1. 1
Pembelajaran Kolaborasi dengan Strategi Pesta Sebagian besar siswa beranggapan bahwa
Pertanyaan untuk Meningkatkan Partisipasi
Siswa, Keterampilan Sosial, dan Prestasi Belajar belajar adalah aktivitas yang tidak
Syaiful Khafid menyenangkan, duduk berjam-jam dengan
Email: syaiful.khafid@yahoo.co.id
Jln. Perempatan RT 03/RW 03 Weru Paciran, mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu
Lamongan 62264
pokok bahasan atau kompetensi dasar, baik yang
sedang disampaikan guru maupun yang sedang
ABSTRACT: Purpose of this class
action research is for knowing dihadapi di meja belajar. Kegiatan itu hampir
collaboration learning application
with strategy of question party can selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya
increase: (1) student paticipation in
learning geography, (2) student aktif untuk memperdalam ilmu. Mereka tidak
social skill learning geography; (3)
geography learning achievement, menemukan kesadaran untuk mengerjakan
and (4) student positive response
toward collaboration learning seluruh tugas-tugas sekolah. Sebagian besar
application with question party
strategy. Prosedure of this class siswa yang mengganggap, mengikuti pelajaran
action research include three cycles,
and every cycle consists of planning, tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar
implementation, observation, and
replection.This action research is absensi, mencari nilai, melewati jalan yang harus
done in SMA Negeri 1 Sidayu, with
the subject is students class X-1 ditempuh, dan tanpa disertai kesadaran untuk
amoumt 32 people who consist of 9
boys and 23 girls. The research menambah wawasan ataupun mengasah
result shows that collaboration
learning application with question keterampilan.
party strategy can increase: (1)
student participation in learning Semangat belajar siswa menurun, selain
geography, (2) student social skill in
learning geography; (3) geography disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis
learning achievement, and (4)
student has positive response pembelajaran yang diterapkan oleh guru, juga
toward question party strategy
application. berakar pada paradigma pendidikan konvensional
Kata kunci: pembelajaran yang selalu menggunakan metode pengajaran
kolaborasi, strategi pesta
pertanyaan, partisipasi siswa, klasikal dan metode ceramah, tanpa pernah
keterampilan sosial, prestasi belajar
diselingi berbagai metode yang menantang untuk
berusaha, termasuk adanya penyekat ruang
2. 2
struktural yang begitu tinggi antara guru dan dan pengingat. Karena itu, guru Geografi
siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang hendaknya memiliki pemahaman yang memadai
berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak memiliki tentang siswa yang menjadi sasaran tugasnya.
inisiatif, serta kontributif baik secara intelektual Pemahaman ini menyangkut kesiapan,
maupun emosional. Pertanyaan dari siswa, kemampuan, ketidakmampuan, dan latar
gagasan, ataupun pendapat jarang muncul. belakang siswa yang semua itu akan membantu
Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang gutu dalam melaksanakan tugasnyanya.
diikuti oleh gagasan lain sebagai respon (Khafid, Kewajiban guru dalam pembelajaran bukan
2008: 19). hanya menyampaikan konsep-konsep materi agar
Ada tiga faktor penyebab rendahnya dapat dimengerti oleh siswa, melainkan juga
pertisipasi siswa dan keterampilan sosial dalam perlu memberikan pengalaman kepada siswa
proses belajar mengajar, yaitu: (1) siswa kurang untuk berlatih bekerja sama misanya membuat
memiliki kemamuan untuk merumuskan gagasan pertanyaan, dan partisipasi dalam mengikuti
sendiri, (2) siswa kurang memiliki keberanian kegiatan belajar mengajar Geografi di kelas. Pada
untuk menyampaikan pendapat kepada orang pembelajaran Geografi di kelas X-1 SMA Negeri 1
lain, dan (3) siswa belum terbiasa bersaing Sidayu dijumpai banyak kesulitan, permasalahan
menyampaikan pendapat dengan teman yang lain itu berasal dari asumsi: 1) kegiatan pembelajaran
(Abimanyu, 1995:8). Kesalahan tersebut, tidak kurang menekankan aktivitas belajar siswa, 2)
dapat hanya dibebankan kepada siswa saja, upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
tetapi yang pertama bertanggung jawab bekerja sama dalam memecahkan masalah
hendaknya guru. Guru kadang-kadang secara menggunakan model pembelajaran kolaborasi
sadar atau tidak menerapkan sifat otoriter, dengan strategi pesta pertanyaan belum
menghindari pertanyaan dari siswa, mendapat perhatian guru, 3) penyelesaian
menyampaikan ilmu pengetahuan secara searah, masalah kegeografian tidak cukup hanya
menganggap siswa sebagai penerima, pencatat, menghafal konsep-konsep saja, dan 4) guru
3. 3
belum mencoba aneka metode pembelajaran anggota kelompok tidak bisa menggantungkan
yang diintegrasikan ke dalam penelitian tindakan. pada anggota yang lain. Setiap siswa mendapat
Berdasarkan hasil pengamatan yang kesempatan sama untuk menunjang timnya
dilakukan pada siswa kelas X-1 ketika diberikan mendapat nilai yang maksimal, sehingga
soal-soal yang berkaitan dengan materi pokok: termotivasi untuk belajar. Dengan demikian,
konsep Geografi, pendekatan Geografi, prinsip setiap individu merasa mendapat tugas dan
Geografi, dan aspek Geografi pada semester gasal tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga tujuan
dengan nilai rata-rata yang diperoleh 62,5 dan pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
46% dari siswa tidak tuntas belajar. Hal itu pertanyaan dapat berjalan bermakna dan tujuan
menunjukkan masih belum maksimal penguasaan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal
materi pelajaran Geografi. Penelitian ini sesuai dengan harapan tujuan pendidikan
memberikan solusi memperbaiki sekaligus nasional.
meningkatkan mutu proses belajar mengajar Dalam konteks di atas, tugas guru adalah
melalui pembelajaran kolaborasi dengan strategi mempermudah siswa untuk belajar, memberikan
pesta pertanyaan diharapkan dapat kondisi yang kondusif yang mampu menciptakan
meningkatkan aktivitas siswa, partisipasi dalam pembelajaran bermakna secara signifikan bagi
berdiskusi, keterampilan sosial, prestasi belajar diri siswa secara holistik, tujuannya untuk
Geografi, dan respon positif siswa terhadap kepentingan kelompok meliputi guru,
model pembelajaraan kolaborasi dengan strategi komunitasnya termasuk siswa. Keingintahuan
pesta pertanyaan. siswa secara bebas, keterbukaan, dan segala
Beberapa kelebihan pembelajaran kolaborasi sesuatunya dapat digali dan dipertanyakan. Pada
dengan strategi pesta pertanyaan, yaitu adanya akhirnya, tuntutan mutu pendidikan untuk
kerja sama dalam kelompok dan untuk mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
menentukan keberhasilan kelompok bergantung berkualitas dapat dicapai sesuai dengan harapan
pada keberhasilan individu sehingga setiap kita.
4. 4
Pengertian kolaborasi sering disamakan satu sama lain dan mereka bekerja sama saling
dengan kooperasi. Kerja sama yang disebut menguntungkan. Dalam praktik atau
kooperasi ini adalah sebuah struktur kerja sama penerapannya, pembelajaran kolaborasi yang
dalam bentuk kerja kelompok. Di dalam struktur dilakukan di sekolah lebih berkenaan dengan
kerja kooperasi ini terjadi proses-proses interaksi kerja kelompok biasa yang antaranggotanya tidak
antaranggota kelompok, yang disebut kolaborasi. bergantung satu sama lain.
Kolaborasi merupakan suatu landasan interaksi Pembelajaran kolaborasi merupakan sistem
dan cara hidup seseorang di mana individu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
bertanggung jawab atas tindakannya, yang pebelajar untuk bekerja sama dengan yang lain
mencakup kemampuan belajar dan menghargai dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh
serta memberikan dukungan terhadap dikatakan, pembelajaran kolaborasi hanya
kelompoknya. Melalui aktivitas itu, kita dapat berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok
mengidentifikasi perilaku-perilaku kolaborasi, atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja
menempatkan perilaku tersebut dalam urutan sama secara terarah untuk mencapai tujuan yang
yang sesuai, dan pebelajar sudah ditentukan dengan jumlah anggota
mendemonstrasikannya. Inti keterampilan kelompok pada umumnya terdiri atas 4-6 orang
kolaborasi adalah kemampuan untuk melakukan (Lie, 2002; Khafid, 2010).
