SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                                  NOMOR 3 TAHUN 2001

                                            TENTANG

                                PEMBENTUKAN KOTA LANGSA

                          DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                               PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :


              a.   bahwa dengan perkembangan dan kemajuan Provinsi Daerah
                   Istimewa Aceh pada umumnya, dan Kabupaten Aceh Timur pada
                   khususnya, serta adanya aspirasi yang berkembang dalam
                   masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengatur
                   dan mengurus rumah tangga sendiri, perlu meningkatkan
                   penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan
                   pelayanan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan
                   kemajuan pada masa yang akan datang;
              b.   bahwa dengan memperhatikan hal tersebut di atas dan kemajuan
                   ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah
                   penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lainnya di Kota
                   Administratif Langsa Kabupaten Aceh Timur, serta meningkatnya
                   beban tugas dan volume kerja di bidang penyelenggaraan
                   pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
                   kemasyarakatan serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan
                   potensi daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah di
                   Kabupaten Aceh Timur, perlu membentuk Kota Langsa sebagai
                   daerah otonom;
              c.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
                   huruf a dan b, perlu membentuk undang-undang tentang
                   pembentukan Kota Langsa untuk mengganti Peraturan Pemerintah
                   Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif
                   Langsa;

Mengingat :


              1.   Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, dan Pasal 20 ayat
                   (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
              2.   Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan
                   Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan
                   Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik
                   Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
                   Republik Indonesia Nomor 1103);
              3.   Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan
                   Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah
Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
              Tahun 1956 Nomor 58);
         4.   Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
              (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
              Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);
         5.   Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan
              Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
              Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara
              Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 24, Tambahan Lembaran
              Negara Republik Indonesia Nomor 3811);
         6.   Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
              Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
              60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);
         7.   Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
              Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
              Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran
              Negara Republik Indonesia Nomor 3848);
         8.   Undang-undang Nomor 4 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
              Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
              (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 71,
              Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3959);

                                  Dengan Persetujuan

               DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

                                    MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTA LANGSA.

                                       BAB I
                                  KETENTUAN UMUM

                                         Pasal 1

              Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:


                 1.   Daerah adalah Daerah Otonom sebagaimana
                      dimaksud dalam Pasal 1 huruf i Undang-undang
                      Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
                      Daerah.
                 2.   Provinsi Daerah Istimewa Aceh adalah Daerah
                      Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-
                      undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang
                      Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan
                      Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi
                      Sumatera Utara.
                 3.   Kabupaten Aceh Timur adalah Daerah Otonom
                      sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
                      Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan
                      Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam
                      Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara.
                 4.   Kota Administratif Langsa adalah Kota Administratif
                      sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
                      Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang
                      Pembentukan Kota Administratif Langsa.
BAB II
          PEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH

                          Pasal 2

Dengan undang-undang ini dibentuk Kota Langsa di wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Aceh dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

                          Pasal 3

Kota Langsa berasal dari sebagian Kabupaten Aceh Timur
yang terdiri atas:


   a.   Kecamatan Langsa Timur;
   b.   Kecamatan Langsa Barat; dan
   c.   Kecamatan Langsa Kota.

                          Pasal 4

Dengan terbentuknya Kota Langsa, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, wilayah Kabupaten Aceh Timur dikurangi
dengan wilayah Kota Langsa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.

                          Pasal 5

Dengan terbentuknya Kota Langsa, Kota Administratif
Langsa dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur dihapus.

                          Pasal 6

(1) Kota Langsa mempunyai batas-batas wilayah :


   a.   sebelah utara dengan Selat Malaka;
   b.   sebelah timur dengan Kecamatan Manyak Payed
        Kabupaten Aceh Timur;
   c.   sebelah selatan dengan Kecamatan Bireum Bayeun
        Kabupaten Aceh Timur; dan
   d.   sebelah barat dengan Kecamatan Bireum Bayeun
        Kabupaten Aceh Timur.

(2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam peta yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari undang-undang ini.

(3) Penentuan batas wilayah Kota Langsa dan Kabupaten
Aceh Timur secara pasti di lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah.

