SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 59
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




          PENGARUH PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN
 INSTRUKSIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
MATAKULIAH MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN
            DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK



                                                   Siti Bariroh *)

Abstrak, Proses dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berupa bakat,
minat, motivasi belajar, tujuan pembelajaran dan sebagainya.Yang tak kalah penting adalah
bagaimana Guru mendesain proses belajar mengajar agar meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar, yang diajarkan dengan menggunakan Model Pengembangan Instruksional dan yang
tidak menggunakannya? Dan apakah ada perbedaan motivasi belajar antara yang menerapkan
model Pengembangan Instruksional dan yang tidak menerapkan? Serta apakah ada pengaruh
antara Model pembelajaran instruksional dengan motivasi belajar dan hasil belajar matakuliah
microteaching mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik.
     Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan tes hasil belajar. Analisa data
yang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu untuk menguji hipotesa 1,
hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan hasil belajar
dengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan motivasi belajar antara yang
menerapkan MPI dan yang Non MPI, serta terdapat pula pengaruh antara penggunaan model
pembelajaran Instruksional terhadap motivasi belajar dan hasil belajar.
     Hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan sebagai alternatif model pengembangan
pembelajaran, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan
meningkatkan hasil belajarnya.

Keyword : Model Pengembangam Instruksional ( MPI), Motivasi Belajar dan Hasil Belajar



PENDAHULUAN                                                     strategi   penyampaian     atau    proses
                                                                pembelajaran.
     Hasil belajar seseorang, tidak terlepas                         Dalam aktivitas pengajaran terkan-
dari pengaruh berbagai faktor, diantaranya                      dung aktivitas (1) Merancang pembela-
adalah faktor eksternal, yang menyangkut                        jaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3)
pengembangan program pembelajaran dan                           Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganya
                                                                akan terkait dalam satu proses dan saling
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik



                                                           1
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




mempengaruhi terhadap hasil belajar.                      motivasi di dalam dirinya. Oleh karena itu,
Upaya meningkatkan efisiensi dan                          motivasi tidak bisa dipisahkan dari
efektivitas     pembelajaran,    diperlukan               aktivitas belajar. Motivasi berpangkal dari
adanya perancangan dan pengembangan                       kata motiv yang artinya adalah daya
materi pembelajaran, yang merupakan                       penggerak yang ada di dalam diri
fungsi yang sangat penting dalam                          seseorang untuk melakukan aktivitas
teknologi pembelajaran.                                   tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
     Seels Richey (dalam Amir, 2000)                           Pada intinya, motivasi merupakan
mengatakan bahwa kawasan teknologi                        kondisi psikologis seseorang untuk
pembelajaran         meliputi:      Desain,               melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan                    belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
dan evaluasi. pengembangan desain materi                  keseluruhan penggerak didalam diri siswa
pembelajaran microteaching ini adalah                     yang menimbulkan kegiatan belajar.
upaya untuk memenuhi salah satu fungsi                    Sehingga diharapkan tujuan pembelajaran
ranah teknologi pembelajaran, yaitu ranah                 dapat tercapai. Untuk menimbulkan
Pengelolaan. Dick dan Carey (1990)                        motivasi belajar, guru berperan besar untuk
mengungkapkan bahwa Desain materi                         mengupayakan agar suasana belajar
pembelajaran sebaiknya menarik, isinya                    menyenangkan bagi siswa, dengan
sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran,                 menerapkan metode yang bervariasi. Salah
urutannya tepat, ada petunjuk penggunaan                  satunya adalah dengan jalan membuat
bahan ajar, ada soal latihan, jawaban                     model pembelajaran           yang mampu
latihan, test, petunjuk bagi siswa menuju                 menimbulkan motivasi belajar siswa.
kegiatan berikutnya.                                           Keinginan untuk membantu mahasiwa
     Penggunaan model pengembangan                        dalam memahami materi matakuliah
Instruksional (MPI) didasarkan atas                       Microteaching, dan untuk memudahkan
pemikiran bahwa model ini menggunakan                     penyampaian        bahan      ajar   kepada
pendekatan sistem, dengan langkah                         mahasiswa secara lengkap dan sistematis,
langkah yang lengkap, sehingga dapat                      serta ingin mengetahui pengaruh desain
digunakan untuk merancang pembelajaran                    materi pembelajaran berdasarkan Model
baik untuk pembelajaran klasikal maupun                   Pengembangan         Instruksional    (MPI)
individual.                                               terhadap motivasi belajar dan hasil belajar
     Faktor lain yang juga dapat                          mahasiswa, mendorong peneliti ingin
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor                  meneliti masalah tersebut. Ada beberapa
internal dari dalam siswa/mahasiswa itu                   alasan utama peneliti memilih masalah ini :
sendiri. Salah satu dari faktor internal itu              1) Peneliti terlibat langsung membina
adalah motivasi. Seorang siswa akan                           matakuliah Microteaching, di Fakultas
belajar dengan baik dan tekun jika ada                        Keguruan dan Ilmu Pendidikan



                                                     2
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




   Universitas      Gresik.      Sehingga                atau disebut dengan "real teaching"
   memungkinkan untuk terlibat langsung                  (AAllen and Ryan, 1969). Jumlah
   dalam interaksi dengan mahasiswa.                     pesertanya berkisar antara 5 sampai 10
2) Sejauh ini, masalah desain materi                     orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
   pembelajaran,        khususnya        di              pelaksanaannya berkisar antara 10 sampai
   Universitas Gresik belum banyak                       15 menit, terfokus pada ketrampilan
   diteliti, sementara peneliti meyakini                 mengajar tertentu, dan pokok bahasannya
   bahwa        perbaikannya      kualitas               disederhanakan.
   Pembelajaran dapat diawali dari                            Tujuan       diselenggarakan      nya
   pengembangan desain pembelajaran.                     pembelajaran micro menurut T Gilarso,
3) Literatur yang berkaitan dengan                       dibagi dua yaitu untuk melatih kemampuan
   penelitian ini, cukup mendukung                       dan ketrampilan keguruan (tujuan umum),
   peneliti dalam mengkaji landasan                      dan untuk melatih calon guru supaya
   landasan teori.                                       trampil      dalam      membuat       desin
4) Hasil penelitian akan memberikan                      pembelajaran,      mendapatkan      profesi
   manfaat nyata bagi peneliti sendiri,atau              Keguruan dan menumbuhkan rasa percaya
   pihak lain yang seprofesi dalam usaha                 diri (tujuan khusus).
   meningkatkan Kualitas pembelajaran                         Dwigh Allen, mengatakan, tujuan
   dalam arti yang luas.                                 microteaching bagi calon Guru adalah :
                                                         1) Memberi pengalaman mengajar yang
KERANGKA TEORITIS                                            nyata dan latihan sejumlah ketrampilan
                                                             dasar mengajar.
     Microteaching diartikan sebagai cara                2) Calon Guru dapat mengembangkan
latihan ketrampilan mengajar dalam                           ketrampilan mengajarnya sebelum
lingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin &                       mereka terjun ke lapangan.
Moulton mengemukakan "Microteaching                      3) Memberikan kemungkinan bagi calon
has been performent part of teaching                         guru untuk mendapatkan bermacam-
process, so that the traince can master                      macam ketrampilan dasar mengajar.
each component one by one in a simplifed                      Fungsi microteaching adalah sebagai
teaching situation".                                     sarana latihan dalam mempraktekkan
     Mc. Knight (1979) mengemukakan                      ketrampilan mengajar, dan juga sebagai
"Microteaching has been described as                     salah satu syarat bagi mahasiswa yang
scaled down teaching encounter desingned                 akan mengikuti praktek mengajar di
to developernya new skill and refine old                  lapangan ( PPL ). Sasaran akhir yang akan
one". Dari pengertian di atas, dapat                     dicapai dalam microteaching adalah
dipahami bahwa microteaching adalah                      terbinanya      calon     guru    memiliki
sebuah model pengajaran yang dikecilkan                  pengetahuan tentang proses pembelajaran,



                                                    3
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




serta memiliki sikap dan perilaku baik                   coba, umpan balik, dan hasilnya. Hal ini
sebagai seorang guru.                                    diperjelas dengan pendapat Suparman
                                                         (1997:31). Suatu proses yang sistematik
Langkah Langkah Prosedur                                 dalam      mengidentifikasikan     masalah,
Pembelajaran Micro                                       mengembangkan bahan dan strategi
     Ada lima langkah yang dapat                         instruksional,      serta      mengevaluasi
ditempuh dalam pembelajaran micro yaitu:                 efektivitas    dan    efisiensinya     dalam
1) Pengenalan     (pemahaman       konsep                mencapai tujuan Instruksional.
    pembelajaran micro)                                       Rohani ( 2004:69) mendefinisikan
2) Penyajian model dan diskusi                           pengertian desain pengajaran sebagai
3) Perencanaan/persiapan mengajar                        suatu pemikiran atau persiapan untuk
4) Praktek mengajar                                      melaksanakan tugas mengajar / aktivitas
5) Diskusi feed back / umpan balik.                      pengajaran dengan menerapkan prinsip
                                                         prinsip pengajaran melalui langkah
MODEL PENGEMBANGAN                                       langkah       pengajaran,      perencanaan,
INSTRUKSIONAL                                            pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka
                                                         pencapaian tujuan pengajaran yang telah
     Beberapa definisi mengenai desain                   ditentukan.
pembelajaran adalah antara lain Reigeluth                     Pengertian     Desain     Pembelajaran
(1983:7) dalam Boy Soedarmadji, 2002)                    Model Pembelajaran Instruksional (MPI)
menyatakan bahwa desain pembelajaran                     adalah : Suatu bentuk model pembelajaran
lebih memperhatikan pada pemahaman,                      yang menunjukkan urutan kegiatan yang
pengubahan, dan penerapan metode                         ditempuh orang dalam mendesain sistem
metode pembelajaran. Hal ini menga-                      Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah,
rahkan kita, bahwa sebagai seorang                       yaitu menentukan kebutuhan Instruksional
profesional, maka kita mempunyai tugas                   umum, dan merumuskan tujuan umum,
untuk memilih dan menentukan metode                      melakukan analisis Instruksional, meng-
apa yang dapat dipergunakan, dan                         identifikasi perilaku dan karakteristik awal
mempermudah penyampaian bahan ajar,                      mahasiswa, merumuskan TIK, menulis tes
agar dapat diterima dengan mudah oleh                    acuan patokan, menyusun strategi instruk-
siswa.                                                   sional, mengembangkan bahan instruksio-
     Lebih lanjut, Shaner dalam Suparman                 nal, mendesain dan melaksanakan sistem
(1997:29) menyatakan bahwa desain                        Instruksional.
instruksional adalah perencanaan secara
akal sehat untuk mengidentifikasi masalah                MOTIVASI BELAJAR
tersebut, dengan menggunakan suatu                           Menurut Davies (1970), Motivasi
rencana terhadap perencanaan, evaluasi, uji              adalah kekuatan yang tersembunyi di



                                                    4
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




dalam diri kita untuk berkelakuan dan                    4) Tidak suka membuang waktu, aktif dan
bertindak dengan cara yang khas.                            lebih suka kerja sama dengan yang
Sedangkan menurut MC. Donald dalam                          lebih cakap.
buku Syaiful Bahri (1991), motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam diri                             Dari definisi-definisi yang dikemu-
seseorang       yang     ditandai   dengan               kakan oleh berbagai ahli, penulis
munculnya feeling dan didahului dengan                   menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi
tanggapan terhadap          adanya tujuan.               dalam belajar adalah daya penggerak
Menurut Handoko (1995), motivasi adalah                  dalam melakukan suatu tindakan untuk
suatu tenaga yang terdapat dalam diri                    mencapai hasil belajaryang lebih tinggi
manusia yang menimbulkan, mengarahkan                    dari hasil yang pernah dicapai sebelumnya.
dan mengorganisasikan tingkah lakunya.                        Pengaruh      model     pengembangan
     Ad Rooijakkers (1991) dalam Basuki                  instruksional, terhadap motivasi belajar
(2002:33) menyatakan bahwa "Dalam                        dan hasil belajar adalah bahwa untuk
belajar memang dibutuhkan motivasi                       menimbulkan motivasi balajar bagi murid,
tertentu. Untuk itu ada berbagai macam                   maka harus ada rasa tertarik dan rasa ingin
motivasi. Tetapi motivasi berprestasi                    tahu, merasa membutuhkan dan sesuai
merupakan motivasi terpenting. Kalau                     dengan         keinginannya        sehingga
seorang murid ingin lulus dalam ujian, ia                 menyebabkan termotivasi untuk belajar.
akan berusaha dapat mengerti apa yang                    Membuat model suatu pengajaran yang
diajarkan oleh pengajar. Bila murid tidak                disesuaikan dengan minat murid serta
mempunyai motivasi belajar, maka                         sesuai dengan kondisi setempat, dan
pengajar hendaknya berusaha sedemikian                   menarik perhatian serta keaktifan murid
rupa, agar bisa menimbulkan motivasi                     terlibat    dalam     proses    pengajaran,
yang dibutuhkan".                                        diharapkan mampu menimbulkan motivasi
     Ciri-ciri orang yang mempunyai                      belajar, dan selanjutnya bisa meningkatkan
motivasi berprestasi , diuraikan oleh                    hasil belajarnya. MPI disusun sedemikian
Hekckahusen (dalam Haditomo, 199:26-                     rupa, dan melalui beberapa langkah yang
30), bahwa ciri ciri orang yang bermotivasi              bisa dilakukan bersama antara guru dan
tinggi adalah :                                          siswa, membuat siswa aktif dan
1) Berorientasi pada keberhasilan, dan                   termotivasi untuk belajar, sehingga dapat
     lebih percaya diri dalam menghadapi                 mempengaruhi hasil belajar siswa.
    tugasnya.
2) Bersikap mengarah pada tujuan dan                     HASIL BELAJAR
    berorientasi pada masa datang.                           Dalam membicarakan pengertian hasil
3) Menyukai tugas tugas yang tingkat                     atau prestasi belajar, tidak terlepas dari
    kesulitannya sedang.                                 pengertian belajar, karena hasil belajar



                                                    5
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




merupakan hasil perubahan yang dialami                    dan Ujian Akhir (A). ditetapkan dengan
dalam           peristiwa        belajar.                 rumus:
Menurut WJS Purwadarminta, dalam
                                                                    N=
Kamus Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa belajar adalah berusaha, berlatih
dan sebagainya, untuk mendapatkan
kepandaian.                                               METODE PENELITIAN
    Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh seorang pembelajar dari proses                  Rancangan Penelitian
belajar yang ditempuh di suatu sekolah                         Penelitian ini merupakan jenis
atau lembaga pendidikan, yang diperoleh                   penelitian     kuantitatif,    yaitu     untuk
melalui evaluasi belajar.                                 membuktikan hipotesis yang telah dibuat
                                                          penulis. Penelitian ini, menggunakan 3
Hasil Belajar Matakuliah Microteaching                    variabel, yaitu desain model pembelajaran
                                                          MPI, sebagai variabel bebas. Sedangkan
     Tujuan     umum        mata      kuliah              Motivasi belajar dan Hasil belajar sebagai
Microteaching adalah mempersiapkan                        varaiabel terikat.
mahasiswa calon guru untuk menghadapi                          Rancangan ini dimaksudkan untuk
tugas mengajar sepenuhnya di depan kelas                  mengetahui perbedaan hasil belajar antara
dengan        memiliki         pengetahuan,               yang menggunakan model pembelajaran
ketrampilan, kecakapan, dan sikap sebagai                 Intruksional dan yang tidak menggunkan,
guru yang profesional.                                    dan juga untuk mengetahui apakah model
     Sedangkan tujuan khususnya adalah:                   pengajaran      yang     telah     diterapkan,
1) Menganalisa tingkah laku mengajar                      mempengaruhi motivasi belajar dan hasil
    kawan kawan nya dan dirinya sendiri.                  belajar mahasiswa.
2) Dapat     melaksanakan       ketrampilan                    Kegiatan penelitian terdiri dari, (1)
    khusus dalam mengajar.                                memberikan angket motivasi belajar, (2)
3) Dapat mempraktekkan berbagai teknik                    pengelompokan subyek, (3) perlakuan dan
    mengajar dengan benar dan tepat.                      pemberian test dan ujian praktek. Ada 2
4) Dapat mewujudkan situasi belajar                       kelompok belajar yang menjadi fokus
    mengajar yang efektif, produktif dan                  kajian dalam penelitian ini, yaitu yang
    efisien.                                              diajar    dengan      menerapkan        model
5) Dapat bersifat profesional keguruan.                   pembelajaran dan yang tidak menggunakan
     Skor ( nilai) hasil belajar mahasiswa                model.
pada matakuliah Microteaching ini,                        Populasi dan Sampel
ditentukan                           dengan                    Sebagai populasi dalam penelitian ini
Ujian Tengah Semester (M), Tugas (T),                     adalah mahasiswa semester VII, FKIP




                                                     6
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun                   HASIL PENELITIAN
akademik 2009/2010 kelas A,B dengan
jumlah 155 mahasiswa. Adapun Sampel                        Uji Normalitas
dalam penelitian ini adalah sebanyak 70                         Uji normalitas sebaran skor, dilakukan
mahasiswa, diambil secara random                           terhadap     hasil    belajar   matakuliah
sampling dengan cara undian.                               microteaching      dengan     menggunakan
                                                           model pengembangan Instruksional, dan
Teknik Pengumpulan Data                                    tanpa menggunakan model pengembangan
     Data mengenai gaya belajar didapat                    Instruksional,     dengan     Kolmogorov-
dari hasil angket motivasi belajar, dan hasil              Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas
belajar didapat dari hasil test ujian tertulis             sebaran skor variabel adalah normal, atau
maupun ujian praktek microteaching.                        memenuhi persyaratan normalitas.
                                                                Hasil belajar dengan MPI, N = 0,773.
Teknik Analisa Data                                        P = 0,589. Signifikan 5% = 0,025
     Uji prasyarat analisis, sebelum                       (normal). Hasil belajar dengan non MPI, N
dilakukan analisa data, terlebih dulu                      = 0,921, P = 0, 384. Signifikan 5% = 0,025
dilakukan uji prasyarat analisis yang                      (normal).
meliputi : a) uji normalitas data sampel,
dan b) uji homogenitas sampel. Uji                         Uji Homogenitas
Hipotesis, dilakukan analisa data yang                         Residu skor variabel terikat untuk tiap
diperoleh dari hasil penelitian, dengan                    skor variabel bebas sudah homogen. Hasil
menggunakan metode statistik, yaitu                        belajar dengan MPI, Nilai = 0,653. P =
metode pengolahan data kuantitatif untuk                   0,422, Signifikan 5% = 0,05. (homogen).
mengetahui perbedaan hasil tes. Analisis
yang digunakan adalah metode statistik                     Pengujian Hipotesa
Analisis Varians (ANAVA) dua jalur,                        1. Terdapat perbedaan hasil belajar
dengan rumus sebagai berikut :                                menggunakan MPI dan yang Non MPI.
1. Menghitung jumlah kuadrat total, antar                     Diperoleh F hitung = 7,629,
    A, antar B, interaksi AxB dan dalam                       probabilitas sebesar 0,001 lebih kecil
    kelompok.                                                 dari a = 0,05.
2. Menghitung derajat kebebasan total,                     2. Terdapat perbedaan motivasi belajar,
    antara A,B dan interaksi AB dan dalam                     yang diajarkan dengan menggunakan
    kelompok                                                  model pengembangan Instruksional
3. Menghitung rata rata kuadrat antar A,                       dan yang non MPI, matakuliah
    B, dan AB dan dalam kelompok.                             Microteaching. Diperoleh F hitung =
4. Menghitung rasio F (A, B, dan AB).                         5,980 , sedang probabilitas sebesar
                                                              0,004 lebih kecil a = 0,05.



                                                      7
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




3. Terdapat pengaruh penerapan model                         MPI, memiliki rentangan antara119
   pembelajaran instruksional terhadap                       sampain 144, dengan nilai rata rata
   motivasi belajar dan hasil belajar                        sebesar 129, 69, nilai tengah sebesar
   matakuliah Microteaching. Diperoleh F                     130,00, dan nilai modus sebesar 127.
   hitung = 3,311, dengan nilai probabi-                     Sedangkan simpangan baku sebesar
   litas sebesar 0,043 lebih kecil dari α =                  4,951. Hasil perhitungan F hitung =
   0,05.                                                     5,980, P = 0,004, α = 0,05. Dengan
                                                             demikian       dapat   dikatakan    ada
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN                                  perbedaan motivasi belajar, antara yang
                                                             diajarkan dengan menggunakan MPI
1. Pembahasan tentang perbedaan hasil                         dan yang tidak menggunakan MPI,
   belajar yang diajarkan dengan MPI dan                     dengan taraf signifikan 5%.
   Non MPI matakuliah Microteaching                       3. Hasil penelitian tentang terdapat
   pada mahasiswa FKIP Universitas                           pengaruh pengunaan MPI terhadap
   Gresik. Hasil perhitungan yang                            motivasi belajar mahasiswa dan hasil
   diperoleh (F hitung = 7,629, P = 0,001, α                 belajar      mahasiswa       matakuliah
   = 0,05) maka dapat dikatakan bahwa                        Microteaching. Hasil perhitungan F
   ada perbedaan hasil belajar yang                          hitung = 3,311 dengan P = 0,043, dan α=
   diajarkan dengan MPI dan Non MPI,                         0,05. Dengan demikian dapat dikatakan
   matakuliah       Microteaching      FKIP                  ada pengaruh penggunaan Model
   Unigres, diterima dengan taraf                            Pengembangan Instruksional terhadap
   signifikansi 5%. Hasil analisis statistik                 motivasi belajar dan hasil belajar
   juga menunjukkan bahwa mahasiswa                          matakuliah Microteaching mahasiswa
   yang diajar dengan MPI, nilai rata rata                   FKIP Universitas Gresik.
   75,26 lebih baik dari pada yang diajar
   dengan Non MPI. Dengan demikian                        KESIMPULAN
   dapat dikatakan bahwa pembelajaran                     1. Ada perbedaan Hasil Belajar, yang
   matakuliah Microteaching dengan MPI                       diajarkan dengan Model Pengem-
   dapat meningkatkan hasil belajar                          bangan Instruksional (MPI) dan yang
   mahasiswa.                                                non MPI matakuliah Microteaching
2. Hasil penelitian tentang penggunaan                       pada mahasiswa FKIP Universitas
   Model Pengembangan Instruksional                          Gresik.
   (MPI)     dan       yang    non     MPI,               2. Terdapat perbedaan Motivasi Belajar,
    membedakan          motivasi     belajar                 antara    yang    diajarkan  dengan
   mahasiswa FKIP Unigres. Nilai                             menggunakan Model Pengembangan
   motivasi        belajar       matakuliah                  Instruksional dengan yang non MPI
   Microteaching tanpa menggunakan



                                                     8
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




   matakuliah    Microteaching     pada                  DAFTAR PUSTAKA
   mahasiswa FKIP Universitas Gresik.
3. Ada     pengaruh   antara     Model                   Anto Dajan, 1986. Pengantar metode
   Pengembangan Instruksional ( MPI)                         statistik II, Jakarta, LP3ES.
   terhadap motivasi belajar dan hasil                   Arief S. Sudiman, Dkk, 1997, Media
   belajar matakuliah Microteaching                           Pendidikan DIKBUD dan CV
   mahasiswa FKIP Universitas Gresik.                         Rajawali, Jakarta.
                                                         Atwi       Suparman,    1997.  Program
SARAN                                                            Pengembangan Ketrampilan Dasar
    Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat                        Teknik Instruksional (PEKERTI)
penulis ajukan saran saran sebagai berikut:                      untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI
1. Model Pengembangan Instruksional                              Jakarta.
   (MPI) direkomendasikan sebagai alter-                 Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan;
   natif model pengembangan bahan                             Taksonomi   Variabel, Jakarta,
   bahan pembelajaran.                                        P2LPTK.
2. Proses pembelajaran hendaknya lebih
                                                         Degeng,     INS,     1997,      Strategi
   mengupayakan cara cara yang terbaik                        Pembelajaran: Mengorganisasi Isi
   untuk menimbulkan motivasi siswa                           Pembelajaran    dengan      Model
   dalam belajar. Mengingat bahwa                             Elaborasi.   Desertasi    Bahasan
   motivasi merupakan faktor penting                          Tentang Temuan Penelitian, Malang,
   untuk keberhasilan belajar siswa.                          IKIP Malang.
3. Para Guru dan semua yang terlibat                     Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002,
   dalam pembelajaran, hendaknya lebih                        Quantum Learning (Terjemahan),
   Trampil dalam mendesain pembela-                           Bandung: Kaifa.
   jaran, supaya pembelajaran jadi                       Diadakan, Syaiful Bahri, 1991, Prestasi
   menarik, tidak membosankan, dan bisa                       Belajar dan Kompetensi Guru,
   menumbuhkan motivasi berprestasi                           Surabaya, Penerbit usaha Nasional.
   siswa, sehingga akan menghasilkan
                                                         Nasution,1992, Berbagai Pendekatan
   prestasi siswa yang maksimal.
                                                              dalam Proses Belajar dan Mengajar,
4. Sebagai tindak lanjut, kiranya perlu                       Jakarta, Bina Aksara.
   diadakan kajian atau penelitian lebih
                                                         Riyanto,Y,1996, Metodologi Penelitian
   lanjut, dan dengan sasaran yang lebih
                                                              Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar,
   luas, agar model ini benar benar bisa
                                                              Bandung, SIC.
   dilakukan oleh siapapun dan di
   wilayah manapun.                                      WRohani , Ahmad 2004, Pengelolaan
                                                            Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.




                                                    9
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




Undang Undang no 20 tahun 2003,                        Yusufhadi Miarso, dkk, 1984, Teknologi
    tentang Sistem Pendidikan Nasional,                     Komunikasi Pendidikan, Jakarta,
    Internet.                                               Pustekom DIKBUD dan CV
                                                            Rajawali.




                                                 10
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




          PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
            DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU
                       DI SDN BANJARSARI GRESIK

                                               Etiyasningsih*)

Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, dituntut untuk menjalankan
kepemimpinan yang mampu menciptakan semangat kerja guru yang tinggi, agar kinerja guru
menjadi lebih baik. Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan kinerja yang
harus dimiliki guru adalah motivasi. Motivasi tersebut bukan hanya untuk pengembangan diri,
tapi juga partisipasi guru dalam organisasi. Palmer berpendapat bahwa motivasi instrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan penampilan guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru.
        Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN Banjarsari
Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25
orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesis
menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala
Sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
        Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja gurua
dan kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik mendekati baik. Uji regresi
linear berganda menunjukkan thitung > ttabel untuk kedua variabel yaitu 4,810 > 2,021 dan 3,064
> 2,021 serta Fhitung > Ftabel (25,468 > 19,000) berarti terdapat pengaruh signifikan secara
parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik.
        Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas
kepemimpinannya berkaitan dengan tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru. selain itu kepala sekolah sebagai motivator hendaknya lebih
memperhatikan kebutuhan motivasi guru agar guru dapat meningkatkan kinerjanya. Dan bagi
para guru hendaknya dapat lebih memotivasi diri untuk meningkatkan kinerjanya.

Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Kinerja Guru



    Di lingkungan dunia pendidikan                           ditetapkan. Lembaga pendidikan formal
banyak ditemui usaha kerjasama sejumlah                      adalah salah satu bentuk kerjasama di
orang untuk mencapai tujuan yang sudah                       lingkungan pendidikan yang bersifat

*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik


                                                       11
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




sengaja, berencana, dan sistematis. Sekolah              motivasi, dan mengarahkan orang-orang di
adalah lembaga pendidikan formal sebagai                 dalam organisasi/lembaga pendidikan
wadah untuk mencapai tujuan pembangun-                   tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
an nasional. Keberhasilan tujuan pendidik-               dirumuskan          sebelumnya.       Untuk
an di sekolah tergantung pada sumber daya                mewujudkan        tugas    tersebut   setiap
manusia yang ada di sekolah tersebut, yaitu              pemimpin pendidikan harus mampu
kepala sekolah, guru, siswa, tenaga                      bekerja sama dengan orang-orang yang
admistrasi dan tenaga kependidikan yang                  dipimpinnya (working within) untuk
lainnya. Disamping itu harus ditunjang                   memberikan motivasi agar melakukan
dengan sarana dan prasarana yang                         pekerjaan secara ikhlas. Mantja (2010 : 49)
memadai. Meskipun pada umumnya                           menyatakan bahwa kepala sekolah dituntut
pengembangan sekolah diutamakan pada                     untuk menjalankan kepemimpinan yang
penambahan fasilitas fisik (yang segara                  mampu menciptakan semangat kerja guru
nampak hasilnya dari luar dan mudah                      yang tinggi. Semangat kerja guru yang
dinilai), namun pengembangan personal                    tinggi itu tentunya dimaksudkan untuk
tetap perlu mendapatkan prioritas.                       menunjang terwujudnya tujuan organisasi
Pimpinan sekolah yang dalam hal ini                      sekolah.
adalah Kepala Sekolah, seyogyanya                             Guru merupakan salah satu komponen
memberikan perhatian tentang pengem-                     yang      sangat      menentukan       untuk
bangan personalnya untuk memajukan                       terselenggaranya       proses    pendidikan.
sekolah yang dipimpinnya agar mampu                      Keberadaan guru merupakan pelaku utama
bersaing dengan satuan pendidikan yang                   sebagai fasilitator penyelenggaraan proses
lain.                                                    belajar siswa. Oleh karena itu kehadiran
      Setiap sekolah mempunyai kekhusus-                 dan profesionalismenya sangat berpenga-
an yang merupakan akibat dari kepemim-                   ruh     dalam      mewujudkan       program
pinan kepala sekolah yang sifatnya unik                  pendidikan nasional. Guru harus memiliki
karena kepala sekolah harus memahami                     kualitas yang cukup memadai, karena guru
karasteristik sekolah yang dipimpinnya                   merupakan salah satu komponen mikro
sehingga dapat memanfaatkannya untuk                     sistem pendidikan yang sangat strategis
melaksanakan tugas ke kepala sekolahan-                  dan banyak mengambil peran dalam proses
nya dengan baik. Kepala sekolah merupa-                  pendidikan persekolahan (Suyanto dan
kan salah satu pemimpin pendidikan yang                  Hisyam, 2000:27).
akan membawa sekolah yang dipimpinnya                         Salah satu kunci keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.                   upaya meningkatkan kualitas yang harus
Hadari Nawawi (1994: 82) mengemukakan                    dimiliki guru adalah motivasi dari guru itu
: Kepemimpinan pendidikan adalah proses                  sendiri. Walaupun tidak mudah mengubah
menggerakan, mempengaruhi, memberikan                    dan menimbulkan motivasi personal guru,



                                                   12
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




namun bagi Kepala Sekolah hal tersebut                   diidentifikasikan melalui tiga cara yaitu (1)
merupakan tugas penting yang harus                       keperluan memperoleh sertifikat, (2)
ditangani. Motivasi tersebut bukan hanya                 pengembangan profesional, teknikal dan
untuk pengembangan diri, tapi juga                       pengembangan umum, dan (3) melalui
partisipasi guru dalam organisasi. Palmer                pendidikan lanjutan.
berpendapat bahwa motivasi instrinsik                         Syah (1999:229) menyatakan bahwa
maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk                “Guru yang berkualitas adalah guru yang
mendorong peningkatan penampilan guru.                   berkompetensi, yang berkemampuan untuk
Palmer mengatakan : The impetus may                      melaksanakan       kewajibannya        secara
come from rule enforcement (making                       bertanggungjawab dan layak”. Tanggung
participation in-inservice program a                     jawab guru dalam mendidik siswanya
requirement of the job) or from rewards                  menyangkut       berbagai     aspek     yaitu
that are valued by participation but do not              menyangkut tujuan, pelaksanaan, penilaian
stem from improved performance (such as                  dan     termasuk     umpan      balik    dari
bonuses, increment, certificates, etc).                  penyelenggaraan        tugas        tersebut.
Orang-orang yang menginginkan atau                       Sedangkan Ani M Hasan (2003:5)
bermotivasi tinggi untuk memperoleh                      menjelaskan bahwa guru profesional harus
pengembangan adalah orang-orang yang                     memenuhi beberapa kriteria, antara lain (1)
belum      mencapai     kepuasan     dalam               mempunyai komitmen terhadap siswa dan
memenuhi kebutuhan dasarnya, atau belum                  proses belajarnya, (2) menguasai secara
merasa puas bagi kebutuhan untuk tingkat                 mendalam bahan/mata pelajaran yang
diatasnya. Namun selanjutnya Palmer                      diajarkan serta cara mengajarnya kepada
mengatakan The impetus for improvement                   siswa, (3) bertanggung memantau hasil
may come from a disire to do a better job                belajar siswa melalui berbagai cara
of teaching (counselling,administering,                  evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis
etc). Intrinsically motivated teachers                   tentang apa yang dilakukan dan belajar
derive satisfaction directly from the                    dari     lingkungan    profesinya.      Guru
performance of their duties. Motivasi                    profesional tidak hanya dituntut untuk
instrinsik maupun ekstrinsik belum tentu                 menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode
bererti bagi seseorang, bagaimanapun                     pembelajaran, memotivasi peserta didik,
kualitas orang tersebut. Yang penting                    memiliki ketrampilan yang tinggi dan
dipertimbangkan dalam pengembangan                       wawasan yang luas terhadap dunia
tetap diserahkan pada individu masing-                   pendidikan, tetapi juga harus memiliki
masing, apa yang menurutnya diperlukan                   pemahaman yang mendalam tentang
saat ada kesempatan.                                     hakikat manusia, dan masyarakat. Hakikat-
     Finch berpendapat bahwa motivasi                    hakikat ini yang akan melandasi pola pikir
personal untuk mengembangkan diri dapat



                                                   13
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




dan budaya kerja guru serta loyalitas                     Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
terhadap profesi pendidikan.                              Guru di SDN Banjarsari Gresik”.
     Permasalahan guru di Indonesia                            Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
langsung atau tidak langsung berkaitan                    diambil suatu rumusan masalah untuk
dengan profesionalisme guru yang belum                    penelitian ini, yaitu : (1) apakah
memadai, sehingga perlu diselesaikan                      kepemimpinan          Kepala        Sekolah
secara komprehensif menyangkut semua                      mempunyai pengaruh parsial terhadap
aspek      yaitu kesejahteraan, kualifikasi,              kinerja guru? (2) apakah motivasi kerja
pembinaan, perlindungan profesi dan                       mempunyai pengaruh parsial terhadap
administrasinya. Faktor-faktor lain yang                  kinerja guru? (3) apakah kepemimpinan
menyebabkan rendahnya profesionalisme                     Kepala Sekolah dan motivasi kerja secara
guru antara lain disebabkan oleh : (1)                    bersama-sama      mempunyai       pengaruh
masih banyak guru yang tidak menekuni                     terhadap kinerja guru ?
profesinya secara utuh, (2) belum adanya                       Merujuk     kepada      asumsi-asumsi
standar profesional guru, (3) kemungkinan                 penelitian tersebut, maka hipotesis untuk
disebabkan        oleh    adanya  lembaga                 penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
pendidikan yang mencetak guru asal jadi                   kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
atau         setengah        jadi     tanpa               secara parsial terhadap kinerja guru, (2)
mempertimbangkan outputnya setelah                        motivasi kerja guru berpengaruh secara
dilapangan, (4) kurangnya motivasi guru                   parsial terhadap kinerja guru, (3) Kepe-
dalam meningkatkan kualitas diri.                         mimpinan kepala sekolah dan motivasi
     Berdasarkan kondisi tersebut, maka                   kerja guru berpengaruh secara berama-
sedikitnya       terdapat    dua  katagori                sama terhadap kinerja guru.
kompetensi yang harus dimiliki guru,
yakni (1) kompetensi profesional yaitu                    METODE
kemampuan merancang, melaksanakan dan                          Dalam penelitian ini populasinya
menilai tugas sebagai guru, yang meliputi                 adalah guru di lingkungan SDN Banjarsari
penguasaan ilmu pengetahuan dan                           Gresik, sedangkan jumlah populasinya
teknologi pendidikan, (2) kompetensi                      sebanyak 25 orang dan merupakan jumlah
personal yang meliputi etika, moral,                      sampel.
pengabdian, kemampuan sosial dan                               Variabel yang diteliti adalah (1)
spiritual.                                                variabel bebas adalah : kepemimpinan
     Berdasarkan latar belakang permasala-                kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja
han yang telah diuraikan tersebut maka                    (X2) , (2) variabel terikat adalah Kinerja
penulis tertarik untuk melakukan penelitian               guru (Y). Sedangkan metode pengumpulan
yang berjudul “Pengaruh Efektivitas                       data dengan menggunakan metode angket.
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan                           Untuk instrumen kepemimpinan kepala