tukar pikiran dan perasaan antara pebelajar yang Pembelajaran kolaborasi merupakan suatu
satu sama lainnya pada tingkatan yang sama model pembelajaran yang saat ini banyak
(Setyosari, 2009). digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
Pembelajaran kolaborasi menekankan mengajar yang berpusat pada siswa, terutama
pentingnya pengembangan belajar secara untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
bermakna dan pemecahan masalah secara guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
intelektual serta pengembangan aspek sosial. bekerja sama dengan orang lain, siswa yang
Dengan demikian, di antara pebelajar bergantung agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model
5. 5
pembelajaran ini telah terbukti dapat jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan sekelompoknya, 4) guru membantu
berbagai usia. mengembangkan keterampilan-keterampilan
Djajadisastra (dalam Isjoni, 2007: 19-20) interpersonal kelompok, dan 5) guru hanya
mengemukakan, metode belajar kelompok atau berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
lazim disebut dengan metode kolaborasi (Isjoni, 2007: 20)
merupakan suatu metode mengajar di mana Strategi pesta pertanyaan adalah suatu
siswa disusun dalam kelompok-kelompok pada strategi pembelajaran yang digunakan untuk
waktu menerima pelajaran atau mengerjakan melatih siswa aktif membuat pertanyaan
soal-soal dan tugas-tugas. Pendapat Nasution kemudian dijawab teman-temannya (Sulistyo,
dikutip Isjoni (2007: 20) belajar kelompok itu 2007: 9). Strategi pesta pertanyaan yang
efektif kalau setiap individu merasa bertanggung diterapkan dalam pembelajaran ini bertujuan
jawab terhadap kelompok, siswa turut agar informasi yang diterima siswa dapat
berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu disimpan dalam memori jangka panjang sehingga
lain secara efektif, menimbulkan perubahan yang tidak menjadi pengetahuan sesaat. Otak kita
konstruktif pada kelakuan seseorang dan setiap perlu mempertanyakan informasi, merumuskan,
anggota aman dan puas di dalam kelas. dan menjelaskannya pada orang lain agar dapat
Suryosubroto (dalam Isjoni, 2007: 20) menyimpannya dalam memori.
menyebutkan, belajar kelompok dibentuk dengan Di samping itu, strategi pesta pertanyaan ini
harapan para siswa dapat berpartisipasi aktif dapat melatih siswa untuk belajar meneliti
dalam pembelajaran. asumsi, mengakui sudut pandang yang berbeda,
Beberapa ciri pembelajaran kolaborasi dan mempertimbangkan makna kata. Dengan
adalah: 1) setiap anggota memiliki peran, 2) menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara
terjadi hubungan interaksi langsung di antara rutin, siswa belajar meneliti asumsi, menghadapi
siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung
6. 6
prasangka, mengakui sudut pandang yang pertanyaan berkaitan dengan materi yang
beragam, dan mempertimbangkan makna kata. sedang dibahas; 3) pertanyaan dari suatu
Pendapat Mulyasa sebagaimana dikutip kelompok dikumpulkann untuk diberikan kepada
Sulistyo (2007) bahwa tanya jawab yang kelompok lain yang terdekat; (4) setiap kelompok
berlangsung selama pembelajaran didorong oleh menjawab pertanyaan; dan 5) kegiatan
inkuiri siswa. Dengan demikian, rasa ingin tahu presentasi membahas pertanyaan dan jawaban
siswa dapat disalurkan melalui kegiatan pesta dari kelompok-kelompok.
pertanyaan yang dibimbing oleh guru sebagai Lebih jelasnya, skenario model pembelajaran
pembimbing dengan peran selaku motivator, kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan pada
fasilitator, dan konsultan. Kegiatan bertanya mata pelajaran Geografi untuk memahami
antara siswa dan siswa, atau siswa dan guru konsep ‘uniflying geography’ supaya siswa
dapat mendorong siswa untuk aktif berpikir dan memiliki penguasaan Geografi yang benar dan
belajar sepanjang hayat. Pertanyaan dalam berwawasan mondial, dapat digambarkan
interaksi belajar mengajar adalah penting, karena sebagai berikut.
dapat menjadi perangsang yang memotivasi
siswa untuk aktif, kreatif, dan bersemangat dalam
berpikir dan belajar sehingga dapat
Setiap Setiap
siswa siswa
membangkitkan pengertian baru. bekerja
Dijawab
bekerja
oleh
sama kelompo sama
Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat k lain membua
pertanya Dijaw t
an Dijaw pertanya
menerapkan strategi pesta pertanyaan dalam ab
ab an
oleh
oleh
kelom
memahami ‘uniflying geography’ supaya siswa kelom
pok
pok
lain
Setiap lain Setiap
memiliki keterampilan Geografi, sebagai berikut: siswa siswa
bekerja bekerja
sama sama
1) guru menyajikan materi pelajaran Geografi
membuat membua
pertanya Dijaw t
melalui lembar kegiatan siswa; 2) setiap siswa an Dijaw pertanya
ab ab
oleh an
oleh
dalam kelompok bekerja sama membuat kelom kelom
pok pok
lain lain Setiap
Setiap
siswa siswa
bekerja bekerja
7. 7
kondusif, karena siswa lebih berperan serta,
terjadi keraja sama kooperatif, lebih terbuka, dan
sensitif dalam proses pembelajaran. Siswa
dituntut berani mengemukakan ide-ide, kerja
sama atau keterampilan sosial, melontarkan
permasalahan, dan mencari solusinya. Menurut
Supriatna (2005) pembelajaran kolaborasi dapatt
membangun keterampilan sosial dalam diri siswa.
Pendapat Budimansyah (2002: 1) supaya aktif
Gambar 1. Skenario Strategi Pesta Pertanyaan terlibat belajar siswa harus memiliki kemampuan
Partisipasi berarti prakarsa, peran aktif dan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan
keterlibatan semua pelaku siswa dalam konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai.
mempelajari Geografi (Adisasmita, 2008: 2; Prestasi belajar Geografi adalah kemampuan
Sukidin dkk. 2002: 159) mengemukakan bahwa menuntaskan dalam arti memahami atau
partisipasi siswa merupakan suatu tingkat menguasai materi minimal pada mata pelajaran
sejauhmana peran siswa melibatkan diri di dalam Geografi yang ditunjukkan dari hasil ulangan
kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan harian siswa dengan standar ketuntasan belajar
pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. minimal yang ditentukan guru. Prestasi belajar
Partisipasi siswa dalam belajar diartikan kegiatan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
atau keadaan mengambil bagian dalam suatu mengajar dengan kriteria ketuntasan minimal
aktivitas pembelajaran Geografi untuk mencapai pada mata pelajaran Geografi.
suatu kemanfaatan secara optimal. Pengertian prestasi adalah rumusan hasil
Pembelajaran kolaborasi dengan strategi yang telah dicapai oleh seseorang setelah
pesta pertanyaan dilakukan oleh guru akan melakukan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.
mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih Prestasi belajar ini tampak dalam tingkah laku
8. 8
individu, baik dari segi kognitif, afektif maupun dan berperan sebagai umpan balik dalam
psikomotorik. Slameto (2003: 45), menyatakan meningkatkan mutu pendidikan, 4)
“prestasi belajar adalah suatu kemajuan yang prestasi belajar sebagai indikator internal dari
merupakan kesimpulan konsep atau nilai yang suatu lembaga pendidikan, indikator
dapat diterapkan dalam hidup, situasi atau internal dalam artian bahwa prestasi belajar
pengalaman baru, pergaulan dengan teman, dapat dijadikan indikator tingkat
perilaku di sekolah, di rumah ataupun di dalam produktivitas suatu lembaga pendidikan, dan 5)
lingkungan tetangga”. Dengan demikian prestasi belajar dapat dijadikan
pengertian prestasi belajar dapat disimpulkan indikator terhadap daya serap atau
sebagai hasil yang dicapai siswa dalam proses kecerdasan siswa. Dalam proses belajar
belajar di sekolah yang berupa penguasaan mengajar, siswa merupakan masalah yang
pengetahuan, kecakapan hidup, dan sikap yang pertama dan utama, karena siswalah
umumnya dinyatakan dalam bentuk angka. yang diharapkan dapat menyerap seluruh
Prestasi belajar semakin terasa penting materi pelajaran yang diprogramkan
karena mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1) dalam kurikulum.
prestasi belajar menunjukkan indikator kualitas Berdasarkan uraian di atas maka
dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai
siswa, 2) prestasi belajar sebagai lambang berikut: 1) bagaimanakah partisipasi siswa dalam
pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan mempelajari Geografi, ketika diimplementasikan
asumsi bahwa hal ini sebagai tendensi pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pertanyaan?; 2) apakah implementasi
pada manusia, 3) prestasi belajar sebagai bahan pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya pertanyaan dapat meningkatkan keterampilan
bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sosial siswa?; 3) apakah implementasi
pendorong bagi siswa untuk meningkatkan ilmu pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
9. 9
pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi meningkat (Wardhani, 2007: 15).
Geografi?; dan 4) bagaimanakah respon siswa Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
terhadap pembelajaran kolaborasi dengan proses investigasi terkendali yang berdaur ulang
strategi pesta pertanyaan? dan reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru
bertujuan untuk memperbaiki sistem, cara kerja,
METODE
proses, isi, kompetensi, atau situasi
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sidayu,
pembelajaran.
