1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom Plantae ( Dunia Tumbuhan ) meliputi organisme multiseluler yang sel-
selnya telah terdiferensiasi, bersifat eukariotik, memiliki dinding sel selulosa.Hampir
seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat autotrof atau
dapat menyusun makanan sendiri.Kebanyakan tumbuhan memiliki organ reproduksi
multiseluler, yang disebut gametangium.Organisme yang termasuk tumbuhan adalah
lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10
cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya
tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang.
Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi
batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak
seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut
digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut,
tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah
ditempatkan dalam divisi tersendiri.Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang
paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka
sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang
tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit
pada batang dan cabang tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lumut (Bryophyta)?
2. Apa saja klasifikasi dari lumut (Bryophyta)?
3. Apa manfaat dari tumbuhan lumut (Bryophyta)?
Bryophyta 1
2. C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan lumut (Bryophyta)?
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari lumut (Bryophyta)?
3. Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan lumut (Bryophyta)?
Bryophyta 2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam bahasa
Indonesia, lumut
merupakan istilah
umum untuk
menyatakan
sekumpulan
tetumbuhan
(vegetasi) kecil yang tumbuh menutupi suatu permukaan. Dari sudut pandang taksonomi,
vegetasi ini mungkin tergolong dalam divisio tumbuhan lumut, lumut hati, lumut tanduk,
fungi, alga,lumut kerak, atau bahkan tumbuhan berbiji (lumut spanyol).
Lumut biasanya tidak disukai keberadaannya, khususnya bila tumbuh di tempat
orang melakukan aktivitas (misalnya di tembok rumah, kantor, atau pagar). Pengendalian
lumut biasanya dilakukan dengan pemberian oksidator kuat pada konsentrasi rendah yang
banyak dijual sebagaipemutih (bleach), misalnya larutan natrium hipoklorit 4% (tersedia
dalam beberapa merek dagang) atau larutan hidrogen peroksida 4%.
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam
divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").Tumbuhan ini sudah
menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun
belum memiliki akar dan daun sejati.Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki
pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa
akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas.
Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan
Bryophyta 3
4. tumbuhan yang lainnya. Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam
Bryophyta.Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa
penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisah lumut hati ke dalam
divisio baru. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut
hati), 1.500 di antaranya tumbuh di Indonesia Pergiliran keturunan tumbuhan lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang
dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil
gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan
betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel
kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel
telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium.Kedua organ penghasil sel kelamin ini
terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel
sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah)
menuju arkegonium untuk membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi
sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid
(x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan
membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi
spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan
spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas
ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru. Peran
tumbuhan lumut dalam ekosistem Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons),
dan sebagai penyerap polutan.
Manfaat tumbuhan lumut Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen
tata ruang.Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan
mata.Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang
lembab dan basah.Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(sphagnum sp.).Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata
dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan
bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus
(Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.Lumut tumbuh di
Bryophyta 4
5. berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.Jika pada hutan
banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut.Akar dan batang
pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut
terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium
yang menghasilkan Spermtozoid b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang
menghasilkan Ovum Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut
berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua
(Dioesius).Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena
adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. Sporogonium
adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian : - Vaginula (kaki) - Seta (tangkai) -
Apofisis (ujung seta yang melebar) - Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela
(jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat
haploid.
B. Karakteristik Lumut (Bryophyta)
Sel - sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu
lapis sel. Sel - sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel mati yang besar - besar dengan
penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel - sel yang mati ini berguna sebagai
tempat persediaan air dan cadangan makanan.
Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar. Pada ujung batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel
pemula di puncaknya. Sel pemula itu biasanya berbentuk bidan empat ( tetrader =
kerucut terbalik ) dan membentuk sel - sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran
lumut yang terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang
berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
Rizoid tampak seperti rambut atau benang - benang. Berfungsi sebagai akar untuk
melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam - garam mineral
(makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang - kadang
dengan sekat yang tidak sempurna.
