SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 80
1
Pembelajaran Kolaborasi dengan Strategi Pesta      Sebagian besar siswa beranggapan bahwa
  Pertanyaan untuk Meningkatkan Partisipasi
Siswa, Keterampilan Sosial, dan Prestasi Belajar   belajar    adalah      aktivitas     yang    tidak

                 Syaiful Khafid                    menyenangkan,       duduk   berjam-jam      dengan
          Email: syaiful.khafid@yahoo.co.id
 Jln. Perempatan RT 03/RW 03 Weru Paciran,         mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu
              Lamongan 62264
                                                   pokok bahasan atau kompetensi dasar, baik yang

                                                   sedang disampaikan guru maupun yang sedang
      ABSTRACT: Purpose of this class
      action research is for knowing               dihadapi di meja belajar. Kegiatan itu hampir
      collaboration learning application
      with strategy of question party can          selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya
      increase: (1) student paticipation in
      learning geography, (2) student              aktif untuk memperdalam ilmu. Mereka tidak
      social skill learning geography; (3)
      geography learning achievement,              menemukan       kesadaran    untuk    mengerjakan
      and (4) student positive response
      toward       collaboration   learning        seluruh tugas-tugas sekolah. Sebagian besar
      application with question party
      strategy. Prosedure of this class            siswa yang mengganggap, mengikuti pelajaran
      action research include three cycles,
      and every cycle consists of planning,        tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar
      implementation, observation, and
      replection.This action research is           absensi, mencari nilai, melewati jalan yang harus
      done in SMA Negeri 1 Sidayu, with
      the subject is students class X-1            ditempuh, dan tanpa disertai kesadaran untuk
      amoumt 32 people who consist of 9
      boys and 23 girls. The research              menambah        wawasan     ataupun      mengasah
      result shows that collaboration
      learning application with question           keterampilan.
      party strategy can increase: (1)
      student participation in learning               Semangat belajar siswa menurun, selain
      geography, (2) student social skill in
      learning geography; (3) geography            disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis
      learning achievement, and (4)
      student has positive response                pembelajaran yang diterapkan oleh guru, juga
      toward question party strategy
      application.                                 berakar pada paradigma pendidikan konvensional

      Kata       kunci:       pembelajaran         yang selalu menggunakan metode pengajaran
      kolaborasi,       strategi       pesta
      pertanyaan,     partisipasi     siswa,       klasikal dan metode ceramah, tanpa pernah
      keterampilan sosial, prestasi belajar
                                                   diselingi berbagai metode yang menantang untuk

                                                   berusaha, termasuk adanya penyekat ruang
2
struktural yang begitu tinggi antara guru dan          dan pengingat. Karena itu, guru Geografi

siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang      hendaknya memiliki pemahaman yang memadai

berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak memiliki    tentang siswa yang menjadi sasaran tugasnya.

inisiatif, serta kontributif baik secara intelektual   Pemahaman       ini     menyangkut        kesiapan,

maupun emosional. Pertanyaan dari siswa,               kemampuan,      ketidakmampuan,         dan    latar

gagasan, ataupun pendapat jarang muncul.               belakang siswa yang semua itu akan membantu

Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang               gutu dalam melaksanakan tugasnyanya.

diikuti oleh gagasan lain sebagai respon (Khafid,         Kewajiban guru dalam pembelajaran bukan

2008: 19).                                             hanya menyampaikan konsep-konsep materi agar

    Ada      tiga   faktor    penyebab     rendahnya   dapat dimengerti oleh siswa, melainkan juga

pertisipasi siswa dan keterampilan sosial dalam        perlu memberikan pengalaman kepada siswa

proses belajar mengajar, yaitu: (1) siswa kurang       untuk berlatih bekerja sama misanya membuat

memiliki kemamuan untuk merumuskan gagasan             pertanyaan, dan partisipasi dalam mengikuti

sendiri, (2) siswa kurang memiliki keberanian          kegiatan belajar mengajar Geografi di kelas. Pada

untuk menyampaikan pendapat kepada orang               pembelajaran Geografi di kelas X-1 SMA Negeri 1

lain, dan (3) siswa belum terbiasa bersaing            Sidayu dijumpai banyak kesulitan, permasalahan

menyampaikan pendapat dengan teman yang lain           itu berasal dari asumsi: 1) kegiatan pembelajaran

(Abimanyu, 1995:8). Kesalahan tersebut, tidak          kurang menekankan aktivitas belajar siswa, 2)

dapat hanya dibebankan kepada siswa saja,              upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa

tetapi    yang      pertama    bertanggung    jawab    bekerja sama dalam memecahkan masalah

hendaknya guru. Guru kadang-kadang secara              menggunakan model pembelajaran kolaborasi

sadar atau tidak menerapkan sifat otoriter,            dengan    strategi    pesta     pertanyaan    belum

menghindari          pertanyaan     dari      siswa,   mendapat perhatian guru, 3) penyelesaian

menyampaikan ilmu pengetahuan secara searah,           masalah    kegeografian       tidak   cukup   hanya

menganggap siswa sebagai penerima, pencatat,           menghafal konsep-konsep saja, dan 4) guru
3
belum mencoba aneka metode pembelajaran                   anggota kelompok tidak bisa menggantungkan

yang diintegrasikan ke dalam penelitian tindakan.         pada anggota yang lain. Setiap siswa mendapat

   Berdasarkan        hasil      pengamatan        yang   kesempatan sama untuk menunjang timnya

dilakukan pada siswa kelas X-1 ketika diberikan           mendapat      nilai    yang     maksimal,     sehingga

soal-soal yang berkaitan dengan materi pokok:             termotivasi untuk belajar. Dengan demikian,

konsep Geografi, pendekatan Geografi, prinsip             setiap individu merasa mendapat tugas dan

Geografi, dan aspek Geografi pada semester gasal          tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga tujuan

dengan nilai rata-rata yang diperoleh 62,5 dan            pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta

46% dari siswa tidak tuntas belajar. Hal itu              pertanyaan dapat berjalan bermakna dan tujuan

menunjukkan masih belum maksimal penguasaan               pembelajaran dapat dicapai secara maksimal

materi    pelajaran      Geografi.    Penelitian    ini   sesuai   dengan       harapan    tujuan     pendidikan

memberikan      solusi     memperbaiki       sekaligus    nasional.

meningkatkan mutu proses belajar mengajar                     Dalam konteks di atas, tugas guru adalah

melalui pembelajaran kolaborasi dengan strategi           mempermudah siswa untuk belajar, memberikan

pesta      pertanyaan           diharapkan      dapat     kondisi yang kondusif yang mampu menciptakan

meningkatkan aktivitas siswa, partisipasi dalam           pembelajaran bermakna secara signifikan bagi

berdiskusi, keterampilan sosial, prestasi belajar         diri siswa secara holistik, tujuannya untuk

Geografi, dan respon positif siswa terhadap               kepentingan       kelompok         meliputi      guru,

model pembelajaraan kolaborasi dengan strategi            komunitasnya termasuk siswa. Keingintahuan

pesta pertanyaan.                                         siswa secara bebas, keterbukaan, dan segala

   Beberapa kelebihan pembelajaran kolaborasi             sesuatunya dapat digali dan dipertanyakan. Pada

dengan strategi pesta pertanyaan, yaitu adanya            akhirnya, tuntutan mutu pendidikan untuk

kerja    sama   dalam         kelompok   dan    untuk     mampu menghasilkan sumber daya manusia yang

menentukan keberhasilan kelompok bergantung               berkualitas dapat dicapai sesuai dengan harapan

pada keberhasilan individu sehingga setiap                kita.
4
    Pengertian       kolaborasi    sering     disamakan        satu sama lain dan mereka bekerja sama saling

dengan kooperasi. Kerja sama yang disebut                      menguntungkan.         Dalam      praktik       atau

kooperasi ini adalah sebuah struktur kerja sama                penerapannya, pembelajaran kolaborasi yang

dalam bentuk kerja kelompok. Di dalam struktur                 dilakukan di sekolah lebih berkenaan dengan

kerja kooperasi ini terjadi proses-proses interaksi            kerja kelompok biasa yang antaranggotanya tidak

antaranggota kelompok, yang disebut kolaborasi.                bergantung satu sama lain.

Kolaborasi merupakan suatu landasan interaksi                      Pembelajaran kolaborasi merupakan sistem

dan cara hidup seseorang di mana individu                      pembelajaran yang memberi kesempatan kepada

bertanggung jawab atas tindakannya, yang                       pebelajar untuk bekerja sama dengan yang lain

mencakup kemampuan belajar dan menghargai                      dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh

serta    memberikan          dukungan              terhadap    dikatakan,    pembelajaran      kolaborasi    hanya

kelompoknya. Melalui aktivitas itu, kita dapat                 berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok

mengidentifikasi      perilaku-perilaku       kolaborasi,      atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja

menempatkan perilaku tersebut dalam urutan                     sama secara terarah untuk mencapai tujuan yang

yang         sesuai,              dan              pebelajar   sudah    ditentukan    dengan    jumlah      anggota

mendemonstrasikannya.             Inti      keterampilan       kelompok pada umumnya terdiri atas 4-6 orang

kolaborasi adalah kemampuan untuk melakukan                    (Lie, 2002; Khafid, 2010).

tukar pikiran dan perasaan antara pebelajar yang                   Pembelajaran kolaborasi merupakan suatu

satu sama lainnya pada tingkatan yang sama                     model pembelajaran yang saat ini banyak

(Setyosari, 2009).                                             digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

    Pembelajaran         kolaborasi         menekankan         mengajar yang berpusat pada siswa, terutama

pentingnya    pengembangan               belajar     secara    untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

bermakna dan pemecahan masalah secara                          guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat

intelektual serta pengembangan aspek sosial.                   bekerja sama dengan orang lain, siswa yang

Dengan demikian, di antara pebelajar bergantung                agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model
5
pembelajaran      ini     telah     terbukti       dapat   jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan             sekelompoknya,           4)           guru    membantu

berbagai usia.                                             mengembangkan             keterampilan-keterampilan

   Djajadisastra (dalam Isjoni, 2007: 19-20)               interpersonal kelompok, dan 5) guru hanya

mengemukakan, metode belajar kelompok atau                 berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan

lazim   disebut     dengan        metode    kolaborasi     (Isjoni, 2007: 20)

merupakan suatu metode mengajar di mana                        Strategi pesta pertanyaan adalah suatu

siswa disusun dalam kelompok-kelompok pada                 strategi pembelajaran yang digunakan untuk

waktu menerima pelajaran atau mengerjakan                  melatih    siswa      aktif     membuat       pertanyaan

soal-soal dan tugas-tugas. Pendapat            Nasution    kemudian dijawab teman-temannya (Sulistyo,

dikutip Isjoni (2007: 20) belajar kelompok itu             2007: 9). Strategi            pesta     pertanyaan    yang

efektif kalau setiap individu merasa bertanggung           diterapkan dalam pembelajaran ini bertujuan

jawab    terhadap        kelompok,      siswa      turut   agar informasi yang diterima siswa dapat

berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu            disimpan dalam memori jangka panjang sehingga

lain secara efektif, menimbulkan perubahan yang            tidak menjadi pengetahuan sesaat. Otak kita

konstruktif pada kelakuan seseorang dan setiap             perlu mempertanyakan informasi, merumuskan,

anggota aman dan puas di dalam kelas.                      dan menjelaskannya pada orang lain agar dapat

Suryosubroto      (dalam      Isjoni,      2007:     20)   menyimpannya dalam memori.

menyebutkan, belajar kelompok dibentuk dengan                  Di samping itu, strategi pesta pertanyaan ini

harapan para siswa dapat berpartisipasi aktif              dapat melatih siswa untuk belajar meneliti

dalam pembelajaran.                                        asumsi, mengakui sudut pandang yang berbeda,

    Beberapa      ciri   pembelajaran       kolaborasi     dan mempertimbangkan makna kata. Dengan

adalah: 1) setiap anggota memiliki peran, 2)               menggunakan          pertanyaan-pertanyaan           secara

terjadi hubungan interaksi langsung di antara              rutin, siswa belajar meneliti asumsi, menghadapi

siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung
6
prasangka,    mengakui       sudut    pandang      yang          pertanyaan berkaitan dengan materi yang

beragam, dan mempertimbangkan makna kata.                        sedang dibahas; 3) pertanyaan dari suatu

    Pendapat       Mulyasa      sebagaimana      dikutip         kelompok dikumpulkann untuk diberikan kepada

Sulistyo    (2007)    bahwa      tanya   jawab     yang          kelompok lain yang terdekat; (4) setiap kelompok

berlangsung selama pembelajaran didorong oleh                    menjawab       pertanyaan;      dan      5)   kegiatan

inkuiri siswa. Dengan demikian, rasa ingin tahu                  presentasi membahas pertanyaan dan jawaban

siswa dapat disalurkan melalui kegiatan pesta                    dari kelompok-kelompok.

pertanyaan yang dibimbing oleh guru sebagai                           Lebih jelasnya, skenario model pembelajaran

pembimbing dengan peran selaku motivator,                        kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan pada

fasilitator, dan konsultan. Kegiatan bertanya                    mata pelajaran Geografi untuk memahami

antara siswa dan siswa, atau siswa dan guru                      konsep    ‘uniflying    geography’     supaya    siswa

dapat mendorong siswa untuk aktif berpikir dan                   memiliki penguasaan Geografi yang benar dan

belajar sepanjang hayat. Pertanyaan dalam                        berwawasan         mondial,    dapat     digambarkan

interaksi belajar mengajar adalah penting, karena                sebagai berikut.

dapat menjadi perangsang yang memotivasi

siswa untuk aktif, kreatif, dan bersemangat dalam

berpikir     dan      belajar      sehingga       dapat
                                                           Setiap                                              Setiap
                                                           siswa                                               siswa
membangkitkan pengertian baru.                             bekerja
                                                                                      Dijawab
                                                                                                               bekerja
                                                                                      oleh
                                                           sama                       kelompo                  sama
    Langkah-langkah      yang      ditempuh       untuk    membuat                    k lain                   membua
                                                           pertanya     Dijaw                                  t
                                                           an                                          Dijaw   pertanya
menerapkan strategi pesta pertanyaan dalam                                ab
                                                                                                         ab    an
                                                                         oleh
                                                                                                        oleh
                                                                        kelom
memahami ‘uniflying geography’ supaya siswa                                                            kelom
                                                                         pok
                                                                                                        pok
                                                                         lain
                                                           Setiap                                       lain   Setiap
memiliki keterampilan Geografi, sebagai berikut: siswa                                                         siswa
                                                           bekerja                                             bekerja
                                                           sama                                                sama
1) guru menyajikan materi pelajaran Geografi
                                                           membuat                                             membua
                                                           pertanya     Dijaw                                  t
melalui lembar kegiatan siswa; 2) setiap siswa             an                                          Dijaw   pertanya
                                                                          ab                             ab
                                                                         oleh                                  an
                                                                                                        oleh
dalam      kelompok    bekerja       sama     membuat                   kelom                          kelom
                                                                         pok                            pok
                                                                         lain                           lain   Setiap
                                                           Setiap
                                                           siswa                                               siswa
                                                           bekerja                                             bekerja
7
                                                      kondusif, karena siswa lebih berperan serta,

                                                      terjadi keraja sama kooperatif, lebih terbuka, dan

                                                      sensitif    dalam     proses     pembelajaran.    Siswa

                                                      dituntut berani mengemukakan ide-ide, kerja

                                                      sama atau keterampilan sosial, melontarkan

                                                      permasalahan, dan mencari solusinya. Menurut

                                                      Supriatna (2005) pembelajaran kolaborasi dapatt

                                                      membangun keterampilan sosial dalam diri siswa.

                                                      Pendapat Budimansyah (2002: 1) supaya aktif

  Gambar 1. Skenario Strategi Pesta Pertanyaan        terlibat belajar siswa harus memiliki kemampuan

   Partisipasi berarti prakarsa, peran aktif dan      untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan

keterlibatan     semua    pelaku    siswa   dalam     konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai.

mempelajari Geografi (Adisasmita, 2008: 2;                Prestasi belajar Geografi adalah kemampuan

Sukidin dkk. 2002: 159) mengemukakan bahwa            menuntaskan          dalam     arti   memahami     atau

partisipasi    siswa   merupakan   suatu    tingkat   menguasai materi minimal pada mata pelajaran

sejauhmana peran siswa melibatkan diri di dalam       Geografi yang ditunjukkan dari hasil ulangan

kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan                 harian siswa dengan standar ketuntasan belajar

pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.       minimal yang ditentukan guru. Prestasi belajar

Partisipasi siswa dalam belajar diartikan kegiatan    siswa      setelah    mengikuti       kegiatan   belajar

atau keadaan mengambil bagian dalam suatu             mengajar dengan kriteria ketuntasan minimal

aktivitas pembelajaran Geografi untuk mencapai        pada mata pelajaran Geografi.

suatu kemanfaatan secara optimal.                         Pengertian prestasi adalah rumusan hasil

    Pembelajaran kolaborasi dengan strategi           yang telah dicapai oleh seseorang setelah

pesta pertanyaan dilakukan oleh guru akan             melakukan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.

mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih          Prestasi belajar ini tampak dalam tingkah laku
8
individu, baik dari segi kognitif, afektif maupun       dan berperan sebagai umpan balik dalam

psikomotorik. Slameto (2003: 45), menyatakan            meningkatkan mutu pendidikan, 4)

“prestasi belajar adalah suatu kemajuan yang            prestasi belajar sebagai indikator internal dari

merupakan kesimpulan konsep atau nilai yang             suatu lembaga pendidikan, indikator

dapat diterapkan dalam hidup, situasi atau              internal dalam artian bahwa prestasi belajar

pengalaman baru, pergaulan dengan teman,                dapat dijadikan indikator tingkat

perilaku di sekolah, di rumah ataupun di dalam          produktivitas suatu lembaga pendidikan, dan 5)

lingkungan    tetangga”.         Dengan     demikian    prestasi belajar dapat dijadikan

pengertian prestasi belajar dapat disimpulkan           indikator      terhadap            daya serap        atau

sebagai hasil yang dicapai siswa dalam proses           kecerdasan siswa. Dalam proses belajar

belajar di sekolah yang          berupa penguasaan      mengajar,    siswa        merupakan         masalah yang

pengetahuan, kecakapan hidup, dan sikap yang            pertama dan utama, karena siswalah

umumnya dinyatakan dalam bentuk angka.                  yang     diharapkan       dapat        menyerap    seluruh

   Prestasi belajar semakin terasa penting              materi pelajaran yang diprogramkan

karena mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1)             dalam kurikulum.

prestasi belajar menunjukkan indikator kualitas             Berdasarkan          uraian        di   atas    maka

dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai           permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai

siswa, 2) prestasi belajar sebagai lambang              berikut: 1) bagaimanakah partisipasi siswa dalam

pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan          mempelajari Geografi, ketika diimplementasikan

asumsi   bahwa      hal    ini    sebagai   tendensi    pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta

keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum              pertanyaan?;        2)        apakah        implementasi

pada manusia, 3) prestasi belajar sebagai bahan         pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta

informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya           pertanyaan dapat meningkatkan keterampilan

bahwa    prestasi    belajar       dapat    dijadikan   sosial    siswa?;        3)     apakah      implementasi

pendorong bagi siswa untuk meningkatkan ilmu            pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
9
pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar           menjadi meningkat (Wardhani, 2007: 15).

