SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
Baixar para ler offline
Agrinimal, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020, Hal. 88-91
88
KORELASI KADAR LEMAK DAN LAKTOSA DENGAN BERAT JENIS SUSU SAPI
FRIESIAN HOLSTEIN DI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG
Danes Suhendra*, Widitya Tri Nugraha, Yosephine L. R. E. Nugraheni, Lilis Hartati
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar
Jl. Kapten Suparman No. 39, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara 56116
*
Email : danes_suhendra@untidar.ac.id
ABSTRAK
Berat jenis susu dan kadar lemak digunakan sebagai indikator penerimaan produksi susu segar dari peternak oleh
Industri Pengolahan Susu (IPS). Beberapa IPS menentukan harga susu berdasarkan kadar lemak dan laktosa susu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara kadar lemak, kadar laktosa, dengan berat jenis susu. Materi
yang digunakan adalah 90 ekor sapi FH laktasi pada periode laktasi II – III dan bulan laktasi 2 – 3. Analisis yang
digunakan adalah regresi korelasi linier sederhana. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kadar lemak dan laktosa
susu, menyebabkan peningkatan berat jenis susu masing-masing sebesar 70,8% dan 68,7%. Kadar lemak dan laktosa
dengan berat jenis susu memiliki nilai korelasi yang nyata (P<0,01). Keseluruhan perhitungan menunjukkan bahwa
ada hubungan antara kadar lemak dan laktosa susu dengan berat jenis susu. Kadar lemak dengan berat jenis susu, dan
kadar laktosa dengan berat jenis susu menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat. Kesimpulan yang diperoleh
bahwa ada hubungan positif antara kadar lemak dan laktosa dengan berat jenis susu. Korelasi antara kadar lemak dan
laktosa dengan berat jenis susu adalah semakin tinggi kadar lemak dan laktosa, maka semakin tinggi berat jenis susu.
Kata kunci: Sapi FH, kadar lemak, kadar laktosa, berat jenis susu
CORRELATION OF FAT AND LACTOSE CONTENT WITH MILK DENSITY OF FRIESIAN
HOLSTEIN COW IN NGABLAK DISTRICT MAGELANG REGENCY
ABSTRACT
Milk density and fat content are used as indicators of milk production from dairy farmer by Milk Proccessing Industry
(MPI). Some MPI determines the price of milk based on fat and milk lactose content. This research was aimed to
study the correlation of fat content, lactose content, and milk density. The material used were 90 of lactation FH cows
in the II – III lactation periode and month of lactation are 2 – 3. The analysis method used was simple linear correlation
regresion. The results showed that during increased milk fat and lactose contents, will increased milk density. Fat and
lactose content are significantly correlated with milk density (P<0.01). The overall calculation shows that there was
a relationship between fat content and lactose content to milk density, each 70.8 and 68.7%. Fat content with milk
density, and lactose content with milk density showed a strong positive correlations. In conclusion, there was a
correlation between fat content and lactose content with milk density. The correlation of fat content and lactose
content with milk density were the higher fat and lactose content, higher milk density.
Key words: FH cows, fat content, lactose content, milk density
PENDAHULUAN
Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan
bangsa sapi yang sangat umum dibudidayakan oleh
peternak susu di Indonesia. Sapi FH memiliki produksi
susu rata-rata 2.000 – 2.500 liter per laktasi dengan
kadar lemak 3,5 – 3,7%, sehingga lebih banyak
dikembangkan karena produksi susunya yang tinggi
(Syarief & Sumoprastowo, 1990). Bangsa sapi FH
mempunyai ciri-ciri antara lain warna bulunya dominan
belang hitam putih dan dalam jumlah kecil ada yang
berwarna belang merah putih, kepala berukuran relatif
panjang, lebar dan lurus dengan tanduk relatif pendek
yang mengarah lateral dan melengkung ke depan, serta
bertemperamen tenang dan jinak (Siregar, 1993).
Susu adalah cairan putih mengandung nutrien
berupa lemak, laktosa, protein, dan beberapa vitamin
dan mineral, yang dikeluarkan oleh semua mamalia
betina dewasa sebagai makanan untuk anak-anaknya
(Guetouache et al., 2014). Susu merupakan makanan
dengan nutrisi alami lengkap dan seimbang dengan
perbandingan gizi yang sempurna sehingga sangat
dibutuhkan oleh manusia. Beberapa komponen mayor
penyusun bahan kering susu antara lain lemak,
Suhendra, dkk. 2020: Korelasi Kadar Lemak dan Laktosa dengan Berat Jenis Susu....
89
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral (Prasetya,
2012). Lemak termasuk salah satu penyusun susu yang
berperan cukup penting karena mempunyai nilai
ekonomi, nilai gizi tinggi, indikator bau, rasa dan lain-
lain pada susu.
Konsumsi susu segar akan terus terjadi
peningkatan seiring dengan adanya peningkatan
populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi,
peningkatan kualitas pendidikan, kesadaran gizi dan
perubahan gaya hidup. Kualitas susu dari peternak lokal
masih di bawah standar, bahkan di bawah standar yang
ditentukan oleh koperasi maupun Industri Pengolahan
Susu (IPS) (Anindita & Soyi, 2017). Salah satu aspek
yang digunakan koperasi dan IPS sebagai indikator
penerimaan susu segar dari peternak susu lokal adalah
berat jenis susu. Masing-masing koperasi susu dan IPS
membuat standar berat jenis untuk penerimaan susu
yang berbeda-beda. Selain berat jenis, komponen lain
yang sering digunakan adalah kadar lemak dan laktosa
susu. Beberapa IPS menerapkan pemberian bonus harga
bagi peternak yang menyetorkan susu dengan kadar
lemak dan laktosa di atas standar IPS. Badan
Standarisasi Nasional (2011) mengatur nilai minimum
berat jenis susu sapi adalah 1,027 dan kadar lemak
minimum 3,00 %.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji
hubungan antara kadar lemak, kadar laktosa, dengan
berat jenis susu. Manfaat dari penelitian ini adalah
memberikan informasi kepada peternak susu berupa
ilmu pengetahuan mengenai hubungan kadar lemak,
laktosa, dan berat jenis susu, sehingga nantinya dapat
digunakan sebagai dasar untuk peningkatan kualitas
susu. Manfaat bagi IPS adalah, menjadi berat jenis (BJ)
susu menjadi indikator kualitas susu yang meliputi
kadar lemak, laktosa, dan kasein susu.
