SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
MAKALAH 
KAPITA SELEKTA HEWAN 
Pengaruh Deksametason pada Gen Moesin Ekspresi dalam Sel-sel 
Stroma Sumsum Tulang Kelinci 
DESIANA IKA LISTIANI 
0402514017 
PROGRAM PASCASARJANA UNNES 
PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI BIOLOGI 
SEMARANG 
2014
BAB 1 
Pendahuluan 
Kortikosteroid pada saat ini dianggap sebagai obat yang sangat penting dalam 
dunia pengobatan, sehingga sering digunakan dalam mengobati berbagai macam 
penyakit. Obat dari golongan kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengurangi 
mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa 
penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang 
rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain itu, obat ini juga 
digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis 
alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid 
juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk 
mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini 
bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah 
akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung 
kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko 
melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus 
lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik. 
Salah satu kortikosteroid yang banyak dikonsumsi yaitu dari jenis 
deksametason. Deksametason memiliki efek anti inflamasi dan anti alergi. 
Penggunaan deksametason di masyarakat sering kali kita jumpai, antara lain: pada 
terapi arthritis rheumatoid, systemic lupus erithematosus, rhinitis alergika, asma, 
leukemia, lymphoma, anemia hemolitik atau auto immune, selain itu deksametason 
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis sindroma cushing. Efek samping 
pemberian deksametason antara lain terjadinya insomnia, osteoporosis, retensi cairan 
tubuh, glaukoma dan lain-lain ( Suherman, 2007). Banyaknya penggunaan 
deksametason dalam berbagai macam kasus, sehingga deksametason merupakan satu-satunya 
pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan. Namun,
penggunaan deksametason memiliki efek samping yang cukup luas, antara lain : 
meningkatkan resiko diabetes, menghambat pertumbuhan anak-anak, menyebabkan 
gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan daya tahan 
tubuh sehingga mudah terkena infeksi, meningkatkan resiko hipertensi karena 
menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung (perdarahan 
lambung) dan penggunaan deksametason dalam jangka panjang dapat mengakibatkan 
osteoporosis atau pengeroposan pada tulang.
BAB II 
PEMBAHASAN 
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh deksametason terhadap 
sumsum tulang sel stroma diferensiasi dipelajari dengan skrining aksi deksametason 
dan ekspresi gen pada kelinci. Sebuah penelitian pada perubahan matriks protein 
ekstraseluler menggunakan pengobatan deksametason. Pada sebagian besar penelitian 
yang dilakukan dengan memodifikasi perlakuan pemberian deksametason. Untuk 
mengidentifikasi suatu gen responsive terhadap deksametason, dipelajari sebuah 
tampilan pola ekspresi gen diferensial pada sel stroma sumsum tulang pada kelinci 
yang dikultur dengan pemberian deksametason dan tanpa pemberian deksametason. 
Bahan dan metode 
Sel dan kondisi kultur sel stroma sumsum tulang pada femur tiga ekor kelinci putih 
betina New Zealand. Sel-sel berlapis 75 cm2 dalam botol pada kepadatan 3x105 
sel/cm2 dan dikultur dalam α MEM ditambah dengan 10% v/v (FCS) serum fetal calf 
dan diberi perlakuan dengan pemberian deksametason 10 Nm (Dex) dan tanpa 
pemberian deksametason selama kurun waktu 28 hari. Pada akhir pengkulturan, 
aktivitas alkaline phosphate dan kapasitas in vitro. 
Ekstraksi mRNA 