Geografi?; dan 4) bagaimanakah respon siswa              Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

terhadap pembelajaran          kolaborasi dengan         proses investigasi terkendali yang berdaur ulang

strategi pesta pertanyaan?                               dan reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru

                                                         bertujuan untuk memperbaiki sistem, cara kerja,
METODE
                                                         proses,     isi,   kompetensi,     atau    situasi
   Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sidayu,
                                                         pembelajaran.
Gresik pada semester gasal tahun pelajaran
                                                             Status guru dalam penelitian tindakan kelas
2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa
                                                         ini adalah sebagai pengamat atau peneliti
kelas X-1 dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.
                                                         sekaligus sebagai pelaksana tindakan. Secara
jumlah   siswa   laki-laki    sebanyak    9     siswa,
                                                         umum pelaksanaan akan dilakukan selama tiga
sedangkan siswa perempuan berjumlah 23 siswa.
                                                         siklus yang pada siklusnya diterapkan tindakan
Dipilihnya kelas X-1 sebagai subjek penelitian
                                                         tertentu. Dalam setiap siklus aktivitas penelitian
tindakan ini dengan alasan bahwa sebagian siswa
                                                         dilakukan melalui prosedur penelitian yang
di kelas ini kurang bergairah belajar, motivasi
                                                         berupa: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan
belajar rendah, aktivitas belajar siswa pasif, dan
                                                         tindakan, 3) pengamatan tindakan, dan 4)
rendahnya prestasi belajar kalau dibandingan
                                                         refleksi.
dengan kelas-kelas lainnya. Peneliti adalah guru
                                                            Penelitian tindakan kelas ini menggunakan
Geografi yang mendapat tugas tambahan sebagai
                                                         teknik pengumpulan data antara lain: 1) metode
kepala SMA Negeri 1 Sidayu.
                                                         observasi yaitu dilakukan untuk memperoleh
   Penelitian ini dirancang dengan menggunakan
                                                         data dari      siswa   yang sedang melakukan
penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang
                                                         tindakan pembelajaran materi pokok: konsep
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
                                                         Geografi, pendekatan Geografi, prinsip Geografi,
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
                                                         dan aspek Geografi       melalui    pembelajaran
memperbaiki      kinerjanya     sebagai       pendidik
                                                         kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan, 2)
sehingga kualitas proses dan hasil belajar siswa
10
metode angket,          yaitu       digunakan untuk       rata nilai 68,5 ketuntasan secara klasikal 62,5%,

mengukur       respon siswa.       Daftar pertanyaan      dua belas siswa yang tidak tuntas.

diberikan     kepada    siswa     untuk     mengetahui        Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini

gambaran permasalahan yang dihadapi, dan 3)               siswa mengkaji materi pokok: konsep Geografi.

metode tes, yaitu dilakukan untuk mengetahui              Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi,

ketuntasan belajar setelah siswa mengikuti                desain pembelajaran, bahan ajar Geografi, dan

serangkaian kegiatan pembelajaran.                        soal evaluasi. Dalam RPP dirancang dengan

   Berdasarkan pengamatan kondisi awal kelas              kegiatan pendahuluan yang meliputi menjelaskan

X-1 nilai rata-rata ulangan harian di bawah kelas         tujuan pembelajaran memberikan motivasi, dan

X lainnya. Dari data-data yang diperoleh yaitu            apersepsi kepada siswa. Kegiatan inti yang

data prestasi belajar Geografi, partisipasi siswa,        direncanakan antara lain: menjelaskan materi

dan keterampilan sosial siswa merupakan data              konsep Geografi, membentuk kelompok, setiap

utama dalam penelitian ini, sedangkan data                kelompok menyusun soal, setiap berdiskusi

respon siswa adalah data pendukung. Data                  menjawab pertanyaan, dan setiap kelompok

tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi dan           secara bergilir melakukan presentasi. Sebelum

persentase.                                               kegiatan pembelajaran ditutup pada siklus I ini

                                                          dilakukan apresiasi terhadap setiap kelompok
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                                                          yang sudah melakukan presentasi.
   Keadaan       awal     sebelum          implementasi
                                                              Kegiatan yang dilakukan guru pada saat
pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
                                                          pembelajaran     antara     lain     menyampaikan
pertanyaan pada mata pelajaran Geografi yang
                                                          informasi tentang materi konsep Geografi siswa
membahas materi pokok pengantar Geografi
                                                          membentuk kelompok, kegiatan strategi pesta
(konsep.    pendekatan,         prinsip,   dan   aspek
                                                          pertanyaan     diarahkan untuk melatih siswa
Geografi) menggunakan metode pembelajaran
                                                          bekerja sama dalam membuat dan menjawab
konvensional yaitu ceramah, penugasan dan
                                                          pertanyaan dari materi Geografi yang ditentukan.
tanya jawab. Hasil tes ulangan harian adalah rata-
11
Guru membimbing siswa dalam mempelajari              mendengarkan dengan aktif banyak, merespon

beragam sumber, membuat soal, berdiskusi,            pendapat teman sedang, mengambil giliran

menjawab soal, dan mengawasi kegiatan siswa.         beride sedang, mempresentasikan hasil kerja

Guru     memberikan        penghargaan    kepada     kelompok sedang.

kelompok yang memperoleh skor atau nilai                    Berdasarkan hasil pengamatan yang telah

tertinggi.   Selanjutnya      ditutup     dengan     dilakukan dapat dievaluasi dan direfleksi dengan

menyimpulkan bersama dan memberi tugas               ditemukan hambatan yaitu: 1) sebagian siswa

rumah untuk minggu depan.                            ada yang terlalu mendominasi dalam kerja

    Memperhatikan     hasil   observasi   terlihat   sama, sehingga kesempatan teman untuk ikut

adanya kenaikan jumlah siswa yang tuntas hasil       kerja sama masih belum maksimal, 2) penjelasan

belajarnya. Nilai rata-rata yang dicapai pada        guru pada materi pelajaran dianggap cukup

ulangan harian awal sebesar 68,5 sedangkan           menyita waktu sehingga perlu dikurangi pada

pada siklus I mencapai 75,94. Ketuntasan klasikal    siklus berikutnya, dan 3) ada tiga siswa yang

pada ulangan harian awal hanya mencapai 62,5%,       belum tuntas.

pada siklus I ini meningkat menjadi 88%, tetapi         Pada siklus II materi yang dibahas adalah

ada tiga siswa belum tuntas. Partisipasi siswa       pendekatan dan prinsip Geografi. Perangkat yang

dalam PBM rata-ratanya mencapai 75%. Dari data       disiapkan meliputi desain pembelajaran, bahan

partisipasi siswa tersebut kegiatan yang paling      ajar Geografi, dan lembar kegiatan siswa.

menonjol yang dilakukan sebagian besar siswa         Berdasarkan refleksi pada siklus I maka perlu ada

adalah kegiatan membaca dan mencatat materi          dua tindakan, yaitu waktu untuk memberikan

penting mencapai 94% dan kegiatan melakukan          penjelasan kepada siswa perlu dikurangi dan

kerja    sama    kooperatif     sebesar    100%.     kesempatan untuk memberikan giliran kepada

Keterampilan sosial siswa dalam melaksanakan         siswa lain dalam melakukan kerja sama masih

strategi pesta petanyaan pada siklus I yaitu         dapat dimaksimalkan.

kemampuan siswa untuk bekerja sama sedikit,
12
   Tindakan guru pada siklus II ini telah sesuai        Geografi bagi siswa diperlukan kerana banyak

dengan     yang    direncanakan       pada     desain   siswa yang belum memiliki buku paket, karena itu

pembelajaran sehingga tidak banyak memakan              siswa yang tidak memiliki buku paket dianjurkan

waktu. Sebelum kegiatan pembelajaran selesai            untuk pinjam di perpustakaan sekolah, dan (2)

diadakan apresiasi terhadap setiap kelompok             masih ada dua siswa         yang belum tuntas

berhasil melakukan presentasi, dan pemberian            belajarnya. Bimbingan pada siswa yang belum

penghargaan        kepada       kelompok        yang    tuntas pada saat proses belajar mengajar

memperoleh nilai terbaik.                               Geografi dimaksimalkan.

       Berdasarkan observasi pada siklus II                Pada siklus III ini materi yang diajarkan adalah

ditemukan adanya kenaikan jumlah siswa yang             aspelk Geografi. Perangkat pembelajaran yang

tuntas belajarnya. Pada siklus I ketuntasan belajar     disiapkan meliputi desain pembelajaran, bahan

secara klasikal 88 %, siklus II naik menjadi 96,8%      ajar, dan lembar kegiatan siswa. Rencana

dan nilai rata-rata siklus I sebesar 75,94, siklus II   pembelajaran dan pelaksanaan pesta pertanyaan,

menjadi 82,66. Siswa yang tidak tuntas pada             secara garis besar masih sama dengan siklus I dan

siklus II ada dua anak. partisipasi siswa pada          II. Namun berdasarkan refleksi siklus II terdapat

siklus I mencapai 75%, pada siklus II meningkat         dua siswa yang belum tuntas, pada siklus III ini

menjadi    79%.     Keterampilan      siswa    dalam    siswa tersebut diberikan bimbingan yang lebih

melaksanakan strategi pesta pertanyaan meliputi:        baik secara khusus. Penyediaan buku paket

kemampuan siswa untuk bekerja sama banyak,              Geografi dilengkapi dari pinjaman perpustakaan

mendengarkan dengan aktif banyak, merespon              setiap siswa satu buku.

pendapat teman sedang, mengambil giliran                   Hasil observasi pada siklus III menunjukkan

mengemukakan             pendapat             banyak,   ada peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus II

mempresentasikan hasil kerja sama banyak.               sebesar 82,66, pada siklus III naik menjadi 91,25.

    Refleksi   pada    siklus   II   ini   ditemukan    Persentase ketuntasan klasikal naik dari 94%

permasalahan yaitu: (1) penyediaan buku paket           menjadi 100%. Partisipasi siswa dalam proses
13
belajar mengajar meningkat dari 79% pada siklus               prinsip, dan aspek Geografi) dapat dilihat dari

II menjadi 86% pada siklus III. Keterampilan siswa            hasil kuis dari siklus I, siklus II dan siklus III bahkan

dalam melaksanakan strategi pesta pertanyaan                  dapat dilihat dari hasil ulangan harian. Hal ini

mencapai 100%. Data respon siswa terhadap                     didukung keunggulan pembelajaran kolaborasi, di

proses belajar mengajar Geografi rata-rata                    antaranya: 1) prestasi belajar lebih tinggi; 2)

mencapai 93,77%. Hasil ulangan harian siswa                   pemahaman lebih mendalam; 3) belajar lebih

pada ulangan harian awal 68,5, sedangkan                      menyenangkan;              4)        mengembangkan

ulangan harian akhir mencapai nilai 82,5 dengan               keterampilan kepemimpinan; 5) mening-katkan

ketuntasan belajar klasikal 100%.                             sikap positif; 6) meningkatkan harga diri; 7)

    Pada siklus III ini menunjukkan adanya                    belajar secara inklusif; 8) merasa saling memiliki;

peningkatan dari berbagai hal, tetapi berdasarkan             dan 9) mengembangkan keterampilan masa

refleksi    siklus     III      ini     masih    ditemukan    depan (Isjoni, 2007; Setyosari, 2009:)

permasalahan yaitu: (1) buku referensi siswa dan                    Dengan strategi pesta pertanyaan            dapat

guru kurang. Oleh karena itu, pengadaan buku                  membuat kemajuan besar para siswa ke arah

referensi    lain      selain         buku   paket   sangat   pengembangan sikap, nilai, dan berpartisipasi

diperlukan, dan (2) saat presentasi hasil diskusi             dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang

kurang tersedianya waktu yang cukup. Untuk                    sesuai dengan tujuan pembelajaran Geografi. Hal

ketercapaian         tujuan      maka        perlu   adanya   ini    dapat   tercapai     karena      tujuan   utama

manajemen waktu atau penembahan waktu agar                    pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta

kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih                 pertanyaan        adalah        untuk     memperoleh

maksimal.                                                     pengetahuan         dari        sesama      temannya.

    Implementasi pembelajaran kolabosi dengan                 Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya,

strategi pesta pertanyaan mampu meningkatkan                  tetapi dari belajar kelompok. Seorang teman

prestasi belajar siswa. Peningkatan penguasaan                haruslah memberikan kesempatan kepada teman

materi pengantar Geografi (konsep, pendekatan,                yang lain untuk mengemukakan pendapatnya
14
dengan cara menghargai pendapat orang lain,             SIMPULAN DAN SARAN

saling    mengoreksi   kesalahan,      dan     saling        Penelitian ini menghasilkan empat butir

membetulkan sama lainnya (Lie, 2002: 12).               pernyataan sebagai simpulan yaitu: 1) partisipasi

    Dengan strategi pesta pertanyaan dapat              siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran

meningkatkan partisipasi siswa dan keterampilan         Geografi meningkat, karena sudah poses belajar

sosial dalam mempelajari atau mengakaji materi          mengajar menjadi lebih berpusat kepada siswa,

esensial dan sulit Geografi. Di samping itu,            2)    keterampilan   sosial     siswa      mengalami

strategi ini memotivasi atau membuat kemajuan           peningkatan,   3)    prestasi    belajar     Geografi

besar para siswa ke arah pengembangan sikap,            mengalami peningkatan secara signifikan, dan 4)

nilai, dan berpartisipasi dalam komunitas mereka        respon positif siswa terhadap pembelajaran

dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan              kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan.

pembelajaran Geografi. Hal ini dapat tercapai                Berkaitan dengan simpulan di atas, guru

karena tujuan utama pembelajaran kolaborasi             Geografi dan sekolah disarankan: 1) menerapkan

dengan strategi pesta pertanyaan adalah untuk           pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta

memperoleh       pengetahuan        dari      sesama    pertanyaan,    dan    2)   menyediakan        sarana

temannya. Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh          pendukung kegiatan pembelajaran yang berupa

dari gurunya, tetapi dari belajar kelompok.             sumber belajar, misalnya buku paket Geografi

Seorang      teman     haruslah       memberikan        dan media pembelajaran berupa peta dan atlas

kesempatan kepada teman yang lain untuk                 bahkan menggunakan laboratorium Geografi.

mengemukakan      pendapatnya       dengan      cara
                                                        DAFTAR RUJUKAN
menghargai     pendapat    orang      lain,    saling
                                                        Adisasmita, R. 2008. Membangun Desa
                                                        Partisipatif. Yogayakarta: Graha Ilmu.
mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan
                                                        Abimanyu. 1995. Upaya Meningkatkan Partisipasi
                                                        Siswa dalam Proses
sama lainnya. Dengan demikian, prestasi belajar
                                                            Pembelajaran. Jakarta: Alumni.
                                                        Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran
siswa pada mata pelajaran Geografi dapat
                                                        dan Penilaian Portofolio.
                                                            Bandung: Genesindo.
meningkat secara signifikan.
15
Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung:
Alfabeta.
Khafid, S. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep
Geografi melalui
    Implementasi       Ayat-Ayat    Pembelajaran
Kontekstual Siswa SMAN 1 Sidayu.
    Ilmu Pendidikan Jurnal Kajian Teori dan
Praktik Kependidikan, 35 (1):
    17-28.
Khafid, S. 2010. Pembelajaran Kooperatif Model
Investigasi Kelompok, Gaya
    Kognitif, dan Hasil Belajar Geografi. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 17 (1):73-78.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta:
Gramedia.
Setyosari, P. 2009. Pembelajaran Kolaborasi:
Lndasan untuk Mengembangkan
    Keterampilan Sosial, Rasa Saling Menghargai,
dan Tanggung Jawab. Pidato
    jabatan guru besar bidang ilmu teknologi
pembelajaran pada Fakultas Ilmu
    Pendidikan disampaikan dalam Sidang
Terbuka Senat Universitas Negeri
    Malang.                                                     Oleh
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempenmgaruhinya. Jakarta:                                 Rochmanu Fauzi
    Rineka Cipta.
Sulistyo, S. 2007. Peningkatan Prestasi Belajar IPS   NIP.195901101981032015 .
melalui Pendekatan
    Kooperatif dengan Strategi Pesta Pertanyaan
di SMPN 1 Kraton Kabupaten
    Pasuruan. Pasuruan: SMP Negeri 1 Pasuruan
Press.
Sukidin dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas.
        Surabaya: Insan Cendekia.
Supriatna, N. 2005 Mengajarkan Keterampilan
        Sosial yang Diperlukan Siswa di Era
        Global. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, I
        (19):12-20.
Syah, M. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.

  Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan
             Profesionalisme Guru
16
Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan
Profesionalisme Guru




Rochmanu Fauzi


Abstrak: supervisi pengajaran adalah untuk
meningkatkan           kemampuan           dan
keterampilan guru dalam melaksanakan
tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar.
Ada tiga pendekatan dalam supervisi
pengajaran, yaitu (1) pendekatan langsung,
(2) pendekatan tidak langsung, dan (3)
kolaboratif.       Teknik-teknik     supervisi
pengajaran yang paling bermanfaat adalah
kunjungan kelas, pembicaraan individual,
Diskusi kelompok, demonstrasi mengajar,
dan sebagainya. Para guru lebih menghargai
supervisor yang hangat dan menghargai
guru. Dalam praktiknya supervisi pengajaran
masih berorientasi pada aspek administratif
saja.    Berdasarkan       uraian     tersebut
disarankan para supervisor perlu ada
penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan
supervisi pengajaran para supervisor
sebaiknya       menggunakan        pendekatan
supervisi klinis, perlu ada pertemuan seusai
supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai
upaya     untuk     tindak    lanjut   setelah
pelaksanaan supervisi dilaksanakan.


