SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
DISUSUN OLEH: 
KELOMPOK 5 
Purwani Cahyaningsih (12030113060054) 
Visca Faradita A (12030113060174) 
Reny Kismiati (12030113060049)
 Pajak Penghasilan Pasal 25, selanjutnya disingkat PPh Pasal 25 
merupakan angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak 
untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan sebagaimana 
dimaksud dalam Pasal 25 UU No. 7 tahun 1983 sebagiamana diubah 
terakhir dengan UU No 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. 
Pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri dimaksudkan untuk 
meringankan beban Wajib Pajak dalam membayar pajak yang 
terutang. 
 Pada umumnya, cara menghitung PPh Pasal 25 didasarkan kepada 
data SPT Tahunan tahun sebelumnya. Artinya, kita mengasumsikan 
bahwa penghasilan tahun ini sama dengan penghasilan tahun 
sebelumnya. Tentu saja nanti akan ada perbedaan dengan kondisi 
sebenarnya ketika tahun pajak sekarang sudah berakhir. Selisih 
tersebutlah yang kita bayar sebagai kekurangan pajak akhir tahun. 
Kekurangan bayar akhir tahun ini biasa dinamakan PPh Pasal 29.
Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang 
harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap 
bulan (PPh Pasal 25 ayat 1) adalah sebesar PPh yang 
terutang menurut SPT Tahunan PPh Tahun Pajak yang 
lalu dikurangi dengan: 
a) PPh yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 21 dan pasal 23 serta 
b) PPh yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam 
PPh Pasal 22 
c) PPh yang dibayar/terutang di luar negeri yang 
boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam 
PPh Pasal 24, dibagi dua belas atau banyaknya 
bulan dalam bagian tahun pajak.
Pajak Penghasilan yang terutang untuk PT Merdeka berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2009 sebesar 
Rp 125.000.000,00. Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga serta yang terutang atau 
dibayar di luar negeri dalam tahun 2009 adalah sebagai berikut: 
1. Pemotongan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp 30.000.000,00 
2. Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp 15.000.000,00 
3. Pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri sebesar Rp 42.500.000,00 tetapi 
berdasarkan ketentuan yang dapat dikreditkan (PPh Pasal 24) sebesar Rp 40.000.000,00 
Angsuran PPh Pasal 25 ayat 1 untuk tahun 2010 adalah: 
PPh terutang berdasar SPT tahunan PPh tahun 2009 Rp 125.000.000,00 
Kredit pajak: 
PPh Pasal 22 Rp 30.000.000,00 
PPh Pasal 23 Rp 15.000.000,00 
PPh Pasal 24 Rp 40.000.000,00 
Total kredit pajak Rp 85.000.000,00 – 
Dasar penghitungan angsuran Rp 40.000.000,00 
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak setiap bulan (PPh Pasal 25) dalam 
tahun 2010 adalah: 
Rp 40.000.000,00 : 12 = Rp 5.000.000,00
 Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 dalam hal Wajib Pajak berhak 
atas kompensasi kerugian adalah sebesar Pajak Penghasilan yang 
dihitung berdasarkan penghasilan neto menurut Surat 
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu 
atau dasar penghitungan lainnya setelah dikurangi kompensasi 
kerugian dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan 
atau dipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang 
di luar negeri yang boleh dikreditkan sesuai ketentuan Pasal 21, 
Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 UU PPh, dibagi 12 ( dua belas ) 
atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Menteri Keuangan menetapkan penghitungan besarnya angsuran 
pajak bagi: 
a. Wajib Pajak baru 
b. Bank, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, Wajib 
Pajak masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan 
ketentuan peraturan perundang-undangan harus membuat 
laporan keuangan berkala 
c. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu dengan tarif paling 
tinggi 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari peredaran 
bruto.
Kredit pajak terdiri dari: 
a. Kredit pajak dalam negeri 
Kredit pajak dalam negeri untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) 