                                                    14
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




sekolah, instrumen motivasi kerja dan                     Pengujian Hipotesis
instrumen     kinerja  guru.    Dalam                     1) Pengujian secara simultan/ serempak
mengumpulkan data ini digunakan skala                         (uji F)
Likert untuk mengukur sikap, pendapat                     Pengujian integritas dilakukan dengan
dan persepsi seseorang atau kelompok                      menggunakan uji F dimana tingkat
orang dengan bobot skor mulai dari 1                      kepercayaan α = 0,05 dengan nilai kritis :
sampai dengan 5.                                          F (α ; k ; n - k -1) sedangkan kriteria :Fhit
                                                          > Ftab , maka Ho ditolak
Kisi-kisi Angket Penelitian Efektivitas                   Rumus uji F : F = R2 ( N – k - 1)
Kepemimpinan Kepala Sekolah                                                      k(1 – R2)
 No              Dimensi            Item                  2) Pengujian secara Parsial (Uji t)
  1   Kepemimpinan berorientasi         1-15                   Dalam pengujian hipotesis ini level
      pada     tugas    (initiating                       signifikansi yang digunakan sebesar (5%)
      structure)                                                                                                         Coefficientsa

                                                                                               Unstandardized         Standardized
  2   Kepemimpinan berorientasi        16-30                                                     Coefficients         Coefficients                                      Correlations
                                                           Model                               B         Std. Error       Beta           t        Sig.    Zero-order       Partial     Part
      pada consideration                                   1       (Constant)
                                                                   Kepemimpinan
                                                                                                1,950          ,367                       5,317      ,000

                                                                                                   ,373       ,078             ,608      4,810      ,000         ,755          ,716       ,563
                                                                   Kepala Sekolah
Instrumen Angket penelitian Motivasi                               Motivasi Kerja Guru             ,289       ,094             ,388      3,064      ,006         ,617          ,547       ,359
                                                             a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Guru
 No             Dimensi               Item                dengan derajat kebe-basan sebesar n – 1.
 1.   Motivasi eksternal              1-18                Sedangkan kriteria : Jika t hit > t tab , maka
 2.   Motivasi internal               19-30               Ho ditolak Uji koefisien korelasi parsial
                                                          dapat dihitung dengan rumus :
Instrumen Angket penelitian Kinerja Guru                  t hitung = √ r² (n-3)
 No           Dimensi                 Item                             (1 - r²)
 1.   Kompetensi     kepribadian      1-6
      guru                                                HASIL DAN ANALISA DATA
 2.   Kompetensi     profesional      7-24
                                                                  Berdasarkan rumusan masalah dan
      guru
                                                          tujuan dari penelitian, maka dari hasil
  3   Kompetensi sosial guru          25-30
                                                          pengumpulan data yaitu : Efektivitas
                                                          Kepemimpinan kepala sekolah (X1),
                                                          Motivasi (X2) dan Kinerja guru (Y) dapat
TEKNIK ANALISIS DATA
                                                          dilihat pada tabel di bawah ini :

Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini :
Regresi Ganda : Y = a + b1 X1 + b2 X2




                                                    15
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




No (X1) (X2) (Y)            No (X1) (X2)        (Y)           mengalami       penurunan.  Jadi   dapat
 1 127       115   114      14 86 81            119           disimpulkan bahwa hubungan yang searah
 2 96        126   103      15 91 73            120           .antara variabel bebas X1 dan X2 dengan
 3 80         94   109      16 78 75            108           variabel terikat Y.
 4 81         73   110      17 70 72            120
 5 88         64   105      18 96 76            121           b. Pengujian Hipotesis
 6 88         78   119      19 106 86           133           1) Pengujian secara parsial
 7 70         80   102      20 105 84           134
                                                              Ho : Kepemimpinan kepala sekolah tidak
 8 107        82   125      21 94 88            129
                                                                    berpengaruh secara parsial terhadap
 9 71         75   107      22 96 94            137
                                                                    Kinerja Guru di SDN Banjarsari
 10 76        89   114      23 92 90            142
 11 75        66   109      24 107 101          143           Ha : Kepemimpinan       kepala    sekolah
 12 95        81   116      25 95 97            142                 berpengaruh secara parsial terhadap
 13 91        77   118                                              Kinerja guru di SDN Banjarsari
                                                                   Dengan menggunakan SPSS versi 11.0
Analisis Hipotesis                                            hasil uji t dapat menunjukkan bahwa
     Hasil analisis mengenai koefisien                        variabel kepemimpinan kepala sekolah
model        regresi
                                                                    ANOVAb
adalah seperti yang
                                                    Sum of
tercantum     dalam     Model                     Squares            df       Mean Square         F     Sig.
tabel berikut ini.      1        Regression            1,717              2           ,858       25,468    ,000a
                                 Residual               ,742            22            ,034
     Berdasarkan                 Total                 2,458            24
tabel      tersebut,      a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah
                          b. Dependent Variable: Kinerja Guru
maka model regresi
yang diperoleh adalah sebagai berikut :                      memiliki nilai thitung = 4,810 sedangkan
        Y = 1,950 + 0,373 + 289 X2                           ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah =
     Dari persamaan tersebut dapat dilihat                   2,021. Dikarenakan thitung > ttabel (4,810 >
bahwa nilai koefisien regresi untuk                          2,021), maka Ha diterima, artinya
kepemimpinan kepala sekolah lebih besar                      kepemimpinan kepala sekolah secara
daripada koefisien regresi untuk motivasi.                   statistik berpengaruh terhadap kinerja guru.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa                              Sedangkan untuk mengetahui apakah
jika    kepemimpinan       dan        motivasi               variabel bebas motivasi (X2) berpengaruh
mengalami suatu peningkatan atau                             secara parsial terhadap variabel terikat
semakin baik, maka kinerja guru juga                         yaitu kinerja dosen (Y) yaitu :
akan mengalami peningkatan, sebaliknya                       Ho: Motivasi tidak berpengaruh secara
jika kepemimpinan kepala sekolah dan                                 parsial terhadap Kinerja guru di SDN
motivasi     kerja    mengalami            suatu                     Banjarsari
penurunan, maka kinerja guru juga akan



                                                        16
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




Ha : Motivasi berpengaruh secara parsial                  guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan
     terhadap Kinerja Guru di SDN                         motivasi kerja guru di SDN Banjarsari
     Banjarsari                                           Gresik tergolong cukup baik. (2) terdapat
Dengan   menggunakan     SPSS      versi    11.0          pengaruh signifikan kepemimpinan kepala
Sedangkan variabel motivasi memiliki                      sekolah terhadap kinerja guru di SDN
nilai thitung = 3,064, sedangkan ttabel pada              Banjarsari Gresik (3) terdapat pengaruh
taraf signifikansi 5% adalah = 2,021.                     signifikan motivasi kerja guru terhadap
Dikarenakan thitung > ttabel (3,064 > 2,021),             kinerja guru di di SDN Banjarsari Gresik
maka Ha diterima. Artinya kinerja guru                    (4) terdapat pengaruh signifikan secara
secara statistik berpengaruh terhadap                     bersama-sama      kepemimpinan      kepala
kinerja guru.                                             sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
                                                          kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik.
2) Pengujian secara serempak                                   Berdasarkan kesimpulan di atas maka
Ho : Kepemimpinan dan Motivasi tidak                      saran yang diajukan sebagai berikut : (1)
     berpengaruh secara bersama-sama                      hendaknya kepala lebih meningkatkan
     terhadap Kinerja guru di SDN                         efektifitas kepemimpinannya berkaitan
     Banjarsari.                                          dengan tingginya pengaruh kepemimpinan
Ha : Kepemimpinan      dan   Motivasi                     kepala sekolah dengan kinerja guru; (2)
     berpengaruh secara bersama-sama                      kepala     sekolah     sebagai  motivator
     terhadap Kinerja guru di SDN                         hendaknya lebih memperhatikan kebutuh-
     Banjarsari.                                          an motivasi guru agar guru dapat
                                                          meningkatkan kinerjanya; (3) bagi para
      Hasil pengujian nilai F dapat dilihat
                                                          guru hendaknya dapat memotivasi diri
pada gambar berikut.
                                                          untuk lebih meningkatkan kinerjanya; (4)
      Dari hasil pengolahan data diperoleh
                                                          bagi para pengambil kebijakan dan
Fhitung = 25,468, sedangkan Ftabel pada taraf
                                                          pemerintah agar memperhatikan program-
signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalah
                                                          program pendidikan yang sesuai dan patut
sebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabel
                                                          terhadap pengembangan minat motivasi
(25,468 > 19,000), artinya kepemimpinan
                                                          berprestasi dan kinerja guru.
kepala sekolah dan motivasi kerja secara
bersama-sama        berpengaruh     terhadap
                                                          DAFTAR PUSTAKA
kinerja guru.

                                                          Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur
                                                               Penelitian, Jakarta : Bina Aksara
KESIMPULAN DAN SARAN
    Berdasarkan hasil penelitian dan                      Fattah, Nanang. (2000). Landasan
                                                                Manajemen Pendidikan, Bandung :
pembahasan pada bab sebelumnya dapat
                                                                PT Remaja Rosdakarya
disimpulkan sebagai berikut : (1) kinerja



                                                    17
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




Gibson. (1985). Organisasi (Terjemahan).                 Samana.    (1994).    Profesionalisme
     Edisi Ke- Lima, Jakarta : Erlangga                      Keguruan, Yogyakarta : Kanisius
Herrsey, Paul dan Blanchard, K. H. (1977)                Syah,      Muhibbin. (1999). Psikologi
     Management       of     Organization                        Pendidikan Dengan Pendekatan
     Behavior New York : Englewood                               Baru, Bandung : PT Remaja
     Cliffs                                                      Rosdakarya
Hilmar, Taufik (2002). Kinerja Guru                      Suyanto dan Hisyam, Djihad. (2000).
     Madrasah Tsanawiyah Negeri di                            Refleksi dan Reformasi Pendidikan
     Kabupaten Sukabumi, Bandung :                            di    Indonesia    Milenium   III,
     Tidak diterbitkan                                        Yogyakarta : Adi Cipta
Marwansyah dan Mukaram. (1999).                          Siagian, Sondang P. (1997). Organisasi
    Manajemen Sumber Daya Manusia,                             Kepemimpinan       dan    Perilaku
    Bandung      :    Pusat Penerbit                           Administrasi Jakarta : PT Gunung
    Administrasi Niaga                                         Agung.
Riduwan (2007). Metode & Teknik                          Sutarto.      (2001).      Dasar-Dasar
     Menyusun Tesis, Bandung : CV                              Kepemimpinan         Administrasi,
     Alfabeta.                                                 Yogyakarta : Gajah Mada University
                                                               Press
Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E.
     Manajemen Sumber Daya Manusia,                      Wahyjosumidjo. (1987). Kepemimpinan
     Menghadapi Abad Ke- 21. Edisi Ke-                       dan Motivasi, Jakarta : Ghalia
     Enam, Jakarta : Erlangga                                Indonesia
Supriadi, Dedi. (2002). Guru di Indonesia,               Wijaya, Cece dan Rusyan. (1992).
     Jakarta : Departemen Pendidikan                          Kemampuan Dasar Guru Dalam
     Nasional Republik Indonesia                              Proses Belajar Mengajar, Bandung :
                                                              PT Remaja Rosdakarya
________ (1998). Mengangkat Citra dan
     Martabat Guru, Yogyakarta :                         Yuki,     Gary. (1996). Leadership in
     Adicipta Karya Nusa                                         Organization (Terjemahan). Edisi
                                                                 Ketiga Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Supriadi, Dedi dan Jalal, Fasli. (2001).
                                                                 Populer
     Reformasi     Pendidikan     Dalam
     Konteks Otonomi Darah, Jakarta :
     Adicipta Karya Nusa




                                                   18
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




      PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
    DAN KINERJA GURU TERHADAP PENINGKATAN MUTU LULUSAN
    DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANJARSARI KABUPATEN GRESIK

                                               Sri Sundari *)

Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, sangat menentukan kemajuan
sekolah. Kepala sekolah yang profesional umumnya selalu menunjukkan kompetensi kerja
yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas profesional sehari-hari di sekolah. Kemajuan
sekolah juga tidak lepas dari kinerja guru. Guru yang kreatif akan melahirkan berbagai ide
kreatif dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang variatif, inovatif, dan
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajar serta menciptakan situasi pembelajaran yang
tidak menakutkan peserta didik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perilaku
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan.
        Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN Banjarsari
Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25
orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesis
menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan.
        Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan mutu
pendidikan di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas kepemimpinannya berkaitan dengan
tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu pendidikan, dan para guru
hendaknya dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar mutu pendidikan lebih baik lagi di masa
mendatang. Bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah agar memperhatikan program-
program pendidikan yang sesuai dan patut terhadap pengembangan prestasi kepala sekolah
dan guru untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Mutu Pendidikan

Pendahuluan                                                  aspek kehidupan sekolah seperti disiplin
    Kepala sekolah merupakan salah satu                      sekolah, iklim budaya sekolah dan
komponen pendidikan yang paling                              menurunya perilaku nakal peserta didik”.
berperan dalam meningkatkan kualitas                              Melalui kepemimpinan kepala sekolah
pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi                     yang produktif, situasi pembelajaran dapat
(1998:346) bahwa “Erat hubungan antara                       dilakukan secara efisien, efektif, menarik,
mutu Kepala Sekolah dengan berbagai                          dan menyenangkan. Hal ini disebabkan
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik


                                                       19
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




karena kepala sekolah yang kreatif akan                  dan mengembangkan ilmu pengetahuan
melahirkan berbagai ide-ide kreatif dalam                dan       teknologi.     Melatih    berarti
menggunakan metode dan strategi                          mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
pembelajaran yang variatif, inovatif, dan                pada siswa. Sedangkan dalam proses
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan                     pembelajaran, guru merupakan pemegang
belajar    serta   menciptakan      situasi              peran utama, karena secara teknis dapat
pembelajaran yang tidak menakutkan                       menerjemahkan proses perbaikan dalam
peserta didik.                                           sistem pendidikan didalam satu kegiatan
     Kualitas kepala sekolah sebagai                     dikelasnya. Dengan demikian, setiap
manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja                  peningkatan mutu pendidikan yang
(capability) manajerial yang dimiliki                    diarahkan pada perubahan-perubahan
dalam upaya menciptakan iklim sekolah                    kualitatif harus menempatkan guru pada
yang      kondusif    sehingga     mampu                 titik sentral karena peranannya sangat
mewujudkan dan mengaktualisasikan                        strategis dan mempunyai tanggung jawab
dalam      bentuk    peningkatan      mutu               yang besar dalam upaya mewujudkan
pendidikan. Kepala sekolah mempunyai                     tujuan pendidikan nasional.
kinerja yang baik adalah kepala sekolah                       Proses pendidikan tidak akan terjadi
yang mempunyai kapasitas intelektual,                    dengan sendirinya melainkan harus
emosional, dan spiritual yang baik serta                 direncanakan, diprogram, dan difasilitasi
berwawasan luas dan futuristik.                          dengan dukungan dan partisipasi aktif guru
     Dalam proses pendidikan, guru                       tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
merupakan salah satu komponen yang                       Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah
penting. Menurut Undang-undang No.14                     adalah mengantar dan membawa peserta
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal                 didik ke arah pencapaian tujuan
10 bahwa pengertian kompetensi adalah                    pendidikan. Oleh karena itu, pencapaian
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan                tujuan pendidikan sangat bergantung pada
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan              pelaksanaan tugas dan kinerja kepala
dikuasai oleh guru dan dosen dalam                       sekolah di samping kemampuan peserta
melaksanakan tugas keprofesionalan. Bila                 didik itu sendiri serta dukungan komponen
menyamakan fungsi dan peran dosen                        sistem pendidikan lainnya. Posisi strategis
dengan guru di sekolah, maka sejalan                     kepala sekolah merupakan salah satu faktor
dengan pendapat yang dikemukakan oleh                    penentu kualitas proses dan hasil
Usman.M.U (2002:7) bahwa “tugas guru                     pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
sebagai profesi meliputi mendidik,                       akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti                  kepala sekolah dalam mengarahkan guru
meneruskan dan mengembangkan nilai-                      dan peserta didiknya melalui kegiatan
nilai hidup. mengajar berarti meneruskan                 pembelajaran.       Ketika    pembelajaran



