Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Artikel energi terbarukan (hendra agung k)
1. HENDRA AGUNG KURNIAWAND-IVTMPP
ENERGI TERBARUKAN SUMBER DAYA NABATI
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tiga hal, yaitu Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah, dan Rumusan
Tujuan.
1.1 Latar Belakang
Hingga saat ini sumber energi fosil masih menjadi sumber energi utama untuk memenuhi
kebutuhan berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia terutama untuk bahan bakar minyak
(BBM). Ketergantungan Indonesia terhadap BBM pun semakin tinggi seiring dengan tingkat
konsumsi yang terus meningkat. Menurut data Pertamina kebutuhan konsumsi BBM dalam
negeri mencapai 1,3 juta barrel perhari. Sementara produksi dalam negeri baru menyentuh
kisaran angka 950.000 barel setiap harinya.
Kebutuhan energi Indonesia terus meningkat karena berbagai faktor seperti laju populasi
penduduk serta pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan sebesar 6% per tahun sehingga
membutuhkan ketersediaan energi yang tidak sedikit. Apalagi sektor utama penopang
pertumbuhan ekonomi yakni sektor industri dan transportasi menjadi pengguna energi terbesar
dengan laju peningkatan konsumsi BBM sebesar 6-9% per tahun. Oleh karena itu ketersediaan
energi perlu dijamin agar pembangunan nasional tidak terganggu.
Telah banyak usaha dan cara untuk mengatasi persoalan tersebut misalnya dengan
menemukan energi terbarukan berbahan alami dan ramah lingkungan untuk menekan terjadinya
kelangkaan sumberdaya minyak bumi
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, artikel ini disusun berdasarkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1) Bagaimana pengembangan EBT ?
2) Apa saja jenis–jenis BBN ?
1.3 Rumusan Tujuan
Berdasarkan rumusan tujuan diatas, artikel ini disusun berdasarkan rumusan tujuan sebagai
berikut :
1) Ingin menjelaskan pengembangan EBT.
2) Ingin menjelaskan jenis-jenis BBN.
2. HENDRA AGUNG KURNIAWAND-IVTMPP
PEMBAHASAN
Pengembangan EBT tetap harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan termasuk
konservasi agar dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya.
Adalah “Bahan Bakar Nabati” yang paling berpotensi dikembangkan sebagai energi masa
depan Indonesia. Bahan Bakar Nabati atau BBN adalah bagian dari sumber energi biomassa yang di
Indonesia potensinya diperkirakan sebesar 50 GW.
Bahan Bakar Nabati bukanlah istilah baru karena di dalamnya termasuk bioetanol, biodiesel
atau secara kolektif disebut dengan biofuel. Sesuai namanya BBN atau minyak nabati
dikembangkan dari berbagai jenis tumbuhan lokal baik yang sudah dibudidayakan sebagai pangan
maupun yang belum dibudidayakan.
Kelapa, jarak pagar dan sawit adalah jenis-jenis tumbuhan yang terbukti dapat menghasilkan
biodiesel. Meskipun demikian pemilihan kelapa sawit sebagai sumber penyedia biodiesel
membutuhkan pertimbangkan yang sangat teliti mengingat konstribusi perkebunan sawit terhadap
kerusakan hutan Indonesia juga tak kalah besar. Oleh karena itu pengembangan BBN jenis
bioetanol menjadi lebih menguntungkan bagi Indonesia.
Beberapa jenis tumbuhan penyedia bahan bioetanol adalah singkong, ubi jalar, tebu,
ganyong dan rumput gajah. Jenis tumbuhan lainnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
bioetanol karena pada dasarnya semua tumbuhan mengandung selulosa dan amilum/karbohidrat
yang melalui proses hidrolisis baik dengan azam maupun enzim dapat menghasilkan etanol.
Tak hanya nilai potensinya yang sangat besar, BBN sangat layak dikembangkan oleh
Indonesia mengingat keanekaragaman hayati yang tinggi dan kesuburan tanah yang baik dimiliki
negeri ini.
Penggunaan BBN juga akan membawa banyak keuntungan bagi Indonesia. Pengembangan
BBN dapat diintegrasikan dengan kegiatan ekonomi masyarakat karena beberapa tumbuhan yang
menyimpan potensi sebagai penyedian BBN adalah tanaman pangan maupun pakan ternak. Selain
memanfaatkan tanaman pangan, BBN juga dapat dihasilkan dari limbah pertanian. Dengan
melibatkan petani dan masyarakat pengembangan BBN dapat menaikkan penghasilan petani dan
mengurangi pengangguran.
Pengembangan BBN dapat diselaraskan dengan upaya mewujudkan ketahanan dan
diversifikasi pangan. Pengembangan BBN yang baik juga akan berkontribusi positif menunjang
usaha konservasi lingkungan hidup dan penghijauan. Sementara secara nyata pengembangaan BBN
sebagai sumber energi baru dapat mengurangi kertegantungan terhadap BBM. Selain secara alamiah
dapat terbarukan, BBN juga lebih ramah lingkungan dan teknologinya sudah dikuasai oleh anak-
anak negeri.
3. HENDRA AGUNG KURNIAWAND-IVTMPP
Rumput Gajah menjadi bahan baku potensial penghasil Bahan Bakar Nabati bioetanol
sebagai energi masa depan Indonesia.
Pengembangan Bahan Bakar Nabati selaras dengan strategi Pertamina dalam mewujudkan
misinya yakni melaksanakan eksplorasi dan produksi energi baru terbarukan salah satunya
Biomassa dan Biofuel. Dengan memulai menggalakkan proyek percontohan kawasan khusus BBN,
inventarisasi tumbuhan penyedia bahan baku, pembangunan pabrik berbagai skala, Pertamina dapat
mengembangan BBN sebagai energi masa depan Indonesia.
KESIMPULAN
Pengembangan energi baru terbarukan adalah salah satu cara kita untuk tidak
ketergantungan lagi pada bahan bakar fosil, tidak hanya mudah didapat juga berpangaruh baik pada
lingkungan, serta bahan bakar nabati dapat dibuat kembali dan menjadi salah satu alternatif untuk
menciptakan bahan bakar nabati yang ramah lingkungan.