1. MAKALAH
SEJARAH INDONESIA
Disusun oleh :
1. Ahmad Al Hafidz (01)
2. Doris Agusnita (07)
3. Sigit Haris Adi Prasetyo (25)
4. Tamiya Riszia Reswari (27)
5. Vido Rional Aprinda (29)
SMA NEGERI 2 PATI
Tahun Pelajaran 2015/2016
2. KATA PENGANTAR
Segala puji dan sukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada
kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan
iradat-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini di
susun untuk memenuhi mata pelajaran Sejarah Indonesia. Semoga dengan
penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri
penyusun tentang mata pelajaran ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu
mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing
mata pelajaran Sejarah Indonesia dan kepada semua pihak yang telah mendukung
hingga terselesaikannya makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Pati, 29 Maret 2016
Penulis,
3. Daftar Isi
Halaman judul…………………………………………………………………i
Kata penghantar .……………………………………………………………. ii
Daftar isi……………………………………………………………………. iii
BAB PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……..……………………………………………………1
B. Rumusan masalah...……………………………………………………...1
C. Tujuan. …………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia……………………………………...2-7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...…………………………………………………………… 8
B. Saran…...……………………………………………………………….. 8
C. Daftar pustaka ..………………………………………………………… 9
4. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam lahir di Jazirah Arab. Islam berkembang sampai ke Indonesia dibawa oleh
pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam
diterima dengan baik dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong
Islam cepat berkembang di Indonesia :
1. Syarat masuk Islam mudah
2. Islam bersifat terbuka
3. Tidak mengenal sistem kasta
4. Disebarkan secara damai
5. upacara sedehana dan biaya murah
6. Runtuhnya kerajaan majapahit
Di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal sebagai Wali
Sanga (wali sembilan). Peranan Wali Sanga antara lain:
1. Sebagai penyebar agama Islam
2. Pendukung berdirinya kerajaan Islam
3. Penasehat Raja
4. pendukung berkembangnya kebudayaan daerah yang disesuaikan dengan Islam
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana
pemerintahannya
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja kerajaan-kerajaan Islam
yang berkembang di Indonesia dan bagaimana pemerintahannya.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Beberapa kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia adalah:
1. Kerajaan Perlak
Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia. Perlak adalah sebuah kerajaan
dengan masa pemerintahan cukup panjang. Kerajaan yang berdiri pada tahun 840 ini
berakhir pada tahun 1292 karena bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai. Sejak
berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan Samudrar Pasai, terdapat 19 orang raja
yang memerintah. Raja yang pertama ialah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul
Aziz Syah (225 – 249 H / 840 – 964 M). Sultan bernama asli Saiyid Abdul Aziz pada
tanggal 1 Muhharam 225 H dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Perlak. Setelah
pengangkatan ini, Bandar Perlak diubah menjadi Bandar Khalifah.
Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum
Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).
keberadaan Kerajaan Perlak didukung oleh adanya / ditemukannya sumber-sumber
dan bukti-bukti sejarah (A. Hasjmy, 1989).
2. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja
pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di
daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).
Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudra Pasai. Raja-
raja yang pernah memerintah Samudra Pasai adalah seperti berikut.
Sultan Malik Al-saleh
Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yang memerintah sejak 1297-1326.
Sultan Malik al Tahir II (1326 – 1348 M). .
3. Kerajaan Malaka
Iskandar Syah merupakan raja pertama Kerajaan Malaka. Iskandar Syah awalnya
adalah seorang pangeran dari kerajaan Majapahit yang melarikan diri setelah
Majapahit kalah dalam perang Paregreg. Nama asli Iskandar Syah adalah
6. Parameswara. Ia melarikan diri bersama pengikutnya ke Semenanjung Malaya dan
membangun kerajaan baru yang kemudian diberi nama Malaka.
Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua setelah Kerajaan Samudra
Pasai. Berkembangnya kegiatan perdagangan dan pelayaran di Kerajaan Malaka
banyak didukung para pedagang Islam dari Arab dan India. Kerajaan Malaka pun
banyak mendapatkan pengaruh budaya Islam dari kedua daerah ini. Nama Iskandar
Syah sendiri merupakan nama Islam, yang diperoleh setelah ia menjadi pemeluk
agama Islam. Pada periode kekuasaan Raja Iskandar Syah (1396-1414), Kerajaan
Malaka berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar yang disegani kerajaan
lain di sekitarnya.