                                                   20
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




berlangsung,       guru      tidak   sekedar              perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan
menyampaikan pelajaran akan tetapi juga                   kinerja gurumempunyai pengaruh secara
menciptakan suasana belajar yang dialami                  bersama-sama terhadap peningkatan mutu
setiap siswa. Berdasarkan hal tersebut                    pendidikan Sekolah Dasar Negeri di
diatas penulis merasa tertarik untuk lebih                Kabupaten Gresik?
lanjut meneliti tentang : Pengaruh Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan                           Metode Penelitian
Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu                            Metode penelitian ini menggunakan
Lulusan Di Sekolah Dasar Negeri                           metode      survei    dengan     pendekatan
Banjarsari Kabupaten Gresik.                              kuantitatif melalui korelasi dan analisis
     Berdasarkan hal tersebut di atas, maka               regresi. Analisis ini akan digunakan dalam
diambil suatu rumusan masalah untuk                       menguji      besarnya     pengaruh    yang
penelitian ini, yaitu : (1) pengaruh perilaku             ditunjukkan oleh koefisien korelasi antar
kepemimpinan kepala sekolah terhadap                      variabel Perilaku kepemimpinan kepala
peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri                     sekolah (X1) Kinerja Guru (X2) terhadap
Banjarsari di Kabupaten Gresik (2) adakah                 mutu pendidikan. Objek penelitiannya
pengaruh       kinerja      guru    terhadap              adalah guru di Sekolah Dasar Banjarsari
peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri                     Kabupaten Gresik yang berjumlah 25 guru.
Banjarsari di Kabupaten Gresik (3) adakah                 Teknik     pengumpulan       data   dengan
pengaruh perilaku kepemimpinan kepala                     menggunakan studi dokumentasi dan
sekolah dan kinerja guru terhadap                         angket. Teknik pengambilan sampel yang
peningkatan mutu pendidikan Sekolah                       digunakan adalah random sampling, teknik
Dasar Negeri di Kabupaten Gresik?                         ini merupakan cara pengambilan sampel
     Berdasarkan teori diatas dapat disusun               tanpa memilih-milih individu yang akan
suatu hipotesis yaitu: (1) perilaku                       dijadikan anggota sampel. Variabel-
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh                   variabel penelitian yang digunakan adalah
terhadap peningkatan mutu Sekolah Dasar                   (1) Variabel Terikat : Mutu pendidikan
Negeri Banjarsari di Kabupaten Gresik; (2)                atau mutu sekolah (Y); (2) Variabel bebas:
kinerja guru berpengaruh terhadap                         Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri                     (X1) dan Kinerja Guru (X2).
Banjarsari di Kabupaten Gresik; (3)

Kisi-Kisi Penelitian
                   Tabel Kisi-kisi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
  Variabel         Dimensi             Indikator                            Sub indikator
 Fungsi        Conceptual        a. Progam sekolah                1) Kemampuan untuk merumuskan
 Kepala        skills            b. Visi sekolah                     program sekolah




                                                    21
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




  Variabel       Dimensi                  Indikator                              Sub indikator
Sekolah                            c. Ptogam                        2)   Marumuskan visi sekolah
yang meru-                            pengembangan                  3)   Kemampuan menganalisis visi ke
pakan                                 kutikurum                          misi sekolah
cermin dari                        d. Progam supervise              4)   Menyusun progam pengembangan
perilaku                                                                 kurikulum
kepemim-                                                            5)   Merumuskan progam supervise
pinan                                                                    kelas
(x)
              Human skills         a. Berkomunikasi      1) Kemampuan berkomunikasi secara
                                   b. Memahami prilaku      jelas dengan guru
                                       bawahan           2) Kemampuan memahami perilaku
                                   c. Kerja sama            guru
                                   d. Perilaku           3) Kemampuan menciptakan kerja
                                   e. Masyarakat belajar    sama guru dengan guru
                                                         4) Dapat diterima dikalangan guru
                                                            dam masyarakat
                                                         5) Pengen bangan masyarakat belajar
              Technical            a. Metode mengajar    1) Pengetahuan dan penguasaan
              Skills               b. Pengambilan            metode mengajar
                                       keputusan         2) Proses pengambilan
                                   c. Menggerahkan           Keputusan
                                       bawahan           3) Menggerahkan para guru untuk
                                   d. Memberdayakan          bekerja giat
                                       sarana prasarana  4) Memanfaatkan meemberdayakan
                                   e. Mengatasi Konflik      sarana sekolah
                                   f. Prosedur           5) Penguasaan teknik menangani
                                       Kesejahteraan         konflik
                                       bawahan           6) Pengurusan prosedur kenaikan
                                                             pangkat guru
              Educator             Mengikuti             Meningkatkan kemampuan dengan
                                   perkembangan Iptek    perkembangan ilmu pengetahuan
              Adminis-             a. Mengelolah          1) Memiliki kelengkapan data
              Trator                   administrasi KMB       proses belajar mengajar
                                       dan BK             2) Data kesiswaan, kegiatan
                                   b. Mengelolah              ekstrakulikuler
                                       administrasi       3) Data tentang uang masuk dan
                                       kesiswaan              uang keluar
                                   c. Mengelolah          4) Data lengkap tentang sarana dan
                                       administrasi           prasarana




                                                      22
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




 Variabel      Dimensi                  Indikator                              Sub indikator
                                     keuangan                      5)   Data surat masuk keluar, serta
                                 d. Mengelolah                          laporan tentang pertanggung
                                     administrasi sarana                jawaban keuangan
                                     dan prasarana
                                 e. Mengelolah
                                     administrasi
                                     persuratan /
                                     pelaporan
            Super visor          Supervisi pendidikan              Melaksanakan supervise dikelas

            Leader                a.  Kepribadian yang             1) Berjiwa besar dan, dan menjadi
                                     kuat                             teladan bagi guru
                                  b. Figur pemimpin                2) Fungsi kepal sekolah sebagai figur
                                                                      pemimpin
                                  c. Penyebaran dan                3) Fungsi sebagai penyebar dan
                                     perantara informasi              perantara informasi
            Inovator              a. Menemukan gagasan             1) Mencari dan menemukan gagasan
                                  b. Melaksanakan                     baru secara
                                     pembaharuan                   2) Melaksanakan pembaharuan di
                                                                      bidang pembelajaran, dan
                                                                      pembinaan guru
            Motivator             a. Lingkungan kerja              1) Mengatur ruang agar lebih
                                     (fisik)                          kondusif
                                  b. Susunan Kerja (non            2) Menciptakan hubungan kerja yang
                                     fisik)                           harmonis


                    Tabel Kisi-kisi Variabel Kinerja Guru (X2)
Variabel       Dimensi                        Indikator-Indikator
Kinerja     1. Pedagonik           1. Dapat mehami dengan baik cirri-ciri peserta didik.
Guru (X2)                          2. Dapat memahami potensi-potesi anak didik.
                                   3. Dapat mehami teori belajar.
                                   4. Dapat menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran.
                                   5. Dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM.
                                   6. Dapat menguasai bahasa Indonesia yang baik sebagai medium
                                      of instruction yang efektif.
                                   7. Dapat menguasai pendekatan pedagogic dalam permasalahan
                                      pembelajaran.
                                   8. Dapat merancang PBM yang komprehensif
                                   9. Dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secar total.



                                                    23
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




Variabel      Dimensi                                   Indikator-Indikator
                               10. Dapat membimbing anak bila menghadapi            persoalan
                                   pembelajaran.
                               11. Dapat menguasai prinsip dn proses PBM.

           2. Keperibadian 1. Dapat memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam
                              melakukan tugasnya sebagai guru preofesional.
                           2. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa
                              membeda bedakan

           3. Profesional      1. Mampu menguasai subtansi atau materi atau isi teaching
                                  subjects tau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian.
                               2. Mampu penguasai bagaiman mengolah learning resources
                                  yang diperlukan dalam proses belajar mengajar .
                               3. Mampu menguasai bagaimana mengolah learning resource
                                  dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk
                                  mndukung proses pembelajaran.
                               4. Mampu menguasai bagaimana menetapkan teknologi
                                  informasi dalam upaya meningkatkan evektivitas belajar anak
                               5. Mampu menguasai bagaimana menyusun rencana pelajarann
                                  yang mengemas isi, media tekhnologi dan values dalam stiap
                                  proses pembelajaran.

           4. Sosial           1. Mampu memahami berbagai factor yang berkonstribusi
                                  dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM
                               2. Dapat mengerti berbagai factor sosila-kultural dan ekonomi
                                  yang berkopnstribusi terhadap proses pendidikan peserta
                                  didik.
                               3. Mampu memahami pentingnya hubungan antara sekolah
                                  dengan orang tua dan tokoh masarakat ynag berkonstribusi
                                  terhadap proses pendidikan anak sekolah.
                               4. Dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan
                                  dijunjung tingi oleh masyarakat
                               5. Mampu memahami pendekatan –pendekatan yang diterapkan
                                  disekolah
                               6. Dapat menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat
                                  dampak globalisasi




                                                24
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




                                Tabel Kisi-kisi variabel Mutu Pendidikan (Y)
        1                        2                                   3
 Mutu              1. Kebermaknaan proses           1.  Dapat merencanakan PBM
 Pendidikan           belajar mengajar              2.  Dapat melaksanakan PBM (prestasi)
 (Y)                                                3.  Dapat mengevaluasi PBM
                   2. Manajemen sekolah             4.  Dapat membuat Renstra dan rencana
                                                        pengembangan strategis
                                                    5. Mengorganisasikan pelaksanaan progam keuangan
                                                        dan sarana prasarana
                   3. Efektivitas budaya            6. Mampu mengkondisikan sekolah mendukunguntuk
                      sekolah, (iklim                   PBM
                      organisasi sekolah            7. Mampu memberi penghargaan bagi siswa
                      yang kondusif)                    yangberprestasi
                                                    8. Siswa mampu mentaati tata tertib aturan sekolah
                   4. Kepemimpinan kepala           9. Bisa dihubungi dengan mudah
                      sekolah yang kuat             10. Bersikap responsif kepada guru, staf, dan TU
                                                    11. Mampu merasionalkan kegiatan antara guru
                                                        dansiswa
                   5. Out put sekolah (hasil        12. Mampu membuat standar kelulusan
                      prestasi)                         yangdirencanakansekolah
                                                    13. Dapat berprestasi secara akademik yang
                                                        telahdicapai tahunterakhir
                                                    14. Dapat berprestasi secara nonakademis tahun
                                                        terakhir
                                                    15. Dapat melaksanakan kelulusan siswa tahun terakhir
                   7. The Administrator             16. Mampu mendesain ruangan (sarana dan prasarana)
                      Production Function           17. Mampu mengatur buku (perpustakaan)
                      yaitu fungsi manajerial       18. Dapat melakukan kualifikasi pendidik yang
                      (administrasi)                    memungkinkan tercapainya pelaksanaan
                                                        pendidikan secara efektif.
                   8. The Psychologist's            19. Mampu berbuat disiplin
                      Production Function           20. Mampu berkreatif
                      (PPF) yaitu fungsi            21. Dapat memberikan inovatif
                      sikap produktif               22. Memiliki jiwa kejuangan
                   9. The Economic                  23. Dapat memberikan lulusan yang memiliki
                      Production Function               kompetensi tinggi
                      yaitu fungsi ekonomi
                      (ekonomis)
Catatan :   Konsep operasional kinerja guru dikembangkan dari (pasal 8, UUGD 14/2005 dan Permen Diknas No.13 tahun
            2007 tentang Standar Kinerja Kepala Sekolah




                                                         25
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




Teknik Analisis Data                                            H diterima apabila –t                         ≤ t            ≤ t
                                                                 0                                    tabel         hitung         tabel
      Metode analisis data yang digunakan                       sedangkan H ditolak apabila t                           <-t
                                                                                       0                        tabel          hitung
adalah      Regresi    Linier   Berganda.
                                                                atau t           >t
Digunakan untuk menguji pengaruh antara                                  tabel        hitung.

variabel        independen       (Perilaku
kepemimpinan Kepala Sekolah dan                                 Hasil dan Analisis Data
Motivasi Guru) dengan variabel dependen                         Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
(Mutu Pendidikan). Perhitungan akan                             dari   penelitian,    maka dari   hasil
dilakukan dengan bantuan program SPSS                           pengumpulan data yaitu : Perilaku
for Windows.                                                    Kepemimpinan (X1), Motivasi Guru (X2)
      Model hubungan variabel akan                              dan Mutu Pendidikan (Y) dapat dilihat
dianalisis sesuai dengan persamaan regresi:                     pada tabel di bawah ini :
MP = α + β PKKS + β KG + Σ
           1           2             i
                                                                No       X1           X2        Y     No X1 X2                Y
1) Uji F
                                                                  1      118       91           109   14      107      85     102
     Uji F adalah alat untuk menguji
                                                                  2       89       99            97   15      111      87     101
variabel independen secara bersama
                                                                  3      100      103           102   16       97      84      88
terhadap variabel dependennya untuk
                                                                  4       97       80           101   17       85      82      98
meneliti apakah model dari penelitian
                                                                  5      106       76            96   18      118      81      99
tersebut sudah sesuai atau tidak.
                                                                  6      109       84           106   19      126      95     109
Kriteria pengujian dengan menggunakan                             7       85       88            90   20      128      89     109
uji F adalah sebagai berikut :                                    8      131       94           112   21      114      94     103
Jika nilai F     >F      berarti Ho ditolak,                      9       82       79            96   22      111     101     110
           hitung   tabel
H1 diterima Jika nilai F             <F          berarti         10       93       93           102   23      112     100     114
                            hitung       tabel
                                                                 11       90       73            92   24      131     112     114
Ho diterima dan H1 ditolak.
                                                                 12      113       88            99   25      112     105     112
                                                                 13      109       78           101
2) Uji t
     Uji t dimaksudkan untuk mengetahui
                                                                Analisis Regresi Linier Berganda
apakah      secara   individu   variabel
                                                                       Analisis regresi dalam penelitian
independen mempunyai pengaruh secara
                                                                ini digunakan untuk menguji pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen,
                                                                kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
dengan asumsi variabel independen
                                                                guru     terhadap    mutu       pendidikan.
lainnya konstan (Djarwanto PS, 1996).
                                                                Penyelesaian model regresi linier berganda
Dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan n-
                                                                dilakukan dengan bantuan Program SPSS
1 dengan kriteria :
                                                                for Windows Release 11.0 Adapun
                                                                hasilnya adalah sebagai berikut:




                                                           26
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




a. Uji t                                                                                                               sig. = 0,006, sedangkan ttabel pada taraf
Hasil Perhitungan Koefisien Regresi                                                                                    signifikansi 5% adalah = 2,021.
                                                                                                                       Dikarenakan thitung > ttabel (3,218 > 2,021)
    Pengujian hipotesis dalam penelitian                                                                               dengan Sig. 0,004 < 0,05, maka H1
ini menggunakan uji t (pengaruh secara                                                                                 diterima. Artinya kinerja guru secara
                                                                          Coefficients a                                                                              statistik       berpe-
                                  Unstandardized          Standardized                                                                                                ngaruh       terhadap
                                    Coefficients          Coefficients                                            Correlations            Collinearity Statistics
Model                             B          Std. Error       Beta          t              Sig.      Zero-order     Partial      Part    Tolerance         VIF        mutu pendidikan.
1       (Constant)                 1,945           ,363                      5,356            ,000
        Kepemimpinan
                                    ,352          ,077             ,581     4,557             ,000         ,750           ,697      ,530       ,832           1,202
                                                                                                                                                                           Dari         hasil
        Kepala Sekolah
        Kinerja Guru                ,312          ,097             ,411     3,218             ,004         ,649           ,566      ,374       ,832           1,202   analisis regresi di
  a. Dependent Variable: Mutu Pendidikan
                                                                                                                                                                      atas, maka dapat
individual). Pengujian ini dimaksudkan
                                                                                                                       disusun persamaan sebagai berikut: Mutu
untuk mengetahui signifikansi dari
                                                                                                                       Pendidikan = 1,945 + 0,352 KKS + 0,312
pengaruh variabel independen terhadap
                                                                                                                       KG
variabel dependen secara individual. Hasil
                                                                                                                                Persamaan menunjukkan bahwa mutu
pengujian diperoleh dari test signifikansi
                                                                                                                       pendidikan                                 dipengaruhi           oleh
dengan program SPSS for Windows
                                                                                                                       kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
Release 11.0. Hasil pengujian t dapat
                                                                                                                       guru. Nilai konstanta sebesar 1,945
dilihat pada tabel berikut:
                                                                                                                       menyatakan jika keadaan kontan atau
                                                                                                                       variabel-variabel                                        peningkatan
                         Tabel 4.5 Hasil Uji t
                                                                                                                       kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
    Variabel                        t hitung ttabel Sig Keterangan
                                                                                                                       guru tetap, maka skor mutu pendidikan
Kepemimpinan                        4,557 2,021 0,000 H0 ditolak
Kepala Sekolah                                                                                                         sebesar 1,945 satuan.
Motivasi kerja                      3,218 2,021 0,004 H0 ditolak                                                                Deskripsi                       selengkapnya         tentang
                                                                                                                       pengaruh kedua variabel terhadap mutu
      Hasil uji t dapat menunjukkan bahwa                                                                              pendidikan seperti uraian di bawah ini.
variabel kepemimpinan kepala sekolah                                                                                   a) Nilai koefisien kepemimpinan kepala
memiliki nilai thitung = 4,557 dengan nilai                                                                                    sekolah sebesar 0,352 menyatakan jika
sig. = 0,000, sedangkan ttabel pada taraf                                                                                      terjadi peningkatan kepemimpinan
signifikansi 5% adalah = 2,021.                                                                                                kepala sekolah sebesar satu satuan
Dikarenakan thitung > ttabel (4,557 > 2,021)                                                                                   maka               mutu                pendidikan        akan
dengan Sig. 0,000 < 0,05, maka H1                                                                                              mengalami peningkatan sebesar 0,352
diterima, artinya kepemimpinan kepala                                                                                          satuan.
sekolah secara statistik berpengaruh                                                                                   b) Nilai koefisien kinerja guru sebesar
terhadap mutu pendidikan.                                                                                                      0,312              menyatakan                  jika    terjadi
     Sedangkan variabel kinerja guru                                                                                           peningkatan motivasi kerja sebesar satu
memiliki nilai thitung = 3,218 dengan nilai                                                                                    satuan maka kinerja guru akan