Bryophyta 5
6. Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit.
Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan
lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya
rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
ika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu
(Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang
menghasilkan Spermtozoid
b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
Struktur sporofit (sporangium) tubuh lumut terdiri atas:
1. vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. seta atau tangkai.
3. apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara
seta dengan kotak spora.
4. kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung
kotak spora.
5. kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Sporofit tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki
kloroplas sehingga dapat berfotosintesis, tetapi juga mendapatkan makanan dari
gametofit tempatnya melekat. Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit,
menghasilkan spora haploid. Spora lumut terbungkus dinding khusus yang tahan
terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama dalam keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian
bawahnya terdapat rizoid sebagai ganti akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi
spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan
reproduksi seksual.
Bryophyta 6
7. C. Ciri-ciri umum Lumut (Bryophyta)
Ciri-ciri lumut secara umum adalah sebagai berikut :
Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.
Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara
difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
Dinding sel tersusun atas sellulose.
Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.
Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas
seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk
tetrader.
Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah
menggunakan rhizoid.
Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil,
sehingga bisa melakukan fotosintesis.
D. Siklus
Hidup
Tumbuhan
Lumut
(Bryophyta)
Pada
tumbuhan
Bryophyta 7
8. lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui suatu
proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran keturunan
antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Ketika ada spora yang jatuh pada
tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi
akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet
jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga menghasilkan
gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi fertilisasi
antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera
berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan
sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema.
Siklus akan berjalan seperti semula.
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan membentuk gamet – gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina
yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu
sebagai berikut.
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian
lebar yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai
dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel
induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur.
2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding
anteridium terdiri dari selapis sel – sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah
besar sel induk spermatozoid – spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek;
sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat
dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian
melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung
seperti pada skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu,
tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya
terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis). Daur hidup
tumbuhan lumut dapat digambarkan sebagai mana tertera di bawah ini.
Bryophyta 8
9. E. Klasifikasi
Lumut
(Bryophyta)
Divisio
tumbuhan lumut
dibagi menjadi
beberapa kelas,
yaitu:
a. Musci (lumut
daun)
Kelas
MUSCI (lumut
daun) :
Sphagnum ruppinense Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan
digunakan orang sebagai pengganti kapas.
Klasifikasi lumut Daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Bryophyta 9
10. Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp
Lumut daun juga disebut lumut sejati.Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil
dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.Reproduksi vegetatif dengan
membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti
akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling
tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah
mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.Gametofit dari lumut daun umumnya
dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang,
dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas
bagian kaki, seta dan kapsul.Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang
dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum.Kebanyakan ahli
bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan
Bryidae.Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi
sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema
berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya
membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai
rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang
didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora
yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi
mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya
Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan
Arthrodonteae.Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma
pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila
spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat
keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk
Bryophyta 10
11. operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.Protonema
sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa
benang-benang hijau seperti ganggang.Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema
sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada
gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum
cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan
organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati.Kelompok tumbuhan ini
juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah
rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
Secara lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu: fase dominannya adalah fase
gametofit Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid reproduksi vegetatif dengan
spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang
menghasilkan sperm. Mempunyai struktur spt akar (rizoid) dan struktur spt daun.
Sporofit pd umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.
tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai
sel/jaringan dan fungsi spt pada tumbuhan tingkat tinggi gametofit dibedakan dgn 2
tingkatan, yaitu protonema yg berbntk benang dan gametofora yg berupa tumbuhan lumut
sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra spora
terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab.
Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler.Daun tersusun
dalam 3 sampai 8 baris.Daun mempunyai rusuk (simetri radial).Sumbu batang pada lumut
daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder
pusat.Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki,
tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung
kapsul.
