SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA
DI SUSUN OLEH :
DIMAS FEBRI YASMIRA
858932522
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN
A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA
B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
C. PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN
A.Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
Dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan penglihatan,
yaitu:
1.Definisi legal adalah definisi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Terdapat dua aspek yang diukur yaitu ketajaman
penglihatan (visual acuity) dan medan pandang (visual field)
2.Definisi edukasional adalah definisi untuk tujuan pendidikan atau
definisi fungsional yaitu yang difokuskan pada seberapa banyak sisa
penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk keberfungsian
sehari-hari.
B. Penyebab terjadinya ketunanetraan
Berikut adalah beberapa kondisi umum yang menyebabkan ketunanetraan,
antara lain:
• Albinisme
• Amblyopia
• Buta warna
• Defisiensi vitamin A – Xerophthalmia
• Glaukoma
• Katarak
• Kelainan mata bawaan
• Myopia (penglihatan dekat)
• Nistagmus
• Ophthalmia Neonatorum
• Penyakit kornea dan pencangkokan kornea
• Retinitis Pigmentosa (RP)
• Retinopati Diabetika
• Retinopathy of prematurity
• Sobeknya dan lepasnya retina
• Strabismus
• Trakhoma
• Tumor
• Uveitis
C. Pencegahan terjadinya ketunanetraan
10 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketunanetraan, antara lain:
1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan
7. Penyuluhan genetika
8. Perundang-undangan
9. Deteksi dan intervensi dini
10.Meningkatkan higiene dan perawatan kesehatan
KEGIATAN BELAJAR 2
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU
A. PROSES PENGINDRAAN
B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN
C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI
OBYEK
D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG
TUNANETRA
A. PROSES PENGINDERAAN
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan
dan mengirimkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan ditindaklanjuti.
Masing-masing organ pengindraan bertugas memperoleh informasi yang
berbeda-beda. Informasi auditer berupa bunyi atau suara diperoleh melalui
telinga.
B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN
1. Indra pendengaran
2. Indra perabaan
3. Indra penciuman
4. Sisa indra penglihatan
C. VISUAL, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
1. Visualisasi, adalah cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan
kenyamanan di dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara
mandiri adalah dengan menggunakan ingatan visual (visual memory) atau
visualisasi (juga disebut peta mental).
2. Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik (kinesthetic memory) adalah ingatan tentang kesadaran gerak
otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan
keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di bagian atas
dari telinga bagian dalam
3. Persepsi obyek (Object Perception)
Adalah suatu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari
suatu benda hadir disampingnya atau hadir di hadapannya meskipun dia tidak
memiliki penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu.
D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
1. Cara menuntun orang tunanetra
a. Kontak pertama
b. Cara memegang
c. Posisi pegangan
d. Jalan sempit
e. Membuka/menutup pintu
f. Melewati tangga
g. Melangkahi lubang
h. Duduk dikursi
i. Naik kedalam mobil
2. Cara mengorientasikan
Jika ingin menunjukan arah menuju suatu tempat atau benda
kepada seorang tunanetra, tidak bisa sekedar menunjuk sambil
mengatakan “ke sana” atau “ke sini”, tetapi harus lebih spesifik.
Misalnya 5 langkah ada tv, 10 langkah ada pintu, dan sebagainya.
KEGIATAN BELAJAR 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING
PENDIDIKAN INKLUSI
A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
C. EVALUASI PEMBELAJARAN
A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
Berikut adalah penjelasan untuk beberapa dari kebutuhan khusus tersebut, yaitu:
1. Pengembangan konsep
2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus
3. Keterampilan sosial/emosional
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas
5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan
B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Strategi pembelajaran
• Strategi individualisme
• Strategi kooperatif, dan
• Strategi modifikasi perilaku
2. Media pembelajaran
• Alat peraga
• Alat bantu pembelajaran
C. EVALUASI PEMBELAJARAN
Pertama, soal yang diberikan kepada siswa tunanetra yang tergolong
buta, hendaknya dalam bentuk huruf braille, sedangkan siswa low
vision menggunakan huruf biasa dengan menyesuaikan ukuran
hurufnya dengan penglihatannya.
Kedua, bersifat objektif dalam memberikan penilaian sesuai dengan
kemampuannya.
Ketiga, waktu pelaksanaan tes yang diberikan untuk siswa tunanetra
hendaknya lebih lama dibandingkan dengan siswa yang lainnya.
RANGKUMAN
Semua anak berhak dan layak mendapatkan pendidikan disekolah-
sekolah meskipun si anak tersebut termasuk anak berkebutuhan
khusus. Peran seorang guru sangat penting untuk menangani,
membantu dan memberikan motivasi kepada anak yang berkebutuhan
khusus.
Guru juga harus memberikan penjelasan serta pengertian kepada siswa
lainnya agar tidak memilih-milih teman untuk bergaul dan menghindari
sifat bully. Selain itu guru juga harus bersikap adil di dalam
memberikan pembelajaran maupun penilaian kepada siswanya sesuai
dengan kemampuan serta keadaan yang dimiliki oleh siswa tersebut.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Layanan ABK di sekolah dasar.pptx

