Studi kasus mengenai pengembangan wisata halal di NTB membahas latar belakang dan tujuannya untuk meningkatkan ekonomi dan pariwisata berbasis syariah, pengembangan dan tantangannya seperti meyakinkan masyarakat dan meningkatkan fasilitas, serta objek-objek wisata halal di NTB seperti masjid dan makam kuno. Kesimpulannya adalah perlu lebih banyak edukasi masyarakat tentang wisata halal dan perbaikan fas
3. Apa latar belakang
dan tujuan
pengembangan
wisata halal di NTB?
Bagaimana
pengembangan serta
tantangan yang
dihadapi dalam
pengembangan
wisata halal di Nusa
Tenggara Barat?
Kesimpulan dan
Saran
1 2 3
Topik Pembahasan
4. Konsep pariwisata dapat ditinjau dari
berbagai segi yang berbeda.
Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu
kegiatan melakukan perjalanan dari
rumah dengan maksud tidak
melakukan usaha atau bersantai.
Pariwisata dapat juga dilihat sebagai
suatu bisnis, yang berhubungan
dengan penyediaan barang dan jasa
bagi wisatawan dan menyangkut
setiap pengeluaran oleh atau untuk
wisatawan/pengunjung dalam
perjalanannya (Kusmayadi dan Endar
S., 2000)
Pengertian Wisata Halal
Menurut Perda Provinsi NTB No. 2 Tahun 2016
tentang Pariwisata Halal, Pariwisata Halal adalah
kegiatan kunjungan wisata dengan destinasi dan
industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas
produk, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata
yang memenuhi syari‟ah. Pengaturan pariwisata
halal dimaksudkan untuk memberikan keamanan
dan kenyamanan pelayanan kepada wisatawan
agar dapat menikmati kunjungan wisata dengan
aman, halal dan juga dapat memperoleh
kemudahan bagi wisatawan dan pengelola dalam
kegiatan kepariwisataan
6. Latar belakang dan tujuan
pengembangan wisata halal di NTB?
Konsep pariwisata islami
merupakan penyesuaian kegiatan
wisata dengan konteks pelaksanaan
syari‟at Islam. Konsep ini terkait
dengan harapan agar daerah wisata
di NTB dalam hal standar syari‟ah,
pariwisata halal harus memiliki
akomodasi yang sesuai standar
syari‟ah meliputi: tersedia fasilitas
yang layak untuk bersuci; tersedia
fasilitas yang memudahkan untuk
beribadah; tersedia makanan dan
minuman halal; fasilitas dan
suasana yang aman, nyaman dan
kondusif untuk keluarga dan bisnis;
dan terjaga kebersihan sanitasi dan
lingkungan
NTB sebagai salah satu
destinasi wisata di
Indonesia, maka setiap
pemangku kepentingan
industri pariwisata baik
Pemerintah, Majelis Ulama
Indonesia (MUI), swasta dan
seluruh elemen masyarakat,
bekerja sama untuk
mengembangkan usaha
pariwisata halal harus
menyiapkan fasilitas dan
sarana pariwisata yang
memenuhi pariwisata halal
7. Latar belakang dan tujuan
pengembangan wisata halal di NTB?
Syari‟at Islam sebagai potensi
pariwisata, dalam hal ini
dimaksudkan bahwa pariwisata
dengan berlandaskan pada konsep
yang islami bukan berarti
membatasi kegiatan wisatawan
yang non muslim. Hal ini perlu
adanya toleransi dan kompensasi
dalam penyediaan kegiatan-
kegiatan wisata yang dapat
mengakomodasi kegiatan wisatanya
Adanya pariwisata halal di
NTB sebagai salah satu trend
baru dalam dunia pariwisata
memiliki dampak positif bagi
kondisi sosial ekonomi
masyarakat yaitu
menambah lapangan
pekerjaan, mempromosikan
daerah tersebut sebagai
daerah wisata dengan
konsep wisata islami,
menjunjung tinggi nilai-nilai
Islam
9. Salah satu upaya Pemda NTB dalam
konteks pengembangan syariah itu
adalah pengaturan konsep wisata
syariah dalam perda, upaya demikian
dilakukan untuk menjamin pelaksanaan
wisata syariah di NTB. Sebagai mana
telah dituangkan dalam kebijakan
publiknya, berupa Peraturan Gubernur
Nomor : 51 Tahun 2015, tentang
Wisata Halal, yang kemudian
dilanjutkan dengan penerbitan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2016, tentang Pariwisata Halal
Penetapan Nusa Tenggara Barat (NTB)
sebagai destinasi wisata syariah pada
2015 lalu mendorong Pemerintah
Daerah (Pemda) NTB untuk melakukan
konseptualisasi wisata syariah.
