SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 42
Baixar para ler offline
PERKEMBANGAN , PROSPEK DAN TANTANGAN PEREKONOMIAN 2014 
Disampaikan Pada 
TOT dan Evaluasi Kurikulum Kebanksentralan 
Yogyakarta, 20 Maret 2014 
Dr. Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif/Kepala Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, Bank Indonesia
Ekonomi Global 
•Perekonomian global 2014 dan 2015 diprakirakan membaik. Pertumbuhan AM meningkat didorong oleh stimulus moneter dan menurunnya hambatan fiskal, smntr pertumbuhan EM berlangsung tidak merata. 
•Perdagangan internasional meningkat terkait perbaikan ekonomi AM dan akan berdampak pada peningkatan ekspor negara EM. Harga komoditas membaik meski bias kebawah. 
NPI 
& 
Nilai Tukar 
•Fundamental ekonomi yang semakin sehat mendorong perbaikan kinerja sektor eksternal dan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah. 
•Pada Februari 2014 Rp menguat didorong o/ perbaikan persepsi investor global dan sentimen perbaikan kondisi fundamental ekonomi domestik. Rp secara rata-rata menguat 2,02% ke level Rp.11.919/US$ dari Rp.12.160/US$ pd bln sebelumnya. Smntr secara ptp, Rp menguat 5,18% dan ditutup di level Rp.11.609/US$. Menguatnya Rp diiringi naiknya volatilitas ke 16,5% dari 5,68% di Jan’14. 
•Trade Balance Jan’14 mengalami defisit US$0,43M sejalan dgn moderasi kinerja ekspor (kontraksi 14,63% mtm atau 5,79% yoy) terutama batubara, CPO, tembaga dan nikel. Sementara impor juga masih terkontraksi (3,5% mtm atau 3,46% yoy). 
•Pada Tw.I-2014 tren perbaikan neraca TB diperkirakan berlanjut 
PDB 
•Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang. Pertumbuhan terutama ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan potensi berlanjutnya pemulihan kinerja eksternal. Konsumsi RT diprakirakan membaik didorong oleh dampak pemilu. Kinerja ekspor terus meningkat sejalan dengan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dunia dan perbaikan harga komoditas global. 
•Sejalan dg hal tsb, PDB utk keseluruhan tahun 2014 diprakirakan sebesar 5,5%-5,9% yoy. 
Inflasi 
•Realisasi inflasi Feb’14 sebesar 7,75% (yoy) lebih rendah dari prakiraan (8,06% yoy). Inflasi VF (9,85% yoy) lebih rendah dari proyeksi (10,62% yoy) krn dampak banjir yg tdk setinggi prakiraan. Inflasi inti (4,57% yoy) jg lbh rendah dr proyeksi (4,48% yoy) sbg dampak penguatan Rp sebesar 0,2% (mtm). 
•IHK pada Tw.I-2014 diprakirakan lebih rendah (7,54% yoy) dari sebelumnya 7,74% yoy. Utk keseluruhan tahun inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014 yakni 4,5±1%y. 
Moneter & Pasar Keuangan 
•Pertumbuhan kredit pada Jan 2014 turun mjd 21,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 21,6% (yoy) atau menurun 1,0% (mom). Pertumbuhan DPK pd Jan-14 menurun mjd 12,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 13,6% (yoy). 
•Pertumbuhan M1 pd Jan14 meningkat menjadi 6,96% (yoy) dari 5,40% (yoy). Pertumbuhan M2 melambat sebesar 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy).. 
•Kinerja IHSG selama Februari 2014 mencapai level 4.620,22 atau naik 4,6% (mtm) dibandingkan Desember 2013 (4,418,18 per 30 Jan 2014) diatas kinerja bursa saham Malaysia dan Singapura. Yield SBN mengalami penurunan di seluruh tenor. Secara keseluruhan selama Feb 2014, yield menurun sebesar 37,06 bps menjadi 8,23% dibanding Januari 2014 (8,60%). Yield benchmark turun sebesar 63 bps ke level 8,33% dibandingkan Januari 2014 sebesar 8,97%. 
Fiskal 
•Realisasi pembiayaan s.d. Februari 2014 mencapai 30,4% dr target APBN, lbh tinggi dr capaian 2012 (25,8%) dan 2013 (18,6%) krn strategi front loading yg lbh optimal. 
Evaluasi Perekonomian Triwulan I-2014 
2
3 
Outline Perekonomian Global 
•Ekonomi Global 
•Harga Komoditas dan Pasar Keuangan Global Perekonomian Domestik 
•Pertumbuhan Ekonomi 
•Neraca Pembayaran, Nilai Tukar, dan Inflasi 
•Kredit, Uang Beredar, dan Pasar Keuangan Prospek dan Risiko Perekonomian 
•Prospek Perekonomian 
•Risiko Kebijakan Bank Indonesia 
•Keputusan Rapat Dewan Gubernur
4 
Perekonomian Global
5 
Ekonomi Global 
Perekonomian global semakin membaik, meski dengan kecepatan pemulihan yg lebih lambat... 
Pemulihan didukung perbaikan ekonomi AE, sedangkan ekonomi EM berisiko melambat. 
Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan volume perdagangan dunia. 
Pertumbuhan Ekonomi Global 
Volume Perdagangan Dunia
6 
Ekonomi Negara Maju 
Ekonomi negara maju terus membaik.... 
Ekonomi AS dalam tren meningkat, ditopang oleh sektor manufaktur yang ekspansif. 
Ekonomi Eropa juga menunjukkan pemulihan didukung kinerja ekspor dan ekspansi sektor manufaktur. Tingkat keyakinan konsumen dan tingkat keyakinan thd ekonomi meningkat. 
Pemberian stimulus Pemerintah berhasil mendorong perbaikan kinerja sektor manufaktur dan ekspor Jepang. PMI Manufaktur AS PMI Manufaktur dan Servis Eropa
7 
Ekonomi Emerging Markets 
Ekonomi negara berkembang dibayangi oleh risiko perlambatan yang besar…. 
Indikasi perlambatan ekonomi China semakin kuat sejalan dg menurunnya kinerja sektor manufaktur 
Fundamental ekonomi di beberapa negara seperti Turki, Brazil, Argentina dan Afrika Selatan kurang kuat, dapat berdampak ke negara emerging lainnya 
Forex Indeks Negara Berkembang PMI Manufaktur China
8 Suku Bunga Acuan dan Indikator Makroekonomi Emerging Markets 
Kebijakan Suku Bunga 
Indikator Makroekonomi 
Indikator 
2011 
2012 
2013 
INDIA 
Inflasi (%) 
8,86 
9,31 
7,52 
Reserve Bank of India (RBI) pd 28 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 25bps menjadi 8% 
GDP growth (%) 
6,33 
3,24 
4,50 
CAD (%GDP) 
-3,34 
-4,97 
-1,20 
BRAZIL 
Inflasi (%) 
6,64 
5,40 
5,77 
Bank Sentral Brazil pd 15 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 10,50% 
GDP growth (%) 
2,73 
0,87 
2,30 
CAD (%GDP) 
-2,12 
-2,41 
-3,66 
TURKI 
Inflasi (%) 
6,47 
8,89 
7,50 
Bank Sentral Turki pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 550bps menjadi 10% 
GDP growth (%) 
8,77 
2,24 
4,40 
CAD (%GDP) 
-9,69 
-6,05 
-6,80 
AFRIKA SELATAN 
Inflasi (%) 
5,28 
5,41 
5,80 
Bank Sentral Afrika Selatan pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 5,5% 
GDP growth (%) 
3,46 
2,55 
1,80 
CAD (%GDP) 
-3,41 
-6,26 
-6,80
9 
Harga Komoditas Dunia 
Moderasi pertumbuhan ekonomi China menahan laju pemulihan harga komoditas 
Harga minyak diperkirakan masih berada pada level yang lebih rendah sejalan dengan pasokan yang meningkat 
Peningkatan harga komoditas masih terbatas.... Pertumbuhan Harga Migas dan Nonmigas
10 
Pasar Keuangan Global 
Bursa saham global pada Februari 2014 kembali mengalami kenaikan seiring rebound di bursa saham AS dan Jepang yang berdampak positif bagi bursa saham EM Asia. 
Bursa saham global kembali naik.... 
Bursa Saham Global
11 
Perekonomian Domestik
12 
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 
Secara keseluruhan perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,8%, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yg tumbuh sebesar 6,3%. Namun dibandingkan dengan negara2 G-20, pertumbuhan 2013 tsb menduduki ranking No. 2. 
Sumber pertumbuhan lebih berimbang, dipengaruhi kenaikan ekspor dan moderasi pertumbuhan permintaan domestik. Hal ini searah dengan langkah stabilisasi BI dan Pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang. 
Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,8%… 
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
13 
Konsumsi Rumah Tangga 
Konsumsi RT dan konsumsi pemerintah meningkat sejalan peningkatan belanja Pemilu 
Peningkatan konsumsi RT juga dipengaruhi oleh keyakinan konsumen yang tetap kuat 
Ekspektasi kenaikan harga hingga pertengahan tahun 2014 juga dapat menjadi insentif bagi konsumen untuk segera melakukan konsumsi 
Permintaan domestik diprakirakan tumbuh moderat pada triwulan I 2014, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya…. 
Indeks Ekspektasi Harga Indeks Keyakinan Konsumen
Mengapa Konsumsi RT Bertahan Tinggi?, 
Peningkatan konsumsi RT ditopang oleh gol. kelas menengah… 
14 
PDB per kapita & % Kelas Menengah 
PDB per kapita (Atlas Method) 
Sumber : World Bank USD 
% 
Sumber : Povcal net Upper Middle Income ($4,086 – $12,615) Lower Middle Income ($1,036 - $4,085) 
Low Income (≤$1,035)
Konsumsi Rumah Tangga 
15 
Sumber : BPS 
Pertumbuhan Kontribusi Expenditure Side 
•Moderatnya penurunan pertumbuhan ekonomi al. disebabkan masih kuatnya konsumsi kelas menengah 
•Kontribusi Konsumsi meningkat dari 66 persen pada periode sebelum krisis 1997/98, menjadi 68 persen pada periode setelah krisis 
……namun peningkatan permintaan konsumsi kelas menengah banyak berasal dari barang2 berteknologi tinggi
16 
Investasi 
Prospek ekspor yang membaik menjadi pendorong pulihnya investasi nonbangunan. Sementara itu, investasi bangunan diprakirakan tumbuh melambat 
