akan tetapi, situasi ini bisa berbeda untuk pemimpin dengan karakter gaya kepemimpinan otokratis yang tidak terlalu kuat. Umumnya ini terjadi pada pemimpin yang tumbuh pada kelompok dan organisasi yang memang memerlukan gaya kepemimpinan yang otokratis, seperti dalam organisasi bisnis dalam bidang manufacturing atau konstruksi yang memerlukan perhatian khusus pada pencapaian tenggat waktu (dateline) yang sangat ketat agar semua proses yang berkesinambungan dapat terkoordinasi dengan baik, atau juga pada organisasi yang dalam kegiatannya sering mengalami situasi krisis.
  • 21. 13 Contoh : Pada individu pemimpin, katakanlah bernama Hardi, yang pada organisasi bisnis yang awalnya memimpin tim atau kelompok di bidang produksi di pabrik, dan kemudian dipindahkan memimpin tim atau kelompok dibidang penjualan (sales) pada organisasi bisnis yang menjual produknya secara bussines to bussines ke perusahaan lain. Pertimbangan manajemen puncak untuk melakukan mutasi ini adalah dengan pertimbangan bahwa keahlian teknis yang dimilikinya dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan penjualan ke perusahaan lain yang memerlukan penjelasan spesifikasi teknis yang detail Pada saat memimpin tim produksi di pabrik, gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan otokratis karena pada umumnya proses produksi adalah proses yang berurutan dan berkesinambungan, yang masing masing mempunyai tenggat waktu yang ketat. Hal ini disebabkan, setiap keterlambatan pada satu bagian produksi, akan berpengaruh pada jadwal di bagian produksi selanjutnya. Hal ini tentu terlepas dari karakter Hardi yang sebenarnya cenderung pada gaya kepemimpinan demokratis. Sejalan dengan perjalanan waktu, karakter pada gaya kepemimpinan otokratis pada akhirnya“tertanam” dan beberapa menjadi pola yang dipergunakan Hardi dalam menjalankan kepemimpinannya
  • 22. 14 Pada saat dipindahkan untuk memimpin tim sales yang relatif lebih memerlukan partisipasi dan ide ide dari semua anggota tim, Hardi perlu menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan demokratis agar yang lebih dapat mengakomodir hal tersebut. Tentunya perlu menyesuaikan diri dengan mulai menerapkan karakter karakter kepemimpinan demokratis, serta meninggalkan karakter kepemimpinan otokratis yang bertentangan dengan hal tersebut. Ini tentu memerlukan proses penyesuaian dan waktu, walaupun mungkin beberapa karakter kepemimpinan demokratis sebenarnya adalah karakter asli nya. Dan sejalan dengan perjalanan waktu, pada akhirnya Hardi dapat menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan demokratis. Walaupun demikian, pada situasi tertentu dapat saja beberapa karakter kepemimpinan otokratis dapat saja muncul kembali. Misalnya pada saat terdapat tenggat waktu untuk pengajuan tender yang waktunya sangat ketat, bisa saja Hardi menentukan jadwal persiapan untuk mengikuti tender tanpa melibatkan tim nya, untuk memastikan semuanya dapat berjalan lancar dan tepat waktu www.freepik.com
  • 23. 15 3. Gaya Kepemimpinan Delegatif Walaupun gaya kepemimpinan democratis saat ini dipandang sebagai pendekatan kepemimpinan yang cukup ideal untuk mengelola kelompok/organisasi, akan tetapi untuk beberapa kelompok/organisasi masih dianggap belum dapat mengakomodir secara tepat untuk diterapkan. Pengambilan keputusan yang mensyaratkan adanya partisipasi aktif dari semua anggota tim, seringkali menyebabkan prosesnya menjadi cukup lama. Itupun keputusan akhir tetap berada pada individu pemimpin, dan tidak semua ide dan gagasan yang muncul akan dimasukkan sebagai bagian dari keputusan Hal hal yang diangap sebagai kelemahan inilah yang kemudian mendorong beberapa kelompok dan organisasi mencari gaya kepemimpinan yang lebih tepat bagi mereka yang diharapkan dapat : - Lebih cepat dalam pengambilan keputusan - Lebih banyak pendapat anggota tim yang dapat terakomodir - Proses kreatif dan inovatif dalam berjalan dalam waktu yang lebih cepat - Pemimpin dapat lebih fokus pada hal yang yang bersifat konseptual dan stratejik Dengan gaya kepemimpinan seperti ciri seperti tersebut di atas, diharapkan tujuan kelompok dapat dicapai dengan baik dengan peran terbesar datang dari anggota kelompok dengan keterlibatan pemimpin secara terbatas. Ini berarti pemimpin mendelegasikan sebagian besar kewenangan kepada anggota kelompoknya, dan “hanya” menyisahkan
  • 24. 16 Gaya kepemimpinan ini mempunyai ciri ciri sebagai berikut : ✓ Memberikan otonomi yang luas kepada anggota tim untuk melaksanakan semua kegiatannya dalam rangka pencapaian tujuan kelompok yang sudah ditetapkan ✓ Pemimpin hanya memberikan arahan dan petunjuk secara garis besar bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut ✓ Pengawasan dilakukan secara minimal ✓ Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh anggota kelompok dengan ide dan gagasan hampir seluruhnya berasal dari masing masing anggota kelompok ✓ Struktur dalam kelompok atau organisasi, relatif sederhana kewenangan untuk memberikan petunjuk dan arahan di awal kegiatan dan juga monitoring yang tidak bersifat day to day dan hanya “seperlunya” saja. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang kemudian menjadi pola baku ini kemudian lebih dikenal sebagai gaya kepemimpinan delegatif atau sering disebut juga sebagai laissez-faire www.freepik.com www.freepik.com www.freepik.com
  • 25. 17 Karena munculnya gaya kepemimpinan ini adalah untuk menjadi alternatif dari 2 gaya kepemimpinan yang sudah ada sebelumnya, maka bagi kelompok atau organisasi yang menjalankannya mendapatkan keuntungan sebagai berikut : ✓ Akuntabilitas Anggota kelompok lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dan menganggapnya sebagai pencapaian keberhasilannya ✓ Lingkungan yang baik untuk kreativitas Karena anggota kelompok diberikan otonomi yang luas untuk menerapkan ide dan gagasannya, maka ini menjadikan lingkungan kerja yang baik untuk tumbuhnya kreativitas dari anggota tim ✓ Kenyamanan Karena anggota tim diberikan kepercayaan penuh atas tugas diberikan kepadanya, maka tingkat kenyamanan anggota kelompok juga tinggi ✓ Lingkungan yang relax Karena struktur dan aturan dalam kelompok relative terbatas/tidak ada, maka tekanan pada anggota kelompok relatif kecil
  • 26. 18 Walaupun terdapat banyak kelebihan, gaya kepemimpinan ini juga memiliki beberapa kelemahan : ✓ Kerancuan kepemimpinan Jika kewenangan yang diberikan ke anggota kelompok terlalu besar, dapat menimbulkan ketidakseimbangan kewenangan dalam kelompok ✓ Kesenjangan struktur Pemimpin dihadapkan pada dilema antara keseimbangan yang tepat antara mempunyai struktur yang ketat atau tanpa struktur untuk menjamin keberhasilan pencapaian tujuan ✓ Kesenjangan dukungan Dalam gaya kepemimpinan ini mungkin saja terdapat anggota kelompok yang tidak mendapatkan dukungan yang cukup untuk melakukan tugasnya. Ini adalah tantangan pemimpin untuk menjamin adanya dukungan pada seluruh anggota kelompok ✓ Tidak untuk anggota kelompok dengan kompetensi kurang Untuk dapat berhasil, setiap anggota kelompok harus mempunyai kompetensi yang tinggi dan merata. Jika terdapat beberapa anggota kelompok dengan kompetensi kurang, maka akan sulit untuk menjalankan gaya kepemimpinan ini
  • 27. 19 Dengan segala keunggulan dan kekurangannya seperti tersebut di atas, gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan secara efektif pada beberapa kategori kelompok atau organisasi, seperti : ✓ Organisasi teknologi Seperti pada pengembangan gadget yang dibentuk beberapa tim pengembangan yang bersifat otonom ✓ Kuliner Seperti adanya tim kuliner yang dikoordinasikan oleh seorang chef yang mempunyai kewenangan otonom yang diberikan oleh pemimpin restoran ✓ Entertainment Organisasi produksi film yang mempunyai beberapa tim produksi untuk memproduksi film yang berbeda beda yang masing masing mempunyai kekuasaan otonom yang diberikan pimpinan organisasi tersebut Jika dibandingkan dengan gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan delegatif ini memang berbeda secara total. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokratis akan sangat kesulitan jika harus menerapkan gaya kepemimpinan ini. Bahkan untuk pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokartis sekalipun, perlu melakukan banyak penyesuaian untuk menerapkannya. Antara lain hal ini disebabkan pemimpin harus “rela” untuk melepaskan kewenangannya dalam setiap pengambilan keputusan, yang mana ini adalah salah satu ciri utama dari gaya kepemimpinan demokratis, apalagi untuk gaya kepemimpinan otokratis.