3. konseling & anastesi
3. konseling & anastesi3. konseling & anastesi
3. konseling & anastesi
Joko Wiwied
 

Semelhante a Layanan ABK di sekolah dasar.pptx (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Aktiviti pengamatan
Aktiviti pengamatanAktiviti pengamatan
Aktiviti pengamatan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
 
Cth dic d(1)
Cth dic d(1)Cth dic d(1)
Cth dic d(1)
 
Cth dic d(1)
Cth dic d(1)Cth dic d(1)
Cth dic d(1)
 
Laporan media pembelajaran kel 6
Laporan media pembelajaran kel 6Laporan media pembelajaran kel 6
Laporan media pembelajaran kel 6
 
Metode Pembelajaran Kognitif.pptx
Metode Pembelajaran Kognitif.pptxMetode Pembelajaran Kognitif.pptx
Metode Pembelajaran Kognitif.pptx
 
Bahan seminar by adit
Bahan seminar by aditBahan seminar by adit
Bahan seminar by adit
 
pengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remajapengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remaja
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
PPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptxPPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptx
 
Bab ii kti ..
Bab ii kti ..Bab ii kti ..
Bab ii kti ..
 
3. konseling & anastesi
3. konseling & anastesi3. konseling & anastesi
3. konseling & anastesi
 
Modul 5 kb 3
Modul 5 kb 3Modul 5 kb 3
Modul 5 kb 3
 
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docxTugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
 
PPT 4 - Kesalahpahaman (Misconceptions) Anak dengan Gangguan Penglihatan
PPT 4 - Kesalahpahaman (Misconceptions) Anak dengan Gangguan PenglihatanPPT 4 - Kesalahpahaman (Misconceptions) Anak dengan Gangguan Penglihatan
PPT 4 - Kesalahpahaman (Misconceptions) Anak dengan Gangguan Penglihatan
 
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam BelajarPemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
 
perkembangan mempengaruhi bahasa
perkembangan mempengaruhi bahasaperkembangan mempengaruhi bahasa
perkembangan mempengaruhi bahasa
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 

Último

Último (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Layanan ABK di sekolah dasar.pptx

