SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
Created By:
Diah Febriani
1301103010036
Pajak hiburan adalah pajak atas
penyelenggaraan hiburan. Pajak Hiburan
dipungut atas jasa penyelenggaraan hiburan
dengan dipungut bayaran.
Dasar Hukum Pemungutan Pajak
Hiburan
1. UU No.28 Tahun 2009 yang merupakan
perubahan atas UU No. 34 Tahun 2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi daerah.
2. PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
3. Perda Kab/kota yang mengatur tentang pajak
Hiburan.
4. Keputusan bupati/walikota yang mengatur
tentang Pajak Hiburan sebagaimana aturan
pelaksanaan perda tentang Pajak Hiburan pada
kabupaten/kota dimaksud.
Objek Pajak Hiburan
Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.
1. Pertunjukkan film;
2. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau
busana;
3. kontes kecantikan;
4. pameran;
5. Diskotik, karaoke, klab malam dan
sejenisnya;
6. sirkus, akrobat dan sulap;
7. permainan bilyar dan bowling;
8. pacuan kuda dan pacuan kendaraan
bermotor;
9. permainan ketangkasan;
10. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa dan
pusat kebugaran (fitness center);
11. pertandingan olahraga;
12. Penyelenggaraan tempat-tempat wisata,
taman sekreasi, seluncur, pasar malam, dll
13. Pertunjukkan dan keramaian umum lainnya.
Pajak Hiburan
Meliputi
Bukan Objek Pajak Hiburan
Dikecualikan dari objek Pajak Hiburan adalah
penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut
bayaran pada acara pernikahan, upacara adat,
kegiatan keagamaan, dan pameran buku.
Subjek Pajak dan Wajib Pajak
Hiburan
Subjek Pajak
Wajib Pajak
orang pribadi atau badan yang
menikmati hiburan.
orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan hiburan
19 Agustus 2017
DASAR PENGENAAN PAJAK
1. Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah
jumlah uang yang diterima atau yang
seharusnya diterima oleh penyelenggara
hiburan.
2. Jumlah uang yang seharusnya diterima
sebagaimana dimaksud pada angka (1),
termasuk potongan harga dan tiket Cuma-
Cuma yang diberikan kepada penerima jasa
hiburan.
19 Agustus 20178
TARIF PAJAK
Walaupun ditetapkan setinggi-tingginya 35%, namun berlaku
ketentuan khusus pada objek tertentu sebagaimana dibawah ini:
1. Khusus penyelenggaraan hiburan berupa pagelaran busana,
kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan
ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak
Hiburan ditetapkan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen).
2. Khusus penyelenggaraan hiburan kesenian rakyat/tradisional
dikenakan tarif Pajak Hiburan sebesar 10% (sepuluh persen).
19 Agustus 20179
Perhitungan Pajak Hiburan
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan
Pajak
= Tarif Pajak x Jumlah
Pembayaran untuk
Menonton/menikmati hiburan.
19 Agustus 201710
Masa pajak, tahun pajak, saat terutang pajak,
dan wilayah pemungutan pajak hiburan
Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1
(satu) bulan takwim. Bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.
Pajak terutang terjadi pada saat penyelenggaraan hiburan.
Dalam hal pembayaran diterima sebelum hiburan diselenggarakan,
pajak terutang pada saat terjadi pembayaran.
Masa pajak, tahun pajak, saat terutang pajak,
dan wilayah pemungutan pajak hiburan
Pajak hiburan yang
terutang dipungut di
wilayah kabupaten/kota
tempat hiburan
diselenggarakan.
Pengukuhan, Pendaftaran, dan
Pendataan
Wajib pajak hiburan, kecuali wajib pajak hiburan
insidental, wajib melaporkan usahanya kepada Dinas
Pendapatan Daerah dalam jangka waktu tertentu, untuk
dikukuhkan dan diberi Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah (NPWPD). Jangka waktu ini sesuai dengan
jangka waktu yang ditentukan oleh bupati atau walikota
di mana pajak hiburan dipunggut.
Pengukuhan, Pendaftaran, dan
Pendataan
Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali dengan
mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa
formulir pendaftaran dan pendataan, kemudian
diberikan kepada wajib pajak. Kemudian, wajib pajak
mengisi formulir dengan jelas.
Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD
Setiap Wajib Pajak Hiburan
mengisi SPTPD dengan jelas,
lengkap dan benar. SPTPD
harus disampaikan selambat-
lambatnya 15 (lima belas) hari
setelah berakhirnya masa
pajak. Bentuk, isi dan tata cara
pengisian SPTPD ditetapkan
oleh Bupati/walikota.
Penetapan Pajak Hiburan
Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat
menerbitkan :
a. SKPDKB;
b. SKPDKBT; dan
c. SKPDN.
SKPDKB diterbitkan apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar, dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang
atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lambat 24 (dua puluh empat)
bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak hiburan; dan apabila SPTPD tidak
disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara tertulis,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak terutangnya pajak; dan
 SKPDKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah
pajak yang terutang, akan dikenakan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan
pajak tersebut.
 SKPDN diterbitkan apabila jumlah pajak hiburan yang terutang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.
 Penambahan jumlah pajak hiburan yang terutang tidak dikenakan
apabila wajib pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan
pemeriksaan.
Lanjutan...
Pembayaran dan Penagihan Pajak
Hiburan
 Pembayaran pajak hiburan dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain
yang ditunjuk oleh Bupati sesuai jangka waktu yang telah ditentukan
dalam SPTPD dan STPD.
 Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk,
hasil penerimaan pajak disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x
24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.
 Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD.