Kata   kunci:   mutu    pendidikan,   supervisi
pengajaran.
17
       Cara hidup suatu bangsa sangal erat            mutu      dapat    dilihat   dari     "masukan",
kaitannya dengan tingkat pendidikannya,               "proses", dan "hasil".
Pendidikan         bukan       hanya        sekedar            Permasalahan        pendidikan          yang
melestaiikan kebudayaan dan meneruskan                diidentifikasi (Depdikbud, 1983), sampai saat
dari generasi ke generasi. Akan tetapi juga           ini, formulasinya tetap sama, yaitu masalah
diharapkan    akan    dapat         mengubah   dan    (1)     masalah     kuantitatif,      (2)     masalah
mengembangkan pengetahuan.                            kualitatif, (3) masalah relevansi, (4) masalah
       Sementara itu, salah satu fenomena di          efisiensi, (5) masalah efektivitas, dan (6)
bidang pendidikan yang banyak disoroti oleh           masalah khusus.
para    pemerhati,     cendekiawan          maupun             Uraian     secara       singkat      masalah-
masyarakat pada umumnya adalah masalah                masalah tersebut adalah sebagai berikut ini.
mutu pendidikan. Membahas masalah mutu
pendidikan, sebenarnya membahas masalah               1. Masalah Kuantitatif
yang sangat kompleks. Oleh karena masalah                      Masalah kuantitatif adalah masalah
mutu     pendidikan        selalu     kait-mengkait   yang timbul sebagai akibat hubungan antara
dengan indikator-indikator lainnya. Salah             pertumbuhan sistem pendidikan pada satu
satu instrumen yang dianggap cukup efektif            pihak dan pertumbuhan penduduk Indonesia
untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah             pada pihak lain. Untuk mengatasi masalah ini
dengan supervisi pengajaran oleh Kepala               perlu     adanya    suatu    sistem         pendidikan
Sekolah maupun Pengawas.                              nasional yang memungkinkan setiap warga

       Untuk itu perlu adanya pergeseran              ncgara Indonesia memperoleh pendidikan

dari paradigma lama menuju ke paradigma               yang layak sebagai bekal dasar kehidupannya

yang baru. Paradigma baru manajemen                   sebagai     warga     negara.       Dalam       rangka

pendidikan tinggi, terdiri dari akreditasi,           pemerataan          pendidikan         ini,      perlu

akuntabilitas, evaluasi, otonomi dan mutu.            dilaksanakan       kewajiban       belajar     dengan

Kelima paradigma baru pendidikan tersebut             segala     konsekuensinya           dalam       bidang

saling terkait satu sama lain dan seyogyanya          pembiayaan, ketenagaan, dan peralatan.

ini    dijadikan     acuan          dalam   proses
                                                      2. Masalah kualitatif
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena
                                                               Masalah    kualitatif     adalah     masalah
itu, mutu sebagai salah satu paradigma yang
                                                      bagaimana peningkatan kualitas sumber daya
harus ditata secara terus menerus dan
                                                      manusia Indonesia gara bangsa Indonesia
berkelanjutan. Menurut Mastuhu (2003)
                                                      dapat meinpertahankan eksistcnsinya. Dalam
dalam pengelolaan suatu unit pendidikan,
                                                      masalah      ini    tercakup        pula      masalah
18
ketinggalan          bangsa       Indonesia           dan    perencanaan          tenaga        kerja,          dan
perkembangan modern. Ditinjau dari latar                     pertumbuhan wilayah.
bclakang ini, masalah kualitas pendidikan
                                                             4. Masalah efisiensi
merupakan masalah yang memprihatinkan
                                                                      Masalah    efisiensi     pada    hakikatnya
dalam rangka kelangsungan hidup bangsa
                                                             adalah     masalah     pengelolaan        pendidikan
dan negara. Dalam sistem pendidikan ini
                                                             nasional. Adanya keterbalasan dana dan daya
sendiri, masalah kualitas menyangkut
                                                             manusia      sungguh-sungguh             memerlukan
     banyak hal, antara lain kualitas calon
                                                             adanya     sistem    pengelolaan         efisien    dan
anak didik, guru dan tenaga kependidikan
                                                             terpadu.    Keterpaduan         pengelolaan        tidak
lainnya, prasarana, dan sarana. Penanganan
                                                             hanya tercermin di dalam hubungan antara
aspek kualitatif ini berhubungan erat dengan
                                                             negeri     dan     swasta,      antara    pendidikan
penanganan aspek kuantitatif sehingga perlu
                                                             sekolah dan pendidikan luar sekolah, antara
sekali adanya keseimbangan yang dinamis
                                                             departemen yang satu dan departemen yang
dalam     proses     pengembangan         pendidikan
                                                             lain, di dalam lingkungan jajaran Departemen
nasional, sehingga peningkatan kualitas tidak
                                                             Pendidikan Nasional sendiri, tetapi juga di
sampai menghambat peningkatan kuantitas
                                                             antara semua unsur dan unit lersebut.
dan sebaliknya.

                                                             5. Masalah efektifitas
3. Masalah relevansi
                                                                      Masalah efektifitas adalah masalah
         Masalah      relevansi      adalah        masalah
                                                             yang menyangkut keampuhan pelaksanaan
yang timbul dari hubungan antara sistem
                                                             pendidikan       nasional.      Dalam       hubungan
pendidikan dan pembangunan nasional serta
                                                             dengan permasalahan keseimbangan yang
antara kepentingan perorangan, keluarga,
                                                             dinamis antara kualitas dan kuantitas, di
dan masyarakat, baik dalam jangka pendek
                                                             samping keterbalasan sumber dana dan
maupun dalam jangka panjang. Hal ini
                                                             tenaga, efektivitas proses pendidikan amat
meminta     adanya       keterpaduan          di    dalam
                                                             penting. Hal ini berkaitan dengan kurikulum,
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
                                                             termasuk aspek metodologi dan evaluasi,
nasional agar pendidikan merupakan wahana
                                                             serta masalah guru, pengawas, dan masukan
penunjang      yang        efektif     bagi         proses
                                                             instrumental lainnya.
pembangunan          dan      ketahanan        nasional.
Masalah ini dengan sendirinya mempunyai                      6. Masalah khusus
kaitan pula dengan masalah pokok di dalam                             Di samping masalah-masalah umum
pembangunan nasional, seperti masalah tata                   yang     telah   dibicarakan       di    atas,     perlu
nilai,   industri.     pembangunan            pertanian,     dibicarakan pula beberapa masalah khusus
19
sebagai berikut. Guru sebagai pelaksana                      yang dikehendaki dengan maksud dari
pendidikan         faktor       kunci      di      dalam     orang yang menghendakinya (Idrus, dkk.,
pelaksanaan       sistem     pendidikan          nasional.   2002).
Masalah guru menyangkut soal pengadaan di                             Dalam        pengelolaan            suatu       unit
lembaga-lembaga              pendidikan             guru,    pendidikan, mutu dapat dilihat dari: "ma-
pembinaan sistem karir dan prestasi kerja,                   sukan", "proses", dan "hasil". 'Masukan"
pengangkatan, pemerataan dan penyebaran                      meliputi:          siswa.         Tenaga            pengajar,
menurut      wilayah         dan        bidang      studi,   administrator,        dana,        sarana,      prasarana,
pembinaan karir dan prestasi, status, dan                    kurikulum,           buku-buku              perpustakaan,
kesejahteraan. Masalah yang kompleks ini                     laboratorium, dan alat-alat pembelajaran,
menyangkut banyak lembaga dan unit serta                     baik perangkat keras maupun perangkat
koordinasi dan kerjasama antara lembaga                      lunak.      "Proses"         meliputi,        pengelolaan
dan unit tersebut.                                           lembaga,          pengelolaan            program       studi,
        Esensi           dari           permasalahan-        pengelolaan program                studi.     pengelolaan
permasalahan pendidikan pada hakekatnya                      kegiatan             belajar-mengajar,              interaksi
adalah bermuara pada satu istilah yaitu                      akademik antara civitas akademika, seminar
kualitas pendidikan atau mutu pendidikan.                    dialog, penelitian, wisata ilmiah, evaluasi dan
Mastuhu (2003) mengemukakan bahwa kata                       akreditasi.       Sedangkan          "hasil":        meliputi
kunci      untuk      menggambarkan                Sistem    lulusan.      penerbitan-penerbitan,                temuan-
Pendidikan Nasional yang bagaimana yang                      temuan       ilmiah,        dan     hasil-hasil       kinerja
diperlukan       dalam      abad-abad       mendatang        lainnya.
ialah pendidikan yang bermutu. Selanjutnya,                           Ketiga unsur di atas (input, proses,
Mastuhu mengatakan bahwa mutu (quality)                      dan output) terus berproses atau berubah-
merupakan suatu istilah yang dinamis yang                    ubah.      Oleh     karena        itu,    pengelola      unit
turus bergerak; jika bergerak maju dikatakan                 pendidikan atau sekolah perlu menetapkan
mutunya bertambah baik, sebaliknya jika                      patokan      atau     benchmark,            yaitu    standar
bergerak      mundur         dikatakan           mutunya     target yang harus dicapai dalam suatu
merosot. Mutu dapat berarti superiority                      periode waktu tertentu dan terus berusaha
atau    excellence       yaitu     melebihi standar          melampuinya.         Seperti        dikemukakan         oleh
umum yang berlaku. Sedangkan sesuatu                         Watson (dalam Taroeratjeka, 2000) bahwa
dikatakan bermutu jika terdapat kecocokan                    suatu upaya pencarian mutu secara terus-
antara syarat-syarat yang dimiliki oleh benda                menerus demi mendapatkan cara kerja yang
20
lebih baik agar mampu tampil bersaing                        menghadapi       krisis    ekonomi        berbagai
melampui standar umum.                                       bidang kcliidupan. Walaupun sejak tahun
        Menurut Supriadi (2000) kita tidak                   2000, ekonomi Indonesia telah mulai tumbuh
perlu      dipusingkan           oleh      pertanyaan-       positif (4,8 persen), akibat krisis dalam
pertanyaan               mengenai              validitas     kehidupan sosial, politik dan kepercayaan
metodologisnya           atau     berusaha     mencari       dikawatirkan masih akan             memberi yang
excuse apabila ternyata ada hasil-hasil studi                kurang menguntungkan terutama bagi upaya
yang tidak sesuai dengan harapan kita. Sikap                 peningkatan       kualitas         SDM.       Program
optimis perlu untuk dikembangkan bagi                        peningkatan mutu pendidikan di sekolah
pendidikan di Indonesia, walaupun hasil                      dasar dapat dicapai manakala proses belajar
surveinya        tidak     menyenangkan             sesuai   mengajar dapat berlangsung dengan baik.
dengan yang diharapkan. langkah selanjutnya                  berdayaguna dan berhasil guna.
membuat visi ke depan untuk meningkatkan                              Dalam     mengkaji         risalah     mutu
kualitas manajemen pendidikan.                               pendidikan,      tidak      dapat      lepas     dari
        Suatu saran yang dikemukakan oleh                    penyelenggaraan sistem pendidikan. Dari
Supriadi dalam menghadapi permasalahan                       berbagai faktor penyebab rendahnya mutu
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia                   pendidikan, ditinjau dari aspek manajemen
adalah memiliki visi global dan kehendak                     pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam
untuk bersaing secara internasional, maka                    tiga faktor, yaitu: (a) faktor instrumental
insan pendidikan mulai para pengajar dan                     sistem     pendidikan,       (b)    faktor     sistem
peneliti    di    lembaga         pendidikan     tenaga      manajemen        pendidikan,         termasuk        di
kependidikan        di    perguruan        tinggi     dan    dalamnya      sistem      pembinaan       profesional
pengambil         keputusan         dituntut        untuk    guru, dan (c) faktor substansi manajemen
membuka          wacana         terhadap     studi-studi     pendidikan (Mantja, 1998). Untuk dapat
internasional.                                               melaksanakan      pembinaan         terhadap     guru
                                                             agar lebih profesional, maka instrumen yang
KONSEP DASAK SUPERVISI PENGAJARAIN DI
                                                             sangat relevan dan tepat adalah dengan
SEKOLAH
                                                             melalui supervisi pengajaran. Oleh karena
        Di antara masalah-masalah pendidikan
                                                             supervisi pengajaran pada hakikatnya adalah
yang sedang mendapat pcrhatian pemerintuh
                                                             untuk     meningkatkan         kemampuan         dan
salah salunya adalah puningkatan mutu
                                                             keterampilan     guru      dalam     melaksanakan
pendidikan (Benly, IW2). Dalam PROPENAS
                                                             tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar
(2002) dijelaskan bahwa sampai dengan awal
                                                             para peserta didik di kelas.
abad ke-21 pembangunan pendidikan masih
21
          Dari     berbagai        kajian      mengenai        ini pada akhirnya adalah ditujukan untuk
rumusan definisi mengenai supervisi, Mantja                    meningkatkan kualitas para siswa. Hal ini
(1998)       menuliskan        formulasi         tentang       sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni
supervisi pengajaran adalah semua usaha                        (1983) bahwa tujuan supervisi ialah (1)
yang sifatnya membantu guru atau melayani                      tujuan      akhir     adalah         untuk      mencapai
guru       agar      ia      dapat      memperbaiki,           pertumbuhan dan perkembangan para siswa
mengembangkan, dan bahkan meningkatkan                         (yang    bersifat         total).    Dengan      demikian
pengajarannya,             serta       dapat           pula    sekaligus         akan         dapat         memperbaiki
menyediakan kondisi belajar murid yang                         masyarakat,         (2)       tujuan         kedua     ialah
efek'if     dan    efisien     demi     pertumbuhan            membantu            kepala           sekolah         dalam
jabatannya         untuk           mencapai       tujuan       menyesuaikan         program           pendidikan       dari
pendidikan         dan       meningkatkan              mutu    waktu ke waktu secara kontinyu (dalam
pendidikan. Definisi yang dirumuskan oleh                      rangka menghadapi tantangan perubahan
Mantja ini sudah mewakili konsep supervisi                     zaman), (3) tujuan dekat ialah bekerjasama
pengajaran.                                                    mengembangkan proses belajar mengajar
          Apabila dikaji dari tujuannya supervisi              yang     tepat.     Tujuan          tersebut    ditambah
pada hakikatnya adalah untuk membantu                          dengan (4) tujuan perantara ialah membina
guru untuk meningkatkan kualitas proses                        guru-guru agar dapat mendidik para siswa
belajar mengajarnya. Harsosandjojo (1999)                      dengan baik, atau menegakkan disiplin kerja
mengemukakan              tujuan     supervisi         yaitu   secara manusiawi.
membantu guru dalam hal (1) membimbing                                  Dalam kaitannya dengan tugas-tugas
pengalaman belajar sisvva, (2) menggunakan                     supervisor, secara lebih               khusus Nurtain
sumber-sumber         pengalaman            belajar,     (3)   (1989) membagi 10 (sepuluh) bidang tugas
menggunakan metode-metode yang baru dan                        supervisor yang dirinci sebagai berikut ini.
alat-alal pelajaran modern, (4) memenuhi                       Tugas I , pengembangan kurikulum. Tugas 2,
kebutuhan belajar para siswa, (5) menilai                      pengorganisasian           pengajaran.         Tujuan    3,
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa,                   pengadaan         staf.     Tugas       4,     penyediaan
(6) mcmbina reaksi mental atau moral kerja                     fasilitas. Tugas 5, pcnycdiaan bahan-bahan.
guru-guru         dalam      rangka     pertumbuhan            Tugas 6, penyusunan penataran pendidikan.
pribadi dan jabatan mereka, (7) melihat                        Tugas     7,   pemberian            orientasi    anggota-
dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan, dan                     anggota staf. Tugas 8, berkaitan dengan
(8) mengguaakan waktu dan tenaga mereka                        pelayanan         murid        khusus.         Tugas     9,
dalam pembinaan sekolah. Tujuan supervisi                      pengembangan hubungan masyarakat. Dan
22
yang       terakhir      tugas      10,      penilaian   terkait dengan unsur-unsur manajemen,
pengajaran.                                              antara      lain   (1)     kegiatan        perencanaan
         Mengkaji        tugas-tugas         supervisi   (planning), (2) kegiatan pengorganisasian
pengajaran tersebut di atas, dapat ditelaah              (organizing),      (3)      kegiatan        pengarahan
dari tujuan supervisi pengajaran itu sendiri.            (actuating)        yang         meliputi         kegiatan
Sesuai dengan fungsi pokok supervisi, yaitu              pengarahan         (directing)       dan         kegiatan
memperbaiki dan mengembangkan situasi                    pengkoordinasian         (coordinating),         dan     (4)
belajar mengajar dalam rangka mencapai                   kegiatan pengawasan (controlling).
tujuan pendidikan nasional, maka tujuan                           Berdasarkan uraian tersebut di atas,
supervisi pendidikan mencakup tujuan dasar,              dapat        dikemukakan            bahwa          untuk
tujuan umum dan tujuan khusus.                           meningkatkan         kualitas     belajar    mengajar,
         Tujuan dasar supervisi pendidikan,              guru     adalah    faktor       sentral     yang    perlu
adalah      membantu         tercapainya       tujuan    mendapatkan          perhatian      secara       optimal.
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan                Media untuk meningkatkan profesionalisme
institusional. Tujuan pendidikan nasional                guru adalah melalui supervisi pengajaran.
secara rinci dan jelas dirumuskan dalam                  Supervisi pengajaran pada hakikatnya adalah
GBHN. Sedangkan tujuan institusional dapat               ditujukan      untuk      meningkatkan           kualitas
dilihat di dalam kurikulum yang memuat                   pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
landasan, program dan pengembangan.                      kelas,     sehingga      tujuan     akhirnya       adalah

         Tujuan umum supervisi pendidikan,               kualitas      hash       belajar       siswa       dapat

adalah       membantu        memperbaiki          dan    ditingkatkan secara optimal.