MATERI DAN METODE
Materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 90 ekor sapi perah FH laktasi pada periode
laktasi II – III dan bulan laktasi 2 – 3 dengan frekuensi
pemerahan dua kali sehari, pagi dan sore hari. Peralatan
yang digunakan yaitu ember/ milk can stainless berskala
untuk menampung dan menakar volume susu segar
hasil pemerahan, lactoscan untuk mengukur kualitas
susu segar hasil pemerahan.
Penelitian ini dimulai dengan survey, yang
dilakukan satu bulan sebelum memulai pengamatan dan
pengambilan sampel penelitian. Survey dilakukan untuk
memilih sapi yang akan digunakan sebagai materi
penelitian dengan berdasarkan kartu recording ternak
yang dimiliki. Lokasi penelitian yang digunakan adalah
Asosiasi Ternak Sapi Perah Tri Argo Mulyo Kecamatan
Ngablak Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.
Pemerahan dilakukan secara manual (hand
milking) sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore hari.
Koleksi sampel susu dilakukan secara proporsional,
yaitu dicampurkan hasil pemerahan pagi dan sore hari
secara proporsional dengan berdasarkan pada
persentase volume hasil pemerahan pagi dan sore,
kemudian diambil 200 ml sebagai sampel utama.
Sampel utama susu kemudian dianalisis menggunakan
mesin lactoscan buatan Bulgaria milik koperasi
Banyuaji di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Variabel yang diamati adalah berat jenis (BJ),
kadar lemak, dan kadar laktosa susu. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis regresi
korelasi linier sederhana menggunakan bantuan
program SPSS versi 16.0. Penafsiran besaran koefisien
korelasi yang digunakan sesuai petunjuk dari Sugiyono
(2006) adalah:
 0,00 – 0,199 = Korelasi sangat rendah
 0,20 – 0,399 = Korelasi rendah
 0,40 – 0,599 = Korelasi sedang
 0,60 – 0,799 = Korelasi tinggi
 0,80 – 1,000 = Korelasi sangat kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Lemak, Kadar Laktosa, dan Berat Jenis Susu
Berdasarkan analisis kualitas susu (kadar lemak,
kadar laktosa, dan berat jenis susu) yang telah
dilakukan, didapatkan hasil analisis seperti pada Tabel
1.
Tabel 1. Hasil pengamatan kadar lemak, kadar laktosa, dan berat jenis susu
Peubah yang Diamati Kisaran Rata-rata Standar
Kadar Lemak Susu (%) 2,57 - 4,34 3,42 Minimal 3,00*
Kadar Laktosa Susu (%) 2,96 - 5,11 3,98 4,10**
Total Solid (%) 9,41 – 13,59 11,81 Minimal 10,8*
Berat Jenis Susu 1,018 - 1,034 1,025 1,027 – 1,030*
Keterangan :
* Badan Standarisasi Nasional (2011)
** Syafri dkk. (2014)
Hasil penelitian diperoleh rataan kadar lemak
susu adalah 3,42 % (Tabel 1). Nilai ini cukup tinggi
untuk kadar lemak susu sapi FH. Lemak termasuk salah
satu penyusun susu yang berperan cukup penting karena
mempunyai nilai ekonomi, nilai gizi tinggi, sebagai
indikator bau, rasa dan lain-lain pada susu. Semakin
tinggi kadar lemak susu, rasa gurih pada susu semakin
terasa. Semakin rendah kadar lemak, susu akan terasa
hambar. Badan Standarisasi Nasional (2011)
menentukan kadar lemak susu sapi minimal adalah 3,00
Agrinimal, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020, Hal. 88-91
90
% dengan kadar protein minimal 2,8 %. Menurut
Zurriyati dkk. (2011), kandungan lemak dan protein
dalam susu merupakan komponen terpenting karena
dapat mempengaruhi harga susu.
Hasil penelitian diperoleh rataan kadar laktosa
susu adalah 3,98 % (Tabel 1). Nilai ini cukup rendah
untuk kadar laktosa susu pada sapi FH. Kadar laktosa
hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil
penelitian Syafri dkk. (2014) sebesar 4,10 %. Menurut
Christi & Rohayati (2017), laktosa merupakan
gabungan dari glukosa dan galaktosa yang banyak
ditemukan pada susu. Laktosa susu memberikan rasa
manis pada susu, sehingga semakin tinggi kadar laktosa,
rasa susu akan semakin manis. Menurut Suhendra et al.
(2015), laktosa susu berasal dari asam propionat hasil
fermentasi ruminal serat kasar pakan.
Hasil analisis regresi korelasi antara kadar lemak
dengan berat jenis, dan korelasi antara kadar laktosa
dengan berat jenis susu sapi FH dalam penelitian ini
seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Persamaan regresi, koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (R2
) antara kadar lemak (KL) dengan berat
jenis susu (BJ), dan kadar laktosa (KL) dengan berat jenis (BJ) susu sapi FH
Korelasi antar Variabel Persamaan regresi Koefisien
Korelasi (r)
Koefisien
Determinasi (R2
)
Kadar lemak (KL) dengan berat jenis (BJ) BJ = -101,79 + 102,867 KL 0,84 0,708
Kadar laktosa (KT) dengan berat jenis (BJ) BJ = -491 + 123,57 KT 0,83 0,687
Korelasi Kadar Lemak dengan Berat Jenis Susu
Berdasarkan data pada Tabel 2., ditunjukkan
bahwa persamaan regresi antara kadar lemak (KL)
dengan berat jenis (BJ) susu sapi FH adalah BJ = -
101,79 + 102,867 KL. Nilai regresi ini menunjukkan
adanya hubungan positif antara kadar lemak dengan
berat jenis. Semakin tinggi kadar lemak, maka akan
semakin menaikkan nilai berat jenis susu sapi FH.
Koefisien korelasi (r) sebesar 0,84 yang menandakan
bahwa hubungan positif antara kadar lemak dengan
berat jenis susu adalah sangat kuat. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Sugiyono (2006), yang
menyatakan bahwa nilai koefisian korelasi (r) sebesar
0,80 – 1,000 memiliki korelasi sangat kuat. Nilai
koefisien determinasi (R2
) sebesar 0,708, artinya
peningkatan pada nilai-nilai kadar lemak akan
berpengaruh sebesar 70,8 % terhadap peningkatan nilai-
nilai berat jenis susu.
Kadar lemak susu rata-rata sebesar 3,42 % dan
meningkatkan kadar total solid sebesar 11,81 % (Tabel
1.), sehingga meningkatkan berat jenis susu. Kadar
lemak susu tersusun dari kumpulan asam lemak jenuh
dan tidak jenuh. Asam lemak merupakan salah satu
komponen utama penyusun susu selain kasein dan
laktosa susu. Peningkatan kadar lemak susu
mengakibatkan peningkatan berat jenis susu, sebab
asam lemak merupakan salah satu komponen penyusun
total solid. Suhendra dkk. (2017) menyatakan bahwa
lemak susu tersusun dari asam lemak jenuh dan tidak
jenuh. Asam lemak jenuh penyusun lemak susu antara
lain asam palmitat (C16:0) dan asam stearat (C18:0).
Asam lemak tidak jenuh penyusun lemak susu antara
lain asam oleat (C18:1), asam linoleat (C18:2), dan
