SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
Kajian Surat Al-Fiil




               MUSNAHNYA
   TENTARA ABRAHAH BIN AS SABBAH




                                   Written by :


                           Coco Al Mahdi
                                    Juni 2012




________________________________________________________________________________
Penelusuran kisah dari sejarah kemusnahan tentara bergajah (Abrahah) ketika
melakukan penjajahan atas jazirah Arab, serta invasi militernya di kota Mekah dan
kudeta atas kekuasaan rezim Ka'bah pada masa lalu.
Tahun Gajah.
Tahun Gajah merupakan penyebutan atas penanggalan pada masa-masa
sekitar tahun 500-600 (Masehi) yang diyakini sebagian kalangan umat Islam
sebagai masa-masa kelahiran Nabi Muhammad SAW (20 April 571 Masehi).

Beberapa kalangan menegaskan bahwa peristiwa ini terjadi 30 tahun
sebelum kelahiran Muhammad SAW. Ada juga yang menjelaskan bahwa ini
40 tahun sebelum masa kelahiran nabi Muhammad SAW. Terlepas dari mana
yang benar dalam penjelasan tahun gajah ini, dapatlah Saya prediksikan
bahwa peristiwa ini terjadi pada masa-masa jauh sebelum nabi Muhammad
lahir, kira-kira satu abad sebelumnya. Karena sebagian ilmuwan
memprediksikan bahwa penjajahan rezim Abrahah atas kota Mekah ini
selama kurang lebih 30 tahun.
Dan pada masa itu pula merupakan kejayaan rezim Ka'bah dibawah
kepemimpinan dinasti Hasyim (Abdul Muthalib ibnu Hasyim).

Begitu populernya penyebutan gajah, bergajah dan tentara Abrahah pada
masa itu, memang mengindikasikan adanya pengaruh besar di sepanjang
jazirah Arab dan Timur Tengah kala itu oleh sepak terjang sang raja dari
Abesyinia ini.
Abu Maktum adalah gelar atas diri sang Raja ini. Dan bahkan gelar dari
Abrahah bin As Sabbah ini sering diolok-olok dengan sebutan Al-Asyram
(berhidung belah).

Kerakusan atas kekuasaan kerajaannya di tanah Arab memang sudah
terkenal pada masa itu. Namun dalam metode penjajahan yang tidak biasa
dalam menanamkan pengaruh besarnya atas suatu negeri, telah membuat
kerajaan Habsyi ini semakin di segani oleh banyak kerajaan-kerajaan
lainnya.

Kekuatan Ekonomi Membawa Pengaruh Besar.
Berbekal kekuatan ekonomi negerinya itu, kerajaan Habsyi telah banyak
menaklukkan wilayah-wilayah disepanjang tanah Arab ini, hingga ke
gerbang Mekah, yang pada masa itu Mekah terkenal sebagai pusat Religius
dunia. Sebuah kota populer yang menjadi basis peribadatan seluruh umat,
mulai dari Paganisme, Yahudi hingga sebagian kecil golongan Hawariyyun
(pengikut Isa).

Mekah juga merupakan pusat perdagangan dunia, yang telah berjasa
menghubungkan perdagangan Tiongkok dengan perdagangan Arab waktu itu.
Hubungan dagang dan perdagangan antar negara di belahan bumi manapun
merupakan peradaban besar manusia yang berkembang pesat pada masa
itu. Ini juga merupakan andil besar dari ketangguhan pedagang-pedagang
Arab yang terkenal sebagai manusia-manusia tangguh penjelajah dunia,
yang telah membawa pengaruh-pengaruh regionalnya ke segenap penjuru
internasional, bahkan sampai ke daratan Asia.

Tak heran jika banyak negeri-negeri kolonialis yang memanfaatkan
perdagangan ekonomi sebagai sarana menanamkan pengaruh dan
kekuasaannya di tanah manapun.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa terjadinya penjajahan atas suatu
negeri karena didasarkan atas sumber daya alam yang dimiliki di negeri
tujuan tersebut. Selain itu adalah “Pengaruh”. Pengaruh ini lebih dominan
menjadikan langkah-langkah penjajahan lebih dikedepankan. Maksudnya
adalah; bagaimana negeri kolonialis tersebut membuat konsep
'penjajahan'nya bisa berjalan dan diterapkan atas negeri jajahannya
tersebut. Adakalanya kaum imperialis melakukan konsep 'damai' atas suatu
bangsa, manakala bangsa tersebut mudah untuk dipengaruhi, tentunya
dengan 'pembodohan publik'. Dan disisi lain kadang kekuatan 'militansi' juga
mereka terapkan bila hal tersebut membawa hambatan besar dalam
'penaklukan' suatu bangsa.

Nah, dalam hal ini, Abrahah bin As-Sabbah lebih mengedepankan konsep
'damai' dalam menaklukan negeri-negeri yang ingin dikuasainya. Ya,
Ekonomilah yang menjadi senjata dalam menjajah wilayah-wilayah di
semenanjung Arab ini.
Tak perlu heran dengan masalah ini. Kita pun telah menyadari bahwa
konsep ekonomi atau penjajahan ekonomi suatu negara besar atas negara
yang dijajahnya, di masa sekarang pun makin jelas terlihat. Hal ini
membawa pengaruh besar dalam tatanan kehidupan berbangsa, berpolitik,
dan kebebasan hidup suatu bangsa. Penaklukan ekonomi telah berdampak
pada pola pikir para penguasa suatu negeri, karena telah terbelenggunya
keinginan dan kemandirian bersikap dan berbuat oleh konsep kolonialis ini.
Bisa dibilang konsep 'damai' dengan peran ekonomi, lebih efektif ketimbang
konsep 'militan' dengan peran kekuatan militer. Kerajaan Habsyi telah
membuktikan hal ini, dan itulah yang menjadi sepak terjang dan peran
dominan rezim Abrahah atas tanah Arab, sebagaimana halnya dimasa
sekarang; bagaimana kita menilai sepak terjang Amerika Serikat atas
pengaruhnya dibelahan bumi manapun.

Apa itu tentara “Bergajah” dalam surat Al-Fiil ?
Al-Qur'an memberikan keterangan global atas sejarah ini dalam surat Al-Fiil
(ayat 1-5).
Namun definisi dari beberapa kalangan penfasir Qur'an lebih menekankan
makna “Gajah” atau “Pasukan yang menggunakan kendaraan Gajah”
bahkan ada yang menafsirkan “Pasukan Tentara Abrahah”. Semua ini
disandarkan pada sejarah keterlibatan hewan Gajah di daratan Arab pada
waktu itu. Dan Gajah-gajah yang digunakan oleh Abrahah didatangkan dari
negeri India. Benarkah demikian?

Tidak salah menafsirkan bahwa memang Gajah yang digunakan untuk
mendefinisikan Al-Fiil ini, namun penelusuran sejarahnya ini pun masih
simpang siur kebenarannya. Tentulah bila kurang jelas sejarahnya ini, Saya
bisa katakan sebagai 'mitos'. Karena Mitos bisa saja berisi kebenaran, atau
kebohongan, bahkan samar-samar yang tidak memberikan sumber kejelasan
suatu kisah.

Tidak ada larangan dalam mendefinisikan suatu makna yang terkandung
dalam Qur'an, sepanjang masih memiliki induksi dan deduksi kata dan
maknanya. Jadi konklusi makna sah-sah saja dilakukan dalam mencari
sebuah makna ayat.
Suatu hal yang berharga bila Anda dapat mencari konklusi makna dari ayat
Qur'an dengan menemukan 'benang merah' dari kronologis sebuah kisah
dalam Qur'an, sekalipun sumber-sumber dalil naqli banyak mendukung
makna-makna ayat-ayat tersebut.

Yakini sepenuhnya bahwa Qur'an sebuah kitab universal yang mampu
memberikan penjelasan-penjelasan rasional dari berbagai kehidupan, dari
berbagai jaman hingga kehidupan ini berakhir. Qur'an bukan kitab 'usang'
yang tidak sanggup menafsirkan jaman setelah jaman berikutnya. Qur'an
sebuah kitab yang mampu mengikuti jaman dan penafsiran dari berbagai
individu yang berusaha mencari kebenaran di dalamnya. Pembenaran Qur'an
diperlukan pemahaman akal yang luas, penelusuran sejarah masa lalu dan
penelitian ilmu pengetahuan, semua itu penunjang bagi kita dalam mencari
pembenaran setelah kebenaran yang sudah kita terima.

Dalam surat Al-Fiil, Saya lebih condong menafsirkannya dengan makna
“Kekuatan Militer”, “Pasukan Tangguh”, atau “Tirani Kekuasaan”. Hal
ini Saya dasarkan pada penafsiran “Bergajah” atau “Tentara Bergajah”
untuk kata “Al-Fiil”. Saya menelusuri benang merah antara “Al-Fiil” dengan
ayat ke 3-5 dalam surat ini. Jadi kita maknai saja Al-Fiil ini dengan makna
“Tirani Kekuasaan”, karena menurut saya lebih tepat dengan konotasi ini.

