1. PAPER ANALISIS DAMPAK E-CULTURE TERHADAP KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Di Ajukan Sebagai Pengganti UTS Mata Kuliah E-Culture
Disusun Oleh:
Dian Kurniawati 1201112238
TELKOM ECONOMICS AND BUSINESS SCHOOL
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2014
2. I. Latar Belakang Masalah
Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola
pikir masyarakat, terutama di kalangan remaja. Penulis lebih menekankan dampak budaya
teknologi pada kehidupan remaja dengan alasan merekalah yang lebih dekat dan lebih banyak
berinteraksi dengan teknologi seperti televisi, telepon genggam, ataupun internet. Dan juga
secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena pengaruh atau dampak negatif dari
teknologi tersebut. Dahulu kita lihat para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku-buku
pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita saksikan para siswa berangkat sekolah dengan
Telepon genggam (HP) sebagai bawaan wajib mereka. Selain HP, kemajuan teknologi juga di
tandai dengan masuknya akses internet, internet saat ini telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet, mereka bisa mengakses segala informasi dari
seluruh dunia. Tentu tak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses
oleh remaja. Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala
hal yang berbau pornografi dan pornoaksi atau hal negatif lainnya yang memang dapat di akses
dengan mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu menimbulkan efek yang kurang baik bagi
perkembangan kepribadian remaja. Situs-situs jaringan sosial dan game-game online menjadi
sesuatu yang sangat diminati oleh generasi muda kita. Berikut ini adalah beberapa situs yang saat
ini paling sering diakses oleh masyarakat Indonesia.
1. Facebook (www.facebook.com)
2. Google.co.id (www.google.co.id)
3. Google (www.google.com)
4. Yahoo! (www.yahoo.com)
5. Blogger.com (www.bloger.com)
Sumber : http://www.alexa.com/topsite/countries/ID
Berdasarkan hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama dengan Taylor Nelson
Sofres pada tahun 2009, pengguna terbesar internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64 %. Riset
itu dilakukan melalui survei terhadap 2.000 responden. Sebanyak 53 % dari kalangan remaja itu
mengakses internet melalui warung internet (warnet), sementara sebanyak 19 % mengakses via
3. telepon seluler. Sebagai gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2009
menyebutkan, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya
setiap tahun rata-rata 25 %. Riset Nielsen juga mengungkapkan, pengguna Facebook pada 2009
di Indonesia meningkat 700 % dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang
sama, pengguna Twitter tahun 2009 meningkat 3.7 %. Sebagian besar pengguna berusia 15-39
tahun. (Sumber : www.wikimu.com). Sekarang ini, akibat produk modernisasi seperti televisi,
HP ataupun internet, kita dapat melihat bahwa tak ada bedanya gaya hidup masyarakat kota
dengan masyarakat desa. Budaya barat yang dahulu hanya di adaptasi dan di tiru oleh
masyarakat kota, dengan adanya kemajuan teknologi juga telah melanda masyarakat di pedesaan.
Budaya tolong menolong yang dahulu lekat dengan masyarakat desa, lambat laun berkurang
meski tidak hilang sama sekali, berganti dengan budaya individualistik. Budaya santun dan lugu
yang juga menjadi ciri khas masyarakat pedesaan perlahan mulai pudar dan berganti dengan
budaya urakan yang dengan bangga mereka sebut dengan istilah gaul.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang
tak dapat kita hindari. Akan tetapi, teknologi informasi juga dapat dipakai untuk melestarikan
budaya Indonesia. Saat ini sedikit sekali situs internet yang berisi pengenalan budaya-budaya
Indonesia yang sangat beragam. Sementara itu banyak sekali situs internet yang
memperkenalkan budaya-budaya asing sehingga dengan mudahnya budaya asing tersebut masuk
dan mengubah gaya hidup generasi muda kita. Kurangnya fasilitas untuk memperkenalkan
budaya Indonesia kepada generasi muda adalah salah satu faktor penyebab kurangnya
kepedulian generasi muda terhadap budaya Bangsa. Dengan adanya sebuah situs budaya (e-culture)
yang menarik untuk dilihat dan di baca, generasi muda bangsa Indonesia diharapkan bisa
mempelajari dan mencintai budaya sendiri daripada budaya asing. Tidak ada satu masyarakat
pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa
adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat.