Konseptualisasi itu diharapkan dapat
diterima baik oleh wisatawan, pelaku
usaha dan pemerintah daerah sendiri
Agar konsep integrasi kebutuhan dasar
berbasis agama dalam berwisata itu
tidak melahirkan kesalah pahaman
wisatawan lainnya yang hendak
berkunjung ke NTB, Pemda NTB
memilih menggunakan istilah wisata
halal ketimbang wisata syariah
Pengembangan Serta Tantangan Yang Dihadapai
Dalam Pengembangan Wisata Hahal Di NTB
10. Dalam pengembangan pariwisata halal
di NTB, pemerintah daerah juga
mendorong industri pariwisata
konvensional untuk menyediakan: arah
kibat di kamar hotel, informasi masjid
terdekat, tempat ibadah bagi
wisatawan dan karyawan muslim,
tempat urinoar yang terpisah antara
lakilaki dan perempuan dan
memudahkan untuk bersuci
Di antara tantangan itu antara lain
adalah, pertama, meyakinkan warganya
tentang urgensi pengembangan wisata
halal di NTB, karena pada
kenyataannya, tidak semua warga NTB
mengapresiasi upaya Pemda dalam
mengembangkan wisata halal di NTB,
bahkan tidak sedikit warga yang
menyangsikan kontribusi
pengembangan wisata halal terhadap
kesejahteraan masyarakat
Konsep wisata halal seperti yang
terekam di dalam Perda dipersepsikan
sebagai kegiatan wisata yang tidak
bertentangan dengan syariah yang
diimplementasikan dalam industri
pariwisata: akomodasi, restoran, biro
perjalanan wisata, dan solus per aqua
(SPA)
Pengembangan Serta Tantangan Yang Dihadapai
Dalam Pengembangan Wisata Hahal Di NTB
11. Saat ini belum tersedia akomodasi yang sejak awal
dibangun dengan konsep hotel syariah. Akomodasi
yang tersedia adalah hotel-hotel dengan
manajemen konvensional. Karena itu, menerapkan
konsep hotel syariah terhadap hotel-hotel
konvensional di lombok tentu saja tidak mudah dan
perlu waktu.
Pariwisata syariah atau halal mestinya diartikan
sebagai aktivitas pariwisata yang didasarkan pada
tujuan syariah, yakni memelihara agama,
memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
keturunan, dan memelihara harta
Pengembangan Serta Tantangan Yang Dihadapai
Dalam Pengembangan Wisata Hahal Di NTB
12. State of The Global Islamic Economy Report 2019
menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan
muslim dunia sebesar US$200,3 miliar atau sebesar
12% dari total pengeluaran wisatawan global
sebesar US$1,66 triliun. “Dengan demikian,
Indonesia berada di urutan ke-5 dari TOP 5 Negara
Muslim Traveler dengan pengeluaran terbesar
setelah Saudi Arabia, UEA, Qatar, dan Kuwait.
Pengembangan sektor pariwisata mengutamakan
produk-produk unggulan. Salah satu di antaranya
adalah wisata halal atau muslim friendly based. NTB
sudah memiliki modal untuk itu sebagai upaya
membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan
kerja
Sejumlah destinasi mendapat halal travel award di
antaranya Lombok, NTB yang ditetapkan sebagai
The World Best Halal Tourism Destination dan The
World Best Halal Honeymoon Destination.
Pengembangan Serta Tantangan Yang Dihadapai
Dalam Pengembangan Wisata Hahal Di NTB
13. Objek-objek Wisata Hahal Di
NTB
Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Makam Kuno Gunung Pujut, Desa Wisata Setangor, Makam Batu Layar,
Masjid Kuno Bayan
15. Nusa Tenggara Barat (NTB) yang
ditetapkan sebagai destinasi wisata
syariah pada 2015 lalu untuk
mendorong Pemerintah Daerah
(Pemda) NTB untuk melakukan
konseptualisasi wisata syariah masih
meiliki banyak pekerjaan rumah
diantaranya adalah memperbaiki
persepsi masyarakat tentang wisata
halal dan tujuan dari wisata halal itu
sendiri
Kesimpulan dan saran
Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB)
hendaknya mengedukasi masyarakat tentang
wisata halal secara terus-menerus supaya
tidak terjadi keliru paham mengenai wisata
halal itu sendiri. Kemudian pemerintah NTB
hendaknya terus memerbaiki dan melengkapi
fasilitas wisata halal supaya pengunjung
semakin nyaman dalam menjalankan tujuan
berwisata halal
16. References
A. Muchaddam Fahham. TANTANGAN PENGEMBANGAN WISATA HALAL DI NUSA TENGGARA BARAT. Dalam jurnal
Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017. Hlm. 73.
Kusmayadi dan Endar Sugiarto. Metodologi Pnelitian Kepariwisataan. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,
2000). Hlm 4.
Mahsun and Mohamad Jumail. Branding ‘Halal Tourism’ Antara Hedonisme Dan Utilitarianisme Pariwisata
Lombok. Media Bina Ilmiah 13, no. 7 (February 2019): hlm 1369–1370.
Pasal 1 ayat (16)
Pasal 2
Pasal 5 Perda Provinsi NTB No. 2 Tahun 2016 tentang Pariwisata Halal.
Ulya. Wisata Halal di Provinsi Nusa Tenggara Barat. https://ulyadays.com/wisata-halal-di-provinsi-nusa-tenggara-
barat/. Diakses pada 10 April 2022.
Wiredarme, Marzuki, Suhardi, I Gusti Ngurah Suwetha. IMPLENTASI PENGEMBANGAN WISATA HALAL DI PROVINSI
NUSA TENGGARA BARAT.
http://eprints.ipdn.ac.id/5583/1/Jurnal%20Implementasi%20Pengembangan%20Wisata.pdf. Diakses pada 10
April 2022.