Gresik pada semester gasal tahun pelajaran
Status guru dalam penelitian tindakan kelas
2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa
ini adalah sebagai pengamat atau peneliti
kelas X-1 dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.
sekaligus sebagai pelaksana tindakan. Secara
jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 siswa,
umum pelaksanaan akan dilakukan selama tiga
sedangkan siswa perempuan berjumlah 23 siswa.
siklus yang pada siklusnya diterapkan tindakan
Dipilihnya kelas X-1 sebagai subjek penelitian
tertentu. Dalam setiap siklus aktivitas penelitian
tindakan ini dengan alasan bahwa sebagian siswa
dilakukan melalui prosedur penelitian yang
di kelas ini kurang bergairah belajar, motivasi
berupa: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan
belajar rendah, aktivitas belajar siswa pasif, dan
tindakan, 3) pengamatan tindakan, dan 4)
rendahnya prestasi belajar kalau dibandingan
refleksi.
dengan kelas-kelas lainnya. Peneliti adalah guru
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan
Geografi yang mendapat tugas tambahan sebagai
teknik pengumpulan data antara lain: 1) metode
kepala SMA Negeri 1 Sidayu.
observasi yaitu dilakukan untuk memperoleh
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan
data dari siswa yang sedang melakukan
penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang
tindakan pembelajaran materi pokok: konsep
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
Geografi, pendekatan Geografi, prinsip Geografi,
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
dan aspek Geografi melalui pembelajaran
memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik
kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan, 2)
sehingga kualitas proses dan hasil belajar siswa
10. 10
metode angket, yaitu digunakan untuk rata nilai 68,5 ketuntasan secara klasikal 62,5%,
mengukur respon siswa. Daftar pertanyaan dua belas siswa yang tidak tuntas.
diberikan kepada siswa untuk mengetahui Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini
gambaran permasalahan yang dihadapi, dan 3) siswa mengkaji materi pokok: konsep Geografi.
metode tes, yaitu dilakukan untuk mengetahui Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi,
ketuntasan belajar setelah siswa mengikuti desain pembelajaran, bahan ajar Geografi, dan
serangkaian kegiatan pembelajaran. soal evaluasi. Dalam RPP dirancang dengan
Berdasarkan pengamatan kondisi awal kelas kegiatan pendahuluan yang meliputi menjelaskan
X-1 nilai rata-rata ulangan harian di bawah kelas tujuan pembelajaran memberikan motivasi, dan
X lainnya. Dari data-data yang diperoleh yaitu apersepsi kepada siswa. Kegiatan inti yang
data prestasi belajar Geografi, partisipasi siswa, direncanakan antara lain: menjelaskan materi
dan keterampilan sosial siswa merupakan data konsep Geografi, membentuk kelompok, setiap
utama dalam penelitian ini, sedangkan data kelompok menyusun soal, setiap berdiskusi
respon siswa adalah data pendukung. Data menjawab pertanyaan, dan setiap kelompok
tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi dan secara bergilir melakukan presentasi. Sebelum
persentase. kegiatan pembelajaran ditutup pada siklus I ini
dilakukan apresiasi terhadap setiap kelompok
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang sudah melakukan presentasi.
Keadaan awal sebelum implementasi
Kegiatan yang dilakukan guru pada saat
pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
pembelajaran antara lain menyampaikan
pertanyaan pada mata pelajaran Geografi yang
informasi tentang materi konsep Geografi siswa
membahas materi pokok pengantar Geografi
membentuk kelompok, kegiatan strategi pesta
(konsep. pendekatan, prinsip, dan aspek
pertanyaan diarahkan untuk melatih siswa
Geografi) menggunakan metode pembelajaran
bekerja sama dalam membuat dan menjawab
konvensional yaitu ceramah, penugasan dan
pertanyaan dari materi Geografi yang ditentukan.
tanya jawab. Hasil tes ulangan harian adalah rata-
11. 11
Guru membimbing siswa dalam mempelajari mendengarkan dengan aktif banyak, merespon
beragam sumber, membuat soal, berdiskusi, pendapat teman sedang, mengambil giliran
menjawab soal, dan mengawasi kegiatan siswa. beride sedang, mempresentasikan hasil kerja
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok sedang.
kelompok yang memperoleh skor atau nilai Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
tertinggi. Selanjutnya ditutup dengan dilakukan dapat dievaluasi dan direfleksi dengan
menyimpulkan bersama dan memberi tugas ditemukan hambatan yaitu: 1) sebagian siswa
rumah untuk minggu depan. ada yang terlalu mendominasi dalam kerja
Memperhatikan hasil observasi terlihat sama, sehingga kesempatan teman untuk ikut
adanya kenaikan jumlah siswa yang tuntas hasil kerja sama masih belum maksimal, 2) penjelasan
belajarnya. Nilai rata-rata yang dicapai pada guru pada materi pelajaran dianggap cukup
ulangan harian awal sebesar 68,5 sedangkan menyita waktu sehingga perlu dikurangi pada
pada siklus I mencapai 75,94. Ketuntasan klasikal siklus berikutnya, dan 3) ada tiga siswa yang
pada ulangan harian awal hanya mencapai 62,5%, belum tuntas.
pada siklus I ini meningkat menjadi 88%, tetapi Pada siklus II materi yang dibahas adalah
ada tiga siswa belum tuntas. Partisipasi siswa pendekatan dan prinsip Geografi. Perangkat yang
dalam PBM rata-ratanya mencapai 75%. Dari data disiapkan meliputi desain pembelajaran, bahan
partisipasi siswa tersebut kegiatan yang paling ajar Geografi, dan lembar kegiatan siswa.
menonjol yang dilakukan sebagian besar siswa Berdasarkan refleksi pada siklus I maka perlu ada
adalah kegiatan membaca dan mencatat materi dua tindakan, yaitu waktu untuk memberikan
penting mencapai 94% dan kegiatan melakukan penjelasan kepada siswa perlu dikurangi dan
kerja sama kooperatif sebesar 100%. kesempatan untuk memberikan giliran kepada
Keterampilan sosial siswa dalam melaksanakan siswa lain dalam melakukan kerja sama masih
strategi pesta petanyaan pada siklus I yaitu dapat dimaksimalkan.
kemampuan siswa untuk bekerja sama sedikit,
12. 12
Tindakan guru pada siklus II ini telah sesuai Geografi bagi siswa diperlukan kerana banyak
dengan yang direncanakan pada desain siswa yang belum memiliki buku paket, karena itu
pembelajaran sehingga tidak banyak memakan siswa yang tidak memiliki buku paket dianjurkan
waktu. Sebelum kegiatan pembelajaran selesai untuk pinjam di perpustakaan sekolah, dan (2)
diadakan apresiasi terhadap setiap kelompok masih ada dua siswa yang belum tuntas
berhasil melakukan presentasi, dan pemberian belajarnya. Bimbingan pada siswa yang belum
penghargaan kepada kelompok yang tuntas pada saat proses belajar mengajar
memperoleh nilai terbaik. Geografi dimaksimalkan.
Berdasarkan observasi pada siklus II Pada siklus III ini materi yang diajarkan adalah
ditemukan adanya kenaikan jumlah siswa yang aspelk Geografi. Perangkat pembelajaran yang
tuntas belajarnya. Pada siklus I ketuntasan belajar disiapkan meliputi desain pembelajaran, bahan
secara klasikal 88 %, siklus II naik menjadi 96,8% ajar, dan lembar kegiatan siswa. Rencana
dan nilai rata-rata siklus I sebesar 75,94, siklus II pembelajaran dan pelaksanaan pesta pertanyaan,
menjadi 82,66. Siswa yang tidak tuntas pada secara garis besar masih sama dengan siklus I dan
siklus II ada dua anak. partisipasi siswa pada II. Namun berdasarkan refleksi siklus II terdapat
siklus I mencapai 75%, pada siklus II meningkat dua siswa yang belum tuntas, pada siklus III ini
menjadi 79%. Keterampilan siswa dalam siswa tersebut diberikan bimbingan yang lebih
melaksanakan strategi pesta pertanyaan meliputi: baik secara khusus. Penyediaan buku paket
kemampuan siswa untuk bekerja sama banyak, Geografi dilengkapi dari pinjaman perpustakaan
mendengarkan dengan aktif banyak, merespon setiap siswa satu buku.
pendapat teman sedang, mengambil giliran Hasil observasi pada siklus III menunjukkan
mengemukakan pendapat banyak, ada peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus II
mempresentasikan hasil kerja sama banyak. sebesar 82,66, pada siklus III naik menjadi 91,25.
