1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No.
Masalah yang
telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1 Kurangnya
Motivasi peserta
didik di dalam
pembelajaran
1. Motivasi berasal dari kata motif yakni
kondisi dalam diri individu yang
mendorong individu untuk melakukan
aktivitas tertentu baik disadari
maupun tidak untuk mencapai tujuan
tertentu (Winarni, Anjariah, & Romas,
2016).
2. Motivasi belajar dapat diartikan
sebagai daya pendorong untuk
melakukan aktivitas belajar tertentu
yang berasal dari dalam diri dan juga
dari luar individu sehingga
menumbuhkan semangat dalam
belajar (Monika & Adman, 2017)
3. Motivasi belajar merupakan syarat
mutlak untuk belajar dan memegang
peranan penting dalam memberikan
gairah atau semangat dalam belajar.
Motivasi belajar tidak hanya menjadi
pendorong untuk mencapai hasil yang
baik tetapi mengandung usaha untuk
mencapai tujuan belajar (Puspitasari,
2013)
2 Masih ada siswa
yang belum
mengerti bahasa
inggris yang sering
digunakan dalam
dunia IT
Vol. 1 No 2 Februari 2021
Linguistic Community Services Journal
| 67.
(http://download.garuda.kemdikbud.
go.id/article.php?article=2404093&va
l=22975&title=Pentingnya%20Pengua
saan%20Fungsi-
%20Fungsi%20Bahasa%20Inggris%2
0dalam%20Berbicara)
1. Pronunciation (pelafalan) sangat
penting dalam pengembangan
kosakata karena melibatkan
pembedaan antara bunyi-bunyi yang
bergabung untuk membentuk kata-
kata.
Apabila seorang siswa sudah terbiasa
salah mengucapkan sebuah kata, ada
kecenderungan baginya tidak bisa
memberi informasi yang jelas
(Sofiyanti, 2014)
2. Vocabulary (kosa kata) semakin
banyak kosa kata yang dikuasai oleh
2. siswa maka semakin mudah untuk
belajar bahasa Inggris. Kosakata
(vocabulary) dalam pembelajaran
bahasa, termasuk bahasa Inggris,
merupakan salah satu hal yang
penting untuk dikuasai
(Herlina, 2015)
3. Grammar (struktur bahasa) yaitu
kaidah penyususunan unsur-unsur
bahasa menjadi satu bahsa yang
berpola. Masing-masing daerah
memiliki struktur bahsa yang
berbeda, hal ini mempengaruhi siswa
dalam belajar bahasa Inggris karena
sebelumnya mereka sudah terbiasa
dari bahasa daerah mereka masing-
masing. Penguasaan struktur
kebahasaan akan mempermudah
siswa dalam belajar bahasa Inggris
terutama dalam merangkai kata
menjadi sebuah kalimat. Problematika
pembelajaran berasal dari dua faktor
yaitu faktor internal meliputi sikap
terhadap belajar, motivasi belajar,
konsentrasi belajar, kebiasaan belajar
dan eksternal meliputi Proses belajar
didorong oleh motivasi intrinsik
peserta didik. proses belajar juga
dapat terjadi, atau menjadi bertambah
kuat, bila didorong oleh lingkungan
peserta didik (Roinah, 2019).
Selanjutnya Masalah faktor internal
diantaranya: karakteristik
siswa, sikap terhadap belajar,
konsentrasi belajar, kemampuan
mengolah bahan belajar, kemampuan
menggali hasil belajar, rasa percaya
diri, serta kebiasaan belajar.
Sedangkan faktor eksternal meliputi
faktor guru, lingkungan social,
kurikulum sekolah, dan sarana
prasarana (Anzar & Mardhatillah,
2017).
3 Hubungan antara
guru dengan orang
tua siswa masih
terbatas
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/h
olistik/article/download/25481/25137#:~
:text=Lickona%20(2012%2C%20dalam%20
Triwiyanto%202017)%20menyatakan%20
bahwa%20keberhasilan%20jangka,6%20k
ebutuhan%20anak%2Danak%20dan
3. 1. Lickona (2012, dalam Triwiyanto 2017)
menyatakan bahwa keberhasilan
jangka panjang akan Pendidikan
nilainilai yang baru tergantung pada
kekuatan di luar sekolah, pada taraf
ketika keluarga dan komunitas
bergabung dengan sekolah dalam
usaha bersama untuk memenuhi
kebutuhan anak-anak dan membantu
perkembangan kesehatan mereka.