Total ektraksi RNA dilakukan pada 1 ml semua ekstrak untuk 7x106 cells 
(Eurobio, Les Ulis, France). Total RNA diukur dengan menggunakan 
spektrofotometer pada 260 nm. Total RNA diberi perlakuan dengan DNase I 
(Clontech, Palo Alto, USA). Dua microgram dari masing-masing RNA sampel 
digunakan untuk melangsungkan trnskripsi balik dalam kondisi standar dengan 
Superscript II transcriptase balik (Gibco BRL, Grand Island, USA) dalam 20 μl 
volume akhir. Reaksi dilakukan pada 420C selama 1 jam dan 700C selama 10 menit
dan berhenti pada 40C. produk dari reaksi RT diencerkan dalam 1/40 (cairan A) dan 
1/10 (cairan B) dalam air. 
Tampilan diferensial 
Differential reaksi display PCR dilakukan dengan menggunakan DeltaTM Diferensial 
Tampilan kit dari Clontech (Palo Alto, USA). Lima mikroliter cDNA cairan A dan B 
digunakan dalam reaksi PCR selanjutnya dilakukan pada 20 μl campuran reaksi yang 
mengandung 50 μM setiap dNTPs, 1 μM primer hulu (T) dan primer hilir (P) dan 1 
μU Taq polymerase (Roche, Prancis) mengikuti rekomendasi aturan dunia. 
Amplificasi dilakukan pada 940C selama 5 menit, 40 0C selama 5 menit dan 68 0C 
selama 5 menit untuk satu siklus, 94 0C selama 20 detik, 60 0C selama 30 detik dan 
68 0C selama 2 menit selama 30 siklus dan siklus akhirnya 68 0C selama 7 menit. 
Produk dari amplifikasi divisualisasikan pada gel akrilamida (urea 8 M dan TBE 6%) 
setelah pewarnaan perak nitrat. fragmen ditentukan untuk diungkapkan secara 
berbeda dielusi dan cDNA adalah diperkuat menggunakan primer yang sama T dan P 
dan PCR yang sama kondisi dimana mereka dihasilkan. Produk amplifikasi diklon 
menggunakan keuntungan PCR Cloning kit dari Clontech (Palo Alto, USA) dan 
sequencing menggunakan Big DyeTM Terminator v 3.3 siklus kit sequencing siap 
untuk direaksikan (Applied Biosystems, Les Ulis, Prancis) dalam PRISM ABI 310 
sequencer DNA otomatis (Applied Biosystems, Les Ulis, Prancis). Urutan DNA 
dibandingkan dengan Database Gene Bank menggunakan ledakan algoritma. 
mRNA kuantifikasi oleh kuantitas PCR secara real-time 
Kuantitatif PCR dilakukan dengan menggunakan sebuah sistem Cahaya Cycler 
(Roche Diagnostics, Meylan, Prancis) sesuai dengan instruksi pabrik. Reaksi 
dilakukan pada 10 Volume μl dengan 1 μl cDNA, 0,5 μM primer, 4 mM MgCl2 
dan 1 μl Cahaya Cycler-Fast Start DNA Master SYBR Green I campuran (Roche 
Diagnostics, Meylan, Prancis). Tipikal protokol terdiri dari langkah mulai panas (8 
mn pada 950C) diikuti oleh 40 siklus termasuk 10 detik denaturasi langkah (95 0C),
10 detik annealing langkah (58 ◦C) dan perpanjangan langkah pada 72 0C bervariasi 
dari 15 detik sampai 40 detik. untuk mengkonfirmasi amplifikasi spesifisitas, produk 
PCR menjadi sasaran analisis kurva leleh. Data kuantifikasi diwakili rata-rata dari 
tiga percobaan independen. Primer untuk moesin dipilih dalam urutan yang diperoleh 
sebelumnya. Urutan primer hulu dan hilir primer masing-masing: 
5’-CGATAATCAGAACCCCGTCC-3’?? dan 5’GGGGAGAAGGCAAATAGGAA- 
3’. Gen 36B4 digunakan sebagai gen referensi. Urutan primer hulu dan primer hilir 
masing-masing: 5’ CGACCTGGAAGTCCAACTAC-3’ dan 5’ -AGCAACATG 
TCCCTGATCTC-’ 
Hasil 
Analisis tampilan diferensial 
Analisis tampilan diferensial dilakukan pada RNA sampel yang diisolasi dari 
sel-sel stroma pada sumsum tulang kelinci dikultur dalam FCS baik dengan 
pemberian deksametason maupun yang tidak diberi deksametason selama 28 hari. 
Tiga belas perbedaan kombinasi primer yang digunakan untuk memperkuat 
pemberian DNase Total RNA. Lima dari mereka diperbolehkan untuk mendapatkan 
pita diferensial. 
Tampilan diferensial menggunakan P1 downstream primer dan T1 upstream 
primer diidentifikasisebuah cDNA fragment mengelilingi 300bp yang turun setelah 
pemberian deksametason (Pada gambar 1).