mengembangkan administrasi pendidikan.
Administrasi yang dimaksud adalah meliputi               SUPERVISI PENGAJARAN
baik administrasi sebagai substansi maupun                        Dalam pemakaiannya secara umum
administrasi sebagai proses.                             supervisi diberi arti sama dengan director,
         Administrasi       sebagai         substansi    manager. Dalam bahasa umum ini ada
meliputi      hal-hal     sebagai      berikut:    (1)   kecenderungan untuk membatasi pemakaian
administrasi     kesiswaan,      (2)      administrasi   istilah supervisor kepada orang-orang yang
ketenagaan, (3) administrasi kurikulum, (4)              berada dalam kedudukan yang lebih bawah
administrasi     keuangan,       (5)      administrasi   dalam hicrarkhi manajemen.
sarana/prasarana,         dan    (6)      administrasi            Dalam     sistem       sekolah,     khususnya
hubungan              masyarakat.          Sedangkan     dalam       sistem        sckolah         yang         ialah
administrasi sebagai proses meliputi hal-hal             berkembang, situasinya agak lain. Dalam
23
Good (1976) supervisi didefinisikan sebagai                sebaik-baiknya.        Oleh      karena        itu,
segala usaha dari para pejabat sekolah yang                pembinaan terhadap para guru di sekolah
diangkat yang diarahkan kepada penyediaan                  dasar merupakan suatu kebutuhan yang
kepemimpinan bagi para guru dan tenaga                     tidak dapat ditunda-tunda lagi. Pembinaan
kependidikan          lain      dalam      perbaikan       terhadap     guru    sekolah     dasar,    terutama
pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan                  diarahkan pada pembinaan proses belajar
professional dan perkembangan dari para                    mengajar.      Pembinaan         proses       belajar
guru,     seleksi     dan     revisi    tujuan-tujuan      mengajar adalah usaha memberi bantuan
peudidikan, bahan pengajaran, dan metoda-                  pada guru untuk memperluas pengetahuan,
metoda mengajar, dan evaluasi pengajaran.                  meningkatkan keterampilan mengajar dan
Wiles (1982) menjelaskan bahwa supervisi                   menumbuhkan sikap profesional, schingga
sebagai     bantuan          dalam     pengembangan        guru menjadi lebih ahli dalam mengelola
situasi belajar-mengajar yang lebih baik; ia               KBM untuk membclajarkan anak didik dalam
adalah      suatu     kegiatan       pelajaran     yang    rangka mencapai tujuan pembelajaran dan
disediakan     untuk        membantu      para     guru    tujuan     pendidikan      di    SD    (Depdikbud,
menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih                  1999/2000).
baik. Peranan supervisor adalah mendukung,                          Supervisi pendidikan di sekolah dasar
membantu, dan membagi, bukan menyuruh.                     lebih     diarahkan      untuk        meningkatkan
Wiles (1982) selanjutnya mengatakan bahwa                  kemampuan       guru    sekolah       dasar    dalam
supervisi           yang       baik       hendaknya        rangka peningkatan kualitas proses belajar
mengembangkan kepemimpinan di dalam                        mengajar. Supervisi ini dapat dilakukan oleh
kelompok,      membangun             program     latihan   siapa saja, baik Kepala Sekolah maupun
dalam       jabatan          untuk      meningkatkan       Pengawas Sekolah yang bertugas sebagai
keterampilan guru, dan membantu guru                       supervisor melalui pemberian bantuan yang
meningkatkan kemampuannya dalam menilai                    bercorak       pelayanan        dan       bimbingan
hasil pekerjaannya.                                        profesional,        sehingga       guru        dapat
                                                           melaksanakan tugasnya dalam proses belajar
                                                           mengajar dengan lebih baik dari prestasi
SUPERVISI             PENGAJARAN               SEBAGAI
                                                           sebelumnya.
PEMBINAAN PROFESIONAL GURU
                                                           Supervisi pendidikan di sekolah pada
         Memperhatikan               penting        dan
                                                           hakekatnya          adalah      dalam         rangka
peranannya pendidikan dasar dan menengah
                                                           pembinaan terhadap para guru. Adapun
yang demikian besar, maka pendidikan dasar
                                                           sasaran pembinaannya, antara lain (1)
dan menengah harus dipersiapkan dengan
24
merencanakan kegiatan belajar mengajar                    (Kurikulum        1975).     Kemudian.          pada
sesuai dengan strategi belajar aktif, (2)                 Kurikulum        1984     dan    1994     digunakan
mengelola      kegiatan        belajar       mengajar     istilah pembinaan profesional guiu atau
yang menantang dan menarik, (3) menilai                   pembinaan guru untuk jenjang sekolah
kemajuan anak belajar, (4) memberikan                     dasar.      Walaupun            demikian        istilah
umpan        balik     yang        bermakna,        (5)   supervisi       pendidikan      dalam      Kurikulum
memanfaatkan               lingkungan          sebaga i   SMU      1994      masih        tetap     digunakan.
sumber       dan     media        pengajaran,       (6)   Dengan       demikian        dapat       disimpulkan
membimbing dan melayani siswa yang                        bahwa       kegiatan       supervisi      pendidikan
mengalami kesulitan belajar, terutama                     maupun            pembinaan              profesional
bagi anak lamban dan anak pandai, (7)                     merupakan nama layanan yang digun akan
mengelola          kelas     sehingga          tercipta   secara       bergantian          dalam          praktik
lingkungan belajar yang menyenangkan,                     pendidikan        pada      sekolah -sekolah           di
dan (8) menyusun dan mengelola catatan                    Indonesia.
kemajuan           anak       (record          keeping)            Dengan            demikian              dapat
(Depdikbud, 1999/2000).                                   dikemukakan                bahwa            supervisi
       Menurut Mantja (1990) supervisi                    (pembinaan          profesional            guru         )
atau     pembinaan           profesional        adalah    dimaksudkan             untuk        meningkatkan
bantuan atau layanan yang diberikan                       kemampuan          dan      keterampilan          guru
kepada guru, agar ia belajar bagaimana                    dalam     melaksanakan           tugas     pokok nya
mengembangkan              kemampuannya          untuk    sehari-hari       yaitu      mengelola          proses
meningkatkan proses belaja r-mengajar di                  belajar-mengajar dengan segala aspek
kelas. Supervisor atau pembina, yaitu                     pendukungnya sehingga berjalan dengan
Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, atau                    baik khususnya dalam kegiatan belajar
semua     pejabat          yang     terlibat     dalam    mengajar, sehingga           tujuan       pendidikan
layanan      supervisi,      adalah     pihak     yang    dasar dapat tercapai secara optimal.
selama ini dipandang berwewenang, dan                              Pada        hakikatnya             kegiatan
karena       itu     pula         dianggap       paling   pembinaan menyangkut dua belah pihak
bertanggung          jawab        dalam        kegiatan   yaitu pihak yang dilayani atau pihak yang
supervisi.                                                dibina dan pihak yang melayani atau yang
       Kilas balik kaji historis supervisi                membina (Ekosusilo, 2003). Baik yang
pengajaran, pada awalnya istilah yang                     dibina    maupun        pembina         harus    sama -
dimunculkan adalah supervisi pendidikan                   sama        memiliki        kemampuan             yang
25
berkembang secara serasi sesuai dengan                  sama besarnya dengan peran guru yang
kedudukan       dan     peran    masing -masing.        bersangkutan.
Oleh   sebab     itu,       sasaran    pembinaan                 Penggunaan pendekatan tersebut
profesional ini adalah kedua belah pihak                disesuaikan       dengan      dua      karakteristik
yaitu guru sebagai pihak yang dibina dan                guru yang akan diberi supervisi, yaitu
kepala sekolah atau pengawas sekolah                    tingkat abstraksi guru (level of teacher
sebagai pihak yang membina.                             abstraction) dan tingkat komitmen guru
                                                        (level    of    teacher     commitment).         Daya
BEBERAPA PENDEKATAN DALAM SUPERVISI                     abstraksi guru bisa tinggi, sedang, dan
PENDIDIKAN                                              bisa juga rendah. Demikian pula dengan
       Secara       garis     besar     ada      tiga   komitmen guru bisa tinggi, sedang, dan
pendekatan dalam supervisi pendidikan,                  rendah.        Pendekatan          supervisi     yang
yaitu (1) pendekatan langsung (directive                digunakan        harus     disesuaikan         dengan
approach), (2) pendekatan tidak langsung                tinggi-rendahnya          daya      abstraksi     dan
(non    directive       approach),       dan      (3)   komitmen guru yang disupervisi.
pendekatan       kolaboratif          (collaborative    1. Guru yang memiliki daya abstraksi dan
approach). Pendekatan langsung adalah                      komitmm         yang      rendah      sebaiknya
sebuah pendekatan supervisi, di mana                       disupervisi           dengan         pendekatan
dalam upaya peningkatan               kemampuan            langsung.
guru    peran       kepala      sekolah        dasar,   2. Guru yang memiliki daya abstraksi
pengawas TK/SD, dan pembina lainnya                        yang        rendah,    tetapi      komitmennya
lebih besar dari pada peran guru yang                      tinggi, sebaiknya disupervisi dengan
bersangkutan. Pendekatan tidak langsung                    pendekatan kolaboiatif.
adalah sebuah pendekatan supervisi, di                  3. Guru yang memiliki daya abstraksi
mana      dalam         upaya         peningkatan          yang        tinggi     tetapi      komitmennya
kemampuan guru peran kepala sekolah,                       rendah, sebaiknya disupervisi dengan
pengawas TK/SD, dan Pembina lainnya                        pendekatan kolaboratif.
lebih kecil daripada peran guru yang                    4. Guru yang memiliki daya abstraksi dan
bersangkutan.         Pendekatan       kolaboratif         komitmen         yang      tinggi     sebaiknya
adalah sebuah pendekatan supervisi, di                     disupervisi dengan pendekatan tidak
mana      dalam         upaya         peningkat an         langsung (Bafadal, 2003).
kemampuan guru peran kepala sekolah,
pengawas TK/SD, dan pembina lainnya
                                                        TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
26
         Bagaimana Kepala Sekolah dalam                   untuk       memperbaiki           kondisi        yang
mensupervisi para guru ?. Dalam konteks                   melingkari        mengajar-belajar          di    kelas
ini, maka Kepala Sekolah perlu mengenal                   tertentu. Sudan tentu, kunjungan kelas,
dan        mempraktekkan               teknik -teknik     agar      efektif,    hendaknya          dipersiapkan
supervisi         pendidikan          yang       lazim    dengan teliti dan dilaksanakan dengan
digunakan dalam pelaksanaan supervisi                     sangat berhati-hati dengan disertai budi
pengajaran. Ada tersedia sejumlah teknik                  bahasa yang baik pula.
supervisi     yang       dipandang        bermanlaat      Pada umumnya kunjungan kelas hendaknya
untuk     merangsang           dan     mengarahkan        diikuti oleh pembicaraan individual antara
perhatian guru-guru terhadap kurikulum                    kepada sekolah dengan guru.
dan pengajaran, untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang bertalian dengan                     2. Pembicaraan individual

mengajar          dan     belajar,      dan     untuk               Pembicaraan      individual      merupakan

menganalisis             kondisi -kondisi         yang    teknik supervisi yang sangat penting karena

mengelilingi mengajar dan belajar. Yang                   kesempatan yang diciptakannya bagi kepala

berikut ini pada umumnya dipandang                        sekolah (pengawas/penilik) untuk bekerja

teknik     yang      paling       bermanfaat      bagi    secara individual dengan guru sehubungan

supervisi.                                                dengan         masalah-masalah             profesional
                                                          pribadinya. Masalah-masalah yang mungkin
                                                          dipecahkan melalui pembicaraan individual
1. Kunjungan kolas.
                                                          bisa macam-macam: masalah-masalah yang
         Kunjungan        kelas    (sering     disebut
                                                          bertalian       dengan       mengajar,           dengan
kunjungan         supervisi)       yang      dilakukan
                                                          kebutuhan yang dirasakan oleh guru, dengan
kepala sekolah (atau pengawas/penilik)
                                                          pilihan     dan pemakaian         alat    pengajaran,
adalah      teknik       paling      efektif    untuk
                                                          teknik dan prosedur, atau bahkan masalah-
mengamati guru bekerja, alat, metode,
                                                          masalah yang oleh kepala sekolah dipandang
dan      teknik     mengajar         tertentu     yang
                                                          perlu     untuk      dimintakan    pendapat       guru.
dipakainya,        dan     untuk       mem -pelajari
                                                          Apapun yang dijadikan pokok pembicaraan,
situasi      belajar       secara         keseluruhan
                                                          ia mewakili teknik yang sangat baik untuk
dengan      memperhatikan            semua      faktor
                                                          membantu guru mengembangkan arah diri
yang mempengaruhi pertumbuhan murid.
                                                          dan tumbuh dalam pekerjaan.
Dengan       menggunakan             hasil     analisis
observasinya, ia bersama dengan guru
                                                          3. Diskusi Kclompok
dapat menyusun suatu program yang baik
27
         Dengan diskusi kelompok (atau sering             Sejumlah     studi       telah     mengungkapkan
pula disebut pertemuan kelompok) dimaksud                 bahwa kunjungan kelas yang dilakukan guru-
sualu kegiatan dimana sekelompok orang                    guru di antara mereka sendiri adalah efektif
berkumpul dalam situasi bcrlatap muka dan                 dan     disukai.     Kunjungan          ini      biasanya
melalui interaksi lisan bertukar informasi                direncanakan atas permintaan guru-guru.
atau     berusaha     untuk     mencapai         suatu    Teknik ini akan lebih efektif lagi jika tiap
keputusan          tentang       masalah-masalah          observasi diikuti oleh suatu analisis yang
bersama.      Kegiatan       diskusi     ini     dapal    berhati-hati.
mengambil beberapa bentuk pertemuan staf
                                                          6. Pengembangan kurikulum
pengajar, seperti: diskusi panel, seminar,
                                                                  Perencanaan              penyesuaian             dan
lokakarya,     konperensi,      kelompok         studi,
                                                          pengembangan             kurikulum         menyediakan
pekerjaan komisi, dan kegiatan lain yang
                                                          kesempatan yang sangat baik bagi partisipasi
bertujuan           untuk              bersama-sama
                                                          guru. Pentingnya relevansi kurikulum dengan
membicarakan dan menilai masalah-masalah
                                                          kebutuhan       murid      dan       masyarakat         bagi
tentang      pendidikan        dan       pengajaran.
                                                          pemeliharaan        dan     peningkatan              kualitas
Pertemuan-pertemuan serupa ini dipadang
                                                          pendidikan di negara kita diakui. Tetapi
suatu kegiatan yang begitu penting dalam
                                                          dalam prakteknya, sekolah-sekolah secara
program supervisi modern, sehingga guru
                                                          individual tidak banyak melakukan usaha
sebenarnya hidup dalam suasana pelbagai
                                                          untuk menyesuaikan dan mengembangkan
jenis pertemuan kelompok.
                                                          kurikulum standar itu dengan kebutuhan
4. Demonstrasi mengajar                                   murid    dan       masyarakat         terus     berubah.
         Demonstrasi     mengajar        merupakan        Terserah     kepada       kepala      sekolah          untuk
teknik      yang    berharga     pula.         Rencana    menciptakan perhatian dan keinginan bagi
demonstrasi yang telah disusun dengan teliti              pekerjaan penting dan terus-menerus itu.
dan dicetak lebih dulu, dengan menekankan                 Penyesuaian dan pengembangan kurikulum
pada hal-hal yang dianggap penting atau                   dilakukan           di        sekolah                dengan
pada nilai teknik mengajar                                mengembangkan             materi      muatan           lokal.

tertentu,      akan       sangat         membantu.        Muatan lokal ini sesuai dengan potensi

Pembicaraan        sehabis     demonstrasi        bisa    lingkungan sekitar sekolah.

menjelaskan banyak aspek. Suatu analisis
                                                          6. Buletin supervisi
observasi adalah perlu.
                                                                  Buletin     supervisi        merupakan           alat
                                                          komunikasi      yang      efektif.    Ia      bisa     berisi
5. Kunjungan kelas antar guru
28
pengumuman-pengumuman, ikhtisar tentang                   lebih banyak tckanan mungkin diberikan
penelitian-penelitian,       analisis     presentasi      kepada       menganalisis           dan      memilih
dalam     pertemuan-pertemuan              organisasi     pengalaman belajar yang sesuai, menemukan
professional,     dan      perkembangan          dalam    bahan teknologi pengajaran dan metode-
berbagai bidang studi.                                    metode presentasi ini, dan menilai program-
                                                          program baru.


7. Perpustakaan Profesional                               9. Survey sekolah-masyarakat
        Perpustakaan       professional         sekolah            Suatu    studi     yang        komprehensif
merupakan sumber informasi yang sangat                    tentang masyarakat akan membantu guru
membantu kepada peitumbuhan professional                  dan kepala sekolah untuk memahami dengan
personil pengajar di sekolah. Perpustakaan                lebih jelas program sekolah yang akan
professional menyediakan tidak saja suatu                 memenuhi         kebutuhan       dan      kepentingan
sumber      informasi,     tapi    ia    juga    suatu    murid.
rangsangan bagi kepuasan pribadi. Buku-                            Sebenarnya ada teknik-teknik lain,
buku     tentang      pandangan         professional,     tetapi yang diterapkan di atas dengan singkat
bacaan suplementer yang lebih baru, dan                   adalah teknik-teknik yang dalam sejumlah
majalah professional yang banyak jumlah-nya               penelitian    dipandang         telah   menunjukkan
itu hendaknya tersedia bagi semua guru.                   manfaatnya         bagi         supervisi.     Untuk
Juga sumbangan-sumbangan dari guru dapat                  pembahasan yang lebih terurai pembaca
menjadi bagian dari "gudang" informasi ini.               disarankan untuk membaca sumber-sumber
                                                          lain.
8. Lokakarya                                                       Pada hakekatnya tidak ada satu teknik
        Lokakarya menyediakan kesempatan                  tunggal yang bisa memenuhi segala ke-
untuk Kerjasama, untuk memperteukan ide-                  butuhan; dan bahwa sualu teknik tidaklah
ide, untuk mendiskusikan masalah-masalah                  baik alau buruk pada umumnya, melainkan
bersama        alau      khuais,        dan      untuk    dalam kondisi tertentu. Masalah yang utama
pertumbuhan pribadi dan professional dalam                adalah menetapkan kebutuhan. Beberapa
berbagai bidang studi. Ada banyak jenis                   teknik hubungan antara sekolah dengan
lokakarya      itu.   Dalam        lokakarya      seni,   masyarakat        yang     diperkenalkan           oleh
barangkali sebagian bcsar waktu akan diisi                Sahertian (1989) antara lain adalah seperti:
dengan       partisipasi      sungguh           dengan    (1) laporan kepada orang tua murid, (2)
mempelajari keterampilan dan teknik-teknik                majalah sekolah, (3) surat kabar sekolah, (4)
kegiatan scni. Dalam lokakarya matematika                 pameran      sekolah,     (5)    open     house,    (6)
29
kunjungan ke sekolah, (7) kunjungan ke                       supervisi    dianggap       bermanfaat         bila
rumah murid, (8) melalui penjelasan yang                     direncanakan       dengan     baik,     supervisor
diberikan       oleh     personil         sekolah,     (9)   menunjukkan         sifat     membantu           dan
gambaran         keadaan          sekolah          melalui   menyediakan        model-model         pengajaran
murid-murid,          (10)      melalui     radio     dan    yang efektif, (7) supervisor memberikan
televisi,      (11)    laporan       tahunan,         (12)   peran serta yang cukup tinggi kepada
organisasi perkumpulan alumni sekolah,                       guru      untuk    pengambilan          keputusan
(13) melalui kegiatan ekstra kurikulum,                      dalam       wawancara          supervisi,         (8)
dan (14) pendekatan secara akrab.                            supervisor                      mengutamakan
                                                             pengembangan        keterampilan        hubungan
                                                             insani,      seperti         halnya        dengan
RESPON         DAN     SIKAP      GURU       TERHADAP
                                                             keterampilan teknis dan (9) supervisor
SUPERVISI PENGAJARAN
                                                             seharusnya           menciptakan                iklim
         Kajian tentang sikap guru terhadap
                                                             organisasional       yang      terbuka,         yang
supervisi menjadi perhatian Neagley &
                                                             memungkinkan        pemantapan          hubungan
Evans       (dalam      Mantja,      1998)         dengan
                                                             yang saling menunjang (supportive).
merujuk         sejumlah          hasil      penelitian
                                                                     Dalam        praktiknya          supervisi
beberapa        pakar     supervisi        pengajaran.
                                                             pengajaran yang dilaksanakan selama ini
Temuan-temuan yang dilaporkan, antara
                                                             masih      cenderung        berorientasi        pada
lain    (1)    supervisi      yang       efektif     harus
                                                             administratif      saja.     Walaupun          sudah
didasarkan        atas       prinsip -prinsip        yang
                                                             dirumuskan        dalam     kegiatan     supervisi
sesuai        dengan     perubahan          sosial    dan
                                                             bahwa aspek yang            disupervisi        adalah
dinamika        kelompok,          (2)     para      guru
                                                             administratif dan edukatif, namun pada
menghendaki            supervisi          dari     kepala
                                                             kenyataannya       masih      cenderung         lebih
sekolah, sebagaimana yang seharusnya
                                                             dominan aspek administratif. Fenomena
dikerjakan oleh tenaga personel yang
                                                             ini dikaji secara khusus dalam Konferensi
berjabatan supervisor, (3) ke pala sekolah
                                                             Pendidikan di Indonesia: Mengatasi Krisis
tidak melakukan supervisi dengan baik,
                                                             Menuju Pembaruan, yang diikuti para
(4) semua guru membutuhkan supervisi
                                                             pakar      yang     kompclen.         Salali     satu
dan mengharapkan untuk disupervisi, (5)
                                                             rekomendasi dari konferensi ini, khusu'snya
para guru lebih menghargai dan menilai
                                                             yang berkaitan langsung dengan masalah
secara positif perilaku supervisi yang
                                                             supervisi dikemukakan sebagai berikut ini.
"hangat",              saling            mempercayai,
                                                                     Rekomendasi 23
bersahabat, dan men ghargai guru, (6)
30
        Fungsi-fungsi pengawasan pada semua              diciptakan dapal mengurangi ketegangan
        jenjang pendidikan dioptimalkan seba-            emosional     guru.       Guru     lebih    menyukai
        gai     sarana    untuk     memacu      mutu     pendekatan supervisi kolaboratif atau non
        pendidikan.      Pengawasan         dimaksud     direktif.
        dengan mengutamakan aspek-aspek
        akademik         daripada     administratif
                                                         KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN SUPERVISI
        sebagaimana berlaku selama ini (Jalal
                                                         PENGAJARAN
        & Supriadi, 2001).
                                                                  Dalam      pelaksanaannya,          supervisi
        Keefektifan penerapan orientasi dan
                                                         pengajaran di sekolah banyak menghadapi
pendekptan supervisi di atas, tidak hanya
                                                         kendala.     Mantja       (1990)    dalam        temuan
tergangung pada supervisor saja, melainkan
                                                         disertasinya meuyalakan bahwa kendala-
juga    sangat     dipengaruhi      oleh     persepsi,
                                                         kendala yang kurang menunjang keefektifan
respon, dan sikap guru terhadap orientasi
                                                         supervisi, antara lain: sikap personil sekolah
dan supervisi yang dilakukan oleh supervisor.
                                                         yang     kurang     positif     terhadap     supervisi
Penelitian mengenai sikap guru terhadap
                                                         pengelola        teknis       edukatif;     kurangnya
supervisi dikemukakan oleh Ekosusilo (2003)
                                                         keterampilan       supervisi       kepala        sekolah;
bahwa guru tidak terlalu positif terhadap
                                                         pengendalian emosional supervisor dalam
supervisi       yang     dilakukan         supervisor.
                                                         menerima respons guru; kepala sekolah yang
Selanjutnya       dikemukakan       oleh    Ekosusilo
                                                         karena      kurangnya         tenaga      guru     haras
dalam         simpulan    penelitiannya        bahwa
                                                         memegang kelas atau bidang studi tertentu,
supervisi yang dilakukan supervisor dianggap
                                                         sehingga supervisi menjadi kurang efektif;
biasa-biasa saja dan monoton itu-itu saja,
                                                         dan adanya guru yang tingkat pendidikannya
bahkan nampak diacuhkan. Namun guru
                                                         lebih tinggi dari kepala sekolahnya. Temuan
tidak menampakkan ketidak-setujuannya di
                                                         Mantja ini, nampaknya mempunyai kadar
hadapan supervisor, karena dilandasi rasa
                                                         transferabilitas yang cukup tinggi, karena
hormat sekaligus tidak ingin menimbulkan
                                                         kendala-kendala di jenjang pendidikan dasar
konflik. Penelitian yang dilakukan Mantja
                                                         berkisar pada permasalahan-permasalahan
(1989) juga menyimpulkan bahwa respon dan
                                                         temuan tersebut di atas. Isvanto (1999)
sikap guru terhadap supervisi ditentukan
                                                         mengemukakan              bahwa        permasalahan
oleh kemanfaatan, data pengamatan yang
                                                         pendidikan, antara lain adalah manajemen
obyektif, kesempatan menanggapi balikan,
                                                         sekolah yang tidak efektif, dan kemampuan
perhatian supervisor terhadap gagasan guru.
                                                         manajemen kepala sekolah pada umumnya
Supervisi yang teratur dan hubungan yang
                                                         rendah terutama di sekolah negeri dan
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDaly Indra
 