terdiri atas PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain yaitu PPh 
Pasal 21, 22 dan 23. Kredit pajak dalam negeri untuk Wajib Pajak 
Badan terdiri atas PPh Pasal 22 dan 23. 
b. Kredit pajak luar negeri Kredit pajak luar negeri baik untuk Wajib 
Pajak Orang Pribadi maupun Badan adalah PPh Pasal 24. 
c. PPh yang dibayar sendiri
PPh yang harus dilunasi pada akhir Tahun Pajak dihitung dengan cara: PPh yang terutang 
atas seluruh penghasilan (yang merupakan objek pajak) selama Tahun Pajak yang 
bersangkutan dikurangi dengan Kredit Pajak yaitu PPh yang dilunasi dalam Tahun Pajak 
berjalan baik yang dibayar sendiri maupun yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain. 
Hasil perhitungan PPh pada akhir tahun tersebut, dapat mengakibatkan kurang bayar atau 
lebih bayar, sebagai berikut: 
a. Apabila pajak yang terutang untuk suatu Tahun Pajak ternyata lebih kecil dari jumlah 
kredit pajak (pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan), maka setelah dilakukan 
pemeriksaan, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhitungkan dengan 
utang pajak 
b. Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih besar dari kredit 
pajak, maka kekurangan pajak yang terutang harus dilunasi sebelum SPT Tahunan PPh 
disampaikan. Apabila tahun buku sama dengan tahun kalender, kekurangan pajak 
tersebut wajib dilunasi paling lambat tanggal 31 Maret bagi Wajib Pajak orang pribadi 
atau 30 April bagi Wajib Pajak badan setelah Tahun Pajak berakhir, sedangkan apabila 
tahun buku tidak sama dengan tahun kalender, misalnya mulai tanggal 1 Juli sampai 
dengan 30 Juni, maka kekurangan pajak wajib dilunasi paling lambat tanggal 30 
September bagi Wajib Pajak orang pribadi atau 31 Oktober bagi Wajib Pajak badan
Unsur-unsur beban (penghasilan) pajak mencakup: 
a) beban (penghasilan) pajak kini; 
b) penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak 
kini yang berasal dari periode sebelumnya; 
c) jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang 
berasal dari timbulnya perbedaan temporer maupun dari 
realisasinya. 
d) jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang berasal 
dari perubahan tarif pajak atau penerapan 
peraturan perpajakan yang baru. 
e) jumlah manfaat dari rugi pajak atau perbedaan temporer 
periode sebelumnya yang belum diakui, yang digunakan 
sebagai pengurang beban pajak.
1.Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus disajikan terpisah dari aset 
dan kewajiban lainnya dalam neraca 
2.Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus dibedakan dari aset pajak 
kini (prepaid taxes) dan kewajiban pajak kini (tax payable) 
3.Aset atau kewajiban pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai 
aset atau kewajiban lancar 
4.Aset pajak kini harus dikompensasikan (offset) dengan kewajiban 
pajak kini dan jumlah netonya disajikan dalam neraca 
5.Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi 
dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba/rugi 
6.Aset pajak tangguhan disajikan terpisah dengan akun tagihan restitusi 
PPh dan kewajiban tangguhan juga disajikan terpisah dengan utang 
PPh Pasal 29
Wajib Pajak akan melaporkan pajak-pajak yang dibayar dan/atau 
dipotong/dipungut dengan mengisi dan menyampaikan SPT ke KPP tempat 
Wajib Pajak terdaftar. SPT memiliki beberapa fungsi: 
a. sebagai sarana bagi Wajib Pajak dalam melaporkan dan 
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya 
terutang, 
b. sebagai pelaporan pembayaran atau pelunasan pajak, baik yang dilakukan 
Wajib Pajak sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan 
pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga, 
c. sebagai pelaporan harta dan kewajiban serta pembayaran dari pemotong 
atau pemungut tentang pemotongan atau pemugutan pajak yang telah 
dilakukan.SPT dapat dibedakan menjadi 2 yaitu SPT Masa dan SPT 
Tahunan. SPT Masa adalah SPT yang digunakan untuk melakukan 
pelaporan atas pembayaran pajak bulanan. SPT Tahunan adalah 
SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan.
TERIMAKASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Wahyu Hidayat
 
