SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 75
1
Modul-2
2
CONTENTS
Modul-2
OFDM/OFDMA Concept
LTE DL Physical Layer Design
DL Physical Layer Procedures
Cell Search & Synchronization
Link Adaptation
Scheduling
ARQ/HARQ
DL Physical Channels & Signals
UL Physical Channel & Signals
Random Access Procedures
UL Transmission Procedures
3
• Sinyal OFDM dapat mendukung kondisi NLOS
dengan mempertahankan efisiensi spektral yang
tinggi dan memaksimalkan spektrum yang tersedia.
• Mendukung lingkungan propagasi multi-path.
• Scalable bandwidth : menyediakan fleksibilitas dan
potensial mengurangi capital expense.
OFDM Concept
4
OFDM Concept - NLOS Performance
5
OFDM Concept - Multipath Propagation
Sinyal-sinyal multipath datang pada waktu yang berbeda dengan amplitudo dan pergeseran fasa
yang berbeda, yang menyebabkan pelemahan dan penguatan daya sinyal yang diterima.
Propagasi multipath berpengaruh terhadap performansi link dan coverage.
Selubung (envelop) sinyal Rx berfluktuasi secara acak.
6
Multi-carrier modulation/multiplexing technique
Available bandwidth is divided into several subchannels
Data is serial-to-parallel converted
Symbols are transmitted on different subcarriers
OFDM Concept
7
OFDM Concept
8
OFDM vs Single-Carrier Mode
OFDM Concept
9
OFDM mengatasi delay spread, multipath dan ISI secara efisien sehingga dapat meningkatkan
throughput data rate yang lebih tinggi.
Memudahkan ekualisasi kanal terhadap sub-carrier OFDM individual, dibandingkan terhadap
sinyal single-carrier yang memerlukan teknik ekualisasi adaptif lebih kompleks.
OFDM vs Single-Carrier Mode
OFDM Concept
10
OFDM Concept – Motivation for Multi-carrier Approaches
11
OFDM Concept – Peak to Average Power Ratio (PAPR)
PAPR merupakan ukuran dari fluktuasi tepat sebelum amplifier. PAPR sinyal hasil dari
mapping PSK base band sebesar 0 dB karena semua symbol mempunyai daya yang
sama. Tetapi setelah dilakukan proses IDFT/IFFT, hasil superposisi dari dua atau lebih
subcarrier dapat menghasilkan variasi daya dengan nilai peak yang besar. Hal ini
disebabkan oleh modulasi masing-masing subcarrier dengan frekuensi yang berbeda
sehingga apabila beberapa subcarrier mempunyai fasa yang koheren, akan muncul
amplituda dengan level yang jauh lebih besar dari daya sinyalnya.
12
Nilai PAPR yang besar pada OFDM membutuhkan amplifier dengan dynamic range yang
lebar untuk mengakomodasi amplitudo sinyal. Jika hal ini tidak terpenuhi maka akan
terjadi distorsi linear yang menyebabkan subcarrier menjadi tidak lagi ortogonal dan pada
akhirnya menurunkan performansi OFDM.
OFDM Concept – Peak to Average Power Ratio (PAPR)
13
Data Sub-carriers
Membawa simbol BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM
Pilot Sub-carriers
Untuk memudahkan estimasi kanal dan demodulasi koheren pada
receiver.
Null Subcarrier
Guard Sub-carriers
DC Sub-carrier
Tipe Sub-Carrier OFDM
14
Untuk mengatasi multipath delay spread
Guard Interval (cyclic prefix) : 1/4, 1/8, 1/16 or 1/32
Guard Interval (Cyclic Prefix)
15
OFDM Transceiver
16
OFDM dan OFDMA
OFDM & OFDMA
17
• Semua subcarrier
dialokasikan untuk satu user
• Misal : 802.16-2004
• Subcarrier dialokasikan
secara fleksibel untuk
banyak user tergantung
pada kondisi radio.
• Misal : 802.16e-2005 dan
802.16m
OFDM & OFDMA
18
OFDM Parameters used in WiMAX
19
• Time Division Duplex (TDD)
• Frequency Division Duplex (FDD)
• Durasi Frame : 2.5 - 20ms
TDD & FDD
20
OFDMA Frame Structure - TDD
21
LTE Downlink Physical Layer Design
22
Untuk struktur generik, frame radio 10 ms dibagi dalam 20 slot yang sama
berukuran 0.5 ms.
Suatu sub-frame terdiri dari 2 slot berturut-turut, sehingga satu frame radio berisi
10 sub-frame.
Ts menunjukkan unit waktu dasar yang sesuai dengan 30.72 MHz.
Struktur frame tipe-1 dapat digunakan untuk transmisi FDD dan TDD.
Generic Frame Structure in LTE Downlink – Type 1
Tf = 307200 x Ts = 10 ms
Tslot = 15360 x Ts = 0.5 ms
23
24
Generic Frame Structure in LTE Downlink – Type 2
Struktur frame tipe-2 hanya digunakan untuk transmisi TDD.
Slot 0 dan DwPTS disediakan untuk transmisi DL, sedangkan slot 1 dan UpPTS
disediakan untuk transmisi UL.
25
26
27
28