Pandangan tersebut menunjukan
bahwa peran sekolah, orang tua, dan
masyarakat sangat penting untuk
bekerja sama. Keluarga dapat
memberikan pengaruh besar terhadap
anak-anak mengenai sudut pandang
kesehatan, kebahagiaan, rasa percaya
diri, dan kerakter.
2. Rahayu (2011, dalam Triwiyanto 2017)
Identitas pendidikan oleh orang tua
oleh kegiatan belajar anak memiliki
pengaruh secara langsung terhadap
prestasi anak. Perhatian orang tua
dalam kegiatan belajar anak di rumah
akan memberikan motivasi bagi diri
anak
4 Guru enggan
memahami
perbedaan
karakteristik siswa
http://www.jurnal.ikipjember.ac.id/index.php/ej/article/v
iew/525
1. Meiriyanti (2015) mengemukakan
empat pokok hal dominan dari
karakteristik siswa yang harus
dipahami oleh guru yaitu:
a. Kemampuan dasar seperti
kemampuan kognitif atau
intelektual.
b. Latar belakang kultural lokal,
status sosial, status ekonomi,
agama dll.
c. Perbedaan-perbedaan
kepribadian seperti sikap,
perasaan, minat, dll
d. Cita-cita, pandangan ke depan,
keyakinan diri, daya tahan,dll
2. karakteristik khusus yang disebut
dengan non konvesional yang
meliputi kelompok minoritas
(suku), cacat, serta tingkat
kedewasaan. Hal ini berpengaruh
pada penggunaan bahasa,
penghargaan atau pengakuan,
perlakuan khusus, dan metode
4. strategi dalam proses pengajaran.
Ada dua karakteristik kemampuan
awal siswa yang perlu dipahami
oleh guru yakni latar belakang
akademik dan faktor-faktor sosial.
Latar belakang akademik meliputi
hal-hal berikut:
a. Indeks prestasi Indeks prestasi
siswa juga menjadi penting
untuk diketahui oleh guru, agar
materi yang diberikan sesuai
dengan kemampuan.
b. Tingkat intelegensi Memahami
tingkat intelegensi siswa juga
dapat mengukur dan
memprediksi tingkat
kemampuan mereka dalam
menerima materi pelajaran dan
mengukur tingkat kedalaman
dan keluasan materi. Tingkat
intelegensi siswa dapat
diperoleh melalui tes intelegensi
siswa atau tes potensi
akademik. Suryabrata, S.
(dalam Muthoharoh, 2016)
menjelaskan hakikat inteligensi
ada tiga macam, yaitu:
1) Kecenderungan untuk
menetapkan dan
mempertahankan tujuan
tertentu. Semakin cerdas
seseorang makin cakap
membuat tujuan sendiri,
punya inisiatif sendiri.
2) Kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian
dengan maksud untuk
mencapai tujuan itu. Jadi
makin cerdas seseorang dia
dapat menyesuaikan cara-
cara menghadapi sesuatu
dengan semestinya dan
makin dapat bersikap kritis.
3) Kemampuan otokritik, yaitu
kemampuan untuk
mengkritik diri sendiri dan
kemampuan untuk belajar
dari kesalahan yang telah
dibuatnya.
c. Gaya Belajar (Learning Style)
Gaya belajar mengacu pada
cara belajar yang lebih disukai
oleh siswa. Dalam proses
5. pembelajaran, banyak para
siswa yang mengikuti belajar
pada mata pelajaran tertentu,
diajar dengan menggunakan
strategi yang sama, akan tetapi
mempunyai tingkat
pemahaman yang berbeda-
beda. Menurut Juliani, dkk
(2016) Kenyamanan dalam
belajar tersebut merupakan
gaya belajar yang dianggap
cocok oleh si pelajar. Gaya
belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan
dalam studi- studi antar
pribadi. Dikutip dari laman
ruangguru.com setidaknya ada
tiga macam gaya belajar yaitu
1) gaya belajar visual
2) gaya belajar auditori
3) dan gaya belajar kinestetik.
3. Menurut Jauharoti (2014: 203)
teknik analisis karakteristik siswa
bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang profil siswa yang
akan mengikuti program
pembelajaran di sekolah dasar.