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Annisa Galih Sarasati
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
Adi Jauhari
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positif
Aditya Rizky
 

Mais procurados (20)

Konfirmasi saldo piutang
Konfirmasi saldo piutangKonfirmasi saldo piutang
Konfirmasi saldo piutang
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
 
01 akuntansi sektor publik
01 akuntansi sektor publik01 akuntansi sektor publik
01 akuntansi sektor publik
 
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak LangsungLAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Tugas pengeuditan 2
Tugas pengeuditan 2Tugas pengeuditan 2
Tugas pengeuditan 2
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Akuntansi pajak
Akuntansi pajakAkuntansi pajak
Akuntansi pajak
 
rmk TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
rmk TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIKrmk TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
rmk TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positif
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 

Destaque

Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
puspa
 
Sanksi pajak dan besarnya sanksi pajak
Sanksi pajak dan besarnya sanksi pajakSanksi pajak dan besarnya sanksi pajak
Sanksi pajak dan besarnya sanksi pajak
feny dewi
 

Destaque (20)

Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Sesi 9 akuntansi
Sesi 9 akuntansiSesi 9 akuntansi
Sesi 9 akuntansi
 
OnPoint Publications Tax Week in Review 11 4 2016
OnPoint Publications Tax Week in Review 11 4 2016OnPoint Publications Tax Week in Review 11 4 2016
OnPoint Publications Tax Week in Review 11 4 2016
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
3. konsep nilai waktu uang
3.  konsep nilai waktu uang3.  konsep nilai waktu uang
3. konsep nilai waktu uang
 
Akuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahanAkuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahan
 
Modul 7 ekma 4478
Modul 7 ekma 4478Modul 7 ekma 4478
Modul 7 ekma 4478
 
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
 
Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
 
Modul 3 ekma 4478
Modul 3 ekma 4478Modul 3 ekma 4478
Modul 3 ekma 4478
 
Sanksi pajak dan besarnya sanksi pajak
Sanksi pajak dan besarnya sanksi pajakSanksi pajak dan besarnya sanksi pajak
Sanksi pajak dan besarnya sanksi pajak
 
Perencanaan sdm mikro
Perencanaan sdm mikroPerencanaan sdm mikro
Perencanaan sdm mikro
 
Pajak kel.7 3 akt
Pajak kel.7 3 aktPajak kel.7 3 akt
Pajak kel.7 3 akt
 
Modul 8 ekma 4478
Modul 8 ekma 4478Modul 8 ekma 4478
Modul 8 ekma 4478
 
Modul 4. ekma 4478
Modul 4. ekma 4478Modul 4. ekma 4478
Modul 4. ekma 4478
 

Semelhante a Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan

Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2
yuni28
 
Menghitung angsuran p ph pasal 25
Menghitung angsuran p ph pasal 25Menghitung angsuran p ph pasal 25
Menghitung angsuran p ph pasal 25
Thy Qreina
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Sidik Abdullah
 
Tugas paper adm perpajakan orang
Tugas paper adm perpajakan orangTugas paper adm perpajakan orang
Tugas paper adm perpajakan orang
dwiparamadanu
 

Semelhante a Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan (20)

Pajak Penghasilan Pasal 25 - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 25 - Riki ArdoniPajak Penghasilan Pasal 25 - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 25 - Riki Ardoni
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
Taxation 2 Seasin 2.pptx
Taxation 2 Seasin 2.pptxTaxation 2 Seasin 2.pptx
Taxation 2 Seasin 2.pptx
 
Makalah ringkas
Makalah ringkasMakalah ringkas
Makalah ringkas
 
Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2Fix tugas yuni 2
Fix tugas yuni 2
 
Menghitung angsuran p ph pasal 25
Menghitung angsuran p ph pasal 25Menghitung angsuran p ph pasal 25
Menghitung angsuran p ph pasal 25
 
Vera helen simbolon
Vera helen simbolonVera helen simbolon
Vera helen simbolon
 
Pph 25
Pph 25Pph 25
Pph 25
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptx
 
Ranty 2
Ranty 2Ranty 2
Ranty 2
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
 
PSAK-46-Akuntansi-Pajak-Penghasilan-versi-kelas-06062014.pptx
PSAK-46-Akuntansi-Pajak-Penghasilan-versi-kelas-06062014.pptxPSAK-46-Akuntansi-Pajak-Penghasilan-versi-kelas-06062014.pptx
PSAK-46-Akuntansi-Pajak-Penghasilan-versi-kelas-06062014.pptx
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
INISIASI pajak penghasilan pasal 21.pptx
INISIASI pajak penghasilan pasal 21.pptxINISIASI pajak penghasilan pasal 21.pptx
INISIASI pajak penghasilan pasal 21.pptx
 