Prospek ekspor yang positif berpotensi memengaruhi perilaku pelaku usaha yang selama ini cenderung wait and see dalam mengambil keputusan investasi di tahun Pemilu 
Namun, respons pelaku usaha melakukan investasi diprakirakan masih terbatas disebabkan tingkat utilisasi kapasitas industri yang masih rendah dibandingkan historisnya 
Kinerja investasi diprakirakan meningkat, khususnya investasi non bangunan.... Utilisasi Kapasitas 
Pertumbuhan Investasi dan Ekspor
17 
Ekspor 
Pada Januari 2014, perlambatan ekspor terjadi pada komoditas pertambangan dan pertanian. Sebaliknya, ekspor manufaktur masih tumbuh kuat merespons peningkatan permintaan negara maju. 
Pertumbuhan impor diprakirakan meningkat sebagai respons peningkatan konsumsi RT dan ekspor (khususnya ekspor manufaktur). Impor barang modal meningkat sejalan dengan membaiknya investasi nonbangunan. Impor bahan baku juga membaik seiring perbaikan ekspor manufaktur. Di sisi lain, impor barang konsumsi melambat. 
Ekspor pada triwulan I 2014 diprakirakan tumbuh terbatas.... Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil
18 
Neraca Perdagangan 
Neraca Perdagangan mencatat defisit, namun diperkirakan bersifat temporer.... 
Neraca perdagangan Jan 2014 mengalami defisit US$0,4 miliar akibat ekspor yang terkontraksi 5,8% (yoy), sedangkan impor terkontraksi sebesar 3,5% (yoy) 
Defisit neraca perdagangan diperkirakan bersifat temporer karena dipengaruhi pola musiman serta dampak sementara implementasi UU Mineral Neraca Perdagangan Indonesia
19 
Ekspor Migas dan Nonmigas 
Kontraksi ekspor terutama terjadi pada komoditas migas dan komoditas nonmigas utama yang berbasis SDA.... Perkembangan Ekspor Nonmigas Januari 2014 (Berdasarkan SITC) 
Ekspor komoditas migas turun sesuai dg pola berakhirnya puncak permintaan ekspor bahan bakar untuk musim dingin. 
Ekspor komoditas nonmigas pertambangan juga menurun karena masih berlangsungnya proses negosiasi kontrak baru di tiap awal tahun dan sebagai dampak implementasi UU Minerba. 
Sementara itu, ekspor manufaktur spt mesin & mekanik, produk kimia, pakaian jadi dan barang-barang rajutan masih tetap tumbuh positif. Kinerja manufaktur diperkirakan tetap baik sejalan dg perbaikan ekonomian AE.
20 
Aliran Dana Asing 
Aliran Dana Nonresiden Aliran masuk dana asing meningkat dipengaruhi oleh perbaikan fundamental ekonomi dan persepsi investor…. 
Pada Feb 2014 kepemilikan investor asing pada instrumen SBI dan SBN (termasuk SBSN) serta saham meningkat. 
Net beli di SUN, saham dan SBI masing-masing tercatat sebesar US$1,4 miliar, US$655,84 juta dan US$240,97 juta.
21 
Cadangan Devisa 
Posisi cadangan devisa pada akhir Feb 2014 meningkat US$2,09 miliar menjadi US$102,74 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. 
Cadangan devisa berada dalam tren meningkat.... Perkembangan Cadangan Devisa
22 Nilai tukar Rupiah terdepresiasi pada 2013, namun tekanan mulai mereda pd Januari 2014.. 
Nilai Tukar Rupiah 
Event Analysis Nilai Tukar 
•Rupiah tahun 2013 secara point-to-point melemah 20,8%(yoy) ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% (yoy) ke level Rp10.445 per dolar AS . 
•Tekanan terhadap rupiah terutama cukup kuat terjadi sejak akhir Mei 2013 hingga Agustus 2013, sejalan dengan meningkatnya aliran modal keluar dipicu kenaikan inflasi domestik pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, persepsi terhadap prospek transaksi berjalan, serta pengaruh global akibat sentimen terhadap rencana pengurangan stimulus moneter oleh The Fed.
23 
Nilai Tukar Rupiah 
Pada Februari 2014, Nilai tukar rupiah menguat seiring dengan fundamental ekonomi yang membaik.... 
Rupiah ditutup menguat 5,18% di level Rp11.609 per dolar AS pada akhir Feb 2014. 
Penguatan rupiah tinggi dibandingkan mayoritas mata uang negara-negara lain di kawasan 
Apresiasi / Depresiasi Mata Uang Kawasan Nilai Tukar Rupiah
24 
Inflasi 
Inflasi Februari 2014 tercatat rendah 0,26% (mtm) atau 7,75% (yoy) 
Inflasi VF turun tajam akibat membaiknya pasokan. Inflasi administered price terutama disumbang oleh koreksi harga LPG 12 kg. 
Inflasi inti terkendali didorong moderasi permintaan domestik dan dan ekspektasi inflasi yang terjaga 
Inflasi Februari 2014 menurun tajam.... Inflasi
25 
Ekspektasi Inflasi 
Hasil Survei Bank Indonesia dan Consensus Forecast menunjukkan ekspektasi inflasi masih terjaga dan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014. 
Namun, ekspektasi inflasi jangka pendek (3 bulan) perlu dicermati karena relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi inflasi jangka panjang (6 bulan) yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku dan kondisi cuaca yang kurang baik. 
Ekspektasi inflasi masih terkendali…. 
Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran 
Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast 5.35.79.08.67.77.24.74.94.95.10.02.04.06.08.010.0IIIIIIIVIIIIIIIVIII201320142015IHK%, yoy%, yoyQuarterly ConsencusForecast, Desember2013
26 
Inflasi IHK: Regional 
Tekanan inflasi yang mereda terjadi sebagian besar daerah... 
Kawasan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mencatat deflasi seiring dengan membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong koreksi harga pada beberapa komoditas pangan strategis seperti aneka bumbu, daging ayam, dan sayuran. 
Sementara itu, inflasi di beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, NTT, Banten, Papua Barat, dan Jakarta meningkat antara lain bersumber dari tarif angkutan udara, dampak penerapan pajak daerah untuk rokok kretek, dan kenaikan harga ikan segar. 
Sebaran Inflasi Daerah (%mtm)
27 
Suku Bunga PUAB 
Suku bunga PUAB O/N cenderung stabil dan bahkan sedikit menurun pada Februari 2014 
RRT suku bunga PUAB O/N tercatat 5,85%, sedikit turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,90% 
Suku Bunga PUAB O/N 
Suku bunga PUAB cenderung stabil …. - 20 40 60 80 100 1203.54.04.55.05.56.06.57.07.5Jan-12Apr-12Jul-12Oct-12Jan-13Apr-13Jul-13Oct-13Vol DF O/N (RHS)Vol PUAB O/N (RHS) rBI RaterPUAB O/NrDF O/NRp T% Avg Vol DF:Rp86,5 TRRT Vol PUAB : Rp 10,4 TrPUAB: 5.88%
Suku Bunga Perbankan 28 
 Pada Januari 2014, transmisi kenaikan BI Rate di tahun 2013 kepada kenaikan suku bunga 
perbankan masih berlanjut 
 Suku bunga kredit meningkat 8bps menjadi 12,47% sedangkan suku bunga deposito naik 
14bps ke level 7,83%. Namun demikian, suku bunga deposito jangka pendek (1 bulan) 
turun 3bps. 
Kenaikan BI Rate masih tertransmisi kepada suku bunga perbankan.… 
Suku Bunga Kredit Perkembangan Suku Bunga Perbankan 
11 
12 
13 
14 
15 
16 
17 
Jan-08 
Mar-08 
Mei-08 
Jul-08 
Sep-08 
Nop-08 
Jan-09 
Mar-09 
Mei-09 
Jul-09 
Sep-09 
Nop-09 
Jan-10 
Mar-10 
Mei-10 
Jul-10 
Sep-10 
Nop-10 
Jan-11 
Mar-11 
Mei-11 
Jul-11 
Sep-11 
Nop-11 
Jan-12 
Mar-12 
Mei-12 
Jul-12 
Sep-12 
Nop-12 
Jan-13 
Mar-13 
Mei-13 
Jul-13 
Sep-13 
Nop-13 
Jan-14 
r Credit r Credit : Work Cap r Credit : Investment r Credit : Consumption 
% 
Data Per Jan 2014 
13.17 
12.47 
5 
12.23 
11.92 
0 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
5 
7 
9 
11 
13 
15 
Jan-05 
Jul-05 
Jan-06 
Jul-06 
Jan-07 
Jul-07 
Jan-08 
Jul-08 
Jan-09 
Jul-09 
Jan-10 
Jul-10 
Jan-11 
Jul-11 
Jan-12 
Jul-12 
Jan-13 
Jul-13 
Jan-14 
Spread-rhs Sb Kredit Sb Dep 1 bln BI rate Sb LPS 
% 
Selisih rKredit - rDepo1: 
458 bps 
% 
7.89 
12.47
29 
Kredit Perbankan 
Pada Januari 2014, kredit tumbuh 20,9% (yoy), menurun dari 21,4% (yoy) di Des 2013 
Perlambatan terutama terjadi pada KMK dan KI. Dari sisi sektoral, perlambatan terlihat pada Sektor Pertambangan, Sektor LGA, dan Sektor Jasa Dunia Usaha. Pertumbuhan Kredit 
Pertumbuhan kredit masih melambat seiring moderasi di ekonomi dan kenaikan suku bunga perbankan .... 56789101112-10-341118253239 Jan-08Mar-08Mei-08Jul-08Sep-08Nop-08Jan-09Mar-09Mei-09Jul-09Sep-09Nop-09Jan-10Mar-10Mei-10Jul-10Sep-10Nop-10Jan-11Mar-11Mei-11Jul-11Sep-11Nop-11Jan-12Mar-12Mei-12Jul-12Sep-12Nop-12Jan-13Mar-13Mei-13Jul-13Sep-13Nop-13Jan-14 TotalKMKKIKKBI Rate (RHS) % yoy% perJan2014
30 
Pembiayaan Nonbank 
Total pembiayaan Januari-Februari 2014 mencapai Rp6,0 triliun, turun dari Rp11,3 triliun di periode yang sama tahun 2013. 
Penurunan terutama dipengaruhi oleh pembiayaan dari saham dan obligasi, sedangkan pembiyaan dari MTN dan Promissory Notes tercatat meningkat 
Pembiayaan Nonbank 
Pembiayaan nonbank juga menurun sejalan moderasi permintaan domestik.... Rp, Triliun2011TotalTotalTotalTW ITW IITW IIITW IVTotalJanFebTW ITW IITW IIITW IVTotalJanFebTotalNon Bank47,5123,5120,013,647,310,837,2108,90,810,516,358,33,634,7112,91,24,96,0Saham12,478,062,82,45,61,811,221,00,71,42,829,32,822,757,50,50,00,5 o/w Emiten Sektor Keuangan6,620,620,40,02,30,70,03,10,00,00,36,01,29,116,60,40,00,4Obligasi25,834,751,39,641,07,120,177,70,08,712,727,70,39,950,50,04,84,8 o/w Emiten Sektor Keuangan17,527,041,48,326,24,814,453,70,07,39,913,50,07,530,80,03,23,2MTN dan Promissory Notes + NCD3,910,85,91,60,81,95,910,10,10,40,81,30,62,24,90,60,10,7 o/w Emiten Sektor Keuangan3,21,91,30,10,60,12,10,00,40,71,30,11,13,20,60,10,720092010201320142012