 Tata cara penerbitan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD diatur
dengan Peraturan Bupati.
Pembayaran dan Penagihan Pajak
Hiburan
Penagihan pajak dapat dilakukan terhadap pajak terutang dalam SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar
oleh wajib pajak yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah.
Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat
teguran yang dikeluarkan tujuh hari sejak jatuh tempo. Selanjutnya, jika
jumlah pajak terutang yang masih harus dilunasi dalam jangka waktu
yang ditentukan dalam surat teguran, tindakan penagihan pajak dapat
dilakukan secara paksa dengan tindakan penyitaan, pelelangan.
Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan,
Ketepatan, dan Penghapusan atau Pengurangan
Sanksi Administrasi
Bupati karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak
dapat:
 Membetulkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau
STPD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
kesalahan hitung dan atau kekeliruan penerapan peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah;
 Membatalkan atau mengurangkan ketetapan pajak yang tidak
benar;
 Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa
bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang dalam hal
sanksi tersebut
Keberatan dan Banding
Permohonan keberatan harus disampaikan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT,SKPDLB,SKPDN diterima oleh wajib
pajak, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar
kekuasaannya. Pengajuan keberatan tidak menunda membayar
pajak.
Wajib pajak hiburan yang tidak puas atas
penetapan pajak yang dilakukan oleh
bupati/walikota dapat mengajukan
keberatan hanya dengan bupati/walikota
yang ditunjuk.
Keberatan dan Banding
Setelah melakukan pemeriksaan, paling lama 12 bulan sejak
tanggal keberatan diterima, bupati mengeluarkan keputusan atas
pengajuan keberatan tersebut. Apabila pengajuan keberatan
diterima, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan kepada wajib
pajak dengan ditambah imbalan bunga 2% sebulan dalam jangka
waktu paling lama 24 bulan.
Setelah surat keputusan keberatan dikeluarkan, tidak menutup
kemungkinan surat keputusan tersebut tidak memuaskan wajib
pajak, maka wajib pajak diberika hak untuk melakukan
perlawanan secara hukum untuk memperoleh penetapan pajak
sesuai dengan harapannya.
Pembukuan dan Pemeriksaan Pajak
Hiburan
Wajib pajak hiburan dengan peredaran usaha tertentu, umumnya
Rp 300.000.000,- per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan.
Wajib pajak yang tidak diwajibkan membuat pembukuan, yaitu
wajib pajak yang peredaran usahanya kurang dari jumlah yang
ditentukan.
Pajak hiburan pada dasarnya merupakan sistem self assessment,
maka bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk berwanang
melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan.
Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajak Hiburan dapat
memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan
pajak. Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan
pembebasan pajak ditetapkan dengan keputusan Bupati,
dalam hal:
1. Terjadi suatu bencana;
2. Pemberian stimulus kepada masyarakat/Wajib Pajak
dengan memperhatikan kemampuan Wajib Pajak;
3. Usaha pengentasan kemiskinan;
4. Usaha peningkatan perekonomian masyarakat; dan
5. Terdapat alasan lain dari Wajib Pajak yang dapat di
pertanggung jawabkan
Khusus pajak hiburan yang dipungut oleh pemerintah kabupaten
sebagian diperuntukkan bagi desa di wilayah daerah kabupaten
tempat pemungutan pajak hiburan.
Biaya Pemungutan Pajak Hiburan
Dalam pelaksanaan dan kegiatan pemungutan
pajak hiburan, diberikan biaya pemungutan
sebesar 5% dari hasil penerimaan pajak yag
telah disetorkan ke kas daerah. Biaya
pemungutan adalah biaya yang diberikan
kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat
penunjang kegiatan pemungutan Aparat pelaksana
pemungutan
Hasil
Penerimaan
Pajak Hiburan
MINIMUM 10%
BAGIAN DESA
Kadaluarsa Penagihan Pajak dan
Penghapusan Piutang Pajak Hiburan
Hak Bupati untuk melakukan penagihan pajak hiburan setelah melampaui
jangka waktu 5 lahun terhitung sejak saat terutangnya pajak. Piutang
pajak hiburan yang penagihannya sudah kadaluarsa dapat dihapuskan.
Setiap pejabat yang ditunjuk oleh bupati atau wali kota untuk mengelola
pajak hiburan dilarang memberitahu pihak lain tentang segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan oleh wajib pajak kepadanya dalam rangka
jabatan atau pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah
Kewajiban Pejabat, Ketentuan Pidana, dan
Penyidikan Pajak Hiburan
Kewajiban Pejabat, Ketentuan Pidana, dan
Penyidikan Pajak Hiburan
Wajib pajak hiburan, yang karena sengaja atau karena kealpaannnya tidak
menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak
lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan pidana penjara atau
kurungan dan atau denda sesuai dengan ketentuaan yang berlaku.
Tindakan pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah
melampaui jangka waktu 5 tahun sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak atau berakhirnya bagiaan tahun pajak atau
berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah
diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dibidang pajak hiburan.
Daftar Pustaka
Republik Indonesia, Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan retribusi Daerah.
Siahaan, Marihot Pahala. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi
Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
-------. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Samudra, Azhari Aziz. 2015. Perpajakan di Indonesia; Keuangan,
Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta. Raja Grafindo
Persada
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Muhammad Amri
 