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya,
dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas.Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga
Bryophyta 11
12. dinamakan periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok
itu terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan
anteredium terpisah tempatnya.Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya
terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan
suatu cairan.Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.
lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan
penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea
dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus..Sementara dari marga
lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.
b. Hepaticae (lumut hati)
Lumut hati atau
Hepaticae dapat
bereproduksi secara seksual
dengan peleburan gamet
jantan dan betina, secara
aseksual dengan pembentukan gemmae. Contohnya adalah Marchantia polymorpha.
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsida sp
Pengertian
Bryophyta 12
13. Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.Namun,
perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini
parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisah lumut hati ke dalam divisio baru.
Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang
lembab.Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak
lekukan.Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun.Hal ini
menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok
peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih
dari 6000 spesies.
Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.Tidak
memiliki batang dan daun.Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma
(kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.Siklus
hidup lumut ini mirip dengan lumut daun.Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk
gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual
dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan
gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.
Ciri-ciri
tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbentuk seperti payung.
sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik
berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas,
dan kuncup eram
habitatnya ditempat lembab.
tempat hidup
pada tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh yang himogrof. Pada tempat-
tempat yang kering, untuk struktur tubuh yang xeromorf (alat penyimpan air).
sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di
daerah tropika.
Bryophyta 13
14. susunan tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun.
menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral.
Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal,
sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan
kapsul.Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur. seperti pita
bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk
tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram
atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas
yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan. Protonema lumut hati umumnya hanya
berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besr lumut hati mempunyai sel-
sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik kumpulan
tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak pernah ditemukan
pada tumbuhan lain.
Pekembangbiakan
a. secara aseksual menggunakan spora dan tunas.
b. secara seksual contohnya marchantia
c. anteredium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga
betina agak melebar dan berbentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya
berjumlah 9.Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher
menekuk kebawah.Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium,
generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot).Zigot membelah membentuk
embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan
reseptakel.Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki
oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel-sel induk spora
yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah meiosis terbentuklah tetraspora, tangkainya memanjang, arkegonium
Bryophyta 14
15. yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong kebawah.Kapsul lalu mongering dan
terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu oleh elater yang sifatnya
higroskopik.Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung menjadi kering dan
menggandakan gerakan sentakan yang melebar spora keudara.
c. Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Division :
Antheceroptophyta
Kelas : Antheceroptopsida
Ordo : Antheceroptoceales
Family : Antheceroptoceae
Genus : Antheceroptopsida
Spesies : Antheceroptopsida.sp
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa
kapsul memanjang.Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan.
Reproduksi seperti lumut hati.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut
ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing –
masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan
tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta
lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang
mencakup kira-kira 300 spesies.Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan
Bryophyta 15
16. spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali
disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab.Tubuh utama adalah
gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.Sel-
selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang
diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu.Sporofit biasanya kapsul
berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan
kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari
jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang
melekat dan menyerap, terbena dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam
beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan
lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi
konvergen.Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril,
yaitu kolumnela, di tengah-tengah.Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang
berisi elater dan tetrad spor-spora.Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke
seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi
oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya
kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir
seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih
memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul
membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah
meristematik di dasarnya.Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat
dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora.Jadi, selagi spora-
spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru
terus menerus dihasilkan di bawahnya.Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh
dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu
suku saja yaitu sukuAnthocerotae.Berlainan dengan golonan lumut hati lainnya,
sporogonium Anthocerothales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Bryophyta 16
17. Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya
melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid.Susunan talusnya masih
sederhana.Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang
besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang.Pada sisi bawah talus
terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.Stoma itu kemudian
hampir selalu terisi dengan lender.Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan
pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya.Zigo mula-mula membelah menjadi
dua sel dengan satu dinding pemisah melintang.Sel yang diats terus membelah-belah
dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki
sporogonium.Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium.Berbentuk sebagai rizoid,
melekat pada talus gametofitnya.Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat
penghisap (Haustorium).Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti
tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan.Sepanjang
poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang
dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh
jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora
juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakanelatera. Berbeda dengan lumut hati
lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi
dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni
yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya
mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang
mencakup antara lainAnthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai
gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing
mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan
tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis. Hornworts adalah
sekelompok bryophytes, ataunon-vascular plants, yang terdiri dari
divisi Anthocerotophyta. Nama umum yang merujuk kepada elongated seperti tanduk-
struktur, yang merupakan sporophyte. The flattened, tanaman hijau isi hornwort
adalah gametophyte tanaman.Hornworts dapat ditemukan di seluruh dunia, namun
Bryophyta 17
18. mereka cenderung hanya tumbuh di tempat-tempat yang lembab atau lembab.Beberapa
jenis tumbuh dalam jumlah besar sebagai perkabungan kecil di kebun dan tanah yang
diolah bidang.Besar tropis dan sub-tropis jenis Dendroceros dapat ditemukan tumbuh
di kulit pohon.