Muhammad Iskandar Syah merupakan putra mahkota, Kerajaan Malaka yang naik
tahta menggantikan ayahnya, Selama memerintah Malaka, Muhammad Iskandar Syah
berhasil memajukan bidang perdagangan dan pelayaran. Ia juga berhasil menguasai
jalur perdagangan di kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan politik.
Muhammad Iskandar Syah menikahi putri raja Kerajaan Samudra Pasai dengan tujuan
menundukkan Kerajaan Samudra Pasai secara politis. Setelah mendapatkan
kekuasaan politik Kerajaan Samudra Pasai, ia baru menguasai wilayah perdagangan
disekitarnya. Muhammad Iskandar Syah berkuasa dari tahun 1414-1424.
Sultan Mudzafat Syah memerintah Kerajaan Malaka dari tahun 1424-1458. Ia
menggantikan Muhammad Iskandar Syah setelah menyingkirkannya dari tahta
Kerajaan Malaka melalui sebuah kemelut politik. Pada masa pemerintahannya Sultan
Mudzafat Syah juga berhasil memperluas kekuasaannya hingga ke Pahang, Indragiri,
dan Kampar.
Setelah Sultan Mudzafat Syah wafat, ia digantikan oleh putranya Sultan Mansyur
Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka berhasil menguasai kerajaan
Siam sebagai bagian taktik memperluas wilayah kekuasaan dan mengokohkan
kebesarannya di antara kerajaan-kerajaan lain disekitarnya.
4. Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang
didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi
penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan
Malaka.
7. Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak
pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum
bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah
kaum ulama, disebut golongan tengku atau teungku.
Aceh mencapai jaman keemasan di bawah pemerintah Sultan Iskandar Muda yang
memerintah tahun 1607-1936. ia adalah orang yang cakap dan pemeluk Islam yang
taat. Wilayah di Semenanjung Malaya, seperti Johor, Kedah, pahang berhasil
dikuasai. Demikian juga daerah Perlak, Pulau Bintan dan Nias.
Iskandar muda bersikap anti penjajah. Ia bercita-cita dapat mengusir Portugis dari
Malaka. Oleh sebab itu Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka.
Contoh, tahun 1629, ia melakukan serangan besar-besaran ke Malaka. Namun karena
persenjataan yang tidak seimbang belum berhasil. Portugis pun juga menyerang dan
berusaha menguasai Aceh, namun selalu dapat dipukul mundur oleh tentara Aceh.
Pada masa kekuasaan Iskandar Muda disusun suatu Undang-undang tentang tata
Pemerintah. Undang-undang itu disebut Adat Mahkota Alam. Tahun 1636 Sultan
Iskandar Muda Wafat kemudian digantikan Sultan Iskandar thani. Sultan Iskandar
Thani memerintah sampai tahun 1641. raja-raja yang berkuasa selanjutnya lemah.
Sementara tahun 1641 Belanda sudah berhasil menguasai Malaka. Lama kelamaan
Belanda pun berhasil memasukkan pengaruhnya ke Aceh.
Peninggalan sejarah dari kerajaan Aceh antara lain berupa koin emas, stempel
kerajaan, makam Sultan Iskandar Muda, Rencong, juga beberapa karya sastra. Dalam
bidang kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh telah melahirkan beberapa ulama
ternama, yang karangan mereka menjadi rujukan utama dalam bidang masing-masing,
seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin
al-Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin Al-Raniri dalam
bukunya Sirat al-Mustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam bukunya Mi'raj al-
Tulabb Fi Fashil.
5. Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan yang didirikan
oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau
Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami
kemunduran pada akhir abad ke-15. Kemunduran ini memberi peluang bagi Demak
8. untuk berkembang menjadi kota besar dan pusat perdagangan. Dengan bantuan para
ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di
Jawa dan wilayah timur Nusantara.
Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Demak didirikan
oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Raden
Patah sebenarnya adalah Pangeran Jimbun, putra raja Majapahit. Pada masa
pemerintahannya, Demak berkembang pesat. Daerah kekuasaannya meliputi daerah
Demak sendiri, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di
Palembang dan Jambi di Sumatera, serta beberapa wilayah di Kalimantan. Karena
memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik.
