Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan entrepreneurship di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat adalah jumlah entrepreneur Indonesia masih sangat kecil, yakni kurang dari 1% dari total penduduk, padahal idealnya seharusnya 6%. Hal ini disebabkan oleh pola pikir tradisional masyarakat dan berbagai kendala lain seperti motivasi, dukungan pemerintah, dan pendidikan. Dokumen ini juga menyoroti langkah-langkah
2. Idealnya Indonesia memiliki Enam juta
entrepreneur supaya kemakmuran dapat dicapai
oleh bangsa ini. Saat ini entrepreneur di Indonesia
masih sangat kecil jumlahnya baru sekitar 0,25%
dari jumlah penduduk, belum mencapai satu juta.
Pengaruh pola pikir tradisional.
Pola pikir tradisional adalah pola pikir dimana setelah
selesai mengenyam pendidikan yang tinggi sesorang
berharap meniti karir sebagai pegawai atau karyawan.
Belum berkembangnya entrepreneur di
Indonesia dikarenakan beberapa hal, antara
lain :
3. Jumlah Penduduk Indonesia sekitar 300 juta Jiwa
Jumlah Entrepreneur sebanyak 75.000.000 orang
berarti baru sekitar 25% Idealnya Indonesia
memiliki 6.000.000 entrepreneur .
Pengaruh pola pikir tradisional.
Motivasi sebagian besar penduduk Indonesia untuk
berwirausaha relatif masih rendah .
Profesi Entrepreuner menjadi pilihan terakhir, atau
sebuah keterpaksaan.
Di Amerika sekitar 11%
Di Singapur sekitar 7%
Di Malaysia sekitar 5%
4. Engineer yang Introvert.
Bisnis di industri yang berbasis teknologi biasanya
dikembangkan oleh para engineer / insinyur.
Ketidakmampuan mengembangkan teknologi yang
mengarah ke bisnis karena sistem pendidikan di perguruan
tinggi atau karena pembawaan individunya.
Kurang Motivasi dan antusias.
Belum banyak motivator sebagai penggerak di bidang
entrepreneur baik dari orang tua, guru, dosen, pemerintah,
tokoh masyarakat dsb.
5. Pengaruh etos keberhasilan Kurang menghargai
proses.
Dalam menilai etos keberhasilan seseorang hanya dari apa
yang yang sudah diraih, berupa materi, status sosial, status
pendidikan dsb. Untuk meraih keberhasilan dari
entrepreneur masyarakat harus menilai dari etos kerja
yakni proses menuju keberhasilan tersebut.
Berjiwa “safety – player”.
Ciri entrepreneur adalah sebagai “risk taker” , sehingga
kemungkinan seseorang yang menghadapi sesuatu dengan
aman-aman saja akan sulit untuk menjadi entrepreneur
6. Kelemahan dalam “leadership”.
Entrepreneur adalah seorang pemimpin, karena memiliki
pegawai yang harus dipimpin. Perlu memiliki jiwa
kepemimpinan yang memadai agar tujuan perusahaan
dapat dicapai dengan semangat kerja dan tim work yang
kompak.
Pengaruh feodalisme gaya baru
Yang mengagungkan jabatan sebagai sarana untuk
mendapatkan penghormatan dan pelayanan karena status
kekuasaan.
7. Ketakutan tidak memiliki status sosial
Sebagian masyarakat masih beranggapan tentang status
sosial yang jelas dan mudah diidentifikasikan oleh orang
lain tentang posisi seseorang.
Kerja enteng, hasilnya ingin besar dan tidak
mau menanggung risiko
Menjadi entrepreneur harus bekerja keras, berpikir keras
atau cerdik, tetapi hasilnya belum jelas dan banyak
menghadapi resiko.
8. Kurangnya Pendidikan Entrepreneurship
Pendidikan entrepreneurship tidak hanya merupakan
melalui pendidikan di sekolah, tetapi juga pendidikan
di rumah dengan orang tua sebagai pendidikan yang
dominan.
Kurangnya Dukungan Pemerintah
Pada umumnya dukungan pemerintah kepada
pengusaha masih kurang baik secara administratif
maupun teknis.
9. Dimensi Membangun Kewirausahaan
di Indonesia
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
membangun kewirausahaan (entrepreneurship), yang
disusun dalam sejumlah dimensi.
1. Proses Penciptaan Nilai
Penciptaan yang dilakukan harus memiliki nilai bagi
wirausahawan itu sendiri dan orang lain. Setelah
selesai menciptakan nilai, selanjutnya adalah
menyampaikan nilai tersebut kepada orang lain/
pelanggan/ masyarakat. Indikator utamanya adalah
terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan kepuasan
pelanggan.
10. Dalam dunia bisnis, keberhasilan wirausaha adalah ;
a.Kemampuan memahami apa yang membentuk nilai
dalam pikiran pelanggan / masyarakat
b.Kemampuan secara terus menerus menyampaikan
nilai yang lebih baik daripada kompetitor.
Menyediakan nilai bagi pelanggan merupakan kewajiban
bagi wirausahawan. Nilai pelanggan dapat dinilai dari
pendekatan SQIP yaitu Service, Quality, Image,
dan Price (Johnson dan Weinstein, 2005)
2. Pemaduan Sumber Daya
Untuk menciptakan dan menyampaikan nilai,
diperlukan resource (sumber daya). Kemampuan
memadukan (mengimplementasikan) sumber daya
dilakukan dengan hati-hati untuk memisahkan yang
penting dan yang melengkapi.