  • 1. PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MODUL 4 PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA DI SUSUN OLEH : DIMAS FEBRI YASMIRA 858932522
  • 2. DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN C. PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN
  • 3. A.Definisi dan Klasifikasi Tunanetra Dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan penglihatan, yaitu: 1.Definisi legal adalah definisi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Terdapat dua aspek yang diukur yaitu ketajaman penglihatan (visual acuity) dan medan pandang (visual field) 2.Definisi edukasional adalah definisi untuk tujuan pendidikan atau definisi fungsional yaitu yang difokuskan pada seberapa banyak sisa penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk keberfungsian sehari-hari.
  • 4. B. Penyebab terjadinya ketunanetraan Berikut adalah beberapa kondisi umum yang menyebabkan ketunanetraan, antara lain: • Albinisme • Amblyopia • Buta warna • Defisiensi vitamin A – Xerophthalmia • Glaukoma • Katarak • Kelainan mata bawaan • Myopia (penglihatan dekat) • Nistagmus • Ophthalmia Neonatorum • Penyakit kornea dan pencangkokan kornea • Retinitis Pigmentosa (RP) • Retinopati Diabetika • Retinopathy of prematurity • Sobeknya dan lepasnya retina • Strabismus • Trakhoma • Tumor • Uveitis
  • 5. C. Pencegahan terjadinya ketunanetraan 10 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya ketunanetraan, antara lain: 1. Prophylaxis 2. Imunisasi 3. Perawatan kehamilan yang tepat 4. Perawatan neonatal 5. Perbaikan gizi 6. Pendidikan 7. Penyuluhan genetika 8. Perundang-undangan 9. Deteksi dan intervensi dini 10.Meningkatkan higiene dan perawatan kesehatan
  • 6. KEGIATAN BELAJAR 2 DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU A. PROSES PENGINDRAAN B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
  • 7. A. PROSES PENGINDERAAN Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan mengirimkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan ditindaklanjuti. Masing-masing organ pengindraan bertugas memperoleh informasi yang berbeda-beda. Informasi auditer berupa bunyi atau suara diperoleh melalui telinga. B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN 1. Indra pendengaran 2. Indra perabaan 3. Indra penciuman 4. Sisa indra penglihatan C. VISUAL, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK 1. Visualisasi, adalah cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan menggunakan ingatan visual (visual memory) atau visualisasi (juga disebut peta mental).
  • 8. 2. Ingatan Kinestetik Ingatan kinestetik (kinesthetic memory) adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di bagian atas dari telinga bagian dalam 3. Persepsi obyek (Object Perception) Adalah suatu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari suatu benda hadir disampingnya atau hadir di hadapannya meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu. D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA 1. Cara menuntun orang tunanetra a. Kontak pertama b. Cara memegang c. Posisi pegangan d. Jalan sempit e. Membuka/menutup pintu f. Melewati tangga g. Melangkahi lubang h. Duduk dikursi i. Naik kedalam mobil
  • 9. 2. Cara mengorientasikan Jika ingin menunjukan arah menuju suatu tempat atau benda kepada seorang tunanetra, tidak bisa sekedar menunjuk sambil mengatakan “ke sana” atau “ke sini”, tetapi harus lebih spesifik. Misalnya 5 langkah ada tv, 10 langkah ada pintu, dan sebagainya.
  • 10. KEGIATAN BELAJAR 3 PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSI A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN C. EVALUASI PEMBELAJARAN
  • 11. A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA Berikut adalah penjelasan untuk beberapa dari kebutuhan khusus tersebut, yaitu: 1. Pengembangan konsep 2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus 3. Keterampilan sosial/emosional 4. Keterampilan orientasi dan mobilitas 5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Strategi pembelajaran • Strategi individualisme • Strategi kooperatif, dan • Strategi modifikasi perilaku 2. Media pembelajaran • Alat peraga • Alat bantu pembelajaran
  • 12. C. EVALUASI PEMBELAJARAN Pertama, soal yang diberikan kepada siswa tunanetra yang tergolong buta, hendaknya dalam bentuk huruf braille, sedangkan siswa low vision menggunakan huruf biasa dengan menyesuaikan ukuran hurufnya dengan penglihatannya. Kedua, bersifat objektif dalam memberikan penilaian sesuai dengan kemampuannya. Ketiga, waktu pelaksanaan tes yang diberikan untuk siswa tunanetra hendaknya lebih lama dibandingkan dengan siswa yang lainnya.
  • 13. RANGKUMAN Semua anak berhak dan layak mendapatkan pendidikan disekolah- sekolah meskipun si anak tersebut termasuk anak berkebutuhan khusus. Peran seorang guru sangat penting untuk menangani, membantu dan memberikan motivasi kepada anak yang berkebutuhan khusus. Guru juga harus memberikan penjelasan serta pengertian kepada siswa lainnya agar tidak memilih-milih teman untuk bergaul dan menghindari sifat bully. Selain itu guru juga harus bersikap adil di dalam memberikan pembelajaran maupun penilaian kepada siswanya sesuai dengan kemampuan serta keadaan yang dimiliki oleh siswa tersebut.