• Suatu RB (resource block) terdiri dari 12
subcarrier pada suatu durasi slot 0.5 ms.
• Satu subcarrier mempunyai BW 15 kHz,
sehingga menjadi 180 kHz per RB.
LTE Downlink Resource Grid
29
Bandwidth (MHz) 1.25 2.5 5.0 10.0 15.0 20.0
Subcarrier bandwidth (kHz) 15
Physical resource block (PRB)
bandwidth (kHz)
180
Number of available PRBs 6 12 25 50 75 100
Parameters for DL generic frame structure
30
Transmission BW 1.25 MHz 2.5 MHz 5 MHz 10 MHz 15 MHz 20 MHz
Sub-frame duration 0.5 ms
Sub-carrier spacing 15 kHz
Sampling frequency
1.92 MHz
(1/2x3.84
MHz)
3.84 MHz
7.68 MHz
(2x3.84
MHz)
15.36 MHz
(4x3.84
MHz)
23.04 MHz
(6x3.84
MHz)
30.72 MHz
(8x3.84
MHz)
FFT size 128 256 512 1024 1536 2048
OFDM sym per slot
(short/long CP)
7/6
CP length
(usec/
samples)
Short
(4.69/9) x 6,
(5.21/10) x 1
(4.69/18) x 6,
(5.21/20) x 1
(4.69/36) x 6,
(5.21/40) x 1
(4.69/72) x 6,
(5.21/80) x 1
(4.69/108) x 6,
(5.21/120) x 1
(4.69/144) x 6,
(5.21/160) x 1
Long (16.67/32) (16.67/64) (16.67/128) (16.67/256) (16.67/384) (16.67/512)
Parameters for DL generic frame structure
31
32
LTE Signal Spectrum (20 MHz case)
33
Cell search and synchronization
Scheduling
Dilakukan di base station (eNodeB)
PDCCH (Phy DL Control Channel) menginformasikan alokasi
time/freq resource dan format transmisi yang digunakan kepada
user.
Scheduler mengevaluasi berbagai tipe informasi (parameter QoS,
pengukuran dari UE, kapabilitas UE, buffer status)
Link Adaptation
Skema modulasi dan coding untuk shared data channel
diadaptasi sesuai dengan kualitas link radio.
Untuk tujuan ini, UE secara teratur melaporkan Channel Quality
Indicator (CQI) ke eNodeB.
Hybrid ARQ (Automatic Repeat Request)
DL Physical Layer Procedures
34
Synchronization & Cell Search
UE yang ingin mengakses suatu sel LTE, terlebih dahulu harus
melakukan prosedur Cell Search.
Cell Search terdiri dari serangkaian tahapan sinkronisasi, dimana UE
menentukan parameter waktu & frekuensi yang diperlukan untuk
mendemodulasi sinyal DL dan untuk mengirimkan sinyal UL dengan
timing yang tepat.
Tiga kebutuhan sinkronisasi utama :
Symbol timing acquisition
Carrier frequency synchronization
Sampling clock synchronization
35
Cell Search for Multiple Bandwidths - Problem
36
Cell Search for Multiple Bandwidths - Solution
37
Synchronization Sequence
Dua prosedur cell search dalam LTE :
INITIAL SYNCHRONIZATION
• UE mendeteksi suatu sel LTE dan mendekode semua informasi
yang diperlukan untuk registrasi.
• Diperlukan pada saat UE di-ON-kan atau ketika kehilangan koneksi
dengan serving cell.
NEW CELL IDENTIFICATION
• Dilakukan ketika UE sudah terhubung ke suatu sel LTE dan sedang
dalam proses mendeteksi suatu sel tetangga baru.
• Dalam hal ini UE melaporkan hasil pengukuran yang terkait dengan
sel baru ke serving cell, sebagai persiapan untuk handover.
38
Cell Search procedure
PSS (Primary Synchronization Signal) dan SSS (Secondary Synchronization
Signal) adalah kanal-kanal fisik yang di-broadcast dalam setiap sel.
Pendeteksian dua kanal ini :
• memungkinkan dilakukannya sinkronisasi waktu & frekwensi.
• memberikan identitas phy layer dari sel dan panjang cyclic prefix kepada UE.
• memberitahu UE apakah sel menggunakan FDD atau TDD.
RS : Reference Signal
PBCH : Physical Broadcast Channel
PSS : non-coherent detection
SSS : non-coherent/coherent
detection
39
PSS and SSS frame and slot structure in FDD
40
PSS and SSS frame and slot structure in TDD
41
Reference Signals & Channel Estimation
Berbeda dengan jaringan berorientasi paket, LTE tidak menggunakan PHY
Preamble untuk memfasilitasi estimasi carrier offset, estimasi kanal, sinkronisasi
waktu, dsb.
Sebaliknya LTE menggunakan sinyal referensi khusus yang disisipkan dalam PRB.
Sinyal referensi tsb dikirimkan selama simbol OFDM pertama dan kelima dari
setiap slot untuk short CP, dan simbol OFDM pertama dan ke-empat untuk long CP.
Simbol-simbol referensi dikirimkan setiap selang 6 subcarrier.
Dalam LTE downlink, terdapat 3 tipe RS :
Cell-specific RS
UE-specific RS
MBSFN-specific RS
42
DL Reference Signal Structure for 2 & 4 Antenna Transmission
43
RS-aided Channel Estimation
Problem estimasi kanal berhubungan dengan model kanal yang diasumsikan,