                          Pasal 7
(1) Dengan terbentuknya Kota Langsa, Pemerintah Kota
Langsa menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Langsa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Langsa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
terpadu dan tidak terpisahkan dari Tata Ruang Wilayah
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di sekitarnya.

                        BAB III
                  KEWENANGAN DAERAH

                           Pasal 8

(1) Kewenangan Kota Langsa sebagai daerah otonom
mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan,
termasuk kewenangan wajib, kecuali bidang politik luar
negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,
agama, serta kewenangan bidang lain, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

(2) Kewenangan wajib, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), terdiri atas pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan
perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

                        BAB IV
                 PEMERINTAHAN DAERAH

                     Bagian Pertama
              Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

                           Pasal 9

(1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa dibentuk
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, selambat-
lambatnya satu tahun setelah peresmian Kota Langsa.

(2) Pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Langsa dilakukan dengan cara:


    a.   penetapan berdasarkan perimbangan hasil
         perolehan suara partai politik peserta Pemilihan
         Umum Tahun 1999 yang dilaksanakan di daerah
         tersebut; dan
    b.   pengangkatan anggota Tentara Nasional Indonesia
         dan Kepolisian Republik Indonesia.

(3) Jumlah dan tata cara pengisian keanggotaan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

                          Pasal 10
(1) Dengan terbentuknya Kota Langsa, jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur
tidak berubah sampai dengan terbentuknya Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai hasil pemilihan umum
berikutnya.

(2) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Aceh Timur, yang keanggotaannya mewakili kecamatan
yang termasuk dalam wilayah Kota Langsa dengan
sendirinya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Langsa.

(3) Pengisian kekurangan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur ditetapkan
berdasarkan jumlah dan komposisi anggota yang berpindah
ke Kota Langsa.

(4) Pengisian kekurangan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dilaksanakan setelah peresmian
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa.

                       Bagian Kedua
                     Pemerintah Daerah

                          Pasal 11

Untuk memimpin jalannya pemerintahan di Kota Langsa,
dipilih dan disahkan seorang Walikota dan Wakil Walikota,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

                          Pasal 12

(1) Pada saat terbentuknya Kota Langsa, penjabat Walikota
Langsa diangkat oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah atas nama Presiden.

(2) Walikota Administratif Langsa diangkat sebagai penjabat
Walikota Langsa.

                      Bagian Ketiga
              Perangkat Pemerintahan Daerah

                          Pasal 13

Untuk kelengkapan perangkat pemerintahan Kota Langsa,
dibentuk Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota,
Sekretariat Kota, Dinas Kota, dan Lembaga Teknis Kota
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

                        BAB V
                 KETENTUAN PERALIHAN

                          Pasal 14

(1) Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Kota
Langsa, Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non-
Departemen yang terkait, Gubernur Daerah Istimewa Aceh,
dan Bupati Aceh Timur sesuai dengan kewenangannya
menginventarisasi dan menyerahkan kepada Pemerintah
Kota Langsa hal-hal yang meliputi:


    a.   pegawai yang karena tugasnya diperlukan oleh
         Pemerintah Kota Langsa;
    b.   barang milik/kekayaan negara/daerah yang berupa
         tanah, bangunan, barang bergerak dan barang tidak
         bergerak lainnya yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
         dimanfaatkan oleh Pemerintah, Provinsi Daerah
         Istimewa Aceh dan Kabupaten Aceh Timur yang
         berada di Kota Langsa sesuai dengan peraturan
         perundang-undangan;
    c.   Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Daerah Istimewa
         Aceh dan Kabupaten Aceh Timur yang kedudukan
         dan kegiatannya berada di Kota Langsa;
    d.   utang-piutang Kabupaten Aceh Timur yang
         kegunaannya untuk Kota Langsa; dan
    e.   dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan
         oleh Kota Langsa.

(2) Pelaksanaan penyerahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) selambat-lambatnya diselesaikan dalam waktu satu
tahun, terhitung sejak pelantikan Penjabat Walikota Langsa.