Ya, kini kita maknai bahwa Al-Fiil adalah “Tirani Kekuasaan” yang kala itu
dipegang oleh rezim Abrahah (Kerajaan Habsyi) yang berencana
menggulingkan rezim Ka'bah dengan kudeta militernya. Rezim Ka'bah pada
masa itu sangat dihormati di beberapa kalangan Arab dan Yahudi serta suku
Arab Quraisy (suku terbanyak di tanah Arab). Kekuatan pengaruh rezim ini
karena banyak didukung oleh golongan pengusaha dan penguasa setempat
serta pejabat-pejabat kerajaan-kerajaan kecil yang ada didaratan Arab.
Salah satunya adalah dinasti Hasyim, yang tampuk pimpinannya dipegang
oleh Abdul Muthalib (Kakek Nabi Muhammad SAW).
Dinasti Hasyim adalah konglomerat besar sekaligus pejabat wilayah yang
ada di kota Mekah.

Apa itu “Ababil” dalam surat Al-Fiil ?
“Thayran Abaabil” adalah makna kata yang sering ditafsirkan banyak
kalangan Islam sebagai “Burung terbang yang berbondong-bondong”,
bahkan ada yang menafsirkannya sebagai “Burung Ababil”, serta sebagian
kecil yang menafsirkannya dengan makna “Hewan terbang yang bersayap,
terbang berbondong-bondong”.
Benarkah penafsiran makna tersebut seperti itu?

Dalam dunia ilmu pengetahuan, species “Ababil” yang banyak dikatakan
sebagian orang itu, adalah species yang tidak dikenal dalam dunia unggas.
Palaentologi dan zoologi tidak pernah menemukan species burung dengan
kriteria yang banyak diyakini sebagian umat Islam sebagai burung terbang
yang mampu membawa batu-batu kecil di kakinya, yang bernama Ababil
tersebut. Apalagi hewan ini disinyalir ada di daratan Arab sana.

Sesungguhnya Qur'an telah memberikan makna yang dalam atas penamaan
sebuah hewan yang memiliki peran besar dalam sejarah Abrahah ini. Namun
patut disayangkan bahwa sebagian besar orang Islam memaknainya sebagai
“Burung”. Padahal makna “Thayran Ababil” adalah bermakna khusus,
sebagaimana halnya kita membedakan unggas dengan serangga. Sekalipun
jenis unggas memiliki sayap dan bisa terbang, serta serangga pun memiliki
sayap dan bisa terbang, namun memiliki jenis klasifikasi yang berbeda
dalam skala spesifikasinya. Begitupun dalam bahasa Arab, penyebutan
tersebut mempunyai pemahaman yang berbeda, walaupun bermakna yang
sama. Namun bahasa Arab sesungguhnya memberikan penekanan arti yang
khusus, yang perlu bagi setiap penafsir mendalaminya lebih jauh. Semua itu
bisa dikaji bila kita menggunakan dasar ilmu pengetahuan untuk mencari
makna di balik “Thayran ababil” ini.

Disini Saya menafsirkan “Thayran Abaabil” sebagai “Hewan terbang
bersayap”, “Serangga”, atau “Serangga Terbang”. Atas dasar penafsiran
inilah, maka Saya memaknai “Thayran Abaabil” sebagai arti khusus adalah
“LALAT”. Hal ini disandarkan pada jenis serangga yang memiliki kriteria-
kriteria penafsiran pada lanjutan ayat sesudahnya. Penafsiran Saya ini bisa
Anda terima bila kita melanjutkan penafsiran keterangan ayat-ayat
berikutnya setelah “Thayran Abaabil”.
Karena masih ada keterangan ayat lagi yang memberikan penguatan atas
kriteria hewan yang dimaksud tersebut. Kita lepaskan dahulu pemahaman
selama ini bahwa adanya “Burung terbang, membawa batu, lalu dilempar
ke orang-orang di bawahnya, kemudian orang-orang tersebut terbakar, lalu
tewas”. Kini kita tidak lagi bersandar pada penjelasan 'mitos' tentang
“Thayran Abaabil” itu. Namun kita akan berpegang pada keterangan ilmu
pengetahuan tentang sejarah 'hewan' ini dan bukti-bukti lain yang
menguatkan klasifikasi tentang hewan apakah itu. Mari kita telusuri lebih
kompleks lagi dari penafsiran ayat 3-4 ini.

Syeh Muhammad Abduh (Mufti Mesir) pernah menjelaskan dalam tafsirnya:

“......tidak ada salahnya untuk membenarkan, bahwa yang dimaksud
dengan binatang terbang itu (Thayr) adalah semacam Rengit atau Lalat,
yang membawa hama penyakit. “Batu” itu adalah zat yang mengandung
hama penyakit, yang karena ditiup angin melekat pada kaki binatang
tersebut, dan apabila bersentuhan dengan tubuh manusia akan
menyebabkan luka-luka dikulit, yang pada akhirnya menyebabkan tubuh
rusak dan cacat”.

Syeh ini pun masih diselimuti keraguan akan kepastian makna “Burung”,
karena beliau tidak meyakini itu dan menguatkan penafsiran “hewan
bersayap” atau “serangga” itu bukanlah burung yang biasa kita kenal,
namun sejenis serangga khusus yang mampu menyebarkan suatu penyakit
tertentu. Dan Saya setuju dengan penafsiran beliau.

Ditemukannya Penyakit Cacar Pertama Kali.

Penyakit cacar pertama kali diprediksi ditemukan sekitar tahun 500-600
Masehi.
Penyakit ini ditimbulkan dari sejenis hama penyakit (virus) yang terbawa
oleh angin, dan mampu bertahan pada suhu/cuaca yang hangat. Cacar jenis
ini ditulari melalui sentuhan fisik pada orang lain, dan bisa pula melalui
udara. Penyebaran virus melalui udara diperlukan media penyebar/penular.
Pada masa itu serangga-lah yang mampu membawa bibit-bibit penyakit
tersebut. Diantara serangga-serangga yang kita ketahui mampu membawa
penyebaran virus-virus penyakit seperti Nyamuk, Lalat, dan Lebah.

Ketika penyakit ini muncul dan diketahui hingga sekarang, bahwa serangga
Lalat-lah yang mampu membawa bibit penyakit jenis ini, karena gejala-
gejala penyakit ini pada tubuh manusia adalah di awali panas pada lapisan
kulit, kemudian muncul bercak-bercak merah, lalu bentol dan gatal,
menggelembung berisi cairan pada kulit, bila pecah terasa perih dan seperti
terbakar pada kulit, kemudian kulit mengelupas, dan pada tahap akhir daya
tahan tubuh mulai menurun, panas demam yang tinggi, sehingga banyak
manusia yang tidak kuat menahan derita penyakit seperti ini.

Penyakit ini tergolong baru dan belum diketahui oleh orang-orang pada
masa itu. Itulah yang dinamakan penyakit Cacar pada dunia medis saat ini.
Pertama kali muncul di tanah Mekah, yang menewaskan ratusan hingga
ribuan orang, dimana kebanyakan yang tewas adalah para tentara penjajah
(orang-orang Habsyi) yang telah lama bercokol disana (kurang lebih 30
tahun menjajah Mekah). Hal ini juga menjadi lembaran sejarah dunia
medis, tentang wabah penyakit menular “Terdahsyat” yang disebabkan
penyakit baru yang bersifat epidemi; “Cacar”.
Penelusuran sejarah atas penyakit ini, diawali dari mewabahnya jenis
penyakit ini yang menulari sebagian besar orang-orang Habsyi di tanah Arab
dahulu. Banyaknya korban yang meninggal karena jenis penyakit ini menjadi
pelajaran berharga, bahwa penyakit ini adalah jenis yang berbahaya yang
mampu menelan banyak korban waktu itu. Karena tidak adanya
penanggulangan penyakit kala itu, menyebabkan banyak penderita akut
yang menulari orang lain yang masih sehat, sehingga karena keterbatasan
pengetahuan orang-orang ketika itu dan memang belum ditemukannya
serum pencegah penyakit, maka banyak pula diantara mereka yang mati
dibantai oleh orang lain.

Pembantaian dilakukan demi mencegah penularan penyakit lebih luas lagi.
Bahkan ada pula yang dibakar hidup-hidup oleh keluarganya, demi
menyelamatkan orang yang masih sehat agar tidak tertular.

Usaha Kerajaan Habsyi Menundukkan Rezim Ka'bah.
Rezim Ka'bah adalah rezim yang diberkahi oleh Tuhan atas tanah Mekah.
Karena Tuhan telah memberi restuNya melalui utusanNya; Nabi Ibrahim
a.s.
Mekah menjadi kota yang penuh berkah, karena semua umat manusia
beribadah kepadaNya melalui peribadatan masing-masing dalam satu
tempat yang bernama Ka'bah. Ka'bah sebagai rumah Allah juga telah digaris
dalam Qur'an (Ba'itullah). Kota suci keramat yang bernama Mekah yang
didalamnya ada Ka'bah, sama seperti halnya kita mengenal Jerusalem saat
ini, yang pernah menjadi pusat peribadatan bersama seluruh umat; Yahudi,
Nasrani, dan Muslim hingga saat ini. Namun saat ini Israel berusaha
mengambil alih (secara paksa) penguasaan hak atas Jerusalem. Rezim Zionis
berusaha dan berupaya mati-matian mengambil alih kekuasaan dari rezim
Palestina, yang notabene memiliki hak penuh penguasaan atas Jerusalem
itu dan memiliki pengaruh keseluruh dunia Islam. Hampir tiga dasawarsa
Zionis Yahudi menganeksasi Jerusalem, dengan dalihnya yang tidak logis;
memindahkan status Tel Aviv ke kota ini, hingga Jerusalem kehilangan
statusnya. Dan Rezim Arafat (alm) yang didukung kelompok Hamas & Fattah
berusaha mempertahankan Jerusalem sebagai kota suci bersama. Inilah
yang pernah terjadi pula pada tahun Gajah di masa lalu itu.

