1. Nama Mahasiswa : Donna Wibiananda Suryaman
NIM : 55118010016
Nama Dosen Pengampu : Bapak Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA. MPM
Mata Kuliah : Quiz 9. Strategic Management : Canvas Business Model,
Diversification, Balance Scorecard
EXECUTIVE SUMMARY
I. Canvas Busniness Model
Model Bisnis Menurut Tim PPM Manajemen (2012:5), definisi model bisnis dapat
dipilah ke dalam tiga kelompok, yaitu model bisnis sebagai metode atau cara, model bisnis
dilihat dari komponen-komponen (elemen), dan model bisnis sebagai strategi bisnis. Sebuah
model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2012:14).
Manfaat perusahaan memiliki model bisnis adalah (Tim PPM Manajemen:2012) :
a. Model bisnis dapat dipakai untuk menunjukkan seberapa radikal suatu perubahan
dilakukan dan konsekuensinya. Model bisnis dapat berubah seiring dengan berjalannya
waktu, dengan berubahnya komponen dalam model bisnis, komponen lain dapat
terpengaruh. Sebagai contoh, jika produk kita berubah atau bertambah, maka kita perlu
juga untuk menambah dukungan layanan pengguna.
b. Model bisnis memudahkan para perencana dan pengambil keputusan di perusahaan
melihat hubungan logis antara komponen – komponen dalam bisnis. Dalam model bisnis,
antar komponen memiliki keterkaitan, jika seorang konsumen lebih memilih produk
competitor, maka perusahaan perlu melihat kembali target pasar, relasi dengan
konsumen, hingga proposisi nilai yang ditawarkan perusahaan.
c. Model bisnis dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan antar
komponen. Bila sebuah merek pakaian menyajikan produk yang berkelas dan mewah,
maka perlu diketahui siapa yang mendesain, seberapa ahli desainernya, hingga bahan
baku yang digunakan.
d. Model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang
digunakan untuk mengembangkan bisnis. Sebagai contohnya kita dapat melihat industri
foto, pada awalnya industri berasumsi bahwa setiap foto yang diambil pasti akan dicetak,
dengan perkembangan teknologi, asumsi tersebut berubah. Konsumen saat ini lebih
sering menyimpan foto daripada mencetaknya.
1. Business Model Canvas (BCM)
Model bisnis yang satu ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder
dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut,
Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan
2. elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis. Model Bisnis Kanvas
adalah sebuah management startegi bisnis yang memungkinkan kita untuk
menggambarkan, mendesain kemudian mengerucutkan beberapa aspek bisnis menjadi
satu startegi bisnis yang utuh.
Business Model Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis (Osterwalder dan Pigneur,
2012:12). Untuk memahami cara kerja pada organisasi yang besar dan kompleks perlu
gambaran yang dapat membantu mengubah asumsi yang tak dapat diucapkan menjadi
informasi yang jelas sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif (Clark et al,
2012:31). Dalam Business Model Canvas terdapat Sembilan bagian yang menjelaskan
masing-masing komponen bisnis yaitu: customer segments, value propositions, channels,
customer relationships, revenue streams, key resources, key activites, key partnership,
dan cost structure.
a. Customers Segment
Konsep model bisnis menempatkan pelanggan pada urutan pertama karena
melihat bahwa perusahaan harus berorientasi pada pelanggan. Perusahaan harus
mampu menangkap keinginan dari pelanggan serta dapat memetakan pelanggan mana
yang paling membutuhkan perhatian dari perusahaan. Segmentasi pelanggan dapat
dibagi melalui berbagai macam kategori; demografi, geografi, psikografi, dan
lainnya. Berdasarkan kemampuannya, perusahaan dapat memilih segman konsumen
yang dipilih; mass market, niche market, segmented market, atau two side market.
b. Value Proposition
Nilai produk tidak hanya dijelaskan dari fungsional produk atau hanya memenuhi
kebutuhan utama suatu produk, tetapi lebih dari itu. Nilai produk memenuhi
kebutuhan konsumen secara keseluruhan, baik yang tampak maupun tidak. Tugas
perusahaan adalah menciptakan nilai tersebut.
c. Customer Relationship
Ketika pelanggan telah menangkap nilai yang tawarkan perusahaan, maka
perusahaan harus mempertahankan hubungan tersebut dalam waktu yang lama.