(3) Tata cara inventarisasi dan penyerahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur oleh Menteri Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

                           Pasal 15

(1) Pembiayaan yang diperlukan untuk pembentukan Kota
Langsa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibebankan
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Aceh Timur.

(2) Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan
kemasyarakatan, terhitung sejak diresmikannya
pembentukan Kota Langsa, pembiayaan yang diperlukan
pada tahun pertama sebelum tersusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Langsa dibebankan
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Aceh Timur berdasarkan hasil pendapatan yang
diperoleh dari Kota Langsa.

                           Pasal 16

Semua peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku
bagi Kabupaten Aceh Timur tetap berlaku bagi Kota Langsa
sebelum peraturan perundang-undangan dimaksud diubah,
diganti, atau dicabut berdasarkan undang-undang ini.

                         BAB VI
                   KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17

               Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan
               perundang-undangan yang bertentangan dengan undang-
               undang ini dinyatakan tidak berlaku.

                                         Pasal 18

               Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagai pelaksanaan
               undang-undang ini diatur sesuai dengan peraturan
               perundang-undangan.

                                         Pasal 19

               Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

               Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
               pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya
               dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 21 Juni 2001

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

ABDURRAHMAN WAHID

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 Juni 2001

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DJOHAN EFFENDI




          LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 NOMOR 83
PENJELASAN
                                       ATAS

                       UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                              NOMOR 3 TAHUN 2001

                                      TENTANG

                           PEMBENTUKAN KOTA LANGSA




I. UMUM

      Kota Administratif Langsa dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 262,41 Km2
      yang merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Timur sebagaimana dimaksud dalam
      Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
      Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara,
      telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya di bidang pelaksanaan
      pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk, yang pada tahun 1995 berjumlah
      110.559 jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 117.256 jiwa dengan
      pertumbuhan rata-rata 1,21 % per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya
      beban tugas dan volume kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
      pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan.

      Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang penyelenggaraan
      pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan dalam
      rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kota
      Administratif Langsa Kabupaten Aceh Timur, sebagaimana diatur dalam Peraturan
      Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa.

      Secara geografis wilayah Kota Administratif Langsa mempunyai kedudukan strategis,
      baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Dari segi potensi pertanian, industri
      dan perdagangan, serta pariwisata, Kota Administratif Langsa mempunyai prospek
      yang baik bagi pemenuhan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.

      Berdasarkan hal tersebut di atas dan memperhatikan aspirasi masyarakat yang
      berkembang, wilayah Kota Administratif yang meliputi Kecamatan Langsa Timur,
      Kecamatan Langsa Barat, dan Kecamatan Langsa Kota perlu dibentuk menjadi Kota
      Langsa.

      Dalam rangka mengembangkan wilayah dan potensi yang dimiliki Kota Langsa serta
      memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, terutama dalam hal peningkatan
      sarana dan prasarana serta kesatuan perencanaan dan pembinaan wilayah, maka
      sistem Tata Ruang Wilayah Kota Langsa harus dioptimalkan penataannya serta
      dikonsolidasikan jaringan sarana dan prasarananya dalam satu sistem kesatuan
      pengembangan terpadu dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan kabupaten
      lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Timur.

II. PASAL DEMI PASAL

      Pasal 1

      Cukup jelas.
Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

               Peta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah peta wilayah Kota
               Langsa dalam bentuk lampiran undang-undang ini.

Ayat (3)

               Penentuan batas wilayah secara pasti di lapangan antara Kabupaten
               Aceh Timur dan Kota Langsa ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri
               dan Otonomi Daerah setelah mempertimbangkan usul Bupati Aceh
               Timur dan Walikota Langsa yang didasarkan atas hasil penelitian,
               pengukuran, dan pematokan di lapangan.