asam linolenat (C18:3). Badan Standarisasi Nasional
(2011) menyatakan bahwa kadar lemak minimal pada
susu sapi adalah 3,00 %. Ditegaskan oleh Suhendra et
al. (2017), kadar lemak dalam susu berada pada kisaran
3,28 – 3,51%. Saputra (2018) menyatakan bahwa
lemak, protein, dan laktosa merupakan komponen
utama penyusun total solid susu. Vidiyanto dkk. (2015)
menyatakan bahwa nilai total solid mempengaruhi nilai
berat jenis susu.
Korelasi Kadar Laktosa dengan Berat Jenis Susu
Berdasarkan data pada Tabel 2., ditunjukkan
bahwa persamaan regresi antara kadar laktosa (KT)
dengan berat jenis (BJ) adalah BJ = -491 + 123,57 KT.
Nilai regresi ini menunjukkan adanya hubungan positif
antara kadar laktosa dengan berat jenis susu sapi FH.
Semakin tinggi kadar laktosa, maka akan semakin
meningkatkan nilai berat jenis susu. Koefisien korelasi
(r) sebesar 0,83 yang menandakan bahwa hubungan
positif antara kadar laktosa dengan berat jenis susu
adalah sangat kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Sugiyono (2006), yang menyatakan bahwa nilai
koefisian korelasi (r) sebesar 0,80 – 1,000 memiliki
korelasi sangat kuat. Nilai koefisien determinasi (R2
)
sebesar 0,687, artinya peningkatan nilai-nilai kadar
laktosa akan berpengaruh sebesar 68,7 % terhadap
peningkatan nilai berat jenis susu sapi FH.
Kadar laktosa susu tersusun dari kondensasi
antara galaktosa dan glukosa dalam darah. Galaktosa
susu berasal dari penggabungan molekul glukosa
dengan Uridine Diphospat (UDP), sedangkan glukosa
darah bersumber dari asam propionat dalam rumen.
Laktosa dalam sel epitel ambing mengakibatkan
perbedaan tekanan osmosis pada sel epitel dan
pembuluh kapiler ambing. Perbedaan tekanan osmosis
ini menyebabkan sel epitel ambing menarik air dari
pembuluh kapiler ambing untuk menyeimbangkan
tekanan osmosis. Hal ini menyebabkan kadar air pada
susu menjadi meningkat, sehingga akan meningkatkan
jumlah air yang menyebabkan peningkatan berat jenis
susu. Utari et al. (2012) menyatakan bahwa glukosa
merupakan komponen utama dalam pembentukan
laktosa susu. Konsumsi Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
(BETN) yang tinggi meningkatkan suplai glukosa
dalam darah. Glukosa darah juga dapat berasal dari
proses glukoneogenesis asam amino di dalam organ
hati. Vidiyanto dkk. (2015) menegaskan bahwa laktosa
Suhendra, dkk. 2020: Korelasi Kadar Lemak dan Laktosa dengan Berat Jenis Susu....
91
dan air menjadi komponen utama yang mempengaruhi
produksi susu. Sekresi laktosa pada lumen ambing
menyebabkan perbedaan tekanan osmosis. Hal ini
menyebabkan aliran darah menuju sel epitel ambing
meningkat, sehingga mengakibatkan air dan garam
mineral disekresikan pada lumen ambing untuk
menyeimbangkan tekanan osmosis. Semakin tinggi
bahan padat pada susu, maka akan semakin tinggi berat
jenis susu. Saputra (2018) menyatakan bahwa laktosa
bersama kasein dan lemak susu merupakan zat utama
penyusun total solid pada susu.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Peningkatan kadar lemak dan laktosa susu akan
meningkatkan nilai berat jenis susu. Semakin
tinggi kadar lemak susu, semakin tinggi nilai berat
jenis susu. Semakin tinggi kadar laktosa susu,
semakin tinggi nilai berat jenis susu.
2. Kadar lemak susu sapi FH pada Asosiasi Ternak
Perah Tri Argo Mulyo sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI). Kadar laktosa dan berat
jenis susu sapi FH pada Asosiasi Ternak Perah Tri
Argo Mulyo belum memenuhi Syandar Nasional
Indonesia (SNI).
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, N. S., & D. S. Soyi. 2017. Studi Kasus:
Pengawasan Kualitas Pangan Hewani Melalui
Pengujian Kualitas Susu Sapi yang Beredar Di
Kota Yogyakarta. Jurnal Peternakan Indonesia.
19(2): 96 – 105.
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional
Indonesia: Susu Segar Bagian-1: Sapi. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional.
Christi, R. F., & T. Rohayati. 2017. Kadar Protein,
Laktosa, dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu
Kambing Peranakan Ettawa yang Diberi
Konsentrat Terfermentasi. Jurnal Ilmu
Peternakan (JANHUS). 1(2): 19-27.
Guetouache, M., G. Bettache, & M. Samir. 2014.
Composition and Nutritional Value of Raw
Milk-Review. Issues in Biological Sciences and
Pharmaceutical Research. 2(10): 115 – 122.
Prasetya, H. 2012. Beternak Sapi Perah. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Saputra, F.T. 2018. Evaluation of The Total Solid Fresh
Milk of Tawang Argo Farmers Based On
Indonesian National Standards. Journal of
Tropical Livestock. 19(1): 22-26.
Siregar, S. B. 1993. Sapi Perah, Jenis, Teknik
Pemeliharaan dan Analisis Usaha. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhendra, D., G. T. Anggiati, S. Sarah, A. F. Nasrullah,
A. Thimoty, & D. W. C. Utama. 2015. Tampilan
Kualitas Susu Sapi Perah Akibat Imbangan
Konsentrat dan Hijauan yang Berbeda. Jurnal
Ilmu Ilmu Peternakan. 25(1): 42-46.
Suhendra, D., Sudjatmogo, & Widiyanto. 2017.
Pengimbuhan Minyak Jagung Terproteksi
dengan Berbagai Level Protein Ransum Sapi
Friesian Holstein Meningkatkan Kadar Asam
Lemak Tidak Jenuh Susu. Jurnal Veteriner.
19(1): 100-108.
Syafri, A., D. W. Harjanti, & S. A. B. Santoso. 2014.
Hubungan Antara Konsumsi Protein Pakan
dengan Produksi, Kandungan Protein dan
Laktosa Susu Sapi Perah Di Kota Salatiga.
Animal Agriculture Journal. 3(3): 450-456.
Syarief, M. Z., & C. D. A. Sumoprastowo. 1990. Ternak
Perah. Jakarta: CV. Yasaguna.
Utari, F. D., B. W. H. E. Prasetyono, & A. Muktiani.
2012. Kualitas Susu Kambing Perah Peranakan
Ettawa yang Diberi Suplementasi Protein
Terproteksi Dalam Wafer Pakan Komplit
Berbasis Limbah Agroindustri. Animal
Agriculture Journal. 1(1): 427-441.
Vidiyanto, T., Sudjatmogo, & S. M. Sayuthi. 2015.
Tampilan Produksi, Berat Jenis, Kandungan
Laktosa dan Air Pada Susu Sapi Perah Akibat
Interval Pemerahan yang Berbeda. Animal
Agriculture Journal. 4(2): 200-203.
Zurriyati, Y., R. R. Noor, & R. R. A. Maheswari. 2011.
Analisis Molekuler Genotipe Kappa (k-Kasein)
dan Komposisi Susu Kambing Peranakan
Etawah, Saanen dan Persilangannya. Jurnal Ilmu
Ternak dan Veteriner. 16(1): 61-70.
Available online at journal homepage: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agrinimal