Mengenal pajak
Mengenal pajakMengenal pajak
Mengenal pajak
Ye Si
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
eryeryey
 

Mais procurados (20)

Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Penerimaan Pemerintah
Penerimaan PemerintahPenerimaan Pemerintah
Penerimaan Pemerintah
 
Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 
Sosialisasi pajak restoran
Sosialisasi pajak restoranSosialisasi pajak restoran
Sosialisasi pajak restoran
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Mengenal pajak
Mengenal pajakMengenal pajak
Mengenal pajak
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
PPT Perpajakan
PPT PerpajakanPPT Perpajakan
PPT Perpajakan
 

Semelhante a Diah febriani 1301103010036-pajak hiburan

Landasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLandasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan Pajak
LamsiskaRosalina
 
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDINGPENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
sischayank
 
Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2
yuni28
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Sidik Abdullah
 
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajakHak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
eryeryey
 

Semelhante a Diah febriani 1301103010036-pajak hiburan (20)

Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxMateri 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Landasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLandasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan Pajak
 
Tunggakan pbb rp 7
Tunggakan pbb rp 7Tunggakan pbb rp 7
Tunggakan pbb rp 7
 
Tunggakan pbb rp 7
Tunggakan pbb rp 7Tunggakan pbb rp 7
Tunggakan pbb rp 7
 
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxUtang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi PajakSanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
 
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDINGPENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
 
Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi
 
Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajakHak dan Kewajiban Wajib pajak
Hak dan Kewajiban Wajib pajak
 
Pembayaran BPHTB
Pembayaran BPHTBPembayaran BPHTB
Pembayaran BPHTB
 
Update Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - IIUpdate Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - II
 
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
 
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptxa.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Diah febriani 1301103010036-pajak hiburan