Semakin konsumen terikat dengan suatu produk, semakin terjamin pula
keberlangsungan hidup produk serta perusahaan. Bahkan tidak menutup
kemungkinan perusahaan mengakuisisi pelanggan dari perusahaan pesaing dengan
menawarkan nilai yang lebih baik. Karena pada dasarnya konsumen selalu mencari
hal yang baru dan lebih baik.
d. Channel
Tanpa saluran komunikasi dan distribusi yang baik, maka nilai produk tidak akan
ditangkap dengan baik oleh konsumen. Bahkan ada kalanya nilai produk terletak pada
saluran komunikasi dan distribusinya.
e. Reveneu Stream
3. Ketika pelanggan semakin loyal, maka perusahaan wajib memikirkan bagaimana
model penerimaan pendapatan yang menguntungkan bagi perusahaan maupun
pelanggan. Ada beberapa model arus pendapatan yang telah diterapkan antara lain:
tunai, kredit, CoD, usage fee, subscription, leasing, rent, licence, atau komisi.
f. Key Resource
Key resources berkaitan dengan bahan baku dan saluran pemasok yang dibutuhkan
dalam proses produksi. Ketersediaan dan kualitas bahan merupakan elemen penting
dalam sebuah perusahaan. Nilai produk juga dapat ditentukan dengan
mengkomunikasikan bagaimana bahan baku diperoleh dan bagaimana kualitas bahan
baku mempengaruhi kualitas produk.
g. Key Activities
Dalam proses penciptaan nilai produk, setiap perusahaan memiliki proses yang
berbeda-beda dan mungkin proses tersebut yang menjadi nilai produk. Oleh karena
itu, perusahaan harus mengidentifikasi aktifitas kunci dari perusahaan dan menjaga
aktifitas tersebut tetap terjaga konsistensi dan kerahasiaannya.
h. Cost Structure
Dalam proses penciptaan produk tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan. Besarya
biaya yang dikeluarkan akan berdampak pada harga jual produk dan strategi yang
diterapkan oleh perusahaan. Profit perusahaan tergantung pada sales dan HPP produk,
sehingga dengan menekan biaya yang minimal dan menjual dengan harga maksimum
adalah tujuan perusahaan.
Tahapan Menyusun BMC Menurut Osterwalder dalam Tim PPM Manajemen (2012:39),
tahapan dalam mendesain sebuah Business Model Canvas adalah :
1) Tentukan Customer Segments Customer Segments berisi mengenai siapa customer dari
perusahaan tersebut. Mengapa CustomerSegments? Karena hanya customer yang
menguntungkanlah yang akan menghidupi perusahaan.
2) Tentukan Value Propositions Value Propositions berisi keunikan produk/jasa yang
dijanjikan oleh perusahaan kepada CustomerSegments yang dibidik. Perusahaan perlu
mendidik customer segments yang dibidik, agar bersedia menerima value propositions
yang ditawarkan.
3) Tentukan Channels Channels menjelaskan bagaimana perusahaan mengkomunikasikan,
mengantar, dan berinteraksi dengan pelanggannya. Kesuksesan dalam kegiatan di kotak
channels ini sangat ditentukan oleh efektivitas kotak key resources, key activities, dan
key partnerships karena ikut berperan mendukung realisasi dari kegiatan di channels ini.
4) Tentukan Customer Relationships Customer Relationships adalah seberapa besar
kegiatan perusahaan menjaga hubungan dengan pelanggan lama, dan seberapa giat
perusahaan menjaring pelanggan baru dan meningkatkan penjualannya ke pelanggan
lama.
5) Tentukan Revenue Streams Revenue Streams menjelaskan darimana sumber pendapatan
yang didapat oleh perusahaan. Blok ini akan sukses mendatangkan dana ke dalam
4. perusahaan apabila kegiatan di belakang panggung (back stage) seperti blok key
resources, key activities, dan keypartnerships bisa diatur secara baik dan efisien.
