Survei menunjukkan bahwa tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam melindungi hutan dan pertumbuhan ekonomi adalah tekanan untuk mengubah hutan menjadi lahan perkebunan dan pertambangan serta pelanggaran batas lahan hutan oleh petani kecil. Tindakan penting yang dapat dilakukan adalah memperbaiki penegakan hukum kehutanan dan peraturan penggunaan lahan. Dunia internasional perlu mempercepat kesepakatan REDD+ global
2. Apa tantangan yang paling penting dan mendesak untuk
diselesaikan dalam memadukan perlindungan hutan dengan
pertumbuhan ekonomi?
1. Degradasi hutan yang disebabkan oleh penebangan kayu legal maupun liar
17%
2. Tekanan untuk mengubah hutan menjadi perkebunan kelapa sawit komersial dan lahan pertanian lainnya
14%
3. Pelanggaran batas lahan hutan oleh petani kecil
21%
4. Tekanan untuk mengubah vegetasi hutan alam dengan spesies yang cepat menghasilkan/rentang
hidup pendek maupun pembalakan liar untuk memasok industri pulp dan kertas
24%
5. Tekanan untuk membuka lahan hutan untuk kegiatan pertambangan
24%
3. Apa tindakan yang paling penting dan mendesak yang dapat
dilakukan di Indonesia untuk menghadapi tantangan-
tantangan ini?
1. Memperbaiki penegakan hukum di sektor kehutanan – termasuk mempercepat penerapan sistem SLVK –
untuk memastikan pasokan kayu yang legal dan lestari ke pasar domestik dan global
15%
2. Memperbaiki peraturan penggunaan lahan untuk mengatasi kendala dan memberikan insentif kepada
pengembangan perkebunan baru di lahan kritis, serta mengintensifkan produksi di lahan yang sudah ditanami
26%
3. Memperkuat perencanaan penggunaan lahan melalui peningkatan kapasitas, transparansi, partisipasi, dan
koordinasi untuk penyetaraan pandangan di seluruh tingkatan
14%
4. Menyederhanakan peraturan dan meningkatkan dukungan atas usaha-usaha baru yang berbasis
perlindungan hutan, seperti restorasi ekosistem dan proyek-proyek REDD
17%
5. Menggunakan moratorium konsesi baru untuk meninjau dan merasionalisasi penggunaan lahan hutan
28%
4. Apa tantangan yang paling penting dan mendesak dalam
perancangan dan penerapan REDD+ di Indonesia?
1. Tidak adanya kerangka peraturan dan strategi yang jelas di tingkat nasional untuk mendukung REDD+
41%
2. Persaingan untuk mendapatkan lahan pengembangan perkebunan, pertanian dan pertambangan
20%
3. Konflik yang tidak terselesaikan dan tidak adanya kejelasan mengenai hak tenurial lahan
26%
4. Kekurangan pendanaan
4%
5. Tidak adanya kerangka internasional yang jelas mengenai REDD+
9%
5. Apa tindakan yang paling penting dan mendesak yang dapat
diambil di dalam Indonesia untuk menghadapi tantangan-
tantangan ini?
1. Memperbaiki perencanaan tata ruang di tingkat propinsi
20%
2. Mempercepat penyelesaian konflik dan ketidakpastian tenurial lahan
24%
3. Menyederhanakan peraturan dan mengurangi biaya transaksi bagi para penanam modal di REDD+
17%
4. Meningkatkan upaya-upaya penegakan hukum untuk mengurangi degradasi dan konversi lahan hutan
yang ilegal
26%
5. Mempercepat kemajuan penerapan syarat-syarat di Letter of Intent – termasuk melaksanakan
moratorium, mengembangkan sistem MRV dan membentuk badan REDD+
13%
6. Apa tindakan yang paling penting dan mendesak yang perlu
diambil oleh dunia internasional untuk memampukan
Indonesia menghadapi tantangan-tantangan ini?
1. Meningkatkan investasi bilateral dan multilateral untuk “persiapan REDD” di tingkat nasional
9%
2. Meningkatkan investasi swasta yang tersedia untuk proyek-proyek REDD+
7%
3. Mempercepat tercapainya kesepakatan mengenai mekanisme REDD+ di tingkat global melalui UNFCCC
28%
4. Meningkatkan investasi bilateral dan multilateral untuk memperkuat kapasitas serta menerapkan proyek
di tingkat sub-nasional
23%
5. Bekerja sama untuk menutup pasar dan membatasi pendanaan bagi komoditas yang diproduksi secara
ilegal dan tidak lestari yang bersaing dengan REDD+ di lahan hutan
32%