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

               Dalam rangka pengembangan Kota Langsa sesuai dengan potensi
               daerah, khususnya guna perencanaan dan penyelenggaraan
               pemerintahan, pelaksanaan pembangunan pada masa yang akan
               datang, serta pengembangan sarana dan prasarana pemerintahan
               dan pembangunan, diperlukan adanya kesatuan perencanaan
               pembangunan. Untuk itu, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Langsa
               harus serasi dan terpadu penyusunannya dalam suatu kesatuan
               Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi Daerah Istimewa
               Aceh, Kabupaten, dan Kota di sekitarnya.

Pasal 8

Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kewenangan bidang lain adalah
               kewenangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2)
               Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
               Daerah yang meliputi kebijakan nasional secara makro, dana
               perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga
               perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya
               manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi
               yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional.

               Selain itu, yang termasuk pengecualian kewenangan wajib adalah
               kewenangan lintas Kabupaten dan Kota serta kewenangan yang
               tidak atau belum dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Daerah
               Kota.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

               Yang dimaksud dengan daerah tersebut
               adalah Kecamatan Langsa Timur,
               Kecamatan Langsa Barat, dan Kecamatan
               Langsa Kota.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)
Untuk menjamin kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan,
               penjabat Walikota Langsa melaksanakan tugas sampai dengan
               pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Langsa hasil pemilihan
               Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa.

Pasal 13

               Pembentukan Dinas Kota dan Lembaga Teknis Kota harus
               disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Kota.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Ayat (1)

               Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah biaya yang
               diperuntukkan bagi pembangunan gedung perkantoran, rumah dinas,
               perlengkapan kantor, sarana mobilitas, serta biaya operasional bagi
               kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
               pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.




  TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4110

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (17)

Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007
UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007
UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007
 
Uu 04 2003
Uu 04 2003Uu 04 2003
Uu 04 2003
 
Uu 04 2002
Uu 04 2002Uu 04 2002
Uu 04 2002
 
Uu 09 2001
Uu 09 2001Uu 09 2001
Uu 09 2001
 
Uu 37 2003
Uu 37 2003Uu 37 2003
Uu 37 2003
 
Uu 06 2002
Uu 06 2002Uu 06 2002
Uu 06 2002
 
Uu 12 2002
Uu 12 2002Uu 12 2002
Uu 12 2002
 
Uu 05 2001
Uu 05 2001Uu 05 2001
Uu 05 2001
 
Uu 13 2001
Uu 13 2001Uu 13 2001
Uu 13 2001
 
Uu 04 2001
Uu 04 2001Uu 04 2001
Uu 04 2001
 
Uu 02 2003
Uu 02 2003Uu 02 2003
Uu 02 2003
 
Uu 32 2003
Uu 32 2003Uu 32 2003
Uu 32 2003
 
Uu 07 2002
Uu 07 2002Uu 07 2002
Uu 07 2002
 
Uu 09 2003
Uu 09 2003Uu 09 2003
Uu 09 2003
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
 
UU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasirUU 28 tahun 2009_cintayasir
UU 28 tahun 2009_cintayasir
 

Destaque

Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di RiauWalhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di RiauPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Illegal Di Kerumutan
Illegal Di KerumutanIllegal Di Kerumutan
Illegal Di KerumutanPeople Power
 
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan Ancaman
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan AncamanLembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan Ancaman
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan AncamanPeople Power
 
Declaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy Sovereignty
Declaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy SovereigntyDeclaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy Sovereignty
Declaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy SovereigntyPeople Power
 
Ceramah Pernak Pernik Kdrt
Ceramah Pernak Pernik KdrtCeramah Pernak Pernik Kdrt
Ceramah Pernak Pernik KdrtPeople Power
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauPeople Power
 

Destaque (18)

Uu 19 2004
Uu 19 2004Uu 19 2004
Uu 19 2004
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
Uu 28 2004 Pjls
Uu 28 2004 PjlsUu 28 2004 Pjls
Uu 28 2004 Pjls
 