31 
Uang Beredar 
Pada Januari 2014, pertumbuhan M2 melambat menjadi 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy) di bulan sebelumnya. Kontribusi Pertumbuhan M1 
Kontribusi Pertumbuhan M2 
Pertumbuhan likuiditas perekonomian M1 dan M2 melambat sejalan moderasi pertumbuhan ekonomi … 0510152025Jan-11Mei-11Sep-11Jan-12Mei-12Sep-12Jan-13Mei-13Sep-13Jan-14M2M1Uang Kuasi% Kontribusi Pertumbuhan M2
Pasar Saham dan Pasar SBN 32 
 Kinerja IHSG mencapai level 4.620,22 (28 Februari 2014), naik 4,6% dibandingkan Januari 
2014 yang sebesar 4,418,76 (30 Januari 2013). 
 Yield SBN turun 37,06 bps menjadi 8,23% dibandingkan yield Januari 2014 sebesar 8,60% 
IHSG & Net Beli/Jual Non Residen Perubahan Bulanan Yield SBN 
Pasar saham dan pasar SBN menguat sejalan meningkatnya optimisme investor.... 
-25 
-20 
-15 
-10 
-5 
0 
5 
10 
15 
20 
0 
1.000 
2.000 
3.000 
4.000 
5.000 
6.000 
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 
Net Beli/Jual (RHS) IHSG 
-80 
-70 
-60 
-50 
-40 
-30 
-20 
-10 
0 
10 
20 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 30 
Jan 2014 - Feb 2014 (mtm) 
Jan-14 
Feb-14 
% 
bps 
Tenor
33 
Prospek dan Risiko Perekonomian
34 
Perekonomian Global 
Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan terus meningkat…. 
Perbaikan ditopang oleh perkembangan positif ekonomi negara maju. 
Namun, kenaikan struktur ekonomi dunia yang belum solid belum dapat mendorong peningkatan harga komoditas. 
Proyeksi Pertumbuhan Harga Komoditas Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Global 
Proyeksi (%yoy)
35 
Ekonomi 2014 lebih stabil dan seimbang 
Perekonomian 2014 diperkirakan kembali stabil, didukung pertumbuhan yang lebih seimbang serta defisit transaksi berjalan yang menurun ke arah yang lebih sehat…. 
Pertumbuhan 
Ekonomi 
Inflasi 
Pertumbuhan 
Kredit 
5,5-5,9% 
4,5±1% 
15-17% 
Transaksi 
Berjalan 
< 3,0% thd PDB 
2014
36 
Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2014 
Pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan pada kisaran 5,5-5,9% …. 
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula, 
oPengaruh pelaksanaan Pemilu lebih terbatas dibandingkan dengan dampak di periode-periode Pemilu sebelumnya 
oKebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah juga berpengaruh 
Pertumbuhan investasi, termasuk investasi non-bangunan, diperkirakan kembali naik terutama mulai semester II 2014. 
Ekspor riil juga lebih berada dalam tren meningkat, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya, akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan dampak temporer implementasi UU Minerba. 
Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang
37 
Beberapa Risiko di 2014 Perlu Dicermati 
KOMPONEN 
RISIKO 
Ketidakpastian Normalisasi Kebijakan The Fed 
•The Fed tetap menerapkan kebijakan moneter yg akomodatif melalui forward guidance (dg indikator unemployment dan inflasi) 
•Risk aversion terhadap negara EM meningkat dpt mengakibatkan peningkatan yield obligasi dan suku bunga jangka panjang EM 
Perlambatan Ekonomi China 
•Sejumlah analis memperkirakan ekonomi China diprakirakan dapat lebih rendah dibandingkan dengan target 7,5%. 
•Tingginya risiko default dari shadow banking berpotensi mendorong pengetatan kredit lebih lanjut dan menekan ekonomi 
Kerentanan Negara Emerging 
•Ketahanan eksternal negara emerging yang masih rentan masih dapat terjadi 
Tekanan Inflasi 
•Tekanan yang bersumber dari kemungkinan kenaikan administered price strategis
38 
Masih terdapat resiko exit yang tidak berjalan mulus …. 
Ekonomi AS yang membaik menyebabkan penurunan capital inflow ke negara-negara EM. Kondisi ini akan menyulitkan pembiayaan eksternal di negara-negara EM dengan CAD besar. Akibatnya, risk aversion terhadap negara EM meningkat 
Menurut penelitian IIF dan Oxford Economics, peningkatan risk aversion akan mengakibatkan peningkatan yield obligasi EM dan suku bunga jangka panjang EM. 
Tiap kenaikan 1% pada suku bunga jangka panjang akan mengurangi pertumbuhan PDB EM rata-rata 0,5%. Namun untuk Indonesia, sebagai negara yg memiliki CAD, penurunan pertumbuhan PDB diperkirakan lebih dari 0,5% 
Risiko : Normalisasi Kebijakan The Fed 
EM Risk Premium Shock- LT Gov’t Bond Yields %, GDP weighted EM aggregate 
Efek Peningkatan Risk Premium terhadap PDB 
% Perubahan thd perkiraan PDB 2015
39 
 Produk ekspor Indonesia ke China umumnya digunakan untuk konsumsi domestik (bukan re-ekspor) 
maka dampak rebalancing ekonomi China diperkirakan terkendali. 
 Indonesia lebih dipengaruhi oleh perkembangan domestic demand ketimbang external demand 
di ekonomi China 
Risiko : Perlambatan Ekonomi China (Rebalancing) 
Perekonomian China dalam tren melambat…. 
Untuk Dom. 
Demand China 
Untuk Ekspor 
China 
Australia (1.79) 
Indonesia (0.68) 
New Zealand (1.66) 
India (1.03) 
HK SAR (0.81) 
Jepang (1.28) 
Malaysian (0.90) 
Phililipines (2.95) 
Singapore (1.78) 
Thailand (1.37) 
Sumber: IMF Sta ff es timates . 
Eksportir 
Komoditas 
Eksportir 
Produk 
Manufaktur 
Angka dlm kurung menunjukkan elas ti s ita s ekspor ke China 
s igni fikan dg al fa 5%, daerah abu2 menunjukkan tidak adanya 
hubungan yg s igni fikan. 
IDN: 78,7% 
Persentase Impor China Untuk Pemenuhan 
Permintaan Domestik 
Elastisitas Ekspor Indonesia terhadap 
Perekonomian China
40 
Kebijakan Bank Indonesia
41 
Bauran Kebijakan BANK INDONESIA 2013 
KEBIJAKAN 
RESPON 
ASESMEN 
LESSON LEARNED 
Suku Bunga 
(i) BI Rate naik 175 bps dari 5,75% menjadi 7,50%; (ii) kenaikan DF rate 175bps dari 4,0% menjadi 5,75% dan penyesuaian LF Rate dari BI Rate+100 bps menjadi BI Rate+0 bps; 
Pengendalian inflasi: 
•Inflasi kembali ke kisaran sasarannya di 2014 
•Inflasi inti masih dalam tren meningkat 
•Penyesuaian ekspektasi inflasi berjalan lambat. Bahkan ekspektasi di tingkat produsen masih cenderung meningkat 
Mempercepat penyesuaian CAD 
•Pelemahan nilai tukar cukup efektif dalam meningkatkan competitiveness produk ekspor Indonesia, sekaligus meningkatkan biaya impor 
•Namun, efektivitasnya utk mengerem CAD blm signifikan, baik krn dampak perlambatan ek. global thd ekspor, kuatnya permintaan domestik, tingginya impor migas yg tertahan oleh subsidi BBM, maupun tingginya defisit neraca jasa akibat outflows income transfer 
Memperkuat kapasitas TMF 
•Kombinasi antara keb.nilai tukar, sk.bunga, & langkah pendalaman pasar valas, serta berbagai langkah kerjasama internasional utk memperkuat 2nd-line of defense, terlihat cukup efektif dlm memulihkan confidence pelaku pasar keuangan 
•Namun, upaya tersebut terlihat belum cukup signifikan dalam meredam pelemahan nilai tukar dlm intensitas tekanan yang tinggi 
•Melebarnya defisit transaksi berjalan yang telah berlangsung sejak 2012 membutuhkan kombinasi kebijakan struktural dan siklikal. Penanganan kebijakan hanya melalui pendekatan permintaan , yang tidak diikuti dengan penyelesaian masalah struktural, tidak akan efektif. 
•Kenaikan harga BBM bersubsidi belum cukup signifikan dalam mempengaruhi kekuatan daya serap permintaan domestik. 
•Tren depresiasi nilai tukar akan terus berlangsung selama CAD tetap lebar, dan dalam kondisi mikrostruktur pasar valas domestik yang relatif dangkal, tren pelemahan tersebut akan diikuti oleh intensitas tekanan yang tinggi 
•Ditengah kondisi pasokan valas yang terbatas, upaya penguatan akumulasi cadev dapat berpotensi mengurangi pasokan valas di pasar. 
Nilai Tukar 
Penyesuaian nilai tukar yg searah dengan dengan kondisi fundamental dan memelihara kecukupan cadangan devisa 
Penguatan OM, pengelolaan LLD & pendalaman pasar 
(i) SDBI (ii) Mini MRA (iii) Relaksasi MHP SBI (iv) JISDOR (v) FX Swap (vi) Swap Hedging (vii) TD valas (viii) relaksasi ULN perbankan (ix) relaksasi DHE 
Makro- prudensial 
(i) LTV (ii) GWM LDR (iii) GWM Sekunder (iv) supervisory action 
Koordinasi Kebijakan 
(i) TPI/TPID (ii) pengendalian impor, (iii) penguatan struktur neraca transaksi berang dan jasa (iv) penguatan buffer second line of defense cadangan devisa 
Pengendalian inflasi dan penguatan struktur NPI untuk menjaga confidence...
42 
Arah Kebijakan Bank Indonesia 2014 
Kebijakan BI tahun 2014 tetap difokuskan menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran…. 
Di bidang moneter, kebijakan tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Proses pendalaman pasar uang rupiah dan valas juga akan terus dilakukan guna meredam ketidakpastian pasar keuangan global 
Di bidang makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi 
Di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yg lebih efisien 
Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi kebijakan bersama Pemerintah, termasuk dalam upaya mengendalikan harga pangan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraRo Ny
 