6) Tentukan Key Resources Key Resources menjelaskan sumber daya apa saja yang
perusahaan butuhkan untuk memproduksi produk, misalnya butuh tenaga kerja, material,
uang, dan lainnya.
7) Tentukan Key Activities Key Activties menjelaskan aktivitias apa saja yang diperlukan
untuk menghasilkan produk atau jasa perusahaan. Misalnya ada aktivitas packaging,
branding, pemasaran, dan lainnya.
8) Tentukan Key Partnerships Key Partnerships berisi siapa saja partner yang perusahaan
gandeng untuk bekerjasama menjalankan perusahaan. Misalnya jaringan pemasok dan
mitra.
9) Cost Structure Cost Structure berisi mengenai biaya-biaya apa saja yang terbentuk ketika
perusahaan memproduksi dan memasarkan produk/jasa. Efisiensi dalam pengelolaan
elemen-elemen di back stage sangat diperlukan untuk menjaga agar cost structure dapat
tetap optimal.
2. Dua Sisi Kanvas Bisnis
a. Sisi Konsumen
Pada sisi kanan menunjukkan faktorfaktor yang berorientasi pada perspektif
konsumen. Sisi kanan menitikberatkan bagaimana organisasi atau perusahaan
menyediakan nilai untuk memenuhi keinginan konsumen. Pada sisi ini organisasi
atau perusahaan dituntut menggali kreatifitas dan riset mengenai keinginan
konsumen. Sehingga sering disebut sisi yang menghabiskan dana terbesar dalam
organisasi atau perusahaan.
b. Sisi Perusahaan
Pada sisi kiri menunjukkan faktor-faktor yang berorientasi pada perspektif
perusahaan. Sisi kiri menitikberatkan bagaimana organisasi atau perusahaan
mampu mencapai efisiensi dalam penciptaan nilai bagi konsumen. Pada sisi ini
organisasi atau perusahaan berusaha menekan biaya serendah mungkin dan
berusaha menjalin kerjasama dengan stakeholder (pemasok, pesaing, pemerintah,
dll) untuk menjamin berjalannya bisnis. Maka dapat disimpulkan bahwa dua sisi
ini sangat bertolak belakang, namun saling melengkapi.
3. Beberapa Faktor Penggunaan Bisnis Model Canvas :
a. Visual Thinking
Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi berukuran
poster besar dan menempelkannya ke dinding. Setelah itu, founder kemudian
menggunakan sticky notes seperti post-it untuk mengisi 9 bagian. Sticky notes
memungkinkan grup thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi
aktif.
b. Iterasi dengan cepat
5. “Iterasi” adalah proses di mana founder “keluar dari kantor atau labnya” dan
mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali lagi ke kantor untuk
memperbaiki model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang didapat dari
market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh dari bisnis model kanvas, founder
bisa dengan cepat melakukan iterasi ini.
c. Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis
Bisnis Model Canvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual
menggambarkan kaitan dari masing-masing komponen bisnis tersebut. Seringkali
founder menggambar garis dan ilustrasi di poster untuk mewakili potongan-
potongan teka-teki dan bagaimana mereka bekerja sama. Dengan cara ini, tim
dapat menemukan hubungan dari peluang pasar dan / atau proposisi nilai yang
unik.
d. Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya
Karena informasi dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim dipaksa untuk
menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang mereka mau untuk menguji atau
menindaklanjuti pada iterasi berikutnya.
e. Bentuk visual dari bisnis model canvas memudahkan startup untuk membaginya
dengan partner, rekan kerja
Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster besar dan visual,
mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk
bertemu dengan pihak lain yang berkepentingan.
4. Keuntungan BCM
Berikut beberapa keuntungan menggunakan bisnis model canvas :
Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis, travelling, restoran, hotel, perkebunan,
mining dan lain sebagainya.
Mempercepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekuragan bisnis.
Proses analisa kebutuhan dan profit dilakukan secara cepat.