Raden Patah memperkuat armada lautnya sehingga Demak berkembang menjadi
negara maritim yang kuat. Dengan kekuatannya itu, Demak mencoba menyerang
Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka. Demak membantu Malaka karena
kepentingan Demak turut terganggu dengan hadirnya Portugis di Malaka. Namun,
serangan itu gagal.
Dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan dari
kerajaan Demak. Salah satunya adalah Masjid Demak, di mana salah satu tiang
utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko Tatal. Masjid Demak
dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah
Sunan Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad
saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon.
Masjid Agung Demak
Dilihat dari arsitekturnya, Masjid Agung Demak memperlihatkan adanya wujud
akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu dengan kebudayaan Islam.
6. Kerajaan Mataram
Sutawijaya yang mendapat limpahan Kerajaan Pajang dari Sutan Benowo
kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah kekuasaan ayahnya, Ki Ageng
Pemanahan, di Mataram. Sutawijaya kemudian menjadi raja Kerajaan Mataram
dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Pemerintahan Panembahan Senopati (1586-1601) tidak berjalan dengan mulus
karena diwarnai oleh pemberontakan-pemberontakan. Kerajaan yang berpusat di
9. Kotagede (sebelah tenggara kota Yogyakarta sekarang) ini selalu terjadi perang untuk
menundukkan para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram,
seperti Bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan bahkan Demak. Namun, semua
daerah itu dapat ditundukkan. Daerah yang terakhir dikuasainya ialah Surabaya
dengan bantuan Sunan Giri.
7. Kerajaan Banten
Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian
dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan
Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah
adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk
memerintah di Cirebon. Syarif Hidayatullah memiliki 2 putra laki-laki, pangeran
Pasarean dan Pangeran Sabakingkin. Pangeran Pasareaan berkuasa di Cirebon. Pada
tahun 1522, Pangeran Saba Kingkin yang kemudian lebih dikenal dengan nama
Hasanuddin diangkat menjadi Raja Banten.
8. Kerajaan Cirebon
Kerajaan yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah didirikan
oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif
Hidayatullah. Syarif Hidayatullah membawa kemajuan bagi Cirebon. Ketika Demak
mengirimkan pasukannya di bawah Fatahilah (Faletehan) untuk menyerang Portugis
di Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah memberikan bantuan sepenuhnya. Bahkan pada
tahun 1524, Fatahillah diambil menantu oleh Syarif Hidayatullah. Setelah Fatahillah
berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah meminta
Fatahillah untuk menjadi Bupati di Jayakarta. Syarif Hidayatullah kemudian
digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Pasarean.
9. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerjaan:
Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia,
menjadi raja bergelar Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi
perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya terdapat di
Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar.
Karena posisinya yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan
Gowa dan Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya
rempah-rempah. Kerajaan Makassar memiliki pelaut-pelaut yang tangguh terutama
10. dari daerah Bugis. Mereka inilah yang memperkuat barisan pertahanan laut Makassar.
Raja yang terkenal dari kerajaan ini ialah Sultan Hasanuddin (1653-1669).
10.Kerajaan Ternate dan Tidore
Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 dengan
raja Zainal Abidin (1486-1500). Zainal Abidin adalah murid dari Sunan Giri di
Kerajaan Demak. Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur
sebagai raja.
Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang karena
Maluku kaya akan rempah-rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang berkat hasil
rempah-rempah terutama cengkih.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Islam masuk ke Indonesia kira-kira sejak abad ke-7. Kerajaan-Kerajaan
Islam yang berkembang di Indonesia antara lain: Kerajaan Perlak, Kerajaan Samudra
Pasai, Kerajaan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram,
Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Goa-Tallo, Kerajaan Ternate dan
Tidore. Islam berkembang pesat di Indonesia dibuktikan dengan Agama Islam
merupakan agama yang mendominasi wilayah Indonesia. Selain itu sistem
pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia termasuk dalam sistem
pemerintahan monarki, karena para penguasa masih ada ikatan keturunan.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Namun, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan, karena melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa
dikaji lebih mendalam dalam makalah ini.