4. II. Pembahasan
Teknologi dapat baik menguntungkan, maupun mengancam kebudayaan Indonesia.
Mengancam, karena dapat menggulung kebudayaan-kebudayaan setempat dalam proses
globalisasi yang tak terbendung. Akan tetapi, Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat
untuk membantu kelompok-kelompok yang terancam agar dapat menghadapi arus globalisasi
secara positif dan sesuai dengan kemauan mereka. Keprihatinan saat ini adalah bahwa keadaan
yang pertamalah yang lebih mungkin terjadi dibandingkan dengan keadaan yang kedua. Patut
diingat bahwa Teknologi tidak akan dapat menciptakan kemanunggalan ataupun keberagaman
kebudayaan jika bertindak sendiri. Penyesuaian perilaku individu, kelompok, dan lembaga-lembaga
sangatlah mutlak, sebelum hasil-hasil signifikan yang diharapkan dari pemanfaatan
Teknologi dapat diperoleh. Lembaga-lembaga yang telah ada—seperti perpustakaan dan
museum—dapat membantu proses pemerataan pemilikan aset-aset kebudayaan, asalkan mereka
dapat menyiasati keterbatasan peran tradisionalnya.
Internet telah menjadikan peran tradisional perpustakaan dan museum tampak kuno.
Padahal, lembaga-lembaga seperti itu berperan besar dalam memobilisasi masyarakat agar
menerima cara-cara pendekatan yang lebih terbuka dan dinamis untuk mempertahankan dan
melindungi kebudayaan asli. Perpustakaan dan museum dapat memfasilitasi pola kepemilikan
dan pelestarian yang lebih merata bagi benda-benda kebudayaan yang kini dapat disajikan secara
digital. Jaringan-jaringan yang menghubungkan gambar-gambar digital benda-benda budaya
dengan komunitas tempat asal benda-benda budaya tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menumbuhkan penghargaan yang lebih luas terhadap nilai dan kepentingannya serta lebih
melibatkan diri dalam menentukan pemanfaatan dan penafsirannya.
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu penduduk asli di perdesaan dan
komunitas minoritas memperoleh hak mereka untuk kepemilikan pemeliharaan dan penafsiran
serta komersialisasi warisan budaya mereka sendiri. Kajian-kajian mengenai komunitas asli
selalu menunjukkan betapa mereka menghargai warisan budaya mereka, namun mereka juga
menggarisbawahi kenyataan bahwa mereka nyaris tidak berhak atau berpartisipasi dalam
menetapkan bagaimana kekayaan budaya mereka dapat dihimpun atau disajikan. Teknologi tidak
akan menyeragamkan kebudayaan, melainkan memelihara keberagamannya. Apa pun hasil yang
5. akan diperoleh sangatlah bergantung dari keputusan para anggota masyarakatnya tentang
bagaimana Teknologi akan dimanfaatkan.
Saat ini UNESCO sedang merumuskan suatu akta dan panduan untuk pelestarian warisan
budaya secara digital. Warisan digital adalah semua materi digital yang bernilai dan bermakna
abadi. Strategi-strategi baru perlu dikembangkan untuk menjamin agar warisan itu dapat
diturunkan kepada anak-cucu. Warisan digital dapat ‘terlahir digital’, yaitu tidak ada bentuk
lainnya di samping bentuk asli yang digital, atau bentuk yang diciptakan melalui pengalihannya
dari bahan-bahan yang ada dalam bahasa apa pun dan di bidang pengetahuan dan kesenian apa
pun. Warisan digital mencakup baik teks linear, data dasar, gambar-gambar yang diam dan
bergerak, audio, dan grafika, maupun piranti lunak yang berkaitan, baik bersumber online
maupun offline dari berbagai belahan dunia. Preambul akta mencantumkan bahwa pusat-pusat
intelektual dan kultural semua bangsa dalam bentuk digital terancam karena sifatnya yang
sementara. Akta kebudayaan kemudian memerinci kebutuhan akan asas-asas pelestarian digital
dan strategi yang akan menjamin bahwa warisan budaya ini akan dapat dipelajari siapa pun dan
kapan pun di masa depan.