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Danes Suhendra.pdf

faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
Kenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakit
Kenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakitKenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakit
Kenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakitZaenal Arifin
 
Sapi herman transgenik
Sapi  herman  transgenikSapi  herman  transgenik
Sapi herman transgenikEaster Tawy
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Sii AQyuu
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptItangPurnama1
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
 
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)MOH ZALI
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal nisha althaf
 
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxpertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxRudiana12
 
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK pjj_kemenkes
 
DOC-20190924-WA0001.pptx
DOC-20190924-WA0001.pptxDOC-20190924-WA0001.pptx
DOC-20190924-WA0001.pptxwahyuekadesvita
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaswiradiputri
 
Ave dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayi
Ave dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayiAve dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayi
Ave dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayiSuburiRahman
 
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptxAnalisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptxKonsumsiPangan
 

Semelhante a Danes Suhendra.pdf (20)

faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Kenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakit
Kenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakitKenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakit
Kenapa susu kuda liar dapat mengobati penyakit
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Sapi herman transgenik
Sapi  herman  transgenikSapi  herman  transgenik
Sapi herman transgenik
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
 
12 21-1-sm
12 21-1-sm12 21-1-sm
12 21-1-sm
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
 
A08wku1
A08wku1A08wku1
A08wku1
 
riko
rikoriko
riko
 
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxpertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
 