Unfccc Text
Unfccc TextUnfccc Text
Unfccc Text
 
Uu 27 2004 Pjls
Uu 27 2004 PjlsUu 27 2004 Pjls
Uu 27 2004 Pjls
 
Uu 19 2001 Pjls
Uu 19 2001 PjlsUu 19 2001 Pjls
Uu 19 2001 Pjls
 
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di RiauWalhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Uu 22 2002
Uu 22 2002Uu 22 2002
Uu 22 2002
 
Uu 18 2001
Uu 18 2001Uu 18 2001
Uu 18 2001
 
Illegal Di Kerumutan
Illegal Di KerumutanIllegal Di Kerumutan
Illegal Di Kerumutan
 
Uu 29 2002
Uu 29 2002Uu 29 2002
Uu 29 2002
 
Uu 26 2002 L
Uu 26 2002 LUu 26 2002 L
Uu 26 2002 L
 
Uu 24 2004 Pjls
Uu 24 2004 PjlsUu 24 2004 Pjls
Uu 24 2004 Pjls
 
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan Ancaman
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan AncamanLembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan Ancaman
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan Ancaman
 
Declaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy Sovereignty
Declaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy SovereigntyDeclaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy Sovereignty
Declaration ; Agrofuels As An Obstacle To Food And Energy Sovereignty
 
Ceramah Pernak Pernik Kdrt
Ceramah Pernak Pernik KdrtCeramah Pernak Pernik Kdrt
Ceramah Pernak Pernik Kdrt
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
 

Semelhante a UU Langsa

Semelhante a UU Langsa (19)

Uu 11 2001
Uu 11 2001Uu 11 2001
Uu 11 2001
 
Uu 34 2003
Uu 34 2003Uu 34 2003
Uu 34 2003
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010
 
Uu 36 2003
Uu 36 2003Uu 36 2003
Uu 36 2003
 
Uu 10 2001
Uu 10 2001Uu 10 2001
Uu 10 2001
 
Uu 30 2003
Uu 30 2003Uu 30 2003
Uu 30 2003
 
Uu 09 2002
Uu 09 2002Uu 09 2002
Uu 09 2002
 
Uu 07 2003
Uu 07 2003Uu 07 2003
Uu 07 2003
 
Uu 31 2003
Uu 31 2003Uu 31 2003
Uu 31 2003
 
Uu 10 2003
Uu 10 2003Uu 10 2003
Uu 10 2003
 
Uu 27 2002
Uu 27 2002Uu 27 2002
Uu 27 2002
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANGPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
 
Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
 
Uu no 9_2003
Uu no 9_2003Uu no 9_2003
Uu no 9_2003
 
Uu 11 2002
Uu 11 2002Uu 11 2002
Uu 11 2002
 
Uu 29 2003
Uu 29 2003Uu 29 2003
Uu 29 2003
 
Uu 35 2003
Uu 35 2003Uu 35 2003
Uu 35 2003
 
Uu 07 2001
Uu 07 2001Uu 07 2001
Uu 07 2001
 
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung KutaPerda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
Perda No. 15 tahun 2016 tentang Pengakuan Masyarakat Hukum Adat Kampung Kuta
 

Mais de People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORPeople Power
 