Gambar 1. Analisis tampilan diferensial. 
Analisis tampilan diferensial untuk ekstraksi mRNA dari sel stroma sumsum 
tulang kelinciyang dikultur dalam FCS dengan penambahan (+) deksametason 
ataupun tanpa penambahan deksametason (-) selama 28 hari. Amplifikasi dilakukan 
pada 5 μl cDNA dari larutan A . dan pengenceran B menggunakan P1 primer dan T1 
Primer. Produk diferensial amplifikasi diamati sekitar 300bp untuk sampel 1 dan 2 
hanya tanpa deksametason. 
Sequencing (urutan) dari fragment ditentukan berurutan sebuah sequence dari 
285 bp dan mengungkapkan bahwa cDNA tidak teridentifikasi pada kelinci. Namun, 
sequence menunjukkan 86% dari identitas moesin mRNA manusia (Gambar. 2) . 
Protein Moesin terlibat dalam organisasi sitiskeletal.
Gambar 2 Identifikasi produk diferensial amplifikasi “fcob”. Sequence menunjkkan 
86% homologi dengan sequence mRNA moesin manusia. Upstream dan downstream 
primer ditunjukkan dengan gambar yang dicetak tebal dan digaris bawah. 
Ekspresi moesin mRNA pada sel stroma sumsum tulang kelinci 
Ekspresi dari mRNA moesin dianalisis dengan real-time RT-PCR 
menggunakan RNA total diekstraksi dari sel-sel stroma sumsum tulang dari tiga ekor 
kelinci yang dikultur, hasilnya dinyatakan sebagai relative ekspresi mRNA moesin, 
dinormalisasgi ke dalam endogen reference (36B4) dan relative terhadap 
deksametason tanpa treatment. Sampel yang dipilih untuk mewakili 100% dari 
ekspresi gen ini. 
Penelitian dilakukan dengan analisis display diferensial seperti ditunjukkan 
pada Gambar 3. Ekspresi moesin mRNA menurun pada ketiga sampel setelah diberi 
perlakuan pemberian deksametason. Dalam kondisi ini, deksametason diperlakukan 
sampel 1 dan sampel 2 menunjukkkan penurunan tingkat ekspresi mRNA moesin 
masing-masing 75% dan 85%. 
Namun, variasi ekspresi mRNA moesin pada sampel 3 masih lemah yaitu 
73% ekspresi yang tersisa setelah diberi perlakuan dengan pemberian deksametason. 
Namun demikian, ukuran kecil panel sampel yang diteliti (dari 3 kelinci yang
berbeda) tidak memungkinkan untuk dianalisis secara statistik karena perbedaan 
moesin ekspresi dianggap signifikan pada masing-masing kelinci percobaan. Hasil 
percobaab dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. 
Gambar 3 Real-Time PCR . Ekspresi mRNA moesin dianalisis dengan Real- 
Time RT-PCR kuantitatif menggnakan RNA total diekstraksi dari sel stroma sumsum 
tulan dari ketiga ekor kelinci percobaan, (L1, L2, dan L3) yang dikultur pada FCS 
dengan pemberian deksametason (+) atau tanpa pemberian deksametason (-). Tingkat 
mRNA moesin dinormalisasi dengan gen 36B4. Ekspresi moesin menurun secara 
signifikan dalam dua sampel setelah pemberian deksametason.
BAB III 
SIMPULAN 
Pengaruh pemberian deksametason pada diferensiasi osteoblastik sesuai 
dengan literature, bahkan hasil percobaan pemberian deksametason dalam stimulasi 
osteoprogenitor sel proliferasi, memproduksi lebih banyak sel-sel yang mampu 
menghasilkan nodul tulang. Diferensiasi osteoblast diperoleh untuk sel-sel stroma 
sumsum tulang kelinci yang dikultur pada FSC dan diberi perlakuan dengan 
pemberian deksametason selama 28 hari. Pemberian pengobatan deksametason dapat 
memodulasi gen moesin. Efek dari pemberian deksametason ini dapat menjelaskan 
beberapa tindakan terhadap proliferasi dan diferensiasi sel-sel osteoblastik.
DAFTAR PUSTAKA 
Cornet, F. Broux, O, Anselme, K., Hardouin, P dan Jeanfis, J. 2004. Effect of 
Dexamethasone on Moesin Gene Expression in Rabbit Bone Marrow Stromal Cells. 
Vol 265 Hal 79-83. 
Yudaniayanti, I, Timora F, dan Rosilawati E. 2012. Kombinasi Ampicillin, Dextran- 
40, dan Deksametason dalam Mencegah Adhesi Intra-Abdominal Pasca Operasi 
Histerotomi Kucing (Fellis Catus)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)Catatan Medis
 