5. Cara Memanfaatkan BCM
Membangun Relasi Konsumen
Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk membangun relasi dengan konsumen.
Relasi dengan konsumen penting agar konsumen kita tidak lari ke pesaing.
Meningkatkan Penjualan
Ketika strategi marketing kita satukan melalui BMC ini, diharapkan target
penjualan tercapai. Customer Segment, Channel, Customer Relationship (3 Blok
di BMC) memiliki tujuan untuk meningkatkan Penjualan.
II. Diversification
Diversifikasi adalah penyebaran modal di berbagai aset dengan tingkat pendapatan dan
risiko yang berbeda guna meminimalkan tingkat risiko dan mengurangi kerugian. Investor
menginvestasikan modalnya pada sekuritas/efek dari emiten yang berbeda, dan membentuk
6. semacam portofolio investasi. Jika salah satu saham yang dibeli ternyata merugi, maka
saham lain yang menguntungkan dapat menutupi kerugian tersebut, sehingga kerugian pada
modal investasi tersebut dapat dikover, atau dengan kata lain bisa disebut sebagai
diversifikasi risiko.
Ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni : strategi diversifikasi konsentris, horizontal, dan
konglomerat. :
a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada
saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama,
ataupun jaringan pemasaran yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi
konsentris adalah :
Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya.
Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan
penjualan produk yang ada.
Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif.
Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
Memiliki tim manajemen yang kuat.
Contoh diversifikasi konsentris (Concentric Diversification Strategy) :
Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor.
b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru
yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah,
bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan
saat ini sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang akan menjamin
keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :
Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.
Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return
rendah.
Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.
Contoh diversifikasi horizontal (Horizontal Diversification Strategy) :
PT. Garuda Indonesia Airways memiliki jaringan hotel di Indonesia yaitu PT.
Aerowisata.
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang
ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi
diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:
Terjadi penurunan penjualan dan profit.
Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru.
Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang
mengakuisisi pasar bagi produk saat ini sudah jenuh.
7. Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang
memiliki peluang investasi yang menarik.
Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.
Diversifikasi Prodak
Kotler (2001Ea:69) menyatakan konsep diversifikasi produk merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada dengan jalan mengidentifikasi peluang untuk
menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
Manfaat Disersifikasi Prodak
Meningkatkan porfitabilitas dan daya saing
Meminimalisir resiko
III. BALANCE SCORECARD
Balanced Scorecard atau BSC merupakan suatu sistem manajemen strategi (Strategic
Based Responsibility Accounting System) yang menjelaskan mengenai misi serta strategi
dari suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan
tersebut.
Scorecard sendiri memiliki makna kartu skor. Maksudnya yaitu kartu skor yang akan di
gunakan dalam merencanakan skor yang di wujudkan pada masa yang akan datang.
Sedangkan balanced memiliki makna berimbang, yang artinya dalam mengukur kinerja
seseorang atau suatu organisasi harus di ukur secara seimbang dari dua sudut pandang seperti
keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern.
Balanced Scorecard merupakan suatu mekanisme pada sistem manajemen yang
mampu menerjemahkan visi serta strategi organisasi ke dalam suatu tindakan yang nyata
di lapangan. Sehingga balanced scorecard menjadi salah satu alat manajemen yang terbukti
membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
1. Sudut Pandang (Perspektif) dalam Balanced Scorecard
a. Prespektif Keuangan
Balanced Scorecard menggunakan tolak ukur kinerja keuangan seperti ROI dan laba
bersih, sebab secara umum tolak ukur tersebut tentu digunakan oleh setiap perusahaan
dalam mengetahui laba bersih.
b. Prespektif Pelanggan
Di dalam perspektif pelanggan, suatu perusahaan butuh menentukan terlebih dahulu
segmen pasar serta pelanggan yang akan menjadi target organisasi.
c. Prespektif Proses Bisnis Internal
Perspektif ini menampilkan proses kritis yang memungkinkan suatu unit usaha dalam
memberi value proposition yang bisa menarik serta mempertahankan pelanggannya
pada segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham
melalui flnancial retums (Simon, 1999).