Materi 10 indikator ekonomi indonesia
Materi 10  indikator ekonomi indonesiaMateri 10  indikator ekonomi indonesia
Materi 10 indikator ekonomi indonesiamonalisaibrahim
 
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiainflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiabisow enow
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III mekon
 
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013Eko Wahyu H
 
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014Suryati Sihite
 
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAlfon Erwin
 
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmAzzamKhalidy
 
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)mekon
 
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)Irvan Malvinas
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAmandalina landy
 
Analisis pengeluaran-negara
Analisis pengeluaran-negaraAnalisis pengeluaran-negara
Analisis pengeluaran-negarafsanti91
 
Bab 13 inflasi dan pengangguran
Bab 13   inflasi dan pengangguranBab 13   inflasi dan pengangguran
Bab 13 inflasi dan pengangguranYusron Blacklist
 
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiPembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiHisyam Lingga
 

Mais procurados (18)

Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negara
 
Materi 10 indikator ekonomi indonesia
Materi 10  indikator ekonomi indonesiaMateri 10  indikator ekonomi indonesia
Materi 10 indikator ekonomi indonesia
 
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiainflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
 
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
 
Ppt kwu
Ppt kwuPpt kwu
Ppt kwu
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
 
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
 
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
 
Ppt cepin
Ppt cepinPpt cepin
Ppt cepin
 
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
 
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
 
Analisis Inflasi Awal 2013
Analisis Inflasi Awal 2013Analisis Inflasi Awal 2013
Analisis Inflasi Awal 2013
 
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan (ciri2)
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
 
Analisis pengeluaran-negara
Analisis pengeluaran-negaraAnalisis pengeluaran-negara
Analisis pengeluaran-negara
 