Refleksi pada siklus II ini ditemukan Persentase ketuntasan klasikal naik dari 94%
permasalahan yaitu: (1) penyediaan buku paket menjadi 100%. Partisipasi siswa dalam proses
13. 13
belajar mengajar meningkat dari 79% pada siklus prinsip, dan aspek Geografi) dapat dilihat dari
II menjadi 86% pada siklus III. Keterampilan siswa hasil kuis dari siklus I, siklus II dan siklus III bahkan
dalam melaksanakan strategi pesta pertanyaan dapat dilihat dari hasil ulangan harian. Hal ini
mencapai 100%. Data respon siswa terhadap didukung keunggulan pembelajaran kolaborasi, di
proses belajar mengajar Geografi rata-rata antaranya: 1) prestasi belajar lebih tinggi; 2)
mencapai 93,77%. Hasil ulangan harian siswa pemahaman lebih mendalam; 3) belajar lebih
pada ulangan harian awal 68,5, sedangkan menyenangkan; 4) mengembangkan
ulangan harian akhir mencapai nilai 82,5 dengan keterampilan kepemimpinan; 5) mening-katkan
ketuntasan belajar klasikal 100%. sikap positif; 6) meningkatkan harga diri; 7)
Pada siklus III ini menunjukkan adanya belajar secara inklusif; 8) merasa saling memiliki;
peningkatan dari berbagai hal, tetapi berdasarkan dan 9) mengembangkan keterampilan masa
refleksi siklus III ini masih ditemukan depan (Isjoni, 2007; Setyosari, 2009:)
permasalahan yaitu: (1) buku referensi siswa dan Dengan strategi pesta pertanyaan dapat
guru kurang. Oleh karena itu, pengadaan buku membuat kemajuan besar para siswa ke arah
referensi lain selain buku paket sangat pengembangan sikap, nilai, dan berpartisipasi
diperlukan, dan (2) saat presentasi hasil diskusi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang
kurang tersedianya waktu yang cukup. Untuk sesuai dengan tujuan pembelajaran Geografi. Hal
ketercapaian tujuan maka perlu adanya ini dapat tercapai karena tujuan utama
manajemen waktu atau penembahan waktu agar pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih pertanyaan adalah untuk memperoleh
maksimal. pengetahuan dari sesama temannya.
Implementasi pembelajaran kolabosi dengan Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya,
strategi pesta pertanyaan mampu meningkatkan tetapi dari belajar kelompok. Seorang teman
prestasi belajar siswa. Peningkatan penguasaan haruslah memberikan kesempatan kepada teman
materi pengantar Geografi (konsep, pendekatan, yang lain untuk mengemukakan pendapatnya
14. 14
dengan cara menghargai pendapat orang lain, SIMPULAN DAN SARAN
saling mengoreksi kesalahan, dan saling Penelitian ini menghasilkan empat butir
membetulkan sama lainnya (Lie, 2002: 12). pernyataan sebagai simpulan yaitu: 1) partisipasi
Dengan strategi pesta pertanyaan dapat siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
meningkatkan partisipasi siswa dan keterampilan Geografi meningkat, karena sudah poses belajar
sosial dalam mempelajari atau mengakaji materi mengajar menjadi lebih berpusat kepada siswa,
esensial dan sulit Geografi. Di samping itu, 2) keterampilan sosial siswa mengalami
strategi ini memotivasi atau membuat kemajuan peningkatan, 3) prestasi belajar Geografi
besar para siswa ke arah pengembangan sikap, mengalami peningkatan secara signifikan, dan 4)
nilai, dan berpartisipasi dalam komunitas mereka respon positif siswa terhadap pembelajaran
dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan.
pembelajaran Geografi. Hal ini dapat tercapai Berkaitan dengan simpulan di atas, guru
karena tujuan utama pembelajaran kolaborasi Geografi dan sekolah disarankan: 1) menerapkan
dengan strategi pesta pertanyaan adalah untuk pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
memperoleh pengetahuan dari sesama pertanyaan, dan 2) menyediakan sarana
temannya. Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh pendukung kegiatan pembelajaran yang berupa
dari gurunya, tetapi dari belajar kelompok. sumber belajar, misalnya buku paket Geografi
Seorang teman haruslah memberikan dan media pembelajaran berupa peta dan atlas
kesempatan kepada teman yang lain untuk bahkan menggunakan laboratorium Geografi.
mengemukakan pendapatnya dengan cara
DAFTAR RUJUKAN
menghargai pendapat orang lain, saling
Adisasmita, R. 2008. Membangun Desa
Partisipatif. Yogayakarta: Graha Ilmu.
mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan
Abimanyu. 1995. Upaya Meningkatkan Partisipasi
Siswa dalam Proses
sama lainnya. Dengan demikian, prestasi belajar
Pembelajaran. Jakarta: Alumni.
Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran
siswa pada mata pelajaran Geografi dapat
dan Penilaian Portofolio.
Bandung: Genesindo.
meningkat secara signifikan.
15. 15
Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung:
Alfabeta.
Khafid, S. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep
Geografi melalui
Implementasi Ayat-Ayat Pembelajaran
Kontekstual Siswa SMAN 1 Sidayu.
Ilmu Pendidikan Jurnal Kajian Teori dan
Praktik Kependidikan, 35 (1):
17-28.
Khafid, S. 2010. Pembelajaran Kooperatif Model
Investigasi Kelompok, Gaya
Kognitif, dan Hasil Belajar Geografi. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 17 (1):73-78.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta:
Gramedia.
Setyosari, P. 2009. Pembelajaran Kolaborasi:
Lndasan untuk Mengembangkan
Keterampilan Sosial, Rasa Saling Menghargai,
dan Tanggung Jawab. Pidato
jabatan guru besar bidang ilmu teknologi
pembelajaran pada Fakultas Ilmu
Pendidikan disampaikan dalam Sidang
Terbuka Senat Universitas Negeri
Malang. Oleh
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempenmgaruhinya. Jakarta: Rochmanu Fauzi
Rineka Cipta.
Sulistyo, S. 2007. Peningkatan Prestasi Belajar IPS NIP.195901101981032015 .
melalui Pendekatan
Kooperatif dengan Strategi Pesta Pertanyaan
di SMPN 1 Kraton Kabupaten
Pasuruan. Pasuruan: SMP Negeri 1 Pasuruan
Press.
Sukidin dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendekia.
Supriatna, N. 2005 Mengajarkan Keterampilan
Sosial yang Diperlukan Siswa di Era
Global. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, I
(19):12-20.
Syah, M. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan
Profesionalisme Guru
16. 16
Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan
Profesionalisme Guru
Rochmanu Fauzi
Abstrak: supervisi pengajaran adalah untuk
meningkatkan kemampuan dan
keterampilan guru dalam melaksanakan
tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar.
Ada tiga pendekatan dalam supervisi
pengajaran, yaitu (1) pendekatan langsung,
(2) pendekatan tidak langsung, dan (3)
kolaboratif. Teknik-teknik supervisi
pengajaran yang paling bermanfaat adalah
kunjungan kelas, pembicaraan individual,
Diskusi kelompok, demonstrasi mengajar,
dan sebagainya. Para guru lebih menghargai
supervisor yang hangat dan menghargai
guru. Dalam praktiknya supervisi pengajaran
masih berorientasi pada aspek administratif
saja. Berdasarkan uraian tersebut
disarankan para supervisor perlu ada
penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan
supervisi pengajaran para supervisor
sebaiknya menggunakan pendekatan
supervisi klinis, perlu ada pertemuan seusai
supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai
upaya untuk tindak lanjut setelah
pelaksanaan supervisi dilaksanakan.
Kata kunci: mutu pendidikan, supervisi
pengajaran.
17. 17
Cara hidup suatu bangsa sangal erat mutu dapat dilihat dari "masukan",
kaitannya dengan tingkat pendidikannya, "proses", dan "hasil".
Pendidikan bukan hanya sekedar Permasalahan pendidikan yang
melestaiikan kebudayaan dan meneruskan diidentifikasi (Depdikbud, 1983), sampai saat
dari generasi ke generasi. Akan tetapi juga ini, formulasinya tetap sama, yaitu masalah
diharapkan akan dapat mengubah dan (1) masalah kuantitatif, (2) masalah
mengembangkan pengetahuan. kualitatif, (3) masalah relevansi, (4) masalah
Sementara itu, salah satu fenomena di efisiensi, (5) masalah efektivitas, dan (6)
bidang pendidikan yang banyak disoroti oleh masalah khusus.
para pemerhati, cendekiawan maupun Uraian secara singkat masalah-
masyarakat pada umumnya adalah masalah masalah tersebut adalah sebagai berikut ini.
mutu pendidikan. Membahas masalah mutu
pendidikan, sebenarnya membahas masalah 1. Masalah Kuantitatif
yang sangat kompleks. Oleh karena masalah Masalah kuantitatif adalah masalah
mutu pendidikan selalu kait-mengkait yang timbul sebagai akibat hubungan antara
dengan indikator-indikator lainnya. Salah pertumbuhan sistem pendidikan pada satu
satu instrumen yang dianggap cukup efektif pihak dan pertumbuhan penduduk Indonesia
untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah pada pihak lain. Untuk mengatasi masalah ini
dengan supervisi pengajaran oleh Kepala perlu adanya suatu sistem pendidikan
Sekolah maupun Pengawas. nasional yang memungkinkan setiap warga
Untuk itu perlu adanya pergeseran ncgara Indonesia memperoleh pendidikan
dari paradigma lama menuju ke paradigma yang layak sebagai bekal dasar kehidupannya
yang baru. Paradigma baru manajemen sebagai warga negara. Dalam rangka
pendidikan tinggi, terdiri dari akreditasi, pemerataan pendidikan ini, perlu
akuntabilitas, evaluasi, otonomi dan mutu. dilaksanakan kewajiban belajar dengan
Kelima paradigma baru pendidikan tersebut segala konsekuensinya dalam bidang
saling terkait satu sama lain dan seyogyanya pembiayaan, ketenagaan, dan peralatan.