Psak 46-pajak-penghasilan
Psak 46-pajak-penghasilanPsak 46-pajak-penghasilan
Psak 46-pajak-penghasilan
 
Tgs pratikum
Tgs pratikumTgs pratikum
Tgs pratikum
 
Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23
 
Tugas paper adm perpajakan orang
Tugas paper adm perpajakan orangTugas paper adm perpajakan orang
Tugas paper adm perpajakan orang
 
Tugas paper administrasi perpajakan
Tugas paper administrasi perpajakanTugas paper administrasi perpajakan
Tugas paper administrasi perpajakan
 
Tugas paper adm perpajakan
Tugas paper adm perpajakanTugas paper adm perpajakan
Tugas paper adm perpajakan
 

Mais de Bbe Mee

Mais de Bbe Mee (17)

Bea Materai
Bea MateraiBea Materai
Bea Materai
 
Pembayaran BPHTB
Pembayaran BPHTBPembayaran BPHTB
Pembayaran BPHTB
 
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
 
PBB
PBBPBB
PBB
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)
 
Ketentuan Lain dalam PPh
Ketentuan Lain dalam PPhKetentuan Lain dalam PPh
Ketentuan Lain dalam PPh
 
Cara Menghitung Pajak
Cara Menghitung PajakCara Menghitung Pajak
Cara Menghitung Pajak
 
Ketentuan Umum dan Subjek Pajak
Ketentuan Umum dan Subjek PajakKetentuan Umum dan Subjek Pajak
Ketentuan Umum dan Subjek Pajak
 
Objek Pajak Penghasilan
Objek Pajak PenghasilanObjek Pajak Penghasilan
Objek Pajak Penghasilan
 
PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
PPN (Pajak Pertambahan Nilai)PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
 
Bela Negara
Bela NegaraBela Negara
Bela Negara
 
Pkn ham
Pkn   hamPkn   ham
Pkn ham
 
Manajer dan komunikasi
Manajer dan komunikasiManajer dan komunikasi
Manajer dan komunikasi
 
Motivating employee
Motivating employeeMotivating employee
Motivating employee
 
Auto biografi (bahasa indonesia)
Auto biografi (bahasa indonesia)Auto biografi (bahasa indonesia)
Auto biografi (bahasa indonesia)
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan

  • 1. DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5 Purwani Cahyaningsih (12030113060054) Visca Faradita A (12030113060174) Reny Kismiati (12030113060049)
  • 2.  Pajak Penghasilan Pasal 25, selanjutnya disingkat PPh Pasal 25 merupakan angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU No. 7 tahun 1983 sebagiamana diubah terakhir dengan UU No 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri dimaksudkan untuk meringankan beban Wajib Pajak dalam membayar pajak yang terutang.  Pada umumnya, cara menghitung PPh Pasal 25 didasarkan kepada data SPT Tahunan tahun sebelumnya. Artinya, kita mengasumsikan bahwa penghasilan tahun ini sama dengan penghasilan tahun sebelumnya. Tentu saja nanti akan ada perbedaan dengan kondisi sebenarnya ketika tahun pajak sekarang sudah berakhir. Selisih tersebutlah yang kita bayar sebagai kekurangan pajak akhir tahun. Kekurangan bayar akhir tahun ini biasa dinamakan PPh Pasal 29.
  • 3. Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan (PPh Pasal 25 ayat 1) adalah sebesar PPh yang terutang menurut SPT Tahunan PPh Tahun Pajak yang lalu dikurangi dengan: a) PPh yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan pasal 23 serta b) PPh yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 22 c) PPh yang dibayar/terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 24, dibagi dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
  • 4. Pajak Penghasilan yang terutang untuk PT Merdeka berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2009 sebesar Rp 125.000.000,00. Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga serta yang terutang atau dibayar di luar negeri dalam tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Pemotongan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp 30.000.000,00 2. Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp 15.000.000,00 3. Pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri sebesar Rp 42.500.000,00 tetapi berdasarkan ketentuan yang dapat dikreditkan (PPh Pasal 24) sebesar Rp 40.000.000,00 Angsuran PPh Pasal 25 ayat 1 untuk tahun 2010 adalah: PPh terutang berdasar SPT tahunan PPh tahun 2009 Rp 125.000.000,00 Kredit pajak: PPh Pasal 22 Rp 30.000.000,00 PPh Pasal 23 Rp 15.000.000,00 PPh Pasal 24 Rp 40.000.000,00 Total kredit pajak Rp 85.000.000,00 – Dasar penghitungan angsuran Rp 40.000.000,00 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak setiap bulan (PPh Pasal 25) dalam tahun 2010 adalah: Rp 40.000.000,00 : 12 = Rp 5.000.000,00
  • 5.  Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 dalam hal Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penghasilan neto menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu atau dasar penghitungan lainnya setelah dikurangi kompensasi kerugian dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan atau dipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sesuai ketentuan Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 UU PPh, dibagi 12 ( dua belas ) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
  • 6. Menteri Keuangan menetapkan penghitungan besarnya angsuran pajak bagi: a. Wajib Pajak baru b. Bank, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, Wajib Pajak masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan harus membuat laporan keuangan berkala c. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu dengan tarif paling tinggi 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari peredaran bruto.
  • 7. Kredit pajak terdiri dari: a. Kredit pajak dalam negeri Kredit pajak dalam negeri untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) terdiri atas PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain yaitu PPh Pasal 21, 22 dan 23. Kredit pajak dalam negeri untuk Wajib Pajak Badan terdiri atas PPh Pasal 22 dan 23. b. Kredit pajak luar negeri Kredit pajak luar negeri baik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan adalah PPh Pasal 24. c. PPh yang dibayar sendiri
  • 8. PPh yang harus dilunasi pada akhir Tahun Pajak dihitung dengan cara: PPh yang terutang atas seluruh penghasilan (yang merupakan objek pajak) selama Tahun Pajak yang bersangkutan dikurangi dengan Kredit Pajak yaitu PPh yang dilunasi dalam Tahun Pajak berjalan baik yang dibayar sendiri maupun yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain. Hasil perhitungan PPh pada akhir tahun tersebut, dapat mengakibatkan kurang bayar atau lebih bayar, sebagai berikut: a. Apabila pajak yang terutang untuk suatu Tahun Pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak (pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan), maka setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhitungkan dengan utang pajak b. Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih besar dari kredit pajak, maka kekurangan pajak yang terutang harus dilunasi sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan. Apabila tahun buku sama dengan tahun kalender, kekurangan pajak tersebut wajib dilunasi paling lambat tanggal 31 Maret bagi Wajib Pajak orang pribadi atau 30 April bagi Wajib Pajak badan setelah Tahun Pajak berakhir, sedangkan apabila tahun buku tidak sama dengan tahun kalender, misalnya mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Juni, maka kekurangan pajak wajib dilunasi paling lambat tanggal 30 September bagi Wajib Pajak orang pribadi atau 31 Oktober bagi Wajib Pajak badan
  • 9. Unsur-unsur beban (penghasilan) pajak mencakup: a) beban (penghasilan) pajak kini; b) penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya; c) jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan temporer maupun dari realisasinya. d) jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang berasal dari perubahan tarif pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru. e) jumlah manfaat dari rugi pajak atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang belum diakui, yang digunakan sebagai pengurang beban pajak.
  • 10. 1.Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus disajikan terpisah dari aset dan kewajiban lainnya dalam neraca 2.Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus dibedakan dari aset pajak kini (prepaid taxes) dan kewajiban pajak kini (tax payable) 3.Aset atau kewajiban pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai aset atau kewajiban lancar 4.Aset pajak kini harus dikompensasikan (offset) dengan kewajiban pajak kini dan jumlah netonya disajikan dalam neraca 5.Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba/rugi 6.Aset pajak tangguhan disajikan terpisah dengan akun tagihan restitusi PPh dan kewajiban tangguhan juga disajikan terpisah dengan utang PPh Pasal 29
  • 11. Wajib Pajak akan melaporkan pajak-pajak yang dibayar dan/atau dipotong/dipungut dengan mengisi dan menyampaikan SPT ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. SPT memiliki beberapa fungsi: a. sebagai sarana bagi Wajib Pajak dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang, b. sebagai pelaporan pembayaran atau pelunasan pajak, baik yang dilakukan Wajib Pajak sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga, c. sebagai pelaporan harta dan kewajiban serta pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemugutan pajak yang telah dilakukan.SPT dapat dibedakan menjadi 2 yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan. SPT Masa adalah SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan. SPT Tahunan adalah SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan.