3. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-
komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu
fase diam (padat atau cair) dan fase gerak. Salah satu
fase disebut fase diam/stationer yang bertugas
menahan gerakan komponen, sedangkan fase
LANDASAN TEORI
yang kedua disebut fase gerak yang
bertugas menggerakkan komponen diantara
fase diam.Secara teoritis dapat dikatakan
bahwa komponen seolah-olah terbagi
(terdistribusi) dalam dua fase yang selalu
berada dalam suatu kesetimbangan kimia
yang dinamis.
5. Kromatografi kertas adalah salah satu
pengembangan dari kromatografi partisi yang
menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa
diam. Sebagai fasa diam adalah air yang teradsorpsi pada
kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut
organik yang telah dijenuhkan dengan air.
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah
satu tipe kromatografi partisi dengan menggunakan
sebuah lapisan tipis silika atau alumina yang seragam pada
sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras.
Fase diamnya berupa lapisan silika atau alumina pada
permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng
kaca, plat aluminium, atau plat plastik. Sedangkan fase
geraknya merupakan eluen.
D
A
S
A
R
6. D
A
S
A
R
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang
menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran. Fase
diam(absorben padat) ditempatkan secara vertikal dalam
kolom gelas dan fase gerak ditempatkan di bagian atas
kolom dan bergerak melewati kolom. Eluen ditambahkan
ke dalam kolom dan bergerak ke bawah melewati kolom.
8. ALAT
Kromatografi Kertas :
1. Chamber
2. Pipet Tetes
3. Palet
4. Clip
5. Stik kayu
6. Dryer
Kromatografi Lapis Tipis :
1. Kaca ukuran 10x10 cm
2. Kaca ukuran 10x2,5 cm
3. Kaca Arloji
4. Neraca digital
5. Erlenmeyer
6. Pipa kaca
7. Piala Gelas 100ml &
400ml
8. Oven
9. Dryer
10. Chamber
Kromatografi Kolom :
1. Gelas Ukur
2. Piala Gelas
3.Kolom
4. Klem & Statif
5. Tabung Reaksi
6. Lumpang & Alu
7. Kaca Arloji
8. Neraca Analitik Digital
9. KromatografiKertas
1. NH4OH (p)
2. HCl 5N
3. Alkohol 90%
4. KI 5%
5. Sampel Pb,
Cu,Hg
KromatografiLapisTipis
1.Silikagel
2. Air Suling
3. Solatip
4.Butanol
5. CH3COOH
(p)
6. Spidol
Warna
KromatografiKolom
1. Heksana
2. Aseton
3. Alumina
4. Kapas
5. Pasir
6. Ekstrak Hijau
Daun
BAHAN
10. Bagan kerja Kromatografi Kertas
2 cm
Kenaikan
eluen
Siapkan
kertas, lalu
beri tanda 2
cm dari dasar
Buat eluen
sebanyak 25 ml
dari alkohol 90%
dan HCl 5N
(22:3)
Masukkan
eluen
Tutup chamber
tunggu hingga
jenuh
Totolkan
sampel ke
kertas
kromatografi
Kertas
dimasukkan
ke dalam
chamber
Tunggu
hingga naik
2/3 bagian
kertas
Diberi tanda
kenaikkan
eluen
11. Lewatkan kertas
pada uap amonia
di Ruang Asam
Semprot
dengan KI 5
%
Diukur jaraknya,
Hitung Rf
komponen
sampel
12. Bagan kerja Kromatografi Lapis Tipis
Susun dua kaca
10x10 cm dan
2,5x10 cm
,sisinya disolasi
Ditimbang 4
gram silika
gel
Ditambah air
suling 9 ml
(homogenkan)
Silika gel dan
air suling
dituangkan ke
atas kaca
Ratakan
dengan pipa
kaca
13. Keringkan
dengan dryer
Buat eluen dari
10 ml butanol
5 ml asam asetat (p)
5 ml H2O
Masukkan eluen
ke dalam
chamber
Tutup
chamber,
tunggu hingga
jenuh
Beri jarak 1 cm
dari bawah
1 cm
Titikan spidol
pada plat kaca
14. Lempeng dimasukkan
ke chamber, tutup
tunggu sampai eluen
naik ¾ pelat
Kenaikan eluen
Diberi tanda
kenaikkan eluen
Keringkan dengan
dryer
Ukur jarak
komponen zat
warna
Hitung Rf
15. Kolom
disumbat
dengan kapas
pada bagian
bawah
Kolom tersebut
diisi pelarut
campuran dari
heksana dan
aseton (4:1)
Ditimbang 5
gram alumina
Masukkan
alumina + eluen
kedalam kolom
Bagan kerja Kromatografi Kolom
16. Masukan eluen untuk
mencuci alumina yang
menempel pada
dinding kolom,