Mais de People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
 

UU Langsa

  • 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA LANGSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan dan kemajuan Provinsi Daerah Istimewa Aceh pada umumnya, dan Kabupaten Aceh Timur pada khususnya, serta adanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan pada masa yang akan datang; b. bahwa dengan memperhatikan hal tersebut di atas dan kemajuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lainnya di Kota Administratif Langsa Kabupaten Aceh Timur, serta meningkatnya beban tugas dan volume kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah di Kabupaten Aceh Timur, perlu membentuk Kota Langsa sebagai daerah otonom; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk undang-undang tentang pembentukan Kota Langsa untuk mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 3. Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah
  • 2. Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58); 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3811); 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848); 8. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3959); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTA LANGSA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan: 1. Daerah adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf i Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Provinsi Daerah Istimewa Aceh adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara. 3. Kabupaten Aceh Timur adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara. 4. Kota Administratif Langsa adalah Kota Administratif sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa.
  • 3. BAB II PEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH Pasal 2 Dengan undang-undang ini dibentuk Kota Langsa di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Aceh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 3 Kota Langsa berasal dari sebagian Kabupaten Aceh Timur yang terdiri atas: a. Kecamatan Langsa Timur; b. Kecamatan Langsa Barat; dan c. Kecamatan Langsa Kota. Pasal 4 Dengan terbentuknya Kota Langsa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wilayah Kabupaten Aceh Timur dikurangi dengan wilayah Kota Langsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. Pasal 5 Dengan terbentuknya Kota Langsa, Kota Administratif Langsa dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur dihapus. Pasal 6 (1) Kota Langsa mempunyai batas-batas wilayah : a. sebelah utara dengan Selat Malaka; b. sebelah timur dengan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Timur; c. sebelah selatan dengan Kecamatan Bireum Bayeun Kabupaten Aceh Timur; dan d. sebelah barat dengan Kecamatan Bireum Bayeun Kabupaten Aceh Timur. (2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam peta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari undang-undang ini. (3) Penentuan batas wilayah Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Timur secara pasti di lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Pasal 7
  • 4. (1) Dengan terbentuknya Kota Langsa, Pemerintah Kota Langsa menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Langsa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Langsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terpadu dan tidak terpisahkan dari Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di sekitarnya. BAB III KEWENANGAN DAERAH Pasal 8 (1) Kewenangan Kota Langsa sebagai daerah otonom mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, termasuk kewenangan wajib, kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Kewenangan wajib, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja. BAB IV PEMERINTAHAN DAERAH Bagian Pertama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 9 (1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan, selambat- lambatnya satu tahun setelah peresmian Kota Langsa. (2) Pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa dilakukan dengan cara: a. penetapan berdasarkan perimbangan hasil perolehan suara partai politik peserta Pemilihan Umum Tahun 1999 yang dilaksanakan di daerah tersebut; dan b. pengangkatan anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. (3) Jumlah dan tata cara pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 10
  • 5. (1) Dengan terbentuknya Kota Langsa, jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur tidak berubah sampai dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai hasil pemilihan umum berikutnya. (2) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur, yang keanggotaannya mewakili kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kota Langsa dengan sendirinya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa. (3) Pengisian kekurangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur ditetapkan berdasarkan jumlah dan komposisi anggota yang berpindah ke Kota Langsa. (4) Pengisian kekurangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilaksanakan setelah peresmian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa. Bagian Kedua Pemerintah Daerah Pasal 11 Untuk memimpin jalannya pemerintahan di Kota Langsa, dipilih dan disahkan seorang Walikota dan Wakil Walikota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 12 (1) Pada saat terbentuknya Kota Langsa, penjabat Walikota Langsa diangkat oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah atas nama Presiden. (2) Walikota Administratif Langsa diangkat sebagai penjabat Walikota Langsa. Bagian Ketiga Perangkat Pemerintahan Daerah Pasal 13 Untuk kelengkapan perangkat pemerintahan Kota Langsa, dibentuk Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota, Sekretariat Kota, Dinas Kota, dan Lembaga Teknis Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1) Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Kota Langsa, Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non-