  • 28. 20 Nah, setelah memahami mengenai berbagai gaya kepemimpinan yang utama dan juga karakter dari individu pemimpin untuk masing masing gaya kepemimpinan itu, barulah kita dapat menilai kira kira bos kita tadi termasuk di kategori yang mana. Jangan jangan, hanya karena sedikit pemarah saja, bos kita yang sebenarnya menganut gaya kepemimpinan demokratis atau bahkan delegatif itu, kita sebut sebagai bos yang otoriter. Jadinya kita salah mengantisipasi setiap langkah dan kebijakan bos kita tersebut karena pandangan yang salah tadi Akan tetapi jika kita benar yakin melalui pengamatan dan analisa yang mendalam menggunakan informasi mengenai gaya kepemimpinan tadi, bahwa bos kita memang memiliki karakter karakter yang mengarah pada gaya kepemimpinan otokratis, barulah kita boleh menduganya demikian. Tentunya sebagai anggota kelompok hal yang bisa kita lakukan adalah bagaimana mengantisipasi gaya kepemimpinan bos kita yang otokratis tersebut tetap dapat mendukung peran kita dalam terlibat dalam pencapaian tujuan kelompok/organisasi yang telah ditetapkan. Tentunya dengan tetap dalam kondisi yang membuat kita dan anggota tim lain tetap merasa cukup nyaman dan bekerja efektif dan efisien dalam kesatuan kelompok atau organisasi tersebut. Dan untuk mencapai tujuan tersebut kita perlu untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi mengenai mengenai gaya kepemimpinan otokratis yang sebelumnya secara prinsip sudah kita bahas. Untuk itu, jangan lewatkan pembahasan pada chapter chapter selanjutnya dalam buku ini
  • 29. Foto oleh Pixabay dari Pexels 2. GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS Nah, dari pembahasan sebelumnya mengenai gaya kepemimpinan Otokratis, tentunya kita sudah cukup jelas bahwa gaya kepemimpinan ini tidak identik hanya dengan penampilan bos yang galak, mau menangnya sendiri, tidak mau mendengar saran dari anggota tim, dan sederet tindakan bos lainnya yang secara umum dianggap mempunyai pengertian yang negatif. Gaya kepemimpinan ini jauh lebih luas pengertian dan implementasinya daripada sekedar hal hal tersebut. Bahkan dalam beberapa keadaan, gaya kepemimpinan ini dapat memberikan hasil yang paling efektif dalam pencapaian tujuan kelompok atau organisasi dibandingkan gaya kepemimpinan lainnya. Tentunya syarat dan ketentuan berlaku ☺ 21 www.freepik.com
  • 30. 22 Seperti telah dibahas sebelumnya, gaya kepemipinan ini memiliki beberapa ciri utama seperti : ✓ Visi pemimpin adalah terbaik untuk kelompok atau organisasi. Tidak ada visi anggota kelompok ✓ Pemimpin mengambarkan visi, tujuan, dan tugas secara detail. Disini tidak ada toleransi untuk penyimpangan ✓ Pemimpin memberikan instruksi yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai, kapan untuk dilakukan, dan bagaimana untuk melakukannya ✓ Pemimpin berorientasi hasil dan tugas ✓ Pemimpin mengontrol semua keputusan dan tidak bisa dibantah ✓ Pemimpin membuat keputusan berdasarkan ide dan penilaiannya sendiri ✓ Pemimpin hanya sedikit menerima saran dan inisiatif dari anggota kelompok ✓ Pemimpin mengawasi secara ketat anggota kelompoknya dan menggunakan kekuatan/power seperti sangsi dan hukuman untuk memastikan ketaatan pada tujuan yang telah ditetapkan Merujuk pada karakteristik tersebut, secara singkat gaya kepemimpinan otokratis ini dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang menempatkan seorang pemimpin mengontrol semua keputusan dan hanya sedikit gagasan datang dari anggota kelompok
  • 31. gambarkeren.pro 23 Dengan gaya kepemimpinan yang sentralistik seperti ini, diharapkan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut : ✓ Pengambilan keputusan dapat lebih cepat Hal ini disebabkan pengambilan keputusan dilakukan oleh individu pemimpin tanpa melibatkan saran anggota tim, sehingga tidak memerlukan proses yang panjang ✓ Visi yang jelas untuk semua anggota kelompok Dengan adanya hanya visi pemimpin yang disampaikan secara detail dan jelas, maka semua anggota kelompok atau organisasi dapat mempunyai 1 visi yang sama untuk mencapai tujuan ✓ Semua anggota kelompok mengetahui apa yang diharapkan dari mereka Karena pemimpin telah mendefinisikan tugas pada semua anggota kelompok dan kemudian menyampaikan secara jelas kepada mereka, maka semua anggota kelompok sangat jelas apa yang diharapkan oleh pemimpin ke masing masing anggota kelompok tadi ✓ Pemimpin cenderung mempunyai power dan pendirian yang kuat dalam negoisasi, karena pemimpin relatif mengetahui segala hal terkait dengan kelompok atau organisasi tersebut Walaupun mempunyai cukup banyak keuntungan seperti tersebut diatas, karena sifat kepemipinannya yang sangat terpusat pada individu pemimpin maka terdapat pula kekurangan gaya kepemimpinan yang umumnya terkait dengan hal tersebut, yaitu : -
  • 32. ✓ Menimbukan demotivasi pada anggota kelompok, terutama jika anggota kelompok mempunyai keahlian dan pengalaman yang baik sehingga sebenarnya dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan ✓ Ketergantungan tinggi pada pemimpin, karena semua keputusan harus diambil oleh pemimpin dan ketidakhadirannya pada suatu waktu dapat menganggu proses pengambilan keputusan tersebut ✓ Kurangnya rasa memiliki dari anggota kelompok terhadap kelompok atau organisasi tersebut, karena mereka tidak merasa mempunyai kontribusi terhadap perkembangan kelompok atau organisasi dan hanya sekedar menjalankan perintah saja ✓ Kurangnya rasa percaya (trust), karena gaya kepemimpinan ini tidak meletakkan kepercayaan sebagai prioritas dalam hubungan kerjasama, dan interaksi tidak untuk mempertahankan hubungan jangka panjang. Hal ini akan menurunkan moral kerja dan mempunyai dampak yang merugikan pada keterikatan antar anggota kelompok 24 www.freepik.com
  • 33. Adanya beberapa kekurangan yang cukup signifikan ini secara langsung mempengaruhi efektifitas pengelolaan kelompok atau organisasi ini, gaya manajemen otokratis saat ini memang cenderung berjalan efektif hanya untuk beberapa bidang kelompok dan organisasi yang mensyaratkan : ✓ Pengambilan keputusan yang cepat ✓ Kontrol atas tenggat waktu (dateline) yang sangat ketat ✓ Situasi krisis Dengan karakteristik seperti di atas, terdapat beberapa organisasi atau situasi yang akan sangat efektif jika menerapkan gaya kepemimpinan ini seperti : ✓ Konstruksi ✓ Manufaktur ✓ Kesehatan / Rumah Sakit ✓ Situasi perubahan atau krisis 25 www.freepik.com
  • 34. 26 Dan pada organisasi atau kelompok seperti tersebut di atas, untuk meminimalisir dampak negatif dari gaya kepemimpinan otokratis, terdapat beberapa kondisi yang diperlukan agar proses pencapaian tujuan dapat berjalan secara efektif, seperti pemimpin perlu melakukan : ✓ Aktif mendengar Walaupun keputusan tetap diambil dari ide dan gagasan pemimpin, pemimpin tetap perlu untuk lebih aktif mendengar pendapat anggota kelompoknya. Terlepas seberapa banyak hal tersebut di akomodasi oleh pemimpin, tapi upaya ini dapat lebih meningkatkan rasa keterikatan anggota kelompok dengan pemimpinnya ✓ Memperjelas komunikasI Meskipun semua perintah dan aturan datang dari pemimpin, agar dipastikan anggota kelompok mendapatkan informasinya secara tepat dan tidak bias ✓ Selalu respek Respek terhadap anggota kelompok harus selalu dilakukan, dan dilakukan secara berimbang agar tidak ada anggota kelompok yang merasa diperlakukan berbeda dengan yang lainnya ✓ Adil Pemimpin harus memperlakukan semua anggota kelompok secara adil, dan semua kebijakan berlaku sama untuk semua anggota kelompok Dengan melakukan semua hal tersebut di atas, diharapkan efektivitas penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini dapat dioptimalkan dengan dampak negatif yang minimal, sehingga tujuan kelompok atau organisasi sesuai yang diarahkan oleh individu pemimpin dapat tercapai dengan baik.
  • 35. 27 Dengan melakukan semua hal tersebut di atas, diharapkan efektivitas penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini dapat dioptimalkan dengan dampak negatif yang minimal, sehingga tujuan kelompok atau organisasi sesuai yang diarahkan oleh individu pemimpin dapat tercapai dengan baik. Walaupun demikian, untuk jenis kelompok dan organisasi lain di luar konstruksi, manufaktur, kesehatan, dan yang sedang dalam situasi krisis, akan lebih baik untuk menerapkan gaya kepemimpinan lain, khususnya gaya kepemimpinan demokratis yang menitikberatkan partisipasi dari seluruh anggota kelompok. Apalagi pada era digitalisasi seperti saat ini dimana informasi dapat terdistribusi secara luas, cepat, dan terbuka, sehingga informasi tidak lagi didominasi oleh individu pemimpin saja. Adanya distribusi informasi dan pengetahuan ini kemudian menimbulkan harapan dari anggota kelompok dan organisasi untuk lebih didengar dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Khususnya hal ini terjadi pada sektor publik seperti organisasi politik dan pemerintahan, organisasi sosial dan kemasyarakatan, organisasi pendidikan, dan lain sebagainya Dalam intensitas yang lebih kecil, perkembangan inipun juga mulai banyak diterapkan pada organisasi bisnis. Apalagi dalam situasi persaingan bisnis yang semakin lama semakin ketat, termasuk dengan sedang terjadinya pergeseran bisnis dari format bisnis konvensional (offline) menuju format bisnis digital (online). Hal ini menyebabkan inovasi dan kreatifitas menjadi kunci penentu memenangkan persaingan, hal mana yang hanya akan secara efektif didapatkan dengan gaya kepemimpinan yang demokratis.
  • 36. 28 Walaupun demikian, saat ini masih banyak kelompok atau organisasi bisnis yang masih menerapkan gaya kepemimpinan yang otokratis terlebih lagi jika kepemilikannya dipegang oleh satu orang yang juga berfungsi sebagai pemimpin. Dalam kondisi seperti ini, terdapat kecenderungan penerapan gaya kepemimpinan ini. Tapi apakah dalam situasi ini, selalu akan berdampak negatif bagi organisasi dan anggota nya, atau ada prasyarat prasyarat tertentu yang masih dapat menjamin keberhasilan pencapaian tujuannya? kita melihat kembali pada karakteristik gaya kepemimpinan otokratis, terdapat hal hal prinsip yang harus ada untuk menjadikan gaya kepemimpinan ini disebut otokratis : ✓ Hanya ada visi pemimpin ✓ Visi disampaikan secara detail ✓ Arahan diberikan secara jelas kepada semua anggota kelompok ✓ Semua keputusan diambil oleh individu pemimpin Selain hal hal tersebut, untuk lebih memastikan keefektifannya sekaligus mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokratis juga diharapkan mempunyai karakter karakter sebagai berikut : ✓ Aktif mendengar ✓ Memperjelas komunikasi ✓ Selalu respek ✓ Adil
  • 37. Dengan kombinasi karakter seperti inilah diharapkan gaya kepemimpinan tetap dapat efektif diterapkan pada bidang bidang yang secara “alami’ memang sudah sejalan dengan gaya kepeminpinan ini, dan masih cukup efektif jika diterapkan pada kelompok atau organisasi di luar itu. Termasuk juga, dalam batas batas tertentu, pada organisasi bisnis. Kalimat “dalam batas batas tertentu” tersebut bermakna bahwa dengan situasi persaingan bisnis yang semakin meningkat pada era digital seperti telah dijelaskan sebelumnya, gaya kepemimpinan otokratis sebenarnya sudah kurang tepat lagi diterapkan secara mutlak Pertanyaanya adalah mengapa gaya kepeminpinan otokratis yang masih banyak diterapkan di organisasi bisnis saat ini, secara umum dipandang secara negatif dan lebih terlihat berbagai kelemahan dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya ? Mengapa kebanyakan anggota organisasi bisnis cenderung menganggap gaya manajemen ini menjadi “public enemy” alias musuh bersama 29 www.freepik.com