Deskripsi
Tanaman isi hornwort adalah haploid gametophyte panggung. Tahap ini biasanya
tumbuh tipis sebagaihiasan berbentuk mawar atau pita seperti thallus antara satu dan
lima centimeter in diameter. Setiap selyang berisi thallus biasanya hanya
satu chloroplast per sel. Dalam sebagian besar spesies ini adalah chloroplast tergabung
dengan lainnya organelles besar untuk membentuk sebuah pyrenoid bahwa kedua
manufactures dan toko makanan. Fitur ini sangat luar biasa di lahan tanaman, namun
umum di kalanganalgae.
Banyak hornworts mengembangkan internal lendir-cavities diisi ketika kelompok
sel rusak. Ini akan menyerang cavities oleh photosynthetic cyanobacteria, khususnya
jenis Nostoc. Seperti koloni bakteri yang tumbuh di dalam thallus memberikan
hornwort yang khusus warna biru-hijau. Ada juga mungkin kecil pores lendir di bawah
dari thallus. Pores ini secara dangkal yang menyerupai stomata tanaman lainnya.
Mengklakson berbentuk sporophyte tumbuh dari sebuah archegonium tertanam
mendalam di gametophyte. Hornworts sporophytes yang luar biasa dalam hal
sporophyte tumbuh dari meristem dasar yang dekat, bukan dari ujung jalan
lainnya tanaman dilakukan. Tidak seperti liverworts, paling benar hornworts
ada stomata pada sporophyte sebagai mosses lakukan. Dengan pengecualian
adalah generaNotothylas dan Megaceros, yang tidak memiliki stomata. Bila sporophyte
yang matang, ia memiliki multicellular lapisan luar, sebuah pusat batang
seperti columellaberjalan sampai pusat, dan lapisan jaringan di antara yang
memproduksi spores dan pseudo-elaters. Yang palsu elaters yang multi-selular, tidak
seperti elaters dari liverworts. Mereka memiliki spiral thickenings yang mengubah
bentuk dalam menanggapi pengeringan luar, sehingga berliku-liku di dalam dan
dengan demikian membantu menyebar di spores. Hornwort spores relatif besar
untuk bryophytes, berukuran antara 30 dan 80μm in diameter atau lebih. The spores are
Bryophyta 18
19. polar, biasanya berbeda dengan Y berbentuk tri-rabung bersinar diproximal permukaan,
dan dengan distal ornamented permukaan dengan gundukan atau spines.
F. Manfaat Lumut (Bryophyta)
Manfaat tumbuhan lumut bagi kehidupan yaitu:
1. Bagi hedidupan hewan
a). Sebagai habitat hewan invertebrate
Hubungan antara bryophyta dengan invertebrate dibedakan menjadi 2 kelompok :
• Binatang yang bersifat bryophylous, yaitu binatang yang selama hidupnya tinggal
pada lumut.
• Binatang yang bersifat bryoxenous, yaitu binatang yang hanya sebagian siklus
hidupnya tinggal pada lumut.