8. Sumber :
Wajib
Hapzi Ali, 2018. Modul Strategic Management : Canvas Business Model, Diversification,
Balance Scorecard. Universitas Mercu Buana
Tambahan
Amalia, Dina. 2018. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-memahami-tentang-bisnis-model-
kanvas/. Diakses pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 20.15
Admin. 2018. https://karinov.co.id/contoh-bisnis-model-canvas/. Diakses pada tanggal 21
Mei 2019 pukul 21.00
Majid. 2018. https://www.maxmanroe.com/model-bisnis-kanvas-memetakan-alur-bisnis-
lebih-simple-dan-efektif.html. Diakses pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 21.30
9. IMPLEMENTASI BUSINESS CANVAS MODEL, DIVERSIFICATION, BALANCE
SCORECARD PADA PT GARUDA INDONESIA CARGO Tbk
1. Business Canvas Model (BCM) Garuda Indonesia
a. Customer Segment
Elemen ini ditargetkan kepada pelaku yang memiliki kebutuhan untuk pengiriman
barang khususnya pengiriman barang yang memalui jalur udara. Adapun hasil yang
didapat dari hasil FGD: Individu, Agen, dan Corporate yang membutuhkan pelayanan
jasa pengiriman barang melalui udara untuk port to port/ city to city.
b. Value Proposition
Nilai yang diciptakan oleh Garuda Indonesia Cargo adalah Aman, Nyaman dan tepat
waktu. Selain itu, Garuda Indoensia memiliki jaringan yang sangat luas hingga ke
seluruh dunia. Meskipun tidak semua kota dan negara dapat diterbangi oleh Pesawat
Garuda secara langsung. Saat ini Garuda Indonesia Cargo terbang ke 64 rute domestik
dan 18 rute Internasional serta 60 rute kerja sama dengan maskapai lainnya.
c. Channels
Keegan (2005) menjelaskan bahwa saluran distribusi merupakan suatu struktur
organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, dealer,
pedagang besar dan pengecer melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang
ditawarkan. Berdasarkan FGD dan hasil wawancara dapat diketahui Garuda Indonesia
hingga saat ini sudah memiliki dua saluran, yaitu direct channel dan Indirect channel.
d. Customer Relationships
Hubungan pelanggan yang saat ini dibangun oleh Garuda Indonesia antara lain Call
Center, dimana fungsi tersebut terdapat pada Unit Cargo Customer Relationship
Management (CRM). Unit Cargo CRM ini juga berperan sebagai Customer service
yang memiliki tanggung jawab untuk menindaklanjuti klaim dan komplain dari para
pelanggan Garuda Indonesia Cargo yang merasa dirugikan.
e. Revenue Streams
Garuda Indonesia Cargo merupakan bagian penting dari Garuda Indonesia karena
meupakan salah satu revenue generator selain pendapatan dari penumpang. Pendapatan
utama Garuda Indonesia Cargo sendiri saat ini tetap dari penjualan pengiriman cargo
dan surat dokumen. Selain dari cargo dan surat dokumen, Garuda Indonesia Cargo juga
memiliki arus pendapatan dari pengelolaan gudang di terminal cargo Bandara Soekarno
Hatta, Cengkareng dan juga pendapatan lainnya dari biaya administrasi untuk Surat
Muatan Udara (SMU).
f. Key Resources
Bisnis Garuda Indonesia Cargo akan berjalan dengan lancar jika sumber daya utama
dan pendukung juga berjalan dengan baik. Sumber daya manusia merupakan salah satu
sumber daya utama yang dimiliki oleh Garuda Indonesia Cargo. Pencapaian tujuan
suatu perusahaan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (Sarinah et al.