16 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
16 pengembangan model pembelajaran ctl smp--200616 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
16 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006syifaul123
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatifmuhammad husnul fikri
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualGigyh Ardians
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiBebek007
 
Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)Dessy Maria
 
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...Anggi Saputra
 
Week10-11-12--kegiatan_pembelajaran
Week10-11-12--kegiatan_pembelajaranWeek10-11-12--kegiatan_pembelajaran
Week10-11-12--kegiatan_pembelajaranjayamartha
 
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARANLUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARANLutfi Koto
 
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranFKIP UHO
 
Budaya kolaborasi dan koperatif
Budaya kolaborasi dan koperatifBudaya kolaborasi dan koperatif
Budaya kolaborasi dan koperatifNor Faezah
 
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawMakalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawZein Fikri Rohmah
 

Mais procurados (20)

Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Putri
PutriPutri
Putri
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
16 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
16 pengembangan model pembelajaran ctl smp--200616 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
16 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
 
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranKegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstektual
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasi
 
Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)Pembelajaran kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL)
 
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
 
Week10-11-12--kegiatan_pembelajaran
Week10-11-12--kegiatan_pembelajaranWeek10-11-12--kegiatan_pembelajaran
Week10-11-12--kegiatan_pembelajaran
 
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARANLUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
 
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
 
Ppt pkn
Ppt pknPpt pkn
Ppt pkn
 
Bab ii tps
Bab ii tpsBab ii tps
Bab ii tps
 
Metode ctl
Metode ctlMetode ctl
Metode ctl
 
Budaya kolaborasi dan koperatif
Budaya kolaborasi dan koperatifBudaya kolaborasi dan koperatif
Budaya kolaborasi dan koperatif
 
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsawMakalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
 

Semelhante a Jurnal lengkap sekali

Proposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newtonProposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newtonEKO SUPRIYADI
 
Proposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newtonProposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newtonEko Supriyadi
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfTerry Brengost
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkmasyasinpunya
 
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranFKIP UHO
 
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdfImamkc
 
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxPPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxasforone8
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfDianaUlfah4
 
model model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontohmodel model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontohmustamin17
 

Semelhante a Jurnal lengkap sekali (20)

Proposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newtonProposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newton
 
Proposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newtonProposal ptk fisika hukum newton
Proposal ptk fisika hukum newton
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran think
 
Slide pertemuan ke 2
Slide pertemuan ke 2Slide pertemuan ke 2
Slide pertemuan ke 2
 
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
 
1
11
1
 
3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb
 
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxPPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
 
3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
model model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontohmodel model pembelajaran yang bisa dicontoh
model model pembelajaran yang bisa dicontoh
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 

Mais de Bhagaskoro Kurniawan (20)

Hasil tracer study fkip
Hasil tracer study fkipHasil tracer study fkip
Hasil tracer study fkip
 
Survey alumni
Survey alumniSurvey alumni
Survey alumni
 
Borang tracer study fkip
Borang tracer study fkipBorang tracer study fkip
Borang tracer study fkip
 
Manual prosedur prodi ap
Manual prosedur prodi apManual prosedur prodi ap
Manual prosedur prodi ap
 
Surat
Surat Surat
Surat
 
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
Kuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswaKuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswa
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
 
Sdsdsdsds
SdsdsdsdsSdsdsdsds
Sdsdsdsds
 
Bpm ug (autosaved)
Bpm ug (autosaved)Bpm ug (autosaved)
Bpm ug (autosaved)
 
Manual mutu bpm pp
Manual mutu bpm ppManual mutu bpm pp
Manual mutu bpm pp
 
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
E jurnal pendidian
E jurnal pendidianE jurnal pendidian
E jurnal pendidian
 
Pengurus organisasi
Pengurus organisasiPengurus organisasi
Pengurus organisasi
 
Pengurus
PengurusPengurus
Pengurus
 
Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakatHubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat
 
Pengelolaan kepegawaian pendidikan
Pengelolaan kepegawaian pendidikanPengelolaan kepegawaian pendidikan
Pengelolaan kepegawaian pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakatHubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 

