2. Sub Pokok Bahasan
2
Rekrutmen SDM
Pengertian Penarikan, Seleksi, Penempatan dan Orientasi SDM
Sumber dan Evaluasi Penarikan SDM
Kriteria dan Kualifikasi Dasar Seleksi SDM
Proses dan Kendala Seleksi
Faktor yang Mempengaruhi Penempatan SDM
3. Rekrutmen SDM
Setiap perusahaan perlu memperhatikan dengan serius
proses rekrutmen karyawan yang dilakukan,karena
proses ini menyangkut beberapa hal yangg penting :
Proses penarikan, seleksi, penempatan,orientasi, dan
induksi yang didasarkan kepada analisis pekerjaan (job
analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi
pekerjaan (job specification), persyaratan pekerjaan (job
enlargement), penyederhanaan pekerjaan (work
simplification), dan berbagai kegiatan lain yang saling
berhubungan dan terkait satu sama lainnya sebagai
suatu proses.
3
4. Definisi Penarikan (Rekrutmen)
Proses menarik orang-orang atau pelamar yang
mempunyai minat dan kualifikasi yang tepat untuk
mengisi posisi atau jabatan tertentu.
Proses mencari dan mendorong calon pekerja untuk
melamar pekerjaan dalam organisasi.
Proses yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk
mendapatkan tambahan pekerja.
4
5. Definisi Seleksi
Seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau orang-orang
yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi
yang ada pada saat ini yang dilakukan perusahaan. Seleksi merupakan hal yang
sangat penting karena berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya melalui proses seleksi. Seleksi merupakan motivasi. Sekiranya
orang tepat telah diseleksi, maka proses motivasi dengan sendirinya akan berjalan
baik disebabkan orang itu sudah memiliki sikap dan perilaku yang baik,dan
menenaikan tugas-tugas dengan system yang tertata.
5
6. 6
Definisi Penempatan SDM
Menurut Sastrohadiwiryo
Penempatan SDM adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan
kepada karyawan yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang
lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu
mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta
tanggung jawab.
Kesimpulan :
penempatan SDM adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk
menentukan posisi/jabatan seseorang sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya agar dapat melaksanakan pekerjaannya dalam suatu
jabatan secara efektif dan efisien
7. 7
Definisi Orientasi SDM
Orientasi SDM adalah proses menyediakan karyawan baru informasi-informasi
yang secara ideal harus diketahui oleh karyawan, terutama latar belakang
perusahaan, yang dapat membantu menumbuhkan engagement karyawan
baru pada perusahaan.
8. Sumber dan Evaluasi Penarikan SDM
Sumber penarikan :
1. Sumber Penarikan Internal : Penarikan yang berkenaan dengan karyawan yang
sudah ada dan telah direkomendasikan bahwa karyawan yang akan mengisi
posisi kosong mempunyai reputasi dan moral yang baik.
2. Sumber Penarikan Eksternal : Dimana didalam organisasi tersebut ditemukan
prestasi yang memburuk sehingga perlu adanya perubahan strategi maka dengan
adanya penarikan eksternal akan membawa wawasan yang baru.
8
9. 9
Evaluasi Penarikan SDM
Tidak semua perusahaan berhasil dalam program penarikannya, oleh karena sumber yang
digunakan harus dievaluasi dan dinilai dengan derajat sukses dalam perolehan personalia
yang memenuhi persyaratan. Sukses fungsi penarikan dapat dinilai dengan kriteria :