                                                                                                          27
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




   mengalami peningkatan sebesar 0,289                                 Hasil pengujian hipotesis kedua
   satuan.                                                        dengan uji t memperoleh nilai thitung =
b. Uji F                                                          3,218 diterima pada taraf signifikansi 5%
   Uji F digunakan untuk mengetahui                               (Sig.<0,05).      Artinya    kinerja    guru
   signifikansi dari model regresi yang                           berpengaruh positif dan signifikan
   digunakan. Cara yang digunakan                                 terhadap mutu pendidikan. Semakin tinggi
                                                ANOV A  b                                      kinerja   guru,
                                 S um of                                                       maka       mutu
      Model                     S quares         df       Mean Square       F        S ig.
      1        Regres sion          1,654             2          ,827     25,930        ,000 a      pendidikan
               Res idual             ,702            22          ,032
               T otal               2,356            24
                                                                                               akan semakin
        a. P redic tors : (Constant), K inerja Guru, Kepemim pinan K epala S ekolah                 meningkat.
        b. Dependent Variable: Mutu Pendidikan
                                                                                                    Sebaliknya
     adalah         dengan          membandingkan
                                                                  semakin rendah kinerja guru, maka mutu
     Fhitung dengan Ftabel pada taraf
                                                                  pendidikan juga akan semakin berkurang.
     signifikansi (a) = 5%. Hasil pengujian
     nilai F dapat dilihat pada gambar
     berikut.
                                                                  KESIMPULAN DAN SARAN
      Dari hasil pengolahan data diperoleh
Fhitung = 25,930, sedangkan Ftabel pada taraf
                                                                  Kesimpulan
signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalah
                                                                       Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabel
                                                                  pembahasan pada bab sebelumnya dapat
(25,930 > 19,000), hal ini menunjukkan
                                                                  disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapat
bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan
                                                                  pengaruh signifikan kepemimpinan kepala
kinerja       guru         secara       bersama-sama
                                                                  sekolah terhadap mutu pendidikan di SDN
berpengaruh terhadap mutu pendidikan.
                                                                  Banjarsari Gresik. (2) terdapat pengaruh
      Hasil pengujian hipotesis pertama
                                                                  signifikan kinerja guru terhadap mutu
dengan uji t memperoleh nilai thitung =
                                                                  pendidikan di SDN Banjarsari Gresik. (3)
4,557 pada taraf signifikansi 5% (Sig. <
                                                                  terdapat pengaruh signifikan secara
0,05). Artinya kepemimpinan kepala
                                                                  bersama-sama        kepemimpinan      kepala
sekolah berpengaruh positif dan signifikan
                                                                  sekolah dan kinerja guru terhadap mutu
terhadap mutu pendidikan. Semakin baik
                                                                  pendidikan di SDN Banjarsari Gresik.
kepemimpinan kepala sekolah yang
dijalankan, maka mutu pendidikan akan
                                                                  Saran
meningkat. Sebaliknya semakin kurang
                                                                       Berdasarkan kesimpulan di atas maka
baik kepemimpinan kepala sekolah yang
                                                                  saran yang dapat diajukan sebagai berikut :
dijalankan, maka mutu pendidikan juga
                                                                  (1) hendaknya kepala lebih meningkatkan
akan semakin berkurang.
                                                                  efektifitas kepemimpinannya berkaitan



                                                       28
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap
Jurnal lengkap

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knnatal kristiono
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaNadia Eva
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianAlvian Alvian
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...Google+
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifRoyadi Nusa
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Rohayatiiyoh
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahYunitha Rahmah
 

Mais procurados (20)

Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 

Destaque

Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahKumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahFahmy Metala
 
contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnaldiasnf
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruFrey Krasic
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016Diana Amelia Bagti
 
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industriamaniaaa
 
Jurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJacka Adhiethama
 
Jurnal Geografi Pertanian
Jurnal Geografi PertanianJurnal Geografi Pertanian
Jurnal Geografi PertanianRicky Ramadhan
 
Tugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesiaTugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesiaBarata Sony
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalDiana Amelia Bagti
 
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTERJURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTERkrista yayang
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiabesus
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitianuiia
 
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroAndrie A Hamali
 
Jurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasionalJurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasionalpangarso_adi
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...yoan santoso
 
Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...
Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...
Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...roniracuda
 
Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...
Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...
Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...Universitas Muhammadiyah Ponorogo
 

Destaque (20)

Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahKumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
 
contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnal
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industri
 
jurnal tugas akhir
jurnal tugas akhirjurnal tugas akhir
jurnal tugas akhir
 
Jurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi Penelitian
 
Jurnal Geografi Pertanian
Jurnal Geografi PertanianJurnal Geografi Pertanian
Jurnal Geografi Pertanian
 
Tugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesiaTugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesia
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah Jurnal
 
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTERJURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesia
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitian
 
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
 
Jurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasionalJurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasional
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
 
Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...
Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...
Jurnal sistem pakar penyakit hepatitis dengan menggunakan metode certainty fa...
 
Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...
Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...
Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pusat Kuline...
 

Semelhante a Jurnal lengkap

Microteaching Sebagai Media Pembelajaran
Microteaching Sebagai Media PembelajaranMicroteaching Sebagai Media Pembelajaran
Microteaching Sebagai Media PembelajaranMohamadRizalFadhilah
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriHariyatunnisa Ahmad
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranHilda Pujianti
 
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaranEghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaranEghy Yudhistira
 
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyekModul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyekPratiwiKartikaSari
 
Book Report Neni R
Book Report Neni RBook Report Neni R
Book Report Neni RNeniRosnaeni
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdffendikristanto1
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungRose Lind
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaranDesmon Kamaludin Sihaloho
 

Semelhante a Jurnal lengkap (20)

Modul microteaching
Modul microteachingModul microteaching
Modul microteaching
 
Microteaching Sebagai Media Pembelajaran
Microteaching Sebagai Media PembelajaranMicroteaching Sebagai Media Pembelajaran
Microteaching Sebagai Media Pembelajaran
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pengertian micro teaching
Pengertian micro teachingPengertian micro teaching
Pengertian micro teaching
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaranEghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
 
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyekModul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
 
Book Report Neni R
Book Report Neni RBook Report Neni R
Book Report Neni R
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_ fendi.pdf
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
 
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungoLatihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Mais de Bhagaskoro Kurniawan (20)

Hasil tracer study fkip
Hasil tracer study fkipHasil tracer study fkip
Hasil tracer study fkip
 
Survey alumni
Survey alumniSurvey alumni
Survey alumni
 
Borang tracer study fkip
Borang tracer study fkipBorang tracer study fkip
Borang tracer study fkip
 
Manual prosedur prodi ap
Manual prosedur prodi apManual prosedur prodi ap
Manual prosedur prodi ap
 
Surat
Surat Surat
Surat
 
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
Kuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswaKuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswa
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
 
Sdsdsdsds
SdsdsdsdsSdsdsdsds
Sdsdsdsds
 
Bpm ug (autosaved)
Bpm ug (autosaved)Bpm ug (autosaved)
Bpm ug (autosaved)
 
Manual mutu bpm pp
Manual mutu bpm ppManual mutu bpm pp
Manual mutu bpm pp
 
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
 
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekaliJurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
 
E jurnal pendidian
E jurnal pendidianE jurnal pendidian
E jurnal pendidian
 
Pengurus organisasi
Pengurus organisasiPengurus organisasi
Pengurus organisasi
 
Pengurus
PengurusPengurus
Pengurus
 
Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakatHubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat
 
Pengelolaan kepegawaian pendidikan
Pengelolaan kepegawaian pendidikanPengelolaan kepegawaian pendidikan
Pengelolaan kepegawaian pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakatHubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 