Jurnal lengkap sekali

  • 1. 1 Pembelajaran Kolaborasi dengan Strategi Pesta Sebagian besar siswa beranggapan bahwa Pertanyaan untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa, Keterampilan Sosial, dan Prestasi Belajar belajar adalah aktivitas yang tidak Syaiful Khafid menyenangkan, duduk berjam-jam dengan Email: syaiful.khafid@yahoo.co.id Jln. Perempatan RT 03/RW 03 Weru Paciran, mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu Lamongan 62264 pokok bahasan atau kompetensi dasar, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang ABSTRACT: Purpose of this class action research is for knowing dihadapi di meja belajar. Kegiatan itu hampir collaboration learning application with strategy of question party can selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya increase: (1) student paticipation in learning geography, (2) student aktif untuk memperdalam ilmu. Mereka tidak social skill learning geography; (3) geography learning achievement, menemukan kesadaran untuk mengerjakan and (4) student positive response toward collaboration learning seluruh tugas-tugas sekolah. Sebagian besar application with question party strategy. Prosedure of this class siswa yang mengganggap, mengikuti pelajaran action research include three cycles, and every cycle consists of planning, tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar implementation, observation, and replection.This action research is absensi, mencari nilai, melewati jalan yang harus done in SMA Negeri 1 Sidayu, with the subject is students class X-1 ditempuh, dan tanpa disertai kesadaran untuk amoumt 32 people who consist of 9 boys and 23 girls. The research menambah wawasan ataupun mengasah result shows that collaboration learning application with question keterampilan. party strategy can increase: (1) student participation in learning Semangat belajar siswa menurun, selain geography, (2) student social skill in learning geography; (3) geography disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis learning achievement, and (4) student has positive response pembelajaran yang diterapkan oleh guru, juga toward question party strategy application. berakar pada paradigma pendidikan konvensional Kata kunci: pembelajaran yang selalu menggunakan metode pengajaran kolaborasi, strategi pesta pertanyaan, partisipasi siswa, klasikal dan metode ceramah, tanpa pernah keterampilan sosial, prestasi belajar diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha, termasuk adanya penyekat ruang
  • 2. 2 struktural yang begitu tinggi antara guru dan dan pengingat. Karena itu, guru Geografi siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang hendaknya memiliki pemahaman yang memadai berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak memiliki tentang siswa yang menjadi sasaran tugasnya. inisiatif, serta kontributif baik secara intelektual Pemahaman ini menyangkut kesiapan, maupun emosional. Pertanyaan dari siswa, kemampuan, ketidakmampuan, dan latar gagasan, ataupun pendapat jarang muncul. belakang siswa yang semua itu akan membantu Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang gutu dalam melaksanakan tugasnyanya. diikuti oleh gagasan lain sebagai respon (Khafid, Kewajiban guru dalam pembelajaran bukan 2008: 19). hanya menyampaikan konsep-konsep materi agar Ada tiga faktor penyebab rendahnya dapat dimengerti oleh siswa, melainkan juga pertisipasi siswa dan keterampilan sosial dalam perlu memberikan pengalaman kepada siswa proses belajar mengajar, yaitu: (1) siswa kurang untuk berlatih bekerja sama misanya membuat memiliki kemamuan untuk merumuskan gagasan pertanyaan, dan partisipasi dalam mengikuti sendiri, (2) siswa kurang memiliki keberanian kegiatan belajar mengajar Geografi di kelas. Pada untuk menyampaikan pendapat kepada orang pembelajaran Geografi di kelas X-1 SMA Negeri 1 lain, dan (3) siswa belum terbiasa bersaing Sidayu dijumpai banyak kesulitan, permasalahan menyampaikan pendapat dengan teman yang lain itu berasal dari asumsi: 1) kegiatan pembelajaran (Abimanyu, 1995:8). Kesalahan tersebut, tidak kurang menekankan aktivitas belajar siswa, 2) dapat hanya dibebankan kepada siswa saja, upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa tetapi yang pertama bertanggung jawab bekerja sama dalam memecahkan masalah hendaknya guru. Guru kadang-kadang secara menggunakan model pembelajaran kolaborasi sadar atau tidak menerapkan sifat otoriter, dengan strategi pesta pertanyaan belum menghindari pertanyaan dari siswa, mendapat perhatian guru, 3) penyelesaian menyampaikan ilmu pengetahuan secara searah, masalah kegeografian tidak cukup hanya menganggap siswa sebagai penerima, pencatat, menghafal konsep-konsep saja, dan 4) guru
  • 3. 3 belum mencoba aneka metode pembelajaran anggota kelompok tidak bisa menggantungkan yang diintegrasikan ke dalam penelitian tindakan. pada anggota yang lain. Setiap siswa mendapat Berdasarkan hasil pengamatan yang kesempatan sama untuk menunjang timnya dilakukan pada siswa kelas X-1 ketika diberikan mendapat nilai yang maksimal, sehingga soal-soal yang berkaitan dengan materi pokok: termotivasi untuk belajar. Dengan demikian, konsep Geografi, pendekatan Geografi, prinsip setiap individu merasa mendapat tugas dan Geografi, dan aspek Geografi pada semester gasal tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga tujuan dengan nilai rata-rata yang diperoleh 62,5 dan pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta 46% dari siswa tidak tuntas belajar. Hal itu pertanyaan dapat berjalan bermakna dan tujuan menunjukkan masih belum maksimal penguasaan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal materi pelajaran Geografi. Penelitian ini sesuai dengan harapan tujuan pendidikan memberikan solusi memperbaiki sekaligus nasional. meningkatkan mutu proses belajar mengajar Dalam konteks di atas, tugas guru adalah melalui pembelajaran kolaborasi dengan strategi mempermudah siswa untuk belajar, memberikan pesta pertanyaan diharapkan dapat kondisi yang kondusif yang mampu menciptakan meningkatkan aktivitas siswa, partisipasi dalam pembelajaran bermakna secara signifikan bagi berdiskusi, keterampilan sosial, prestasi belajar diri siswa secara holistik, tujuannya untuk Geografi, dan respon positif siswa terhadap kepentingan kelompok meliputi guru, model pembelajaraan kolaborasi dengan strategi komunitasnya termasuk siswa. Keingintahuan pesta pertanyaan. siswa secara bebas, keterbukaan, dan segala Beberapa kelebihan pembelajaran kolaborasi sesuatunya dapat digali dan dipertanyakan. Pada dengan strategi pesta pertanyaan, yaitu adanya akhirnya, tuntutan mutu pendidikan untuk kerja sama dalam kelompok dan untuk mampu menghasilkan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan kelompok bergantung berkualitas dapat dicapai sesuai dengan harapan pada keberhasilan individu sehingga setiap kita.
  • 4. 4 Pengertian kolaborasi sering disamakan satu sama lain dan mereka bekerja sama saling dengan kooperasi. Kerja sama yang disebut menguntungkan. Dalam praktik atau kooperasi ini adalah sebuah struktur kerja sama penerapannya, pembelajaran kolaborasi yang dalam bentuk kerja kelompok. Di dalam struktur dilakukan di sekolah lebih berkenaan dengan kerja kooperasi ini terjadi proses-proses interaksi kerja kelompok biasa yang antaranggotanya tidak antaranggota kelompok, yang disebut kolaborasi. bergantung satu sama lain. Kolaborasi merupakan suatu landasan interaksi Pembelajaran kolaborasi merupakan sistem dan cara hidup seseorang di mana individu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada bertanggung jawab atas tindakannya, yang pebelajar untuk bekerja sama dengan yang lain mencakup kemampuan belajar dan menghargai dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh serta memberikan dukungan terhadap dikatakan, pembelajaran kolaborasi hanya kelompoknya. Melalui aktivitas itu, kita dapat berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok mengidentifikasi perilaku-perilaku kolaborasi, atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja menempatkan perilaku tersebut dalam urutan sama secara terarah untuk mencapai tujuan yang yang sesuai, dan pebelajar sudah ditentukan dengan jumlah anggota mendemonstrasikannya. Inti keterampilan kelompok pada umumnya terdiri atas 4-6 orang kolaborasi adalah kemampuan untuk melakukan (Lie, 2002; Khafid, 2010). tukar pikiran dan perasaan antara pebelajar yang Pembelajaran kolaborasi merupakan suatu satu sama lainnya pada tingkatan yang sama model pembelajaran yang saat ini banyak (Setyosari, 2009). digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar Pembelajaran kolaborasi menekankan mengajar yang berpusat pada siswa, terutama pentingnya pengembangan belajar secara untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan bermakna dan pemecahan masalah secara guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat intelektual serta pengembangan aspek sosial. bekerja sama dengan orang lain, siswa yang Dengan demikian, di antara pebelajar bergantung agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model
  • 5. 5 pembelajaran ini telah terbukti dapat jawab atas belajarnya dan juga teman-teman dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan sekelompoknya, 4) guru membantu berbagai usia. mengembangkan keterampilan-keterampilan Djajadisastra (dalam Isjoni, 2007: 19-20) interpersonal kelompok, dan 5) guru hanya mengemukakan, metode belajar kelompok atau berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan lazim disebut dengan metode kolaborasi (Isjoni, 2007: 20) merupakan suatu metode mengajar di mana Strategi pesta pertanyaan adalah suatu siswa disusun dalam kelompok-kelompok pada strategi pembelajaran yang digunakan untuk waktu menerima pelajaran atau mengerjakan melatih siswa aktif membuat pertanyaan soal-soal dan tugas-tugas. Pendapat Nasution kemudian dijawab teman-temannya (Sulistyo, dikutip Isjoni (2007: 20) belajar kelompok itu 2007: 9). Strategi pesta pertanyaan yang efektif kalau setiap individu merasa bertanggung diterapkan dalam pembelajaran ini bertujuan jawab terhadap kelompok, siswa turut agar informasi yang diterima siswa dapat berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu disimpan dalam memori jangka panjang sehingga lain secara efektif, menimbulkan perubahan yang tidak menjadi pengetahuan sesaat. Otak kita konstruktif pada kelakuan seseorang dan setiap perlu mempertanyakan informasi, merumuskan, anggota aman dan puas di dalam kelas. dan menjelaskannya pada orang lain agar dapat Suryosubroto (dalam Isjoni, 2007: 20) menyimpannya dalam memori. menyebutkan, belajar kelompok dibentuk dengan Di samping itu, strategi pesta pertanyaan ini harapan para siswa dapat berpartisipasi aktif dapat melatih siswa untuk belajar meneliti dalam pembelajaran. asumsi, mengakui sudut pandang yang berbeda, Beberapa ciri pembelajaran kolaborasi dan mempertimbangkan makna kata. Dengan adalah: 1) setiap anggota memiliki peran, 2) menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara terjadi hubungan interaksi langsung di antara rutin, siswa belajar meneliti asumsi, menghadapi siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung
  • 6. 6 prasangka, mengakui sudut pandang yang pertanyaan berkaitan dengan materi yang beragam, dan mempertimbangkan makna kata. sedang dibahas; 3) pertanyaan dari suatu Pendapat Mulyasa sebagaimana dikutip kelompok dikumpulkann untuk diberikan kepada Sulistyo (2007) bahwa tanya jawab yang kelompok lain yang terdekat; (4) setiap kelompok berlangsung selama pembelajaran didorong oleh menjawab pertanyaan; dan 5) kegiatan inkuiri siswa. Dengan demikian, rasa ingin tahu presentasi membahas pertanyaan dan jawaban siswa dapat disalurkan melalui kegiatan pesta dari kelompok-kelompok. pertanyaan yang dibimbing oleh guru sebagai Lebih jelasnya, skenario model pembelajaran pembimbing dengan peran selaku motivator, kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan pada fasilitator, dan konsultan. Kegiatan bertanya mata pelajaran Geografi untuk memahami antara siswa dan siswa, atau siswa dan guru konsep ‘uniflying geography’ supaya siswa dapat mendorong siswa untuk aktif berpikir dan memiliki penguasaan Geografi yang benar dan belajar sepanjang hayat. Pertanyaan dalam berwawasan mondial, dapat digambarkan interaksi belajar mengajar adalah penting, karena sebagai berikut. dapat menjadi perangsang yang memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, dan bersemangat dalam berpikir dan belajar sehingga dapat Setiap Setiap siswa siswa membangkitkan pengertian baru. bekerja Dijawab bekerja oleh sama kelompo sama Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat k lain membua pertanya Dijaw t an Dijaw pertanya menerapkan strategi pesta pertanyaan dalam ab ab an oleh oleh kelom memahami ‘uniflying geography’ supaya siswa kelom pok pok lain Setiap lain Setiap memiliki keterampilan Geografi, sebagai berikut: siswa siswa bekerja bekerja sama sama 1) guru menyajikan materi pelajaran Geografi membuat membua pertanya Dijaw t melalui lembar kegiatan siswa; 2) setiap siswa an Dijaw pertanya ab ab oleh an oleh dalam kelompok bekerja sama membuat kelom kelom pok pok lain lain Setiap Setiap siswa siswa bekerja bekerja
  • 7. 7 kondusif, karena siswa lebih berperan serta, terjadi keraja sama kooperatif, lebih terbuka, dan sensitif dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut berani mengemukakan ide-ide, kerja sama atau keterampilan sosial, melontarkan permasalahan, dan mencari solusinya. Menurut Supriatna (2005) pembelajaran kolaborasi dapatt membangun keterampilan sosial dalam diri siswa. Pendapat Budimansyah (2002: 1) supaya aktif Gambar 1. Skenario Strategi Pesta Pertanyaan terlibat belajar siswa harus memiliki kemampuan Partisipasi berarti prakarsa, peran aktif dan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan keterlibatan semua pelaku siswa dalam konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. mempelajari Geografi (Adisasmita, 2008: 2; Prestasi belajar Geografi adalah kemampuan Sukidin dkk. 2002: 159) mengemukakan bahwa menuntaskan dalam arti memahami atau partisipasi siswa merupakan suatu tingkat menguasai materi minimal pada mata pelajaran sejauhmana peran siswa melibatkan diri di dalam Geografi yang ditunjukkan dari hasil ulangan kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan harian siswa dengan standar ketuntasan belajar pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. minimal yang ditentukan guru. Prestasi belajar Partisipasi siswa dalam belajar diartikan kegiatan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar atau keadaan mengambil bagian dalam suatu mengajar dengan kriteria ketuntasan minimal aktivitas pembelajaran Geografi untuk mencapai pada mata pelajaran Geografi. suatu kemanfaatan secara optimal. Pengertian prestasi adalah rumusan hasil Pembelajaran kolaborasi dengan strategi yang telah dicapai oleh seseorang setelah pesta pertanyaan dilakukan oleh guru akan melakukan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih Prestasi belajar ini tampak dalam tingkah laku
  • 8. 8 individu, baik dari segi kognitif, afektif maupun dan berperan sebagai umpan balik dalam psikomotorik. Slameto (2003: 45), menyatakan meningkatkan mutu pendidikan, 4) “prestasi belajar adalah suatu kemajuan yang prestasi belajar sebagai indikator internal dari merupakan kesimpulan konsep atau nilai yang suatu lembaga pendidikan, indikator dapat diterapkan dalam hidup, situasi atau internal dalam artian bahwa prestasi belajar pengalaman baru, pergaulan dengan teman, dapat dijadikan indikator tingkat perilaku di sekolah, di rumah ataupun di dalam produktivitas suatu lembaga pendidikan, dan 5) lingkungan tetangga”. Dengan demikian prestasi belajar dapat dijadikan pengertian prestasi belajar dapat disimpulkan indikator terhadap daya serap atau sebagai hasil yang dicapai siswa dalam proses kecerdasan siswa. Dalam proses belajar belajar di sekolah yang berupa penguasaan mengajar, siswa merupakan masalah yang pengetahuan, kecakapan hidup, dan sikap yang pertama dan utama, karena siswalah umumnya dinyatakan dalam bentuk angka. yang diharapkan dapat menyerap seluruh Prestasi belajar semakin terasa penting materi pelajaran yang diprogramkan karena mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1) dalam kurikulum. prestasi belajar menunjukkan indikator kualitas Berdasarkan uraian di atas maka dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai siswa, 2) prestasi belajar sebagai lambang berikut: 1) bagaimanakah partisipasi siswa dalam pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan mempelajari Geografi, ketika diimplementasikan asumsi bahwa hal ini sebagai tendensi pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pertanyaan?; 2) apakah implementasi pada manusia, 3) prestasi belajar sebagai bahan pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya pertanyaan dapat meningkatkan keterampilan bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sosial siswa?; 3) apakah implementasi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan ilmu pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta
  • 9. 9 pertanyaan dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi meningkat (Wardhani, 2007: 15). Geografi?; dan 4) bagaimanakah respon siswa Penelitian tindakan kelas merupakan suatu terhadap pembelajaran kolaborasi dengan proses investigasi terkendali yang berdaur ulang strategi pesta pertanyaan? dan reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk memperbaiki sistem, cara kerja, METODE proses, isi, kompetensi, atau situasi Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sidayu, pembelajaran. Gresik pada semester gasal tahun pelajaran Status guru dalam penelitian tindakan kelas 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa ini adalah sebagai pengamat atau peneliti kelas X-1 dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. sekaligus sebagai pelaksana tindakan. Secara jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 siswa, umum pelaksanaan akan dilakukan selama tiga sedangkan siswa perempuan berjumlah 23 siswa. siklus yang pada siklusnya diterapkan tindakan Dipilihnya kelas X-1 sebagai subjek penelitian tertentu. Dalam setiap siklus aktivitas penelitian tindakan ini dengan alasan bahwa sebagian siswa dilakukan melalui prosedur penelitian yang di kelas ini kurang bergairah belajar, motivasi berupa: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan belajar rendah, aktivitas belajar siswa pasif, dan tindakan, 3) pengamatan tindakan, dan 4) rendahnya prestasi belajar kalau dibandingan refleksi. dengan kelas-kelas lainnya. Peneliti adalah guru Penelitian tindakan kelas ini menggunakan Geografi yang mendapat tugas tambahan sebagai teknik pengumpulan data antara lain: 1) metode kepala SMA Negeri 1 Sidayu. observasi yaitu dilakukan untuk memperoleh Penelitian ini dirancang dengan menggunakan data dari siswa yang sedang melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang tindakan pembelajaran materi pokok: konsep dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri Geografi, pendekatan Geografi, prinsip Geografi, melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk dan aspek Geografi melalui pembelajaran memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan, 2) sehingga kualitas proses dan hasil belajar siswa
  • 10. 10 metode angket, yaitu digunakan untuk rata nilai 68,5 ketuntasan secara klasikal 62,5%, mengukur respon siswa. Daftar pertanyaan dua belas siswa yang tidak tuntas. diberikan kepada siswa untuk mengetahui Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini gambaran permasalahan yang dihadapi, dan 3) siswa mengkaji materi pokok: konsep Geografi. metode tes, yaitu dilakukan untuk mengetahui Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi, ketuntasan belajar setelah siswa mengikuti desain pembelajaran, bahan ajar Geografi, dan serangkaian kegiatan pembelajaran. soal evaluasi. Dalam RPP dirancang dengan Berdasarkan pengamatan kondisi awal kelas kegiatan pendahuluan yang meliputi menjelaskan X-1 nilai rata-rata ulangan harian di bawah kelas tujuan pembelajaran memberikan motivasi, dan X lainnya. Dari data-data yang diperoleh yaitu apersepsi kepada siswa. Kegiatan inti yang data prestasi belajar Geografi, partisipasi siswa, direncanakan antara lain: menjelaskan materi dan keterampilan sosial siswa merupakan data konsep Geografi, membentuk kelompok, setiap utama dalam penelitian ini, sedangkan data kelompok menyusun soal, setiap berdiskusi respon siswa adalah data pendukung. Data menjawab pertanyaan, dan setiap kelompok tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi dan secara bergilir melakukan presentasi. Sebelum persentase. kegiatan pembelajaran ditutup pada siklus I ini dilakukan apresiasi terhadap setiap kelompok HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang sudah melakukan presentasi. Keadaan awal sebelum implementasi Kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta pembelajaran antara lain menyampaikan pertanyaan pada mata pelajaran Geografi yang informasi tentang materi konsep Geografi siswa membahas materi pokok pengantar Geografi membentuk kelompok, kegiatan strategi pesta (konsep. pendekatan, prinsip, dan aspek pertanyaan diarahkan untuk melatih siswa Geografi) menggunakan metode pembelajaran bekerja sama dalam membuat dan menjawab konvensional yaitu ceramah, penugasan dan pertanyaan dari materi Geografi yang ditentukan. tanya jawab. Hasil tes ulangan harian adalah rata-