  • 38. 30 Masalahnya sepertinya tidak terletak pada gaya kepemimpinan otokratis itu sendiri, karena terbukti gaya kepemimpinan ini masih dapat berjalan efektif di beberapa jenis organisasi bisnis, khususnya pada organisasi bisnis yang secara “alami” memerlukan gaya kepemimpinan ini. Lantas di mana letak permasalahan yang sebenarnya? Mungkin kita bisa pergunakan satu logika sederhana saja. Jika suatu sistem dapat berjalan dengan baik pada satu lingkungan dan situasi, akan tetapi tidak dapat berjalan baik pada lingkungan dan situasi yang lain, maka terdapat beberapa kemungkinan penyebabnya : 1. Jika orang yang menjalankan sistem dalam 2 lingkungan berbeda tersebut adalah orang yang berbeda, masalahnya terletak pada orang yang menjalankan sistem tersebut 2. Jika orang yang menjalankan sistem dalam 2 lingkungan berbeda tersebut adalah orang yang sama, masalahnya terdapat pada lingkungan yang berbeda tersebut Dari 2 kemungkinan tersebut di atas dengan menggunakan logika tersebut di atas, jika dikaitkan dengan penerapan gaya kepemimpinan otokratis, maka tumbuhnya persepsi secara umum bahwa gaya kepemimpinan ini jauh lebih banyak kekurangan daripada kelebihannya ini, juga terdapat 2 kemungkinan :
  • 39. 31 1. Terdapat organisasi bisnis yang tepat untuk diterapkan gaya kepemimpinan otokratis tapi ada juga organisasi yang tidak tepat untuk diterapkan Untuk kemungkinan pertama ini, mungkin dasar logikanya relatif lemah. Karena sebelum gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan delegatif berkembang, sebagian besar organisasi bisnis juga menerapkan gaya kepemimpinan otokratis dan terbukti banyak organisasi bisnis yang dapat berkembang baik dalam kurun waktu yang sangat lama. Ini berarti gaya kepemimpinan ini seharusnya saat ini juga masih diterapkan pada banyak organisasi bisnis, walaupun efektifitasnya sudah mengalami penurunan dibandingkan masa masa sebelumnya 2. Permasalahan terletak pada individu yang menjalankan, apakah dapat menjalankan sesuai secara benar sesuai dengan konsep gaya kepemimpinan otokratis dan ada yang tidak dapat menjalankannya secara benar Kemungkinan kedua ini relatif lebih kuat dasar logikanya. Walaupun menerapkan konsep gaya kepemimpinan yang sama, antara seorang individu pemimpin dengan individu pemimpin lainnya sangat mungkin terdapat perbedaan dalam menerapkannya. Ada yang dapat menerapkannya sesuai dengan konsep yang benar, dan ada pula yang menerapkannya berbeda cukup jauh dari konsep gaya kepemimpinan otokratis. Perbedaan inilah yang kemudian menghasilkan dampak yang berbeda, termasuk pula dampak yang dirasakan anggota organisasi bisnis (karyawan)
  • 40. 31 31 Berdasarkan logika tersebut di atas, maka kemungkinan terbesar terjadinya penyimpangan pelaksanaan konsep gaya kepemimpinan otokratis terdapat pada masing masing individu pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini. Untuk lebih memahami hal ini, berikut contoh penerapan gaya kepemimpinan otokratis oleh 2 orang individu pemimpin jika mengacu pada karakteristik gaya kepemimpinan ini. Untuk lebih memperjelas pemahaman, perbandingan ini akan dibuat cukup ekstrem di antara 2 pemimpin tersebut. Sebutlah saja ke dua pimpinan di kedua organisasi tersebut bernama A dan B. 32 q www.freepik.com
  • 41. 33 3 Pemimpin A ✓ Visi pemimpin dibangun atas dasar kompetensi dan keahlian pemimpin yang menyeluruh mengenai semua hal dalam aktivitas organisasi bisnis. Hal ini membuat visi yang dibangun tersebut selalu berdasarkan pada realita dan lebih bersifat permanen sehingga tidak mudah berubah ketika menghadapi situasi yang diluar perkiraan ✓ Visi pemimpin disampaikan secara detail kepada semua anggota organisasi dengan berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk harapan yang diinginkan terhadap mereka sesuai dengan tingkat dan bidang tugas masing masing ✓ Arahan tugas dan kewajiban untuk semua anggota organisasi bisnis disampaikan secara langsung ke masing masing anggota (secara sendiri sendiri atau perkelompok), dan diberikan secara jelas dan terperinci, sehingga masing masing anggota kelompok tahu secara pasti apa yang diharapkan dari mereka ✓ Walaupun semua keputusan diambil oleh individu pemimpin, tapi pemimpin masih mau mendengarkan gagasan dan ide yang disampaikan anggota organisasi. Pemimpin tidak secara nyata menolak atau mematahkannya jika dianggap tidak sesuai, walaupun bisa jadi gagasan dan ide tersebut tidak akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
  • 42. 34 3 ✓ Pemimpin menunjukkan respek terhadap anggota organisasi bisnis termasuk ketika mereka sedang menyampaikan ide dan gagasannya ✓ Pemimpin mempunyai kontrol emosi yang baik, sehingga kekuasaannya yang terpusat tidak menjadikannya bertindak yang dapat dianggap memberikan tekanan (pressure) yang kurang tepat dan proporsional untuk anggota organisasi bisnis nya www.freepik.com
  • 43. 35 5 Pemimpin B : ✓ Pemimpin kurang mempunyai kompetensi yang menyeluruh terhadap semua aktivitas organisasi bisnis. Sebagai akibatnya, visi yang dibangun lebih didominasi oleh aktivitas aktivitas yang dikuasai pemimpin saja, sedangkan hal hal yang kurang dikuasai cenderung kurang terakomodasi. Hal ini menyebabkan visi menjadi kurang kuat, dan ada kecenderungan berubah ubah tergantung dengan perubahan keadaan atau justru karena pertimbangan pribadi (judgement) dari pemimpin ✓ Pemimpin tidak menyampaikan visi secara detail dan jelas kepada semua anggota organisasi. Visi hanya disampaikan sebagian dengan asumsi bahwa lainnya harusnya dapat dipahami sendiri oleh anggota organisasi. Atau kalaupun disampaikan secara detail, hanya disampaikan ke sebagian anggota organisasi saja, terutama untuk hal hal yang ia kuasai ✓ Penyampaian arahan tugas dan kewajiban kepada seluruh anggota organisasi kurang disampaikan secara jelas dan terperinci, sehingga terdapat anggota organisasi yang kurang mengetahui mengenai apa yang diharapkan dari dirinya. Kalaupun dilakukan secara jelas dan detail, hanya dilakukan secara parsial pada sebagian kelompok anggota organisasinya saja
  • 44. ✓ Pemimpin relatif kurang menjalin komunikasi dengan anggota kelompoknya, dan kurang bisa mendengar gagasan dan ide dari anggota kelompoknya. Kalaupun hal tersebut dilakukan, pemimpin cenderung untuk mengabaikannya secara langsung ✓ Pemimpin kurang respek terhadap anggota organisasi, termasuk ketika anggota organisasi tersebut sedang mengajukan gagasan atau ide nya kepada pemimpin tersebut ✓ Kontrol emosi pemimpin kurang baik, sehingga tekanan (pressure) terhadap anggota kelompok cukup tinggi. Kadang bertindak kurang proporsional karena dorongan kekuasaan yang relatif tak terbatas itu. 35 5 www.freepik.com
  • 45. 37 7 Dari cara 2 orang pemimpin tadi menerapkan gaya kepemimpinan otokratis dengan jalan yang sangat berbeda ini, tentunya dampak yang timbul akan sangat berbeda. 1. Pemimpin A ✓ Walaupun gagasan dan ide dari anggota organisasi sebagian besar tetap tidak terakomodasi dalam pengambilan keputusan, akan tetapi dengan visi detail dan sangat terarah membuat ada kepercayaan anggota organisasi terhadap visi yang disampaikan. Selanjutnya hal ini akan menumbuhkan rasa keyakinan untuk dapat menjalankan setiap tugas yang mengacu pada visi tersebut ✓ Tugas dan kewajiban yang disampaikan secara jelas, menjadikan semua anggota kelompok dapat menjalankan tugas sesuai dengan yang diharapkan tanpa adanya kesalahpahaman dalam menjalankannya. Ini tentunya akan sangat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan juga tingkat stress anggota kelompok ✓ Sikap respek dan juga menjaga komunikasi dari individu pemimpin terutama dalam proses penyampaian gagasan dan ide, dapat mengurangi sikap demotivasi dan ketidakpercayaan anggota organisasi sebagai akibat pengambilan keputusan yang terpusat pada pemimpin ✓ Kontrol emosi yang baik dari pemimpin juga dapat mengurangi ketegangan (stressfull) dari anggota organisasi dan juga rasa demotivasi dalam menjalankan tugas dibawah gaya kepemimpinan otokratis ✓ Pada akhirnya, walaupun mungkin tidak sepenuhnya, anggota organisasi masih dapat menerima gaya kepemimpinan otokratis ini dan fokus menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya
  • 46. 38 7 2. Pemimpin B ✓ Visi yang kurang jelas dan komprehensif akan mengurangi rasa kepercayaan anggota organisasi terhadap tujuan yang ditetapkan oleh pemimpin. Apalagi visi ini cenderung berubah ubah berdasarkan situasi, yang akan makin meningkatkan tingkat demotivasi anggota organisasi bisnis tersebut ✓ Kekurangjelasan mengenai detail tugas yang harus dikerjakan oleh anggota organisasi bisnis tersebut yang diberikan oleh pemimpin, akan meningkatkan tingkat tekanan (pressure) karena sangat mungkin terjadi kesalahpahaman yang dapat berakibat negatif terhadap anggota organisasi seperti adanya sangsi tertentu. Pada akhirnya ini akan meningkatkan pula tingkat stress dan demotivasi dari anggota organisasi ✓ Hampir tidak adanya keputusan yang diambil dengan setidaknya mendengarkan gagasan dan ide dari anggota kelompok, dan juga sikap kurang respek terhadap gagasan dan ide tersebut dari pemimpin, juga berpengaruh pada meningkatnya rasa ketidakpercayaan dan demotivasi dari anggota kelompok ✓ Kontrol emosi yang kurang baik dari individu pemimpin, akan semakin memperparah tingkat stress, ketidakpercayaan, dan demotivasi pada anggota organisasi yang sudah ada
  • 47. 39 7 ✓ Pada akhirnya, penerapan gaya kepemimpinan otokratis oleh pemimpin B yang relatif jauh “menyimpang” dari konsep yang sebenarnya, hanya akan membentuk anggota organisasi dengan tingkat stress, rasa tidak percaya (untrust), dan tingkat demotivasi yang tinggi. Pada kondisi ini, anggota organisasi cenderung akan hanya “sekedar’ menjalankan tugas yang diberikan padanya tanpa dorongan yang tinggi untuk memberikan hasil yang baik Dari pembahasan di atas kita mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perbedaan dampak dari 2 cara penerapan gaya kepemimpinan otokratis yang berbeda. Dan ketika kita menilai bos kita yang memang menerapkan gaya kepemimpinan otokratis pun, untuk dapat menilai apakah bos kita tersebut menjalankan gaya kepemimpinan ini secara “obyektif” atau “subyektif”, kita dapat mengacu pada konsep dari gaya kepemimpinan otokratis dan bagaimana bos kita menjalankannya. Jika bos kita menjalankannya masih sesuai dengan konsep dan rule yang berlaku untuk gaya kepemimpinan ini, mungkin kita masih belum bisa langsung mengatakan bos kita tersebut otoriter. Bisa jadi bos kita tersebut sebenarnya lebih cenderung ke gaya kepeminpinan demokratis, akan tetapi karena jenis bisnis dan situasi bisnis mengharuskannya untuk menerapkan gaya kepemimpinan otokratis, hal itulah yang akhirnya diterapkannya. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana dia bertindak dalam gaya kepemimpinan ini. Jika dia melakukan hal hal untuk mengurangi dampak negatif dari penerapan gaya kepemimpinan otokratis, seperti :