ini dijadikan acuan dalam proses
2. Masalah kualitatif
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena
Masalah kualitatif adalah masalah
itu, mutu sebagai salah satu paradigma yang
bagaimana peningkatan kualitas sumber daya
harus ditata secara terus menerus dan
manusia Indonesia gara bangsa Indonesia
berkelanjutan. Menurut Mastuhu (2003)
dapat meinpertahankan eksistcnsinya. Dalam
dalam pengelolaan suatu unit pendidikan,
masalah ini tercakup pula masalah
18. 18
ketinggalan bangsa Indonesia dan perencanaan tenaga kerja, dan
perkembangan modern. Ditinjau dari latar pertumbuhan wilayah.
bclakang ini, masalah kualitas pendidikan
4. Masalah efisiensi
merupakan masalah yang memprihatinkan
Masalah efisiensi pada hakikatnya
dalam rangka kelangsungan hidup bangsa
adalah masalah pengelolaan pendidikan
dan negara. Dalam sistem pendidikan ini
nasional. Adanya keterbalasan dana dan daya
sendiri, masalah kualitas menyangkut
manusia sungguh-sungguh memerlukan
banyak hal, antara lain kualitas calon
adanya sistem pengelolaan efisien dan
anak didik, guru dan tenaga kependidikan
terpadu. Keterpaduan pengelolaan tidak
lainnya, prasarana, dan sarana. Penanganan
hanya tercermin di dalam hubungan antara
aspek kualitatif ini berhubungan erat dengan
negeri dan swasta, antara pendidikan
penanganan aspek kuantitatif sehingga perlu
sekolah dan pendidikan luar sekolah, antara
sekali adanya keseimbangan yang dinamis
departemen yang satu dan departemen yang
dalam proses pengembangan pendidikan
lain, di dalam lingkungan jajaran Departemen
nasional, sehingga peningkatan kualitas tidak
Pendidikan Nasional sendiri, tetapi juga di
sampai menghambat peningkatan kuantitas
antara semua unsur dan unit lersebut.
dan sebaliknya.
5. Masalah efektifitas
3. Masalah relevansi
Masalah efektifitas adalah masalah
Masalah relevansi adalah masalah
yang menyangkut keampuhan pelaksanaan
yang timbul dari hubungan antara sistem
pendidikan nasional. Dalam hubungan
pendidikan dan pembangunan nasional serta
dengan permasalahan keseimbangan yang
antara kepentingan perorangan, keluarga,
dinamis antara kualitas dan kuantitas, di
dan masyarakat, baik dalam jangka pendek
samping keterbalasan sumber dana dan
maupun dalam jangka panjang. Hal ini
tenaga, efektivitas proses pendidikan amat
meminta adanya keterpaduan di dalam
penting. Hal ini berkaitan dengan kurikulum,
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
termasuk aspek metodologi dan evaluasi,
nasional agar pendidikan merupakan wahana
serta masalah guru, pengawas, dan masukan
penunjang yang efektif bagi proses
instrumental lainnya.
pembangunan dan ketahanan nasional.
Masalah ini dengan sendirinya mempunyai 6. Masalah khusus
kaitan pula dengan masalah pokok di dalam Di samping masalah-masalah umum
pembangunan nasional, seperti masalah tata yang telah dibicarakan di atas, perlu
nilai, industri. pembangunan pertanian, dibicarakan pula beberapa masalah khusus
19. 19
sebagai berikut. Guru sebagai pelaksana yang dikehendaki dengan maksud dari
pendidikan faktor kunci di dalam orang yang menghendakinya (Idrus, dkk.,
pelaksanaan sistem pendidikan nasional. 2002).
Masalah guru menyangkut soal pengadaan di Dalam pengelolaan suatu unit
lembaga-lembaga pendidikan guru, pendidikan, mutu dapat dilihat dari: "ma-
pembinaan sistem karir dan prestasi kerja, sukan", "proses", dan "hasil". 'Masukan"
pengangkatan, pemerataan dan penyebaran meliputi: siswa. Tenaga pengajar,
menurut wilayah dan bidang studi, administrator, dana, sarana, prasarana,
pembinaan karir dan prestasi, status, dan kurikulum, buku-buku perpustakaan,
kesejahteraan. Masalah yang kompleks ini laboratorium, dan alat-alat pembelajaran,
menyangkut banyak lembaga dan unit serta baik perangkat keras maupun perangkat
koordinasi dan kerjasama antara lembaga lunak. "Proses" meliputi, pengelolaan
dan unit tersebut. lembaga, pengelolaan program studi,
Esensi dari permasalahan- pengelolaan program studi. pengelolaan
permasalahan pendidikan pada hakekatnya kegiatan belajar-mengajar, interaksi
adalah bermuara pada satu istilah yaitu akademik antara civitas akademika, seminar
kualitas pendidikan atau mutu pendidikan. dialog, penelitian, wisata ilmiah, evaluasi dan
Mastuhu (2003) mengemukakan bahwa kata akreditasi. Sedangkan "hasil": meliputi
kunci untuk menggambarkan Sistem lulusan. penerbitan-penerbitan, temuan-
Pendidikan Nasional yang bagaimana yang temuan ilmiah, dan hasil-hasil kinerja
diperlukan dalam abad-abad mendatang lainnya.
ialah pendidikan yang bermutu. Selanjutnya, Ketiga unsur di atas (input, proses,
Mastuhu mengatakan bahwa mutu (quality) dan output) terus berproses atau berubah-
merupakan suatu istilah yang dinamis yang ubah. Oleh karena itu, pengelola unit
turus bergerak; jika bergerak maju dikatakan pendidikan atau sekolah perlu menetapkan
mutunya bertambah baik, sebaliknya jika patokan atau benchmark, yaitu standar
bergerak mundur dikatakan mutunya target yang harus dicapai dalam suatu
merosot. Mutu dapat berarti superiority periode waktu tertentu dan terus berusaha
atau excellence yaitu melebihi standar melampuinya. Seperti dikemukakan oleh
umum yang berlaku. Sedangkan sesuatu Watson (dalam Taroeratjeka, 2000) bahwa
dikatakan bermutu jika terdapat kecocokan suatu upaya pencarian mutu secara terus-
antara syarat-syarat yang dimiliki oleh benda menerus demi mendapatkan cara kerja yang
20. 20
lebih baik agar mampu tampil bersaing menghadapi krisis ekonomi berbagai
melampui standar umum. bidang kcliidupan. Walaupun sejak tahun
Menurut Supriadi (2000) kita tidak 2000, ekonomi Indonesia telah mulai tumbuh
perlu dipusingkan oleh pertanyaan- positif (4,8 persen), akibat krisis dalam
pertanyaan mengenai validitas kehidupan sosial, politik dan kepercayaan
metodologisnya atau berusaha mencari dikawatirkan masih akan memberi yang
excuse apabila ternyata ada hasil-hasil studi kurang menguntungkan terutama bagi upaya
yang tidak sesuai dengan harapan kita. Sikap peningkatan kualitas SDM. Program
optimis perlu untuk dikembangkan bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah
pendidikan di Indonesia, walaupun hasil dasar dapat dicapai manakala proses belajar
surveinya tidak menyenangkan sesuai mengajar dapat berlangsung dengan baik.
dengan yang diharapkan. langkah selanjutnya berdayaguna dan berhasil guna.
membuat visi ke depan untuk meningkatkan Dalam mengkaji risalah mutu
kualitas manajemen pendidikan. pendidikan, tidak dapat lepas dari
Suatu saran yang dikemukakan oleh penyelenggaraan sistem pendidikan. Dari
Supriadi dalam menghadapi permasalahan berbagai faktor penyebab rendahnya mutu
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia pendidikan, ditinjau dari aspek manajemen
adalah memiliki visi global dan kehendak pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam
untuk bersaing secara internasional, maka tiga faktor, yaitu: (a) faktor instrumental
insan pendidikan mulai para pengajar dan sistem pendidikan, (b) faktor sistem
peneliti di lembaga pendidikan tenaga manajemen pendidikan, termasuk di
kependidikan di perguruan tinggi dan dalamnya sistem pembinaan profesional
pengambil keputusan dituntut untuk guru, dan (c) faktor substansi manajemen
membuka wacana terhadap studi-studi pendidikan (Mantja, 1998). Untuk dapat
internasional. melaksanakan pembinaan terhadap guru
agar lebih profesional, maka instrumen yang
KONSEP DASAK SUPERVISI PENGAJARAIN DI
sangat relevan dan tepat adalah dengan
SEKOLAH
melalui supervisi pengajaran. Oleh karena
Di antara masalah-masalah pendidikan
supervisi pengajaran pada hakikatnya adalah
yang sedang mendapat pcrhatian pemerintuh
untuk meningkatkan kemampuan dan
salah salunya adalah puningkatan mutu
keterampilan guru dalam melaksanakan
pendidikan (Benly, IW2). Dalam PROPENAS
tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar
(2002) dijelaskan bahwa sampai dengan awal
para peserta didik di kelas.