  • 11. 11 Guru membimbing siswa dalam mempelajari mendengarkan dengan aktif banyak, merespon beragam sumber, membuat soal, berdiskusi, pendapat teman sedang, mengambil giliran menjawab soal, dan mengawasi kegiatan siswa. beride sedang, mempresentasikan hasil kerja Guru memberikan penghargaan kepada kelompok sedang. kelompok yang memperoleh skor atau nilai Berdasarkan hasil pengamatan yang telah tertinggi. Selanjutnya ditutup dengan dilakukan dapat dievaluasi dan direfleksi dengan menyimpulkan bersama dan memberi tugas ditemukan hambatan yaitu: 1) sebagian siswa rumah untuk minggu depan. ada yang terlalu mendominasi dalam kerja Memperhatikan hasil observasi terlihat sama, sehingga kesempatan teman untuk ikut adanya kenaikan jumlah siswa yang tuntas hasil kerja sama masih belum maksimal, 2) penjelasan belajarnya. Nilai rata-rata yang dicapai pada guru pada materi pelajaran dianggap cukup ulangan harian awal sebesar 68,5 sedangkan menyita waktu sehingga perlu dikurangi pada pada siklus I mencapai 75,94. Ketuntasan klasikal siklus berikutnya, dan 3) ada tiga siswa yang pada ulangan harian awal hanya mencapai 62,5%, belum tuntas. pada siklus I ini meningkat menjadi 88%, tetapi Pada siklus II materi yang dibahas adalah ada tiga siswa belum tuntas. Partisipasi siswa pendekatan dan prinsip Geografi. Perangkat yang dalam PBM rata-ratanya mencapai 75%. Dari data disiapkan meliputi desain pembelajaran, bahan partisipasi siswa tersebut kegiatan yang paling ajar Geografi, dan lembar kegiatan siswa. menonjol yang dilakukan sebagian besar siswa Berdasarkan refleksi pada siklus I maka perlu ada adalah kegiatan membaca dan mencatat materi dua tindakan, yaitu waktu untuk memberikan penting mencapai 94% dan kegiatan melakukan penjelasan kepada siswa perlu dikurangi dan kerja sama kooperatif sebesar 100%. kesempatan untuk memberikan giliran kepada Keterampilan sosial siswa dalam melaksanakan siswa lain dalam melakukan kerja sama masih strategi pesta petanyaan pada siklus I yaitu dapat dimaksimalkan. kemampuan siswa untuk bekerja sama sedikit,
  • 12. 12 Tindakan guru pada siklus II ini telah sesuai Geografi bagi siswa diperlukan kerana banyak dengan yang direncanakan pada desain siswa yang belum memiliki buku paket, karena itu pembelajaran sehingga tidak banyak memakan siswa yang tidak memiliki buku paket dianjurkan waktu. Sebelum kegiatan pembelajaran selesai untuk pinjam di perpustakaan sekolah, dan (2) diadakan apresiasi terhadap setiap kelompok masih ada dua siswa yang belum tuntas berhasil melakukan presentasi, dan pemberian belajarnya. Bimbingan pada siswa yang belum penghargaan kepada kelompok yang tuntas pada saat proses belajar mengajar memperoleh nilai terbaik. Geografi dimaksimalkan. Berdasarkan observasi pada siklus II Pada siklus III ini materi yang diajarkan adalah ditemukan adanya kenaikan jumlah siswa yang aspelk Geografi. Perangkat pembelajaran yang tuntas belajarnya. Pada siklus I ketuntasan belajar disiapkan meliputi desain pembelajaran, bahan secara klasikal 88 %, siklus II naik menjadi 96,8% ajar, dan lembar kegiatan siswa. Rencana dan nilai rata-rata siklus I sebesar 75,94, siklus II pembelajaran dan pelaksanaan pesta pertanyaan, menjadi 82,66. Siswa yang tidak tuntas pada secara garis besar masih sama dengan siklus I dan siklus II ada dua anak. partisipasi siswa pada II. Namun berdasarkan refleksi siklus II terdapat siklus I mencapai 75%, pada siklus II meningkat dua siswa yang belum tuntas, pada siklus III ini menjadi 79%. Keterampilan siswa dalam siswa tersebut diberikan bimbingan yang lebih melaksanakan strategi pesta pertanyaan meliputi: baik secara khusus. Penyediaan buku paket kemampuan siswa untuk bekerja sama banyak, Geografi dilengkapi dari pinjaman perpustakaan mendengarkan dengan aktif banyak, merespon setiap siswa satu buku. pendapat teman sedang, mengambil giliran Hasil observasi pada siklus III menunjukkan mengemukakan pendapat banyak, ada peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus II mempresentasikan hasil kerja sama banyak. sebesar 82,66, pada siklus III naik menjadi 91,25. Refleksi pada siklus II ini ditemukan Persentase ketuntasan klasikal naik dari 94% permasalahan yaitu: (1) penyediaan buku paket menjadi 100%. Partisipasi siswa dalam proses
  • 13. 13 belajar mengajar meningkat dari 79% pada siklus prinsip, dan aspek Geografi) dapat dilihat dari II menjadi 86% pada siklus III. Keterampilan siswa hasil kuis dari siklus I, siklus II dan siklus III bahkan dalam melaksanakan strategi pesta pertanyaan dapat dilihat dari hasil ulangan harian. Hal ini mencapai 100%. Data respon siswa terhadap didukung keunggulan pembelajaran kolaborasi, di proses belajar mengajar Geografi rata-rata antaranya: 1) prestasi belajar lebih tinggi; 2) mencapai 93,77%. Hasil ulangan harian siswa pemahaman lebih mendalam; 3) belajar lebih pada ulangan harian awal 68,5, sedangkan menyenangkan; 4) mengembangkan ulangan harian akhir mencapai nilai 82,5 dengan keterampilan kepemimpinan; 5) mening-katkan ketuntasan belajar klasikal 100%. sikap positif; 6) meningkatkan harga diri; 7) Pada siklus III ini menunjukkan adanya belajar secara inklusif; 8) merasa saling memiliki; peningkatan dari berbagai hal, tetapi berdasarkan dan 9) mengembangkan keterampilan masa refleksi siklus III ini masih ditemukan depan (Isjoni, 2007; Setyosari, 2009:) permasalahan yaitu: (1) buku referensi siswa dan Dengan strategi pesta pertanyaan dapat guru kurang. Oleh karena itu, pengadaan buku membuat kemajuan besar para siswa ke arah referensi lain selain buku paket sangat pengembangan sikap, nilai, dan berpartisipasi diperlukan, dan (2) saat presentasi hasil diskusi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang kurang tersedianya waktu yang cukup. Untuk sesuai dengan tujuan pembelajaran Geografi. Hal ketercapaian tujuan maka perlu adanya ini dapat tercapai karena tujuan utama manajemen waktu atau penembahan waktu agar pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih pertanyaan adalah untuk memperoleh maksimal. pengetahuan dari sesama temannya. Implementasi pembelajaran kolabosi dengan Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya, strategi pesta pertanyaan mampu meningkatkan tetapi dari belajar kelompok. Seorang teman prestasi belajar siswa. Peningkatan penguasaan haruslah memberikan kesempatan kepada teman materi pengantar Geografi (konsep, pendekatan, yang lain untuk mengemukakan pendapatnya
  • 14. 14 dengan cara menghargai pendapat orang lain, SIMPULAN DAN SARAN saling mengoreksi kesalahan, dan saling Penelitian ini menghasilkan empat butir membetulkan sama lainnya (Lie, 2002: 12). pernyataan sebagai simpulan yaitu: 1) partisipasi Dengan strategi pesta pertanyaan dapat siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran meningkatkan partisipasi siswa dan keterampilan Geografi meningkat, karena sudah poses belajar sosial dalam mempelajari atau mengakaji materi mengajar menjadi lebih berpusat kepada siswa, esensial dan sulit Geografi. Di samping itu, 2) keterampilan sosial siswa mengalami strategi ini memotivasi atau membuat kemajuan peningkatan, 3) prestasi belajar Geografi besar para siswa ke arah pengembangan sikap, mengalami peningkatan secara signifikan, dan 4) nilai, dan berpartisipasi dalam komunitas mereka respon positif siswa terhadap pembelajaran dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan kolaborasi dengan strategi pesta pertanyaan. pembelajaran Geografi. Hal ini dapat tercapai Berkaitan dengan simpulan di atas, guru karena tujuan utama pembelajaran kolaborasi Geografi dan sekolah disarankan: 1) menerapkan dengan strategi pesta pertanyaan adalah untuk pembelajaran kolaborasi dengan strategi pesta memperoleh pengetahuan dari sesama pertanyaan, dan 2) menyediakan sarana temannya. Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh pendukung kegiatan pembelajaran yang berupa dari gurunya, tetapi dari belajar kelompok. sumber belajar, misalnya buku paket Geografi Seorang teman haruslah memberikan dan media pembelajaran berupa peta dan atlas kesempatan kepada teman yang lain untuk bahkan menggunakan laboratorium Geografi. mengemukakan pendapatnya dengan cara DAFTAR RUJUKAN menghargai pendapat orang lain, saling Adisasmita, R. 2008. Membangun Desa Partisipatif. Yogayakarta: Graha Ilmu. mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan Abimanyu. 1995. Upaya Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Proses sama lainnya. Dengan demikian, prestasi belajar Pembelajaran. Jakarta: Alumni. Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran siswa pada mata pelajaran Geografi dapat dan Penilaian Portofolio. Bandung: Genesindo. meningkat secara signifikan.
  • 15. 15 Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Khafid, S. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep Geografi melalui Implementasi Ayat-Ayat Pembelajaran Kontekstual Siswa SMAN 1 Sidayu. Ilmu Pendidikan Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan, 35 (1): 17-28. Khafid, S. 2010. Pembelajaran Kooperatif Model Investigasi Kelompok, Gaya Kognitif, dan Hasil Belajar Geografi. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17 (1):73-78. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia. Setyosari, P. 2009. Pembelajaran Kolaborasi: Lndasan untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial, Rasa Saling Menghargai, dan Tanggung Jawab. Pidato jabatan guru besar bidang ilmu teknologi pembelajaran pada Fakultas Ilmu Pendidikan disampaikan dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang. Oleh Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempenmgaruhinya. Jakarta: Rochmanu Fauzi Rineka Cipta. Sulistyo, S. 2007. Peningkatan Prestasi Belajar IPS NIP.195901101981032015 . melalui Pendekatan Kooperatif dengan Strategi Pesta Pertanyaan di SMPN 1 Kraton Kabupaten Pasuruan. Pasuruan: SMP Negeri 1 Pasuruan Press. Sukidin dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Supriatna, N. 2005 Mengajarkan Keterampilan Sosial yang Diperlukan Siswa di Era Global. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, I (19):12-20. Syah, M. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan Profesionalisme Guru
  • 16. 16 Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan Profesionalisme Guru Rochmanu Fauzi Abstrak: supervisi pengajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar. Ada tiga pendekatan dalam supervisi pengajaran, yaitu (1) pendekatan langsung, (2) pendekatan tidak langsung, dan (3) kolaboratif. Teknik-teknik supervisi pengajaran yang paling bermanfaat adalah kunjungan kelas, pembicaraan individual, Diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan sebagainya. Para guru lebih menghargai supervisor yang hangat dan menghargai guru. Dalam praktiknya supervisi pengajaran masih berorientasi pada aspek administratif saja. Berdasarkan uraian tersebut disarankan para supervisor perlu ada penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan supervisi pengajaran para supervisor sebaiknya menggunakan pendekatan supervisi klinis, perlu ada pertemuan seusai supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya untuk tindak lanjut setelah pelaksanaan supervisi dilaksanakan. Kata kunci: mutu pendidikan, supervisi pengajaran.
  • 17. 17 Cara hidup suatu bangsa sangal erat mutu dapat dilihat dari "masukan", kaitannya dengan tingkat pendidikannya, "proses", dan "hasil". Pendidikan bukan hanya sekedar Permasalahan pendidikan yang melestaiikan kebudayaan dan meneruskan diidentifikasi (Depdikbud, 1983), sampai saat dari generasi ke generasi. Akan tetapi juga ini, formulasinya tetap sama, yaitu masalah diharapkan akan dapat mengubah dan (1) masalah kuantitatif, (2) masalah mengembangkan pengetahuan. kualitatif, (3) masalah relevansi, (4) masalah Sementara itu, salah satu fenomena di efisiensi, (5) masalah efektivitas, dan (6) bidang pendidikan yang banyak disoroti oleh masalah khusus. para pemerhati, cendekiawan maupun Uraian secara singkat masalah- masyarakat pada umumnya adalah masalah masalah tersebut adalah sebagai berikut ini. mutu pendidikan. Membahas masalah mutu pendidikan, sebenarnya membahas masalah 1. Masalah Kuantitatif yang sangat kompleks. Oleh karena masalah Masalah kuantitatif adalah masalah mutu pendidikan selalu kait-mengkait yang timbul sebagai akibat hubungan antara dengan indikator-indikator lainnya. Salah pertumbuhan sistem pendidikan pada satu satu instrumen yang dianggap cukup efektif pihak dan pertumbuhan penduduk Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah pada pihak lain. Untuk mengatasi masalah ini dengan supervisi pengajaran oleh Kepala perlu adanya suatu sistem pendidikan Sekolah maupun Pengawas. nasional yang memungkinkan setiap warga Untuk itu perlu adanya pergeseran ncgara Indonesia memperoleh pendidikan dari paradigma lama menuju ke paradigma yang layak sebagai bekal dasar kehidupannya yang baru. Paradigma baru manajemen sebagai warga negara. Dalam rangka pendidikan tinggi, terdiri dari akreditasi, pemerataan pendidikan ini, perlu akuntabilitas, evaluasi, otonomi dan mutu. dilaksanakan kewajiban belajar dengan Kelima paradigma baru pendidikan tersebut segala konsekuensinya dalam bidang saling terkait satu sama lain dan seyogyanya pembiayaan, ketenagaan, dan peralatan. ini dijadikan acuan dalam proses 2. Masalah kualitatif peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena Masalah kualitatif adalah masalah itu, mutu sebagai salah satu paradigma yang bagaimana peningkatan kualitas sumber daya harus ditata secara terus menerus dan manusia Indonesia gara bangsa Indonesia berkelanjutan. Menurut Mastuhu (2003) dapat meinpertahankan eksistcnsinya. Dalam dalam pengelolaan suatu unit pendidikan, masalah ini tercakup pula masalah
  • 18. 18 ketinggalan bangsa Indonesia dan perencanaan tenaga kerja, dan perkembangan modern. Ditinjau dari latar pertumbuhan wilayah. bclakang ini, masalah kualitas pendidikan 4. Masalah efisiensi merupakan masalah yang memprihatinkan Masalah efisiensi pada hakikatnya dalam rangka kelangsungan hidup bangsa adalah masalah pengelolaan pendidikan dan negara. Dalam sistem pendidikan ini nasional. Adanya keterbalasan dana dan daya sendiri, masalah kualitas menyangkut manusia sungguh-sungguh memerlukan banyak hal, antara lain kualitas calon adanya sistem pengelolaan efisien dan anak didik, guru dan tenaga kependidikan terpadu. Keterpaduan pengelolaan tidak lainnya, prasarana, dan sarana. Penanganan hanya tercermin di dalam hubungan antara aspek kualitatif ini berhubungan erat dengan negeri dan swasta, antara pendidikan penanganan aspek kuantitatif sehingga perlu sekolah dan pendidikan luar sekolah, antara sekali adanya keseimbangan yang dinamis departemen yang satu dan departemen yang dalam proses pengembangan pendidikan lain, di dalam lingkungan jajaran Departemen nasional, sehingga peningkatan kualitas tidak Pendidikan Nasional sendiri, tetapi juga di sampai menghambat peningkatan kuantitas antara semua unsur dan unit lersebut. dan sebaliknya. 5. Masalah efektifitas 3. Masalah relevansi Masalah efektifitas adalah masalah Masalah relevansi adalah masalah yang menyangkut keampuhan pelaksanaan yang timbul dari hubungan antara sistem pendidikan nasional. Dalam hubungan pendidikan dan pembangunan nasional serta dengan permasalahan keseimbangan yang antara kepentingan perorangan, keluarga, dinamis antara kualitas dan kuantitas, di dan masyarakat, baik dalam jangka pendek samping keterbalasan sumber dana dan maupun dalam jangka panjang. Hal ini tenaga, efektivitas proses pendidikan amat meminta adanya keterpaduan di dalam penting. Hal ini berkaitan dengan kurikulum, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan termasuk aspek metodologi dan evaluasi, nasional agar pendidikan merupakan wahana serta masalah guru, pengawas, dan masukan penunjang yang efektif bagi proses instrumental lainnya. pembangunan dan ketahanan nasional. Masalah ini dengan sendirinya mempunyai 6. Masalah khusus kaitan pula dengan masalah pokok di dalam Di samping masalah-masalah umum pembangunan nasional, seperti masalah tata yang telah dibicarakan di atas, perlu nilai, industri. pembangunan pertanian, dibicarakan pula beberapa masalah khusus
  • 19. 19 sebagai berikut. Guru sebagai pelaksana yang dikehendaki dengan maksud dari pendidikan faktor kunci di dalam orang yang menghendakinya (Idrus, dkk., pelaksanaan sistem pendidikan nasional. 2002). Masalah guru menyangkut soal pengadaan di Dalam pengelolaan suatu unit lembaga-lembaga pendidikan guru, pendidikan, mutu dapat dilihat dari: "ma- pembinaan sistem karir dan prestasi kerja, sukan", "proses", dan "hasil". 'Masukan" pengangkatan, pemerataan dan penyebaran meliputi: siswa. Tenaga pengajar, menurut wilayah dan bidang studi, administrator, dana, sarana, prasarana, pembinaan karir dan prestasi, status, dan kurikulum, buku-buku perpustakaan, kesejahteraan. Masalah yang kompleks ini laboratorium, dan alat-alat pembelajaran, menyangkut banyak lembaga dan unit serta baik perangkat keras maupun perangkat koordinasi dan kerjasama antara lembaga lunak. "Proses" meliputi, pengelolaan dan unit tersebut. lembaga, pengelolaan program studi, Esensi dari permasalahan- pengelolaan program studi. pengelolaan permasalahan pendidikan pada hakekatnya kegiatan belajar-mengajar, interaksi adalah bermuara pada satu istilah yaitu akademik antara civitas akademika, seminar kualitas pendidikan atau mutu pendidikan. dialog, penelitian, wisata ilmiah, evaluasi dan Mastuhu (2003) mengemukakan bahwa kata akreditasi. Sedangkan "hasil": meliputi kunci untuk menggambarkan Sistem lulusan. penerbitan-penerbitan, temuan- Pendidikan Nasional yang bagaimana yang temuan ilmiah, dan hasil-hasil kinerja diperlukan dalam abad-abad mendatang lainnya. ialah pendidikan yang bermutu. Selanjutnya, Ketiga unsur di atas (input, proses, Mastuhu mengatakan bahwa mutu (quality) dan output) terus berproses atau berubah- merupakan suatu istilah yang dinamis yang ubah. Oleh karena itu, pengelola unit turus bergerak; jika bergerak maju dikatakan pendidikan atau sekolah perlu menetapkan mutunya bertambah baik, sebaliknya jika patokan atau benchmark, yaitu standar bergerak mundur dikatakan mutunya target yang harus dicapai dalam suatu merosot. Mutu dapat berarti superiority periode waktu tertentu dan terus berusaha atau excellence yaitu melebihi standar melampuinya. Seperti dikemukakan oleh umum yang berlaku. Sedangkan sesuatu Watson (dalam Taroeratjeka, 2000) bahwa dikatakan bermutu jika terdapat kecocokan suatu upaya pencarian mutu secara terus- antara syarat-syarat yang dimiliki oleh benda menerus demi mendapatkan cara kerja yang
  • 20. 20 lebih baik agar mampu tampil bersaing menghadapi krisis ekonomi berbagai melampui standar umum. bidang kcliidupan. Walaupun sejak tahun Menurut Supriadi (2000) kita tidak 2000, ekonomi Indonesia telah mulai tumbuh perlu dipusingkan oleh pertanyaan- positif (4,8 persen), akibat krisis dalam pertanyaan mengenai validitas kehidupan sosial, politik dan kepercayaan metodologisnya atau berusaha mencari dikawatirkan masih akan memberi yang excuse apabila ternyata ada hasil-hasil studi kurang menguntungkan terutama bagi upaya yang tidak sesuai dengan harapan kita. Sikap peningkatan kualitas SDM. Program optimis perlu untuk dikembangkan bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah pendidikan di Indonesia, walaupun hasil dasar dapat dicapai manakala proses belajar surveinya tidak menyenangkan sesuai mengajar dapat berlangsung dengan baik. dengan yang diharapkan. langkah selanjutnya berdayaguna dan berhasil guna. membuat visi ke depan untuk meningkatkan Dalam mengkaji risalah mutu kualitas manajemen pendidikan. pendidikan, tidak dapat lepas dari Suatu saran yang dikemukakan oleh penyelenggaraan sistem pendidikan. Dari Supriadi dalam menghadapi permasalahan berbagai faktor penyebab rendahnya mutu rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia pendidikan, ditinjau dari aspek manajemen adalah memiliki visi global dan kehendak pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam untuk bersaing secara internasional, maka tiga faktor, yaitu: (a) faktor instrumental insan pendidikan mulai para pengajar dan sistem pendidikan, (b) faktor sistem peneliti di lembaga pendidikan tenaga manajemen pendidikan, termasuk di kependidikan di perguruan tinggi dan dalamnya sistem pembinaan profesional pengambil keputusan dituntut untuk guru, dan (c) faktor substansi manajemen membuka wacana terhadap studi-studi pendidikan (Mantja, 1998). Untuk dapat internasional. melaksanakan pembinaan terhadap guru agar lebih profesional, maka instrumen yang KONSEP DASAK SUPERVISI PENGAJARAIN DI sangat relevan dan tepat adalah dengan SEKOLAH melalui supervisi pengajaran. Oleh karena Di antara masalah-masalah pendidikan supervisi pengajaran pada hakikatnya adalah yang sedang mendapat pcrhatian pemerintuh untuk meningkatkan kemampuan dan salah salunya adalah puningkatan mutu keterampilan guru dalam melaksanakan pendidikan (Benly, IW2). Dalam PROPENAS tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar (2002) dijelaskan bahwa sampai dengan awal para peserta didik di kelas. abad ke-21 pembangunan pendidikan masih
  • 21. 21 Dari berbagai kajian mengenai ini pada akhirnya adalah ditujukan untuk rumusan definisi mengenai supervisi, Mantja meningkatkan kualitas para siswa. Hal ini (1998) menuliskan formulasi tentang sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni supervisi pengajaran adalah semua usaha (1983) bahwa tujuan supervisi ialah (1) yang sifatnya membantu guru atau melayani tujuan akhir adalah untuk mencapai guru agar ia dapat memperbaiki, pertumbuhan dan perkembangan para siswa mengembangkan, dan bahkan meningkatkan (yang bersifat total). Dengan demikian pengajarannya, serta dapat pula sekaligus akan dapat memperbaiki menyediakan kondisi belajar murid yang masyarakat, (2) tujuan kedua ialah efek'if dan efisien demi pertumbuhan membantu kepala sekolah dalam jabatannya untuk mencapai tujuan menyesuaikan program pendidikan dari pendidikan dan meningkatkan mutu waktu ke waktu secara kontinyu (dalam pendidikan. Definisi yang dirumuskan oleh rangka menghadapi tantangan perubahan Mantja ini sudah mewakili konsep supervisi zaman), (3) tujuan dekat ialah bekerjasama pengajaran. mengembangkan proses belajar mengajar Apabila dikaji dari tujuannya supervisi yang tepat. Tujuan tersebut ditambah pada hakikatnya adalah untuk membantu dengan (4) tujuan perantara ialah membina guru untuk meningkatkan kualitas proses guru-guru agar dapat mendidik para siswa belajar mengajarnya. Harsosandjojo (1999) dengan baik, atau menegakkan disiplin kerja mengemukakan tujuan supervisi yaitu secara manusiawi. membantu guru dalam hal (1) membimbing Dalam kaitannya dengan tugas-tugas pengalaman belajar sisvva, (2) menggunakan supervisor, secara lebih khusus Nurtain sumber-sumber pengalaman belajar, (3) (1989) membagi 10 (sepuluh) bidang tugas menggunakan metode-metode yang baru dan supervisor yang dirinci sebagai berikut ini. alat-alal pelajaran modern, (4) memenuhi Tugas I , pengembangan kurikulum. Tugas 2, kebutuhan belajar para siswa, (5) menilai pengorganisasian pengajaran. Tujuan 3, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, pengadaan staf. Tugas 4, penyediaan (6) mcmbina reaksi mental atau moral kerja fasilitas. Tugas 5, pcnycdiaan bahan-bahan. guru-guru dalam rangka pertumbuhan Tugas 6, penyusunan penataran pendidikan. pribadi dan jabatan mereka, (7) melihat Tugas 7, pemberian orientasi anggota- dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan, dan anggota staf. Tugas 8, berkaitan dengan (8) mengguaakan waktu dan tenaga mereka pelayanan murid khusus. Tugas 9, dalam pembinaan sekolah. Tujuan supervisi pengembangan hubungan masyarakat. Dan