Bab 13 inflasi dan pengangguran
Bab 13   inflasi dan pengangguranBab 13   inflasi dan pengangguran
Bab 13 inflasi dan pengangguran
 
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiPembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
 

Destaque

Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Bab 10 ekonomi "Uang"
Bab 10 ekonomi "Uang"Bab 10 ekonomi "Uang"
Bab 10 ekonomi "Uang"Sam Christian
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentralVero Nika
 
Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,bradpull
 
Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)Nur Muhamad Fikri
 
Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014
Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014
Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014Sambadyasitumeang
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
PERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANGPERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANGhildarusdiana
 
Bank indonesia
Bank indonesia Bank indonesia
Bank indonesia Nisa Ell
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganAri Raharjo
 

Destaque (20)

Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Ekonomi uang-sbps;d
Ekonomi uang-sbps;dEkonomi uang-sbps;d
Ekonomi uang-sbps;d
 
ekonomi Standar uang
ekonomi Standar uangekonomi Standar uang
ekonomi Standar uang
 
Bank Sentral
Bank Sentral Bank Sentral
Bank Sentral
 
Uang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uangUang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uang
 
Bab 10 ekonomi "Uang"
Bab 10 ekonomi "Uang"Bab 10 ekonomi "Uang"
Bab 10 ekonomi "Uang"
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
 
Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,
 
Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)
 
Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014
Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014
Mengenal ojk _amp__lembaga_keuangan_mikro___bakohumas_2014
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
 
Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
PERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANGPERMINTAAN AKAN UANG
PERMINTAAN AKAN UANG
 
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
 
BANK SENTRAL
BANK SENTRALBANK SENTRAL
BANK SENTRAL
 
Bank indonesia
Bank indonesia Bank indonesia
Bank indonesia
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 

Semelhante a Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Rosa Kristiadi
 
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul TanjungBudi Rachmat
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileIndra Yu
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Rosa Kristiadi
 
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Elly Willy
 
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global IndonesiaPerdana Wahyu Santosa
 
6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf
6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf
6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdfMohamadIksan4
 
IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...
IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...
IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...IGIco Advisory
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAmandalina landy
 
Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Rosa Kristiadi
 
Bank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum PertumbuhanBank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum PertumbuhanLestari Moerdijat
 
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptxpadlah1984
 

Semelhante a Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1). (20)

Market update 20140224
Market update 20140224Market update 20140224
Market update 20140224
 
Market update 20140508
Market update 20140508Market update 20140508
Market update 20140508
 
Market update 20140417
Market update 20140417Market update 20140417
Market update 20140417
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Market update 20140213 blog
Market update 20140213 blogMarket update 20140213 blog
Market update 20140213 blog
 
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
 
Market update 20140715 v2
Market update 20140715 v2Market update 20140715 v2
Market update 20140715 v2
 
Market update 19 Desember 2013
Market update 19 Desember 2013Market update 19 Desember 2013
Market update 19 Desember 2013
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
 
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
 
T
TT
T
 
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
 
6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf
6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf
6. Kementerian Keuangan RI - Musrenbang RKPD 2024.pdf
 
IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...
IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...
IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on...
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
 
Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013
 
Bank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum PertumbuhanBank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
 
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
1. Moneter Aplikasi Kebijakan.pptx
 

Mais de Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama

Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurImplementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurBagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

Mais de Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama (20)

Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam PembangunanPengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
 
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
 
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurImplementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
 
Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"
 
Jenis Cuti
Jenis CutiJenis Cuti
Jenis Cuti
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
 
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)
 
Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)
Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)
Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)
 
Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
 
Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)
Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)
Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)
 

Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

  • 1. PERKEMBANGAN , PROSPEK DAN TANTANGAN PEREKONOMIAN 2014 Disampaikan Pada TOT dan Evaluasi Kurikulum Kebanksentralan Yogyakarta, 20 Maret 2014 Dr. Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif/Kepala Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, Bank Indonesia
  • 2. Ekonomi Global •Perekonomian global 2014 dan 2015 diprakirakan membaik. Pertumbuhan AM meningkat didorong oleh stimulus moneter dan menurunnya hambatan fiskal, smntr pertumbuhan EM berlangsung tidak merata. •Perdagangan internasional meningkat terkait perbaikan ekonomi AM dan akan berdampak pada peningkatan ekspor negara EM. Harga komoditas membaik meski bias kebawah. NPI & Nilai Tukar •Fundamental ekonomi yang semakin sehat mendorong perbaikan kinerja sektor eksternal dan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah. •Pada Februari 2014 Rp menguat didorong o/ perbaikan persepsi investor global dan sentimen perbaikan kondisi fundamental ekonomi domestik. Rp secara rata-rata menguat 2,02% ke level Rp.11.919/US$ dari Rp.12.160/US$ pd bln sebelumnya. Smntr secara ptp, Rp menguat 5,18% dan ditutup di level Rp.11.609/US$. Menguatnya Rp diiringi naiknya volatilitas ke 16,5% dari 5,68% di Jan’14. •Trade Balance Jan’14 mengalami defisit US$0,43M sejalan dgn moderasi kinerja ekspor (kontraksi 14,63% mtm atau 5,79% yoy) terutama batubara, CPO, tembaga dan nikel. Sementara impor juga masih terkontraksi (3,5% mtm atau 3,46% yoy). •Pada Tw.I-2014 tren perbaikan neraca TB diperkirakan berlanjut PDB •Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang. Pertumbuhan terutama ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan potensi berlanjutnya pemulihan kinerja eksternal. Konsumsi RT diprakirakan membaik didorong oleh dampak pemilu. Kinerja ekspor terus meningkat sejalan dengan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dunia dan perbaikan harga komoditas global. •Sejalan dg hal tsb, PDB utk keseluruhan tahun 2014 diprakirakan sebesar 5,5%-5,9% yoy. Inflasi •Realisasi inflasi Feb’14 sebesar 7,75% (yoy) lebih rendah dari prakiraan (8,06% yoy). Inflasi VF (9,85% yoy) lebih rendah dari proyeksi (10,62% yoy) krn dampak banjir yg tdk setinggi prakiraan. Inflasi inti (4,57% yoy) jg lbh rendah dr proyeksi (4,48% yoy) sbg dampak penguatan Rp sebesar 0,2% (mtm). •IHK pada Tw.I-2014 diprakirakan lebih rendah (7,54% yoy) dari sebelumnya 7,74% yoy. Utk keseluruhan tahun inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014 yakni 4,5±1%y. Moneter & Pasar Keuangan •Pertumbuhan kredit pada Jan 2014 turun mjd 21,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 21,6% (yoy) atau menurun 1,0% (mom). Pertumbuhan DPK pd Jan-14 menurun mjd 12,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 13,6% (yoy). •Pertumbuhan M1 pd Jan14 meningkat menjadi 6,96% (yoy) dari 5,40% (yoy). Pertumbuhan M2 melambat sebesar 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy).. •Kinerja IHSG selama Februari 2014 mencapai level 4.620,22 atau naik 4,6% (mtm) dibandingkan Desember 2013 (4,418,18 per 30 Jan 2014) diatas kinerja bursa saham Malaysia dan Singapura. Yield SBN mengalami penurunan di seluruh tenor. Secara keseluruhan selama Feb 2014, yield menurun sebesar 37,06 bps menjadi 8,23% dibanding Januari 2014 (8,60%). Yield benchmark turun sebesar 63 bps ke level 8,33% dibandingkan Januari 2014 sebesar 8,97%. Fiskal •Realisasi pembiayaan s.d. Februari 2014 mencapai 30,4% dr target APBN, lbh tinggi dr capaian 2012 (25,8%) dan 2013 (18,6%) krn strategi front loading yg lbh optimal. Evaluasi Perekonomian Triwulan I-2014 2
  • 3. 3 Outline Perekonomian Global •Ekonomi Global •Harga Komoditas dan Pasar Keuangan Global Perekonomian Domestik •Pertumbuhan Ekonomi •Neraca Pembayaran, Nilai Tukar, dan Inflasi •Kredit, Uang Beredar, dan Pasar Keuangan Prospek dan Risiko Perekonomian •Prospek Perekonomian •Risiko Kebijakan Bank Indonesia •Keputusan Rapat Dewan Gubernur
  • 5. 5 Ekonomi Global Perekonomian global semakin membaik, meski dengan kecepatan pemulihan yg lebih lambat... Pemulihan didukung perbaikan ekonomi AE, sedangkan ekonomi EM berisiko melambat. Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan volume perdagangan dunia. Pertumbuhan Ekonomi Global Volume Perdagangan Dunia
  • 6. 6 Ekonomi Negara Maju Ekonomi negara maju terus membaik.... Ekonomi AS dalam tren meningkat, ditopang oleh sektor manufaktur yang ekspansif. Ekonomi Eropa juga menunjukkan pemulihan didukung kinerja ekspor dan ekspansi sektor manufaktur. Tingkat keyakinan konsumen dan tingkat keyakinan thd ekonomi meningkat. Pemberian stimulus Pemerintah berhasil mendorong perbaikan kinerja sektor manufaktur dan ekspor Jepang. PMI Manufaktur AS PMI Manufaktur dan Servis Eropa
  • 7. 7 Ekonomi Emerging Markets Ekonomi negara berkembang dibayangi oleh risiko perlambatan yang besar…. Indikasi perlambatan ekonomi China semakin kuat sejalan dg menurunnya kinerja sektor manufaktur Fundamental ekonomi di beberapa negara seperti Turki, Brazil, Argentina dan Afrika Selatan kurang kuat, dapat berdampak ke negara emerging lainnya Forex Indeks Negara Berkembang PMI Manufaktur China
  • 8. 8 Suku Bunga Acuan dan Indikator Makroekonomi Emerging Markets Kebijakan Suku Bunga Indikator Makroekonomi Indikator 2011 2012 2013 INDIA Inflasi (%) 8,86 9,31 7,52 Reserve Bank of India (RBI) pd 28 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 25bps menjadi 8% GDP growth (%) 6,33 3,24 4,50 CAD (%GDP) -3,34 -4,97 -1,20 BRAZIL Inflasi (%) 6,64 5,40 5,77 Bank Sentral Brazil pd 15 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 10,50% GDP growth (%) 2,73 0,87 2,30 CAD (%GDP) -2,12 -2,41 -3,66 TURKI Inflasi (%) 6,47 8,89 7,50 Bank Sentral Turki pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 550bps menjadi 10% GDP growth (%) 8,77 2,24 4,40 CAD (%GDP) -9,69 -6,05 -6,80 AFRIKA SELATAN Inflasi (%) 5,28 5,41 5,80 Bank Sentral Afrika Selatan pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 5,5% GDP growth (%) 3,46 2,55 1,80 CAD (%GDP) -3,41 -6,26 -6,80
  • 9. 9 Harga Komoditas Dunia Moderasi pertumbuhan ekonomi China menahan laju pemulihan harga komoditas Harga minyak diperkirakan masih berada pada level yang lebih rendah sejalan dengan pasokan yang meningkat Peningkatan harga komoditas masih terbatas.... Pertumbuhan Harga Migas dan Nonmigas
  • 10. 10 Pasar Keuangan Global Bursa saham global pada Februari 2014 kembali mengalami kenaikan seiring rebound di bursa saham AS dan Jepang yang berdampak positif bagi bursa saham EM Asia. Bursa saham global kembali naik.... Bursa Saham Global
  • 12. 12 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Secara keseluruhan perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,8%, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yg tumbuh sebesar 6,3%. Namun dibandingkan dengan negara2 G-20, pertumbuhan 2013 tsb menduduki ranking No. 2. Sumber pertumbuhan lebih berimbang, dipengaruhi kenaikan ekspor dan moderasi pertumbuhan permintaan domestik. Hal ini searah dengan langkah stabilisasi BI dan Pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,8%… Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
  • 13. 13 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi RT dan konsumsi pemerintah meningkat sejalan peningkatan belanja Pemilu Peningkatan konsumsi RT juga dipengaruhi oleh keyakinan konsumen yang tetap kuat Ekspektasi kenaikan harga hingga pertengahan tahun 2014 juga dapat menjadi insentif bagi konsumen untuk segera melakukan konsumsi Permintaan domestik diprakirakan tumbuh moderat pada triwulan I 2014, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya…. Indeks Ekspektasi Harga Indeks Keyakinan Konsumen
  • 14. Mengapa Konsumsi RT Bertahan Tinggi?, Peningkatan konsumsi RT ditopang oleh gol. kelas menengah… 14 PDB per kapita & % Kelas Menengah PDB per kapita (Atlas Method) Sumber : World Bank USD % Sumber : Povcal net Upper Middle Income ($4,086 – $12,615) Lower Middle Income ($1,036 - $4,085) Low Income (≤$1,035)
  • 15. Konsumsi Rumah Tangga 15 Sumber : BPS Pertumbuhan Kontribusi Expenditure Side •Moderatnya penurunan pertumbuhan ekonomi al. disebabkan masih kuatnya konsumsi kelas menengah •Kontribusi Konsumsi meningkat dari 66 persen pada periode sebelum krisis 1997/98, menjadi 68 persen pada periode setelah krisis ……namun peningkatan permintaan konsumsi kelas menengah banyak berasal dari barang2 berteknologi tinggi