abad ke-21 pembangunan pendidikan masih
21. 21
Dari berbagai kajian mengenai ini pada akhirnya adalah ditujukan untuk
rumusan definisi mengenai supervisi, Mantja meningkatkan kualitas para siswa. Hal ini
(1998) menuliskan formulasi tentang sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni
supervisi pengajaran adalah semua usaha (1983) bahwa tujuan supervisi ialah (1)
yang sifatnya membantu guru atau melayani tujuan akhir adalah untuk mencapai
guru agar ia dapat memperbaiki, pertumbuhan dan perkembangan para siswa
mengembangkan, dan bahkan meningkatkan (yang bersifat total). Dengan demikian
pengajarannya, serta dapat pula sekaligus akan dapat memperbaiki
menyediakan kondisi belajar murid yang masyarakat, (2) tujuan kedua ialah
efek'if dan efisien demi pertumbuhan membantu kepala sekolah dalam
jabatannya untuk mencapai tujuan menyesuaikan program pendidikan dari
pendidikan dan meningkatkan mutu waktu ke waktu secara kontinyu (dalam
pendidikan. Definisi yang dirumuskan oleh rangka menghadapi tantangan perubahan
Mantja ini sudah mewakili konsep supervisi zaman), (3) tujuan dekat ialah bekerjasama
pengajaran. mengembangkan proses belajar mengajar
Apabila dikaji dari tujuannya supervisi yang tepat. Tujuan tersebut ditambah
pada hakikatnya adalah untuk membantu dengan (4) tujuan perantara ialah membina
guru untuk meningkatkan kualitas proses guru-guru agar dapat mendidik para siswa
belajar mengajarnya. Harsosandjojo (1999) dengan baik, atau menegakkan disiplin kerja
mengemukakan tujuan supervisi yaitu secara manusiawi.
membantu guru dalam hal (1) membimbing Dalam kaitannya dengan tugas-tugas
pengalaman belajar sisvva, (2) menggunakan supervisor, secara lebih khusus Nurtain
sumber-sumber pengalaman belajar, (3) (1989) membagi 10 (sepuluh) bidang tugas
menggunakan metode-metode yang baru dan supervisor yang dirinci sebagai berikut ini.
alat-alal pelajaran modern, (4) memenuhi Tugas I , pengembangan kurikulum. Tugas 2,
kebutuhan belajar para siswa, (5) menilai pengorganisasian pengajaran. Tujuan 3,
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, pengadaan staf. Tugas 4, penyediaan
(6) mcmbina reaksi mental atau moral kerja fasilitas. Tugas 5, pcnycdiaan bahan-bahan.
guru-guru dalam rangka pertumbuhan Tugas 6, penyusunan penataran pendidikan.
pribadi dan jabatan mereka, (7) melihat Tugas 7, pemberian orientasi anggota-
dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan, dan anggota staf. Tugas 8, berkaitan dengan
(8) mengguaakan waktu dan tenaga mereka pelayanan murid khusus. Tugas 9,
dalam pembinaan sekolah. Tujuan supervisi pengembangan hubungan masyarakat. Dan
22. 22
yang terakhir tugas 10, penilaian terkait dengan unsur-unsur manajemen,
pengajaran. antara lain (1) kegiatan perencanaan
Mengkaji tugas-tugas supervisi (planning), (2) kegiatan pengorganisasian
pengajaran tersebut di atas, dapat ditelaah (organizing), (3) kegiatan pengarahan
dari tujuan supervisi pengajaran itu sendiri. (actuating) yang meliputi kegiatan
Sesuai dengan fungsi pokok supervisi, yaitu pengarahan (directing) dan kegiatan
memperbaiki dan mengembangkan situasi pengkoordinasian (coordinating), dan (4)
belajar mengajar dalam rangka mencapai kegiatan pengawasan (controlling).
tujuan pendidikan nasional, maka tujuan Berdasarkan uraian tersebut di atas,
supervisi pendidikan mencakup tujuan dasar, dapat dikemukakan bahwa untuk
tujuan umum dan tujuan khusus. meningkatkan kualitas belajar mengajar,
Tujuan dasar supervisi pendidikan, guru adalah faktor sentral yang perlu
adalah membantu tercapainya tujuan mendapatkan perhatian secara optimal.
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Media untuk meningkatkan profesionalisme
institusional. Tujuan pendidikan nasional guru adalah melalui supervisi pengajaran.
secara rinci dan jelas dirumuskan dalam Supervisi pengajaran pada hakikatnya adalah
GBHN. Sedangkan tujuan institusional dapat ditujukan untuk meningkatkan kualitas
dilihat di dalam kurikulum yang memuat pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
landasan, program dan pengembangan. kelas, sehingga tujuan akhirnya adalah
Tujuan umum supervisi pendidikan, kualitas hash belajar siswa dapat
adalah membantu memperbaiki dan ditingkatkan secara optimal.
mengembangkan administrasi pendidikan.
Administrasi yang dimaksud adalah meliputi SUPERVISI PENGAJARAN
baik administrasi sebagai substansi maupun Dalam pemakaiannya secara umum
administrasi sebagai proses. supervisi diberi arti sama dengan director,
Administrasi sebagai substansi manager. Dalam bahasa umum ini ada
meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) kecenderungan untuk membatasi pemakaian
administrasi kesiswaan, (2) administrasi istilah supervisor kepada orang-orang yang
ketenagaan, (3) administrasi kurikulum, (4) berada dalam kedudukan yang lebih bawah
administrasi keuangan, (5) administrasi dalam hicrarkhi manajemen.
sarana/prasarana, dan (6) administrasi Dalam sistem sekolah, khususnya
hubungan masyarakat. Sedangkan dalam sistem sckolah yang ialah
administrasi sebagai proses meliputi hal-hal berkembang, situasinya agak lain. Dalam
23. 23
Good (1976) supervisi didefinisikan sebagai sebaik-baiknya. Oleh karena itu,
segala usaha dari para pejabat sekolah yang pembinaan terhadap para guru di sekolah
diangkat yang diarahkan kepada penyediaan dasar merupakan suatu kebutuhan yang
kepemimpinan bagi para guru dan tenaga tidak dapat ditunda-tunda lagi. Pembinaan
kependidikan lain dalam perbaikan terhadap guru sekolah dasar, terutama
pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan diarahkan pada pembinaan proses belajar
professional dan perkembangan dari para mengajar. Pembinaan proses belajar
guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan mengajar adalah usaha memberi bantuan
peudidikan, bahan pengajaran, dan metoda- pada guru untuk memperluas pengetahuan,
metoda mengajar, dan evaluasi pengajaran. meningkatkan keterampilan mengajar dan
Wiles (1982) menjelaskan bahwa supervisi menumbuhkan sikap profesional, schingga
sebagai bantuan dalam pengembangan guru menjadi lebih ahli dalam mengelola
situasi belajar-mengajar yang lebih baik; ia KBM untuk membclajarkan anak didik dalam
adalah suatu kegiatan pelajaran yang rangka mencapai tujuan pembelajaran dan
disediakan untuk membantu para guru tujuan pendidikan di SD (Depdikbud,
menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih 1999/2000).
baik. Peranan supervisor adalah mendukung, Supervisi pendidikan di sekolah dasar
membantu, dan membagi, bukan menyuruh. lebih diarahkan untuk meningkatkan
Wiles (1982) selanjutnya mengatakan bahwa kemampuan guru sekolah dasar dalam
supervisi yang baik hendaknya rangka peningkatan kualitas proses belajar
mengembangkan kepemimpinan di dalam mengajar. Supervisi ini dapat dilakukan oleh
kelompok, membangun program latihan siapa saja, baik Kepala Sekolah maupun
dalam jabatan untuk meningkatkan Pengawas Sekolah yang bertugas sebagai
keterampilan guru, dan membantu guru supervisor melalui pemberian bantuan yang
meningkatkan kemampuannya dalam menilai bercorak pelayanan dan bimbingan
hasil pekerjaannya. profesional, sehingga guru dapat
melaksanakan tugasnya dalam proses belajar
mengajar dengan lebih baik dari prestasi
SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI
sebelumnya.
