2. ABS
(Antilock Brake System)
Sistem rem yang mengontrol tekanan minyak
rem dari master cylinder ke setiap cylinder
roda/caliper agar tidak terjadi
penguncian(locking) pada saat pengereman
berlangsung, sehingga kendaraan dapat
berhenti dengan baik dan cepat.
3. Pengertian Dasar Rem
Saat roda belakang terkunci,
Gaya sentripetal pada roda belakang akan mendekati angka “0”. Pada
kondisi tersebut, bila roda depan dibelokkan atau ada gaya lain
(misalnya kondisi permukaan jalan, perubahan koefisien gesek dll)
maka terjadi gaya sentrifugal sehingga kendaraan akan membanting
ke satu sisi.
4. Saat Roda depan Terkunci
Gaya Sentripetal pada roda depan mendekati angka “0”. Bila
kendaraan dibelokkan pada saat kondisi jalan licin, kendaraan tidak
akan berbelok. Ditambah lagi dengan terjadinya gaya sentrifugal
yang dihasilkan dari luar akan dihilangkan oleh gaya sentripetal dari
roda belakang. Sehingga kendaraan terus melaju ke depan.
Pengertian Dasar Rem
5. Slip Ratio = Kecepatan kendaraan - Kecepatan roda
Kecepatan kendaraan
Slip ratio = 0, kecepatan kendaraan = kecepatan roda
Slip ratio = 1, kecepatan roda = 0, roda mengunci
Hubungan antara Efisiensi Pengereman (Gaya Pengereman)
dengan Koefisien Resistansi Pengereman dinyatakan sebagai :
Gaya Pengereman = µ. W
µ = koefisien gesek
W = beban pada roda (berat kendaraan)
Kerja Pengereman
6. Hubungan Koefisien Gesek dengan Slip Ratio
Pada Jalan Kasar
• Saat gaya pengereman meningkat dengan tekanan
gradual pada pedal rem baik koefisien resistansi rem
maupun slip ratio akan meningkat juga.
• Sebaliknya saat slip ratio 1.0 (roda terkunci) koefisien
resistansi pengereman akan menurun
13. Wheel Speed Sensor
Berfungsi mendeteksi kecepatan putaran roda melalui sensor dan
roda gigi yang terpasang pada roda.
14. 3-4. Wheel Speed Sensor
1.Wheel speed sensor
2.HALL IC
3.HALL element
4.Sensor rotor
5.ESP control module
6.Sensor power
7.Current signal
8.Wave generation circuit
9.CPU
15. ABS Control Module
ABS Control Module memiliki fungsi sebagai
berikut :
1.Mengolah data dari sensor roda dan
mengendalikan tekanan minyak rem pada
Cylinder Roda melalui Actuator.
2.Fail Safe, untuk mengembalikan sistem ke
pengereman konvensional bila terjadi
kegagalan pada sistem ABS.
3.Self Diagnostik, untuk mendiagnosa
kegagalan pada sistem.
19. Fungsi Komponen Hidrolik Unit
1. Solenoid Valve, mengatur tekanan minyak rem di Caliper dengan
mengatur posisi anchor.
2. Pompa, menurunkan tekanan minyak rem Caliper dengan
mengalirkan minyak rem ke Accumulator.
3. Accumulator, mensuplai minyak rem tekanan tinggi ke Caliper
bila diperlukan.
4. Reservoir Tank, sebagai tempat penyimpanan sementara untuk
menurunkan tekanan minyak rem dalam Caliper secara perlahan.
5. Feeling Valve, mencegah tekanan Accumulator berbalik ke
Master Cylinder sehingga rem tidak menyentak.
6. By Pass Check Valve, sebagai jalur kembali minyak rem dari
Caliper ke Master Cylinder saat rem dilepas.
7. Relief Valve, sebagai pencegah kelebihan tekanan dari
Accumulator yang dapat menyebabkan rem menyentak.
25. Piping
LHD !