Beberapa cara dapat dilakukan
untuk memperoleh informasi
tentang karakteristik siswa, yaitu:
a) Observasi b) Wawancara c)
Kuesioner d) Pre-tes. Observasi
dilakukan dengan mengamati siswa
yang akan mengikuti program
pembelajaran. Kegiatan ini
dilakukan secara informal dengan
mengamati perilaku siswa. Perilaku
yang diamati secara umum dan
perilaku yang berkaitan dengan
cara dan kebiasaan siswa dalam
melakukan proses pembelajaran
5 Siswa kesulitan
mengaplikasikan
materi yang sudah
dipelajari
sebelumnya
kepada materi
selanjutnya yang
masih
berkesinambungan
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/
article/viewFile/12840/9005
1. Samuel Krik (dalam Hallahan,
Kaufman & Pullen, 2012)
menyatakan learning disability
memiliki banyak jenis yang
digunakan untuk mendeskripsikan
siswa dengan inteligensi normal,
namun memiliki masalah dalam
belajar. Seperti minimally brain
6. injured, slow leaner, dyslexic, atau
perceptually disabled.
2. Menurut Mulyadi (2010: 6),
kesulitan belajar mempunyai
pengertian yang luas, meliputi :
a) Learning Disorder adalah
keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena
timbulnya respon yang
bertentangan. Dengan
demikian, hasil belajar yang
dicapai akan lebih rendah dari
potensi yang dimiliki.
b) Learning Disabilities
(ketidakmampuan belajar)
adalah ketidakmampuan
seseorang yang mengacu
kepada gejala dimana
seseorang tidak mampu belajar
(menghindari belajar) sehingga
hasil belajarnya dibawah
potensi intelektualnya.
c) Learning disfunction
(ketidakfungsian belajar)
adalah menunjukkan gejala
dimana proses belajar tidak
berfungsi dengan baik
meskipun pada dasarnya tidak
ada tanda-tanda subnormalitas
mental, gangguan alat indera
atau gangguan psikologis
lainnya.
d) Under Achiever adalah
mengacu pada seseorang yang
memiliki tingkat potensi
intelektual diatas normal, tetapi
prestasi belajarnya tergolong
rendah.
e) Slow Learner adalah seseorang
yang lambat dalam proses
belajarnya sehingga
membutuhkan waktu
dibandingkan seseorang yang
lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama
3. Menurut Syah (2008 : 173)” faktor
faktor kesulitan belajar peserta
didik meliputi gangguan intern
atau ketidak mampuan psiko-fisik
peserta didik” yaitu :
a) Yang bersifat kognitif (ranah
cipta) yaitu antara lain seperti
rendahnya kapasitas
7. intelektual atau intelegensi
peserta didik.
b) Yang bersifat afektif (ranah
rasa) yaitu meliputi labilnya
emosi, minat dan sikap peserta
didik.
c) Yang bersifat psikomotorik
(ranah karsa) yaitu meliputi
terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengaran
(mata dan telinga).
Kemudiain faktor ekstern
peserta didik meliputi
semuasituasi dan kondisi
lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktifitas belajar
peserta didik. Faktor ini dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
a) Lingkungan sekolah,
contohnya kondisi dan letak
gedung sekolah yang buruk
seperti dekat pasar, kondisi
guru serta alat- alat belajar
yang berkualitas rendah.
b) Lingkungan keluarga,
contohnya ketidak
harmonisan hubungan
antara ayah dan ibu, dan
rendahnya kehidupan
ekonomi keluarga.
c) Lingkungan masyarakat,
contohnya wilayah kumuh
dan teman sepermainan.
6 Guru belum
memaksimalkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
media digital
http://etheses.iainkediri.ac.id/1233/3/93
2100314_Bab%20II.pdf
1. Wina Sanjaya, Kurikulum dan
Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan KurikulumTingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta:
Kencana, 2010), 317-318.
mendefinisikan Inovasi
pembelajaran sebagai suatu ide,
gagasan atau tindakan-tindakan
tertentu dalam bidang kurikulum
dan pembelajaran yang dianggap
baru untuk memecahkan masalah
pendidikan
2. ( Sadiman, 2008, hlm. 7)Media
pembelajaran digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pendidik
kepada peserta didik sebagai
8. penerima pesan. Hal ini memproses
rangsangan pikiran , perasaan,
perhatian, dan minat peserta didik
terjalin
3. (Flew, 2008, hlm. 2-3) Media digital
adalah media yang kontennya
berbentuk gabungan data, teks,
suara, dan berbagai jenis gambar
yang disimpan dalam format digital
dan disebarluaskan melalui
jaringan berbasis kabel optic
broadband, satelit dan sistem
gelombang mikro