  • 48. 40 7 ✓ Aktif mendengar ✓ Memperjelas komunikasi ✓ Selalu respek ✓ Adil Maka sangat mungkin bahwa bos kita tersebut bukanlah seorang otoriter. Ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi : 1. Bisa jadi dia memang “dipaksa” harus menjadi seorang otokratis karena tuntutan organisasi, atau ada kelemahan kelemahan organisasi seperti kelemahan kompetensi anggota organisasi, yang harus diantisipasi dengan gaya kepemimpinan ini. 2. Dan walaupun misalnya tidak ada tuntutan organisasi atau situasi yang memaksa bos kita untuk menerapkan gaya kepemimpinan otokratis, akan tetapi tetap gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan ini, tidak pula lantas kita bisa sebut bos kita tersebut otoriter. Bisa jadi dia memang karakternya mengarah pada gaya kepemimpinan otokratis, sehingga walaupun bukan sesuatu yang harus dilakukan, kepemimpinannya banyak menerapkan konsep konsep kepemimpinan ini. Akan tetapi karena menyadari bahwa gaya kepemimpinannya memiiki beberapa kelemahan yang juga berdampak pada anggota organisasinya, maka dia melakukan hal hal untuk dapat mengurangi dampak negatif ini. Dalam hal ini dia lebih tepat disebut sebagai seorang yang otokratis daripada seorang yang otoriter
  • 49. 41 3. Jika seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratis dalam organisasi atau situasi yang memang mengharuskannya menjalankannya gaya kepemimpinan ini, akan tetapi dalam penerapannya banyak “menyimpang” dari konsep konsep gaya kepemimpinan otokratis (seperti contoh pemimpin B) serta tidak ada upaya untuk mengurangi dampak negatifnya kepada anggota organisasi, maka ada kemungkinan memang dia adalah seorang otoriter. Sikap otoriter ini bisa jadi terjadi sebagai sesuatu yang “tidak direncanakan”. Seorang pemimpin yang pada awalnya diharuskan bertindak dengan gaya kepemimpinan otokratis, lama kelamaan karena sudah terbiasa menjalankan gaya kepemimpinan ini dimana kekuasaan terpusat pada dirinya, pada akhirnya terjadi penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) berupa penyimpangan dari konsep konsep gaya kepemimpinan otokratis seperti penyimpangan yang dilakukan pemimpin B. Penyimpangan inilah yang kemudian menjadikannya seorang otoriter 4. Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratis dalam organisasi yang sebenarnya tidak memerlukan gaya kepemimpinan ini dan menerapkan gaya kepemimpinan ini sesuai dengan konsep konsepnya, serta berusaha untuk meminimalisir dampak negatifnya, sangat mungkin hanya akan menjadi pemimpin yang otokratis dan tidak akan menjadi pemimpin yang otoriter. Penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini bisa jadi karena : - Karakter yang bersangkutan cenderung ke arah otokratis, sehingga cenderung menerapkan gaya kepemimpinan otokratis
  • 50. 42 ✓ Mempunyai pendapat subyektif bahwa gaya kepemimpinan yang tepat diterapkan adalah gaya kepemimpinan otokratis, walaupun kondisi obyektif sebenarnya tidak demikian 5. Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratis walaupun organisasi tersebut tidak memerlukan gaya kepemimpinan ini, dan tidak menjalankannya sesuai konsep konsep gaya kepemimpinan ini secara benar. Kepemimpinan otoriter ini cenderung terjadi secara sengaja karena penyimpangan ini pun relatif terjadi secara sengaja dilakukannya dan terjadi sejak awal bukan karena terjadi setelah berjalannya waktu karena factor penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Ini terjadi lebih karena karakter dan perilaku dari pemimpin yang memang dekat dengan sifat otoriter yang didukung dengan adanya kesempatan untuk memegang kekuasaan terpusat pada suatu organisasi. Pemimpin seperti inilah yang cenderung untuk menjadi pemimpin yang sering disebut sebagai bos yang otoriter oleh anggota kelompok atau organisasinya Dari kelima tipe pemimpin yang bergaya kepemimpinan otokratis tersebut, timbul pertanyaan. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pemimpin otokratis dan pemimpin otoriter itu sih? Apa perbedaan dan juga dampaknya pada masing masig anggota kelompok atau organisasinya? Serta bagaimana pula mereka mengantisipasinya? Semuanya akan dijawab pada pembahasan pada chapter berikutnya
  • 51. 43 3. OTOKRATIS ATAU OTORITER ? Dari pembahasan pada chapter sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa gaya kepemimpinan otokratis, walaupun memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan pada seorang pemimpin, tidak selalu akan menjadikan seorang pemimpin tersebut menjadi seorang yang umum disebut sebagai otoriter itu. Telah dijelaskan pula bagaimana perbedaan penerapan gaya kepemimpinan otokratis ini yang menjadikan pemimpin dalam 2 tipe pemimpin, yaitu pemimpin otokratis dan pemimpin yang otoriter. Walaupun secara gramatikal terlihat hampir sama, sebenarnya terdapat perbedaan yang sangat signifikan diantara keduanya, yaitu : www.freepik.com
  • 52. 44 1. Penerapan konsep Gaya Kepemimpinan Otokratis Pemimpin otokratis cenderung menerapkan konsep konsep gaya kepemimpinan otokratis secara benar dan masih berupaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap anggota kelompoknya. Sebaliknya pada pemimpin otoriter, cenderung mengabaikan penerapan konsep konsep gaya kepemimpinan otokratis secara benar juga tidak ada upaya serius untuk mengurangi dampak negatif penerapannya terhadap anggota kelompoknya 2. Arahan dari Pemimpin Pemimpin otokratis mengarahkan anggota kelompoknya dengan contoh dan menginspirasikan kemajuan menuju pada tujuan bersama. Pemimpin ini biasa mengatakan “Come with me” atau “mari bersama saya” Pemimpin otoriter, mengandalkan pada perintah dan memerintahkan kesesuaian tanpa pertanyaan. Pemimpin ini biasa mengatakan “Do what I tell you” atau “Lakukan apa yang saya katakan kepadamu” 3. Arti Sukses Pemimpin otokratis memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang perlu dibagi oleh tim. Ini berarti bahwa kesuksesan adalah sesuatu yang dihasilkan dari kerja bersama dan anggota tim juga perlu untuk merasakannya Pemimpin otoriter memandang kesuksesan sebagai sebuah bendungan bagi diri pemimpin itu sendiri. Ini berarti bahwa kesuksesan itu dipandang sebagai hasil dari usaha pemimpin dan bukan sesuatu hal yang perlu dibagikan
  • 53. https://id.openrice.com 45 Dari perbedaan di atas, kita baru bisa benar benar mengidentifikasikan bos kita, apakah hanya “sekedar” otokratik atau memang benar benar otoriter. Dan jika dari pengidentifikasian ini ternyata bos kita benar benar seorang otoriter, barulah kita dapat menyusun langkah langkah lebih lanjut untuk mengantisipasinya. Tapi sebelum kita bergerak lebih jauh untuk langkah langkah antisipasi tersebut, ada baiknya kita perlu mengetahui dulu beberapa contoh penerapan gaya kepemimpinan otoriter ini. Walaupun secara umum pada penerapannya, gaya kepemimpinan otoriter ini kebanyakan dilakukan dengan cara intimidasi. Pada tipe pemimpin otoriter ini, pemimpin mempunyai aggapan bahwa cara untuk dapat menggerakkan orang untuk melakukan tindakan yang diinginkan adalah melalui pemaksaan dan intimidasi. Tipe pemimpin ini memimpin anggota kelompok atau organisasinya dengan menggunakan standar yang tinggi, walau seringkali standar yang ditetapkan adalah berdasarkan opini dan pemikiriannya sendiri, yang bisa jadi tidak sesuai dengan pendapat yang berlaku umum pada kelompok atau organisasi lainnya. Tipe pemimpin otoriter ini bisa dibilang adalah tipe pemimpin otoriter yang paling utama dan boleh dibilang yang paling sering terjadi dalam kepemimpinan otoriter
  • 54. 46 Ciri ciri yang biasa terdapat pada tipe pemimpin otoriter seperti ini biasanya adalah : 1. Memiliki ego yang tinggi ✓ Pemimpin dengan sifat seperti ini cenderung untuk selalu menganggap bahwa pendapatnya adalah yang benar, dan mengganggap pendapat orang lain itu salah setidaknya tidak sebaik pendapatnya. Akibatnya, pemimpin ini sangat sulit untuk menerima saran dari orang lain, apalagi jika datang dari anggota kelompok atau organisasinya. Di dalam kelompok atau organisasinya, dia hanya menggunakan pendapatnya saja tanpa sama sekali menggunakan saran lain walaupun hanya sedikit ✓ Pemimpin dengan ego yang tinggi ini juga selalu menginginkan mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, tanpa memperdulikan keuntungan orang lain. Bahkan cenderung tidak perduli jika keuntungannya tersebut didapat dengan merugikan orang lai ✓ Sifat ego ini juga cenderung untuk melemparkan setiap masalah dan kesalahan kepada orang lain, dan sama sekali tidak mau untuk dipersalahkan walaupun sebenarnya dia juga mempunyai andil dalam masalah dan kesalahan tersebut. Misalnya karena tidak diberikannya arahan yang jelas dan benar kepada anggota kelompok atau organisasinya ✓ Karenanya, pemimpin ini cenderung untuk tidak menghargai hasil kerja orang lain, karena yang dilihatnya pada orang lain hanyalah kesalahannya saja
  • 55. 47 2. Tidak atau kurang percaya terhadap anggota kelompok nya ✓ Ciri utama lainnya dari pemimpin otoriter tipe ini adalah tidak percaya pada anggota kelompok/organisasinya. Kalaupun ada, hanya sedikit sekali. Hal ini antara lain didasari karena merasa bahwa hanya dirilah yang tahu mengenai organisasi dan bagaimana organisasi tersebut harus dijalankan. Karenanya, anggota organisasi cukup hanya menjalankan keputusan, dan pemimpin tidak merasa perlu memiliki kepercayaan terhadap terhadap mereka. ✓ Dan ketika ini sudah menjadi pola dan masuk ke alam bawah sadar pemimpin, maka hal ini akan terbawa tidak saja pada ketidakpercayaan terhadap pendapat anggota organisasi saja, akan tetapi juga pada rasa tidak percaya bahwa mereka dapat bekerja dengan baik. Oleh karenanya, perlu diberikan pengawasan yang ketat dan disertai dengan pemaksaan dan bahkan ancaman agar mereka dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin. www.freepik.com
  • 56. 48 3. Sangat percaya pemaksaan adalah cara terbaik menggerakkan orang ✓ Karena pemimpin otoriter selalu merasa dirinyalah yang benar dan anggota organisasinya selalu salah, maka dia beranggapan bahwa semua keputusannya harus dijalankan tanpa ada bantahan. Untuk memastikan hal tersebut berlaku secara efektif, maka dia akan memilih cara pemaksaan agar hal tersebut dapat dijalankan. ✓ Pemaksaan itu dilakukan dalam berbagai tingkatan dimulai dari perintah sampai dengan ancaman agar anggota organisasi dapat patuh sepenuhnya. Ancaman itu dilakukan dengan menggunakan mekanisme hukuman (punishment) dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat berdasarkan kesalahan yang dilakukan anggota organisasi, atas dasar pertimbangan subyektif pemimpin tersebut ✓ Karena keinginan agar semua keputusan tersebut dapat dijalankan, dalam melakukan pemaksaan tersebut seringkali tidak memperhatikan kepentingan dan perasaan anggota organisasinya. Jika dipandang perlu dapat dilakukan tekanan (pressure) seperti melalui intonasi suara, ekspresi wajah, sampai dengan gerak tubuh yang semuanya mengarah pada ancaman agar melakukan sesuatu Dalam prakteknya, sangat banyak variasi penerapan tipe kepemimpinan otoriter intimidatif seperti tersebut di atas. Beberapa diantaranya, berdasarkan praktek nyata yang terjadi pada organisasi bisnis, di contohkan sebagai berikut :