PEMBINAAN PROFESIONAL GURU
Supervisi pendidikan di sekolah pada
Memperhatikan penting dan
hakekatnya adalah dalam rangka
peranannya pendidikan dasar dan menengah
pembinaan terhadap para guru. Adapun
yang demikian besar, maka pendidikan dasar
sasaran pembinaannya, antara lain (1)
dan menengah harus dipersiapkan dengan
24. 24
merencanakan kegiatan belajar mengajar (Kurikulum 1975). Kemudian. pada
sesuai dengan strategi belajar aktif, (2) Kurikulum 1984 dan 1994 digunakan
mengelola kegiatan belajar mengajar istilah pembinaan profesional guiu atau
yang menantang dan menarik, (3) menilai pembinaan guru untuk jenjang sekolah
kemajuan anak belajar, (4) memberikan dasar. Walaupun demikian istilah
umpan balik yang bermakna, (5) supervisi pendidikan dalam Kurikulum
memanfaatkan lingkungan sebaga i SMU 1994 masih tetap digunakan.
sumber dan media pengajaran, (6) Dengan demikian dapat disimpulkan
membimbing dan melayani siswa yang bahwa kegiatan supervisi pendidikan
mengalami kesulitan belajar, terutama maupun pembinaan profesional
bagi anak lamban dan anak pandai, (7) merupakan nama layanan yang digun akan
mengelola kelas sehingga tercipta secara bergantian dalam praktik
lingkungan belajar yang menyenangkan, pendidikan pada sekolah -sekolah di
dan (8) menyusun dan mengelola catatan Indonesia.
kemajuan anak (record keeping) Dengan demikian dapat
(Depdikbud, 1999/2000). dikemukakan bahwa supervisi
Menurut Mantja (1990) supervisi (pembinaan profesional guru )
atau pembinaan profesional adalah dimaksudkan untuk meningkatkan
bantuan atau layanan yang diberikan kemampuan dan keterampilan guru
kepada guru, agar ia belajar bagaimana dalam melaksanakan tugas pokok nya
mengembangkan kemampuannya untuk sehari-hari yaitu mengelola proses
meningkatkan proses belaja r-mengajar di belajar-mengajar dengan segala aspek
kelas. Supervisor atau pembina, yaitu pendukungnya sehingga berjalan dengan
Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, atau baik khususnya dalam kegiatan belajar
semua pejabat yang terlibat dalam mengajar, sehingga tujuan pendidikan
layanan supervisi, adalah pihak yang dasar dapat tercapai secara optimal.
selama ini dipandang berwewenang, dan Pada hakikatnya kegiatan
karena itu pula dianggap paling pembinaan menyangkut dua belah pihak
bertanggung jawab dalam kegiatan yaitu pihak yang dilayani atau pihak yang
supervisi. dibina dan pihak yang melayani atau yang
Kilas balik kaji historis supervisi membina (Ekosusilo, 2003). Baik yang
pengajaran, pada awalnya istilah yang dibina maupun pembina harus sama -
dimunculkan adalah supervisi pendidikan sama memiliki kemampuan yang
25. 25
berkembang secara serasi sesuai dengan sama besarnya dengan peran guru yang
kedudukan dan peran masing -masing. bersangkutan.
Oleh sebab itu, sasaran pembinaan Penggunaan pendekatan tersebut
profesional ini adalah kedua belah pihak disesuaikan dengan dua karakteristik
yaitu guru sebagai pihak yang dibina dan guru yang akan diberi supervisi, yaitu
kepala sekolah atau pengawas sekolah tingkat abstraksi guru (level of teacher
sebagai pihak yang membina. abstraction) dan tingkat komitmen guru
(level of teacher commitment). Daya
BEBERAPA PENDEKATAN DALAM SUPERVISI abstraksi guru bisa tinggi, sedang, dan
PENDIDIKAN bisa juga rendah. Demikian pula dengan
Secara garis besar ada tiga komitmen guru bisa tinggi, sedang, dan
pendekatan dalam supervisi pendidikan, rendah. Pendekatan supervisi yang
yaitu (1) pendekatan langsung (directive digunakan harus disesuaikan dengan
approach), (2) pendekatan tidak langsung tinggi-rendahnya daya abstraksi dan
(non directive approach), dan (3) komitmen guru yang disupervisi.
pendekatan kolaboratif (collaborative 1. Guru yang memiliki daya abstraksi dan
approach). Pendekatan langsung adalah komitmm yang rendah sebaiknya
sebuah pendekatan supervisi, di mana disupervisi dengan pendekatan
dalam upaya peningkatan kemampuan langsung.
guru peran kepala sekolah dasar, 2. Guru yang memiliki daya abstraksi
pengawas TK/SD, dan pembina lainnya yang rendah, tetapi komitmennya
lebih besar dari pada peran guru yang tinggi, sebaiknya disupervisi dengan
bersangkutan. Pendekatan tidak langsung pendekatan kolaboiatif.
adalah sebuah pendekatan supervisi, di 3. Guru yang memiliki daya abstraksi
mana dalam upaya peningkatan yang tinggi tetapi komitmennya
kemampuan guru peran kepala sekolah, rendah, sebaiknya disupervisi dengan
pengawas TK/SD, dan Pembina lainnya pendekatan kolaboratif.
lebih kecil daripada peran guru yang 4. Guru yang memiliki daya abstraksi dan
bersangkutan. Pendekatan kolaboratif komitmen yang tinggi sebaiknya
adalah sebuah pendekatan supervisi, di disupervisi dengan pendekatan tidak
mana dalam upaya peningkat an langsung (Bafadal, 2003).
kemampuan guru peran kepala sekolah,
pengawas TK/SD, dan pembina lainnya
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
26. 26
Bagaimana Kepala Sekolah dalam untuk memperbaiki kondisi yang
mensupervisi para guru ?. Dalam konteks melingkari mengajar-belajar di kelas
ini, maka Kepala Sekolah perlu mengenal tertentu. Sudan tentu, kunjungan kelas,
dan mempraktekkan teknik -teknik agar efektif, hendaknya dipersiapkan
supervisi pendidikan yang lazim dengan teliti dan dilaksanakan dengan
digunakan dalam pelaksanaan supervisi sangat berhati-hati dengan disertai budi
pengajaran. Ada tersedia sejumlah teknik bahasa yang baik pula.
supervisi yang dipandang bermanlaat Pada umumnya kunjungan kelas hendaknya
untuk merangsang dan mengarahkan diikuti oleh pembicaraan individual antara
perhatian guru-guru terhadap kurikulum kepada sekolah dengan guru.
dan pengajaran, untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang bertalian dengan 2. Pembicaraan individual
mengajar dan belajar, dan untuk Pembicaraan individual merupakan
menganalisis kondisi -kondisi yang teknik supervisi yang sangat penting karena
mengelilingi mengajar dan belajar. Yang kesempatan yang diciptakannya bagi kepala
berikut ini pada umumnya dipandang sekolah (pengawas/penilik) untuk bekerja
teknik yang paling bermanfaat bagi secara individual dengan guru sehubungan
supervisi. dengan masalah-masalah profesional
pribadinya. Masalah-masalah yang mungkin
dipecahkan melalui pembicaraan individual
1. Kunjungan kolas.
bisa macam-macam: masalah-masalah yang
Kunjungan kelas (sering disebut
bertalian dengan mengajar, dengan
kunjungan supervisi) yang dilakukan
kebutuhan yang dirasakan oleh guru, dengan
kepala sekolah (atau pengawas/penilik)
pilihan dan pemakaian alat pengajaran,
adalah teknik paling efektif untuk
teknik dan prosedur, atau bahkan masalah-
mengamati guru bekerja, alat, metode,
masalah yang oleh kepala sekolah dipandang
dan teknik mengajar tertentu yang
perlu untuk dimintakan pendapat guru.
dipakainya, dan untuk mem -pelajari
Apapun yang dijadikan pokok pembicaraan,
situasi belajar secara keseluruhan
ia mewakili teknik yang sangat baik untuk
dengan memperhatikan semua faktor
membantu guru mengembangkan arah diri
yang mempengaruhi pertumbuhan murid.
dan tumbuh dalam pekerjaan.
Dengan menggunakan hasil analisis
observasinya, ia bersama dengan guru
3. Diskusi Kclompok
dapat menyusun suatu program yang baik
27. 27
Dengan diskusi kelompok (atau sering Sejumlah studi telah mengungkapkan
pula disebut pertemuan kelompok) dimaksud bahwa kunjungan kelas yang dilakukan guru-
sualu kegiatan dimana sekelompok orang guru di antara mereka sendiri adalah efektif
berkumpul dalam situasi bcrlatap muka dan dan disukai. Kunjungan ini biasanya
melalui interaksi lisan bertukar informasi direncanakan atas permintaan guru-guru.
atau berusaha untuk mencapai suatu Teknik ini akan lebih efektif lagi jika tiap
keputusan tentang masalah-masalah observasi diikuti oleh suatu analisis yang
bersama. Kegiatan diskusi ini dapal berhati-hati.
mengambil beberapa bentuk pertemuan staf
6. Pengembangan kurikulum
pengajar, seperti: diskusi panel, seminar,
Perencanaan penyesuaian dan
lokakarya, konperensi, kelompok studi,
pengembangan kurikulum menyediakan
pekerjaan komisi, dan kegiatan lain yang
kesempatan yang sangat baik bagi partisipasi
bertujuan untuk bersama-sama
guru. Pentingnya relevansi kurikulum dengan
membicarakan dan menilai masalah-masalah
kebutuhan murid dan masyarakat bagi
tentang pendidikan dan pengajaran.
pemeliharaan dan peningkatan kualitas
Pertemuan-pertemuan serupa ini dipadang
pendidikan di negara kita diakui. Tetapi
suatu kegiatan yang begitu penting dalam
dalam prakteknya, sekolah-sekolah secara
program supervisi modern, sehingga guru
individual tidak banyak melakukan usaha
sebenarnya hidup dalam suasana pelbagai
untuk menyesuaikan dan mengembangkan
jenis pertemuan kelompok.
kurikulum standar itu dengan kebutuhan
4. Demonstrasi mengajar murid dan masyarakat terus berubah.
Demonstrasi mengajar merupakan Terserah kepada kepala sekolah untuk
teknik yang berharga pula. Rencana menciptakan perhatian dan keinginan bagi
demonstrasi yang telah disusun dengan teliti pekerjaan penting dan terus-menerus itu.
dan dicetak lebih dulu, dengan menekankan Penyesuaian dan pengembangan kurikulum
pada hal-hal yang dianggap penting atau dilakukan di sekolah dengan
pada nilai teknik mengajar mengembangkan materi muatan lokal.
tertentu, akan sangat membantu. Muatan lokal ini sesuai dengan potensi
Pembicaraan sehabis demonstrasi bisa lingkungan sekitar sekolah.
menjelaskan banyak aspek. Suatu analisis
6. Buletin supervisi
observasi adalah perlu.