Isolasi Dan Karakterisasi Fragmen C Dna
Isolasi Dan Karakterisasi Fragmen C DnaIsolasi Dan Karakterisasi Fragmen C Dna
Isolasi Dan Karakterisasi Fragmen C DnaYassier Anwar
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12andreei
 
Struktur dan posisi gen
Struktur dan posisi genStruktur dan posisi gen
Struktur dan posisi genDody Perdana
 
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)aminasari1995
 
Ekspresi differensial biogenesis 12
Ekspresi differensial biogenesis 12Ekspresi differensial biogenesis 12
Ekspresi differensial biogenesis 12vye_ra87
 
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...grachea aeryndhien
 
Bab mutasi
Bab mutasiBab mutasi
Bab mutasiMURDJOKO
 
buku tentang materi mutasi
buku tentang materi mutasibuku tentang materi mutasi
buku tentang materi mutasiEdo Gmh
 
Genetika mikroorganisme
Genetika mikroorganismeGenetika mikroorganisme
Genetika mikroorganismeAgip_mumun
 

Mais procurados (17)

Soalmedspin2009
Soalmedspin2009Soalmedspin2009
Soalmedspin2009
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
Isolasi Dan Karakterisasi Fragmen C Dna
Isolasi Dan Karakterisasi Fragmen C DnaIsolasi Dan Karakterisasi Fragmen C Dna
Isolasi Dan Karakterisasi Fragmen C Dna
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Struktur dan posisi gen
Struktur dan posisi genStruktur dan posisi gen
Struktur dan posisi gen
 
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
 
Ekspresi differensial biogenesis 12
Ekspresi differensial biogenesis 12Ekspresi differensial biogenesis 12
Ekspresi differensial biogenesis 12
 
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
 
316 632-1-sm
316 632-1-sm316 632-1-sm
316 632-1-sm
 
Bab mutasi
Bab mutasiBab mutasi
Bab mutasi
 
Asam Nukleat
Asam NukleatAsam Nukleat
Asam Nukleat
 
buku tentang materi mutasi
buku tentang materi mutasibuku tentang materi mutasi
buku tentang materi mutasi
 
ebook Mutasi - Biologi
ebook Mutasi - Biologiebook Mutasi - Biologi
ebook Mutasi - Biologi
 
Presentasi bahan alam
Presentasi bahan alamPresentasi bahan alam
Presentasi bahan alam
 