11. 3. Mengeksplorasi dan Mengekploitasi Peluang
Kemampuan mengenali dan memanfaatkan peluang
usaha bagi wirausaha sangat penting. Tidak terdapat
mekanisme baku utk mengenali peluang, beberapa
sumber seperti konsumen, asosiasi bisnis, anggota
sistem distribusi, orang-orang teknis /lapangan
dapat memberikan gambaran peluang tersebut.
Masalah-masalah yang ditemukan dilapangan juga
merupakan identifikasi terhadap peluang tersebut.
4. Merangsang Perubahan Sosial / Pemenuhan
Kebutuhan Sosial
Perubahan sosial bisa terjadi di dalam masyarakat.
Wirausaha merupakan orang yang menggerakan
perubahan sosial atau memenuhi kebutuhan sosial,
dan mencari solusi terhadap kebutuhan sosial
seperti ; kemiskinan, urbanisasi dll
12. 5. Penawaran Jasa dan Produk atau Penciptaan
Organisasi Baru
Produk merupakan unsur kunci dalam
penawaran
dari kewirausahaan / bisnis. Bauran
Pemasaran dalam
suatu bisnis kewirausahaan diawali dengan
memba-
ngun penawaran yang memberikan nilai
kepada
pelanggan / masyarakat.
Produk semakin bersifat komoditas,
wirausahawan berusaha menciptakan dan
mengelola pengalaman pelanggan dengan
brand. Pengalaman merupakan bagian penting
pemasaran bagi beberapa wirausahawan.
13. Kotler dan Armstrong (2012) mengatakan “Perusahaan yang
memasarkan pengalaman menyadari bahwa pelanggan
benar-benar membeli tidak hanya produk dan jasa/
pelayanan. Mereka membeli apa yang dapat
dilakukan penawaran itu untuk mereka”
Artinya Produk dalam pengertian barang bersifat
fisik, pelayanan, pengalaman, ide, orang atau tempat
yang dapat menawarkan atribut kasat mata dan tidak
kasat mata berlaku bagi produk-produk yang
dipasarkan
14. Langkah Membangun Kewirausahaan
Ketika sudah terdapat ide untuk dilakukan, maka
upaya merealisikan ide tersebut merupakan siklus
yang terdiri atas 5 tahap utama :
1.Envisioning
Meliputi mengidentifikasi masalah dan
mengenali kondisi situasional berupa tantangan,
tekanan dan peluang. Masalah yang muncul
dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang yang
akan diwujudkan.
2.Formulating
Bagian penting dari formulasi adalah
mengembangkan pernyataan misi. Dari ide inovatif
perlu diekspresikan secara konkrit. Dari visi yang
telah ditentukan dilajutkan dengan misi mewujudkan
15. 3. Mengambil Tindakan
Melakukan tindakan awal untuk memulai
memecahkan “masalah”. Tahapan ini adalah
tahap mengambil keputusan,
mengalokasikan sumber daya, mengadakan
event, menyampaikan pelayanan.
4. Evaluating
Evaluasi adalah tahap belajar dari hasil.
Tahap ini akan terus berlangsung untuk
melihat usaha pertama merupakan tahap
kritis mengetahui apakah sasaran telah
dilaksanakan. Melakukan penilaian
terhadap diri sendiri merupakan cara yang
tepat tentunya dengan idikator yang obyektif
16. 5. Sustaining
Tahapan ini adalah tahap mengembangkan
advokasi (bantuan) dan keterampilan
kepemimpinan, memelihara peran
organisasi, transaksi dan metode serta
melakukan adaptasi.
Memelihara keberlangsungan kewirausahaan
diperlukan kepemimpinan yang efektif
serta pengembangan ide yang inovatif
dengan menjaga kegiatan konkrit yang
sedang berlangsung.
17. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-
hubungan baru antar unsur, data, variabel yang
sudah ada sebelumnya.
Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
dan memanfaatkan suatu peluang didasari oleh
sifat kreativitas dari para pengelolanya, yaitu
kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan
menemukan cara baru dalam menyikapi masalah
dan memanfaatkan peluang.
Menjadi Kreatif :
18. Inovatif :
Kemampuan untuk menerapkan gagasan-
gagasan baru atau pemecahan kreatif terhadap
berbagai masalah dan dalam memanfaatkan
peluang.
Pengertian kreativitas dan inovasi secara
singkat sering dianalogkan dengan :
creativity – thinking new things
Innovations - doing new things.
19. Kesalahan cara berpikir yang merupakan
belenggu mental untuk berpikir secara kreatif,
antara lain :
1.Selalu mempunyai jawaban yang benar,
sehingga tidak pernah menganggap bahwa ada
kemungkinan beberapa jawaban yang benar.
2.Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika
terlalu memfokuskan kepada berpikir logis akan
menghambat berpikir kreatif.
3.Mentaati peraturan secara menyeluruh,
sehingga mematikan prakarsa-prakarsa.
20. 4. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak
mengetahui aspek lain / bidang lain selain
yang ditekuni.
5. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh,
sehingga tidak berani mengemukakan
pendapat.
6. Takut berbuat salah dan gagal.
7. Rasa rendah diri.
PLAY BACK VIDEO