Banyak kelompok pribumi dan minoritas tidak merasa bahwa mereka adalah pewaris sah
kebudayaan mereka sendiri. Mereka kuatir bahwa orang asing lebih mudah memperoleh baik
catatan maupun benda-benda yang berkaitan dengan warisan budaya mereka daripada mereka
sendiri. Keprihatinan utama mereka dipicu baik oleh kemungkinan penyalahgunaan cara
pemerolehan demikian, maupun ketidakmampuan orang-orang demikian untuk memperlakukan
warisan budaya itu sebagaimana mestinya. Mereka tidak dapat menunjukkan kepada dunia luar
gambaran tentang diri mereka sendiri, sejarah dan kejayaannya, yang seringkali mereka sendiri
pun tidak tahu persis. Mereka berpandangan bahwa keadaannya semakin parah dan bukannya
menjadi lebih baik sejak teknologi mengalihkan kekuasaan kepada segelintir manusia untuk
menggali informasi mengenai warisan mereka, namun merampas mayoritas pewarisnya dari
kesempatan serupa. Mereka ingin agar Teknologi meluruskan ketimpangan tersebut dengan
merekam sejarah lisan dan silsilah mereka.
6. Conto Pemanfaatan E-Culture :
1.
E-INDONESIANA merupakan sebuah portal yang berisi informasi mengenai warisan budaya dan
kekayaan alam Indonesia. Portal ini merupakan bagian dari dari sistem pelestarian budaya dan
kekayaan alam Indonesia berbasis teknologi informasi dan komunikasi (E-Cultural Heritage and
Natural History of Indonesia - ECHNH) yang dikembangkan oleh Laboratorium Digital Library and
Distance Learning - Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Indonesia.
7. MelayuOnline.com sendiri adalah salah satu media on line yang dipakai Balai
Pengkajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) untuk mempertahankan budaya
Melayu dengan cara mendokumentasikan, menginventarisasi, dan mempublikasi segala
sesuatu yang berhubungan dengan budaya Melayu.
Dengan hadirnya globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif.
a. Dampak Positif
Dengan adanya teknologi informasi juga membawa dampak positif terhadap budaya generasi
muda, seperti:
1. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi
bagian manapun melalui internet.
2. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya
dengan melalui teknologi yang tersedia.
3. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Dalam bidang teknologi masyarakat dapat menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi- inovasi yang telah dihasilkan dalam teknologi tersebut.
4. Melalui teknologi, kita dapat melestarikan kebudayaan Indonesia ke mata dunia.
5. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
6. Menghemat waktu dan biaya dalam melakukan berbagai aktivitas.
b. Dampak Negatif
1. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan
yang mengarah terhadap memudarnya nilai- nilai budaya asli bangsa kita.
2. Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya
dekat dalam hubungan social antar masyarakat.
Contoh: situs jejaring sosial yang banyak bermunculan membuat orang tak memiliki
kebutuhan untuk bertemu langsung.
8. 3. Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
lunturnya sikap ramah-tamah, gotong royong dan sopan-santun yang dipengaruhi oleh
budaya barat, seperti perubahan cara berpakaian, pemakaian yang dicampur-campur
bahasa asing (bahasa juga salah satu budaya bangsa), serta pergaulan yang bebas.
4. Terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah
menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin
dalam rohani”.
5. Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan
rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga.
Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja
untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet,
dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu
tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak
orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi
dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan
waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC)
anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
6. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa
disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan dalam kehidupan budaya kita,
khususnya bagi generasi muda penerus bangsa. Oleh sebab itu, maka perkembangan teknologi
informasi ini untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tetap diawasi peggunaannya,
sehingga para generasi muda tidak terjerumus pada kekejaman teknologi informasi yang pada
akhirnya merusak budaya generasi muda Indonesia