Darah
DarahDarah
Darah
 
Bab 07 mutasi
Bab 07 mutasiBab 07 mutasi
Bab 07 mutasi
 
Genetika mikroorganisme
Genetika mikroorganismeGenetika mikroorganisme
Genetika mikroorganisme
 

Semelhante a Makalah kapsel

PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptxPPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptxssuser9b54b1
 
Pengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam sel
Pengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam selPengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam sel
Pengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam selDesiana Ika Listiani
 
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptxEndahCahyaniSimamora2
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediEka Setyawan
 
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&txRio Rialdi
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...marketingIndogen
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERAulidya Habibah Adnan
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikAasastriani1
 
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015Nesha Mutiara
 
REPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxREPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxDaraPuspita35
 
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit TyphusKloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit TyphusMaulana Sakti
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027dwifitriyani7
 
tutorial ADMA_ LC-MS_MS.docx
tutorial ADMA_ LC-MS_MS.docxtutorial ADMA_ LC-MS_MS.docx
tutorial ADMA_ LC-MS_MS.docxsandrakaryati1
 
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxMOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxDhikaJess
 

Semelhante a Makalah kapsel (20)

PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptxPPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
PPT Rekgen Golden Gate final final.pptx
 
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptxMurni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
 
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
 
Pengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam sel
Pengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam selPengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam sel
Pengaruh deksametason terhadap ekspresi gen moesin dalam sel
 
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu edi
 
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
 
Th3
Th3Th3
Th3
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
 
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
 
REPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxREPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptx
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit TyphusKloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
Kloning Gen untuk Pengembangan Vaksin Rekombinan Penyakit Typhus
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
tutorial ADMA_ LC-MS_MS.docx
tutorial ADMA_ LC-MS_MS.docxtutorial ADMA_ LC-MS_MS.docx
tutorial ADMA_ LC-MS_MS.docx
 
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxMOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 

Mais de Desiana Ika Listiani

CONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMI
CONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMICONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMI
CONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMIDesiana Ika Listiani
 
Warung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam Geprek
Warung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam GeprekWarung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam Geprek
Warung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam GeprekDesiana Ika Listiani
 
Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah 040251401...
Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah  040251401...Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah  040251401...
Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah 040251401...Desiana Ika Listiani
 
metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes
metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes
metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes Desiana Ika Listiani
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakitDesiana Ika Listiani
 

Mais de Desiana Ika Listiani (7)

RPP 1 LEMBAR BIOLOGI KELAS X.docx
RPP 1 LEMBAR BIOLOGI KELAS X.docxRPP 1 LEMBAR BIOLOGI KELAS X.docx
RPP 1 LEMBAR BIOLOGI KELAS X.docx
 
CONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMI
CONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMICONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMI
CONDONG RAOS Warung Makan yang Makin di minati DI ERA PANDEMI
 
Ayam kremesnya orang wonosobo
Ayam kremesnya orang wonosoboAyam kremesnya orang wonosobo
Ayam kremesnya orang wonosobo
 
Warung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam Geprek
Warung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam GeprekWarung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam Geprek
Warung Makan Condong raos wonosobo Spesial Ayam Geprek
 
Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah 040251401...
Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah  040251401...Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah  040251401...
Dieng Plateu Dataran Tinggi Dieng Kerusakan dan konservasi wilayah 040251401...
 
metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes
metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes
metabolisme pada kloroplas Desiana Ika Listiani 0402514017 pps unnes
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
 