1. Jumlah pelamar
2. Jumlah usul pelamar yang diajukan untuk diterima
3. Jumlah penerimaan atau pelamar yang diterima
4. Jumlah penempatan karyawan yang berhasil.
10. Kriteria Seleksi
1) Pendidikan formal
2) Pengalaman / kinerja masa lalu
3) Karakteristik fisik
4) Karakteristik pribadi dan tipe
kepribadian yang meliputi : Status
perkawinan, jenis kelamin, usia, dll
10
Kriteria dan Kualifikasi Dasar Seleksi
SDM
Kualifikasi yang menjadi dasar dalam
seleksi:
1) keahlian
2) pengalaman
3) umur,
4) jenis kelamin
5) pendidikan
6) keadaan fisik
7) bakat
8) karakter
9) Kerja sama
10) Kejujuran
11) kedisplinan
12) inisiatif dan kreatif
11. Proses dan Kendala Seleksi
11
Terdapat empat komponen dalam suatu proses seleksi tersebut :
1. Kuantitas (jumlah) tenaga kerja yang dibutuhkan,
2. Standard kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan,
3. Kualifikasi dari sejumlah calon tenaga kerja,
4. Serangkaian alat-alat seleksi.
12. 12
Proses Seleksi
(1) Succesive-Hurdles, sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing, yakni jika pelamar tidak
lulus pada suatu testing, ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
13. 13
Proses Seleksi
(2) Compensatory-Approach, sistem seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar mengikuti seluruh testing,
kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai
standar dinyatakan lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau tidak lulus.
14. 14
Kendala Seleksi
Tolak ukur, yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan mengukur kualifikasi-
kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya; kejujuran, kesetian dan prakarsa dari pelamar
mengalami kesulitan. Bobot nilai yang diberikan didasarkan pada pertimbangan yang subjektif.
Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan objektif penilainnya.
Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas fisis pikirannya,
bahkan pengaruh dari efek “halo” sulit dihindarkan.
Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar. Mereka selalu
berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya, sedangkan
yang negatif disembunyikan.
Untuk mengurangi kendala-kendala ini, diperlukan kebijaksanaan seleksi secara bertingkat,
karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan semakin cermat dan teliti penerimaan
karyawan.
15. Faktor yang Mempengaruhi
Penempatan SDM
1. Pertumbuhan Perusahaan
2. Latar Belakang Pendidikan
3. Kesehatan Fisik dan Mental
4. Pengalaman Kerja
5. Faktor Status Perkawinan
6. Sikap
7. Usia
Pertumbuhan bisnis perusahaan akan menciptakan posisi pekerjaan baru yang menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru, baik melalui promosi karyawan yang sudah ada atau promosi karyawan baru.
2. Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang perlu dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminya.
Tenaga kerja yang memiliki prestasi akademis tinggi harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, sebaliknya tenaga kerja yang memiliki latar belakang akademis rata-rata atau dibawah standar harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan dengan beban wewenang dan tanggung jawab yang relatif rendah. Latar belakang pendidikan pun harus menjadi pertimbangan dalam menempatkan karyawan. Misalnya, sarjana ekonomi harus ditempatkan pada pekerjaan yang berhubungan dalam bidang ekonomi. Latar belakang akademis ini dimaksudkan untuk menempatkan karyawan yang tepat pada posisi yang tepat pula (The Right Man on The Right Place).
3. Dalam menempatkan karyawan, faktor fisik dan mental perludipertimbangkan karena tanpa pertimbangan yang matang, maka hal-halyang bakal merugikan perusahaan akan terjadi. Penempatan karyawan pada tugas dan pekerjaan tertentu harus disesuaikan dengan kondisi fisik danmental karyawan yang bersangkutan. Kesehatan erat kaitannya dengan sumber daya manusia. Pekerjaan-pekerjaan yang berat dan berbahaya misalnya hanya mungkin dikerjakan oleh orang-¬orang yang mempunyai fisik sehat dan kuat, sedangkan sumber daya manusia yang fisiknya lemah dan berotak cerdas dapat ditempatkan pada bidang administrasi
4. Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapatkan pertimbangan dalam penempatan kerja karyawan. Kenyataan menunjukkan makin lama karyawan bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki karyawan yang bersangkutan, sebaliknya semakin singkat masa kerja, semakin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja benyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja
5. Status perkawinan sumber daya manusia perlu menjadi bahan pertimbangan dalam penempatannya, karena banyak pekerjaan yang mempersyaratkan penerimaan sumber daya manusia yang belum menikah. Bagi sumber daya manusia yang sudah menikah apalagi yang mempunyal anak tentu penempatannya tidak seluas sumber daya manusia yang belum menikah
6. Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam penempatankaryawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagimanajersumberdaya manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh secara langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi masyarakat sebagai pengguna jasa dari perusahaan itu sendiri
7. Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan