Dokumen tersebut membahas tentang penentuan subjek penelitian dalam penelitian, mulai dari pendefinisian subjek penelitian sebagai populasi dan sampel, karakteristik subjek penelitian, dan metode penentuan subjek penelitian seperti probability sampling dan nonprobability sampling.
3. KEDUDUKAN SUBYEK PENELITIAN
Pendefinisian
dan Perumusan
Masalah
Pendefinisian
dan Perumusan
Masalah
Studi
Pendahuluan
Studi
Pendahuluan
Perumusan
Hipotesis
Perumusan
Hipotesis
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
Data
Populasi
dan
sampel
Populasi
dan
sampel
Instrumen
Penelitian
Instrumen
Penelitian
Pengujian
Validitas
dan
Reliabilitas
Pengujian
Validitas
dan
Reliabilitas
Analisis DataAnalisis Data
Kesimpulan
dan
Rekomendasi
Kesimpulan
dan
Rekomendasi
Penyusunan
Laporan
Hasil
Penelitian
Penyusunan
Laporan
Hasil
Penelitian
4. SUBYEK PENELITIANSUBYEK PENELITIAN
– Dalam topik penelitian, sudah ditentukan
subjek penelitian sebagai populasipopulasi, yaitu
kelompok besar dimana hasil penelitian
akan diterapkan.
– Dalam perencanaan penelitian, penentuan
subjek penelitian lebih terkait pada
sampelsampel, yaitu kelompok kecil dari
populasi, yang akan digunakan dalam
penelitian.
5. Con’t…SUBYEK PENELITIANCon’t…SUBYEK PENELITIAN
– Karakteristik subjek penelitian yang akan
digunakan sebagai sampel harus dituliskan
secara lengkap.
– Pengambilan sampel penelitian berkaitan erat
dengan validitas eksternalvaliditas eksternal atau sejauh
mana hasil penelitian nantinya dapat
digeneralisasikan.
7. Definisi
Populasi target
Kumpulan dari satuan/unit yang ingin
kita buat inferensi/generalisasinya
Populasi studi/terjangkau
kumpulan dari satuan/unit dimana kita
mengambil sampel
Sampel
bagian dari populasi studi yg diambil
untuk dilakukan pengukuran
13. Mengapa sampling?
Jumlah populasi yg sangat besar
Homogenitas
Menghemat waktu, biaya dan tenaga
(efisien)
Faktor ketelitian
14. Syarat sampel ideal
Menghasilkan gambaran yang
tepat karakter populasi
(representatif)
Dapat menentukan presisi
(ketepatan) dari hasil penelitian.
Sederhana dan mudah
dilaksanakan
Informasi banyak dan biaya
rendah.
16. Prosedure Sampling
Tentukan Populasi Target dan Terjangkau
Identifikasi kerangka sampling
Pilih Tehnik Sampling
Tetapkan Besar Sampel
Kumpulkan data
17. Populasi Target dan Terjangkau
Populasi target
Sasaran Akhir penerapan hasil penelitian
Bersifat umum biasanya dibatasi karakteristik
demografis (Contoh: usia, jenis kelamin, suku, dll),
karakteristik klinis (Contoh: penderita TB kategori I,
Penderita diare akut, dll)
• Populasi terjangkau
• Bagian dari populasi target yang dapat dijangkau peneliti
• Dibatasi tempat dan Waktu
• Contoh: Pengetahuan Murid SMU N 1 Kota Medan
tentang HIV AIDS
18. Kerangka Sampling
Daftar dari semua unsur sampel dalam
populasi
Cth :
Daftar penduduk kecamatan X
Jumlah penderita TBC dari Puskesmas X
Daftar murid SMU 1 Negeri Medan
20. Teknik sampling dikembangkan
membantu para peneliti melakukan
generalisasi dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Generalisasi bisa dilakukan lewat penaksiran
(estimation) parameter populasi maupun
generalisasi lewat pengujian hipotesis
(testing of hypothesis) tentang keadaan
parameter di populasi.
21. Non probability sampling
Consecutive sampling
Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yg telah
ditetapkan
Convenient sampling/accidental sampling
Pemilihan sampel tanpa kriteria, tanpa
sistematika tertentu
Quota sampling
Sampel yang akan diambil telah ditentukan
jumlah dan kriterianya. Kalau jumlah tersebut
sudah dicapai maka sipengumpul data berhenti,
22. Snowball Sampling
Menentukan sampel dalam jumlah kecil
pada awal
Kemudian sampel awal diminta untuk
mengajak temannya
A
A
B
1
B
1
B
2
B
2
B
3
B
3
C
1
C
1
C
2
C
2
C
3
C
3
C
4
C
4
C
5
C
5
C
6
C
6
23. Probability Sampling/Acak
Acak sederhana(Simple
Random Sampling)
Sistematis (Systematic
Random Sampling
Sampel strata (Stratified
Random Sampling)
Klaster (Cluster sampling)
Bertingkat/bertahap
(Multistage)
24. Acak Sederhana
Pengambilan sampel sedemikian rupa
sehingga setiap unit dasar (indvidu)
mempunyai kesempatan yang sama
Cara yang paling sederhana, paling ideal
Keuntungan: ketepatan yg tinggi
Kerugian : harus ada kerangka sampling.
Cara: dengan undian, tabel random,
komputer
26. Acak Stratifikasi
Pengambilan sampel dengan membagi
populasi menjadi beberapa strata dan
setiap strata homogen
Keuntungan : ketepatan tinggi, Standar
deviasi lebih kecil
Kerugian : harus mengetahui kondisi
populasi, sulit membuat kelompok.