yang ditentukan oleh karakteristik propagasi fisik, termasuk jumlah antena
Tx/Rx, bandwidth transmisi, carrier frequency, konfigurasi sel dan kecepatan
relatif antara eNodeB dan UE.
Kondisi propagasi mencirikan fungsi korelasi kanal dalam 3-dimensi, yaitu :
domain frekwensi, domain waktu dan domain ruang (spatial).
Frequency-Domain Channel Estimation
• menggunakan Linear Interpolation Estimator
• menggunakan IFFT Estimator
Time-Domain Channel Estimation
• menggunakan Finite & Infinite Length MMSE (Min Mean Squared Error)
• menggunakan Normalized Least-Mean-Square
Spatial-Domain Channel Estimation
44
Downlink Physical Channels and Signals
P-SCH and S-SCH
Physical Downlink Shared Channel
Physical Downlink Control Channel
Physical Broadcast Channel
Physical Control Format Indicator Channel
Physical Multicast Channel
Physical Hybrid ARQ Indicator Channel
P-SCH : Primary Synchronization Channel
S-SCH : Secondary Synchronization Channel
45
LTE Downlink Physical Channels 1
46
LTE Downlink Physical Channels 2
47
Channel Coding & Link Adaptation
Prinsip link adaptation menjadi landasan perancangan suatu interface
radio yang efisien untuk trafik data berbasis paket-switched.
Link adaptation dalam LTE dilakukan dengan mengatur laju data
informasi yang dikirim (skema modulasi dan channel coding rate)
secara dinamis, sesuai dengan kualitas radio link.
Link adaptation mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
perancangan skema channel coding yang digunakan untuk FEC.
Skema channel coding untuk FEC yang digunakan dalam LTE :
Convolutional Coding
Turbo Coding
LDPC (Low Density Parity Check) coding
Fitur advanced channel coding yang ditambahkan dalam LTE adalah :
HARQ (Hybrid Automatic Repeat Request).
48
Link Adaptation
49
• Adaptive Modulation & Coding
memastikan error rate tetap
dibawah limit yang dapat
diterima, dengan pengaturan
modulasi dan coding rate
secara dinamis.
• Level modulasi yang lebih
rendah meningkatkan link
budget dan fade margin.
• Perubahan lingkungan
propagasi menyebabkan
perubahan skema modulasi dan
coding.
• Dalam perencanaan kapasitas,
variasi kanal propagasi jangka-
panjang harus diperhitungkan.
Adaptive Modulation
50
Typical SNR Performance of LTE Modulation and Coding
51
Adaptive Modulation & Coding
52
• Pada dasarnya merupakan kombinasi dari teknik ARQ dan FEC.
• Terdapat dua tipe : Chase Combining (HARQ Type-I) dan Incremental
Redundancy (HARQ Type-II).
HARQ (Hybrid ARQ)
53
Four Basic models
Multiple Antenna Technique
54
Multiple Antenna Technique
55
Spatial Diversity
56
Spatial Multiplexing
57
MIMO Operation
58
Diversity & MIMO
59
Multi User Scheduling
Scheduler (untuk transmisi unicast) secara dinamis mengontrol resource waktu
dan frekwensi mana yang akan dialokasikan kepada suatu user pada suatu
waktu tertentu.
DL control signalling memberitahu UE, resource dan format transmisi seperti apa
yang sudah dialokasikan.
Scheduler dapat secara dinamis memilih strategi multiplexing terbaik dari
beberapa metode yang ada, misalnya : localized atau distributed allocation.
Scheduling berinteraksi erat dengan link adaptation dan HARQ.
Pertimbangan scheduling antara lain didasarkan pada :
• minimum & maximum data rate
• daya yang tersedia untuk di-share
• Persyaratan target BER
• parameter QoS
• laporan CQI (Channel Quality Indicator)
• kapabilitas UE
60
Channel-Dependent Scheduling
61
Packet-scheduling framework
• Packet scheduler adalah entitas
pengendali untuk seluruh proses
scheduling.
• Berkonsultasi dengan modul LA (Link
Adaptation) untuk memperoleh estimasi
data rate yang dapat disuport untuk
user tertentu dalam sel.
• LA dapat menggunakan frequency-
selective CQI feedback dari user, untuk
memastikan estimasi data rate yang
sesuai dengan target BLER tertentu.
• Modul Offset calculation dalam proses link-adaptation dapat
digunakan untuk menstabilkan performansi BLER dalam
kondisi LA yang tidak pasti.
62
LTE Uplink Transmission Scheme
SC-FDMA
Pemilihan OFDMA dianggap optimum untuk memenuhi persyaratan LTE
pada arah downlink, tetapi OFDMA memiliki properti yang kurang
menguntungkan pada arah Uplink.