2016), dimana saat ini jumlah karyawan mencapai 308 orang serta ribuan tenaga
10. outsourcing yang juga ikut membantu kelancaran bisnis proses Garuda Indonesia Cargo
diseluruh dunia. Selain itu, sebagai maskapai tentunya ketersediaan belly space pada
pesawat merupakan sumber daya utama dan hal penting karena merupakan alat
produksi Garuda Indonesia Cargo. Saat ini Garuda Indonesia Cargo juga memiliki
Kantor CSC sebanyak 80 kantor di seluruh Indonesia yang mana 64 kantor merupakan
milik sendiri, dan 16 kantor merupakan kantor kerja sama operasi (KSO).
g. Key Activities
Kegiatan pada Garuda Indonesia Cargo saat ini terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas
commercial dan operational. Kegiatan ini melayani pengiriman barang melalui udara
untuk layanan port to port, dan city to city. Commercial Activities meliputi Sales
Activtiy, promotion activity, after sales activity. Selanjutnya, Operational Activities
meliputi Warehouse management, Cargo Handling.
h. Key Partnership
Bisnis proses Garuda Indonesia Cargo tidak akan dapat berjalan sendiri jika tidak
bermitra dengan pihak ketiga lainnya baik untuk dari sisi commercial, operational serta
business support. Tujuannya tidak lain adalah untuk memastikan bisnis proses berjalan
lancar, mengurangi risiko, atau memperoleh sumberdaya. Kemitraan utama yang
dilakukan oleh Garuda Indonesia Cargo dari sisi commercial antara lain dengan agen,
CSC KSO, corporate. Dari sisi operational, Garuda Indonesia Cargo bekerjasama
dengan Gapura Angkasa, Angkasa Pura I dan II, Regulated Agent, Kementerian
Perhubungan serta Bea Cukai. Dari sisi business support Garuda Indonesia Cargo sudah
bekerjasama dengan Mercator dan Cargo Flash terkait system, persale terkait penyedia
SDM, dan garuda karya mandiri terkait manajemen building.
i. Cost Structure
Struktur Biaya yang ada pada Garuda Indonesia Cargo terdiri dari, Biaya overhead,
biaya sumberdaya manusia, dan belly space rate. Biaya overhead terdiri dari biaya sewa
gedung kantor, biaya operasional gedung kantor, serta biaya yang ditimbulkan untuk
memenuhi kebutuhan sales dan operasional. Sedangkan untuk belly space rate adalah
perhitungan biaya yang harus dikeluarkan.
11. 2. Diversification PT Garuda Indonesia
a. Horizontal Diserfication
Garuda melakukan diservikasi horizontal dengan membentuk P Aero Wisata untuk
mengambangkan usaha dengan industry pariwisata (Hotel, Catering Service,
Transportasi darat dll.)
b. Concentric Diservication
Garuda Indonesia memiliki bidang pelayanan yang lebih spesifik yaitu dengan adanya
fasilitas first class yang memiliki pelayanan berkualitas dan banyak keuntungan
lainnya. Selain itu Garuda Indonesia juga terus mengembangkan rute-rute penerbangan
baru dan juga memiliki anak perusahaan PT Citilink yang bergerak dibidang
penerbangan low cost.
3. Balanced Scorecard PT Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda
Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute
internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan
Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah
mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan
bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan
keamanan. Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan
baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung
12. layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang
dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi.
Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD),
yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan
masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti
dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai
“Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya
pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best
Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga
konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di
Sydney, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai
yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan,
lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda
Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli
2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga
terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga
2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan
dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal
dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan
menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas
pelayanan yang semakin baik.
Sumber
Wajib
Hapzi Ali, 2018. Modul Strategic Management : Canvas Business Model, Diversification,
Balance Scorecard. Universitas Mercu Buana
Tambahan
Fariz Ahmad. 2018. Strategi Pengembangan Bisnis Cargo PT Garuda Indonesia Tbk
Dengan Pendekatan Model Canvas. Jurnal : Manajemen dan Bisnis Vol 4 No 3. ISSN 2528-
5146
Admin. 2018. http://www.kabarpajak.com/2013/07/rancangan-balanced-scorecard-pt-
garuda.html. Diakses pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 21.00
Wijaya, Reggi. 2015. https://www.slideshare.net/TIUPH2013/analisis-strategi-
perusahaan-pt-garuda-indonesia-tbk. Diakses pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 21.30