  • 57. 49 1. Seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan manufaktur bernama Rudi dengan latar belakang bidang Keuangan di beberapa perusahaan sebelumnya, menerapkan gaya kepemimpinan otoriter yang intimidatif Secara bisnis, manufactur memang memerlukan kepemimpinan otokratis pada Divisi produksi, akan tetapi untuk bagian lainnya seperti Divisi sales dan marketing lebih tepat jika diterapkan gaya kepemimpian demokratis. Akan tetapi Rudi menerapkan gaya kepemimpinan otoriter pada semua Divisi dan ia terlibat pada setiap Divisi tidak hanya pada hal hal yang bersifat strategic, akan tetapi juga hal yang bersifat implementasi Di sisi lain, Rudi kurang menguasai bidang di luar Keuangan, sehingga visi yang disampaikan ke semua divisi tidak komprehensif walaupun Rudi merasa bahwa visi tersebut sudah cukup untuk dapat mensinergikan semua Divisi dalam perusahaan. Pada kenyataannya, semua Kepala Divisi dan jajarannya melihat visi yang disampaikan tersebut belum dapat menjawab tantangan perusahaan yang saat itu memerlukan koordinasi yang lebih baik dalam era persaingan pasar yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang semakin cepat Disisi lain, karena kompetensi Rudi diluar bidang Keuangan relatif kurang memadai yang ditambah dengan keenggananya untuk bertanya pada setiap Divisi, menyebabkan arahan yang diberikan ke Divisi dan sub Divisi non Keuangan menjadi kurang detail dan jelas. Hal ini kemudian menimbulkan kebingungan dalam setiap Divisi tersebut. Pada akhirnya, setiap Divisi melakukan penafsiran dan intreprestasi masing masing terhadap visi dan arahan kerja berdasarkan visi yang kurang jelas tadi
  • 58. 50 Hal ini kemudian diperparah lagi dengan arahan dan tugas yang diberikan sering mengalami perubahan dan terkadang malah bertentangan dengan arahan sebelumnya. Sebagai akibatnya, project dan prioritas setiap divisi dan sub divisi pun juga berubah ubah mengikuti arahan Rudi yang sering berubah tersebut. Dampak dari hal ini sangat besar bagi perusahaan. Koordinasi antar divisi yang sebelumnya sudah berjalan cukup baik yang dengan adanya tantangan lingkungan bisnis yang berkembang memerlukan peningkatan lebih baik lagi, karena keadaan ini malah menjadi lebih tersendat. Hal ini disebabkan masing masing divisi lebih fokus pada masalah internal akibat visi dan arahan yang kurang jelas dan mengalami banyak perubahan di pertengahan jalan tersebut. Hal ini kemudian mendorong masing masing divisi untuk agak mengabaikan beberapa hal terkait dengan koordinasi antar divisi, karena dianggap kurang prioritas. Tidak saja pada koordinasi antara divisi saja yang mengalami hambatan, pada koordinasi antar sub divisi pada divisi yang sama pun juga mengalami gangguan. Hal ini karena masing masing sub divisi juga mengalami kebingungan akibat ketidakjelasan visi dan arahan dari X. Juga karena banyaknya perubahan arahan dan prioritas di setiap sub divisi, yang pada akhirnya mereka mengandalkan arahan kepala Divisi untuk mencari solusi atas setiap permasalahan yang ada di sub divisi nya. Padahal kepala divisi pun juga tidak secara jelas menangkap arahan X akibat kekurangpahamannya pada permasalahan yang ada di setiap Divisi
  • 59. 51 Pada akhirnya hal tersebut menyebabkan performa kerja dari setiap divisi mengalami penurunan, yang kemudian oleh Rudi hal ini dinilai karena setiap Divisi tidak mengikuti visi dan arahan yang telah diberikan sebelumnya. Solusi atas masalah ini kemudian diambil sendiri oleh Rudi dengan sedikit melibatkan peran kepala divisi. Rudi menganggap setiap divisi tidak berhasil menangkap dengan baik untuk visi dan arahan yang telah diberikan. Untuk memastikan bahwa visi dan arahannya ditangkap dengan baik oleh setiap divisi, kemudian Rudi melakukan kembali sosialisasi visi dan pemberian arahan ulang untuk tugas tugas divisi dan sub divisi. Rudi juga melakukan pelatihan terkait dengan perencanaan pemecahan masalah (problem solving) untuk level manajer ke atas, dengan anggapan mereka belum mampu (capable) untuk melakukannya. Tentunya semua dilakukan dengan tekanan (pressure) tinggi agar mereka kali ini dapat menangkap apa yang diinginkan Rudi dengan baik Pada kesempatan itu pula, Rudi menyampaikan ancamannya akan adanya hukuman (punishment) yang akan diberikan jika hal yang dianggap gagal tersebut terjadi kembali. Semua hal tersebut di atas, pada akhirnya menimbulkan dampak negatif yang sangat besar pada organisasi perusahaan secara keseluruhan, seperti :
  • 60. 52 ✓ Setiap anggota organisasi dalam berbagai level sibuk menginteprestasi arahan dan perintah dari Rudi. Beban interprestasi yang paling besar terdapat pada kepala sub divisi (kepala departemen) karena harus menginterprestasi kerjanya sendiri dan tim nya (Manager. Assistant Manager, Supervisor, dan staff). Untuk itu Kepala Sub Divisi banyak berkonsultasi dengan Kepala Divisi yang dianggap lebih banyak berinteraksi dengan Rudi. Akan tetapi karena arahan dari X juga relatif kurang detail dan jelas, Kepala Divisi sendiri juga tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai hal hal yang perlu diketahui oleh para kepala sub divisi nya. Walaupun para kepala divisi sudah menanyakannya langsung ke Rudi, tetap saja Rudi tidak dapat memberikannya secara jelas. Sebagai akibatnya masing masing kepala divisi berusaha menafsirkan sendiri visi dan arahan dari X ke setiap kepala sub divisi untuk dijalankan. Karena hal ini, koordinasi antar divisi tidak berjalan baik karena penafsiran setiap kepala divisi banyak yang tidak sejalan satu sama lain sehingga sulit untuk dapat tercapainya sebuah sinergi yang efektif www.freepik.com
  • 61. Set your life on fire. Seek those who fan your flames - Rumi 53 ✓ Ancaman berupa sangsi dan hukuman dari Rudi ternyata benar benar dijalankan pada anggota organisasi bisnis yang dianggap paling tidak dapat mengikuti arahan Rudi. Selain untuk memberikan hukuman pada yang bersangkutan, hal ini juga dilakukan untuk memberikan shock therapy pada anggota organisasi lainnya agar dapat bekerja benar sesuai dengan yang diinginkan oleh Rudi. Diterapkan berbagai tingkatan hukuman sesuai “kesalahan” berdasarkan kriteria dari Rudi. Dari berupa teguran lisan, teguran tertulis, bahkan ada sampai dengan surat peringatan dan bahkan beberapa mengalami pemberhentian kerja. Semua ini ditujukan untuk memberikan “perhatian” semua anggota organisasi, baik yang sudah lama bekerja dan terutama untuk yang relatif masih baru, agar dapat mengikuti arahan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Rudi.Yang terjadi bukannya sesuai yang diharapkan oleh Rudi, akan tetapi karena suasana kerja sudah sangat tidak nyaman tersebut justru mendorong banyak anggota organisasi, terutama yang sangat potensial, memutuskan untuk mencari peluang kerja di organisasi bisnis lain. Pada akhirnya hal ini meningkatkan turn over karyawan, terutama justru pada karyawan yang termasuk dalam kriteria terbaik ✓ Karena visi dan arahan Rudi yang menjadi panduan bagi semua aktivitas organisasi binis tersebut, ketidakjelasan dan kekurang detailannya, serta kecenderungan untuk berubah ubah sesuai keinginan Rudi. menyebabkan arah perusahaan juga menjadi kurang terarah dan berubah ubah pula. Sementara di sisi lain, persaingan dalam industri semakin ketat sebagai akibat pekembangan teknologi
  • 62. ✓ yang semakin cepat, dan memerlukan antisipasi yang cepat dan tepat. Pada akhirnya, kondisi dan situasi organisasi bisnis dibawah gaya kepemimpinan otoriter Rudi, membuat organisasi bisnis ini menjadi relatif lambat dalam merespons tingkat persaingan yang semakin meningkat tersebut. Setiap rencana antisipasi yang memerlukan koordinasi dan sinergi yang baik dari semua divisi, tidak berjalan sesuai rencana karena setiap divisi mempunyai penafsiran sendiri sendiri terhadap rencana tersebut. Hal ini diperparah lagi ketika masing masing divisi cenderung mencari “situasi aman” untuk divisinya masing masing tanpa memperhatikan kepentingan divisi lainnya. Sebagai konsekuensinya, rencana antisipasi tersebut menjadi lambat dalam pelaksanaannya dan gagal mengantisipasi perkembangan yang terjadi didalam industry 54 www.freepik.com
  • 63. Quitters Campers 55 “The best view comes after the hardest climb” -unknown 2. Seorang pemilik perusahaan distribusi nasional untuk produk impor bernama Herry. Sebelumnya perusahaan miliknya menangani distribusi untuk tingkat lokal (daerah) dari produk sejenis dari merek yang berbedayang adalah pemimpin pasar (market leader) untuk kategori produk yang sama. Kemudian perusahaannya dipercaya oleh merek impor yang baru masuk pasar Indonesia untuk menangani penjualan di seluruh wilayah Indonesia. Kompetensi Herry sendiri lebih pada bidang operasional dan keuangan, mengingat hal tersebutlah yang lebih diperlukan dalam perusahaan distribusi yang bersifat lokal Dalam menjalankan perusahaannya, Y menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Tidak hanya karena pertimbangan skala perusahaan yang belum begitu besar dan struktur organisasi yang masih relatif sederhana, akan tetapi karena perusahaan memerlukan kecepatan untuk memperluas area penjualan di seluruh Indonesia pada saat merek yang didistribusikannya belum dikenal oleh pasar. Walaupun demikian, alasan yang paling utama adalah karena memang pada dasarnya karakter Herry adalah seorang yang cenderung otoriter. Karakternya yang memiliki ego yang tinggi, serta kontrol emosi yang kurang baik dan mudah berubah berdasarkan sasana hati (mood) yang dirasakannya pada suatu waktu, memang cenderung mengarahkannya pada gaya kepemimpinan yang otoriter. Apalagi dengan kompetensi dan pengalamannya yang tinggi dibidang distribusi, menjadikannya seorang yang dianggap paling ahli di organisasi bisnisnya.
  • 64. 56 Sebagai seorang dengan gaya kepemimpinan otokratik yang otoriter, Herry menerapkan semua prinsip prinsip gaya kepemimpinan ini, seperti : ✓ Semua keputusan diambil sendiri oleh Herry ✓ Walaupun karyawanya bisa mengajukan pendapat atau bahkan proposal kegiatan, akan tetapi sepanjang itu berbeda dengan keinginan Herry, maka yang diputuskan adalah berdasarkan keinginan Herry saja ✓ Herry memberikan visi kepada semua karyawan, serta memberikan arahan dan tugas kepada setiap karyawan Sampai disini, kita mungkin masih bisa mengatakan bahwa Herry adalah seorang pemimpin yang otokratis dan bukan atau belum menjadi seorang pemimpin yang otoriter. Memang belum semua informasi mengenai Herry diberikan. Selain prinsip gaya kepemimpinan otokrasi seperti tersebut di atas, Herry juga menerapkan hal hal sebagai berikut : ✓ Herry memang sangat menguasai operasional distribusi dan keuangan, akan tetapi lebih pada tingkat lokal. Akan tetapi, ketika level organisasi bisnis melebar menjadi tingkat nasional yang jauh lebih luas, tingkat kompleksitasnya juga berbeda karena karakter tiap tiap wilayah distribusi juga berbeda. Sebagai distributor nasional, perusahaan milik Herry tersebut juga perlu menangani aktivitas di bidang sales dan marketing yang jauh lebih kompleks daripada sebelumnya. Disini Herry perlu untuk lebih terbuka dengan pendapat dan gagasan dari karyawannya terutama yang memang ahli dibidang bidang tersebut. Pada tahap ini Herry memang cukup terbuka untuk mengajak bicara para karyawannya yang ahli dibidangnya tersebut.