Hal tsb terutama disebabkan oleh lemahnya peak-to-average power
ratio (PAPR) dari sinyal OFDMA, yang mengakibatkan buruknya coverage
uplink.
Oleh karena itu, skema transmisi Uplink LTE untuk mode FDD maupun
TDD didasarkan pada SC-FDMA, yang mempunyai properti PAPR lebih
baik.
Pemrosesan sinyal SC-FDMA memiliki beberapa kesamaan dengan
pemrosesan sinyal OFDMA, sehingga parameter-parameter DL dan UL
dapat diharmonisasi.
Untuk membangkitkan sinyal SC-FDMA, E-UTRA telah memilih DFT-
spread-OFDM (DFT-s-OFDM).
63
Single
Carrier
Constellatio
n Mapping
S/P
Conver
t
M-
Point
DFT
Subcarrie
r
Mapping
N-
Point
IDFT
Cyclic
Prefix &
Pulse
Shaping
RFE
Bit
Stream
Channel
Const.
De-
map
S/P
Conver
t
M-
Point
IDFT
Freq
Domain
Equalize
r
N-
Point
DFT
Cyclic
Prefix
Remov
al
RFE
Bit
Stream
Symbol
Block
Symbol
Block
SC
Detecto
r
Functions Common to OFDMA and SC-FDMA
SC-FDMA Only
SC-FDMA and OFDMA Signal Chain
Have a High Degree of Functional Commonality
64
65
Comparison of how OFDMA and SC-FDMA
transmit a sequence of QPSK data symbols
66
Creating the time-
domain waveform of an
SC-FDMA symbol
Baseband and shifted
frequency domain
representations of an
SC-FDMA symbol
Comparison of how OFDMA and SC-FDMA
transmit a sequence of QPSK data symbols
67
Improved UL Performance
68
Parameters for UL generic frame structure
SC-FDMA subcarriers can be mapped in either Localized or Distributed mode.
69
LTE Uplink SC-FDMA Physical Layer Parameters
70
Uplink Physical Channels and Signals
Physical Random Access Channel
Physical Uplink Shared Channel
Physical Uplink Control Channel
PUSCH : used for uplink shared data transmission.
PUCCH : used to carry ACK/NACK, CQI for downlink transmission and
scheduling request for uplink transmission.
71
Uplink Data Transmission
Pada uplink, data dialokasikan dalam beberapa resource block (RB).
Ukuran RB untuk uplink sama dengan yang digunakan untuk downlink,
tetapi untuk menyederhanakan disain DFT dalam pemrosesan sinyal
uplink, tidak semua kelipatan bulat digunakan (hanya kelipatan 2, 3 dan 5).
Interval waktu transmisi uplink adalah 1 ms (sama dengan downlink).
User data dibawa pada Physical Uplink Shared Channel (PUSCH), yang
ditentukan oleh BW transmisi dan pola frequency hoping.
Physical Uplink Control Channel (PUCCH) membawa informasi kontrol
uplink, seperti : laporan CQI dan informasi ACK/NACK, yang terkait
dengan paket-paket data yang diterima pada arah downlink.
72
Random Access
Suatu LTE UE (User Equipment) hanya dapat di-scheduled untuk
transmisi uplink, apabila uplink transmission timing-nya sinkron.
Oleh karena itu LTE RACH (Random Access Channel) memainkan
peran penting sebagai interface antara non-synchronized UE dan
skema transmisi othogonal pada akses radio uplink LTE.
Prosedur LTE random access mempunyai dua bentuk, yaitu :
contention-based atau contention-free.
Dalam prosedur contention-based, suatu random access preamble
signature dipilih secara acak oleh UE, yang kemungkinan dapat
menyebabkan lebih dari satu UE mengirimkan signature yang sama
secara simultan.
Dalam prosedur contention-free, eNodeB memiliki opsi untuk
mencegah terjadinya contention dengan mengalokasikan suatu
dedicated signature kepada UE.
73
Contention-based Random Access Procedure
Step 1 : Preamble transmission
Step 2 : Random Access
Response
Step 3 : L2/L3 message
Step 4 : Contention resolution
message
74
Contention-free Random Access Procedure
Prosedur contention-free
random access dapat
diterapkan dalam hal
diperlukan low latency,
seperti handover dan new
downlink data.
75
UL Transmission Procedures
Uplink scheduling
Dilakukan oleh base station (eNodeB)
PDCCH (Phy DL Control Channel) menginformasikan alokasi time/freq
resource dan format transmisi yang digunakan kepada user.
Scheduler mengevaluasi berbagai tipe informasi (parameter QoS, pengukuran
dari UE, kapabilitas UE, buffer status)
Uplink Adaptation
Untuk keperluan adaptasi uplink, dapat digunakan : transmission power
control, adaptive modulation & channel coding rate, serta adaptive
transmission BW.
Uplink timing control
Diperlukan untuk menyelaraskan waktu transmisi dari UE-UE yang berbeda,
dengan receiver window dari eNodeB.
Hybrid ARQ