  • 2. Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Pajak Hiburan dipungut atas jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.
  • 3. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan 1. UU No.28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah. 2. PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 3. Perda Kab/kota yang mengatur tentang pajak Hiburan. 4. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak Hiburan sebagaimana aturan pelaksanaan perda tentang Pajak Hiburan pada kabupaten/kota dimaksud.
  • 4. Objek Pajak Hiburan Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. 1. Pertunjukkan film; 2. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana; 3. kontes kecantikan; 4. pameran; 5. Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya; 6. sirkus, akrobat dan sulap; 7. permainan bilyar dan bowling; 8. pacuan kuda dan pacuan kendaraan bermotor; 9. permainan ketangkasan; 10. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa dan pusat kebugaran (fitness center); 11. pertandingan olahraga; 12. Penyelenggaraan tempat-tempat wisata, taman sekreasi, seluncur, pasar malam, dll 13. Pertunjukkan dan keramaian umum lainnya. Pajak Hiburan Meliputi
  • 5. Bukan Objek Pajak Hiburan Dikecualikan dari objek Pajak Hiburan adalah penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran pada acara pernikahan, upacara adat, kegiatan keagamaan, dan pameran buku.
  • 6. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hiburan Subjek Pajak Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan
  • 7. 19 Agustus 2017 DASAR PENGENAAN PAJAK 1. Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. 2. Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada angka (1), termasuk potongan harga dan tiket Cuma- Cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan.
  • 8. 19 Agustus 20178 TARIF PAJAK Walaupun ditetapkan setinggi-tingginya 35%, namun berlaku ketentuan khusus pada objek tertentu sebagaimana dibawah ini: 1. Khusus penyelenggaraan hiburan berupa pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan ditetapkan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen). 2. Khusus penyelenggaraan hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan sebesar 10% (sepuluh persen).
  • 9. 19 Agustus 20179 Perhitungan Pajak Hiburan Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran untuk Menonton/menikmati hiburan.
  • 10. 19 Agustus 201710 Masa pajak, tahun pajak, saat terutang pajak, dan wilayah pemungutan pajak hiburan Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim. Bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh. Pajak terutang terjadi pada saat penyelenggaraan hiburan. Dalam hal pembayaran diterima sebelum hiburan diselenggarakan, pajak terutang pada saat terjadi pembayaran.
  • 11. Masa pajak, tahun pajak, saat terutang pajak, dan wilayah pemungutan pajak hiburan Pajak hiburan yang terutang dipungut di wilayah kabupaten/kota tempat hiburan diselenggarakan.
  • 12. Pengukuhan, Pendaftaran, dan Pendataan Wajib pajak hiburan, kecuali wajib pajak hiburan insidental, wajib melaporkan usahanya kepada Dinas Pendapatan Daerah dalam jangka waktu tertentu, untuk dikukuhkan dan diberi Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Jangka waktu ini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh bupati atau walikota di mana pajak hiburan dipunggut.
  • 13. Pengukuhan, Pendaftaran, dan Pendataan Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa formulir pendaftaran dan pendataan, kemudian diberikan kepada wajib pajak. Kemudian, wajib pajak mengisi formulir dengan jelas.
  • 14. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD Setiap Wajib Pajak Hiburan mengisi SPTPD dengan jelas, lengkap dan benar. SPTPD harus disampaikan selambat- lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak. Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD ditetapkan oleh Bupati/walikota.
  • 15. Penetapan Pajak Hiburan Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan : a. SKPDKB; b. SKPDKBT; dan c. SKPDN. SKPDKB diterbitkan apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak hiburan; dan apabila SPTPD tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak terutangnya pajak; dan
  • 16.  SKPDKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang, akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.  SKPDN diterbitkan apabila jumlah pajak hiburan yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.  Penambahan jumlah pajak hiburan yang terutang tidak dikenakan apabila wajib pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan. Lanjutan...
  • 17. Pembayaran dan Penagihan Pajak Hiburan  Pembayaran pajak hiburan dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai jangka waktu yang telah ditentukan dalam SPTPD dan STPD.  Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.  Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD.  Tata cara penerbitan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD diatur dengan Peraturan Bupati.