Rezim Abrahah berusaha meruntuhkan rezim Ka'bah yang waktu itu memang
menjadi 'mercusuar' dunia. Tidak ingin pamor dan kekuasaannya ditandingi
oleh Ka'bah, kerajaan Habsyi ini berdalih dengan memindahkan tempat
peribadatannya ke Mekah. Jalan damai penuh kelicikan itulah konsep
mereka. Tetap saja bagi mereka penjajahan perlu dilakukan demi
menaklukan pengaruh Ka'bah yang semakin meluas itu dan menjadi kiblat
bagi setiap negeri.

Berbagai pengaruh dilancarkan, mulai dari politik uang, hingga penindasan
atas hak-hak kepemilikan tanah warga Arab. Bahkan para penguasa Habsyi
banyak menahan para pejabat Ka'bah dan memblokade jalur-jalur
perdagangan yang ada. Sehingga Mekah mengalami kemerosotan ekonomi
dari sektor perdagangan luar negerinya.

Sesungguhnya sama persis apa yang pernah kita alami tempo dulu, dimana
rezim Juliana (kerajaan Belanda) berusaha meng'gencet' habis pengaruh dan
kekuasaan dari rezim Soekarno ketika itu. Blokade ekonomi dan
penangkapan para aktivis pejuang kemerdekaan bahkan pengasingan para
pejabat Indonesia ketika itu semakin memprihatinkan. Belanda yang
terkenal tentaranya kuat dan tangguh, berusaha menjajah negeri kita.
Namun Tuhan berkehendak memelihara negeri ini dari tekanan Belanda
ketika itu. Banyak sejumlah tentara Belanda yang selama 350 tahun
bercokol di negeri kita akhirnya musnah terkena wabah penyakit kelamin
(gonorhea/sifillis) yang menular pada waktu itu. Dan sebagian lainnya
musnah akibat pertempuran sengit yang menyebabkan kekalahan yang
memalukan bagi Belanda.

Kontradiksi Penafsiran Al-Fiil.
Sejenak kita tengok bagaimana penafsiran surat Al-Fiil yang hingga kini
masih diyakini sepenuhnya di kalangan umat Islam itu.
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana
Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka
(untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia?,
3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang
berbondong-bondong,
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari
tanah yang terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang
dimakan (ulat).
Coba lihatlah, dan renungkan maknanya dalam satu surat tersebut. Kesan
apa yang Anda dapatkan?

Ya, bila kita menafsirkan surat Al-Fiil tersebut berdasarkan terjemahan
semata, jelaslah memberikan kesan 'dongeng' atau 'mitos' atas peristiwa
yang telah Allah jelaskan tersebut. Padahal firman Tuhan dalam Al-Qur'an
memberikan penegasan kisah yang sangat mendalam yang dituangkan dalam
bentuk 'puisi' indah dalam susunan kata dan kalimatNya. Sehingga perlu bagi
kita menggali lebih dalam apa yang Allah maksudkan dari semua kisah
tersebut.

Bukanlah hal yang wajar bahwa penegasan yang kita katakan 'benar'
tersebut malah berujung pada pemahaman yang bersifat 'menina-bobokan'
seorang bocah kecil. Padahal penafsiran isi surat ini pun memerlukan
penajaman makna bahasa yang dalam dunia syair/puisi memberikan kesan
yang 'luar biasa'. Mampukah kita me'luar biasa'kan makna tersebut?

Pembenaran Atas Sebuah Kebenaran.
Kini, marilah kita merefleksikan makna yang luar biasa tersebut.
Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap Firman Tuhan yang terdapat dalam
Al Qur'an merupakan penegasan atas sebuah kandungan kisah, petuah,
petunjuk maupun sejarah yang digambarkan kedalam susunan kata yang
bersyair indah. Ya, puisi Tuhan inilah yang memang tidak ada tandingannya.
Sekalipun seluruh pujangga berupaya menghadirkan syair yang indah,
tetaplah tidak bernilai 'luar biasa' dibandingkan dengan puisi Tuhan dalam
Al-Qur'an ini.

Salah satu puisi indah milik Tuhan itu ialah surat Al-Fiil ini.
Seluruh kisah, peristiwa, dan kejadian yang telah berlalu dilukiskan hanya
dengan beberapa rangkaian kalimat saja. Sungguh luar biasa apa yang di
maknai Tuhan untuk diberikan kepada seluruh hambanya, sebagai cerminan
hidup dan kehidupan kita di masa-masa berikutnya. Jadi, hendaknya Anda
tidak menjadikan 'murahan' ayat-ayat Tuhan tersebut. Kesan 'murahan'
disebabkan sikap Anda dalam memaknai setiap ayat-ayat Tuhan dengan
penafsiran arti dan pemahaman yang kurang sempurna atau bahkan jauh
dari apa yang Allah maksudkan untuk itu. Padahal bila kita mau
merenungkan dan mendalami makna yang sebenarnya atas firman Tuhan ini,
tentulah kita akan mendapatkan 'cahaya' tersebut yang akan menuntun kita
mencapai sebuah kesimpulan yang bermakna tajam dan luas. Semua itu bisa
dicapai dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan-lah yang menuntun
kita untuk mendapatkan pembenaran atas sebuah kebenaran yang sudah
kita terima selama ini.

Surat Al-Fiil, adalah salah satu contoh dari sebuah firman Tuhan yang perlu
ditelusuri lebih jauh, agar manusia dapat menemukan makna sebenarnya
yang terkandung dalam ayatNya tersebut., sehingga memberikan hasil yang
dapat mengagungkan kebesaranNya atas penegasan peristiwa yang belum
diketahui hingga manusia dapat mengetahuinya.
Inilah yang kita sebut keagungan Qur'an sebagai sebuah sumber yang otentik
dari Tuhan Allah yang Maha Agung.

Kesimpulan Penafsiran Al-Fiil.
Surat Al-Fiil dalam Qur'an berisi penegasan Allah atas peristiwa yang terjadi
pada tahun gajah (pada masa kejayaan kerajaan Habsyi). Abrahah bin As
Sabbah adalah contoh dari penguasa yang tidak memandang bahwa dibalik
kekuasaannya itu ada kekuasaan lain yang melebihi kerajaannya tersebut.
Ialah kekuasaan Allah SWT. Abrahah tidak menyadari bahwa pengaruh dan
kekuasaannya bukanlah menjadi tandinganNya yang mana ia telah
tancapkan di bumi Mekah itu. Ka'bah, adalah simbol sebuah rezim yang
mana dalang dibalik semua itu adalah Allah sendiri. Allah-lah yang
menjadikan Ka'bah sebagai simbol kebesaran pengaruhNya dan
KekuasaanNya atas bumi ini (ba'itullah).

Sekalipun manusia memandang Abrahah sebagai sebuah rezim yang kuat dan
besar di masa itu (bagaikan seekor Gajah), Allah malah sebaliknya
menunjukkan kepada manusia bahwa kebesaran dan kekuatan yang
sebenarnya adalah di dalam pengaruh Ka'bah itu sendiri, sebagai rezim yang
memiliki pengaruh besar di seluruh penjuru dunia.

Abrahah tidak pernah mampu menandingi bahkan meruntuhkan rezim ini.
Segala daya upayanya selama puluhan tahun demi meruntuhkan rezim ini
malah sia-sia tak berhasil. Pendudukannya atas tanah Mekah, demi
meruntuhkan rezim ini dianggap oleh Allah sebagai sebuah bentuk
pembangkangan terhadap seruan Tuhan, bahwa Tuhan telah menyerukan
berabad-abad yang lalu melalui Ibrahim a.s, perihal peribadatan yang akan
dibangun di bumi ini. Ya, Ka'bah sekaligus sebagai wadah berkumpulnya
umat manusia di bumi ini untuk tetap setia memberikan ketaatannya
kepada Sang Pencipta. Ka'bah pula sebagai moment penting yang telah
Tuhan berikan 'pengajaran' dan 'pelajaran'Nya untuk umat manusia.

Sikap yang sudah melampaui batas dari tindakan Abrahah, dirasa perlu bagi
Allah untuk membalasnya. Hanya dengan makhluk ciptaanNya yang kecil
(berupa serangga) pasukan Abrahah dibuat tak berdaya. Bagaikan 'semut'
melawan 'gajah', namun malah membuat hasil yang luar biasa. Sungguh
diluar dugaan, bahwa tentara Abrahah musnah oleh sekelompok hewan kecil
ini (Lalat). Sekaligus Allah menurunkan 'pengajaran' baru bagi manusia
tentang apa itu penyakit menular dan mewabah yang disebabkan dari
hewan ini. Dan semua itu ditimpakan pada sekelompok manusia yang
menjadi 'martir' dalam rencana Tuhan itu. Tidak lain merekalah para
pengikut Abrahah, sebuah rezim kesewenang-wenangan yang tidak menilai
dan memilah mana yang boleh dan tidak boleh dilampaui oleh kekuasaan
manusia sebagai seorang hamba, bukan sebagai seorang Tuhan yang
berkuasa atas segala pengaruh pada seluruh negeri.