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a 238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt

10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx
10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx
10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx
rifkitri546
 
Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)
Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)
Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)
sholekan
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
Lina Ernita
 
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasiPresentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
styo14
 
Pertemuan 3 wide are network
Pertemuan 3 wide are networkPertemuan 3 wide are network
Pertemuan 3 wide are network
jumiathyasiz
 
Bab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingBab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexing
brilorabbit
 
105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u
105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u
105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u
Muhammad Arif Fikri
 
Makalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdf
Makalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdfMakalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdf
Makalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdf
Heiamdinat
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Beny Nugraha
 

Semelhante a 238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt (20)

Sitem Telekomunikasi
Sitem TelekomunikasiSitem Telekomunikasi
Sitem Telekomunikasi
 
10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx
10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx
10. Multiplexing adalah adalah adalah adalah.pptx
 
Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)
Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)
Materi Tambahan (Pengendalian Mutu Teknologi Seluler)
 
CDMA
CDMACDMA
CDMA
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
 
Data and computer communications 3
Data and computer communications 3Data and computer communications 3
Data and computer communications 3
 
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasiPresentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
 
Pertemuan 3 wide are network
Pertemuan 3 wide are networkPertemuan 3 wide are network
Pertemuan 3 wide are network
 
Bab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingBab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexing
 
sub-sistem-telekomunikasi
sub-sistem-telekomunikasisub-sistem-telekomunikasi
sub-sistem-telekomunikasi
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Reviewpaper3
Reviewpaper3Reviewpaper3
Reviewpaper3
 
Teknik modulasi
Teknik modulasiTeknik modulasi
Teknik modulasi
 
Management frekuensi
Management frekuensiManagement frekuensi
Management frekuensi
 
105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u
105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u
105422162 managemen-kapasitas-jaringan-u
 
Makalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdf
Makalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdfMakalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdf
Makalah_multiplexer_dan_demultiplexer_na.pdf
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 13 - modulasi gabungan (hybrid)
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt

  • 2. 2 CONTENTS Modul-2 OFDM/OFDMA Concept LTE DL Physical Layer Design DL Physical Layer Procedures Cell Search & Synchronization Link Adaptation Scheduling ARQ/HARQ DL Physical Channels & Signals UL Physical Channel & Signals Random Access Procedures UL Transmission Procedures
  • 3. 3 • Sinyal OFDM dapat mendukung kondisi NLOS dengan mempertahankan efisiensi spektral yang tinggi dan memaksimalkan spektrum yang tersedia. • Mendukung lingkungan propagasi multi-path. • Scalable bandwidth : menyediakan fleksibilitas dan potensial mengurangi capital expense. OFDM Concept
  • 4. 4 OFDM Concept - NLOS Performance
  • 5. 5 OFDM Concept - Multipath Propagation Sinyal-sinyal multipath datang pada waktu yang berbeda dengan amplitudo dan pergeseran fasa yang berbeda, yang menyebabkan pelemahan dan penguatan daya sinyal yang diterima. Propagasi multipath berpengaruh terhadap performansi link dan coverage. Selubung (envelop) sinyal Rx berfluktuasi secara acak.
  • 6. 6 Multi-carrier modulation/multiplexing technique Available bandwidth is divided into several subchannels Data is serial-to-parallel converted Symbols are transmitted on different subcarriers OFDM Concept
  • 8. 8 OFDM vs Single-Carrier Mode OFDM Concept
  • 9. 9 OFDM mengatasi delay spread, multipath dan ISI secara efisien sehingga dapat meningkatkan throughput data rate yang lebih tinggi. Memudahkan ekualisasi kanal terhadap sub-carrier OFDM individual, dibandingkan terhadap sinyal single-carrier yang memerlukan teknik ekualisasi adaptif lebih kompleks. OFDM vs Single-Carrier Mode OFDM Concept
  • 10. 10 OFDM Concept – Motivation for Multi-carrier Approaches
  • 11. 11 OFDM Concept – Peak to Average Power Ratio (PAPR) PAPR merupakan ukuran dari fluktuasi tepat sebelum amplifier. PAPR sinyal hasil dari mapping PSK base band sebesar 0 dB karena semua symbol mempunyai daya yang sama. Tetapi setelah dilakukan proses IDFT/IFFT, hasil superposisi dari dua atau lebih subcarrier dapat menghasilkan variasi daya dengan nilai peak yang besar. Hal ini disebabkan oleh modulasi masing-masing subcarrier dengan frekuensi yang berbeda sehingga apabila beberapa subcarrier mempunyai fasa yang koheren, akan muncul amplituda dengan level yang jauh lebih besar dari daya sinyalnya.
  • 12. 12 Nilai PAPR yang besar pada OFDM membutuhkan amplifier dengan dynamic range yang lebar untuk mengakomodasi amplitudo sinyal. Jika hal ini tidak terpenuhi maka akan terjadi distorsi linear yang menyebabkan subcarrier menjadi tidak lagi ortogonal dan pada akhirnya menurunkan performansi OFDM. OFDM Concept – Peak to Average Power Ratio (PAPR)
  • 13. 13 Data Sub-carriers Membawa simbol BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM Pilot Sub-carriers Untuk memudahkan estimasi kanal dan demodulasi koheren pada receiver. Null Subcarrier Guard Sub-carriers DC Sub-carrier Tipe Sub-Carrier OFDM
  • 14. 14 Untuk mengatasi multipath delay spread Guard Interval (cyclic prefix) : 1/4, 1/8, 1/16 or 1/32 Guard Interval (Cyclic Prefix)
  • 17. 17 • Semua subcarrier dialokasikan untuk satu user • Misal : 802.16-2004 • Subcarrier dialokasikan secara fleksibel untuk banyak user tergantung pada kondisi radio. • Misal : 802.16e-2005 dan 802.16m OFDM & OFDMA
  • 19. 19 • Time Division Duplex (TDD) • Frequency Division Duplex (FDD) • Durasi Frame : 2.5 - 20ms TDD & FDD
  • 21. 21 LTE Downlink Physical Layer Design
  • 22. 22 Untuk struktur generik, frame radio 10 ms dibagi dalam 20 slot yang sama berukuran 0.5 ms. Suatu sub-frame terdiri dari 2 slot berturut-turut, sehingga satu frame radio berisi 10 sub-frame. Ts menunjukkan unit waktu dasar yang sesuai dengan 30.72 MHz. Struktur frame tipe-1 dapat digunakan untuk transmisi FDD dan TDD. Generic Frame Structure in LTE Downlink – Type 1 Tf = 307200 x Ts = 10 ms Tslot = 15360 x Ts = 0.5 ms
  • 23. 23
  • 24. 24 Generic Frame Structure in LTE Downlink – Type 2 Struktur frame tipe-2 hanya digunakan untuk transmisi TDD. Slot 0 dan DwPTS disediakan untuk transmisi DL, sedangkan slot 1 dan UpPTS disediakan untuk transmisi UL.
  • 25. 25
  • 26. 26
  • 27. 27
  • 28. 28 • Suatu RB (resource block) terdiri dari 12 subcarrier pada suatu durasi slot 0.5 ms. • Satu subcarrier mempunyai BW 15 kHz, sehingga menjadi 180 kHz per RB. LTE Downlink Resource Grid
  • 29. 29 Bandwidth (MHz) 1.25 2.5 5.0 10.0 15.0 20.0 Subcarrier bandwidth (kHz) 15 Physical resource block (PRB) bandwidth (kHz) 180 Number of available PRBs 6 12 25 50 75 100 Parameters for DL generic frame structure
  • 30. 30 Transmission BW 1.25 MHz 2.5 MHz 5 MHz 10 MHz 15 MHz 20 MHz Sub-frame duration 0.5 ms Sub-carrier spacing 15 kHz Sampling frequency 1.92 MHz (1/2x3.84 MHz) 3.84 MHz 7.68 MHz (2x3.84 MHz) 15.36 MHz (4x3.84 MHz) 23.04 MHz (6x3.84 MHz) 30.72 MHz (8x3.84 MHz) FFT size 128 256 512 1024 1536 2048 OFDM sym per slot (short/long CP) 7/6 CP length (usec/ samples) Short (4.69/9) x 6, (5.21/10) x 1 (4.69/18) x 6, (5.21/20) x 1 (4.69/36) x 6, (5.21/40) x 1 (4.69/72) x 6, (5.21/80) x 1 (4.69/108) x 6, (5.21/120) x 1 (4.69/144) x 6, (5.21/160) x 1 Long (16.67/32) (16.67/64) (16.67/128) (16.67/256) (16.67/384) (16.67/512) Parameters for DL generic frame structure
  • 31. 31
  • 32. 32 LTE Signal Spectrum (20 MHz case)