  • 65. 57 - Akan tetapi, Herry hanya akan mengambil ide karyawannya yang masih sesuai dengan pendapatnya sendiri, dan mengabaikan pendapat yang tidak sesuai dengan pemikirannya walaupun sebenarnya pendapat tersebut sangat baik untuk diterapkannya. Akibatnya, keputusan yang diambil Herry seringkali tidak komprehensif karena hanya menggabungkan idenya sendiri sebagai kontributor dasar keputusan utama, dengan beberapa pendapat karyawannya yang dia anggap masih sejalan dengan pemikirannya. Bahkan kadang keputusannya terlihat sekedar “tambal sulam” saja dan bukan keputusan yang akurat dan tepat sasaran ✓ Dalam memberikan Visi mengenai apa yang hendak dicapai perusahaannya, Herry tidak memberikannya sebagai gambaran yang utuh dan lengkap kepada karyawannya. Herry hanya memberikannya secara garis besarnya saja, itupun hanya sebagian saja. Hal ini dikarenakan YHerrymemang belum mempunyai visi yang jelas mengenai perusahaan yang kini berskala nasional tersebut. Apalagi untuk bidang bidang yang relatif belum begitu dikuasai Herry seperti sales & marketing. Akibatnya, karyawannya relatif tidak mengetahui arah perkembangan perusahaan seperti yang dipikirkan Herry dan juga peran optimal apa yang bisa mereka berikan dari visi tersebut
  • 66. Photo by chuttersnap on Unsplash 58 ✓ Dalam pemberian arahan dan tugas yang perlu dilakukan oleh karyawannya, Herry juga sering tidak menyampaikannya secara jelas dan detail. Informasi hanya diberikan gambaran umum saja dan karenanya cenderung dapat menjadi multi interpretasi / multi tafsir. Bahkan ketika ada karyawan yang “berani ‘ menanyakan detail arahan dan tugas tersebut, jawaban yang diberikan Y juga cenderung masih kurang detail. Apalagi untuk karyawan yang lebih memilih untuk menafsirkannya sendiri karena tidak berani menanyakannya lagi karena khawatir pada kondisi emosi Hery yang pada suatu waktu sedang dalam “mood” yang tidak baik. Sebagai akibatnya, pemahaman karyawan sangat mungkin berbeda dengan yang dimaksudkan oleh Herry, yang bisa menjadi masalah pada saatnya. Jika ini terjadi, maka Herry akan merasa bahwa kesalahan berada sepenuhnya pada karyawan tersebut www.freepik.com
  • 67. 59 ✓ Herry juga sering berubah ubah dalam pengambilan keputusan. Hal yang telah diputuskan sebelumnya bisa kemudian diubah lagi pada waktu yang berbeda. Hal ini selain disebabkan karena ini kurang jelasnya visi yang dipunyai Herry sehingga masih memungkinkan untuk diubah ubah dan disesuaikan. Ini memang juga menjadi salah satu karakter uttama dari Herry. Karakter ini sangat membingungkan karyawannya karena banyak perubahan pada : o Visi yang sudah di sosialisasikan, dapat berubah sebagian pada pertengahan jalan o Rencana kerja yang sudah disetujui dapat berubah ketika rencana kerja tersebut akan di realisasikan o Program kerja yang sudah berjalan, dapat berubah pada pertengahan jalan o Hasil pekerjaan yang sudah disetujui perencanaannya, dapat diminta direvisi ketika setelah selesai dilaksanakan sesuai rencana o Perubahan perubahan lain untuk detail teknis kerja yang akan atau sudah berjalan ✓ Dengan seringnya terjadinya perubahan ini menyebabkan karyawan yang sebelumnya juga tidak mendapatkan arahan yang jelas ini akan semakin tidak mempunyai kepastian dalam menjalankan pekerjaan sesuai keputusan dari Y. Secara langsung ini berpengaruh pada semangat dan kepercayaan karyawan terhadap tugas yang diberikan. Sebagai akibatnya hasil dari pekerjaan tersebut oleh Herry sering dianggap tidak benar. Karena tingginya ego dari Herry yang
  • 68. 60 - tidak pernah mau menyadari bahwa dia juga mempunyai andil dalam kesalahan tersebut, semua kesalahan dibebankan kepada karyawannya ✓ Dalam menghadapi hal yang dianggap salah tersebut, sesuai dengan karakternya yang cenderung kurang dapat mengontrol emosinya, Herry sering melakukan tekanan (pressure) dan intimidasi terhadap karyawannya. Intensitasinya memang berbeda beda dimulai dengan teguran ringan, pernyataan tajam sampai dengan pernyataan sangat keras yang diiringi dengan luapan emosi. Hal ini tergantung pada besar kecilnya anggapan kesalahan, dan juga suasana hati (mood) Herry pada saat itu. Yang jelas, situasi ini membuat suasana kerja menjadi sangat tidak nyaman karena setiap karyawan selalu merasa dalam keadaan tertekan dan takut dianggap melakukan kesalahan. Bahkan pada sebagian besar karyawan, terutama yang banyak berinteraksi dengan Y, terdapat perasaan tenang jika Y tidak sedang berada di dekat mereka Melihat dari beberapa karakter seperti tersebut diatas, barulah kita dapat menyimpulkan bahwa Y adalah seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokrasi yang otoriter. Dan sebagaimana pada organisasi bisnis dengan gaya kepemimpinan otoriter lainnya, terdapat banyak dampak negatif dari penerapannya,
  • 69. ✓ Ketidakjelasan menangkap visi dan arahan tugas yang disampaikan oleh Herry. Karena struktur organisasi relatif sederhana, dimana terdapat beberapa manager dari beberapa bagian yang langsung melapor kepada Herry, dan kemudian para manager tersebut meneruskan arahan dari Herry kepada tim nya yang terdiri dari junior manager, supervisor, dan staff tersebut, maka kebingungan terutama terjadi pada para manager. Walaupun mereka mempunyai akses komunikasi langsung dan dapat menanyakan hal yang belum jelas tersebut ke Herry, akan tetapi karena jawaban yang diberikan Herry pun seringkali tetap memberikan visi dan arahan yang tetap tidak atau kurang jelas. Dan kemudian meminta agar hal tersebut dijalankan saja tanpa terlalu banyak bertanya. Akhirnya para manajer memutuskan untuk menafsirkannya sendiri hal hal yang masih belum jelas tersebut dan meneruskannya kepada anggota timnya 61 www.freepik.com
  • 70. 62 ✓ Walaupun intreprestasi para manajer tadi kemudian di konfirmasikan lagi kepada Herry dan tidak ada ketidaksetujuan dari Herry, ini bukan jaminan bahwa arahan dan tugas tadi dapat dijalankan seperti apa yang telah disampaikan dan terlihat seperti disetujui oleh Herry tersebut. Dalam perjalanan waktu, sangat mungkin bahwa Herry merubah apa yang sudah disetujuinya tersebut. Bisa jadi karena pada saat disampaikan manajer, Herry tidak terlalu memikirkan dan menganalisa apa yang disetujuinya tersebut. Ia hanya mendasarkan pada pertimbangan saat itu saja atau memang Herry berubah pikiran karena adanya input atau informasi lain yang diterimanya dalam perjalanan waktu. Kondisi ini memberikan ketidakpastian dalam pelaksanaan pekerjaan bagi karyawan dalam berbagai level. Walaupun mereka melakukan pekerjaan yang diperintahkan, akan tetapi mereka melakukannya tidak dengan sepenuh hati karena ada kekhawatiran bahwa apa yang mereka kerjakan akan mengalami perubahan di tengah jalan, atau bahkan setelah pekerjaan itu selesai dikerjakan. Sebagai akibatnya hasil pekerjaan seringkali tidak optimal karena faktor demotivasi itu. Apalagi jika ternyata memang hasil kerja mereka tersebut mengalami perubahan atas permintaan Y, baik ditengah perjalanan atau setelah selesai dikerjakan -
  • 71. 63 ✓ Karena sudah terbiasa dengan pola mengikuti saja apa keputusan Herry tanpa bisa mengajukan gagasan dan ide yang lebih baik walau mungkin tidak sesuai dengan keinginan Herry, maka para manajer dan anggota timnya juga lebih kepada menunggu perintah Herry untuk melakukan apa yang perlu dikerjakan. Kalaupun diminta untuk mengusulkan gagasan atau ide, hal tersebut diberikan sekedarnya saja karena mengetahui pada akhirnya bahwa gagasn dan ide Herry lah yang ingin dijalankan. Bahkan tidak jarang, gagasan dan ide yang disampaikan para manajer sudah disesuaikan dengan pola pikir Herry berdasarkan pengalaman pengalaman sebelumnya, tanpa memperhatikan apakah gagasan atau ide adalah yang pling tepat atau tidak. Yang terpenting adalah gagasan atau ide akan besar peluangnya untuk diterima. Pada akhirnya, semua keputusan di perusahaan tersebut datang dari pemikiran Herry yang banyak sebenarnya kurang sesuai dengan tantangan yang dihadapai perusahaan untuk memperluas jaringan distribusi ke seluruh Indonesia dan juga memperkenalkan merek dari produk yang didistribusikannya tersebut ke target konsumennya
  • 72. https://unsplash.com/@cwmonty 64 ✓ Pada akhirnya, kombinasi antara ketidakjelasan visi dan arahan tugas, ketidakpastian arahan karena seringnya terjadi perubahan rencana, serta keputusan yang hanya mengandalkan satu pemikiran saja sehingga kurang kreatif dan kurang sesuai dengan tantangan yang dihadapi perusahaan, menghasilkan produktivitas kerja yang kurang baik. Banyak project yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai yang ditetapkan, bahkan beberapa tugas tidak dapat terselesaikan. Kalaupun dapat diselesaikan, banyak hasilnya yang kurang optimal dan bahkan terdapat kesan “asal jadi” ✓ Keadaan ini membuat Herry menjadi tidak senang. Dalam pandangan Y, semua ini terjadi karena apa yang telah disampaikan dan diarahkan tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh karyawannya. Dan untuk membuat karyawannya tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diinginkannya, Herry pun memberikan tekanan (pressure) dan intimidasi kepada mereka. Dalam setiap evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tugas, Herry selalu memberikan tekanan (pressure) yang keras terhadap karyawannya yang dianggap kurang perform tersebut. Umumnya diberikan perkataan yang tajam dan keras. Bahkan ketika suasanan hatinya (mood) nya sedang kurang baik, dapat disertai dengan intonasi suara yang tinggi serta gesture tubuh dan mimik muka yang intimidatif. Dalam situasi ini, karyawan cenderung untuk mengaku “salah” dan mengikuti arahan dan bahkan perubahan yang diberikan Herry, walaupun sebenarnya arahan tersebut kurang tepat atau bahkan dapat memberikan hasil yang lebih tidak baik daripada hasil sebelumnya
  • 73. 65 ✓ Walaupun Herry tidak pernah secara eksplisit menyatakan akan terdapat hukuman dan sangsi atas performa kerja yang tidak baik sebagai akibat tidak mengikuti visi dan arahan yang telah diberikannya, akan tetapi ia tidak dapat menyembunyikan emosi, gesture tubuh, serta mimik muka pada karyawannya yang dianggap sering melakukan “kesalahan”. Hubungan dengan karyawan tersebut menjadi tidak baik, terutama ketika suasana hati (mood)nya sedang tidak baik. Walaupun tidak secara langsung terdapat sangsi dan hukuman, akan tetapi bentuk “hukuman” ini banyak membuat karyawannya menjadi tidak nyaman. Dan pada akhirnya, akumulasi dan ketidaknyamanan akibat berbagai situasi yang terbentuk karena gaya kepemimpinan otoriter ini menyebabkan tingginya angka turn over (keluar masuk) karyawan di perusahaan tersebut, termasuk karyawan yang sangat potensial Demikian contoh contoh penerapan gaya kepemimpinan otoriter yang umum disertai dengan kegiatan yang intimidatif dengan berbagai macam jenisnya itu. Dan walaupun 2 contoh di atas dilakukan oleh manajemen puncak, hal ini tidak berarti bahwa gaya kepemimpinan ini hanya dapat berlaku pada tingkatan posisi ini saja. Pada prakteknya, gaya kepemimpinan ini bisa dilakukan oleh setiap tingkatan dalam organisasi bisnis, dari manajemen puncak sampai dengan level supervisor dan team leader, sepanjang yang bersangkutan mempunyai anggota tim atau sering disebut sebagai anak buah itu.