Lalat inilah yang menjadi penyebar virus penyakit baru yang bernama
“Cacar”, yang terbang berkelompok, menghinggapi orang-orang yang telah
ditandai Allah sebagai 'musuh', yang mana pada kaki Lalat tersebut telah
telah menempel bibit penyakit (virus) cacar. Menghinggapi satu orang
hingga menulari puluhan orang, dan membawa kerusakan pada kulit
penderita berupa gatal-gatal dan bentol-bentol merah (seperti batu yang
sangat panas), menggelembung berisi cairan yang terasa perih, serta
menyebabkan kulit mengelupas (seperti daun yang dimakan ulat). Mereka
banyak yang tewas mengenaskan, karena memang tidak dapat dicegah
dengan berbagai cara dan obat-obatan lainnya.

Ini adalah jenis penyakit baru yang belum diketahui banyak, serta belum
ada obatnya. Wajarlah wabah penyakit ini sulit ditanggulangi saat itu. Satu
persatu manusia berguguran. Banyak penderita yang tak tahan dengan
penyakit ini, bahkan banyak pula penderita yang mengakhiri hidupnya
sendiri dan diakhiri hidupnya oleh pihak lain. Mulai dari anak-anak, wanita
dan orang tua banyak yang menjadi korban dari keganasan penyakit ini, dan
yang terbanyak dari kalangan orang-orang Habsyi (tentara Abrahah).

Wabah penyakit yang berjalan hanya beberapa bulan saja, sudah mampu
merontokan ratusan bahkan ribuan orang pada masa itu. Berbagai tabib
yang didatangkan dari segenap pelosok negeri tidak ada yang mampu
menuntaskan wabah ini. Kehebohan wabah cacar ini membuat banyak orang
di kota Mekah yang mengungsi keluar kota, demi menghindari
penularannya. Pengungsian besar-besaran dari warga kota Mekah dianggap
oleh Abrahah sebagai sebuah keuntungan untuk mengambil alih kekuasaan
dari rezim Ka'bah.

Abrahah tetap meyerukan kepada seluruh warganya untuk bertahan di kota
Mekah dengan alasan yang dibuat-buat, sebagai 'pembodohan publik' atas
warganya sendiri bahwa mereka adalah berhak atas tanah Mekah dan hidup
di wilayah Mekah. Apapun yang terjadi mereka harus menghadapinya dan
menyelesaikannya sendiri tanpa campur tangan pemerintahan Mekah saat
itu. Dinasti Hasyim yang berkuasa saat itu tidak mau menggubris apapun
aspirasi yang datang dari para pendukung Abrahah ini.

Rezim Ka'bah menganggap bahwa kerajaan Habsyi dibawah pimpinan
Abrahah telah berupaya menganeksasi wilayah Mekah, dan ini adalah
bentuk penjajahan atas negeri mereka. Walaupun mereka ingin berontak
untuk melawan rezim Abrahah, namun apa daya, mereka tidak cukup
sanggup menghadapi kudeta Abrahah yang telah dilancarkannya tersebut.

Namun nasib berkata lain. Allah memberikan pertolonganNya kepada rezim
Ka'bah untuk bangkit menghadapi rezim Abrahah. Sebagian besar orang-
orang Habsyi dimusnahkan dengan wabah penyakit menular, sehingga
Abrahah mengalami kekurangan tentaranya dalam jumlah banyak, dan
sebagian lagi menjadi tandingan yang seimbang bagi warga Mekah dalam
memberikan perlawanan dan memusnahkannya pada pertempuran
berikutnya.

Inilah Kekalahan atas Abrahah dan antek-anteknya, serta kemenangan atas
rezim Ka'bah dan warganya. Demikianlah kemusnahan tentara Abrahah yang
terjadi pada periode tahun gajah itu. Peristiwa ini memberi pelajaran
penting, bahwa “Tirani Kekuasaan” memiliki batasan yang tidak boleh
melampaui batas-batas kekuasaan Tuhan. Bila hal itu terlampaui, jelas ini
merupakan pelanggaran atas hak-hak Tuhan sebagai sang pemilik kekuasaan
tertinggi dalam kehidupan makhluk ciptaanNya, sekaligus penguasa atas
kerajaan langit dan bumi, Maha Raja atas seluruh raja dari seluruh kerajaan
yang berkuasa dan berpengaruh di bumi manapun. Ini adalah batas-batas
yang perlu disadari oleh hambaNya. Kisah Abrahah dan tentaranya adalah
contoh dari peristiwa yang telah dilukiskan Allah dalam puisiNya yang indah
itu (Al-Fiil, ayat 1-5).
                                   --2012--

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19
Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19
Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19LAZNas Chevron
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabDewi_Sejarah
 
Sejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin KhattabSejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin KhattabEko Mardianto
 
Empayar umayyah pt 1 muqaddimah pt b
Empayar umayyah pt 1   muqaddimah pt bEmpayar umayyah pt 1   muqaddimah pt b
Empayar umayyah pt 1 muqaddimah pt bAmiruddin Ahmad
 
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 HijriyahSirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 HijriyahPAUSIL ABU
 
Saudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholafSaudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholafPe Ka Es Melbourne
 
Peradaban Islam di Iberia Andalusia
Peradaban Islam di Iberia AndalusiaPeradaban Islam di Iberia Andalusia
Peradaban Islam di Iberia AndalusiaSyamsuddin Arif
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talibamiraaa96
 
Makalah Agama Dinasti Abbasiyah
Makalah Agama Dinasti AbbasiyahMakalah Agama Dinasti Abbasiyah
Makalah Agama Dinasti AbbasiyahMira Pribadi
 
Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)
Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)
Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)Berbagi Semangat
 
Peradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-Manshur
Peradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-ManshurPeradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-Manshur
Peradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-ManshurWildanMufti1
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierYudi Wahyudin
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinmukhlismalik
 
Perang Salib dan Invasi Mongol
Perang Salib dan Invasi MongolPerang Salib dan Invasi Mongol
Perang Salib dan Invasi MongolLiseu Taqillah
 

Mais procurados (20)

Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19
Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19
Buletin Jumat LAZNas Chevron Rumbai Edisi 19
 
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayahMasa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
 
Abubakar
AbubakarAbubakar
Abubakar
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
 
Sejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin KhattabSejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin Khattab
 
Khilafah bani abbasiyah
Khilafah bani abbasiyahKhilafah bani abbasiyah
Khilafah bani abbasiyah
 
BANI BUWAIHI
BANI BUWAIHIBANI BUWAIHI
BANI BUWAIHI
 
Empayar umayyah pt 1 muqaddimah pt b
Empayar umayyah pt 1   muqaddimah pt bEmpayar umayyah pt 1   muqaddimah pt b
Empayar umayyah pt 1 muqaddimah pt b
 
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 HijriyahSirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
 
Saudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholafSaudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholaf
 
Peradaban Islam di Iberia Andalusia
Peradaban Islam di Iberia AndalusiaPeradaban Islam di Iberia Andalusia
Peradaban Islam di Iberia Andalusia
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
 
Makalah Agama Dinasti Abbasiyah
Makalah Agama Dinasti AbbasiyahMakalah Agama Dinasti Abbasiyah
Makalah Agama Dinasti Abbasiyah
 
Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)
Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)
Biografi Utsman bin Affan (bagian 01)
 
Peradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-Manshur
Peradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-ManshurPeradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-Manshur
Peradaban dan Pemerintahan pada masa Abu Ja'far Al-Manshur
 
Urgensi Tarbiyah
Urgensi TarbiyahUrgensi Tarbiyah
Urgensi Tarbiyah
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab
 
Perang Salib dan Invasi Mongol
Perang Salib dan Invasi MongolPerang Salib dan Invasi Mongol
Perang Salib dan Invasi Mongol
 

Semelhante a Musnahnya Tentara Bergajah

Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Peradaban Islam Pada Masa Bani AbbasiyahPeradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Peradaban Islam Pada Masa Bani AbbasiyahBaitinnajmah
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanMateri perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanelifitriani
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan Amalia Sofitri
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanMateri perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanmea_ascha
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )kemarau20
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )Nisrokhah6
 
Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa KejayaanMateri Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaankiatbelajar95
 
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa KejayaanPerkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaansamiul12
 
Periode pemerintahan bani abasiyah
Periode pemerintahan bani abasiyahPeriode pemerintahan bani abasiyah
Periode pemerintahan bani abasiyahLilik Nadya Mustika
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamAndi Uli
 
Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9sitisarahrahmania
 
studi islam di timur
studi islam di timur studi islam di timur
studi islam di timur Fifi452068
 
Bab 8 bani abasiyah
Bab 8 bani abasiyahBab 8 bani abasiyah
Bab 8 bani abasiyah2805khusna
 
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyahPerkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyahOperator Warnet Vast Raha
 
makalah Dinasti Abbasiyah
makalah Dinasti Abbasiyahmakalah Dinasti Abbasiyah
makalah Dinasti AbbasiyahRizalFahri5
 
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaMaghfur Amien
 
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahPerkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahOsmar Simamora
 
makalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyahmakalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyahAzka Al-Kahfi
 
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahKhilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahRajabul Gufron
 

Semelhante a Musnahnya Tentara Bergajah (20)

Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Peradaban Islam Pada Masa Bani AbbasiyahPeradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanMateri perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanMateri perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
 
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
Materi perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan (m. hasan ra )
 
Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa KejayaanMateri Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
 
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa KejayaanPerkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan
 
Periode pemerintahan bani abasiyah
Periode pemerintahan bani abasiyahPeriode pemerintahan bani abasiyah
Periode pemerintahan bani abasiyah
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 
Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
 
studi islam di timur
studi islam di timur studi islam di timur
studi islam di timur
 
Bab 8 bani abasiyah
Bab 8 bani abasiyahBab 8 bani abasiyah
Bab 8 bani abasiyah
 
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyahPerkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
 
makalah Dinasti Abbasiyah
makalah Dinasti Abbasiyahmakalah Dinasti Abbasiyah
makalah Dinasti Abbasiyah
 
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
 
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyahPerkembangan islam pada masa abbasiyah
Perkembangan islam pada masa abbasiyah
 
2) israiliyat
2) israiliyat2) israiliyat
2) israiliyat
 
makalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyahmakalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyah
 
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahKhilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
 

Mais de Coco Al Mahdi

Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)Coco Al Mahdi
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)Coco Al Mahdi
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)Coco Al Mahdi
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)Coco Al Mahdi
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)Coco Al Mahdi
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-20)
Peta Piri Reis (Part-20)Peta Piri Reis (Part-20)
Peta Piri Reis (Part-20)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-19)
Peta Piri Reis (Part-19)Peta Piri Reis (Part-19)
Peta Piri Reis (Part-19)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-18)
Peta Piri Reis (Part-18)Peta Piri Reis (Part-18)
Peta Piri Reis (Part-18)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-17)
Peta Piri Reis (Part-17)Peta Piri Reis (Part-17)
Peta Piri Reis (Part-17)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-16)
Peta Piri Reis (Part-16)Peta Piri Reis (Part-16)
Peta Piri Reis (Part-16)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-15)
Peta Piri Reis (Part-15)Peta Piri Reis (Part-15)
Peta Piri Reis (Part-15)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-14)
Peta Piri Reis (Part-14)Peta Piri Reis (Part-14)
Peta Piri Reis (Part-14)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-13)
Peta Piri Reis (Part-13)Peta Piri Reis (Part-13)
Peta Piri Reis (Part-13)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-12)
Peta Piri Reis (Part-12)Peta Piri Reis (Part-12)
Peta Piri Reis (Part-12)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-11)
Peta Piri Reis (Part-11)Peta Piri Reis (Part-11)
Peta Piri Reis (Part-11)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-10)
Peta Piri Reis (Part-10)Peta Piri Reis (Part-10)
Peta Piri Reis (Part-10)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-9)
Peta Piri Reis (Part-9)Peta Piri Reis (Part-9)
Peta Piri Reis (Part-9)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-8)
Peta Piri Reis (Part-8)Peta Piri Reis (Part-8)
Peta Piri Reis (Part-8)Coco Al Mahdi
 
Peta Piri Reis (Part-7)
Peta Piri Reis (Part-7)Peta Piri Reis (Part-7)
Peta Piri Reis (Part-7)Coco Al Mahdi
 

Mais de Coco Al Mahdi (20)

Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-6)
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-5)
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-4)
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-3)
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part 2)
 
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)
Manuskrip Islam Pada Masa Silam (Part-1)
 
Peta Piri Reis (Part-20)
Peta Piri Reis (Part-20)Peta Piri Reis (Part-20)
Peta Piri Reis (Part-20)
 
Peta Piri Reis (Part-19)
Peta Piri Reis (Part-19)Peta Piri Reis (Part-19)
Peta Piri Reis (Part-19)
 
Peta Piri Reis (Part-18)
Peta Piri Reis (Part-18)Peta Piri Reis (Part-18)
Peta Piri Reis (Part-18)
 
Peta Piri Reis (Part-17)
Peta Piri Reis (Part-17)Peta Piri Reis (Part-17)
Peta Piri Reis (Part-17)
 
Peta Piri Reis (Part-16)
Peta Piri Reis (Part-16)Peta Piri Reis (Part-16)
Peta Piri Reis (Part-16)
 
Peta Piri Reis (Part-15)
Peta Piri Reis (Part-15)Peta Piri Reis (Part-15)
Peta Piri Reis (Part-15)
 
Peta Piri Reis (Part-14)
Peta Piri Reis (Part-14)Peta Piri Reis (Part-14)
Peta Piri Reis (Part-14)
 
Peta Piri Reis (Part-13)
Peta Piri Reis (Part-13)Peta Piri Reis (Part-13)
Peta Piri Reis (Part-13)
 
Peta Piri Reis (Part-12)
Peta Piri Reis (Part-12)Peta Piri Reis (Part-12)
Peta Piri Reis (Part-12)
 
Peta Piri Reis (Part-11)
Peta Piri Reis (Part-11)Peta Piri Reis (Part-11)
Peta Piri Reis (Part-11)
 
Peta Piri Reis (Part-10)
Peta Piri Reis (Part-10)Peta Piri Reis (Part-10)
Peta Piri Reis (Part-10)
 
Peta Piri Reis (Part-9)
Peta Piri Reis (Part-9)Peta Piri Reis (Part-9)
Peta Piri Reis (Part-9)
 
Peta Piri Reis (Part-8)
Peta Piri Reis (Part-8)Peta Piri Reis (Part-8)
Peta Piri Reis (Part-8)
 
Peta Piri Reis (Part-7)
Peta Piri Reis (Part-7)Peta Piri Reis (Part-7)
Peta Piri Reis (Part-7)
 

Último

KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 

Último (13)

KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 

Musnahnya Tentara Bergajah

  • 1. Kajian Surat Al-Fiil MUSNAHNYA TENTARA ABRAHAH BIN AS SABBAH Written by : Coco Al Mahdi Juni 2012 ________________________________________________________________________________ Penelusuran kisah dari sejarah kemusnahan tentara bergajah (Abrahah) ketika melakukan penjajahan atas jazirah Arab, serta invasi militernya di kota Mekah dan kudeta atas kekuasaan rezim Ka'bah pada masa lalu.
  • 2. Tahun Gajah. Tahun Gajah merupakan penyebutan atas penanggalan pada masa-masa sekitar tahun 500-600 (Masehi) yang diyakini sebagian kalangan umat Islam sebagai masa-masa kelahiran Nabi Muhammad SAW (20 April 571 Masehi). Beberapa kalangan menegaskan bahwa peristiwa ini terjadi 30 tahun sebelum kelahiran Muhammad SAW. Ada juga yang menjelaskan bahwa ini 40 tahun sebelum masa kelahiran nabi Muhammad SAW. Terlepas dari mana yang benar dalam penjelasan tahun gajah ini, dapatlah Saya prediksikan bahwa peristiwa ini terjadi pada masa-masa jauh sebelum nabi Muhammad lahir, kira-kira satu abad sebelumnya. Karena sebagian ilmuwan memprediksikan bahwa penjajahan rezim Abrahah atas kota Mekah ini selama kurang lebih 30 tahun. Dan pada masa itu pula merupakan kejayaan rezim Ka'bah dibawah kepemimpinan dinasti Hasyim (Abdul Muthalib ibnu Hasyim). Begitu populernya penyebutan gajah, bergajah dan tentara Abrahah pada masa itu, memang mengindikasikan adanya pengaruh besar di sepanjang jazirah Arab dan Timur Tengah kala itu oleh sepak terjang sang raja dari Abesyinia ini. Abu Maktum adalah gelar atas diri sang Raja ini. Dan bahkan gelar dari Abrahah bin As Sabbah ini sering diolok-olok dengan sebutan Al-Asyram (berhidung belah). Kerakusan atas kekuasaan kerajaannya di tanah Arab memang sudah terkenal pada masa itu. Namun dalam metode penjajahan yang tidak biasa dalam menanamkan pengaruh besarnya atas suatu negeri, telah membuat kerajaan Habsyi ini semakin di segani oleh banyak kerajaan-kerajaan lainnya. Kekuatan Ekonomi Membawa Pengaruh Besar. Berbekal kekuatan ekonomi negerinya itu, kerajaan Habsyi telah banyak menaklukkan wilayah-wilayah disepanjang tanah Arab ini, hingga ke gerbang Mekah, yang pada masa itu Mekah terkenal sebagai pusat Religius dunia. Sebuah kota populer yang menjadi basis peribadatan seluruh umat, mulai dari Paganisme, Yahudi hingga sebagian kecil golongan Hawariyyun (pengikut Isa). Mekah juga merupakan pusat perdagangan dunia, yang telah berjasa menghubungkan perdagangan Tiongkok dengan perdagangan Arab waktu itu. Hubungan dagang dan perdagangan antar negara di belahan bumi manapun merupakan peradaban besar manusia yang berkembang pesat pada masa
  • 3. itu. Ini juga merupakan andil besar dari ketangguhan pedagang-pedagang Arab yang terkenal sebagai manusia-manusia tangguh penjelajah dunia, yang telah membawa pengaruh-pengaruh regionalnya ke segenap penjuru internasional, bahkan sampai ke daratan Asia. Tak heran jika banyak negeri-negeri kolonialis yang memanfaatkan perdagangan ekonomi sebagai sarana menanamkan pengaruh dan kekuasaannya di tanah manapun. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa terjadinya penjajahan atas suatu negeri karena didasarkan atas sumber daya alam yang dimiliki di negeri tujuan tersebut. Selain itu adalah “Pengaruh”. Pengaruh ini lebih dominan menjadikan langkah-langkah penjajahan lebih dikedepankan. Maksudnya adalah; bagaimana negeri kolonialis tersebut membuat konsep 'penjajahan'nya bisa berjalan dan diterapkan atas negeri jajahannya tersebut. Adakalanya kaum imperialis melakukan konsep 'damai' atas suatu bangsa, manakala bangsa tersebut mudah untuk dipengaruhi, tentunya dengan 'pembodohan publik'. Dan disisi lain kadang kekuatan 'militansi' juga mereka terapkan bila hal tersebut membawa hambatan besar dalam 'penaklukan' suatu bangsa. Nah, dalam hal ini, Abrahah bin As-Sabbah lebih mengedepankan konsep 'damai' dalam menaklukan negeri-negeri yang ingin dikuasainya. Ya, Ekonomilah yang menjadi senjata dalam menjajah wilayah-wilayah di semenanjung Arab ini. Tak perlu heran dengan masalah ini. Kita pun telah menyadari bahwa konsep ekonomi atau penjajahan ekonomi suatu negara besar atas negara yang dijajahnya, di masa sekarang pun makin jelas terlihat. Hal ini membawa pengaruh besar dalam tatanan kehidupan berbangsa, berpolitik, dan kebebasan hidup suatu bangsa. Penaklukan ekonomi telah berdampak pada pola pikir para penguasa suatu negeri, karena telah terbelenggunya keinginan dan kemandirian bersikap dan berbuat oleh konsep kolonialis ini. Bisa dibilang konsep 'damai' dengan peran ekonomi, lebih efektif ketimbang konsep 'militan' dengan peran kekuatan militer. Kerajaan Habsyi telah membuktikan hal ini, dan itulah yang menjadi sepak terjang dan peran dominan rezim Abrahah atas tanah Arab, sebagaimana halnya dimasa sekarang; bagaimana kita menilai sepak terjang Amerika Serikat atas pengaruhnya dibelahan bumi manapun. Apa itu tentara “Bergajah” dalam surat Al-Fiil ? Al-Qur'an memberikan keterangan global atas sejarah ini dalam surat Al-Fiil (ayat 1-5). Namun definisi dari beberapa kalangan penfasir Qur'an lebih menekankan makna “Gajah” atau “Pasukan yang menggunakan kendaraan Gajah”
  • 4. bahkan ada yang menafsirkan “Pasukan Tentara Abrahah”. Semua ini disandarkan pada sejarah keterlibatan hewan Gajah di daratan Arab pada waktu itu. Dan Gajah-gajah yang digunakan oleh Abrahah didatangkan dari negeri India. Benarkah demikian? Tidak salah menafsirkan bahwa memang Gajah yang digunakan untuk mendefinisikan Al-Fiil ini, namun penelusuran sejarahnya ini pun masih simpang siur kebenarannya. Tentulah bila kurang jelas sejarahnya ini, Saya bisa katakan sebagai 'mitos'. Karena Mitos bisa saja berisi kebenaran, atau kebohongan, bahkan samar-samar yang tidak memberikan sumber kejelasan suatu kisah. Tidak ada larangan dalam mendefinisikan suatu makna yang terkandung dalam Qur'an, sepanjang masih memiliki induksi dan deduksi kata dan maknanya. Jadi konklusi makna sah-sah saja dilakukan dalam mencari sebuah makna ayat. Suatu hal yang berharga bila Anda dapat mencari konklusi makna dari ayat Qur'an dengan menemukan 'benang merah' dari kronologis sebuah kisah dalam Qur'an, sekalipun sumber-sumber dalil naqli banyak mendukung makna-makna ayat-ayat tersebut. Yakini sepenuhnya bahwa Qur'an sebuah kitab universal yang mampu memberikan penjelasan-penjelasan rasional dari berbagai kehidupan, dari berbagai jaman hingga kehidupan ini berakhir. Qur'an bukan kitab 'usang' yang tidak sanggup menafsirkan jaman setelah jaman berikutnya. Qur'an sebuah kitab yang mampu mengikuti jaman dan penafsiran dari berbagai individu yang berusaha mencari kebenaran di dalamnya. Pembenaran Qur'an diperlukan pemahaman akal yang luas, penelusuran sejarah masa lalu dan penelitian ilmu pengetahuan, semua itu penunjang bagi kita dalam mencari pembenaran setelah kebenaran yang sudah kita terima. Dalam surat Al-Fiil, Saya lebih condong menafsirkannya dengan makna “Kekuatan Militer”, “Pasukan Tangguh”, atau “Tirani Kekuasaan”. Hal ini Saya dasarkan pada penafsiran “Bergajah” atau “Tentara Bergajah” untuk kata “Al-Fiil”. Saya menelusuri benang merah antara “Al-Fiil” dengan ayat ke 3-5 dalam surat ini. Jadi kita maknai saja Al-Fiil ini dengan makna “Tirani Kekuasaan”, karena menurut saya lebih tepat dengan konotasi ini. Ya, kini kita maknai bahwa Al-Fiil adalah “Tirani Kekuasaan” yang kala itu dipegang oleh rezim Abrahah (Kerajaan Habsyi) yang berencana menggulingkan rezim Ka'bah dengan kudeta militernya. Rezim Ka'bah pada masa itu sangat dihormati di beberapa kalangan Arab dan Yahudi serta suku Arab Quraisy (suku terbanyak di tanah Arab). Kekuatan pengaruh rezim ini karena banyak didukung oleh golongan pengusaha dan penguasa setempat