A: Forward
1.Brake booster
2.Master cylinder
3.Secondary side
4.Primary side
5.4-way joint
6.ABS HU/control module
26. 1.General Description (LHD)
Item Features
Front brakes 16-inch ventilated disc brakes
254-mm diameter leading trailing drum brakes
Inspection hole on backing plate
Master cylinder Short tandem type
Reservoir tank Shared with clutch hydraulic circuit
Brake pedal Leg-injury-mitigating pedal
Brake booster 10" single booster with pedal speed sensing brake assist mechanism
Brake piping Newly developed diagnal piping for SUV
ABS 4-sensor 4-channel with EBD
Rear brakes
1. Brake booster
2. Master cylinder
3. Secondary side
4. Primary side
5. ABS hydraulic unit /
control module assembly
6. Parking brake lever
7. Parking brake cable
8. 4-way joint
A: Forward
27. 2. Brake Mechanical
1.Operating rod 8.Plunger 15.Booster piston rod
2.Operating rod return spring 9.Key 16.Constant pressure chamber
3.Poppet 10.Clip 17.Booster piston return spring
4.Poppet return spring 11.Valve body [A]Without brake assist
5.Air valve 12.Variable pressure chamber [B]With brake assist
6.Vacuum valve 13.Rear shell IN : Input-Force applied to brake pedal
7.Sleeve return spring 14.Reaction disc OUT : Output-Brake booster output
Pedal speed sensing brake assist mechanism
29. ABS + EBD
• Adalah sistem rem ABS yang dilengkapi dengan
Electronic Brake force Distribution (EBD), yang
berfungsi untuk mengontrol tekanan minyak rem
pada silinder roda belakang pada kondisi
tertentu.
• EBD pada dasarnya sama dengan Proportioning
Valve (Katup P) yang bekerja berdasarkan
signal dari Speed sensor yang berhubungan
dengan beban kendaraan
30. • What is EBD ?
EBD is Electronic Brake force Distribution.
EBD is Rear brake force control system.
(No need P-valve or LSPV)
EBD
37. Reducing of Rear brake
pressure in proportion.
Slip control of Rear wheel
by control Rear brake
pressure.
Ideal brake force distribution
Actual brake force distribution
38. ABS lamp & Brake lamp are turned on !
EBD Fail
39. PEMERIKSAAN LAMPU ABS
1. ON kan kunci kontak
2. Periksa apakah lampu peringatan ABS
menyala selama 2 detik kemudian
OFF.Jika tidak berarti ada kerusakan
40. PEMERIKSAAN LAMPU EBD
1. ON kan kunci kontak dan tarik rem
tangan
2. Periksa apakah lampu EBD menyala?
3. Turunkan rem tangan (kunci kontak
tetap ON) dan periksa apakah lampu
peringatan EBD OFF, jika tidak berarti
ada kerusakaan.
• Uraian sirkuit:
Lampu peringatan EBD dikontrol oleh Switch rem tangan,
jumlah minyak rem dan Unit ABS
41. Ignition ON
Indicate ABS warning lamp and EBD
warning lamp on 2 seconds.
If parking brake is applied,
If parking brake is not applied,
ABS warning lamp goes off.
ABS and EBD warning lamp goes off.
42. Brake fluid is lower than
minimum line.
Parking brake is applied.
Case 1
or
43. • ABS does not operate.
• EBD operates.
Case 2
1) Power source is low voltage : 7.5 <= V < 9
( Normal voltage : 9 < V < 18 )
2) Motor relay failure
3) One wheel sensor failure (Front or Rear)
44. Case 3
• ABS does not operate.
• EBD does not operate. or Case 1 + 2
45. PEMERIKSAAN DTC
(dengan jumper wire)
1. ON kan kunci kontak
2. Perhatikan penyalaan lampu peringatan ABS,
apakah sesuai dengan tabel DTC
3. Hubungkan terminal term.switch diagnosis
dengan ground (F-D) pada konektor
diagnosis.
4. Selesai pemeriksaan, putar kunci kontak ke
posisi OFF dan lepaskan jumper wire dari
konektor diagnosis.
46. PENGHAPUSAN DTC
A. Cara Pertama
• OFF-kan kunci kontak
• Hubungkan jumper wire pada term.F-D pada
konektor diagnosis
• Putar kunci kontak posisi ON
• Lepas jumper wire (term.D) selama 1 detik dan
hubungkan kembali selama 1 detik. Ulangi
sebanyak 5 kali
• OFF-kan kunci kontak dan lepas jumper wire
• Lakukan tes jalan dan periksa apakah
menunjukkan DTC 12 (Normal)
B. Cara kedua
Lepaskan kabel negatif beterai selama 30 detik,
kemudian pasang kembali.