Fauna lumut meliputi protozoa, rotifer, nematode, dan tardigrada. Fauna – fauna lumut ini
juga perlu digolongkan ke dalam 4 kategori, yaitu :
1 Bryobion, binatang yang secara khusus ada dalam asosiasi dengan bryophyte.
2 Bryopyle,binatang yang biasa dijumpai tetapi dapat hidup di mana saja.
3 Bryoxene, binatang yang secara teratur menghabiskan sebagian siklus hidupnya
pada bryophyte.
4 4.Occasional,binatang yang kadang ditemukan pada bryophyte, tetapi hidupnya
tidak tergantung pada lumut.
Lumut dapat digunakan sebagai habitat hewan, karena:
• Sebagai isolator melawan panas, dingin, dan angin.
• Sebagai bantalan untuk melawan perubahan iklim.
• Sebagai penyaring suara sebesar 30-50 KHz frekuensi jarak.
• Sebagai tempat berlindung (shelter), karena tidak menarik perhatian dan posisinya
subordinat pada kebanyakan ekosistem.
• Mempunyai bentuk, tekstur, dan ketebalan daun yang bervariasi sehingga
bryofauna beranekaragam pula.
• Dapat dijadikan tempat bertelur (oviposition) dan pupation(kepompong).
• Dapat sebagai camouflage dan tempat mimicry.
b). Sebagai sumber makanan invertebrate
Bryophyta 19
20. Beberapa organism pemakan lumut :
Rotifer, memakan partikel yang berasal dari bryophyte Nematode
Molusca, beberapa jenis siput (Gastropoda) memakan lumut Tardigrada
Arthropoda, terutama kelas insekta dan arachnida
Semut memakan spora dalam kapsul atau seluruh kapsul
Belalang yang hidup di batu, Trumero-tropis saxalitis memakan 27,25 mg/hari lumut
Orimmia laevigata
Kumbang Ectomnorrhinus stimulus mengkonsumsi lumut brachytecium
rutabulum1,67 mg/hari/kumbang (3-13% total produksi bryophyta)
Kalajengking, memakan lumut yang masih muda
c). Sebagai “Stepping stone” invertebrate
Contoh : arthropoda akuatik ke habitat terestrial
d). Sebagai sumber makanan dan sarang vertebrata
Contoh : kijang kutub dan aves
2. Bagi kehidupan Tumbuhan
a) Bryovegetasi pada hutan pegunungan memerankan peranan yang jauh lebih penting
dalam keseimbangan air dan akumulasi humus.
b) Hasil penelitian mengungkapkan bahwa biji – biji tumbuhan yang jatuh pada
vegetasi lumut, 90% akan berkecambah.
c) Tumbuhan lumut memiliki kemampuan seperti spons, menyimpan dan menopang
curah hujan (hingga 25x berat kering), selain itu juga memiliki kemampuan
“menyisir” kelembaban atmosfir dan hanya melepaskan air secara bertahap. Dari
kemampuan lumut tersebut, jelas bahwa kehadiran lumut di alam menyebabkan
keseimbangan air dapat terjaga dan kesubutan tanahnya tetap terjaga pula. Dengan
demikian peranannya sangat besar bagi tumbuhan tingkat tinggi.
d) Hasil penelitian Asakawa (1998) menunjukkan bahwa tumbuhan lumut mempunya
kandungan senyawa antimicrobialdan antifungi, serta menurut Marliana (2003)
mempunyai airase dan drainase, sehingga tumbuhan lumut epifit merupakan media
pertumbuhan pteridophyta dan spermatophyte yang bersifat epifit.