  • 5. serta pejabat-pejabat kerajaan-kerajaan kecil yang ada didaratan Arab. Salah satunya adalah dinasti Hasyim, yang tampuk pimpinannya dipegang oleh Abdul Muthalib (Kakek Nabi Muhammad SAW). Dinasti Hasyim adalah konglomerat besar sekaligus pejabat wilayah yang ada di kota Mekah. Apa itu “Ababil” dalam surat Al-Fiil ? “Thayran Abaabil” adalah makna kata yang sering ditafsirkan banyak kalangan Islam sebagai “Burung terbang yang berbondong-bondong”, bahkan ada yang menafsirkannya sebagai “Burung Ababil”, serta sebagian kecil yang menafsirkannya dengan makna “Hewan terbang yang bersayap, terbang berbondong-bondong”. Benarkah penafsiran makna tersebut seperti itu? Dalam dunia ilmu pengetahuan, species “Ababil” yang banyak dikatakan sebagian orang itu, adalah species yang tidak dikenal dalam dunia unggas. Palaentologi dan zoologi tidak pernah menemukan species burung dengan kriteria yang banyak diyakini sebagian umat Islam sebagai burung terbang yang mampu membawa batu-batu kecil di kakinya, yang bernama Ababil tersebut. Apalagi hewan ini disinyalir ada di daratan Arab sana. Sesungguhnya Qur'an telah memberikan makna yang dalam atas penamaan sebuah hewan yang memiliki peran besar dalam sejarah Abrahah ini. Namun patut disayangkan bahwa sebagian besar orang Islam memaknainya sebagai “Burung”. Padahal makna “Thayran Ababil” adalah bermakna khusus, sebagaimana halnya kita membedakan unggas dengan serangga. Sekalipun jenis unggas memiliki sayap dan bisa terbang, serta serangga pun memiliki sayap dan bisa terbang, namun memiliki jenis klasifikasi yang berbeda dalam skala spesifikasinya. Begitupun dalam bahasa Arab, penyebutan tersebut mempunyai pemahaman yang berbeda, walaupun bermakna yang sama. Namun bahasa Arab sesungguhnya memberikan penekanan arti yang khusus, yang perlu bagi setiap penafsir mendalaminya lebih jauh. Semua itu bisa dikaji bila kita menggunakan dasar ilmu pengetahuan untuk mencari makna di balik “Thayran ababil” ini. Disini Saya menafsirkan “Thayran Abaabil” sebagai “Hewan terbang bersayap”, “Serangga”, atau “Serangga Terbang”. Atas dasar penafsiran inilah, maka Saya memaknai “Thayran Abaabil” sebagai arti khusus adalah “LALAT”. Hal ini disandarkan pada jenis serangga yang memiliki kriteria- kriteria penafsiran pada lanjutan ayat sesudahnya. Penafsiran Saya ini bisa Anda terima bila kita melanjutkan penafsiran keterangan ayat-ayat berikutnya setelah “Thayran Abaabil”. Karena masih ada keterangan ayat lagi yang memberikan penguatan atas
  • 6. kriteria hewan yang dimaksud tersebut. Kita lepaskan dahulu pemahaman selama ini bahwa adanya “Burung terbang, membawa batu, lalu dilempar ke orang-orang di bawahnya, kemudian orang-orang tersebut terbakar, lalu tewas”. Kini kita tidak lagi bersandar pada penjelasan 'mitos' tentang “Thayran Abaabil” itu. Namun kita akan berpegang pada keterangan ilmu pengetahuan tentang sejarah 'hewan' ini dan bukti-bukti lain yang menguatkan klasifikasi tentang hewan apakah itu. Mari kita telusuri lebih kompleks lagi dari penafsiran ayat 3-4 ini. Syeh Muhammad Abduh (Mufti Mesir) pernah menjelaskan dalam tafsirnya: “......tidak ada salahnya untuk membenarkan, bahwa yang dimaksud dengan binatang terbang itu (Thayr) adalah semacam Rengit atau Lalat, yang membawa hama penyakit. “Batu” itu adalah zat yang mengandung hama penyakit, yang karena ditiup angin melekat pada kaki binatang tersebut, dan apabila bersentuhan dengan tubuh manusia akan menyebabkan luka-luka dikulit, yang pada akhirnya menyebabkan tubuh rusak dan cacat”. Syeh ini pun masih diselimuti keraguan akan kepastian makna “Burung”, karena beliau tidak meyakini itu dan menguatkan penafsiran “hewan bersayap” atau “serangga” itu bukanlah burung yang biasa kita kenal, namun sejenis serangga khusus yang mampu menyebarkan suatu penyakit tertentu. Dan Saya setuju dengan penafsiran beliau. Ditemukannya Penyakit Cacar Pertama Kali. Penyakit cacar pertama kali diprediksi ditemukan sekitar tahun 500-600 Masehi. Penyakit ini ditimbulkan dari sejenis hama penyakit (virus) yang terbawa oleh angin, dan mampu bertahan pada suhu/cuaca yang hangat. Cacar jenis ini ditulari melalui sentuhan fisik pada orang lain, dan bisa pula melalui udara. Penyebaran virus melalui udara diperlukan media penyebar/penular. Pada masa itu serangga-lah yang mampu membawa bibit-bibit penyakit tersebut. Diantara serangga-serangga yang kita ketahui mampu membawa penyebaran virus-virus penyakit seperti Nyamuk, Lalat, dan Lebah. Ketika penyakit ini muncul dan diketahui hingga sekarang, bahwa serangga Lalat-lah yang mampu membawa bibit penyakit jenis ini, karena gejala- gejala penyakit ini pada tubuh manusia adalah di awali panas pada lapisan kulit, kemudian muncul bercak-bercak merah, lalu bentol dan gatal, menggelembung berisi cairan pada kulit, bila pecah terasa perih dan seperti terbakar pada kulit, kemudian kulit mengelupas, dan pada tahap akhir daya tahan tubuh mulai menurun, panas demam yang tinggi, sehingga banyak
  • 7. manusia yang tidak kuat menahan derita penyakit seperti ini. Penyakit ini tergolong baru dan belum diketahui oleh orang-orang pada masa itu. Itulah yang dinamakan penyakit Cacar pada dunia medis saat ini. Pertama kali muncul di tanah Mekah, yang menewaskan ratusan hingga ribuan orang, dimana kebanyakan yang tewas adalah para tentara penjajah (orang-orang Habsyi) yang telah lama bercokol disana (kurang lebih 30 tahun menjajah Mekah). Hal ini juga menjadi lembaran sejarah dunia medis, tentang wabah penyakit menular “Terdahsyat” yang disebabkan penyakit baru yang bersifat epidemi; “Cacar”. Penelusuran sejarah atas penyakit ini, diawali dari mewabahnya jenis penyakit ini yang menulari sebagian besar orang-orang Habsyi di tanah Arab dahulu. Banyaknya korban yang meninggal karena jenis penyakit ini menjadi pelajaran berharga, bahwa penyakit ini adalah jenis yang berbahaya yang mampu menelan banyak korban waktu itu. Karena tidak adanya penanggulangan penyakit kala itu, menyebabkan banyak penderita akut yang menulari orang lain yang masih sehat, sehingga karena keterbatasan pengetahuan orang-orang ketika itu dan memang belum ditemukannya serum pencegah penyakit, maka banyak pula diantara mereka yang mati dibantai oleh orang lain. Pembantaian dilakukan demi mencegah penularan penyakit lebih luas lagi. Bahkan ada pula yang dibakar hidup-hidup oleh keluarganya, demi menyelamatkan orang yang masih sehat agar tidak tertular. Usaha Kerajaan Habsyi Menundukkan Rezim Ka'bah. Rezim Ka'bah adalah rezim yang diberkahi oleh Tuhan atas tanah Mekah. Karena Tuhan telah memberi restuNya melalui utusanNya; Nabi Ibrahim a.s. Mekah menjadi kota yang penuh berkah, karena semua umat manusia beribadah kepadaNya melalui peribadatan masing-masing dalam satu tempat yang bernama Ka'bah. Ka'bah sebagai rumah Allah juga telah digaris dalam Qur'an (Ba'itullah). Kota suci keramat yang bernama Mekah yang didalamnya ada Ka'bah, sama seperti halnya kita mengenal Jerusalem saat ini, yang pernah menjadi pusat peribadatan bersama seluruh umat; Yahudi, Nasrani, dan Muslim hingga saat ini. Namun saat ini Israel berusaha mengambil alih (secara paksa) penguasaan hak atas Jerusalem. Rezim Zionis berusaha dan berupaya mati-matian mengambil alih kekuasaan dari rezim Palestina, yang notabene memiliki hak penuh penguasaan atas Jerusalem itu dan memiliki pengaruh keseluruh dunia Islam. Hampir tiga dasawarsa Zionis Yahudi menganeksasi Jerusalem, dengan dalihnya yang tidak logis; memindahkan status Tel Aviv ke kota ini, hingga Jerusalem kehilangan statusnya. Dan Rezim Arafat (alm) yang didukung kelompok Hamas & Fattah
  • 8. berusaha mempertahankan Jerusalem sebagai kota suci bersama. Inilah yang pernah terjadi pula pada tahun Gajah di masa lalu itu. Rezim Abrahah berusaha meruntuhkan rezim Ka'bah yang waktu itu memang menjadi 'mercusuar' dunia. Tidak ingin pamor dan kekuasaannya ditandingi oleh Ka'bah, kerajaan Habsyi ini berdalih dengan memindahkan tempat peribadatannya ke Mekah. Jalan damai penuh kelicikan itulah konsep mereka. Tetap saja bagi mereka penjajahan perlu dilakukan demi menaklukan pengaruh Ka'bah yang semakin meluas itu dan menjadi kiblat bagi setiap negeri. Berbagai pengaruh dilancarkan, mulai dari politik uang, hingga penindasan atas hak-hak kepemilikan tanah warga Arab. Bahkan para penguasa Habsyi banyak menahan para pejabat Ka'bah dan memblokade jalur-jalur perdagangan yang ada. Sehingga Mekah mengalami kemerosotan ekonomi dari sektor perdagangan luar negerinya. Sesungguhnya sama persis apa yang pernah kita alami tempo dulu, dimana rezim Juliana (kerajaan Belanda) berusaha meng'gencet' habis pengaruh dan kekuasaan dari rezim Soekarno ketika itu. Blokade ekonomi dan penangkapan para aktivis pejuang kemerdekaan bahkan pengasingan para pejabat Indonesia ketika itu semakin memprihatinkan. Belanda yang terkenal tentaranya kuat dan tangguh, berusaha menjajah negeri kita. Namun Tuhan berkehendak memelihara negeri ini dari tekanan Belanda ketika itu. Banyak sejumlah tentara Belanda yang selama 350 tahun bercokol di negeri kita akhirnya musnah terkena wabah penyakit kelamin (gonorhea/sifillis) yang menular pada waktu itu. Dan sebagian lainnya musnah akibat pertempuran sengit yang menyebabkan kekalahan yang memalukan bagi Belanda. Kontradiksi Penafsiran Al-Fiil. Sejenak kita tengok bagaimana penafsiran surat Al-Fiil yang hingga kini masih diyakini sepenuhnya di kalangan umat Islam itu.