  • 22. 22 yang terakhir tugas 10, penilaian terkait dengan unsur-unsur manajemen, pengajaran. antara lain (1) kegiatan perencanaan Mengkaji tugas-tugas supervisi (planning), (2) kegiatan pengorganisasian pengajaran tersebut di atas, dapat ditelaah (organizing), (3) kegiatan pengarahan dari tujuan supervisi pengajaran itu sendiri. (actuating) yang meliputi kegiatan Sesuai dengan fungsi pokok supervisi, yaitu pengarahan (directing) dan kegiatan memperbaiki dan mengembangkan situasi pengkoordinasian (coordinating), dan (4) belajar mengajar dalam rangka mencapai kegiatan pengawasan (controlling). tujuan pendidikan nasional, maka tujuan Berdasarkan uraian tersebut di atas, supervisi pendidikan mencakup tujuan dasar, dapat dikemukakan bahwa untuk tujuan umum dan tujuan khusus. meningkatkan kualitas belajar mengajar, Tujuan dasar supervisi pendidikan, guru adalah faktor sentral yang perlu adalah membantu tercapainya tujuan mendapatkan perhatian secara optimal. pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Media untuk meningkatkan profesionalisme institusional. Tujuan pendidikan nasional guru adalah melalui supervisi pengajaran. secara rinci dan jelas dirumuskan dalam Supervisi pengajaran pada hakikatnya adalah GBHN. Sedangkan tujuan institusional dapat ditujukan untuk meningkatkan kualitas dilihat di dalam kurikulum yang memuat pembelajaran yang dilakukan oleh guru di landasan, program dan pengembangan. kelas, sehingga tujuan akhirnya adalah Tujuan umum supervisi pendidikan, kualitas hash belajar siswa dapat adalah membantu memperbaiki dan ditingkatkan secara optimal. mengembangkan administrasi pendidikan. Administrasi yang dimaksud adalah meliputi SUPERVISI PENGAJARAN baik administrasi sebagai substansi maupun Dalam pemakaiannya secara umum administrasi sebagai proses. supervisi diberi arti sama dengan director, Administrasi sebagai substansi manager. Dalam bahasa umum ini ada meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) kecenderungan untuk membatasi pemakaian administrasi kesiswaan, (2) administrasi istilah supervisor kepada orang-orang yang ketenagaan, (3) administrasi kurikulum, (4) berada dalam kedudukan yang lebih bawah administrasi keuangan, (5) administrasi dalam hicrarkhi manajemen. sarana/prasarana, dan (6) administrasi Dalam sistem sekolah, khususnya hubungan masyarakat. Sedangkan dalam sistem sckolah yang ialah administrasi sebagai proses meliputi hal-hal berkembang, situasinya agak lain. Dalam
  • 23. 23 Good (1976) supervisi didefinisikan sebagai sebaik-baiknya. Oleh karena itu, segala usaha dari para pejabat sekolah yang pembinaan terhadap para guru di sekolah diangkat yang diarahkan kepada penyediaan dasar merupakan suatu kebutuhan yang kepemimpinan bagi para guru dan tenaga tidak dapat ditunda-tunda lagi. Pembinaan kependidikan lain dalam perbaikan terhadap guru sekolah dasar, terutama pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan diarahkan pada pembinaan proses belajar professional dan perkembangan dari para mengajar. Pembinaan proses belajar guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan mengajar adalah usaha memberi bantuan peudidikan, bahan pengajaran, dan metoda- pada guru untuk memperluas pengetahuan, metoda mengajar, dan evaluasi pengajaran. meningkatkan keterampilan mengajar dan Wiles (1982) menjelaskan bahwa supervisi menumbuhkan sikap profesional, schingga sebagai bantuan dalam pengembangan guru menjadi lebih ahli dalam mengelola situasi belajar-mengajar yang lebih baik; ia KBM untuk membclajarkan anak didik dalam adalah suatu kegiatan pelajaran yang rangka mencapai tujuan pembelajaran dan disediakan untuk membantu para guru tujuan pendidikan di SD (Depdikbud, menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih 1999/2000). baik. Peranan supervisor adalah mendukung, Supervisi pendidikan di sekolah dasar membantu, dan membagi, bukan menyuruh. lebih diarahkan untuk meningkatkan Wiles (1982) selanjutnya mengatakan bahwa kemampuan guru sekolah dasar dalam supervisi yang baik hendaknya rangka peningkatan kualitas proses belajar mengembangkan kepemimpinan di dalam mengajar. Supervisi ini dapat dilakukan oleh kelompok, membangun program latihan siapa saja, baik Kepala Sekolah maupun dalam jabatan untuk meningkatkan Pengawas Sekolah yang bertugas sebagai keterampilan guru, dan membantu guru supervisor melalui pemberian bantuan yang meningkatkan kemampuannya dalam menilai bercorak pelayanan dan bimbingan hasil pekerjaannya. profesional, sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya dalam proses belajar mengajar dengan lebih baik dari prestasi SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI sebelumnya. PEMBINAAN PROFESIONAL GURU Supervisi pendidikan di sekolah pada Memperhatikan penting dan hakekatnya adalah dalam rangka peranannya pendidikan dasar dan menengah pembinaan terhadap para guru. Adapun yang demikian besar, maka pendidikan dasar sasaran pembinaannya, antara lain (1) dan menengah harus dipersiapkan dengan
  • 24. 24 merencanakan kegiatan belajar mengajar (Kurikulum 1975). Kemudian. pada sesuai dengan strategi belajar aktif, (2) Kurikulum 1984 dan 1994 digunakan mengelola kegiatan belajar mengajar istilah pembinaan profesional guiu atau yang menantang dan menarik, (3) menilai pembinaan guru untuk jenjang sekolah kemajuan anak belajar, (4) memberikan dasar. Walaupun demikian istilah umpan balik yang bermakna, (5) supervisi pendidikan dalam Kurikulum memanfaatkan lingkungan sebaga i SMU 1994 masih tetap digunakan. sumber dan media pengajaran, (6) Dengan demikian dapat disimpulkan membimbing dan melayani siswa yang bahwa kegiatan supervisi pendidikan mengalami kesulitan belajar, terutama maupun pembinaan profesional bagi anak lamban dan anak pandai, (7) merupakan nama layanan yang digun akan mengelola kelas sehingga tercipta secara bergantian dalam praktik lingkungan belajar yang menyenangkan, pendidikan pada sekolah -sekolah di dan (8) menyusun dan mengelola catatan Indonesia. kemajuan anak (record keeping) Dengan demikian dapat (Depdikbud, 1999/2000). dikemukakan bahwa supervisi Menurut Mantja (1990) supervisi (pembinaan profesional guru ) atau pembinaan profesional adalah dimaksudkan untuk meningkatkan bantuan atau layanan yang diberikan kemampuan dan keterampilan guru kepada guru, agar ia belajar bagaimana dalam melaksanakan tugas pokok nya mengembangkan kemampuannya untuk sehari-hari yaitu mengelola proses meningkatkan proses belaja r-mengajar di belajar-mengajar dengan segala aspek kelas. Supervisor atau pembina, yaitu pendukungnya sehingga berjalan dengan Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, atau baik khususnya dalam kegiatan belajar semua pejabat yang terlibat dalam mengajar, sehingga tujuan pendidikan layanan supervisi, adalah pihak yang dasar dapat tercapai secara optimal. selama ini dipandang berwewenang, dan Pada hakikatnya kegiatan karena itu pula dianggap paling pembinaan menyangkut dua belah pihak bertanggung jawab dalam kegiatan yaitu pihak yang dilayani atau pihak yang supervisi. dibina dan pihak yang melayani atau yang Kilas balik kaji historis supervisi membina (Ekosusilo, 2003). Baik yang pengajaran, pada awalnya istilah yang dibina maupun pembina harus sama - dimunculkan adalah supervisi pendidikan sama memiliki kemampuan yang
  • 25. 25 berkembang secara serasi sesuai dengan sama besarnya dengan peran guru yang kedudukan dan peran masing -masing. bersangkutan. Oleh sebab itu, sasaran pembinaan Penggunaan pendekatan tersebut profesional ini adalah kedua belah pihak disesuaikan dengan dua karakteristik yaitu guru sebagai pihak yang dibina dan guru yang akan diberi supervisi, yaitu kepala sekolah atau pengawas sekolah tingkat abstraksi guru (level of teacher sebagai pihak yang membina. abstraction) dan tingkat komitmen guru (level of teacher commitment). Daya BEBERAPA PENDEKATAN DALAM SUPERVISI abstraksi guru bisa tinggi, sedang, dan PENDIDIKAN bisa juga rendah. Demikian pula dengan Secara garis besar ada tiga komitmen guru bisa tinggi, sedang, dan pendekatan dalam supervisi pendidikan, rendah. Pendekatan supervisi yang yaitu (1) pendekatan langsung (directive digunakan harus disesuaikan dengan approach), (2) pendekatan tidak langsung tinggi-rendahnya daya abstraksi dan (non directive approach), dan (3) komitmen guru yang disupervisi. pendekatan kolaboratif (collaborative 1. Guru yang memiliki daya abstraksi dan approach). Pendekatan langsung adalah komitmm yang rendah sebaiknya sebuah pendekatan supervisi, di mana disupervisi dengan pendekatan dalam upaya peningkatan kemampuan langsung. guru peran kepala sekolah dasar, 2. Guru yang memiliki daya abstraksi pengawas TK/SD, dan pembina lainnya yang rendah, tetapi komitmennya lebih besar dari pada peran guru yang tinggi, sebaiknya disupervisi dengan bersangkutan. Pendekatan tidak langsung pendekatan kolaboiatif. adalah sebuah pendekatan supervisi, di 3. Guru yang memiliki daya abstraksi mana dalam upaya peningkatan yang tinggi tetapi komitmennya kemampuan guru peran kepala sekolah, rendah, sebaiknya disupervisi dengan pengawas TK/SD, dan Pembina lainnya pendekatan kolaboratif. lebih kecil daripada peran guru yang 4. Guru yang memiliki daya abstraksi dan bersangkutan. Pendekatan kolaboratif komitmen yang tinggi sebaiknya adalah sebuah pendekatan supervisi, di disupervisi dengan pendekatan tidak mana dalam upaya peningkat an langsung (Bafadal, 2003). kemampuan guru peran kepala sekolah, pengawas TK/SD, dan pembina lainnya TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
  • 26. 26 Bagaimana Kepala Sekolah dalam untuk memperbaiki kondisi yang mensupervisi para guru ?. Dalam konteks melingkari mengajar-belajar di kelas ini, maka Kepala Sekolah perlu mengenal tertentu. Sudan tentu, kunjungan kelas, dan mempraktekkan teknik -teknik agar efektif, hendaknya dipersiapkan supervisi pendidikan yang lazim dengan teliti dan dilaksanakan dengan digunakan dalam pelaksanaan supervisi sangat berhati-hati dengan disertai budi pengajaran. Ada tersedia sejumlah teknik bahasa yang baik pula. supervisi yang dipandang bermanlaat Pada umumnya kunjungan kelas hendaknya untuk merangsang dan mengarahkan diikuti oleh pembicaraan individual antara perhatian guru-guru terhadap kurikulum kepada sekolah dengan guru. dan pengajaran, untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang bertalian dengan 2. Pembicaraan individual mengajar dan belajar, dan untuk Pembicaraan individual merupakan menganalisis kondisi -kondisi yang teknik supervisi yang sangat penting karena mengelilingi mengajar dan belajar. Yang kesempatan yang diciptakannya bagi kepala berikut ini pada umumnya dipandang sekolah (pengawas/penilik) untuk bekerja teknik yang paling bermanfaat bagi secara individual dengan guru sehubungan supervisi. dengan masalah-masalah profesional pribadinya. Masalah-masalah yang mungkin dipecahkan melalui pembicaraan individual 1. Kunjungan kolas. bisa macam-macam: masalah-masalah yang Kunjungan kelas (sering disebut bertalian dengan mengajar, dengan kunjungan supervisi) yang dilakukan kebutuhan yang dirasakan oleh guru, dengan kepala sekolah (atau pengawas/penilik) pilihan dan pemakaian alat pengajaran, adalah teknik paling efektif untuk teknik dan prosedur, atau bahkan masalah- mengamati guru bekerja, alat, metode, masalah yang oleh kepala sekolah dipandang dan teknik mengajar tertentu yang perlu untuk dimintakan pendapat guru. dipakainya, dan untuk mem -pelajari Apapun yang dijadikan pokok pembicaraan, situasi belajar secara keseluruhan ia mewakili teknik yang sangat baik untuk dengan memperhatikan semua faktor membantu guru mengembangkan arah diri yang mempengaruhi pertumbuhan murid. dan tumbuh dalam pekerjaan. Dengan menggunakan hasil analisis observasinya, ia bersama dengan guru 3. Diskusi Kclompok dapat menyusun suatu program yang baik
  • 27. 27 Dengan diskusi kelompok (atau sering Sejumlah studi telah mengungkapkan pula disebut pertemuan kelompok) dimaksud bahwa kunjungan kelas yang dilakukan guru- sualu kegiatan dimana sekelompok orang guru di antara mereka sendiri adalah efektif berkumpul dalam situasi bcrlatap muka dan dan disukai. Kunjungan ini biasanya melalui interaksi lisan bertukar informasi direncanakan atas permintaan guru-guru. atau berusaha untuk mencapai suatu Teknik ini akan lebih efektif lagi jika tiap keputusan tentang masalah-masalah observasi diikuti oleh suatu analisis yang bersama. Kegiatan diskusi ini dapal berhati-hati. mengambil beberapa bentuk pertemuan staf 6. Pengembangan kurikulum pengajar, seperti: diskusi panel, seminar, Perencanaan penyesuaian dan lokakarya, konperensi, kelompok studi, pengembangan kurikulum menyediakan pekerjaan komisi, dan kegiatan lain yang kesempatan yang sangat baik bagi partisipasi bertujuan untuk bersama-sama guru. Pentingnya relevansi kurikulum dengan membicarakan dan menilai masalah-masalah kebutuhan murid dan masyarakat bagi tentang pendidikan dan pengajaran. pemeliharaan dan peningkatan kualitas Pertemuan-pertemuan serupa ini dipadang pendidikan di negara kita diakui. Tetapi suatu kegiatan yang begitu penting dalam dalam prakteknya, sekolah-sekolah secara program supervisi modern, sehingga guru individual tidak banyak melakukan usaha sebenarnya hidup dalam suasana pelbagai untuk menyesuaikan dan mengembangkan jenis pertemuan kelompok. kurikulum standar itu dengan kebutuhan 4. Demonstrasi mengajar murid dan masyarakat terus berubah. Demonstrasi mengajar merupakan Terserah kepada kepala sekolah untuk teknik yang berharga pula. Rencana menciptakan perhatian dan keinginan bagi demonstrasi yang telah disusun dengan teliti pekerjaan penting dan terus-menerus itu. dan dicetak lebih dulu, dengan menekankan Penyesuaian dan pengembangan kurikulum pada hal-hal yang dianggap penting atau dilakukan di sekolah dengan pada nilai teknik mengajar mengembangkan materi muatan lokal. tertentu, akan sangat membantu. Muatan lokal ini sesuai dengan potensi Pembicaraan sehabis demonstrasi bisa lingkungan sekitar sekolah. menjelaskan banyak aspek. Suatu analisis 6. Buletin supervisi observasi adalah perlu. Buletin supervisi merupakan alat komunikasi yang efektif. Ia bisa berisi 5. Kunjungan kelas antar guru
  • 28. 28 pengumuman-pengumuman, ikhtisar tentang lebih banyak tckanan mungkin diberikan penelitian-penelitian, analisis presentasi kepada menganalisis dan memilih dalam pertemuan-pertemuan organisasi pengalaman belajar yang sesuai, menemukan professional, dan perkembangan dalam bahan teknologi pengajaran dan metode- berbagai bidang studi. metode presentasi ini, dan menilai program- program baru. 7. Perpustakaan Profesional 9. Survey sekolah-masyarakat Perpustakaan professional sekolah Suatu studi yang komprehensif merupakan sumber informasi yang sangat tentang masyarakat akan membantu guru membantu kepada peitumbuhan professional dan kepala sekolah untuk memahami dengan personil pengajar di sekolah. Perpustakaan lebih jelas program sekolah yang akan professional menyediakan tidak saja suatu memenuhi kebutuhan dan kepentingan sumber informasi, tapi ia juga suatu murid. rangsangan bagi kepuasan pribadi. Buku- Sebenarnya ada teknik-teknik lain, buku tentang pandangan professional, tetapi yang diterapkan di atas dengan singkat bacaan suplementer yang lebih baru, dan adalah teknik-teknik yang dalam sejumlah majalah professional yang banyak jumlah-nya penelitian dipandang telah menunjukkan itu hendaknya tersedia bagi semua guru. manfaatnya bagi supervisi. Untuk Juga sumbangan-sumbangan dari guru dapat pembahasan yang lebih terurai pembaca menjadi bagian dari "gudang" informasi ini. disarankan untuk membaca sumber-sumber lain. 8. Lokakarya Pada hakekatnya tidak ada satu teknik Lokakarya menyediakan kesempatan tunggal yang bisa memenuhi segala ke- untuk Kerjasama, untuk memperteukan ide- butuhan; dan bahwa sualu teknik tidaklah ide, untuk mendiskusikan masalah-masalah baik alau buruk pada umumnya, melainkan bersama alau khuais, dan untuk dalam kondisi tertentu. Masalah yang utama pertumbuhan pribadi dan professional dalam adalah menetapkan kebutuhan. Beberapa berbagai bidang studi. Ada banyak jenis teknik hubungan antara sekolah dengan lokakarya itu. Dalam lokakarya seni, masyarakat yang diperkenalkan oleh barangkali sebagian bcsar waktu akan diisi Sahertian (1989) antara lain adalah seperti: dengan partisipasi sungguh dengan (1) laporan kepada orang tua murid, (2) mempelajari keterampilan dan teknik-teknik majalah sekolah, (3) surat kabar sekolah, (4) kegiatan scni. Dalam lokakarya matematika pameran sekolah, (5) open house, (6)
  • 29. 29 kunjungan ke sekolah, (7) kunjungan ke supervisi dianggap bermanfaat bila rumah murid, (8) melalui penjelasan yang direncanakan dengan baik, supervisor diberikan oleh personil sekolah, (9) menunjukkan sifat membantu dan gambaran keadaan sekolah melalui menyediakan model-model pengajaran murid-murid, (10) melalui radio dan yang efektif, (7) supervisor memberikan televisi, (11) laporan tahunan, (12) peran serta yang cukup tinggi kepada organisasi perkumpulan alumni sekolah, guru untuk pengambilan keputusan (13) melalui kegiatan ekstra kurikulum, dalam wawancara supervisi, (8) dan (14) pendekatan secara akrab. supervisor mengutamakan pengembangan keterampilan hubungan insani, seperti halnya dengan RESPON DAN SIKAP GURU TERHADAP keterampilan teknis dan (9) supervisor SUPERVISI PENGAJARAN seharusnya menciptakan iklim Kajian tentang sikap guru terhadap organisasional yang terbuka, yang supervisi menjadi perhatian Neagley & memungkinkan pemantapan hubungan Evans (dalam Mantja, 1998) dengan yang saling menunjang (supportive). merujuk sejumlah hasil penelitian Dalam praktiknya supervisi beberapa pakar supervisi pengajaran. pengajaran yang dilaksanakan selama ini Temuan-temuan yang dilaporkan, antara masih cenderung berorientasi pada lain (1) supervisi yang efektif harus administratif saja. Walaupun sudah didasarkan atas prinsip -prinsip yang dirumuskan dalam kegiatan supervisi sesuai dengan perubahan sosial dan bahwa aspek yang disupervisi adalah dinamika kelompok, (2) para guru administratif dan edukatif, namun pada menghendaki supervisi dari kepala kenyataannya masih cenderung lebih sekolah, sebagaimana yang seharusnya dominan aspek administratif. Fenomena dikerjakan oleh tenaga personel yang ini dikaji secara khusus dalam Konferensi berjabatan supervisor, (3) ke pala sekolah Pendidikan di Indonesia: Mengatasi Krisis tidak melakukan supervisi dengan baik, Menuju Pembaruan, yang diikuti para (4) semua guru membutuhkan supervisi pakar yang kompclen. Salali satu dan mengharapkan untuk disupervisi, (5) rekomendasi dari konferensi ini, khusu'snya para guru lebih menghargai dan menilai yang berkaitan langsung dengan masalah secara positif perilaku supervisi yang supervisi dikemukakan sebagai berikut ini. "hangat", saling mempercayai, Rekomendasi 23 bersahabat, dan men ghargai guru, (6)
  • 30. 30 Fungsi-fungsi pengawasan pada semua diciptakan dapal mengurangi ketegangan jenjang pendidikan dioptimalkan seba- emosional guru. Guru lebih menyukai gai sarana untuk memacu mutu pendekatan supervisi kolaboratif atau non pendidikan. Pengawasan dimaksud direktif. dengan mengutamakan aspek-aspek akademik daripada administratif KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN SUPERVISI sebagaimana berlaku selama ini (Jalal PENGAJARAN & Supriadi, 2001). Dalam pelaksanaannya, supervisi Keefektifan penerapan orientasi dan pengajaran di sekolah banyak menghadapi pendekptan supervisi di atas, tidak hanya kendala. Mantja (1990) dalam temuan tergangung pada supervisor saja, melainkan disertasinya meuyalakan bahwa kendala- juga sangat dipengaruhi oleh persepsi, kendala yang kurang menunjang keefektifan respon, dan sikap guru terhadap orientasi supervisi, antara lain: sikap personil sekolah dan supervisi yang dilakukan oleh supervisor. yang kurang positif terhadap supervisi Penelitian mengenai sikap guru terhadap pengelola teknis edukatif; kurangnya supervisi dikemukakan oleh Ekosusilo (2003) keterampilan supervisi kepala sekolah; bahwa guru tidak terlalu positif terhadap pengendalian emosional supervisor dalam supervisi yang dilakukan supervisor. menerima respons guru; kepala sekolah yang Selanjutnya dikemukakan oleh Ekosusilo karena kurangnya tenaga guru haras dalam simpulan penelitiannya bahwa memegang kelas atau bidang studi tertentu, supervisi yang dilakukan supervisor dianggap sehingga supervisi menjadi kurang efektif; biasa-biasa saja dan monoton itu-itu saja, dan adanya guru yang tingkat pendidikannya bahkan nampak diacuhkan. Namun guru lebih tinggi dari kepala sekolahnya. Temuan tidak menampakkan ketidak-setujuannya di Mantja ini, nampaknya mempunyai kadar hadapan supervisor, karena dilandasi rasa transferabilitas yang cukup tinggi, karena hormat sekaligus tidak ingin menimbulkan kendala-kendala di jenjang pendidikan dasar konflik. Penelitian yang dilakukan Mantja berkisar pada permasalahan-permasalahan (1989) juga menyimpulkan bahwa respon dan temuan tersebut di atas. Isvanto (1999) sikap guru terhadap supervisi ditentukan mengemukakan bahwa permasalahan oleh kemanfaatan, data pengamatan yang pendidikan, antara lain adalah manajemen obyektif, kesempatan menanggapi balikan, sekolah yang tidak efektif, dan kemampuan perhatian supervisor terhadap gagasan guru. manajemen kepala sekolah pada umumnya Supervisi yang teratur dan hubungan yang rendah terutama di sekolah negeri dan