  • 18. Pembayaran dan Penagihan Pajak Hiburan Penagihan pajak dapat dilakukan terhadap pajak terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh wajib pajak yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran yang dikeluarkan tujuh hari sejak jatuh tempo. Selanjutnya, jika jumlah pajak terutang yang masih harus dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran, tindakan penagihan pajak dapat dilakukan secara paksa dengan tindakan penyitaan, pelelangan.
  • 19. Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketepatan, dan Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi Bupati karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat:  Membetulkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau STPD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah;  Membatalkan atau mengurangkan ketetapan pajak yang tidak benar;  Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang dalam hal sanksi tersebut
  • 20. Keberatan dan Banding Permohonan keberatan harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,SKPDLB,SKPDN diterima oleh wajib pajak, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. Pengajuan keberatan tidak menunda membayar pajak. Wajib pajak hiburan yang tidak puas atas penetapan pajak yang dilakukan oleh bupati/walikota dapat mengajukan keberatan hanya dengan bupati/walikota yang ditunjuk.
  • 21. Keberatan dan Banding Setelah melakukan pemeriksaan, paling lama 12 bulan sejak tanggal keberatan diterima, bupati mengeluarkan keputusan atas pengajuan keberatan tersebut. Apabila pengajuan keberatan diterima, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan kepada wajib pajak dengan ditambah imbalan bunga 2% sebulan dalam jangka waktu paling lama 24 bulan. Setelah surat keputusan keberatan dikeluarkan, tidak menutup kemungkinan surat keputusan tersebut tidak memuaskan wajib pajak, maka wajib pajak diberika hak untuk melakukan perlawanan secara hukum untuk memperoleh penetapan pajak sesuai dengan harapannya.
  • 22. Pembukuan dan Pemeriksaan Pajak Hiburan Wajib pajak hiburan dengan peredaran usaha tertentu, umumnya Rp 300.000.000,- per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan. Wajib pajak yang tidak diwajibkan membuat pembukuan, yaitu wajib pajak yang peredaran usahanya kurang dari jumlah yang ditentukan. Pajak hiburan pada dasarnya merupakan sistem self assessment, maka bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk berwanang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
  • 23. Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajak Hiburan dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak. Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak ditetapkan dengan keputusan Bupati, dalam hal: 1. Terjadi suatu bencana; 2. Pemberian stimulus kepada masyarakat/Wajib Pajak dengan memperhatikan kemampuan Wajib Pajak; 3. Usaha pengentasan kemiskinan; 4. Usaha peningkatan perekonomian masyarakat; dan 5. Terdapat alasan lain dari Wajib Pajak yang dapat di pertanggung jawabkan
  • 24. Khusus pajak hiburan yang dipungut oleh pemerintah kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa di wilayah daerah kabupaten tempat pemungutan pajak hiburan. Biaya Pemungutan Pajak Hiburan Dalam pelaksanaan dan kegiatan pemungutan pajak hiburan, diberikan biaya pemungutan sebesar 5% dari hasil penerimaan pajak yag telah disetorkan ke kas daerah. Biaya pemungutan adalah biaya yang diberikan kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat penunjang kegiatan pemungutan Aparat pelaksana pemungutan Hasil Penerimaan Pajak Hiburan MINIMUM 10% BAGIAN DESA
  • 25. Kadaluarsa Penagihan Pajak dan Penghapusan Piutang Pajak Hiburan Hak Bupati untuk melakukan penagihan pajak hiburan setelah melampaui jangka waktu 5 lahun terhitung sejak saat terutangnya pajak. Piutang pajak hiburan yang penagihannya sudah kadaluarsa dapat dihapuskan. Setiap pejabat yang ditunjuk oleh bupati atau wali kota untuk mengelola pajak hiburan dilarang memberitahu pihak lain tentang segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan oleh wajib pajak kepadanya dalam rangka jabatan atau pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah Kewajiban Pejabat, Ketentuan Pidana, dan Penyidikan Pajak Hiburan
  • 26. Kewajiban Pejabat, Ketentuan Pidana, dan Penyidikan Pajak Hiburan Wajib pajak hiburan, yang karena sengaja atau karena kealpaannnya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan pidana penjara atau kurungan dan atau denda sesuai dengan ketentuaan yang berlaku. Tindakan pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5 tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atau berakhirnya bagiaan tahun pajak atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang pajak hiburan.
  • 27. Daftar Pustaka Republik Indonesia, Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Siahaan, Marihot Pahala. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. -------. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Samudra, Azhari Aziz. 2015. Perpajakan di Indonesia; Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta. Raja Grafindo Persada
  • 28. THANK YOU FOR YOUR ATTENTION