Makalah kapsel

  • 1. MAKALAH KAPITA SELEKTA HEWAN Pengaruh Deksametason pada Gen Moesin Ekspresi dalam Sel-sel Stroma Sumsum Tulang Kelinci DESIANA IKA LISTIANI 0402514017 PROGRAM PASCASARJANA UNNES PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI BIOLOGI SEMARANG 2014
  • 2. BAB 1 Pendahuluan Kortikosteroid pada saat ini dianggap sebagai obat yang sangat penting dalam dunia pengobatan, sehingga sering digunakan dalam mengobati berbagai macam penyakit. Obat dari golongan kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengurangi mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik. Salah satu kortikosteroid yang banyak dikonsumsi yaitu dari jenis deksametason. Deksametason memiliki efek anti inflamasi dan anti alergi. Penggunaan deksametason di masyarakat sering kali kita jumpai, antara lain: pada terapi arthritis rheumatoid, systemic lupus erithematosus, rhinitis alergika, asma, leukemia, lymphoma, anemia hemolitik atau auto immune, selain itu deksametason dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis sindroma cushing. Efek samping pemberian deksametason antara lain terjadinya insomnia, osteoporosis, retensi cairan tubuh, glaukoma dan lain-lain ( Suherman, 2007). Banyaknya penggunaan deksametason dalam berbagai macam kasus, sehingga deksametason merupakan satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan. Namun,
  • 3. penggunaan deksametason memiliki efek samping yang cukup luas, antara lain : meningkatkan resiko diabetes, menghambat pertumbuhan anak-anak, menyebabkan gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi, meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung (perdarahan lambung) dan penggunaan deksametason dalam jangka panjang dapat mengakibatkan osteoporosis atau pengeroposan pada tulang.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh deksametason terhadap sumsum tulang sel stroma diferensiasi dipelajari dengan skrining aksi deksametason dan ekspresi gen pada kelinci. Sebuah penelitian pada perubahan matriks protein ekstraseluler menggunakan pengobatan deksametason. Pada sebagian besar penelitian yang dilakukan dengan memodifikasi perlakuan pemberian deksametason. Untuk mengidentifikasi suatu gen responsive terhadap deksametason, dipelajari sebuah tampilan pola ekspresi gen diferensial pada sel stroma sumsum tulang pada kelinci yang dikultur dengan pemberian deksametason dan tanpa pemberian deksametason. Bahan dan metode Sel dan kondisi kultur sel stroma sumsum tulang pada femur tiga ekor kelinci putih betina New Zealand. Sel-sel berlapis 75 cm2 dalam botol pada kepadatan 3x105 sel/cm2 dan dikultur dalam α MEM ditambah dengan 10% v/v (FCS) serum fetal calf dan diberi perlakuan dengan pemberian deksametason 10 Nm (Dex) dan tanpa pemberian deksametason selama kurun waktu 28 hari. Pada akhir pengkulturan, aktivitas alkaline phosphate dan kapasitas in vitro. Ekstraksi mRNA Total ektraksi RNA dilakukan pada 1 ml semua ekstrak untuk 7x106 cells (Eurobio, Les Ulis, France). Total RNA diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada 260 nm. Total RNA diberi perlakuan dengan DNase I (Clontech, Palo Alto, USA). Dua microgram dari masing-masing RNA sampel digunakan untuk melangsungkan trnskripsi balik dalam kondisi standar dengan Superscript II transcriptase balik (Gibco BRL, Grand Island, USA) dalam 20 μl volume akhir. Reaksi dilakukan pada 420C selama 1 jam dan 700C selama 10 menit