  • 9. 1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia?, 3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). Coba lihatlah, dan renungkan maknanya dalam satu surat tersebut. Kesan apa yang Anda dapatkan? Ya, bila kita menafsirkan surat Al-Fiil tersebut berdasarkan terjemahan semata, jelaslah memberikan kesan 'dongeng' atau 'mitos' atas peristiwa yang telah Allah jelaskan tersebut. Padahal firman Tuhan dalam Al-Qur'an memberikan penegasan kisah yang sangat mendalam yang dituangkan dalam bentuk 'puisi' indah dalam susunan kata dan kalimatNya. Sehingga perlu bagi kita menggali lebih dalam apa yang Allah maksudkan dari semua kisah tersebut. Bukanlah hal yang wajar bahwa penegasan yang kita katakan 'benar' tersebut malah berujung pada pemahaman yang bersifat 'menina-bobokan' seorang bocah kecil. Padahal penafsiran isi surat ini pun memerlukan penajaman makna bahasa yang dalam dunia syair/puisi memberikan kesan yang 'luar biasa'. Mampukah kita me'luar biasa'kan makna tersebut? Pembenaran Atas Sebuah Kebenaran. Kini, marilah kita merefleksikan makna yang luar biasa tersebut. Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap Firman Tuhan yang terdapat dalam Al Qur'an merupakan penegasan atas sebuah kandungan kisah, petuah, petunjuk maupun sejarah yang digambarkan kedalam susunan kata yang bersyair indah. Ya, puisi Tuhan inilah yang memang tidak ada tandingannya. Sekalipun seluruh pujangga berupaya menghadirkan syair yang indah, tetaplah tidak bernilai 'luar biasa' dibandingkan dengan puisi Tuhan dalam Al-Qur'an ini. Salah satu puisi indah milik Tuhan itu ialah surat Al-Fiil ini. Seluruh kisah, peristiwa, dan kejadian yang telah berlalu dilukiskan hanya dengan beberapa rangkaian kalimat saja. Sungguh luar biasa apa yang di
  • 10. maknai Tuhan untuk diberikan kepada seluruh hambanya, sebagai cerminan hidup dan kehidupan kita di masa-masa berikutnya. Jadi, hendaknya Anda tidak menjadikan 'murahan' ayat-ayat Tuhan tersebut. Kesan 'murahan' disebabkan sikap Anda dalam memaknai setiap ayat-ayat Tuhan dengan penafsiran arti dan pemahaman yang kurang sempurna atau bahkan jauh dari apa yang Allah maksudkan untuk itu. Padahal bila kita mau merenungkan dan mendalami makna yang sebenarnya atas firman Tuhan ini, tentulah kita akan mendapatkan 'cahaya' tersebut yang akan menuntun kita mencapai sebuah kesimpulan yang bermakna tajam dan luas. Semua itu bisa dicapai dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan-lah yang menuntun kita untuk mendapatkan pembenaran atas sebuah kebenaran yang sudah kita terima selama ini. Surat Al-Fiil, adalah salah satu contoh dari sebuah firman Tuhan yang perlu ditelusuri lebih jauh, agar manusia dapat menemukan makna sebenarnya yang terkandung dalam ayatNya tersebut., sehingga memberikan hasil yang dapat mengagungkan kebesaranNya atas penegasan peristiwa yang belum diketahui hingga manusia dapat mengetahuinya. Inilah yang kita sebut keagungan Qur'an sebagai sebuah sumber yang otentik dari Tuhan Allah yang Maha Agung. Kesimpulan Penafsiran Al-Fiil. Surat Al-Fiil dalam Qur'an berisi penegasan Allah atas peristiwa yang terjadi pada tahun gajah (pada masa kejayaan kerajaan Habsyi). Abrahah bin As Sabbah adalah contoh dari penguasa yang tidak memandang bahwa dibalik kekuasaannya itu ada kekuasaan lain yang melebihi kerajaannya tersebut. Ialah kekuasaan Allah SWT. Abrahah tidak menyadari bahwa pengaruh dan kekuasaannya bukanlah menjadi tandinganNya yang mana ia telah tancapkan di bumi Mekah itu. Ka'bah, adalah simbol sebuah rezim yang mana dalang dibalik semua itu adalah Allah sendiri. Allah-lah yang menjadikan Ka'bah sebagai simbol kebesaran pengaruhNya dan KekuasaanNya atas bumi ini (ba'itullah). Sekalipun manusia memandang Abrahah sebagai sebuah rezim yang kuat dan besar di masa itu (bagaikan seekor Gajah), Allah malah sebaliknya menunjukkan kepada manusia bahwa kebesaran dan kekuatan yang sebenarnya adalah di dalam pengaruh Ka'bah itu sendiri, sebagai rezim yang memiliki pengaruh besar di seluruh penjuru dunia. Abrahah tidak pernah mampu menandingi bahkan meruntuhkan rezim ini. Segala daya upayanya selama puluhan tahun demi meruntuhkan rezim ini malah sia-sia tak berhasil. Pendudukannya atas tanah Mekah, demi meruntuhkan rezim ini dianggap oleh Allah sebagai sebuah bentuk
  • 11. pembangkangan terhadap seruan Tuhan, bahwa Tuhan telah menyerukan berabad-abad yang lalu melalui Ibrahim a.s, perihal peribadatan yang akan dibangun di bumi ini. Ya, Ka'bah sekaligus sebagai wadah berkumpulnya umat manusia di bumi ini untuk tetap setia memberikan ketaatannya kepada Sang Pencipta. Ka'bah pula sebagai moment penting yang telah Tuhan berikan 'pengajaran' dan 'pelajaran'Nya untuk umat manusia. Sikap yang sudah melampaui batas dari tindakan Abrahah, dirasa perlu bagi Allah untuk membalasnya. Hanya dengan makhluk ciptaanNya yang kecil (berupa serangga) pasukan Abrahah dibuat tak berdaya. Bagaikan 'semut' melawan 'gajah', namun malah membuat hasil yang luar biasa. Sungguh diluar dugaan, bahwa tentara Abrahah musnah oleh sekelompok hewan kecil ini (Lalat). Sekaligus Allah menurunkan 'pengajaran' baru bagi manusia tentang apa itu penyakit menular dan mewabah yang disebabkan dari hewan ini. Dan semua itu ditimpakan pada sekelompok manusia yang menjadi 'martir' dalam rencana Tuhan itu. Tidak lain merekalah para pengikut Abrahah, sebuah rezim kesewenang-wenangan yang tidak menilai dan memilah mana yang boleh dan tidak boleh dilampaui oleh kekuasaan manusia sebagai seorang hamba, bukan sebagai seorang Tuhan yang berkuasa atas segala pengaruh pada seluruh negeri. Lalat inilah yang menjadi penyebar virus penyakit baru yang bernama “Cacar”, yang terbang berkelompok, menghinggapi orang-orang yang telah ditandai Allah sebagai 'musuh', yang mana pada kaki Lalat tersebut telah telah menempel bibit penyakit (virus) cacar. Menghinggapi satu orang hingga menulari puluhan orang, dan membawa kerusakan pada kulit penderita berupa gatal-gatal dan bentol-bentol merah (seperti batu yang sangat panas), menggelembung berisi cairan yang terasa perih, serta menyebabkan kulit mengelupas (seperti daun yang dimakan ulat). Mereka banyak yang tewas mengenaskan, karena memang tidak dapat dicegah dengan berbagai cara dan obat-obatan lainnya. Ini adalah jenis penyakit baru yang belum diketahui banyak, serta belum ada obatnya. Wajarlah wabah penyakit ini sulit ditanggulangi saat itu. Satu persatu manusia berguguran. Banyak penderita yang tak tahan dengan penyakit ini, bahkan banyak pula penderita yang mengakhiri hidupnya sendiri dan diakhiri hidupnya oleh pihak lain. Mulai dari anak-anak, wanita dan orang tua banyak yang menjadi korban dari keganasan penyakit ini, dan yang terbanyak dari kalangan orang-orang Habsyi (tentara Abrahah). Wabah penyakit yang berjalan hanya beberapa bulan saja, sudah mampu merontokan ratusan bahkan ribuan orang pada masa itu. Berbagai tabib yang didatangkan dari segenap pelosok negeri tidak ada yang mampu menuntaskan wabah ini. Kehebohan wabah cacar ini membuat banyak orang
  • 12. di kota Mekah yang mengungsi keluar kota, demi menghindari penularannya. Pengungsian besar-besaran dari warga kota Mekah dianggap oleh Abrahah sebagai sebuah keuntungan untuk mengambil alih kekuasaan dari rezim Ka'bah. Abrahah tetap meyerukan kepada seluruh warganya untuk bertahan di kota Mekah dengan alasan yang dibuat-buat, sebagai 'pembodohan publik' atas warganya sendiri bahwa mereka adalah berhak atas tanah Mekah dan hidup di wilayah Mekah. Apapun yang terjadi mereka harus menghadapinya dan menyelesaikannya sendiri tanpa campur tangan pemerintahan Mekah saat itu. Dinasti Hasyim yang berkuasa saat itu tidak mau menggubris apapun aspirasi yang datang dari para pendukung Abrahah ini. Rezim Ka'bah menganggap bahwa kerajaan Habsyi dibawah pimpinan Abrahah telah berupaya menganeksasi wilayah Mekah, dan ini adalah bentuk penjajahan atas negeri mereka. Walaupun mereka ingin berontak untuk melawan rezim Abrahah, namun apa daya, mereka tidak cukup sanggup menghadapi kudeta Abrahah yang telah dilancarkannya tersebut. Namun nasib berkata lain. Allah memberikan pertolonganNya kepada rezim Ka'bah untuk bangkit menghadapi rezim Abrahah. Sebagian besar orang- orang Habsyi dimusnahkan dengan wabah penyakit menular, sehingga Abrahah mengalami kekurangan tentaranya dalam jumlah banyak, dan sebagian lagi menjadi tandingan yang seimbang bagi warga Mekah dalam memberikan perlawanan dan memusnahkannya pada pertempuran berikutnya. Inilah Kekalahan atas Abrahah dan antek-anteknya, serta kemenangan atas rezim Ka'bah dan warganya. Demikianlah kemusnahan tentara Abrahah yang terjadi pada periode tahun gajah itu. Peristiwa ini memberi pelajaran penting, bahwa “Tirani Kekuasaan” memiliki batasan yang tidak boleh melampaui batas-batas kekuasaan Tuhan. Bila hal itu terlampaui, jelas ini merupakan pelanggaran atas hak-hak Tuhan sebagai sang pemilik kekuasaan tertinggi dalam kehidupan makhluk ciptaanNya, sekaligus penguasa atas kerajaan langit dan bumi, Maha Raja atas seluruh raja dari seluruh kerajaan yang berkuasa dan berpengaruh di bumi manapun. Ini adalah batas-batas yang perlu disadari oleh hambaNya. Kisah Abrahah dan tentaranya adalah contoh dari peristiwa yang telah dilukiskan Allah dalam puisiNya yang indah itu (Al-Fiil, ayat 1-5). --2012--