28. Acak Sistematis
Yang diambil secara acak adalah unsur
pertama, selanjutnya secara sistematis
sesuai langkah yg ditetapkan
keuntungan : kerangka sampling tidak
mutlak
lebih mudah, biaya relatif rendah.
Kerugian : terdapat kecendrungan tertentu.
30. Acak klaster
Populasi dibagi didalam kelas, didalam
kelas terdapat semua variasi yang akan
diteliti
Ciri :
didalam kelas seheterogen mungkin
Antar kelas sehomogen mungkin
33. Contoh :
Penelitian untuk mengetahui penggunaan internet di
wilayah Belimbing kota malang.
Kesulitan membuat kerangka populasi karena
jumlah satuan analisis yang banyak (warga
belimbing kota malang)
Misal wilayah belimbing memiliki 10 RW.
Dari 10 RW tersebut diambil 25% melalui teknik
random, diperoleh 3 RW
Masing-masing RW memiliki 11,12 dan 14 RT
Masing-masing RT terdiri dari 25, 26 dan 29 KK
Dari 80 KK tersebut hanya 50 KK yang
menggunakan internet.
34. Acak bertingkat (Multistage)
Pengambilan sampel dengan banyak
tahap.
Contoh : untuk penelitian di seluruh
Indonesia, langkah awal mengacak
propinsi, kemudian mengacak kabupaten
dst sampai ketingkat yg paling kecil.
37. Penentuan Besar Sampel
Syarat penting untuk suatu generalisasi
atau inferensi
Semakin homogen populasi, semakin kecil
sampel, semakin heterogen populasi,
semakin besar sampel
Tujuan penentuan besar sampel :
1. mewakili populasi (representativeness)
2. keperluan analisis
38. Penentuan Besar sampel
Tergantung:
Biaya yg tersedia, waktu dan tenaga
Tujuan dan desain penelitian
Variasi dalam variabel (objek penelitian) dan banyak
variabel
Skala pengukuran
Hipotesis (one tail dan two tail) serta Alpha dan betha
yang ditetapkan
Presisi : ketepatan yang dikehendaki (ditentukan
peneliti)
Rencana analisis
39. Z α and β
Error Zα one tailed atau
Zβ
Zα two tailed
0,01
0,02
0,03
0,05
0,10
0,15
0,20
2,576
2,238
1,960
1,645
1,282
1,036
0,842
2,581
2,576
2,238
1,960
1,645
1,440
1,282
40. Beberapa contoh menentukan
sample size
Populasi kurang dari 10.000
n = N
1 + N (d²)
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan yang diinginkan
41. Ukuran minimum sampel yang dapat diterima
bedasarkan pada desain penelitian yang
digunakan, yaitu :
Metode deskriptif, minimal 10% populasi
untuk populasi yang relatif kecil min 20%
Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subyek
Metode ex post facto, minimal 15 subyek per
kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subyek per
kelompok
Menentukan ukuran sampel menurut Gay
43. Eksperimen/Uji klinik
Keluaran+
Diberikan Follow up
pajanan
Keluaran-
Populasi Inklusi Sampel Randomisasi
terjangkau Eksklusi terjangkau
Keluaran+
Tdk diberikan Follow up
pajanan
Keluaran-
Uji klinik dasar
44. Menyeleksi subyek
Lakukan pengukuran variabel data
dasar yang mencakup:
Data demografis: umur, berat badan, jenis
kelamin, dll.
Data klinis
Data laboratorium
45. Menentukan besar sampel
Penentuan besar sampel yang tepat sangat
penting untuk mendapatkan hasil UK yang sahih
Ditentukan oleh nilai α, β, SD gabungan, ∆,
proporsi
Sampel terlalu kecil → hasil negatif semu atau
positif semu
Sampel terlalu besar → terlalu sensitif,
memboroskan waktu, dana, pengorbanan subyek
46. Menentukan besar sampel
Untuk menentukan rerata dalam suatu
populasi:
n = (Zα.SD/d)2
Zα = tingkat kemaknaan
SD = deviasi standar
d = tingkat ketepatan absolut
yang diinginkan
47. Menentukan besar sampel
Contoh:
Berapa besar sampel untuk mengetahui rerata
umur pasien yang menderita melano karsinoma?
Komentar: Tentukan:
nilai α, mis 0.05
SD, mis 3.8 tahun (dari kepustakaan)
Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan
peneliti, mis. 1 tahun
Hasil perhitungan n={(1.96 x 3.8)/1}2
=55.47
48. Menentukan besar sampel
Untuk mengetahui adakah perbedaan antara
rerata dari 2 populasi:
n1 = n2 = 2 {(Zα + Zβ).SD/∆}2
Zα = tingkat kemaknaan, Zβ = power
SD = deviasi standar gabungan kedua
kelompok
∆ = selisih minimal rerata yang masih
bermakna secara klinik (ditentukan
oleh peneliti!)
49. Menentukan besar sampel
Contoh:
Berapa besar sampel untuk mengetahui adanya
perbedaan kecepatan obat A dan B dalam
menyembuhkan uretritis oleh C. trachomatis
Komentar: Tentukan:
Zα = mis 1.96, Zβ = mis 0.84
SD = deviasi standar gabungan (dari
kepustakaan), mis: 2 hari
∆ = mis. 1 hari
Populasi subyek: misalnya penderita urtikaria kronis, penderita community-acquired pneumonia
Kriteria inklusi terlalu longgar banyak pasien tapi sangat heterogen
Kriteria terlalu ketat; susah dpat pasien
Populasi subyek: misalnya penderita urtikaria kronis, penderita community-acquired pneumonia
Kriteria inklusi terlalu longgar banyak pasien tapi sangat heterogen
Kriteria terlalu ketat; susah dpat pasien