  • 5. dan berhenti pada 40C. produk dari reaksi RT diencerkan dalam 1/40 (cairan A) dan 1/10 (cairan B) dalam air. Tampilan diferensial Differential reaksi display PCR dilakukan dengan menggunakan DeltaTM Diferensial Tampilan kit dari Clontech (Palo Alto, USA). Lima mikroliter cDNA cairan A dan B digunakan dalam reaksi PCR selanjutnya dilakukan pada 20 μl campuran reaksi yang mengandung 50 μM setiap dNTPs, 1 μM primer hulu (T) dan primer hilir (P) dan 1 μU Taq polymerase (Roche, Prancis) mengikuti rekomendasi aturan dunia. Amplificasi dilakukan pada 940C selama 5 menit, 40 0C selama 5 menit dan 68 0C selama 5 menit untuk satu siklus, 94 0C selama 20 detik, 60 0C selama 30 detik dan 68 0C selama 2 menit selama 30 siklus dan siklus akhirnya 68 0C selama 7 menit. Produk dari amplifikasi divisualisasikan pada gel akrilamida (urea 8 M dan TBE 6%) setelah pewarnaan perak nitrat. fragmen ditentukan untuk diungkapkan secara berbeda dielusi dan cDNA adalah diperkuat menggunakan primer yang sama T dan P dan PCR yang sama kondisi dimana mereka dihasilkan. Produk amplifikasi diklon menggunakan keuntungan PCR Cloning kit dari Clontech (Palo Alto, USA) dan sequencing menggunakan Big DyeTM Terminator v 3.3 siklus kit sequencing siap untuk direaksikan (Applied Biosystems, Les Ulis, Prancis) dalam PRISM ABI 310 sequencer DNA otomatis (Applied Biosystems, Les Ulis, Prancis). Urutan DNA dibandingkan dengan Database Gene Bank menggunakan ledakan algoritma. mRNA kuantifikasi oleh kuantitas PCR secara real-time Kuantitatif PCR dilakukan dengan menggunakan sebuah sistem Cahaya Cycler (Roche Diagnostics, Meylan, Prancis) sesuai dengan instruksi pabrik. Reaksi dilakukan pada 10 Volume μl dengan 1 μl cDNA, 0,5 μM primer, 4 mM MgCl2 dan 1 μl Cahaya Cycler-Fast Start DNA Master SYBR Green I campuran (Roche Diagnostics, Meylan, Prancis). Tipikal protokol terdiri dari langkah mulai panas (8 mn pada 950C) diikuti oleh 40 siklus termasuk 10 detik denaturasi langkah (95 0C),
  • 6. 10 detik annealing langkah (58 ◦C) dan perpanjangan langkah pada 72 0C bervariasi dari 15 detik sampai 40 detik. untuk mengkonfirmasi amplifikasi spesifisitas, produk PCR menjadi sasaran analisis kurva leleh. Data kuantifikasi diwakili rata-rata dari tiga percobaan independen. Primer untuk moesin dipilih dalam urutan yang diperoleh sebelumnya. Urutan primer hulu dan hilir primer masing-masing: 5’-CGATAATCAGAACCCCGTCC-3’?? dan 5’GGGGAGAAGGCAAATAGGAA- 3’. Gen 36B4 digunakan sebagai gen referensi. Urutan primer hulu dan primer hilir masing-masing: 5’ CGACCTGGAAGTCCAACTAC-3’ dan 5’ -AGCAACATG TCCCTGATCTC-’ Hasil Analisis tampilan diferensial Analisis tampilan diferensial dilakukan pada RNA sampel yang diisolasi dari sel-sel stroma pada sumsum tulang kelinci dikultur dalam FCS baik dengan pemberian deksametason maupun yang tidak diberi deksametason selama 28 hari. Tiga belas perbedaan kombinasi primer yang digunakan untuk memperkuat pemberian DNase Total RNA. Lima dari mereka diperbolehkan untuk mendapatkan pita diferensial. Tampilan diferensial menggunakan P1 downstream primer dan T1 upstream primer diidentifikasisebuah cDNA fragment mengelilingi 300bp yang turun setelah pemberian deksametason (Pada gambar 1).
  • 7. Gambar 1. Analisis tampilan diferensial. Analisis tampilan diferensial untuk ekstraksi mRNA dari sel stroma sumsum tulang kelinciyang dikultur dalam FCS dengan penambahan (+) deksametason ataupun tanpa penambahan deksametason (-) selama 28 hari. Amplifikasi dilakukan pada 5 μl cDNA dari larutan A . dan pengenceran B menggunakan P1 primer dan T1 Primer. Produk diferensial amplifikasi diamati sekitar 300bp untuk sampel 1 dan 2 hanya tanpa deksametason. Sequencing (urutan) dari fragment ditentukan berurutan sebuah sequence dari 285 bp dan mengungkapkan bahwa cDNA tidak teridentifikasi pada kelinci. Namun, sequence menunjukkan 86% dari identitas moesin mRNA manusia (Gambar. 2) . Protein Moesin terlibat dalam organisasi sitiskeletal.
  • 8. Gambar 2 Identifikasi produk diferensial amplifikasi “fcob”. Sequence menunjkkan 86% homologi dengan sequence mRNA moesin manusia. Upstream dan downstream primer ditunjukkan dengan gambar yang dicetak tebal dan digaris bawah. Ekspresi moesin mRNA pada sel stroma sumsum tulang kelinci Ekspresi dari mRNA moesin dianalisis dengan real-time RT-PCR menggunakan RNA total diekstraksi dari sel-sel stroma sumsum tulang dari tiga ekor kelinci yang dikultur, hasilnya dinyatakan sebagai relative ekspresi mRNA moesin, dinormalisasgi ke dalam endogen reference (36B4) dan relative terhadap deksametason tanpa treatment. Sampel yang dipilih untuk mewakili 100% dari ekspresi gen ini. Penelitian dilakukan dengan analisis display diferensial seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Ekspresi moesin mRNA menurun pada ketiga sampel setelah diberi perlakuan pemberian deksametason. Dalam kondisi ini, deksametason diperlakukan sampel 1 dan sampel 2 menunjukkkan penurunan tingkat ekspresi mRNA moesin masing-masing 75% dan 85%. Namun, variasi ekspresi mRNA moesin pada sampel 3 masih lemah yaitu 73% ekspresi yang tersisa setelah diberi perlakuan dengan pemberian deksametason. Namun demikian, ukuran kecil panel sampel yang diteliti (dari 3 kelinci yang
  • 9. berbeda) tidak memungkinkan untuk dianalisis secara statistik karena perbedaan moesin ekspresi dianggap signifikan pada masing-masing kelinci percobaan. Hasil percobaab dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Gambar 3 Real-Time PCR . Ekspresi mRNA moesin dianalisis dengan Real- Time RT-PCR kuantitatif menggnakan RNA total diekstraksi dari sel stroma sumsum tulan dari ketiga ekor kelinci percobaan, (L1, L2, dan L3) yang dikultur pada FCS dengan pemberian deksametason (+) atau tanpa pemberian deksametason (-). Tingkat mRNA moesin dinormalisasi dengan gen 36B4. Ekspresi moesin menurun secara signifikan dalam dua sampel setelah pemberian deksametason.
  • 10. BAB III SIMPULAN Pengaruh pemberian deksametason pada diferensiasi osteoblastik sesuai dengan literature, bahkan hasil percobaan pemberian deksametason dalam stimulasi osteoprogenitor sel proliferasi, memproduksi lebih banyak sel-sel yang mampu menghasilkan nodul tulang. Diferensiasi osteoblast diperoleh untuk sel-sel stroma sumsum tulang kelinci yang dikultur pada FSC dan diberi perlakuan dengan pemberian deksametason selama 28 hari. Pemberian pengobatan deksametason dapat memodulasi gen moesin. Efek dari pemberian deksametason ini dapat menjelaskan beberapa tindakan terhadap proliferasi dan diferensiasi sel-sel osteoblastik.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Cornet, F. Broux, O, Anselme, K., Hardouin, P dan Jeanfis, J. 2004. Effect of Dexamethasone on Moesin Gene Expression in Rabbit Bone Marrow Stromal Cells. Vol 265 Hal 79-83. Yudaniayanti, I, Timora F, dan Rosilawati E. 2012. Kombinasi Ampicillin, Dextran- 40, dan Deksametason dalam Mencegah Adhesi Intra-Abdominal Pasca Operasi Histerotomi Kucing (Fellis Catus)