3. Intrusi Magma
adalah proses terobosan magma
ke dalam lapisan kulit bumi
(litosfer) tetapi tidak sampai
keluar dari permukaan bumi.
Gejala
Vulkanisme Ekstrusi Magma
(Erupsi)
adalah gerakan magma mencapai
permukaan bumi dalam bentuk
letusan atau erupsi.
4. INTRUSI MAGMA
Bentuk intrusi magma sebagai berikut :
a) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk dalam dapur magma karena
penurunan suhunya yang sangat lambat.
b) Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya
menyerupai lensa cembung
c) Keping intrusi / siil adalah sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan
litosfer tidak cembung dan relatif tipis serta melebar
d) Gang (korok) adalah batuan hasil intrusi magma yag memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e) Apofisa adalah gang yang relatif kecil dan merupakan cabang gang/korok
f) Diatrema adalah batuan pengisi pipa letusan yang berbentuk silinder mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.
5. EKSTRUSI MAGMA
(ERUPSI)
Erupsi dibedakan menjadi tiga
macam sebagai berikut:
6. Berdasarkan kuat tidaknya letusan dan kandungan
mineral yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibedakan
atas dua macam, yaitu :
• Erupsi eksplosif, adalah erupsi
atau letusan dan kandungan mineral
yang dikeluarkan, erupsi ini biasanya
menyemburkan material vulkanik yang
bersifat padat cair.
• Erupsi efusif atau letusan yang
tidak menimbulkan ledakan karena
tekanan gas kurang kuat. Pada proses
erupsi ini material yang dikeluarkan
adalah material cair atau sebagian besar
lava dan sedikit material padat yang
berukuran kecil. Selanjutnya bahan-bahan
tersebut mengalir pada lereng gunung
sebagai aliran lava.
• Erupsi campuran: erupsi yang terjadi adalah
Gabungan dari erupsi eksplosif dan efusif (sebab
terbentuknya gunung api strato).
7. BENTUK GUNUNG API
a) Gunung api strato/ kerucut
Proses pembentukan: letusan kecil berupa lelehan
batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi
lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis.
Penyebaran: Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
b) Gunung api perisai
Proses pembentukan: magma cair keluar dengan
tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung
yang terbentuk menjadi sangat landai.
Contoh: Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat
c)Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering.
Proses pembentukan: letusan besar yang membentuk
kawah di puncak & memiliki corong.
Contoh: Gunung Lamongan jawa Timur dengan
kawahnya Klakah.
8.
9.
10.
11. GEJALA PASCA VULKANIK
Gunung api melakukan aktivitasnya mulai kegiatan
yang lemah, meningkat ke lebih kuat, sampai pada
suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan.
Namun sebuah gunung api akhirnya akan berhenti
dari kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya
dinyatakan telah mati. Gunung api yang dinyatakan
mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di
sini magma dalam periode pendinginan, masih tetap
menunjukkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu sering
disebut gejala pasca vulkanis.