  • 33. 33 Cell search and synchronization Scheduling Dilakukan di base station (eNodeB) PDCCH (Phy DL Control Channel) menginformasikan alokasi time/freq resource dan format transmisi yang digunakan kepada user. Scheduler mengevaluasi berbagai tipe informasi (parameter QoS, pengukuran dari UE, kapabilitas UE, buffer status) Link Adaptation Skema modulasi dan coding untuk shared data channel diadaptasi sesuai dengan kualitas link radio. Untuk tujuan ini, UE secara teratur melaporkan Channel Quality Indicator (CQI) ke eNodeB. Hybrid ARQ (Automatic Repeat Request) DL Physical Layer Procedures
  • 34. 34 Synchronization & Cell Search UE yang ingin mengakses suatu sel LTE, terlebih dahulu harus melakukan prosedur Cell Search. Cell Search terdiri dari serangkaian tahapan sinkronisasi, dimana UE menentukan parameter waktu & frekuensi yang diperlukan untuk mendemodulasi sinyal DL dan untuk mengirimkan sinyal UL dengan timing yang tepat. Tiga kebutuhan sinkronisasi utama : Symbol timing acquisition Carrier frequency synchronization Sampling clock synchronization
  • 35. 35 Cell Search for Multiple Bandwidths - Problem
  • 36. 36 Cell Search for Multiple Bandwidths - Solution
  • 37. 37 Synchronization Sequence Dua prosedur cell search dalam LTE : INITIAL SYNCHRONIZATION • UE mendeteksi suatu sel LTE dan mendekode semua informasi yang diperlukan untuk registrasi. • Diperlukan pada saat UE di-ON-kan atau ketika kehilangan koneksi dengan serving cell. NEW CELL IDENTIFICATION • Dilakukan ketika UE sudah terhubung ke suatu sel LTE dan sedang dalam proses mendeteksi suatu sel tetangga baru. • Dalam hal ini UE melaporkan hasil pengukuran yang terkait dengan sel baru ke serving cell, sebagai persiapan untuk handover.
  • 38. 38 Cell Search procedure PSS (Primary Synchronization Signal) dan SSS (Secondary Synchronization Signal) adalah kanal-kanal fisik yang di-broadcast dalam setiap sel. Pendeteksian dua kanal ini : • memungkinkan dilakukannya sinkronisasi waktu & frekwensi. • memberikan identitas phy layer dari sel dan panjang cyclic prefix kepada UE. • memberitahu UE apakah sel menggunakan FDD atau TDD. RS : Reference Signal PBCH : Physical Broadcast Channel PSS : non-coherent detection SSS : non-coherent/coherent detection
  • 39. 39 PSS and SSS frame and slot structure in FDD
  • 40. 40 PSS and SSS frame and slot structure in TDD
  • 41. 41 Reference Signals & Channel Estimation Berbeda dengan jaringan berorientasi paket, LTE tidak menggunakan PHY Preamble untuk memfasilitasi estimasi carrier offset, estimasi kanal, sinkronisasi waktu, dsb. Sebaliknya LTE menggunakan sinyal referensi khusus yang disisipkan dalam PRB. Sinyal referensi tsb dikirimkan selama simbol OFDM pertama dan kelima dari setiap slot untuk short CP, dan simbol OFDM pertama dan ke-empat untuk long CP. Simbol-simbol referensi dikirimkan setiap selang 6 subcarrier. Dalam LTE downlink, terdapat 3 tipe RS : Cell-specific RS UE-specific RS MBSFN-specific RS
  • 42. 42 DL Reference Signal Structure for 2 & 4 Antenna Transmission
  • 43. 43 RS-aided Channel Estimation Problem estimasi kanal berhubungan dengan model kanal yang diasumsikan, yang ditentukan oleh karakteristik propagasi fisik, termasuk jumlah antena Tx/Rx, bandwidth transmisi, carrier frequency, konfigurasi sel dan kecepatan relatif antara eNodeB dan UE. Kondisi propagasi mencirikan fungsi korelasi kanal dalam 3-dimensi, yaitu : domain frekwensi, domain waktu dan domain ruang (spatial). Frequency-Domain Channel Estimation • menggunakan Linear Interpolation Estimator • menggunakan IFFT Estimator Time-Domain Channel Estimation • menggunakan Finite & Infinite Length MMSE (Min Mean Squared Error) • menggunakan Normalized Least-Mean-Square Spatial-Domain Channel Estimation
  • 44. 44 Downlink Physical Channels and Signals P-SCH and S-SCH Physical Downlink Shared Channel Physical Downlink Control Channel Physical Broadcast Channel Physical Control Format Indicator Channel Physical Multicast Channel Physical Hybrid ARQ Indicator Channel P-SCH : Primary Synchronization Channel S-SCH : Secondary Synchronization Channel
  • 47. 47 Channel Coding & Link Adaptation Prinsip link adaptation menjadi landasan perancangan suatu interface radio yang efisien untuk trafik data berbasis paket-switched. Link adaptation dalam LTE dilakukan dengan mengatur laju data informasi yang dikirim (skema modulasi dan channel coding rate) secara dinamis, sesuai dengan kualitas radio link. Link adaptation mempunyai hubungan yang sangat erat dengan perancangan skema channel coding yang digunakan untuk FEC. Skema channel coding untuk FEC yang digunakan dalam LTE : Convolutional Coding Turbo Coding LDPC (Low Density Parity Check) coding Fitur advanced channel coding yang ditambahkan dalam LTE adalah : HARQ (Hybrid Automatic Repeat Request).
  • 49. 49 • Adaptive Modulation & Coding memastikan error rate tetap dibawah limit yang dapat diterima, dengan pengaturan modulasi dan coding rate secara dinamis. • Level modulasi yang lebih rendah meningkatkan link budget dan fade margin. • Perubahan lingkungan propagasi menyebabkan perubahan skema modulasi dan coding. • Dalam perencanaan kapasitas, variasi kanal propagasi jangka- panjang harus diperhitungkan. Adaptive Modulation
  • 50. 50 Typical SNR Performance of LTE Modulation and Coding
  • 52. 52 • Pada dasarnya merupakan kombinasi dari teknik ARQ dan FEC. • Terdapat dua tipe : Chase Combining (HARQ Type-I) dan Incremental Redundancy (HARQ Type-II). HARQ (Hybrid ARQ)