  • 74. Hanya memang dampak yang terbesar terjadi jika yang melakukannya adalah manajemen puncak, sebab pada level ini visi dari suatu organisasi bisnis ditetapkan dan kemudian disampaikan kepada semua anggota organisasi bisnis. Sedangkan untuk level dibawahnya, lebih kepada meneruskan penyampaian visi dari manajemen puncak kepada anggota tim nya. Walaupun demikian, dampak dari level dibawah manajemen puncak jika menerapkan gaya kepemimpinan otoriter juga besar, terutama terkait dengan pemberian arahan dan tugas serta pengawasan kepada anggota timnya. Dampak negatif yang terjadi pada 2 contoh gaya kepemimpinan otoriter pada manajemen puncak seperti tersebut di atas pun, dapat terjadi pada level pemimpin di bawah manajemen puncak ini Oleh sebab itu, antisipasi anggota organisasi bisnis terhadap penerapan gaya kepemipinan otoriter ini juga perlu dilakukan oleh setiap level dalam organisasi bisnis tersebut. Karena pada level manapun gaya kepemimpinan otoriter ini diterapkan, kemungkinan besar mereka pun akan terkena dampaknya. Bagaimana hal tersebut dilakukan, inilah yang akan menjadi pembahasan dalam chapter selanjutnya 66
  • 75. 4. Bagaimana menghadapi bos otoriter ? Kita tidak dalam situasi untuk dapat memilih siapa pemimpin kita! Ini adalah pernyataan yang tidak berlebihan, terlebih lagi pada organisasi bisnis dimana biasanya pemimpin sudah bersifat given. Sangat jarang anggota tim dapat memilih pemimpinnya. Jika anda sedang beruntung, anda mungkin bisa mendapatkan tipe bos yang enak untuk diajak diskusi, mau menerima masukan anda dan bahkan menggunakannya dalam pengambilan keputusan, atau dapat menyampaikan arahan tugas yang jelas dan detail serta selalu support dalam implementasinya. 67 www.freepik.com
  • 76. 68 Akan tetapi situasi tidak selalu berpihak pada anda. Pada situasi lain bisa saja anda mendapatkan bos yang tidak mau menerima pendapat anda dan hanya menginginkan anda untuk mengikuti perintahnya, tidak menyampaikan arahan secara jelas dan rinci, dan cenderung tempramental dan egois. Ya, seorang bos yang otoriter! Anda tentu tidak dapat mengelak dan menghindarinya. Anda harus menghadapinya, bagaimanapun itu caranya. Tentunya dengan cara yang tepat www.freepik.com
  • 77. Cara yang tepat? Sejujurnya memang tidak benar benar ada cara yang tepat, karena setiap bos otoriter juga memiliki keunikannya sendiri sendiri dan tidak bisa dihadapi dengan cara yang sama. Walaupun demikian, tetap ada cara yang bersifat umum yang bisa diterapkan untuk menghadapi berbagai bos otoriter dengan keunikannya masing masing itu. Tentu anda tidak bisa terlalu berharap bos otoriter anda itu akan berubah karakternya lewat cara cara ini. Karena : Anda tidak akan dapat merubah karakter bos anda! Andalah yang perlu menyesuaikan diri dalam menghadapinya. Setidaknya ini akan membuat anda merasa lebih nyaman dari sebelumnya. Akan lebih baik jika bisa membuat anda dapat bekerja lebih efektif. 69 www.freepik.com
  • 78. 70 Sebenarnya tidak ada cara cara yang bersifat baku, akan tetapi secara umum dapat dilakukan langkah langkah antisipasi sebagai berikut : 1. Cobalah untuk mengetahui alasan bos anda menerapkan gaya kepemimpinan otoriter Ada banyak alasan seorang pemimpin memilih untuk menerapkan gaya kepemimpinan otoriter. Dari pembahasan pada chapter chapter sebelumnya sudah dijelaskan beberapa alasan penerapan gaya kepemimpinan ini sebagai berikut : ✓ Jenis perusahaan termasuk dalam industri dengan tuntutan jadwal dengan dateline yang sangat ketat, seperti industry konstruksi, manufaktur, dan juga layanan kesehatan ✓ Perusahaan sedang berada dalam situasi perubahan yang besar atau sedang berada dalam situasi krisis ✓ Perusahaan tidak berada dalam 2 situasi seperti tersebut di atas, akan tetapi pemimpin memilih menerapkan gaya kepemimpinan otoriter dengan alasan : o Tidak yakin anggota tim nya akan dapat bekerja dengan baik jika tidak diawasi dengan ketat, antara lain karena ketidakyakinan atas kemampuan dan motivasi kerja mereka o Pemimpin merasa tidak aman (insecure) atas perkembangan perusahaan atau posisi nya o Karakternya memang condong ke arah gaya kepemimpinan otoriter, atau justru ini adalah karakter yang sebenarnya
  • 79. 71 Dengan memahami alasan bos kita menerapkan gaya kepemimpinan otokratis yang cenderung otoriter seperti tersebut di atas kita dapat menentukan strategi dan cara yang paling tepat untuk mengantisipasinya. Jika bos kita menerapkannya karena jenis industry atau perusahaan sedang berada dalam situasi krisis, masih ada kemungkinan bahwa karakter dasar bos kita sebenarnya bukan seorang otoriter. Demikian juga jika masalahnya pada ketidakpercayaan terhadap anggota organisasi bisnisnya atau karena dia sedang merasa dalam situasi yang tidak aman. Seiring waktu, sangat mungkin bos kita tersebut akan mengurangi gaya kepemimpinan otoriter nya, jika situasinya diangapnya sudah mendukung www.freepik.com
  • 80. 72 Dalam situasi ini, terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan, seperti : ✓ Mengetahui lebih jauh karakter bos kita tersebut berdasarkan gaya kepemimpinan yang ada. Bisa jadi ternyata dia sebenarnya lebih cenderung ke gaya kepemimpinan yang lain seperti demokratik. Hanya mungkin situasilah yang membuatnya “berubah” untuk sementara ✓ Jika kita telah mengetahui hal tersebut, kita dapat menunjukkan empati terhadapnya dengan memberikan dukungan langsung ataupun tidak langsung, misalnya dengan : o Tetap menunjukkan kinerja yang baik o Selalu bersikap baik dan respek kepadanya walaupun ia sedang berada dalam kondisi yang tidak dapat merespon sikap kita tersebut dengan cukup baik o Tetap memberikan pendapat, gagasan, atau ide yang sebaik baiknya jika memang kita diminta o Menjaga kepercayaannya kepada kita o Dan lain sebagainya Semua itu kita lakukan agar hubungan kita dengan bos kita tersebut tetap berjalan baik walaupun mungkin terkesan “bertepuk sebelah tangan” untuk sementara waktu, sehingga pada saat situasi sudah kembali kondusif dan bos kita juga sudah kembali pada karakter dasarnya yang sebenarnya, kita tetap mendapatkan respek yang baik darinya Permasalahnnya memang jika yang terjadi adalah bahwa penerapan gaya kepemimpinan otoriter ini memang adalah menjadi karakter dasar bos kita ini. Peluang untuk terjadinya perubahan relatif kecil kemungkinannya,
  • 81. , walaupun bukan berarti tidak mungkin. Untuk situasi yang seperti ini memang kita perlu menerapkan strategi dan cara cara yang lebih komprehensif lagi dibandingkan dengan situasi yang lainnya. Hal hal yang dapat dilakukan antara lain seperti pada point point selanjutnya dari pembahasan ini seperti tersebut dibawah 73 www.freepik.com
  • 82. 74 2. Jangan terbawa perasaan Bos yang otoriter umumnya kurang dapat memahami perasaan orang lain, terlebih kepada anggota organisasi bisnisnya. Karakter ini sangat mungkin sudah terbawa sejak masa kecilnya sehingga sudah sangat mengakar dalam dirinya, yang akan lebih diperparah lagi jika yang bersangkutan memiliki ego yang tinggi sehingga memang tidak ada keinginan untuk bisa memahami orang lain, apalagi sampai tahapan untuk ber-empati terhadap perasaan dan apa yang dirasakan oleh orang lain Perwujudan dari karakter ini bisa beragam seperti : ✓ Berbicara dengan perkataan yang menyakitkan hati, misalnya ketika sedang mengkritik anggota organisasi bisnisnya ✓ Memarahi anggota organisasi bisnisnya dengan intonasi suara yang tingggi, serta gesture tubuh dan mimik wajah yang emosional dan imitidatif ✓ Mengeluarkan perkataan bernada ancaman ringan sampai berat terkait pekerjaan tanpa memperhatikan kondisi dan perasaan anggota organisasi bisnisnya ✓ Menegur keras anggota organisasinya di depan orang banyak ✓ Memberikan arahan ke anggota organisasi bisnisnya dengan membandingkan satu dengan yang lainnya dan menyampaikannya dengan perkataan yang tidak membuat nyaman semua pihak ✓ Dan lain sebagainya
  • 83. 75 Bagaimanapun cara bos kita melakukannya, dampaknya tetap sama. Kita bisa terbawa perasaan alias baper. Bisa diwujudkan dengan rasa tidak nyaman, rasa tersinggung, rasa sakit hati, bahkan bisa sampai tahapan stress baik ringan ataupun berat. Apapun itu, apa yang dilakukan bos kita yang otoriter kita tersebut bisa membekas kedalam hati kita, sedikit atau banyak Dan jika ini terus berakumulasi semakin dalam, dampaknya terhadap diri kita akan sangat besar, seperti proses berikut : - Rasa tidak nyaman ketika berinteraksi langsung dengan bos kita tersebut - Seringkali disertai rasa takut yang berlebihan ketika harus menyampaikan sesuatu kepada bos kita, terutama untuk hal hal terkait dengan tugas yang kita harus lakukan - Pada akhirnya, sebisa mungkin kita berusaha menghindar untuk berinteraksi dengannya - Peningkatan kadar stress terutama pada saat baru saja mendapat teguran dari bos, bahkan untuk teguran yang relatif masih ringan sekalipun - Jika hal ini berlangsung terus, pada akhirnya akan menumbuhkan rasa tidak nyaman ketika sedang berada di kantor, terutama jika bos kita sedang berada di tempat yang sama - Puncaknya adalah perasaan yang tidak betah di kantor dan mulai terpikir untuk pindah ke perusahaan lain
  • 84. 76 www.freepik.com Proses tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, akan tetapi juga dapat dalam proses yang singkat, tergantung tingkat kebaperan kita. Tapi akibatnya tetap sama, akan berpengaruh pada performa kerja kita dan serta motivasi kita dalam mengerjakan segala tugas yang diberikan kepada kita. Pada akhirnya juga mempengaruhi penilaian bos kita terhadap kita. Dalam kondisi kita bekerja baik saja kita bisa dinilai atas subyektifitas bos kita tersebut, apalagi dalam kondisi kita yang sedang dalam performa kurang baik tersebut. Akibatnya respek bos kita akan menjadi semakin menurun kepada kita dan mungkin akan mempersulit posisi kita di kantor Karena itu, satu satunya jalan untuk menghindari hal ini hanya satu : berusaha untuk tidak membawa perasaan kita terhadap sikap bos kita yang tidak menyenangkan tersebut. Mudah? Tentu tidak, bahkan bisa jadi sangat sulit, terutama untuk individu yang sudah terbiasa membawa perasaannya dalam merespon tindakan orang lain terhadapnya.