  • 6. Departemen yang terkait, Gubernur Daerah Istimewa Aceh, dan Bupati Aceh Timur sesuai dengan kewenangannya menginventarisasi dan menyerahkan kepada Pemerintah Kota Langsa hal-hal yang meliputi: a. pegawai yang karena tugasnya diperlukan oleh Pemerintah Kota Langsa; b. barang milik/kekayaan negara/daerah yang berupa tanah, bangunan, barang bergerak dan barang tidak bergerak lainnya yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Pemerintah, Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Kabupaten Aceh Timur yang berada di Kota Langsa sesuai dengan peraturan perundang-undangan; c. Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Kabupaten Aceh Timur yang kedudukan dan kegiatannya berada di Kota Langsa; d. utang-piutang Kabupaten Aceh Timur yang kegunaannya untuk Kota Langsa; dan e. dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh Kota Langsa. (2) Pelaksanaan penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya diselesaikan dalam waktu satu tahun, terhitung sejak pelantikan Penjabat Walikota Langsa. (3) Tata cara inventarisasi dan penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pasal 15 (1) Pembiayaan yang diperlukan untuk pembentukan Kota Langsa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Timur. (2) Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan, terhitung sejak diresmikannya pembentukan Kota Langsa, pembiayaan yang diperlukan pada tahun pertama sebelum tersusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Langsa dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Timur berdasarkan hasil pendapatan yang diperoleh dari Kota Langsa. Pasal 16 Semua peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku bagi Kabupaten Aceh Timur tetap berlaku bagi Kota Langsa sebelum peraturan perundang-undangan dimaksud diubah, diganti, atau dicabut berdasarkan undang-undang ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP
  • 7. Pasal 17 Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan undang- undang ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagai pelaksanaan undang-undang ini diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2001 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd ABDURRAHMAN WAHID Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2001 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd DJOHAN EFFENDI LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 NOMOR 83
  • 8. PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA LANGSA I. UMUM Kota Administratif Langsa dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 262,41 Km2 yang merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Timur sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara, telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya di bidang pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk, yang pada tahun 1995 berjumlah 110.559 jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 117.256 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,21 % per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan volume kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kota Administratif Langsa Kabupaten Aceh Timur, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa. Secara geografis wilayah Kota Administratif Langsa mempunyai kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Dari segi potensi pertanian, industri dan perdagangan, serta pariwisata, Kota Administratif Langsa mempunyai prospek yang baik bagi pemenuhan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. Berdasarkan hal tersebut di atas dan memperhatikan aspirasi masyarakat yang berkembang, wilayah Kota Administratif yang meliputi Kecamatan Langsa Timur, Kecamatan Langsa Barat, dan Kecamatan Langsa Kota perlu dibentuk menjadi Kota Langsa. Dalam rangka mengembangkan wilayah dan potensi yang dimiliki Kota Langsa serta memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, terutama dalam hal peningkatan sarana dan prasarana serta kesatuan perencanaan dan pembinaan wilayah, maka sistem Tata Ruang Wilayah Kota Langsa harus dioptimalkan penataannya serta dikonsolidasikan jaringan sarana dan prasarananya dalam satu sistem kesatuan pengembangan terpadu dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan kabupaten lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Timur. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas.
  • 9. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Peta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah peta wilayah Kota Langsa dalam bentuk lampiran undang-undang ini. Ayat (3) Penentuan batas wilayah secara pasti di lapangan antara Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah setelah mempertimbangkan usul Bupati Aceh Timur dan Walikota Langsa yang didasarkan atas hasil penelitian, pengukuran, dan pematokan di lapangan. Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Dalam rangka pengembangan Kota Langsa sesuai dengan potensi daerah, khususnya guna perencanaan dan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan pada masa yang akan datang, serta pengembangan sarana dan prasarana pemerintahan dan pembangunan, diperlukan adanya kesatuan perencanaan pembangunan. Untuk itu, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Langsa harus serasi dan terpadu penyusunannya dalam suatu kesatuan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Kabupaten, dan Kota di sekitarnya. Pasal 8 Ayat (1)
  • 10. Yang dimaksud dengan kewenangan bidang lain adalah kewenangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang meliputi kebijakan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional. Selain itu, yang termasuk pengecualian kewenangan wajib adalah kewenangan lintas Kabupaten dan Kota serta kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan daerah tersebut adalah Kecamatan Langsa Timur, Kecamatan Langsa Barat, dan Kecamatan Langsa Kota. Huruf b Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
  • 11. Untuk menjamin kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan, penjabat Walikota Langsa melaksanakan tugas sampai dengan pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Langsa hasil pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Langsa. Pasal 13 Pembentukan Dinas Kota dan Lembaga Teknis Kota harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Kota. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah biaya yang diperuntukkan bagi pembangunan gedung perkantoran, rumah dinas, perlengkapan kantor, sarana mobilitas, serta biaya operasional bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4110