  • 53. 53 Four Basic models Multiple Antenna Technique
  • 59. 59 Multi User Scheduling Scheduler (untuk transmisi unicast) secara dinamis mengontrol resource waktu dan frekwensi mana yang akan dialokasikan kepada suatu user pada suatu waktu tertentu. DL control signalling memberitahu UE, resource dan format transmisi seperti apa yang sudah dialokasikan. Scheduler dapat secara dinamis memilih strategi multiplexing terbaik dari beberapa metode yang ada, misalnya : localized atau distributed allocation. Scheduling berinteraksi erat dengan link adaptation dan HARQ. Pertimbangan scheduling antara lain didasarkan pada : • minimum & maximum data rate • daya yang tersedia untuk di-share • Persyaratan target BER • parameter QoS • laporan CQI (Channel Quality Indicator) • kapabilitas UE
  • 61. 61 Packet-scheduling framework • Packet scheduler adalah entitas pengendali untuk seluruh proses scheduling. • Berkonsultasi dengan modul LA (Link Adaptation) untuk memperoleh estimasi data rate yang dapat disuport untuk user tertentu dalam sel. • LA dapat menggunakan frequency- selective CQI feedback dari user, untuk memastikan estimasi data rate yang sesuai dengan target BLER tertentu. • Modul Offset calculation dalam proses link-adaptation dapat digunakan untuk menstabilkan performansi BLER dalam kondisi LA yang tidak pasti.
  • 62. 62 LTE Uplink Transmission Scheme SC-FDMA Pemilihan OFDMA dianggap optimum untuk memenuhi persyaratan LTE pada arah downlink, tetapi OFDMA memiliki properti yang kurang menguntungkan pada arah Uplink. Hal tsb terutama disebabkan oleh lemahnya peak-to-average power ratio (PAPR) dari sinyal OFDMA, yang mengakibatkan buruknya coverage uplink. Oleh karena itu, skema transmisi Uplink LTE untuk mode FDD maupun TDD didasarkan pada SC-FDMA, yang mempunyai properti PAPR lebih baik. Pemrosesan sinyal SC-FDMA memiliki beberapa kesamaan dengan pemrosesan sinyal OFDMA, sehingga parameter-parameter DL dan UL dapat diharmonisasi. Untuk membangkitkan sinyal SC-FDMA, E-UTRA telah memilih DFT- spread-OFDM (DFT-s-OFDM).
  • 64. 64
  • 65. 65 Comparison of how OFDMA and SC-FDMA transmit a sequence of QPSK data symbols
  • 66. 66 Creating the time- domain waveform of an SC-FDMA symbol Baseband and shifted frequency domain representations of an SC-FDMA symbol Comparison of how OFDMA and SC-FDMA transmit a sequence of QPSK data symbols
  • 68. 68 Parameters for UL generic frame structure SC-FDMA subcarriers can be mapped in either Localized or Distributed mode.
  • 69. 69 LTE Uplink SC-FDMA Physical Layer Parameters
  • 70. 70 Uplink Physical Channels and Signals Physical Random Access Channel Physical Uplink Shared Channel Physical Uplink Control Channel PUSCH : used for uplink shared data transmission. PUCCH : used to carry ACK/NACK, CQI for downlink transmission and scheduling request for uplink transmission.
  • 71. 71 Uplink Data Transmission Pada uplink, data dialokasikan dalam beberapa resource block (RB). Ukuran RB untuk uplink sama dengan yang digunakan untuk downlink, tetapi untuk menyederhanakan disain DFT dalam pemrosesan sinyal uplink, tidak semua kelipatan bulat digunakan (hanya kelipatan 2, 3 dan 5). Interval waktu transmisi uplink adalah 1 ms (sama dengan downlink). User data dibawa pada Physical Uplink Shared Channel (PUSCH), yang ditentukan oleh BW transmisi dan pola frequency hoping. Physical Uplink Control Channel (PUCCH) membawa informasi kontrol uplink, seperti : laporan CQI dan informasi ACK/NACK, yang terkait dengan paket-paket data yang diterima pada arah downlink.
  • 72. 72 Random Access Suatu LTE UE (User Equipment) hanya dapat di-scheduled untuk transmisi uplink, apabila uplink transmission timing-nya sinkron. Oleh karena itu LTE RACH (Random Access Channel) memainkan peran penting sebagai interface antara non-synchronized UE dan skema transmisi othogonal pada akses radio uplink LTE. Prosedur LTE random access mempunyai dua bentuk, yaitu : contention-based atau contention-free. Dalam prosedur contention-based, suatu random access preamble signature dipilih secara acak oleh UE, yang kemungkinan dapat menyebabkan lebih dari satu UE mengirimkan signature yang sama secara simultan. Dalam prosedur contention-free, eNodeB memiliki opsi untuk mencegah terjadinya contention dengan mengalokasikan suatu dedicated signature kepada UE.
  • 73. 73 Contention-based Random Access Procedure Step 1 : Preamble transmission Step 2 : Random Access Response Step 3 : L2/L3 message Step 4 : Contention resolution message
  • 74. 74 Contention-free Random Access Procedure Prosedur contention-free random access dapat diterapkan dalam hal diperlukan low latency, seperti handover dan new downlink data.
  • 75. 75 UL Transmission Procedures Uplink scheduling Dilakukan oleh base station (eNodeB) PDCCH (Phy DL Control Channel) menginformasikan alokasi time/freq resource dan format transmisi yang digunakan kepada user. Scheduler mengevaluasi berbagai tipe informasi (parameter QoS, pengukuran dari UE, kapabilitas UE, buffer status) Uplink Adaptation Untuk keperluan adaptasi uplink, dapat digunakan : transmission power control, adaptive modulation & channel coding rate, serta adaptive transmission BW. Uplink timing control Diperlukan untuk menyelaraskan waktu transmisi dari UE-UE yang berbeda, dengan receiver window dari eNodeB. Hybrid ARQ