  • 16. 16 Investasi Prospek ekspor yang membaik menjadi pendorong pulihnya investasi nonbangunan. Sementara itu, investasi bangunan diprakirakan tumbuh melambat Prospek ekspor yang positif berpotensi memengaruhi perilaku pelaku usaha yang selama ini cenderung wait and see dalam mengambil keputusan investasi di tahun Pemilu Namun, respons pelaku usaha melakukan investasi diprakirakan masih terbatas disebabkan tingkat utilisasi kapasitas industri yang masih rendah dibandingkan historisnya Kinerja investasi diprakirakan meningkat, khususnya investasi non bangunan.... Utilisasi Kapasitas Pertumbuhan Investasi dan Ekspor
  • 17. 17 Ekspor Pada Januari 2014, perlambatan ekspor terjadi pada komoditas pertambangan dan pertanian. Sebaliknya, ekspor manufaktur masih tumbuh kuat merespons peningkatan permintaan negara maju. Pertumbuhan impor diprakirakan meningkat sebagai respons peningkatan konsumsi RT dan ekspor (khususnya ekspor manufaktur). Impor barang modal meningkat sejalan dengan membaiknya investasi nonbangunan. Impor bahan baku juga membaik seiring perbaikan ekspor manufaktur. Di sisi lain, impor barang konsumsi melambat. Ekspor pada triwulan I 2014 diprakirakan tumbuh terbatas.... Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil
  • 18. 18 Neraca Perdagangan Neraca Perdagangan mencatat defisit, namun diperkirakan bersifat temporer.... Neraca perdagangan Jan 2014 mengalami defisit US$0,4 miliar akibat ekspor yang terkontraksi 5,8% (yoy), sedangkan impor terkontraksi sebesar 3,5% (yoy) Defisit neraca perdagangan diperkirakan bersifat temporer karena dipengaruhi pola musiman serta dampak sementara implementasi UU Mineral Neraca Perdagangan Indonesia
  • 19. 19 Ekspor Migas dan Nonmigas Kontraksi ekspor terutama terjadi pada komoditas migas dan komoditas nonmigas utama yang berbasis SDA.... Perkembangan Ekspor Nonmigas Januari 2014 (Berdasarkan SITC) Ekspor komoditas migas turun sesuai dg pola berakhirnya puncak permintaan ekspor bahan bakar untuk musim dingin. Ekspor komoditas nonmigas pertambangan juga menurun karena masih berlangsungnya proses negosiasi kontrak baru di tiap awal tahun dan sebagai dampak implementasi UU Minerba. Sementara itu, ekspor manufaktur spt mesin & mekanik, produk kimia, pakaian jadi dan barang-barang rajutan masih tetap tumbuh positif. Kinerja manufaktur diperkirakan tetap baik sejalan dg perbaikan ekonomian AE.
  • 20. 20 Aliran Dana Asing Aliran Dana Nonresiden Aliran masuk dana asing meningkat dipengaruhi oleh perbaikan fundamental ekonomi dan persepsi investor…. Pada Feb 2014 kepemilikan investor asing pada instrumen SBI dan SBN (termasuk SBSN) serta saham meningkat. Net beli di SUN, saham dan SBI masing-masing tercatat sebesar US$1,4 miliar, US$655,84 juta dan US$240,97 juta.
  • 21. 21 Cadangan Devisa Posisi cadangan devisa pada akhir Feb 2014 meningkat US$2,09 miliar menjadi US$102,74 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Cadangan devisa berada dalam tren meningkat.... Perkembangan Cadangan Devisa
  • 22. 22 Nilai tukar Rupiah terdepresiasi pada 2013, namun tekanan mulai mereda pd Januari 2014.. Nilai Tukar Rupiah Event Analysis Nilai Tukar •Rupiah tahun 2013 secara point-to-point melemah 20,8%(yoy) ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% (yoy) ke level Rp10.445 per dolar AS . •Tekanan terhadap rupiah terutama cukup kuat terjadi sejak akhir Mei 2013 hingga Agustus 2013, sejalan dengan meningkatnya aliran modal keluar dipicu kenaikan inflasi domestik pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, persepsi terhadap prospek transaksi berjalan, serta pengaruh global akibat sentimen terhadap rencana pengurangan stimulus moneter oleh The Fed.
  • 23. 23 Nilai Tukar Rupiah Pada Februari 2014, Nilai tukar rupiah menguat seiring dengan fundamental ekonomi yang membaik.... Rupiah ditutup menguat 5,18% di level Rp11.609 per dolar AS pada akhir Feb 2014. Penguatan rupiah tinggi dibandingkan mayoritas mata uang negara-negara lain di kawasan Apresiasi / Depresiasi Mata Uang Kawasan Nilai Tukar Rupiah
  • 24. 24 Inflasi Inflasi Februari 2014 tercatat rendah 0,26% (mtm) atau 7,75% (yoy) Inflasi VF turun tajam akibat membaiknya pasokan. Inflasi administered price terutama disumbang oleh koreksi harga LPG 12 kg. Inflasi inti terkendali didorong moderasi permintaan domestik dan dan ekspektasi inflasi yang terjaga Inflasi Februari 2014 menurun tajam.... Inflasi
  • 25. 25 Ekspektasi Inflasi Hasil Survei Bank Indonesia dan Consensus Forecast menunjukkan ekspektasi inflasi masih terjaga dan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014. Namun, ekspektasi inflasi jangka pendek (3 bulan) perlu dicermati karena relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi inflasi jangka panjang (6 bulan) yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku dan kondisi cuaca yang kurang baik. Ekspektasi inflasi masih terkendali…. Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast 5.35.79.08.67.77.24.74.94.95.10.02.04.06.08.010.0IIIIIIIVIIIIIIIVIII201320142015IHK%, yoy%, yoyQuarterly ConsencusForecast, Desember2013
  • 26. 26 Inflasi IHK: Regional Tekanan inflasi yang mereda terjadi sebagian besar daerah... Kawasan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mencatat deflasi seiring dengan membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong koreksi harga pada beberapa komoditas pangan strategis seperti aneka bumbu, daging ayam, dan sayuran. Sementara itu, inflasi di beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, NTT, Banten, Papua Barat, dan Jakarta meningkat antara lain bersumber dari tarif angkutan udara, dampak penerapan pajak daerah untuk rokok kretek, dan kenaikan harga ikan segar. Sebaran Inflasi Daerah (%mtm)
  • 27. 27 Suku Bunga PUAB Suku bunga PUAB O/N cenderung stabil dan bahkan sedikit menurun pada Februari 2014 RRT suku bunga PUAB O/N tercatat 5,85%, sedikit turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,90% Suku Bunga PUAB O/N Suku bunga PUAB cenderung stabil …. - 20 40 60 80 100 1203.54.04.55.05.56.06.57.07.5Jan-12Apr-12Jul-12Oct-12Jan-13Apr-13Jul-13Oct-13Vol DF O/N (RHS)Vol PUAB O/N (RHS) rBI RaterPUAB O/NrDF O/NRp T% Avg Vol DF:Rp86,5 TRRT Vol PUAB : Rp 10,4 TrPUAB: 5.88%
  • 28. Suku Bunga Perbankan 28  Pada Januari 2014, transmisi kenaikan BI Rate di tahun 2013 kepada kenaikan suku bunga perbankan masih berlanjut  Suku bunga kredit meningkat 8bps menjadi 12,47% sedangkan suku bunga deposito naik 14bps ke level 7,83%. Namun demikian, suku bunga deposito jangka pendek (1 bulan) turun 3bps. Kenaikan BI Rate masih tertransmisi kepada suku bunga perbankan.… Suku Bunga Kredit Perkembangan Suku Bunga Perbankan 11 12 13 14 15 16 17 Jan-08 Mar-08 Mei-08 Jul-08 Sep-08 Nop-08 Jan-09 Mar-09 Mei-09 Jul-09 Sep-09 Nop-09 Jan-10 Mar-10 Mei-10 Jul-10 Sep-10 Nop-10 Jan-11 Mar-11 Mei-11 Jul-11 Sep-11 Nop-11 Jan-12 Mar-12 Mei-12 Jul-12 Sep-12 Nop-12 Jan-13 Mar-13 Mei-13 Jul-13 Sep-13 Nop-13 Jan-14 r Credit r Credit : Work Cap r Credit : Investment r Credit : Consumption % Data Per Jan 2014 13.17 12.47 5 12.23 11.92 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 7 9 11 13 15 Jan-05 Jul-05 Jan-06 Jul-06 Jan-07 Jul-07 Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Spread-rhs Sb Kredit Sb Dep 1 bln BI rate Sb LPS % Selisih rKredit - rDepo1: 458 bps % 7.89 12.47
  • 29. 29 Kredit Perbankan Pada Januari 2014, kredit tumbuh 20,9% (yoy), menurun dari 21,4% (yoy) di Des 2013 Perlambatan terutama terjadi pada KMK dan KI. Dari sisi sektoral, perlambatan terlihat pada Sektor Pertambangan, Sektor LGA, dan Sektor Jasa Dunia Usaha. Pertumbuhan Kredit Pertumbuhan kredit masih melambat seiring moderasi di ekonomi dan kenaikan suku bunga perbankan .... 56789101112-10-341118253239 Jan-08Mar-08Mei-08Jul-08Sep-08Nop-08Jan-09Mar-09Mei-09Jul-09Sep-09Nop-09Jan-10Mar-10Mei-10Jul-10Sep-10Nop-10Jan-11Mar-11Mei-11Jul-11Sep-11Nop-11Jan-12Mar-12Mei-12Jul-12Sep-12Nop-12Jan-13Mar-13Mei-13Jul-13Sep-13Nop-13Jan-14 TotalKMKKIKKBI Rate (RHS) % yoy% perJan2014
  • 30. 30 Pembiayaan Nonbank Total pembiayaan Januari-Februari 2014 mencapai Rp6,0 triliun, turun dari Rp11,3 triliun di periode yang sama tahun 2013. Penurunan terutama dipengaruhi oleh pembiayaan dari saham dan obligasi, sedangkan pembiyaan dari MTN dan Promissory Notes tercatat meningkat Pembiayaan Nonbank Pembiayaan nonbank juga menurun sejalan moderasi permintaan domestik.... Rp, Triliun2011TotalTotalTotalTW ITW IITW IIITW IVTotalJanFebTW ITW IITW IIITW IVTotalJanFebTotalNon Bank47,5123,5120,013,647,310,837,2108,90,810,516,358,33,634,7112,91,24,96,0Saham12,478,062,82,45,61,811,221,00,71,42,829,32,822,757,50,50,00,5 o/w Emiten Sektor Keuangan6,620,620,40,02,30,70,03,10,00,00,36,01,29,116,60,40,00,4Obligasi25,834,751,39,641,07,120,177,70,08,712,727,70,39,950,50,04,84,8 o/w Emiten Sektor Keuangan17,527,041,48,326,24,814,453,70,07,39,913,50,07,530,80,03,23,2MTN dan Promissory Notes + NCD3,910,85,91,60,81,95,910,10,10,40,81,30,62,24,90,60,10,7 o/w Emiten Sektor Keuangan3,21,91,30,10,60,12,10,00,40,71,30,11,13,20,60,10,720092010201320142012
  • 31. 31 Uang Beredar Pada Januari 2014, pertumbuhan M2 melambat menjadi 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy) di bulan sebelumnya. Kontribusi Pertumbuhan M1 Kontribusi Pertumbuhan M2 Pertumbuhan likuiditas perekonomian M1 dan M2 melambat sejalan moderasi pertumbuhan ekonomi … 0510152025Jan-11Mei-11Sep-11Jan-12Mei-12Sep-12Jan-13Mei-13Sep-13Jan-14M2M1Uang Kuasi% Kontribusi Pertumbuhan M2
  • 32. Pasar Saham dan Pasar SBN 32  Kinerja IHSG mencapai level 4.620,22 (28 Februari 2014), naik 4,6% dibandingkan Januari 2014 yang sebesar 4,418,76 (30 Januari 2013).  Yield SBN turun 37,06 bps menjadi 8,23% dibandingkan yield Januari 2014 sebesar 8,60% IHSG & Net Beli/Jual Non Residen Perubahan Bulanan Yield SBN Pasar saham dan pasar SBN menguat sejalan meningkatnya optimisme investor.... -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Net Beli/Jual (RHS) IHSG -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 30 Jan 2014 - Feb 2014 (mtm) Jan-14 Feb-14 % bps Tenor
  • 33. 33 Prospek dan Risiko Perekonomian
  • 34. 34 Perekonomian Global Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan terus meningkat…. Perbaikan ditopang oleh perkembangan positif ekonomi negara maju. Namun, kenaikan struktur ekonomi dunia yang belum solid belum dapat mendorong peningkatan harga komoditas. Proyeksi Pertumbuhan Harga Komoditas Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Global Proyeksi (%yoy)
  • 35. 35 Ekonomi 2014 lebih stabil dan seimbang Perekonomian 2014 diperkirakan kembali stabil, didukung pertumbuhan yang lebih seimbang serta defisit transaksi berjalan yang menurun ke arah yang lebih sehat…. Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Pertumbuhan Kredit 5,5-5,9% 4,5±1% 15-17% Transaksi Berjalan < 3,0% thd PDB 2014
  • 36. 36 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2014 Pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan pada kisaran 5,5-5,9% …. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula, oPengaruh pelaksanaan Pemilu lebih terbatas dibandingkan dengan dampak di periode-periode Pemilu sebelumnya oKebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah juga berpengaruh Pertumbuhan investasi, termasuk investasi non-bangunan, diperkirakan kembali naik terutama mulai semester II 2014. Ekspor riil juga lebih berada dalam tren meningkat, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya, akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan dampak temporer implementasi UU Minerba. Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang
  • 37. 37 Beberapa Risiko di 2014 Perlu Dicermati KOMPONEN RISIKO Ketidakpastian Normalisasi Kebijakan The Fed •The Fed tetap menerapkan kebijakan moneter yg akomodatif melalui forward guidance (dg indikator unemployment dan inflasi) •Risk aversion terhadap negara EM meningkat dpt mengakibatkan peningkatan yield obligasi dan suku bunga jangka panjang EM Perlambatan Ekonomi China •Sejumlah analis memperkirakan ekonomi China diprakirakan dapat lebih rendah dibandingkan dengan target 7,5%. •Tingginya risiko default dari shadow banking berpotensi mendorong pengetatan kredit lebih lanjut dan menekan ekonomi Kerentanan Negara Emerging •Ketahanan eksternal negara emerging yang masih rentan masih dapat terjadi Tekanan Inflasi •Tekanan yang bersumber dari kemungkinan kenaikan administered price strategis
  • 38. 38 Masih terdapat resiko exit yang tidak berjalan mulus …. Ekonomi AS yang membaik menyebabkan penurunan capital inflow ke negara-negara EM. Kondisi ini akan menyulitkan pembiayaan eksternal di negara-negara EM dengan CAD besar. Akibatnya, risk aversion terhadap negara EM meningkat Menurut penelitian IIF dan Oxford Economics, peningkatan risk aversion akan mengakibatkan peningkatan yield obligasi EM dan suku bunga jangka panjang EM. Tiap kenaikan 1% pada suku bunga jangka panjang akan mengurangi pertumbuhan PDB EM rata-rata 0,5%. Namun untuk Indonesia, sebagai negara yg memiliki CAD, penurunan pertumbuhan PDB diperkirakan lebih dari 0,5% Risiko : Normalisasi Kebijakan The Fed EM Risk Premium Shock- LT Gov’t Bond Yields %, GDP weighted EM aggregate Efek Peningkatan Risk Premium terhadap PDB % Perubahan thd perkiraan PDB 2015
  • 39. 39  Produk ekspor Indonesia ke China umumnya digunakan untuk konsumsi domestik (bukan re-ekspor) maka dampak rebalancing ekonomi China diperkirakan terkendali.  Indonesia lebih dipengaruhi oleh perkembangan domestic demand ketimbang external demand di ekonomi China Risiko : Perlambatan Ekonomi China (Rebalancing) Perekonomian China dalam tren melambat…. Untuk Dom. Demand China Untuk Ekspor China Australia (1.79) Indonesia (0.68) New Zealand (1.66) India (1.03) HK SAR (0.81) Jepang (1.28) Malaysian (0.90) Phililipines (2.95) Singapore (1.78) Thailand (1.37) Sumber: IMF Sta ff es timates . Eksportir Komoditas Eksportir Produk Manufaktur Angka dlm kurung menunjukkan elas ti s ita s ekspor ke China s igni fikan dg al fa 5%, daerah abu2 menunjukkan tidak adanya hubungan yg s igni fikan. IDN: 78,7% Persentase Impor China Untuk Pemenuhan Permintaan Domestik Elastisitas Ekspor Indonesia terhadap Perekonomian China
  • 40. 40 Kebijakan Bank Indonesia
  • 41. 41 Bauran Kebijakan BANK INDONESIA 2013 KEBIJAKAN RESPON ASESMEN LESSON LEARNED Suku Bunga (i) BI Rate naik 175 bps dari 5,75% menjadi 7,50%; (ii) kenaikan DF rate 175bps dari 4,0% menjadi 5,75% dan penyesuaian LF Rate dari BI Rate+100 bps menjadi BI Rate+0 bps; Pengendalian inflasi: •Inflasi kembali ke kisaran sasarannya di 2014 •Inflasi inti masih dalam tren meningkat •Penyesuaian ekspektasi inflasi berjalan lambat. Bahkan ekspektasi di tingkat produsen masih cenderung meningkat Mempercepat penyesuaian CAD •Pelemahan nilai tukar cukup efektif dalam meningkatkan competitiveness produk ekspor Indonesia, sekaligus meningkatkan biaya impor •Namun, efektivitasnya utk mengerem CAD blm signifikan, baik krn dampak perlambatan ek. global thd ekspor, kuatnya permintaan domestik, tingginya impor migas yg tertahan oleh subsidi BBM, maupun tingginya defisit neraca jasa akibat outflows income transfer Memperkuat kapasitas TMF •Kombinasi antara keb.nilai tukar, sk.bunga, & langkah pendalaman pasar valas, serta berbagai langkah kerjasama internasional utk memperkuat 2nd-line of defense, terlihat cukup efektif dlm memulihkan confidence pelaku pasar keuangan •Namun, upaya tersebut terlihat belum cukup signifikan dalam meredam pelemahan nilai tukar dlm intensitas tekanan yang tinggi •Melebarnya defisit transaksi berjalan yang telah berlangsung sejak 2012 membutuhkan kombinasi kebijakan struktural dan siklikal. Penanganan kebijakan hanya melalui pendekatan permintaan , yang tidak diikuti dengan penyelesaian masalah struktural, tidak akan efektif. •Kenaikan harga BBM bersubsidi belum cukup signifikan dalam mempengaruhi kekuatan daya serap permintaan domestik. •Tren depresiasi nilai tukar akan terus berlangsung selama CAD tetap lebar, dan dalam kondisi mikrostruktur pasar valas domestik yang relatif dangkal, tren pelemahan tersebut akan diikuti oleh intensitas tekanan yang tinggi •Ditengah kondisi pasokan valas yang terbatas, upaya penguatan akumulasi cadev dapat berpotensi mengurangi pasokan valas di pasar. Nilai Tukar Penyesuaian nilai tukar yg searah dengan dengan kondisi fundamental dan memelihara kecukupan cadangan devisa Penguatan OM, pengelolaan LLD & pendalaman pasar (i) SDBI (ii) Mini MRA (iii) Relaksasi MHP SBI (iv) JISDOR (v) FX Swap (vi) Swap Hedging (vii) TD valas (viii) relaksasi ULN perbankan (ix) relaksasi DHE Makro- prudensial (i) LTV (ii) GWM LDR (iii) GWM Sekunder (iv) supervisory action Koordinasi Kebijakan (i) TPI/TPID (ii) pengendalian impor, (iii) penguatan struktur neraca transaksi berang dan jasa (iv) penguatan buffer second line of defense cadangan devisa Pengendalian inflasi dan penguatan struktur NPI untuk menjaga confidence...
  • 42. 42 Arah Kebijakan Bank Indonesia 2014 Kebijakan BI tahun 2014 tetap difokuskan menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran…. Di bidang moneter, kebijakan tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Proses pendalaman pasar uang rupiah dan valas juga akan terus dilakukan guna meredam ketidakpastian pasar keuangan global Di bidang makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi Di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yg lebih efisien Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi kebijakan bersama Pemerintah, termasuk dalam upaya mengendalikan harga pangan