kemudian dipadatkan
Tambahkan
pasir 1 cm
Tumbuk daun Masukkan 20
tetes ekstrak
hijau daun
Alirkan eluen dan
amati pemisahan
warna
17. PENGAMATAN
Kromatografi Lapis Tipis
Data Penimbangan silika gel :
Bobot piala gelas + sampel = 25,0 gram
Bobot piala gelas kosong = 21,0 gram
Bobot sampel (silika gel) = 4 gram
Kromatografi Lapis Tipis
18. PENGAMATAN
Kromatografi Lapis Tipis
Sampel Wujud/warna Sistem
Pelarut
Warna hasil
pemisahan
Jarak
komponen
Jarak eluen
Biru
Biru 3,7 cm
Ungu 4,4 cm
Pink Pink 6,2 cm
Ungu
Ungu 3,5 cm
Pink 6,2 cm
Hitam
Kuning 0,5 cm
Orange 1,1 cm
Merah 1,7 cm
Hijau 2,7 cm
Ungu 3,5 cm
Pink 6,2 cm
8cm
SPIDOL
Kapilaritas
23. PEMBAHASAN
Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatografi) merupakan jenis
kromatografi yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa
secara kuantitatif serta merupakan penerapan dari kromatografi
adsorbsi.
Dalam Kromatografi lapis tipis, digunakan fase gerak berupa zat cair
yaitu campuran Butanol, CH3COOH (p) dan air suling dengan
perbandingan 2 : 1 : 1 dengan jumlah total 20 ml .
Dengan fase diam berupa silikagel yang
ditempatkan di plat kaca dengan ukuran 10cm x
10cm. Dalam kromatografi lapis tipis digunakan
prinsip kapilaritas.
Retention Factor (RF) digunakan untuk
mengetahui laju perpindahan analit.
24. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GERAKAN
NODA DALAM KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
2. Struktur dari penyerap dan derajat aktivitasnya.
3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.
4. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak
5. Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana
pengembangan yang digunakan.
6. Teknik percobaan
7. Jumlah cuplikan yang digunakan
8. Suhu
9. Kesetimbangan
PEMBAHASAN
25. PEMBAHASAN
Kromatografi Kertas
Kromatografi Ketras ( Paper Chromatography)
menggunakan Fase inert berupa lembaran kertas, fase
diamnya air yang terikat pada struktur selulsoa dan fase
geraknya adalah campuran alkohol 90% dan HCl 5N
dengan perbandingan 22 : 3 dengan jumlah total 25ml.
Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan
kedalam pelarut berdasarkan gaya kapilaritas
akan terserap dan bergerak ke atas. Aplikasi
penggunaan kromatografi kertas adalah untuk
memisahkan komponen dalam campuran dengan
membandingkannya dengan zat murni.
26. PEMBAHASAN
Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom (Colom Chromatography)
menggunakan fase gerak berupa campuran Heksana
dan Aseton dengan perbandingan 4 : 1, dengan fase
diam berupa alumina. Dalam kromatografi kolom, fase
ditempatkan secara vertikal pada bagian atas kolom,
kemudian bergerak turun kebawah melewati alumina
dimana bagian dasar kolom diberi semacam
penyaring dari kapas untuk menghindari fase
diam. Kromatografi kolom digunakan untuk
memisahkan pigmen zat hijau daun pada
tumbuhan.
27. Faktor Yang mempengaruhi Adsorpsi
PEMBAHASAN
a.Sifat Adsorbat
b.Konsentrasi Adsorbat
c. Sifat Adsorben
d.Temperatur
e. pH (Derajat Keasaman)
28. KESIMPULA
N
Suatu senyawa dapat dimurnikan dari campurannya
dengan metode kromatografi.Kromatografi adalah
pemisahan senyawa dari campurannya dengan 2
fase, fase gerak dan fase diam. Kromatografi yang di
lakukan di laboratorium analisis instrumen 1 ada 3
yaitu, kromatografi kolom, lapis tipis, dan
kertas.Dimana fase gerak dan fase diam yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Kromatografi kolom : Fase geraknya campuran
heksana dan aseton,
fase diamnya adalah
alumina
Kromatografi Lapis tipis : Fase geraknya adalah
campuran dari butanol,
asam asetat, dan air ,
sedangkan fase diamnya
adalah silika gel
Kromatografi kertas : Fase geraknya adalah
campuran alcohol 90% dan
HCl 5N, fase diamnya
adalah air yang terikat
dengan selulosa