Jurnal lengkap

  • 1. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATAKULIAH MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK Siti Bariroh *) Abstrak, Proses dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berupa bakat, minat, motivasi belajar, tujuan pembelajaran dan sebagainya.Yang tak kalah penting adalah bagaimana Guru mendesain proses belajar mengajar agar meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar, yang diajarkan dengan menggunakan Model Pengembangan Instruksional dan yang tidak menggunakannya? Dan apakah ada perbedaan motivasi belajar antara yang menerapkan model Pengembangan Instruksional dan yang tidak menerapkan? Serta apakah ada pengaruh antara Model pembelajaran instruksional dengan motivasi belajar dan hasil belajar matakuliah microteaching mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan tes hasil belajar. Analisa data yang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu untuk menguji hipotesa 1, hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan motivasi belajar antara yang menerapkan MPI dan yang Non MPI, serta terdapat pula pengaruh antara penggunaan model pembelajaran Instruksional terhadap motivasi belajar dan hasil belajar. Hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan sebagai alternatif model pengembangan pembelajaran, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Keyword : Model Pengembangam Instruksional ( MPI), Motivasi Belajar dan Hasil Belajar PENDAHULUAN strategi penyampaian atau proses pembelajaran. Hasil belajar seseorang, tidak terlepas Dalam aktivitas pengajaran terkan- dari pengaruh berbagai faktor, diantaranya dung aktivitas (1) Merancang pembela- adalah faktor eksternal, yang menyangkut jaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3) pengembangan program pembelajaran dan Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganya akan terkait dalam satu proses dan saling *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 1
  • 2. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN mempengaruhi terhadap hasil belajar. motivasi di dalam dirinya. Oleh karena itu, Upaya meningkatkan efisiensi dan motivasi tidak bisa dipisahkan dari efektivitas pembelajaran, diperlukan aktivitas belajar. Motivasi berpangkal dari adanya perancangan dan pengembangan kata motiv yang artinya adalah daya materi pembelajaran, yang merupakan penggerak yang ada di dalam diri fungsi yang sangat penting dalam seseorang untuk melakukan aktivitas teknologi pembelajaran. tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Seels Richey (dalam Amir, 2000) Pada intinya, motivasi merupakan mengatakan bahwa kawasan teknologi kondisi psikologis seseorang untuk pembelajaran meliputi: Desain, melakukan sesuatu. Dalam kegiatan pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai dan evaluasi. pengembangan desain materi keseluruhan penggerak didalam diri siswa pembelajaran microteaching ini adalah yang menimbulkan kegiatan belajar. upaya untuk memenuhi salah satu fungsi Sehingga diharapkan tujuan pembelajaran ranah teknologi pembelajaran, yaitu ranah dapat tercapai. Untuk menimbulkan Pengelolaan. Dick dan Carey (1990) motivasi belajar, guru berperan besar untuk mengungkapkan bahwa Desain materi mengupayakan agar suasana belajar pembelajaran sebaiknya menarik, isinya menyenangkan bagi siswa, dengan sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran, menerapkan metode yang bervariasi. Salah urutannya tepat, ada petunjuk penggunaan satunya adalah dengan jalan membuat bahan ajar, ada soal latihan, jawaban model pembelajaran yang mampu latihan, test, petunjuk bagi siswa menuju menimbulkan motivasi belajar siswa. kegiatan berikutnya. Keinginan untuk membantu mahasiwa Penggunaan model pengembangan dalam memahami materi matakuliah Instruksional (MPI) didasarkan atas Microteaching, dan untuk memudahkan pemikiran bahwa model ini menggunakan penyampaian bahan ajar kepada pendekatan sistem, dengan langkah mahasiswa secara lengkap dan sistematis, langkah yang lengkap, sehingga dapat serta ingin mengetahui pengaruh desain digunakan untuk merancang pembelajaran materi pembelajaran berdasarkan Model baik untuk pembelajaran klasikal maupun Pengembangan Instruksional (MPI) individual. terhadap motivasi belajar dan hasil belajar Faktor lain yang juga dapat mahasiswa, mendorong peneliti ingin mempengaruhi hasil belajar adalah faktor meneliti masalah tersebut. Ada beberapa internal dari dalam siswa/mahasiswa itu alasan utama peneliti memilih masalah ini : sendiri. Salah satu dari faktor internal itu 1) Peneliti terlibat langsung membina adalah motivasi. Seorang siswa akan matakuliah Microteaching, di Fakultas belajar dengan baik dan tekun jika ada Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2
  • 3. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas Gresik. Sehingga atau disebut dengan "real teaching" memungkinkan untuk terlibat langsung (AAllen and Ryan, 1969). Jumlah dalam interaksi dengan mahasiswa. pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 2) Sejauh ini, masalah desain materi orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pembelajaran, khususnya di pelaksanaannya berkisar antara 10 sampai Universitas Gresik belum banyak 15 menit, terfokus pada ketrampilan diteliti, sementara peneliti meyakini mengajar tertentu, dan pokok bahasannya bahwa perbaikannya kualitas disederhanakan. Pembelajaran dapat diawali dari Tujuan diselenggarakan nya pengembangan desain pembelajaran. pembelajaran micro menurut T Gilarso, 3) Literatur yang berkaitan dengan dibagi dua yaitu untuk melatih kemampuan penelitian ini, cukup mendukung dan ketrampilan keguruan (tujuan umum), peneliti dalam mengkaji landasan dan untuk melatih calon guru supaya landasan teori. trampil dalam membuat desin 4) Hasil penelitian akan memberikan pembelajaran, mendapatkan profesi manfaat nyata bagi peneliti sendiri,atau Keguruan dan menumbuhkan rasa percaya pihak lain yang seprofesi dalam usaha diri (tujuan khusus). meningkatkan Kualitas pembelajaran Dwigh Allen, mengatakan, tujuan dalam arti yang luas. microteaching bagi calon Guru adalah : 1) Memberi pengalaman mengajar yang KERANGKA TEORITIS nyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar mengajar. Microteaching diartikan sebagai cara 2) Calon Guru dapat mengembangkan latihan ketrampilan mengajar dalam ketrampilan mengajarnya sebelum lingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin & mereka terjun ke lapangan. Moulton mengemukakan "Microteaching 3) Memberikan kemungkinan bagi calon has been performent part of teaching guru untuk mendapatkan bermacam- process, so that the traince can master macam ketrampilan dasar mengajar. each component one by one in a simplifed Fungsi microteaching adalah sebagai teaching situation". sarana latihan dalam mempraktekkan Mc. Knight (1979) mengemukakan ketrampilan mengajar, dan juga sebagai "Microteaching has been described as salah satu syarat bagi mahasiswa yang scaled down teaching encounter desingned akan mengikuti praktek mengajar di to developernya new skill and refine old lapangan ( PPL ). Sasaran akhir yang akan one". Dari pengertian di atas, dapat dicapai dalam microteaching adalah dipahami bahwa microteaching adalah terbinanya calon guru memiliki sebuah model pengajaran yang dikecilkan pengetahuan tentang proses pembelajaran, 3
  • 4. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN serta memiliki sikap dan perilaku baik coba, umpan balik, dan hasilnya. Hal ini sebagai seorang guru. diperjelas dengan pendapat Suparman (1997:31). Suatu proses yang sistematik Langkah Langkah Prosedur dalam mengidentifikasikan masalah, Pembelajaran Micro mengembangkan bahan dan strategi Ada lima langkah yang dapat instruksional, serta mengevaluasi ditempuh dalam pembelajaran micro yaitu: efektivitas dan efisiensinya dalam 1) Pengenalan (pemahaman konsep mencapai tujuan Instruksional. pembelajaran micro) Rohani ( 2004:69) mendefinisikan 2) Penyajian model dan diskusi pengertian desain pengajaran sebagai 3) Perencanaan/persiapan mengajar suatu pemikiran atau persiapan untuk 4) Praktek mengajar melaksanakan tugas mengajar / aktivitas 5) Diskusi feed back / umpan balik. pengajaran dengan menerapkan prinsip prinsip pengajaran melalui langkah MODEL PENGEMBANGAN langkah pengajaran, perencanaan, INSTRUKSIONAL pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah Beberapa definisi mengenai desain ditentukan. pembelajaran adalah antara lain Reigeluth Pengertian Desain Pembelajaran (1983:7) dalam Boy Soedarmadji, 2002) Model Pembelajaran Instruksional (MPI) menyatakan bahwa desain pembelajaran adalah : Suatu bentuk model pembelajaran lebih memperhatikan pada pemahaman, yang menunjukkan urutan kegiatan yang pengubahan, dan penerapan metode ditempuh orang dalam mendesain sistem metode pembelajaran. Hal ini menga- Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah, rahkan kita, bahwa sebagai seorang yaitu menentukan kebutuhan Instruksional profesional, maka kita mempunyai tugas umum, dan merumuskan tujuan umum, untuk memilih dan menentukan metode melakukan analisis Instruksional, meng- apa yang dapat dipergunakan, dan identifikasi perilaku dan karakteristik awal mempermudah penyampaian bahan ajar, mahasiswa, merumuskan TIK, menulis tes agar dapat diterima dengan mudah oleh acuan patokan, menyusun strategi instruk- siswa. sional, mengembangkan bahan instruksio- Lebih lanjut, Shaner dalam Suparman nal, mendesain dan melaksanakan sistem (1997:29) menyatakan bahwa desain Instruksional. instruksional adalah perencanaan secara akal sehat untuk mengidentifikasi masalah MOTIVASI BELAJAR tersebut, dengan menggunakan suatu Menurut Davies (1970), Motivasi rencana terhadap perencanaan, evaluasi, uji adalah kekuatan yang tersembunyi di 4
  • 5. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN dalam diri kita untuk berkelakuan dan 4) Tidak suka membuang waktu, aktif dan bertindak dengan cara yang khas. lebih suka kerja sama dengan yang Sedangkan menurut MC. Donald dalam lebih cakap. buku Syaiful Bahri (1991), motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri Dari definisi-definisi yang dikemu- seseorang yang ditandai dengan kakan oleh berbagai ahli, penulis munculnya feeling dan didahului dengan menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi tanggapan terhadap adanya tujuan. dalam belajar adalah daya penggerak Menurut Handoko (1995), motivasi adalah dalam melakukan suatu tindakan untuk suatu tenaga yang terdapat dalam diri mencapai hasil belajaryang lebih tinggi manusia yang menimbulkan, mengarahkan dari hasil yang pernah dicapai sebelumnya. dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Pengaruh model pengembangan Ad Rooijakkers (1991) dalam Basuki instruksional, terhadap motivasi belajar (2002:33) menyatakan bahwa "Dalam dan hasil belajar adalah bahwa untuk belajar memang dibutuhkan motivasi menimbulkan motivasi balajar bagi murid, tertentu. Untuk itu ada berbagai macam maka harus ada rasa tertarik dan rasa ingin motivasi. Tetapi motivasi berprestasi tahu, merasa membutuhkan dan sesuai merupakan motivasi terpenting. Kalau dengan keinginannya sehingga seorang murid ingin lulus dalam ujian, ia menyebabkan termotivasi untuk belajar. akan berusaha dapat mengerti apa yang Membuat model suatu pengajaran yang diajarkan oleh pengajar. Bila murid tidak disesuaikan dengan minat murid serta mempunyai motivasi belajar, maka sesuai dengan kondisi setempat, dan pengajar hendaknya berusaha sedemikian menarik perhatian serta keaktifan murid rupa, agar bisa menimbulkan motivasi terlibat dalam proses pengajaran, yang dibutuhkan". diharapkan mampu menimbulkan motivasi Ciri-ciri orang yang mempunyai belajar, dan selanjutnya bisa meningkatkan motivasi berprestasi , diuraikan oleh hasil belajarnya. MPI disusun sedemikian Hekckahusen (dalam Haditomo, 199:26- rupa, dan melalui beberapa langkah yang 30), bahwa ciri ciri orang yang bermotivasi bisa dilakukan bersama antara guru dan tinggi adalah : siswa, membuat siswa aktif dan 1) Berorientasi pada keberhasilan, dan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi mempengaruhi hasil belajar siswa. tugasnya. 2) Bersikap mengarah pada tujuan dan HASIL BELAJAR berorientasi pada masa datang. Dalam membicarakan pengertian hasil 3) Menyukai tugas tugas yang tingkat atau prestasi belajar, tidak terlepas dari kesulitannya sedang. pengertian belajar, karena hasil belajar 5
  • 6. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN merupakan hasil perubahan yang dialami dan Ujian Akhir (A). ditetapkan dengan dalam peristiwa belajar. rumus: Menurut WJS Purwadarminta, dalam N= Kamus Bahasa Indonesia menyatakan bahwa belajar adalah berusaha, berlatih dan sebagainya, untuk mendapatkan kepandaian. METODE PENELITIAN Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seorang pembelajar dari proses Rancangan Penelitian belajar yang ditempuh di suatu sekolah Penelitian ini merupakan jenis atau lembaga pendidikan, yang diperoleh penelitian kuantitatif, yaitu untuk melalui evaluasi belajar. membuktikan hipotesis yang telah dibuat penulis. Penelitian ini, menggunakan 3 Hasil Belajar Matakuliah Microteaching variabel, yaitu desain model pembelajaran MPI, sebagai variabel bebas. Sedangkan Tujuan umum mata kuliah Motivasi belajar dan Hasil belajar sebagai Microteaching adalah mempersiapkan varaiabel terikat. mahasiswa calon guru untuk menghadapi Rancangan ini dimaksudkan untuk tugas mengajar sepenuhnya di depan kelas mengetahui perbedaan hasil belajar antara dengan memiliki pengetahuan, yang menggunakan model pembelajaran ketrampilan, kecakapan, dan sikap sebagai Intruksional dan yang tidak menggunkan, guru yang profesional. dan juga untuk mengetahui apakah model Sedangkan tujuan khususnya adalah: pengajaran yang telah diterapkan, 1) Menganalisa tingkah laku mengajar mempengaruhi motivasi belajar dan hasil kawan kawan nya dan dirinya sendiri. belajar mahasiswa. 2) Dapat melaksanakan ketrampilan Kegiatan penelitian terdiri dari, (1) khusus dalam mengajar. memberikan angket motivasi belajar, (2) 3) Dapat mempraktekkan berbagai teknik pengelompokan subyek, (3) perlakuan dan mengajar dengan benar dan tepat. pemberian test dan ujian praktek. Ada 2 4) Dapat mewujudkan situasi belajar kelompok belajar yang menjadi fokus mengajar yang efektif, produktif dan kajian dalam penelitian ini, yaitu yang efisien. diajar dengan menerapkan model 5) Dapat bersifat profesional keguruan. pembelajaran dan yang tidak menggunakan Skor ( nilai) hasil belajar mahasiswa model. pada matakuliah Microteaching ini, Populasi dan Sampel ditentukan dengan Sebagai populasi dalam penelitian ini Ujian Tengah Semester (M), Tugas (T), adalah mahasiswa semester VII, FKIP 6
  • 7. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun HASIL PENELITIAN akademik 2009/2010 kelas A,B dengan jumlah 155 mahasiswa. Adapun Sampel Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 Uji normalitas sebaran skor, dilakukan mahasiswa, diambil secara random terhadap hasil belajar matakuliah sampling dengan cara undian. microteaching dengan menggunakan model pengembangan Instruksional, dan Teknik Pengumpulan Data tanpa menggunakan model pengembangan Data mengenai gaya belajar didapat Instruksional, dengan Kolmogorov- dari hasil angket motivasi belajar, dan hasil Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas belajar didapat dari hasil test ujian tertulis sebaran skor variabel adalah normal, atau maupun ujian praktek microteaching. memenuhi persyaratan normalitas. Hasil belajar dengan MPI, N = 0,773. Teknik Analisa Data P = 0,589. Signifikan 5% = 0,025 Uji prasyarat analisis, sebelum (normal). Hasil belajar dengan non MPI, N dilakukan analisa data, terlebih dulu = 0,921, P = 0, 384. Signifikan 5% = 0,025 dilakukan uji prasyarat analisis yang (normal). meliputi : a) uji normalitas data sampel, dan b) uji homogenitas sampel. Uji Uji Homogenitas Hipotesis, dilakukan analisa data yang Residu skor variabel terikat untuk tiap diperoleh dari hasil penelitian, dengan skor variabel bebas sudah homogen. Hasil menggunakan metode statistik, yaitu belajar dengan MPI, Nilai = 0,653. P = metode pengolahan data kuantitatif untuk 0,422, Signifikan 5% = 0,05. (homogen). mengetahui perbedaan hasil tes. Analisis yang digunakan adalah metode statistik Pengujian Hipotesa Analisis Varians (ANAVA) dua jalur, 1. Terdapat perbedaan hasil belajar dengan rumus sebagai berikut : menggunakan MPI dan yang Non MPI. 1. Menghitung jumlah kuadrat total, antar Diperoleh F hitung = 7,629, A, antar B, interaksi AxB dan dalam probabilitas sebesar 0,001 lebih kecil kelompok. dari a = 0,05. 2. Menghitung derajat kebebasan total, 2. Terdapat perbedaan motivasi belajar, antara A,B dan interaksi AB dan dalam yang diajarkan dengan menggunakan kelompok model pengembangan Instruksional 3. Menghitung rata rata kuadrat antar A, dan yang non MPI, matakuliah B, dan AB dan dalam kelompok. Microteaching. Diperoleh F hitung = 4. Menghitung rasio F (A, B, dan AB). 5,980 , sedang probabilitas sebesar 0,004 lebih kecil a = 0,05. 7
  • 8. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 3. Terdapat pengaruh penerapan model MPI, memiliki rentangan antara119 pembelajaran instruksional terhadap sampain 144, dengan nilai rata rata motivasi belajar dan hasil belajar sebesar 129, 69, nilai tengah sebesar matakuliah Microteaching. Diperoleh F 130,00, dan nilai modus sebesar 127. hitung = 3,311, dengan nilai probabi- Sedangkan simpangan baku sebesar litas sebesar 0,043 lebih kecil dari α = 4,951. Hasil perhitungan F hitung = 0,05. 5,980, P = 0,004, α = 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan ada PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN perbedaan motivasi belajar, antara yang diajarkan dengan menggunakan MPI 1. Pembahasan tentang perbedaan hasil dan yang tidak menggunakan MPI, belajar yang diajarkan dengan MPI dan dengan taraf signifikan 5%. Non MPI matakuliah Microteaching 3. Hasil penelitian tentang terdapat pada mahasiswa FKIP Universitas pengaruh pengunaan MPI terhadap Gresik. Hasil perhitungan yang motivasi belajar mahasiswa dan hasil diperoleh (F hitung = 7,629, P = 0,001, α belajar mahasiswa matakuliah = 0,05) maka dapat dikatakan bahwa Microteaching. Hasil perhitungan F ada perbedaan hasil belajar yang hitung = 3,311 dengan P = 0,043, dan α= diajarkan dengan MPI dan Non MPI, 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan matakuliah Microteaching FKIP ada pengaruh penggunaan Model Unigres, diterima dengan taraf Pengembangan Instruksional terhadap signifikansi 5%. Hasil analisis statistik motivasi belajar dan hasil belajar juga menunjukkan bahwa mahasiswa matakuliah Microteaching mahasiswa yang diajar dengan MPI, nilai rata rata FKIP Universitas Gresik. 75,26 lebih baik dari pada yang diajar dengan Non MPI. Dengan demikian KESIMPULAN dapat dikatakan bahwa pembelajaran 1. Ada perbedaan Hasil Belajar, yang matakuliah Microteaching dengan MPI diajarkan dengan Model Pengem- dapat meningkatkan hasil belajar bangan Instruksional (MPI) dan yang mahasiswa. non MPI matakuliah Microteaching 2. Hasil penelitian tentang penggunaan pada mahasiswa FKIP Universitas Model Pengembangan Instruksional Gresik. (MPI) dan yang non MPI, 2. Terdapat perbedaan Motivasi Belajar, membedakan motivasi belajar antara yang diajarkan dengan mahasiswa FKIP Unigres. Nilai menggunakan Model Pengembangan motivasi belajar matakuliah Instruksional dengan yang non MPI Microteaching tanpa menggunakan 8
  • 9. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN matakuliah Microteaching pada DAFTAR PUSTAKA mahasiswa FKIP Universitas Gresik. 3. Ada pengaruh antara Model Anto Dajan, 1986. Pengantar metode Pengembangan Instruksional ( MPI) statistik II, Jakarta, LP3ES. terhadap motivasi belajar dan hasil Arief S. Sudiman, Dkk, 1997, Media belajar matakuliah Microteaching Pendidikan DIKBUD dan CV mahasiswa FKIP Universitas Gresik. Rajawali, Jakarta. Atwi Suparman, 1997. Program SARAN Pengembangan Ketrampilan Dasar Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat Teknik Instruksional (PEKERTI) penulis ajukan saran saran sebagai berikut: untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI 1. Model Pengembangan Instruksional Jakarta. (MPI) direkomendasikan sebagai alter- Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan; natif model pengembangan bahan Taksonomi Variabel, Jakarta, bahan pembelajaran. P2LPTK. 2. Proses pembelajaran hendaknya lebih Degeng, INS, 1997, Strategi mengupayakan cara cara yang terbaik Pembelajaran: Mengorganisasi Isi untuk menimbulkan motivasi siswa Pembelajaran dengan Model dalam belajar. Mengingat bahwa Elaborasi. Desertasi Bahasan motivasi merupakan faktor penting Tentang Temuan Penelitian, Malang, untuk keberhasilan belajar siswa. IKIP Malang. 3. Para Guru dan semua yang terlibat Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002, dalam pembelajaran, hendaknya lebih Quantum Learning (Terjemahan), Trampil dalam mendesain pembela- Bandung: Kaifa. jaran, supaya pembelajaran jadi Diadakan, Syaiful Bahri, 1991, Prestasi menarik, tidak membosankan, dan bisa Belajar dan Kompetensi Guru, menumbuhkan motivasi berprestasi Surabaya, Penerbit usaha Nasional. siswa, sehingga akan menghasilkan Nasution,1992, Berbagai Pendekatan prestasi siswa yang maksimal. dalam Proses Belajar dan Mengajar, 4. Sebagai tindak lanjut, kiranya perlu Jakarta, Bina Aksara. diadakan kajian atau penelitian lebih Riyanto,Y,1996, Metodologi Penelitian lanjut, dan dengan sasaran yang lebih Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar, luas, agar model ini benar benar bisa Bandung, SIC. dilakukan oleh siapapun dan di wilayah manapun. WRohani , Ahmad 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. 9
  • 10. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Undang Undang no 20 tahun 2003, Yusufhadi Miarso, dkk, 1984, Teknologi tentang Sistem Pendidikan Nasional, Komunikasi Pendidikan, Jakarta, Internet. Pustekom DIKBUD dan CV Rajawali. 10
  • 11. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SDN BANJARSARI GRESIK Etiyasningsih*) Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, dituntut untuk menjalankan kepemimpinan yang mampu menciptakan semangat kerja guru yang tinggi, agar kinerja guru menjadi lebih baik. Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan kinerja yang harus dimiliki guru adalah motivasi. Motivasi tersebut bukan hanya untuk pengembangan diri, tapi juga partisipasi guru dalam organisasi. Palmer berpendapat bahwa motivasi instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan penampilan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN Banjarsari Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesis menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja gurua dan kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik mendekati baik. Uji regresi linear berganda menunjukkan thitung > ttabel untuk kedua variabel yaitu 4,810 > 2,021 dan 3,064 > 2,021 serta Fhitung > Ftabel (25,468 > 19,000) berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas kepemimpinannya berkaitan dengan tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. selain itu kepala sekolah sebagai motivator hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan motivasi guru agar guru dapat meningkatkan kinerjanya. Dan bagi para guru hendaknya dapat lebih memotivasi diri untuk meningkatkan kinerjanya. Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Kinerja Guru Di lingkungan dunia pendidikan ditetapkan. Lembaga pendidikan formal banyak ditemui usaha kerjasama sejumlah adalah salah satu bentuk kerjasama di orang untuk mencapai tujuan yang sudah lingkungan pendidikan yang bersifat *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 11
  • 12. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN sengaja, berencana, dan sistematis. Sekolah motivasi, dan mengarahkan orang-orang di adalah lembaga pendidikan formal sebagai dalam organisasi/lembaga pendidikan wadah untuk mencapai tujuan pembangun- tertentu untuk mencapai tujuan yang telah an nasional. Keberhasilan tujuan pendidik- dirumuskan sebelumnya. Untuk an di sekolah tergantung pada sumber daya mewujudkan tugas tersebut setiap manusia yang ada di sekolah tersebut, yaitu pemimpin pendidikan harus mampu kepala sekolah, guru, siswa, tenaga bekerja sama dengan orang-orang yang admistrasi dan tenaga kependidikan yang dipimpinnya (working within) untuk lainnya. Disamping itu harus ditunjang memberikan motivasi agar melakukan dengan sarana dan prasarana yang pekerjaan secara ikhlas. Mantja (2010 : 49) memadai. Meskipun pada umumnya menyatakan bahwa kepala sekolah dituntut pengembangan sekolah diutamakan pada untuk menjalankan kepemimpinan yang penambahan fasilitas fisik (yang segara mampu menciptakan semangat kerja guru nampak hasilnya dari luar dan mudah yang tinggi. Semangat kerja guru yang dinilai), namun pengembangan personal tinggi itu tentunya dimaksudkan untuk tetap perlu mendapatkan prioritas. menunjang terwujudnya tujuan organisasi Pimpinan sekolah yang dalam hal ini sekolah. adalah Kepala Sekolah, seyogyanya Guru merupakan salah satu komponen memberikan perhatian tentang pengem- yang sangat menentukan untuk bangan personalnya untuk memajukan terselenggaranya proses pendidikan. sekolah yang dipimpinnya agar mampu Keberadaan guru merupakan pelaku utama bersaing dengan satuan pendidikan yang sebagai fasilitator penyelenggaraan proses lain. belajar siswa. Oleh karena itu kehadiran Setiap sekolah mempunyai kekhusus- dan profesionalismenya sangat berpenga- an yang merupakan akibat dari kepemim- ruh dalam mewujudkan program pinan kepala sekolah yang sifatnya unik pendidikan nasional. Guru harus memiliki karena kepala sekolah harus memahami kualitas yang cukup memadai, karena guru karasteristik sekolah yang dipimpinnya merupakan salah satu komponen mikro sehingga dapat memanfaatkannya untuk sistem pendidikan yang sangat strategis melaksanakan tugas ke kepala sekolahan- dan banyak mengambil peran dalam proses nya dengan baik. Kepala sekolah merupa- pendidikan persekolahan (Suyanto dan kan salah satu pemimpin pendidikan yang Hisyam, 2000:27). akan membawa sekolah yang dipimpinnya Salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. upaya meningkatkan kualitas yang harus Hadari Nawawi (1994: 82) mengemukakan dimiliki guru adalah motivasi dari guru itu : Kepemimpinan pendidikan adalah proses sendiri. Walaupun tidak mudah mengubah menggerakan, mempengaruhi, memberikan dan menimbulkan motivasi personal guru, 12
  • 13. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN namun bagi Kepala Sekolah hal tersebut diidentifikasikan melalui tiga cara yaitu (1) merupakan tugas penting yang harus keperluan memperoleh sertifikat, (2) ditangani. Motivasi tersebut bukan hanya pengembangan profesional, teknikal dan untuk pengembangan diri, tapi juga pengembangan umum, dan (3) melalui partisipasi guru dalam organisasi. Palmer pendidikan lanjutan. berpendapat bahwa motivasi instrinsik Syah (1999:229) menyatakan bahwa maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk “Guru yang berkualitas adalah guru yang mendorong peningkatan penampilan guru. berkompetensi, yang berkemampuan untuk Palmer mengatakan : The impetus may melaksanakan kewajibannya secara come from rule enforcement (making bertanggungjawab dan layak”. Tanggung participation in-inservice program a jawab guru dalam mendidik siswanya requirement of the job) or from rewards menyangkut berbagai aspek yaitu that are valued by participation but do not menyangkut tujuan, pelaksanaan, penilaian stem from improved performance (such as dan termasuk umpan balik dari bonuses, increment, certificates, etc). penyelenggaraan tugas tersebut. Orang-orang yang menginginkan atau Sedangkan Ani M Hasan (2003:5) bermotivasi tinggi untuk memperoleh menjelaskan bahwa guru profesional harus pengembangan adalah orang-orang yang memenuhi beberapa kriteria, antara lain (1) belum mencapai kepuasan dalam mempunyai komitmen terhadap siswa dan memenuhi kebutuhan dasarnya, atau belum proses belajarnya, (2) menguasai secara merasa puas bagi kebutuhan untuk tingkat mendalam bahan/mata pelajaran yang diatasnya. Namun selanjutnya Palmer diajarkan serta cara mengajarnya kepada mengatakan The impetus for improvement siswa, (3) bertanggung memantau hasil may come from a disire to do a better job belajar siswa melalui berbagai cara of teaching (counselling,administering, evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis etc). Intrinsically motivated teachers tentang apa yang dilakukan dan belajar derive satisfaction directly from the dari lingkungan profesinya. Guru performance of their duties. Motivasi profesional tidak hanya dituntut untuk instrinsik maupun ekstrinsik belum tentu menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode bererti bagi seseorang, bagaimanapun pembelajaran, memotivasi peserta didik, kualitas orang tersebut. Yang penting memiliki ketrampilan yang tinggi dan dipertimbangkan dalam pengembangan wawasan yang luas terhadap dunia tetap diserahkan pada individu masing- pendidikan, tetapi juga harus memiliki masing, apa yang menurutnya diperlukan pemahaman yang mendalam tentang saat ada kesempatan. hakikat manusia, dan masyarakat. Hakikat- Finch berpendapat bahwa motivasi hakikat ini yang akan melandasi pola pikir personal untuk mengembangkan diri dapat 13
  • 14. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN dan budaya kerja guru serta loyalitas Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja terhadap profesi pendidikan. Guru di SDN Banjarsari Gresik”. Permasalahan guru di Indonesia Berdasarkan hal tersebut di atas, maka langsung atau tidak langsung berkaitan diambil suatu rumusan masalah untuk dengan profesionalisme guru yang belum penelitian ini, yaitu : (1) apakah memadai, sehingga perlu diselesaikan kepemimpinan Kepala Sekolah secara komprehensif menyangkut semua mempunyai pengaruh parsial terhadap aspek yaitu kesejahteraan, kualifikasi, kinerja guru? (2) apakah motivasi kerja pembinaan, perlindungan profesi dan mempunyai pengaruh parsial terhadap administrasinya. Faktor-faktor lain yang kinerja guru? (3) apakah kepemimpinan menyebabkan rendahnya profesionalisme Kepala Sekolah dan motivasi kerja secara guru antara lain disebabkan oleh : (1) bersama-sama mempunyai pengaruh masih banyak guru yang tidak menekuni terhadap kinerja guru ? profesinya secara utuh, (2) belum adanya Merujuk kepada asumsi-asumsi standar profesional guru, (3) kemungkinan penelitian tersebut, maka hipotesis untuk disebabkan oleh adanya lembaga penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) pendidikan yang mencetak guru asal jadi kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh atau setengah jadi tanpa secara parsial terhadap kinerja guru, (2) mempertimbangkan outputnya setelah motivasi kerja guru berpengaruh secara dilapangan, (4) kurangnya motivasi guru parsial terhadap kinerja guru, (3) Kepe- dalam meningkatkan kualitas diri. mimpinan kepala sekolah dan motivasi Berdasarkan kondisi tersebut, maka kerja guru berpengaruh secara berama- sedikitnya terdapat dua katagori sama terhadap kinerja guru. kompetensi yang harus dimiliki guru, yakni (1) kompetensi profesional yaitu METODE kemampuan merancang, melaksanakan dan Dalam penelitian ini populasinya menilai tugas sebagai guru, yang meliputi adalah guru di lingkungan SDN Banjarsari penguasaan ilmu pengetahuan dan Gresik, sedangkan jumlah populasinya teknologi pendidikan, (2) kompetensi sebanyak 25 orang dan merupakan jumlah personal yang meliputi etika, moral, sampel. pengabdian, kemampuan sosial dan Variabel yang diteliti adalah (1) spiritual. variabel bebas adalah : kepemimpinan Berdasarkan latar belakang permasala- kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja han yang telah diuraikan tersebut maka (X2) , (2) variabel terikat adalah Kinerja penulis tertarik untuk melakukan penelitian guru (Y). Sedangkan metode pengumpulan yang berjudul “Pengaruh Efektivitas data dengan menggunakan metode angket. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Untuk instrumen kepemimpinan kepala 14
  • 15. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN sekolah, instrumen motivasi kerja dan Pengujian Hipotesis instrumen kinerja guru. Dalam 1) Pengujian secara simultan/ serempak mengumpulkan data ini digunakan skala (uji F) Likert untuk mengukur sikap, pendapat Pengujian integritas dilakukan dengan dan persepsi seseorang atau kelompok menggunakan uji F dimana tingkat orang dengan bobot skor mulai dari 1 kepercayaan α = 0,05 dengan nilai kritis : sampai dengan 5. F (α ; k ; n - k -1) sedangkan kriteria :Fhit > Ftab , maka Ho ditolak Kisi-kisi Angket Penelitian Efektivitas Rumus uji F : F = R2 ( N – k - 1) Kepemimpinan Kepala Sekolah k(1 – R2) No Dimensi Item 2) Pengujian secara Parsial (Uji t) 1 Kepemimpinan berorientasi 1-15 Dalam pengujian hipotesis ini level pada tugas (initiating signifikansi yang digunakan sebesar (5%) structure) Coefficientsa Unstandardized Standardized 2 Kepemimpinan berorientasi 16-30 Coefficients Coefficients Correlations Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part pada consideration 1 (Constant) Kepemimpinan 1,950 ,367 5,317 ,000 ,373 ,078 ,608 4,810 ,000 ,755 ,716 ,563 Kepala Sekolah Instrumen Angket penelitian Motivasi Motivasi Kerja Guru ,289 ,094 ,388 3,064 ,006 ,617 ,547 ,359 a. Dependent Variable: Kinerja Guru Guru No Dimensi Item dengan derajat kebe-basan sebesar n – 1. 1. Motivasi eksternal 1-18 Sedangkan kriteria : Jika t hit > t tab , maka 2. Motivasi internal 19-30 Ho ditolak Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan rumus : Instrumen Angket penelitian Kinerja Guru t hitung = √ r² (n-3) No Dimensi Item (1 - r²) 1. Kompetensi kepribadian 1-6 guru HASIL DAN ANALISA DATA 2. Kompetensi profesional 7-24 Berdasarkan rumusan masalah dan guru tujuan dari penelitian, maka dari hasil 3 Kompetensi sosial guru 25-30 pengumpulan data yaitu : Efektivitas Kepemimpinan kepala sekolah (X1), Motivasi (X2) dan Kinerja guru (Y) dapat TEKNIK ANALISIS DATA dilihat pada tabel di bawah ini : Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini : Regresi Ganda : Y = a + b1 X1 + b2 X2 15
  • 16. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN No (X1) (X2) (Y) No (X1) (X2) (Y) mengalami penurunan. Jadi dapat 1 127 115 114 14 86 81 119 disimpulkan bahwa hubungan yang searah 2 96 126 103 15 91 73 120 .antara variabel bebas X1 dan X2 dengan 3 80 94 109 16 78 75 108 variabel terikat Y. 4 81 73 110 17 70 72 120 5 88 64 105 18 96 76 121 b. Pengujian Hipotesis 6 88 78 119 19 106 86 133 1) Pengujian secara parsial 7 70 80 102 20 105 84 134 Ho : Kepemimpinan kepala sekolah tidak 8 107 82 125 21 94 88 129 berpengaruh secara parsial terhadap 9 71 75 107 22 96 94 137 Kinerja Guru di SDN Banjarsari 10 76 89 114 23 92 90 142 11 75 66 109 24 107 101 143 Ha : Kepemimpinan kepala sekolah 12 95 81 116 25 95 97 142 berpengaruh secara parsial terhadap 13 91 77 118 Kinerja guru di SDN Banjarsari Dengan menggunakan SPSS versi 11.0 Analisis Hipotesis hasil uji t dapat menunjukkan bahwa Hasil analisis mengenai koefisien variabel kepemimpinan kepala sekolah model regresi ANOVAb adalah seperti yang Sum of tercantum dalam Model Squares df Mean Square F Sig. tabel berikut ini. 1 Regression 1,717 2 ,858 25,468 ,000a Residual ,742 22 ,034 Berdasarkan Total 2,458 24 tabel tersebut, a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah b. Dependent Variable: Kinerja Guru maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : memiliki nilai thitung = 4,810 sedangkan Y = 1,950 + 0,373 + 289 X2 ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah = Dari persamaan tersebut dapat dilihat 2,021. Dikarenakan thitung > ttabel (4,810 > bahwa nilai koefisien regresi untuk 2,021), maka Ha diterima, artinya kepemimpinan kepala sekolah lebih besar kepemimpinan kepala sekolah secara daripada koefisien regresi untuk motivasi. statistik berpengaruh terhadap kinerja guru. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Sedangkan untuk mengetahui apakah jika kepemimpinan dan motivasi variabel bebas motivasi (X2) berpengaruh mengalami suatu peningkatan atau secara parsial terhadap variabel terikat semakin baik, maka kinerja guru juga yaitu kinerja dosen (Y) yaitu : akan mengalami peningkatan, sebaliknya Ho: Motivasi tidak berpengaruh secara jika kepemimpinan kepala sekolah dan parsial terhadap Kinerja guru di SDN motivasi kerja mengalami suatu Banjarsari penurunan, maka kinerja guru juga akan 16
  • 17. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Ha : Motivasi berpengaruh secara parsial guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan terhadap Kinerja Guru di SDN motivasi kerja guru di SDN Banjarsari Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. (2) terdapat Dengan menggunakan SPSS versi 11.0 pengaruh signifikan kepemimpinan kepala Sedangkan variabel motivasi memiliki sekolah terhadap kinerja guru di SDN nilai thitung = 3,064, sedangkan ttabel pada Banjarsari Gresik (3) terdapat pengaruh taraf signifikansi 5% adalah = 2,021. signifikan motivasi kerja guru terhadap Dikarenakan thitung > ttabel (3,064 > 2,021), kinerja guru di di SDN Banjarsari Gresik maka Ha diterima. Artinya kinerja guru (4) terdapat pengaruh signifikan secara secara statistik berpengaruh terhadap bersama-sama kepemimpinan kepala kinerja guru. sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik. 2) Pengujian secara serempak Berdasarkan kesimpulan di atas maka Ho : Kepemimpinan dan Motivasi tidak saran yang diajukan sebagai berikut : (1) berpengaruh secara bersama-sama hendaknya kepala lebih meningkatkan terhadap Kinerja guru di SDN efektifitas kepemimpinannya berkaitan Banjarsari. dengan tingginya pengaruh kepemimpinan Ha : Kepemimpinan dan Motivasi kepala sekolah dengan kinerja guru; (2) berpengaruh secara bersama-sama kepala sekolah sebagai motivator terhadap Kinerja guru di SDN hendaknya lebih memperhatikan kebutuh- Banjarsari. an motivasi guru agar guru dapat meningkatkan kinerjanya; (3) bagi para Hasil pengujian nilai F dapat dilihat guru hendaknya dapat memotivasi diri pada gambar berikut. untuk lebih meningkatkan kinerjanya; (4) Dari hasil pengolahan data diperoleh bagi para pengambil kebijakan dan Fhitung = 25,468, sedangkan Ftabel pada taraf pemerintah agar memperhatikan program- signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalah program pendidikan yang sesuai dan patut sebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabel terhadap pengembangan minat motivasi (25,468 > 19,000), artinya kepemimpinan berprestasi dan kinerja guru. kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap DAFTAR PUSTAKA kinerja guru. Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Jakarta : Bina Aksara KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan Fattah, Nanang. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : pembahasan pada bab sebelumnya dapat PT Remaja Rosdakarya disimpulkan sebagai berikut : (1) kinerja 17
  • 18. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Gibson. (1985). Organisasi (Terjemahan). Samana. (1994). Profesionalisme Edisi Ke- Lima, Jakarta : Erlangga Keguruan, Yogyakarta : Kanisius Herrsey, Paul dan Blanchard, K. H. (1977) Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Management of Organization Pendidikan Dengan Pendekatan Behavior New York : Englewood Baru, Bandung : PT Remaja Cliffs Rosdakarya Hilmar, Taufik (2002). Kinerja Guru Suyanto dan Hisyam, Djihad. (2000). Madrasah Tsanawiyah Negeri di Refleksi dan Reformasi Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Bandung : di Indonesia Milenium III, Tidak diterbitkan Yogyakarta : Adi Cipta Marwansyah dan Mukaram. (1999). Siagian, Sondang P. (1997). Organisasi Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan dan Perilaku Bandung : Pusat Penerbit Administrasi Jakarta : PT Gunung Administrasi Niaga Agung. Riduwan (2007). Metode & Teknik Sutarto. (2001). Dasar-Dasar Menyusun Tesis, Bandung : CV Kepemimpinan Administrasi, Alfabeta. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E. Manajemen Sumber Daya Manusia, Wahyjosumidjo. (1987). Kepemimpinan Menghadapi Abad Ke- 21. Edisi Ke- dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Enam, Jakarta : Erlangga Indonesia Supriadi, Dedi. (2002). Guru di Indonesia, Wijaya, Cece dan Rusyan. (1992). Jakarta : Departemen Pendidikan Kemampuan Dasar Guru Dalam Nasional Republik Indonesia Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya ________ (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta : Yuki, Gary. (1996). Leadership in Adicipta Karya Nusa Organization (Terjemahan). Edisi Ketiga Jakarta : PT Bhuana Ilmu Supriadi, Dedi dan Jalal, Fasli. (2001). Populer Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Darah, Jakarta : Adicipta Karya Nusa 18
  • 19. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP PENINGKATAN MUTU LULUSAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANJARSARI KABUPATEN GRESIK Sri Sundari *) Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, sangat menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah yang profesional umumnya selalu menunjukkan kompetensi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas profesional sehari-hari di sekolah. Kemajuan sekolah juga tidak lepas dari kinerja guru. Guru yang kreatif akan melahirkan berbagai ide kreatif dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang variatif, inovatif, dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajar serta menciptakan situasi pembelajaran yang tidak menakutkan peserta didik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan. Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN Banjarsari Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesis menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan mutu pendidikan di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas kepemimpinannya berkaitan dengan tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu pendidikan, dan para guru hendaknya dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar mutu pendidikan lebih baik lagi di masa mendatang. Bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah agar memperhatikan program- program pendidikan yang sesuai dan patut terhadap pengembangan prestasi kepala sekolah dan guru untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Mutu Pendidikan Pendahuluan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin Kepala sekolah merupakan salah satu sekolah, iklim budaya sekolah dan komponen pendidikan yang paling menurunya perilaku nakal peserta didik”. berperan dalam meningkatkan kualitas Melalui kepemimpinan kepala sekolah pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi yang produktif, situasi pembelajaran dapat (1998:346) bahwa “Erat hubungan antara dilakukan secara efisien, efektif, menarik, mutu Kepala Sekolah dengan berbagai dan menyenangkan. Hal ini disebabkan *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 19
  • 20. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN karena kepala sekolah yang kreatif akan dan mengembangkan ilmu pengetahuan melahirkan berbagai ide-ide kreatif dalam dan teknologi. Melatih berarti menggunakan metode dan strategi mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pembelajaran yang variatif, inovatif, dan pada siswa. Sedangkan dalam proses menyenangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, guru merupakan pemegang belajar serta menciptakan situasi peran utama, karena secara teknis dapat pembelajaran yang tidak menakutkan menerjemahkan proses perbaikan dalam peserta didik. sistem pendidikan didalam satu kegiatan Kualitas kepala sekolah sebagai dikelasnya. Dengan demikian, setiap manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja peningkatan mutu pendidikan yang (capability) manajerial yang dimiliki diarahkan pada perubahan-perubahan dalam upaya menciptakan iklim sekolah kualitatif harus menempatkan guru pada yang kondusif sehingga mampu titik sentral karena peranannya sangat mewujudkan dan mengaktualisasikan strategis dan mempunyai tanggung jawab dalam bentuk peningkatan mutu yang besar dalam upaya mewujudkan pendidikan. Kepala sekolah mempunyai tujuan pendidikan nasional. kinerja yang baik adalah kepala sekolah Proses pendidikan tidak akan terjadi yang mempunyai kapasitas intelektual, dengan sendirinya melainkan harus emosional, dan spiritual yang baik serta direncanakan, diprogram, dan difasilitasi berwawasan luas dan futuristik. dengan dukungan dan partisipasi aktif guru Dalam proses pendidikan, guru tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. merupakan salah satu komponen yang Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah penting. Menurut Undang-undang No.14 adalah mengantar dan membawa peserta Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal didik ke arah pencapaian tujuan 10 bahwa pengertian kompetensi adalah pendidikan. Oleh karena itu, pencapaian seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan tujuan pendidikan sangat bergantung pada perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan pelaksanaan tugas dan kinerja kepala dikuasai oleh guru dan dosen dalam sekolah di samping kemampuan peserta melaksanakan tugas keprofesionalan. Bila didik itu sendiri serta dukungan komponen menyamakan fungsi dan peran dosen sistem pendidikan lainnya. Posisi strategis dengan guru di sekolah, maka sejalan kepala sekolah merupakan salah satu faktor dengan pendapat yang dikemukakan oleh penentu kualitas proses dan hasil Usman.M.U (2002:7) bahwa “tugas guru pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan sebagai profesi meliputi mendidik, akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan mengajar, dan melatih. Mendidik berarti kepala sekolah dalam mengarahkan guru meneruskan dan mengembangkan nilai- dan peserta didiknya melalui kegiatan nilai hidup. mengajar berarti meneruskan pembelajaran. Ketika pembelajaran 20
  • 21. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN berlangsung, guru tidak sekedar perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan menyampaikan pelajaran akan tetapi juga kinerja gurumempunyai pengaruh secara menciptakan suasana belajar yang dialami bersama-sama terhadap peningkatan mutu setiap siswa. Berdasarkan hal tersebut pendidikan Sekolah Dasar Negeri di diatas penulis merasa tertarik untuk lebih Kabupaten Gresik? lanjut meneliti tentang : Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Metode Penelitian Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu Metode penelitian ini menggunakan Lulusan Di Sekolah Dasar Negeri metode survei dengan pendekatan Banjarsari Kabupaten Gresik. kuantitatif melalui korelasi dan analisis Berdasarkan hal tersebut di atas, maka regresi. Analisis ini akan digunakan dalam diambil suatu rumusan masalah untuk menguji besarnya pengaruh yang penelitian ini, yaitu : (1) pengaruh perilaku ditunjukkan oleh koefisien korelasi antar kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel Perilaku kepemimpinan kepala peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri sekolah (X1) Kinerja Guru (X2) terhadap Banjarsari di Kabupaten Gresik (2) adakah mutu pendidikan. Objek penelitiannya pengaruh kinerja guru terhadap adalah guru di Sekolah Dasar Banjarsari peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Gresik yang berjumlah 25 guru. Banjarsari di Kabupaten Gresik (3) adakah Teknik pengumpulan data dengan pengaruh perilaku kepemimpinan kepala menggunakan studi dokumentasi dan sekolah dan kinerja guru terhadap angket. Teknik pengambilan sampel yang peningkatan mutu pendidikan Sekolah digunakan adalah random sampling, teknik Dasar Negeri di Kabupaten Gresik? ini merupakan cara pengambilan sampel Berdasarkan teori diatas dapat disusun tanpa memilih-milih individu yang akan suatu hipotesis yaitu: (1) perilaku dijadikan anggota sampel. Variabel- kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh variabel penelitian yang digunakan adalah terhadap peningkatan mutu Sekolah Dasar (1) Variabel Terikat : Mutu pendidikan Negeri Banjarsari di Kabupaten Gresik; (2) atau mutu sekolah (Y); (2) Variabel bebas: kinerja guru berpengaruh terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri (X1) dan Kinerja Guru (X2). Banjarsari di Kabupaten Gresik; (3) Kisi-Kisi Penelitian Tabel Kisi-kisi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Variabel Dimensi Indikator Sub indikator Fungsi Conceptual a. Progam sekolah 1) Kemampuan untuk merumuskan Kepala skills b. Visi sekolah program sekolah 21
  • 22. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Variabel Dimensi Indikator Sub indikator Sekolah c. Ptogam 2) Marumuskan visi sekolah yang meru- pengembangan 3) Kemampuan menganalisis visi ke pakan kutikurum misi sekolah cermin dari d. Progam supervise 4) Menyusun progam pengembangan perilaku kurikulum kepemim- 5) Merumuskan progam supervise pinan kelas (x) Human skills a. Berkomunikasi 1) Kemampuan berkomunikasi secara b. Memahami prilaku jelas dengan guru bawahan 2) Kemampuan memahami perilaku c. Kerja sama guru d. Perilaku 3) Kemampuan menciptakan kerja e. Masyarakat belajar sama guru dengan guru 4) Dapat diterima dikalangan guru dam masyarakat 5) Pengen bangan masyarakat belajar Technical a. Metode mengajar 1) Pengetahuan dan penguasaan Skills b. Pengambilan metode mengajar keputusan 2) Proses pengambilan c. Menggerahkan Keputusan bawahan 3) Menggerahkan para guru untuk d. Memberdayakan bekerja giat sarana prasarana 4) Memanfaatkan meemberdayakan e. Mengatasi Konflik sarana sekolah f. Prosedur 5) Penguasaan teknik menangani Kesejahteraan konflik bawahan 6) Pengurusan prosedur kenaikan pangkat guru Educator Mengikuti Meningkatkan kemampuan dengan perkembangan Iptek perkembangan ilmu pengetahuan Adminis- a. Mengelolah 1) Memiliki kelengkapan data Trator administrasi KMB proses belajar mengajar dan BK 2) Data kesiswaan, kegiatan b. Mengelolah ekstrakulikuler administrasi 3) Data tentang uang masuk dan kesiswaan uang keluar c. Mengelolah 4) Data lengkap tentang sarana dan administrasi prasarana 22
  • 23. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Variabel Dimensi Indikator Sub indikator keuangan 5) Data surat masuk keluar, serta d. Mengelolah laporan tentang pertanggung administrasi sarana jawaban keuangan dan prasarana e. Mengelolah administrasi persuratan / pelaporan Super visor Supervisi pendidikan Melaksanakan supervise dikelas Leader a. Kepribadian yang 1) Berjiwa besar dan, dan menjadi kuat teladan bagi guru b. Figur pemimpin 2) Fungsi kepal sekolah sebagai figur pemimpin c. Penyebaran dan 3) Fungsi sebagai penyebar dan perantara informasi perantara informasi Inovator a. Menemukan gagasan 1) Mencari dan menemukan gagasan b. Melaksanakan baru secara pembaharuan 2) Melaksanakan pembaharuan di bidang pembelajaran, dan pembinaan guru Motivator a. Lingkungan kerja 1) Mengatur ruang agar lebih (fisik) kondusif b. Susunan Kerja (non 2) Menciptakan hubungan kerja yang fisik) harmonis Tabel Kisi-kisi Variabel Kinerja Guru (X2) Variabel Dimensi Indikator-Indikator Kinerja 1. Pedagonik 1. Dapat mehami dengan baik cirri-ciri peserta didik. Guru (X2) 2. Dapat memahami potensi-potesi anak didik. 3. Dapat mehami teori belajar. 4. Dapat menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran. 5. Dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM. 6. Dapat menguasai bahasa Indonesia yang baik sebagai medium of instruction yang efektif. 7. Dapat menguasai pendekatan pedagogic dalam permasalahan pembelajaran. 8. Dapat merancang PBM yang komprehensif 9. Dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secar total. 23
  • 24. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Variabel Dimensi Indikator-Indikator 10. Dapat membimbing anak bila menghadapi persoalan pembelajaran. 11. Dapat menguasai prinsip dn proses PBM. 2. Keperibadian 1. Dapat memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru preofesional. 2. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda bedakan 3. Profesional 1. Mampu menguasai subtansi atau materi atau isi teaching subjects tau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian. 2. Mampu penguasai bagaiman mengolah learning resources yang diperlukan dalam proses belajar mengajar . 3. Mampu menguasai bagaimana mengolah learning resource dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk mndukung proses pembelajaran. 4. Mampu menguasai bagaimana menetapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan evektivitas belajar anak 5. Mampu menguasai bagaimana menyusun rencana pelajarann yang mengemas isi, media tekhnologi dan values dalam stiap proses pembelajaran. 4. Sosial 1. Mampu memahami berbagai factor yang berkonstribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM 2. Dapat mengerti berbagai factor sosila-kultural dan ekonomi yang berkopnstribusi terhadap proses pendidikan peserta didik. 3. Mampu memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masarakat ynag berkonstribusi terhadap proses pendidikan anak sekolah. 4. Dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tingi oleh masyarakat 5. Mampu memahami pendekatan –pendekatan yang diterapkan disekolah 6. Dapat menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi 24
  • 25. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tabel Kisi-kisi variabel Mutu Pendidikan (Y) 1 2 3 Mutu 1. Kebermaknaan proses 1. Dapat merencanakan PBM Pendidikan belajar mengajar 2. Dapat melaksanakan PBM (prestasi) (Y) 3. Dapat mengevaluasi PBM 2. Manajemen sekolah 4. Dapat membuat Renstra dan rencana pengembangan strategis 5. Mengorganisasikan pelaksanaan progam keuangan dan sarana prasarana 3. Efektivitas budaya 6. Mampu mengkondisikan sekolah mendukunguntuk sekolah, (iklim PBM organisasi sekolah 7. Mampu memberi penghargaan bagi siswa yang kondusif) yangberprestasi 8. Siswa mampu mentaati tata tertib aturan sekolah 4. Kepemimpinan kepala 9. Bisa dihubungi dengan mudah sekolah yang kuat 10. Bersikap responsif kepada guru, staf, dan TU 11. Mampu merasionalkan kegiatan antara guru dansiswa 5. Out put sekolah (hasil 12. Mampu membuat standar kelulusan prestasi) yangdirencanakansekolah 13. Dapat berprestasi secara akademik yang telahdicapai tahunterakhir 14. Dapat berprestasi secara nonakademis tahun terakhir 15. Dapat melaksanakan kelulusan siswa tahun terakhir 7. The Administrator 16. Mampu mendesain ruangan (sarana dan prasarana) Production Function 17. Mampu mengatur buku (perpustakaan) yaitu fungsi manajerial 18. Dapat melakukan kualifikasi pendidik yang (administrasi) memungkinkan tercapainya pelaksanaan pendidikan secara efektif. 8. The Psychologist's 19. Mampu berbuat disiplin Production Function 20. Mampu berkreatif (PPF) yaitu fungsi 21. Dapat memberikan inovatif sikap produktif 22. Memiliki jiwa kejuangan 9. The Economic 23. Dapat memberikan lulusan yang memiliki Production Function kompetensi tinggi yaitu fungsi ekonomi (ekonomis) Catatan : Konsep operasional kinerja guru dikembangkan dari (pasal 8, UUGD 14/2005 dan Permen Diknas No.13 tahun 2007 tentang Standar Kinerja Kepala Sekolah 25
  • 26. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Teknik Analisis Data H diterima apabila –t ≤ t ≤ t 0 tabel hitung tabel Metode analisis data yang digunakan sedangkan H ditolak apabila t <-t 0 tabel hitung adalah Regresi Linier Berganda. atau t >t Digunakan untuk menguji pengaruh antara tabel hitung. variabel independen (Perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dan Hasil dan Analisis Data Motivasi Guru) dengan variabel dependen Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan (Mutu Pendidikan). Perhitungan akan dari penelitian, maka dari hasil dilakukan dengan bantuan program SPSS pengumpulan data yaitu : Perilaku for Windows. Kepemimpinan (X1), Motivasi Guru (X2) Model hubungan variabel akan dan Mutu Pendidikan (Y) dapat dilihat dianalisis sesuai dengan persamaan regresi: pada tabel di bawah ini : MP = α + β PKKS + β KG + Σ 1 2 i No X1 X2 Y No X1 X2 Y 1) Uji F 1 118 91 109 14 107 85 102 Uji F adalah alat untuk menguji 2 89 99 97 15 111 87 101 variabel independen secara bersama 3 100 103 102 16 97 84 88 terhadap variabel dependennya untuk 4 97 80 101 17 85 82 98 meneliti apakah model dari penelitian 5 106 76 96 18 118 81 99 tersebut sudah sesuai atau tidak. 6 109 84 106 19 126 95 109 Kriteria pengujian dengan menggunakan 7 85 88 90 20 128 89 109 uji F adalah sebagai berikut : 8 131 94 112 21 114 94 103 Jika nilai F >F berarti Ho ditolak, 9 82 79 96 22 111 101 110 hitung tabel H1 diterima Jika nilai F <F berarti 10 93 93 102 23 112 100 114 hitung tabel 11 90 73 92 24 131 112 114 Ho diterima dan H1 ditolak. 12 113 88 99 25 112 105 112 13 109 78 101 2) Uji t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui Analisis Regresi Linier Berganda apakah secara individu variabel Analisis regresi dalam penelitian independen mempunyai pengaruh secara ini digunakan untuk menguji pengaruh signifikan terhadap variabel dependen, kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja dengan asumsi variabel independen guru terhadap mutu pendidikan. lainnya konstan (Djarwanto PS, 1996). Penyelesaian model regresi linier berganda Dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan n- dilakukan dengan bantuan Program SPSS 1 dengan kriteria : for Windows Release 11.0 Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: 26
  • 27. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN a. Uji t sig. = 0,006, sedangkan ttabel pada taraf Hasil Perhitungan Koefisien Regresi signifikansi 5% adalah = 2,021. Dikarenakan thitung > ttabel (3,218 > 2,021) Pengujian hipotesis dalam penelitian dengan Sig. 0,004 < 0,05, maka H1 ini menggunakan uji t (pengaruh secara diterima. Artinya kinerja guru secara Coefficients a statistik berpe- Unstandardized Standardized ngaruh terhadap Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF mutu pendidikan. 1 (Constant) 1,945 ,363 5,356 ,000 Kepemimpinan ,352 ,077 ,581 4,557 ,000 ,750 ,697 ,530 ,832 1,202 Dari hasil Kepala Sekolah Kinerja Guru ,312 ,097 ,411 3,218 ,004 ,649 ,566 ,374 ,832 1,202 analisis regresi di a. Dependent Variable: Mutu Pendidikan atas, maka dapat individual). Pengujian ini dimaksudkan disusun persamaan sebagai berikut: Mutu untuk mengetahui signifikansi dari Pendidikan = 1,945 + 0,352 KKS + 0,312 pengaruh variabel independen terhadap KG variabel dependen secara individual. Hasil Persamaan menunjukkan bahwa mutu pengujian diperoleh dari test signifikansi pendidikan dipengaruhi oleh dengan program SPSS for Windows kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja Release 11.0. Hasil pengujian t dapat guru. Nilai konstanta sebesar 1,945 dilihat pada tabel berikut: menyatakan jika keadaan kontan atau variabel-variabel peningkatan Tabel 4.5 Hasil Uji t kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja Variabel t hitung ttabel Sig Keterangan guru tetap, maka skor mutu pendidikan Kepemimpinan 4,557 2,021 0,000 H0 ditolak Kepala Sekolah sebesar 1,945 satuan. Motivasi kerja 3,218 2,021 0,004 H0 ditolak Deskripsi selengkapnya tentang pengaruh kedua variabel terhadap mutu Hasil uji t dapat menunjukkan bahwa pendidikan seperti uraian di bawah ini. variabel kepemimpinan kepala sekolah a) Nilai koefisien kepemimpinan kepala memiliki nilai thitung = 4,557 dengan nilai sekolah sebesar 0,352 menyatakan jika sig. = 0,000, sedangkan ttabel pada taraf terjadi peningkatan kepemimpinan signifikansi 5% adalah = 2,021. kepala sekolah sebesar satu satuan Dikarenakan thitung > ttabel (4,557 > 2,021) maka mutu pendidikan akan dengan Sig. 0,000 < 0,05, maka H1 mengalami peningkatan sebesar 0,352 diterima, artinya kepemimpinan kepala satuan. sekolah secara statistik berpengaruh b) Nilai koefisien kinerja guru sebesar terhadap mutu pendidikan. 0,312 menyatakan jika terjadi Sedangkan variabel kinerja guru peningkatan motivasi kerja sebesar satu memiliki nilai thitung = 3,218 dengan nilai satuan maka kinerja guru akan 27
  • 28. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN mengalami peningkatan sebesar 0,289 Hasil pengujian hipotesis kedua satuan. dengan uji t memperoleh nilai thitung = b. Uji F 3,218 diterima pada taraf signifikansi 5% Uji F digunakan untuk mengetahui (Sig.<0,05). Artinya kinerja guru signifikansi dari model regresi yang berpengaruh positif dan signifikan digunakan. Cara yang digunakan terhadap mutu pendidikan. Semakin tinggi ANOV A b kinerja guru, S um of maka mutu Model S quares df Mean Square F S ig. 1 Regres sion 1,654 2 ,827 25,930 ,000 a pendidikan Res idual ,702 22 ,032 T otal 2,356 24 akan semakin a. P redic tors : (Constant), K inerja Guru, Kepemim pinan K epala S ekolah meningkat. b. Dependent Variable: Mutu Pendidikan Sebaliknya adalah dengan membandingkan semakin rendah kinerja guru, maka mutu Fhitung dengan Ftabel pada taraf pendidikan juga akan semakin berkurang. signifikansi (a) = 5%. Hasil pengujian nilai F dapat dilihat pada gambar berikut. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung = 25,930, sedangkan Ftabel pada taraf Kesimpulan signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalah Berdasarkan hasil penelitian dan sebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabel pembahasan pada bab sebelumnya dapat (25,930 > 19,000), hal ini menunjukkan disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapat bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan pengaruh signifikan kepemimpinan kepala kinerja guru secara bersama-sama sekolah terhadap mutu pendidikan di SDN berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Banjarsari Gresik. (2) terdapat pengaruh Hasil pengujian hipotesis pertama signifikan kinerja guru terhadap mutu dengan uji t memperoleh nilai thitung = pendidikan di SDN Banjarsari Gresik. (3) 4,557 pada taraf signifikansi 5% (Sig. < terdapat pengaruh signifikan secara 0,05). Artinya kepemimpinan kepala bersama-sama kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan sekolah dan kinerja guru terhadap mutu terhadap mutu pendidikan. Semakin baik pendidikan di SDN Banjarsari Gresik. kepemimpinan kepala sekolah yang dijalankan, maka mutu pendidikan akan Saran meningkat. Sebaliknya semakin kurang Berdasarkan kesimpulan di atas maka baik kepemimpinan kepala sekolah yang saran yang dapat diajukan sebagai berikut : dijalankan, maka mutu pendidikan juga (1) hendaknya kepala lebih meningkatkan akan semakin berkurang. efektifitas kepemimpinannya berkaitan 28