Buletin supervisi merupakan alat
komunikasi yang efektif. Ia bisa berisi
5. Kunjungan kelas antar guru
28. 28
pengumuman-pengumuman, ikhtisar tentang lebih banyak tckanan mungkin diberikan
penelitian-penelitian, analisis presentasi kepada menganalisis dan memilih
dalam pertemuan-pertemuan organisasi pengalaman belajar yang sesuai, menemukan
professional, dan perkembangan dalam bahan teknologi pengajaran dan metode-
berbagai bidang studi. metode presentasi ini, dan menilai program-
program baru.
7. Perpustakaan Profesional 9. Survey sekolah-masyarakat
Perpustakaan professional sekolah Suatu studi yang komprehensif
merupakan sumber informasi yang sangat tentang masyarakat akan membantu guru
membantu kepada peitumbuhan professional dan kepala sekolah untuk memahami dengan
personil pengajar di sekolah. Perpustakaan lebih jelas program sekolah yang akan
professional menyediakan tidak saja suatu memenuhi kebutuhan dan kepentingan
sumber informasi, tapi ia juga suatu murid.
rangsangan bagi kepuasan pribadi. Buku- Sebenarnya ada teknik-teknik lain,
buku tentang pandangan professional, tetapi yang diterapkan di atas dengan singkat
bacaan suplementer yang lebih baru, dan adalah teknik-teknik yang dalam sejumlah
majalah professional yang banyak jumlah-nya penelitian dipandang telah menunjukkan
itu hendaknya tersedia bagi semua guru. manfaatnya bagi supervisi. Untuk
Juga sumbangan-sumbangan dari guru dapat pembahasan yang lebih terurai pembaca
menjadi bagian dari "gudang" informasi ini. disarankan untuk membaca sumber-sumber
lain.
8. Lokakarya Pada hakekatnya tidak ada satu teknik
Lokakarya menyediakan kesempatan tunggal yang bisa memenuhi segala ke-
untuk Kerjasama, untuk memperteukan ide- butuhan; dan bahwa sualu teknik tidaklah
ide, untuk mendiskusikan masalah-masalah baik alau buruk pada umumnya, melainkan
bersama alau khuais, dan untuk dalam kondisi tertentu. Masalah yang utama
pertumbuhan pribadi dan professional dalam adalah menetapkan kebutuhan. Beberapa
berbagai bidang studi. Ada banyak jenis teknik hubungan antara sekolah dengan
lokakarya itu. Dalam lokakarya seni, masyarakat yang diperkenalkan oleh
barangkali sebagian bcsar waktu akan diisi Sahertian (1989) antara lain adalah seperti:
dengan partisipasi sungguh dengan (1) laporan kepada orang tua murid, (2)
mempelajari keterampilan dan teknik-teknik majalah sekolah, (3) surat kabar sekolah, (4)
kegiatan scni. Dalam lokakarya matematika pameran sekolah, (5) open house, (6)
29. 29
kunjungan ke sekolah, (7) kunjungan ke supervisi dianggap bermanfaat bila
rumah murid, (8) melalui penjelasan yang direncanakan dengan baik, supervisor
diberikan oleh personil sekolah, (9) menunjukkan sifat membantu dan
gambaran keadaan sekolah melalui menyediakan model-model pengajaran
murid-murid, (10) melalui radio dan yang efektif, (7) supervisor memberikan
televisi, (11) laporan tahunan, (12) peran serta yang cukup tinggi kepada
organisasi perkumpulan alumni sekolah, guru untuk pengambilan keputusan
(13) melalui kegiatan ekstra kurikulum, dalam wawancara supervisi, (8)
dan (14) pendekatan secara akrab. supervisor mengutamakan
pengembangan keterampilan hubungan
insani, seperti halnya dengan
RESPON DAN SIKAP GURU TERHADAP
keterampilan teknis dan (9) supervisor
SUPERVISI PENGAJARAN
seharusnya menciptakan iklim
Kajian tentang sikap guru terhadap
organisasional yang terbuka, yang
supervisi menjadi perhatian Neagley &
memungkinkan pemantapan hubungan
Evans (dalam Mantja, 1998) dengan
yang saling menunjang (supportive).
merujuk sejumlah hasil penelitian
Dalam praktiknya supervisi
beberapa pakar supervisi pengajaran.
pengajaran yang dilaksanakan selama ini
Temuan-temuan yang dilaporkan, antara
masih cenderung berorientasi pada
lain (1) supervisi yang efektif harus
administratif saja. Walaupun sudah
didasarkan atas prinsip -prinsip yang
dirumuskan dalam kegiatan supervisi
sesuai dengan perubahan sosial dan
bahwa aspek yang disupervisi adalah
dinamika kelompok, (2) para guru
administratif dan edukatif, namun pada
menghendaki supervisi dari kepala
kenyataannya masih cenderung lebih
sekolah, sebagaimana yang seharusnya
dominan aspek administratif. Fenomena
dikerjakan oleh tenaga personel yang
ini dikaji secara khusus dalam Konferensi
berjabatan supervisor, (3) ke pala sekolah
Pendidikan di Indonesia: Mengatasi Krisis
tidak melakukan supervisi dengan baik,
Menuju Pembaruan, yang diikuti para
(4) semua guru membutuhkan supervisi
pakar yang kompclen. Salali satu
dan mengharapkan untuk disupervisi, (5)
rekomendasi dari konferensi ini, khusu'snya
para guru lebih menghargai dan menilai
yang berkaitan langsung dengan masalah
secara positif perilaku supervisi yang
supervisi dikemukakan sebagai berikut ini.
"hangat", saling mempercayai,
Rekomendasi 23
bersahabat, dan men ghargai guru, (6)
30. 30
Fungsi-fungsi pengawasan pada semua diciptakan dapal mengurangi ketegangan
jenjang pendidikan dioptimalkan seba- emosional guru. Guru lebih menyukai
gai sarana untuk memacu mutu pendekatan supervisi kolaboratif atau non
pendidikan. Pengawasan dimaksud direktif.
dengan mengutamakan aspek-aspek
akademik daripada administratif
KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN SUPERVISI
sebagaimana berlaku selama ini (Jalal
PENGAJARAN
& Supriadi, 2001).
Dalam pelaksanaannya, supervisi
Keefektifan penerapan orientasi dan
pengajaran di sekolah banyak menghadapi
pendekptan supervisi di atas, tidak hanya
kendala. Mantja (1990) dalam temuan
tergangung pada supervisor saja, melainkan
disertasinya meuyalakan bahwa kendala-
juga sangat dipengaruhi oleh persepsi,
kendala yang kurang menunjang keefektifan
respon, dan sikap guru terhadap orientasi
supervisi, antara lain: sikap personil sekolah
dan supervisi yang dilakukan oleh supervisor.
yang kurang positif terhadap supervisi
Penelitian mengenai sikap guru terhadap
pengelola teknis edukatif; kurangnya
supervisi dikemukakan oleh Ekosusilo (2003)
keterampilan supervisi kepala sekolah;
bahwa guru tidak terlalu positif terhadap
pengendalian emosional supervisor dalam
supervisi yang dilakukan supervisor.
menerima respons guru; kepala sekolah yang
Selanjutnya dikemukakan oleh Ekosusilo
karena kurangnya tenaga guru haras
dalam simpulan penelitiannya bahwa
memegang kelas atau bidang studi tertentu,
supervisi yang dilakukan supervisor dianggap
sehingga supervisi menjadi kurang efektif;
biasa-biasa saja dan monoton itu-itu saja,
dan adanya guru yang tingkat pendidikannya
bahkan nampak diacuhkan. Namun guru
lebih tinggi dari kepala sekolahnya. Temuan
tidak menampakkan ketidak-setujuannya di
Mantja ini, nampaknya mempunyai kadar
hadapan supervisor, karena dilandasi rasa
transferabilitas yang cukup tinggi, karena
hormat sekaligus tidak ingin menimbulkan
kendala-kendala di jenjang pendidikan dasar
konflik. Penelitian yang dilakukan Mantja
berkisar pada permasalahan-permasalahan
(1989) juga menyimpulkan bahwa respon dan
temuan tersebut di atas. Isvanto (1999)
sikap guru terhadap supervisi ditentukan
mengemukakan bahwa permasalahan
oleh kemanfaatan, data pengamatan yang
pendidikan, antara lain adalah manajemen
obyektif, kesempatan menanggapi balikan,
sekolah yang tidak efektif, dan kemampuan
perhatian supervisor terhadap gagasan guru.
manajemen kepala sekolah pada umumnya
Supervisi yang teratur dan hubungan yang
rendah terutama di sekolah negeri dan