3. Bagi kehidupan manusia
Bryophyta 20
21. a). Sebagai indikator deposit mineral
Lumut lebih dapat dipercaya sebagai indikator terhadap mineral daripada analisis
secara langsung, karena sistim penyaringan masih belum sesempurna tumbuhan tingkat
tinggi. Sebagai contoh adalah mengenai lumut tembaga. Lumut ini ditemukan pada
batuan atau tanah yang mengandung tembaga, tetapi juga ada mineral seng, besi, dan
timbal dalam bentuk sulfide seperti pada mata air belerang (oleh karena itu Schatz (1995)
menyarankan bahwa istilah lumut belerang mungkin lebih sesuai). Beberapa contoh
lumut tembaga : Cephalozoella massalongoi, Gymnocolea acutiloba, Milichloferia
elongata, M millichhoferi,dan Scopeloptida ligulata.
b). Sebagai indikator ekologi
Lumut memiliki nilai yang sangat penting sebagai indikator kondisi habitat tertentu
dikarenakan kisaran ekologi yang dimilikinya sangat terbatas dan agak sempit. Post
physele malaporkan nilai ekologis lumut Pterogonionum subselide & Pepopatum sebagai
indikator iklim tertentu di Cekoslovakia. Terdapat juga lumut yang suka terhadap pH,
kandungan kapur, dan banyaknya pasir atau debu tertentu di lapangan.
c). Sebagai indikator pencemaran air dan udara
Penggunaan bryophyte akuatik sebagai indikator tingkat pencemaran air dapat cukup
diharapkan peranannya. Telah diketahui bahwa bryophyte sangat mudah terpengaruh oleh
polutan udara yang berupa gas dan partikel. Lumut terutama bermanfaat dalam bidang ini
disebabkan oleh karakteristik structural dan ekologi sebagai berikut :
Beberapa jenis tumbuh di berbagai habitat dengan distribusi geografis yang luas
Ada yang tidak mempunyai epidermis dan kutikula
Biasanya mendapatkan mineral dari presipitasi dan pengendapan pada seluruh
tubuhnya
Beberapa jenis mempunyai habitus tipis dan tumbuh menaun pada bagian tubuh
tertentu (ex : Hylocomium spenden)
Transport mineral sangat sederhana karena tidak adanya jaringan pengangkut
Akumulasi logam tidak bersifat selektif, tapi secara pasif sebagai penukar ion
Sebagian besar bersifat perennial dan tumbuh terus, dan dapat disampling sepanjang
tahun
Perlakuan bahan lumut untuk analisis kimia mudah dilakukan
Bryophyta 21
22. 4. Penggunaan lumut untuk holtikultura
Beberapa menu kegunaan lumut dalam holtikultura :
a). Soil additivis(bahan tanah tambahan), pengepakan akar, dan material rumputan
(untuk pupuk)/ mulching.
b). Material ornamentasi untuk pot atau mangkok penanaman dan baki landscape.
Baki landscape adalah seni hortikulutra atraktif dari Jepang, di mana beberapa lumut
adalah digunakan dengan hasil yang baik. Bonkei menciptakan sebuha landscape
miniature dalam batas kecil, baki tempat dangkal (shallow tray) di mana dapat
ditempatkan di mana saja didalam rumah. Lumut adalah barang berharga untuk
bonkei karena mereka mempunyai tekstur tepat, menawan, warna bersih, bercahaya
sepanjang tahun, dan dapat bertahan kekeringan .
c). Ground coverbonsai
Bonsai adalah seni pertumbuhan yang kokoh dan sederhana dari pohon yang
dikerdilkan di dalam pot. Di sini digunakan yang namanya karpet lumut. Karpet
lumut ini berjasa dalam menstabilkan tanah dan menahan kelembaban atau uap.
d). Ground coverkebun
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. lumut merupakan istilah umum untuk menyatakan sekumpulan tetumbuhan
(vegetasi) kecil yang tumbuh menutupi suatu permukaan.
Bryophyta 22
23. 2. Lumut terbagi menjadi 3 divisio yaitu ;
a. lumut daun (Bryophitae),
b. lumut hati (Hepaticopitae),
c. lumut tanduk (antecerophytae).
3. Manfaat lumut bagi kehidupan :
a. Bermanfaat bagi hedidupan hewan
b. Bermanfaat bagi hedidupan tumbuhan
c. Bermanfaat bagi hedidupan manusia
d. Penggunaan lumut untuk holtikultura
Bryophyta 23