  • 85. https://unsplash.com/@cwmonty 77 Mungkin beberapa tips berikut dapat membantu : ✓ Untuk setiap input dan komentar yang keluar dari bos anda, cobalah untuk fokus pada hal hal yang memang terkait dengan tugas dan pekerjaan yang sedang dibahas pada saat itu. Abaikan hal hal diluar hal tersebut seperti perkataan keras atau cenderung kasar dari bos anda yang menyertainya. Juga pendapat pendapat yang kurang logis dan tidak terkait dengan pembicaraan Contohnya jika bos anda sedang membahas mengenai angka penjualan untuk periode tertentu yang menjadi tanggung jawab anda untuk pencapaiannya, fokus saja pada angka dan analisa penjualan yang anda presentasikan dan apa komentar bos anda terkait dengan hal tersebut. Jangan dengarkan dan masukkan kedalam hati kata kata pedas di luar konteks tersebut, misalnya mengomentari format presentasi anda yang dianggap kurang professional walaupun sebenarnya anda sudah menggunakan format yang baku. Itu hanya sekedar ungkapan kekesalan bos anda saja dan sama sekali tidak terkait dengan analisa dan pencapaian penjualan anda. ✓ Usahakan selalu berfikir positif bahwa kritik dan komentar keras atau bahkan kasar dari bos anda adalah upaya untuk melakukan perbaikan terhadap tugas anda. Persoalan dia menyampaikannya tidak secara proporsional dan cenderung berlebihan, itu adalah masalahnya sendiri yang tidak bisa mengontrol dan egois, sehingga anda tidak perlu harus terlalu memikirkannya
  • 86. 78 ✓ Usahakan anda menguasai sekali hal hal yang dibahas, sehingga kalaupun bos anda menyalahkan anda secara tidak proporsional, anda mempunyai argument yang kuat untuk meluruskan pemahamannya tersebut. Tentunya hal tersebut harus disampaikan secara baik dan menghindari konfrontasi. Kalaupun bos anda tetap menyelahkan anda, setidaknya anda mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwa anda tidak salah sehingga tidak perlu mengambil hati terhadap apa yang dikatakannya tersebut ✓ Segera lupakan atas tindakan bos anda yang tidak menyenangkan tersebut. Antara lain dengan tidak mengungkit ungkit lagi pengalaman tidak enak tersebut pada kesempatan lain. Misalnya saat anda sedang memperbincangkan tentang bos anda tersebut dengan kolega anda. Dengan melakukan hal ini harapannya anda akan lebih cepat melupakan hal hal tersebut ✓ Selalu menjaga sikap sabar dalam menghadapi bos kita tersebut. Memang ini lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan, tapi tetap harus diupayakan. Misalnya, jika anda adalah sesorang yang cukup relijius, anda dapat berpegang bahwa kesabaran adalah hal yang diperintahkan agama dan akan menghasilkan hal yang baik, dan setiap perbuatan buruk akan ada balasannya. Dengan keyakinan seperti ini, akan mempermudah anda dalam menerima perlakukan tidak proporsional dari bos anda tersebut
  • 87. 79 3. Selalu berusaha menunjukkan prestasi kerja Anda harus selalu menunjukkan prestasi kerja yang baik walaupun berada dalam tekanan bos otoriter. Dengan prestasi kerja yang baik tersebut, bos anda menjadi kekurangan “alasan” untuk menyalahkan anda. Anda pun dapat memiliki argument yang kuat dalam setiap pembicaraan anda dengannya mengenai pekerjaan anda. Harapannya, tindakan kurang proporsional dari bos anda terkait karakternya yang egois dan merasa dirinya selalu benar sendiri, dapat berkurang. Memang tidak akan hilang, tapi ini setidaknya bisa meringankan tekanan terhadap anda 4. Berani mengambil sikap Walaupun menghadapi bos yang otoriter, anda harus berusaha untuk dapat menyampaikan pendapat, gagasan, ataupun ide terkait dengan pekerjaan anda. Anda tidak perlu harus terlalu memikirkan bahwa hal tersebut akan diterima oleh bos anda. Hanya hanya cukup sebanyak mungkin menyampaikannya pada setiap kesempatan yang Dengan melakukan hal tersebut, setidaknya bos anda akan melihat anda adalah orang yang memiliki sikap, dan tetap selalu berusaha untuk menyampikannya ke bos anda, walaupun kemungkinan besar tidak akan mendapatkan persetujuan. Harapannya, secara perlahan akan muncul respek dia terhadap anda, yang pada akhirnya akan dapat merubah sikapnya kepada anda lebih baik dari sebelumnya
  • 88. 80 Tentunya hal ini perlu disampaikan dengan cara yang baik dan sopan, serta selalu memperhatikan situasi dan kondisi bos anda. Misalnya, pendapat kita tersebut disampaikan kepada bos yang adalah manajemen puncak pada saat perusahaan dalam situasi yang baik seperti tidak ada masalah dalam pencapaian target pejualan perusahaan Selain itu juga memperhatikan suasana hati (mood) nya. Jangan sampai anda menyampaikan gagasan anda pada saat bos anda tersebut sedang dalam keadaan emosi, terlepas apakah karena persoalan perusahaan atau persoalan pribadinya 5. Tetap bersikap baik Sering kali karena sikap bos yang selalu menyebalkan atau malah “menakutkan”, kita menanggapinya dengan sikap kurang baik. Bisa dengan raut muka yang kaku atau justru dengan raut muka kurang nyaman dan terlihat sedikit panik. Hal ini bisa terjadi secara disengaja walaupun biasanya terjadi secara refleks sebagai perwujudan dari perasaan hati anda terhadap bos otoriter tersebut Walaupun anda sudah berusaha keras untuk menyembunyikannya dalam dalam pada lubuk hati yang paling dalam, sedikit banyak hal tersebut tetap dapat dirasakan dan terlihat oleh bos anda. Sebagai pribadi yang egois, tentu tidak bisa diharapkan bos anda akan menyadari bahwa hal tersebut adalah akibat perilaku nya sebagai bos yang membuat anggota organisasi bisnisnya (karyawan) merasa tidak nyaman
  • 89. Justru bos anda akan berfikir bahwa Anda lah yang tidak menunjukkan respek yang baik terhadap dia. Dan sebagai balasannya, bos anda akan bersikap lebih tidak respek terhadap anda. Dampaknya tentu akan berat, secara kekuasaan terpusat padanya dan dia dapat menggunakannya untuk hal hal yang membuat anda semakin tidak nyaman Karenanya, anda tetap harus menunjukkan sikap baik dan respek terhadapnya, sebagaimanapun perlakuannya terhadap anda Berat? Sudah pasti. Tapi hal tersebut tetap perlu anda lakukan. Pusatkan saja fokus anda pada manfaat jika anda tetap bersikap baik padanya, dan demikian pula jika sebaliknya. Termasuk juga harapan bahwa jika anda dapat konsisten menjalankannya, lambat lain sikap bos otoriter terhadap anda akan berubah ke arah yang lebih baik 81 www.freepik.com
  • 90. 82 6. Temukan strategi komunikasi yang tepat Kenali cara bos anda dalam berkomunikasi dengan orang lain, dan aturlah strategi anda dalam berkomunikasi dengannya. Pahami kapan waktu yang terbaik untuk berkomunikasi dengannya, karakternya, juga minat dan kesukaannya. Sehingga anda dapat “menyelipkan” topik pembicaraan yang dia sukai di sela sela pembicaraan tentang tugas dan pekerjaan. Bos yang otoriter umumnya juga suka dipuji. Karenanya sesekali di sela sela pembicaraan tentang tugas dan pekerjaan, pujilan ide atau pencapaian yang ia peroleh. Tentunya ini dilakukan sekali kali saja dan tidak merupakan kebiasaan yang sering dilakukan. Walaupun mungkin bos anda tersebut senang menerimanya, tapi bisa jadi ini akan menimbulkan persepsi kurang baik di kalangan rekan rekan kerja terhadap anda. Anda bisa dianggap melakukan pujian itu hanya untuk mengambil hati bos anda saja 7. Mantapkan tujuan dalam bekerja Idealnya motivasi anda dalam bekerja seharusnya mempunyai beberapa tujuan yang sudah anda tetapkan dari awal. Jika mengacu pada teori klasik hierarki kebutuhan yang dibuat oleh Abraham Maslow, maka tujuan dalam bekerja tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
  • 91. 83 ✓ Kebutuhan Fisiologis Merupakan kebutuhan yang paling dasar (kebutuhan primer) yang meliputi kebutuhan makan, minum, sandang, pangan, dan papan (rumah) Dalam kaitannya dengan tujuan dalam bekerja, maka bekerja dapat dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan tersebut ✓ Kebutuhan rasa aman Yaitu kebutuhan akan adanya rasa aman baik yang bersifat fisik dan psikis Jika dikaitkan dengan tujuan bekerja, dengan adanya kepastian penghasilan dan jaminan lain terkait dimilikinya pekerjaan, orang akan merasa aman dan tenang terkait dengan harapan akan masa depan yang baik untuk diri dan keluarganya ✓ Kebutuhan sosialisasi Sebagai mahluk sosial, manusia mempunyai kecenderungan untuk menjalin pertemanan dan bahkan persahabatan dengan manusia lain. Seseorang akan senang jika diterima oleh manusia lainnya Terkait dengan tujuan manusia bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan ini, dimana dalam lingkungan kerja seseorang mempunyai peluang yang seluas luasnya untuk menjalin sosialisasi dengan orang lain -
  • 92. 84 ✓ Kebutuhan penghargaan Kebutuhan ini pada dasarnya adalah meliputi faktor-faktor internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor- faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Kebutuhan penghargaan atau disebut juga kebutuhan harga diri merupakan hak untuk memperoleh dan kewajiban untuk meraih atau mempertahankan pengakuan dari orang lain Jika dikaitkan dengan tujuan dalam bekerja, melalui bekerja seseorang bisa mendapatkan penghargaan dan pujian dari apa yang sudah dikerjakannya ✓ Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang menempati posisi tertinggi dari hierarki Maslow. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan diri, serta kebutuhan untuk menjadi orang yang lebih baik. Tujuan akhir yang diharapkan adalah kuatnya rasa percaya diri dan kepuasaan batin pada diri seseorang Jika dikaitkan dengan perlakuan bos yang otoriter, terutama jika yang bersangkutan berada dalam posisi manajemen puncak, dampak dari perlakuannya terhadap karyawan lebih pada terganggunya kebutuhan akan pengakuan dan kebutuhan aktualisasi diri
  • 93. 85 Sedangkan untuk kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan sosial relatif tidak terlalu terdampak Karenanya, karyawan dapat fokus pada pencapaian 3 kebutuhan tersebut untuk membuatnya tetap bermotivasi untuk dapat bekerja dengan baik, tanpa terlalu memperdulikan perilaku negatif dari bos yang otoriter tersebut www.freepik.com
  • 94. 8. Pertimbangkan untuk Resign Walaupun cara ke 8 ini termasuk dalam cara antisipasi menghadapi bos yang otoriter, cara ini adalah benar benar harus dijadikan sebagai alternatif terakhir setelah ke 7 cara lainnya telah sungguh sungguh dilakukan. Anda harus benar benar dalam memastikannya Akan tetapi, jika anda benar benar sudah merasa tidak ada jalan keluar lagi untuk mengatasi permasalahan ini, apa boleh buat, keputusan untuk mengundurkan diri (resign) dapat anda lakukan Akan tetapi, sebelum anda benar benar melangkahkan kaki ke luar kantor anda, terdapat beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan sebelumnya: ✓ Pastikan langkah tersebut diambil saat anda tidak dalam keadaan emosional, sehingga keputusan yang diambil juga lebih obyektif dan menyeluruh memikirkan semua konsekuensi yang mungkin terjadi kedepannya ✓ Pastikan anda telah mempunyai tujuan melangkah yang tepat, seperti mendapatkan pekerjaan baru atau membangun bisnis yang prospektif ✓ Jika anda mendapatkan pekerjaan baru, anda harus memastikan bahwa situasi di kantor saat ini tidak akan terjadi di kantor baru. Anda bisa mencari tahu gaya kepemimpinan bos langsung anda dan juga big bos di kantor tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengamati karakternya pada saat mewawancarai anda, atau dengan bertanya pada teman atau orang lainnya yang kebetulan bekerja di kantor tersebut. Jangan sampai anda “lepas dari mulut singa, masuk ke mulut buaya”
  • 95. 87 Demikianlah cara cara untuk mengantisipasi perilaku bos yang otoriter yang menimbulkan banyak dampak negatif terhadap anggota tim atau karyawannya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tidak ada cara cara yang tepat untuk mengantisipasi perilaku bos yang otoriter ini. Tapi setidaknya cara cara layak untuk dicoba pada saat anda harus menghadapi bos seperti ini Pertanyaannya kemudian, apakah bos dengan gaya kepimpinan yang otoriter ini masih dapat berubah walaupun mungkin tidak 180 derajat menjadi bos yang demokratis? Setidaknya berubah menjadi “sedikit” lebih baik lah? Prinsipnya, manusia itu (masih) mungkin untuk berubah. Tentunya tidak dengan semudah membalikkan telapak tangan, apalagi untuk bos yang otoriter. Tentunya harus ada kesadaran dari dalam dirinya untuk berubah. Ditambah lagi dia harus melakukan beberapa langkah sebelum dia dapat merubah dirinya Apa yang harus dilakukannya, dan bagaimana dia melakukannya? Inilah yang akan menjadi pembahasan pada chapter selanjut nya