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
 
DOC-20190924-WA0001.pptx
DOC-20190924-WA0001.pptxDOC-20190924-WA0001.pptx
DOC-20190924-WA0001.pptx
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
 
Ave dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayi
Ave dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayiAve dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayi
Ave dwiani dan suburi rahman uji organoleptik mp asi biskuit bayi
 
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptxAnalisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
Analisis Konsumsi Pangan_berbasis data susenas dan survey.pptx
 
Cinta Pangan Lokal
Cinta Pangan LokalCinta Pangan Lokal
Cinta Pangan Lokal
 

Mais de DianaLestari39

5_6224180383894734826.pdf
5_6224180383894734826.pdf5_6224180383894734826.pdf
5_6224180383894734826.pdfDianaLestari39
 
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdffile_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdfDianaLestari39
 
Rahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdfRahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdfDianaLestari39
 
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdfSiti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdfDianaLestari39
 
Riko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdf
Riko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdfRiko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdf
Riko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdfDianaLestari39
 
Rosmaini, Hasrudy Tanjung.pdf
Rosmaini, Hasrudy Tanjung.pdfRosmaini, Hasrudy Tanjung.pdf
Rosmaini, Hasrudy Tanjung.pdfDianaLestari39
 
Nilda Miftahul Janna.pdf
Nilda Miftahul Janna.pdfNilda Miftahul Janna.pdf
Nilda Miftahul Janna.pdfDianaLestari39
 
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdfInti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdfDianaLestari39
 

Mais de DianaLestari39 (13)

5_6224180383894734826.pdf
5_6224180383894734826.pdf5_6224180383894734826.pdf
5_6224180383894734826.pdf
 
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdffile_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
 
Zulkifli.pdf
Zulkifli.pdfZulkifli.pdf
Zulkifli.pdf
 
Rahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdfRahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdf
 
4889-14778-1-PB.pdf
4889-14778-1-PB.pdf4889-14778-1-PB.pdf
4889-14778-1-PB.pdf
 
Jaka Santosa.pdf
Jaka Santosa.pdfJaka Santosa.pdf
Jaka Santosa.pdf
 
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdfSiti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
 
Bisma.pdf
Bisma.pdfBisma.pdf
Bisma.pdf
 
Riko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdf
Riko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdfRiko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdf
Riko Al Hakim1 , Ika Mustika,2 , Wiwin Yuliani3.pdf
 
Rosmaini, Hasrudy Tanjung.pdf
Rosmaini, Hasrudy Tanjung.pdfRosmaini, Hasrudy Tanjung.pdf
Rosmaini, Hasrudy Tanjung.pdf
 
Ayu Anjani.pdf
Ayu Anjani.pdfAyu Anjani.pdf
Ayu Anjani.pdf
 
Nilda Miftahul Janna.pdf
Nilda Miftahul Janna.pdfNilda Miftahul Janna.pdf
Nilda Miftahul Janna.pdf
 
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdfInti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
 

Último

PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxKartikaFebrianti1
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...arielsuwarnapati2
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 

Último (16)

PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 

Danes Suhendra.pdf

  • 1. Agrinimal, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020, Hal. 88-91 88 KORELASI KADAR LEMAK DAN LAKTOSA DENGAN BERAT JENIS SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG Danes Suhendra*, Widitya Tri Nugraha, Yosephine L. R. E. Nugraheni, Lilis Hartati Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar Jl. Kapten Suparman No. 39, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara 56116 * Email : danes_suhendra@untidar.ac.id ABSTRAK Berat jenis susu dan kadar lemak digunakan sebagai indikator penerimaan produksi susu segar dari peternak oleh Industri Pengolahan Susu (IPS). Beberapa IPS menentukan harga susu berdasarkan kadar lemak dan laktosa susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara kadar lemak, kadar laktosa, dengan berat jenis susu. Materi yang digunakan adalah 90 ekor sapi FH laktasi pada periode laktasi II – III dan bulan laktasi 2 – 3. Analisis yang digunakan adalah regresi korelasi linier sederhana. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kadar lemak dan laktosa susu, menyebabkan peningkatan berat jenis susu masing-masing sebesar 70,8% dan 68,7%. Kadar lemak dan laktosa dengan berat jenis susu memiliki nilai korelasi yang nyata (P<0,01). Keseluruhan perhitungan menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar lemak dan laktosa susu dengan berat jenis susu. Kadar lemak dengan berat jenis susu, dan kadar laktosa dengan berat jenis susu menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat. Kesimpulan yang diperoleh bahwa ada hubungan positif antara kadar lemak dan laktosa dengan berat jenis susu. Korelasi antara kadar lemak dan laktosa dengan berat jenis susu adalah semakin tinggi kadar lemak dan laktosa, maka semakin tinggi berat jenis susu. Kata kunci: Sapi FH, kadar lemak, kadar laktosa, berat jenis susu CORRELATION OF FAT AND LACTOSE CONTENT WITH MILK DENSITY OF FRIESIAN HOLSTEIN COW IN NGABLAK DISTRICT MAGELANG REGENCY ABSTRACT Milk density and fat content are used as indicators of milk production from dairy farmer by Milk Proccessing Industry (MPI). Some MPI determines the price of milk based on fat and milk lactose content. This research was aimed to study the correlation of fat content, lactose content, and milk density. The material used were 90 of lactation FH cows in the II – III lactation periode and month of lactation are 2 – 3. The analysis method used was simple linear correlation regresion. The results showed that during increased milk fat and lactose contents, will increased milk density. Fat and lactose content are significantly correlated with milk density (P<0.01). The overall calculation shows that there was a relationship between fat content and lactose content to milk density, each 70.8 and 68.7%. Fat content with milk density, and lactose content with milk density showed a strong positive correlations. In conclusion, there was a correlation between fat content and lactose content with milk density. The correlation of fat content and lactose content with milk density were the higher fat and lactose content, higher milk density. Key words: FH cows, fat content, lactose content, milk density PENDAHULUAN Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang sangat umum dibudidayakan oleh peternak susu di Indonesia. Sapi FH memiliki produksi susu rata-rata 2.000 – 2.500 liter per laktasi dengan kadar lemak 3,5 – 3,7%, sehingga lebih banyak dikembangkan karena produksi susunya yang tinggi (Syarief & Sumoprastowo, 1990). Bangsa sapi FH mempunyai ciri-ciri antara lain warna bulunya dominan belang hitam putih dan dalam jumlah kecil ada yang berwarna belang merah putih, kepala berukuran relatif panjang, lebar dan lurus dengan tanduk relatif pendek yang mengarah lateral dan melengkung ke depan, serta bertemperamen tenang dan jinak (Siregar, 1993). Susu adalah cairan putih mengandung nutrien berupa lemak, laktosa, protein, dan beberapa vitamin dan mineral, yang dikeluarkan oleh semua mamalia betina dewasa sebagai makanan untuk anak-anaknya (Guetouache et al., 2014). Susu merupakan makanan dengan nutrisi alami lengkap dan seimbang dengan perbandingan gizi yang sempurna sehingga sangat dibutuhkan oleh manusia. Beberapa komponen mayor penyusun bahan kering susu antara lain lemak,
  • 2. Suhendra, dkk. 2020: Korelasi Kadar Lemak dan Laktosa dengan Berat Jenis Susu.... 89 karbohidrat, protein, vitamin dan mineral (Prasetya, 2012). Lemak termasuk salah satu penyusun susu yang berperan cukup penting karena mempunyai nilai ekonomi, nilai gizi tinggi, indikator bau, rasa dan lain- lain pada susu. Konsumsi susu segar akan terus terjadi peningkatan seiring dengan adanya peningkatan populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, kesadaran gizi dan perubahan gaya hidup. Kualitas susu dari peternak lokal masih di bawah standar, bahkan di bawah standar yang ditentukan oleh koperasi maupun Industri Pengolahan Susu (IPS) (Anindita & Soyi, 2017). Salah satu aspek yang digunakan koperasi dan IPS sebagai indikator penerimaan susu segar dari peternak susu lokal adalah berat jenis susu. Masing-masing koperasi susu dan IPS membuat standar berat jenis untuk penerimaan susu yang berbeda-beda. Selain berat jenis, komponen lain yang sering digunakan adalah kadar lemak dan laktosa susu. Beberapa IPS menerapkan pemberian bonus harga bagi peternak yang menyetorkan susu dengan kadar lemak dan laktosa di atas standar IPS. Badan Standarisasi Nasional (2011) mengatur nilai minimum berat jenis susu sapi adalah 1,027 dan kadar lemak minimum 3,00 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara kadar lemak, kadar laktosa, dengan berat jenis susu. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada peternak susu berupa ilmu pengetahuan mengenai hubungan kadar lemak, laktosa, dan berat jenis susu, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk peningkatan kualitas susu. Manfaat bagi IPS adalah, menjadi berat jenis (BJ) susu menjadi indikator kualitas susu yang meliputi kadar lemak, laktosa, dan kasein susu. MATERI DAN METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 90 ekor sapi perah FH laktasi pada periode laktasi II – III dan bulan laktasi 2 – 3 dengan frekuensi pemerahan dua kali sehari, pagi dan sore hari. Peralatan yang digunakan yaitu ember/ milk can stainless berskala untuk menampung dan menakar volume susu segar hasil pemerahan, lactoscan untuk mengukur kualitas susu segar hasil pemerahan. Penelitian ini dimulai dengan survey, yang dilakukan satu bulan sebelum memulai pengamatan dan pengambilan sampel penelitian. Survey dilakukan untuk memilih sapi yang akan digunakan sebagai materi penelitian dengan berdasarkan kartu recording ternak yang dimiliki. Lokasi penelitian yang digunakan adalah Asosiasi Ternak Sapi Perah Tri Argo Mulyo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Pemerahan dilakukan secara manual (hand milking) sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore hari. Koleksi sampel susu dilakukan secara proporsional, yaitu dicampurkan hasil pemerahan pagi dan sore hari secara proporsional dengan berdasarkan pada persentase volume hasil pemerahan pagi dan sore, kemudian diambil 200 ml sebagai sampel utama. Sampel utama susu kemudian dianalisis menggunakan mesin lactoscan buatan Bulgaria milik koperasi Banyuaji di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Variabel yang diamati adalah berat jenis (BJ), kadar lemak, dan kadar laktosa susu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis regresi korelasi linier sederhana menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. Penafsiran besaran koefisien korelasi yang digunakan sesuai petunjuk dari Sugiyono (2006) adalah:  0,00 – 0,199 = Korelasi sangat rendah  0,20 – 0,399 = Korelasi rendah  0,40 – 0,599 = Korelasi sedang  0,60 – 0,799 = Korelasi tinggi  0,80 – 1,000 = Korelasi sangat kuat HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Lemak, Kadar Laktosa, dan Berat Jenis Susu Berdasarkan analisis kualitas susu (kadar lemak, kadar laktosa, dan berat jenis susu) yang telah dilakukan, didapatkan hasil analisis seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan kadar lemak, kadar laktosa, dan berat jenis susu Peubah yang Diamati Kisaran Rata-rata Standar Kadar Lemak Susu (%) 2,57 - 4,34 3,42 Minimal 3,00* Kadar Laktosa Susu (%) 2,96 - 5,11 3,98 4,10** Total Solid (%) 9,41 – 13,59 11,81 Minimal 10,8* Berat Jenis Susu 1,018 - 1,034 1,025 1,027 – 1,030* Keterangan : * Badan Standarisasi Nasional (2011) ** Syafri dkk. (2014) Hasil penelitian diperoleh rataan kadar lemak susu adalah 3,42 % (Tabel 1). Nilai ini cukup tinggi untuk kadar lemak susu sapi FH. Lemak termasuk salah satu penyusun susu yang berperan cukup penting karena mempunyai nilai ekonomi, nilai gizi tinggi, sebagai indikator bau, rasa dan lain-lain pada susu. Semakin tinggi kadar lemak susu, rasa gurih pada susu semakin terasa. Semakin rendah kadar lemak, susu akan terasa hambar. Badan Standarisasi Nasional (2011) menentukan kadar lemak susu sapi minimal adalah 3,00
  • 3. Agrinimal, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020, Hal. 88-91 90 % dengan kadar protein minimal 2,8 %. Menurut Zurriyati dkk. (2011), kandungan lemak dan protein dalam susu merupakan komponen terpenting karena dapat mempengaruhi harga susu. Hasil penelitian diperoleh rataan kadar laktosa susu adalah 3,98 % (Tabel 1). Nilai ini cukup rendah untuk kadar laktosa susu pada sapi FH. Kadar laktosa hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Syafri dkk. (2014) sebesar 4,10 %. Menurut Christi & Rohayati (2017), laktosa merupakan gabungan dari glukosa dan galaktosa yang banyak ditemukan pada susu. Laktosa susu memberikan rasa manis pada susu, sehingga semakin tinggi kadar laktosa, rasa susu akan semakin manis. Menurut Suhendra et al. (2015), laktosa susu berasal dari asam propionat hasil fermentasi ruminal serat kasar pakan. Hasil analisis regresi korelasi antara kadar lemak dengan berat jenis, dan korelasi antara kadar laktosa dengan berat jenis susu sapi FH dalam penelitian ini seperti tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Persamaan regresi, koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (R2 ) antara kadar lemak (KL) dengan berat jenis susu (BJ), dan kadar laktosa (KL) dengan berat jenis (BJ) susu sapi FH Korelasi antar Variabel Persamaan regresi Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi (R2 ) Kadar lemak (KL) dengan berat jenis (BJ) BJ = -101,79 + 102,867 KL 0,84 0,708 Kadar laktosa (KT) dengan berat jenis (BJ) BJ = -491 + 123,57 KT 0,83 0,687 Korelasi Kadar Lemak dengan Berat Jenis Susu Berdasarkan data pada Tabel 2., ditunjukkan bahwa persamaan regresi antara kadar lemak (KL) dengan berat jenis (BJ) susu sapi FH adalah BJ = - 101,79 + 102,867 KL. Nilai regresi ini menunjukkan adanya hubungan positif antara kadar lemak dengan berat jenis. Semakin tinggi kadar lemak, maka akan semakin menaikkan nilai berat jenis susu sapi FH. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,84 yang menandakan bahwa hubungan positif antara kadar lemak dengan berat jenis susu adalah sangat kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sugiyono (2006), yang menyatakan bahwa nilai koefisian korelasi (r) sebesar 0,80 – 1,000 memiliki korelasi sangat kuat. Nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,708, artinya peningkatan pada nilai-nilai kadar lemak akan berpengaruh sebesar 70,8 % terhadap peningkatan nilai- nilai berat jenis susu. Kadar lemak susu rata-rata sebesar 3,42 % dan meningkatkan kadar total solid sebesar 11,81 % (Tabel 1.), sehingga meningkatkan berat jenis susu. Kadar lemak susu tersusun dari kumpulan asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak merupakan salah satu komponen utama penyusun susu selain kasein dan laktosa susu. Peningkatan kadar lemak susu mengakibatkan peningkatan berat jenis susu, sebab asam lemak merupakan salah satu komponen penyusun total solid. Suhendra dkk. (2017) menyatakan bahwa lemak susu tersusun dari asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh penyusun lemak susu antara lain asam palmitat (C16:0) dan asam stearat (C18:0). Asam lemak tidak jenuh penyusun lemak susu antara lain asam oleat (C18:1), asam linoleat (C18:2), dan asam linolenat (C18:3). Badan Standarisasi Nasional (2011) menyatakan bahwa kadar lemak minimal pada susu sapi adalah 3,00 %. Ditegaskan oleh Suhendra et al. (2017), kadar lemak dalam susu berada pada kisaran 3,28 – 3,51%. Saputra (2018) menyatakan bahwa lemak, protein, dan laktosa merupakan komponen utama penyusun total solid susu. Vidiyanto dkk. (2015) menyatakan bahwa nilai total solid mempengaruhi nilai berat jenis susu. Korelasi Kadar Laktosa dengan Berat Jenis Susu Berdasarkan data pada Tabel 2., ditunjukkan bahwa persamaan regresi antara kadar laktosa (KT) dengan berat jenis (BJ) adalah BJ = -491 + 123,57 KT. Nilai regresi ini menunjukkan adanya hubungan positif antara kadar laktosa dengan berat jenis susu sapi FH. Semakin tinggi kadar laktosa, maka akan semakin meningkatkan nilai berat jenis susu. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,83 yang menandakan bahwa hubungan positif antara kadar laktosa dengan berat jenis susu adalah sangat kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sugiyono (2006), yang menyatakan bahwa nilai koefisian korelasi (r) sebesar 0,80 – 1,000 memiliki korelasi sangat kuat. Nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,687, artinya peningkatan nilai-nilai kadar laktosa akan berpengaruh sebesar 68,7 % terhadap peningkatan nilai berat jenis susu sapi FH. Kadar laktosa susu tersusun dari kondensasi antara galaktosa dan glukosa dalam darah. Galaktosa susu berasal dari penggabungan molekul glukosa dengan Uridine Diphospat (UDP), sedangkan glukosa darah bersumber dari asam propionat dalam rumen. Laktosa dalam sel epitel ambing mengakibatkan perbedaan tekanan osmosis pada sel epitel dan pembuluh kapiler ambing. Perbedaan tekanan osmosis ini menyebabkan sel epitel ambing menarik air dari pembuluh kapiler ambing untuk menyeimbangkan tekanan osmosis. Hal ini menyebabkan kadar air pada susu menjadi meningkat, sehingga akan meningkatkan jumlah air yang menyebabkan peningkatan berat jenis susu. Utari et al. (2012) menyatakan bahwa glukosa merupakan komponen utama dalam pembentukan laktosa susu. Konsumsi Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) yang tinggi meningkatkan suplai glukosa dalam darah. Glukosa darah juga dapat berasal dari proses glukoneogenesis asam amino di dalam organ hati. Vidiyanto dkk. (2015) menegaskan bahwa laktosa
  • 4. Suhendra, dkk. 2020: Korelasi Kadar Lemak dan Laktosa dengan Berat Jenis Susu.... 91 dan air menjadi komponen utama yang mempengaruhi produksi susu. Sekresi laktosa pada lumen ambing menyebabkan perbedaan tekanan osmosis. Hal ini menyebabkan aliran darah menuju sel epitel ambing meningkat, sehingga mengakibatkan air dan garam mineral disekresikan pada lumen ambing untuk menyeimbangkan tekanan osmosis. Semakin tinggi bahan padat pada susu, maka akan semakin tinggi berat jenis susu. Saputra (2018) menyatakan bahwa laktosa bersama kasein dan lemak susu merupakan zat utama penyusun total solid pada susu. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Peningkatan kadar lemak dan laktosa susu akan meningkatkan nilai berat jenis susu. Semakin tinggi kadar lemak susu, semakin tinggi nilai berat jenis susu. Semakin tinggi kadar laktosa susu, semakin tinggi nilai berat jenis susu. 2. Kadar lemak susu sapi FH pada Asosiasi Ternak Perah Tri Argo Mulyo sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kadar laktosa dan berat jenis susu sapi FH pada Asosiasi Ternak Perah Tri Argo Mulyo belum memenuhi Syandar Nasional Indonesia (SNI). DAFTAR PUSTAKA Anindita, N. S., & D. S. Soyi. 2017. Studi Kasus: Pengawasan Kualitas Pangan Hewani Melalui Pengujian Kualitas Susu Sapi yang Beredar Di Kota Yogyakarta. Jurnal Peternakan Indonesia. 19(2): 96 – 105. Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia: Susu Segar Bagian-1: Sapi. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Christi, R. F., & T. Rohayati. 2017. Kadar Protein, Laktosa, dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa yang Diberi Konsentrat Terfermentasi. Jurnal Ilmu Peternakan (JANHUS). 1(2): 19-27. Guetouache, M., G. Bettache, & M. Samir. 2014. Composition and Nutritional Value of Raw Milk-Review. Issues in Biological Sciences and Pharmaceutical Research. 2(10): 115 – 122. Prasetya, H. 2012. Beternak Sapi Perah. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Saputra, F.T. 2018. Evaluation of The Total Solid Fresh Milk of Tawang Argo Farmers Based On Indonesian National Standards. Journal of Tropical Livestock. 19(1): 22-26. Siregar, S. B. 1993. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisis Usaha. Jakarta: Penebar Swadaya. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suhendra, D., G. T. Anggiati, S. Sarah, A. F. Nasrullah, A. Thimoty, & D. W. C. Utama. 2015. Tampilan Kualitas Susu Sapi Perah Akibat Imbangan Konsentrat dan Hijauan yang Berbeda. Jurnal Ilmu Ilmu Peternakan. 25(1): 42-46. Suhendra, D., Sudjatmogo, & Widiyanto. 2017. Pengimbuhan Minyak Jagung Terproteksi dengan Berbagai Level Protein Ransum Sapi Friesian Holstein Meningkatkan Kadar Asam Lemak Tidak Jenuh Susu. Jurnal Veteriner. 19(1): 100-108. Syafri, A., D. W. Harjanti, & S. A. B. Santoso. 2014. Hubungan Antara Konsumsi Protein Pakan dengan Produksi, Kandungan Protein dan Laktosa Susu Sapi Perah Di Kota Salatiga. Animal Agriculture Journal. 3(3): 450-456. Syarief, M. Z., & C. D. A. Sumoprastowo. 1990. Ternak Perah. Jakarta: CV. Yasaguna. Utari, F. D., B. W. H. E. Prasetyono, & A. Muktiani. 2012. Kualitas Susu Kambing Perah Peranakan Ettawa yang Diberi Suplementasi Protein Terproteksi Dalam Wafer Pakan Komplit Berbasis Limbah Agroindustri. Animal Agriculture Journal. 1(1): 427-441. Vidiyanto, T., Sudjatmogo, & S. M. Sayuthi. 2015. Tampilan Produksi, Berat Jenis, Kandungan Laktosa dan Air Pada Susu Sapi Perah Akibat Interval Pemerahan yang Berbeda. Animal Agriculture Journal. 4(2): 200-203. Zurriyati, Y., R. R. Noor, & R. R. A. Maheswari. 2011. Analisis Molekuler Genotipe Kappa (k-Kasein) dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah, Saanen dan Persilangannya. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 16(1): 61-70. Available online at journal homepage: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agrinimal